Anda di halaman 1dari 12

FISIKA STATISTIKA

“PENERAPAN STATISTIK BOSE-EINSTEIN”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Rai Sujanem, M.Si.

I Gede Arjana, S.Pd, M.Sc. RWTH

Dr. Nurfarisha, S.Si., M.Sc

OLEH:

Mawar 1813021004/ 6A

Aisyah Luthfi Wardani 1813021010/ 6 A

Hildawati Wulandari 1813021030/ 6 A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat-Nya, kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penerapan Statistik Bose-Einstein” ini dengan baik. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut andil dalam
pembuatan makalah ini. Khususnya kepada dosen dan semua orang yang telah
memberi bantuan moriil maupun materiil.
Kami menyadari keterbatasan pengetahuan, wawasan dan kemampuan
kami menyebabkan makalah ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Harapan kami,
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 24 Mei 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan....................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
2.1 Radiasi Benda Hitam ................................................................................ 6
2.2 Reduksi Fungsi Distribusi Maxwell Boltzmann Berdasarkan Distribusi
Bose-Einstein ...................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 11
3.2 Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman ternyata memiliki pengaruh yang luar biasa pada ilmu
fisika. Kini, ilmu Fisika juga semakin berkembang dengan adanya berbagai bidang ilmu
yang memanfaatkan hukum, konsep, serta teori fisika seperti misalnya pada fisika yang
memanfaatkan statistik dalam pembelajarannya, yang dikenal dengan istilah fisika
statistik. Pada materi fisika statistik terdapat tiga distribusi statistik yang dikenal, yaitu
Maxwell-Boltzmann, Bose-Einstein, dan Fermi-Dirac. Bose- Einstein dan Fermi Dirac
termasuk statistik kuantum. Munculnya statistik kuantum akibat adanya keterbatasan
statistik Maxwell-Boltzmann dalam menganalisis suatu permasalahan fisika pada kasus
tertentu, seperti distribusi gas foton. Energi foton bergantung pada frekuensi, karena itu
analisa berdasarkan statistik harus menuju fungsi distribusi energi dan distribusi
frekuensi dari gas foton. Hasil yang didapatkan dari statistik Maxwell-Boltzmann
memperkirakan penambahan jumlah foton per unit range dari frekuensi, apabila
frekuensi meningkat dan distribusinya diberikan berdasarkan hukum Planck,
menunjukkan harga maksimum kemudian menurun pada sisi lain. Selain itu, kita dapat
menjabarkan perumusan statistik Maxwell-Boltzmann dari statistik Bose-Einstein. Pada
makalah ini akan disajikan materi yang berfokus mengenai penerapan statistik Bose-
Einstein dalam radiasi benda hitam dan mereduksi fungsi distribusi Maxwell
berdasarkan distribusi Bose- einstein.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini. Adapun permasalahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana penerapan statistik Bose-Einstein dalam Radiasi benda hitam?


2) Bagaimana mereduksi fungsi distribusi Maxwell berdasarkan distribusi Bose-Einstein?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.

1) Untuk dapat mengetahui penerapan statistik Bose-Einstein pada radiasi benda hitam
2) Untuk dapat mereduksi fungsi distrbusi Maxwell berdasarkan distribusi Bose-Einstein

4
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini memberikan tambahan pengalaman bagi penulis dalam
menulis makalah. Selain itu, penulis juga memperoleh ilmu untuk memahami materi
yang dituliskan pada makalah ini.
2. Bagi Pembaca
Dapat mengetahui penerapan statistik bose-einstein pada radiasi benda hitam dan
pada reduksi distribusi maxwell menggunakan statistik bose-einstein.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Radiasi Benda Hitam
Teori tentang radiasi benda hitam menandai awal lahirnya mekanika kuantum
dan fisika modern. Benda hitam merupakan penyerap sekaligus pemancar kalor terbaik.
Bendahitam dapat dianalogikan sebagai kotak yang berisi gas foton. Jumlah foton dalam
kotak tidak selalu konstan. Ada kalanya foton diserap oleh atom-atom yang berada di
dinding kotak dan sebaliknya atom-atom di dinding kotak dapat memancarkan foton ke
dalam ruang kotak (Abdullah, 2007).
Pada penurunan fungsi distribusi Bose-Einstein telah diasumsikan bahwa jika
jumlah partikel dan energi total adalah konstan, maka gas foton memenuhi ketentuan 𝛿𝑁
= ∑ 𝛿𝑁𝑖 = 0 dan hanya kondisi 𝛿𝑈 = ∑ 𝑤𝑖𝛿𝑁𝑖 = 0. Mengambil B=1, maka fungsi
distribusigas foton seperti yang didapatkan dari persamaan fungsi ditribusi statistik Bose
Einstein, yaitu:
𝑁𝑖0 1
=
𝑛 𝐵 exp(𝛽𝑤) − 1
1
Dengan 𝛽 = 𝑘𝑇, maka persamaannya menjadi :

𝑁𝑖0 1
= 𝑤
𝑛 𝐵 exp ( 𝑖 ) − 1
𝑘𝑇
Untuk B=1 maka,
𝑁𝑖0 1
= 𝑤 (1)
𝑛 exp( 𝑖 )−1
𝑘𝑇

Energi dan momentum sebuah foton yang berfrekuensi f, yaitu :


𝑤𝑖 = ℎ𝑓 (2)
Pada persamaan (2) h merupakan konstanta Planck. Foton memiliki momentum linier
sebagai berikut :
ℎ𝑓
𝑝=
𝑐
𝑝𝑐 = ℎ𝑓 (3)
Substitusi persamaan (2) ke persamaan (3) maka :
𝑤 = 𝑝𝑐 (4)
Pada persamaan (1) substitusikan persamaan (4) , kemudian 𝑛=
2
𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑑𝑝𝑥 𝑑𝑝𝑦 𝑑𝑝𝑧 , ganti 𝑁𝑖0 dengan 𝑑 6 𝑁, maka persamaan (1) dapat dituliskan
ℎ3

sebagai berikut :

6
𝑁𝑖0 1
= 𝑤
𝑛 exp ( 𝑖 ) − 1
𝑘𝑇
1
𝑁𝑖0 = 𝑛 𝑤
exp ( 𝑖 ) − 1
𝑘𝑇

2 1
𝑑6 𝑁 = ℎ3 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑑𝑝𝑥 𝑑𝑝𝑦 𝑑𝑝𝑧 ( 𝑝𝑐 )
𝑒𝑥𝑝 ( )−1
𝑘𝑇

2 1
∭ 𝑑6𝑁 = ∭ 3 𝑝𝑐 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑑𝑝𝑥 𝑑𝑝𝑦 𝑑𝑝𝑧
ℎ exp ( ) − 1
𝑘𝑇
Dengan nilai ∭ 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧 = 𝑉 maka didapatkan,
2 1
𝑑3 𝑁 = 3
𝑉 𝑝𝑐 𝑑𝑝𝑥 𝑑𝑝𝑦 𝑑𝑝𝑧
ℎ exp ( ) − 1
𝑘𝑇
Fungsi distribusi momentum untuk daerah berbentuk bola tipis dengan jari-jari p dan tebal
dp yaitu :
2 4𝜋𝑝2
𝑑𝑁𝑝 = 𝑉 𝑝𝑐 𝑑𝑝 (5)
ℎ3 exp ( )−1
𝑘𝑇

dengan menggunakan transformasi koordinat bola, dan dari hubungan distribusi frekuensi
dari photon p = hf/c sehingga dp = h/c df, maka menjadi:

ℎ𝑓 2
(
8𝜋𝑉 𝑐) ℎ
𝑑𝑁𝑓 = 3 𝑑𝑓
ℎ ℎ𝑓 𝑐 𝑐
exp ( 𝑐 . ) − 1
𝑘𝑇
ℎ2 𝑓 2
8𝜋𝑉 𝑐2 ℎ
𝑑𝑁𝑓 = 3 𝑑𝑓
ℎ ℎ𝑓 𝑐
exp ( ) − 1
𝑘𝑇
ℎ3 𝑓 2
8𝜋𝑉 𝑐3
𝑑𝑁𝑓 = 3 𝑑𝑓
ℎ ℎ𝑓
exp ( ) − 1
𝑘𝑇
8𝜋𝑉 𝑓2
𝑑𝑁𝑓 = ℎ𝑓 𝑑𝑓 (6)
𝑐3 exp( ) −1
𝑘𝑇

Jumlah foton per satuan volume dalam ruang biasa adalah dNf /V, dan karena energi foton
yang frekuensinya f adalah hf, maka energi per satuan volume atau kerapatan energi dalam
rentangan frekuensi df adalah :

7
ℎ𝑓 ℎ𝑓 8𝜋𝑉 𝑓2
𝑑𝑁𝑓 = 𝑑𝑓
𝑉 𝑉 𝑐3 ℎ𝑓
exp ( ) − 1
𝑘𝑇

ℎ𝑓 8𝜋ℎ 𝑓3
𝑑𝑁𝑓 = 𝑑𝑓 (7)
𝑉 𝑐 3 exp(ℎ𝑓)−1
𝑘𝑇

Persamaan ini sesuai dengan formula Planck untuk kerapatan energi radiasi di dalam ruang
tertutup yang dindingnya bertemperatur T.

2.2 Reduksi Fungsi Distribusi Maxwell Boltzmann Berdasarkan Distribusi Bose-


Einstein
Apabila dimisalkan suatu sistem di mana jumlah titik fase di dalam sebuah cell yaitu
Ni jauh lebih kecil daripada jumlah kompartemen n. Jika sistem ini ada, sisi ruas kiri jauh
lebih besar dari satu dan penyebut di ruas kanan jauh lebih besar daripada satu. Ni << n, n
𝑁𝑖
merupakan jumlah kompartemen yang berakibat ≪ 1 yang berarti 𝐵 exp(𝛽𝑤𝑖 ) ≫ 1
𝑛

sehingga suku (-1) dapat diabaikan, sehingga diperoleh:

𝑁𝑖0 1
=
𝑛 𝐵 exp(𝛽𝑤𝑖 )

1
𝑁𝑖0 = 𝑛 𝐵 exp(−𝛽𝑤𝑖 ) (8)

1
Jika 𝐵 = 𝛼, maka persamaan (8) menjadi:

𝑁𝑖0 = 𝑛𝛼 exp(−𝛽𝑤𝑖 ) (9)


1
Jika 𝛽 = 𝑘𝑇 maka
𝑤
𝑁𝑖0 = 𝑛𝛼 exp (− 𝑘𝑇𝑖 ) (10)
1
Bentuk ini sama dengan bentuk fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann yaitu 𝛼 = 𝐵.

Besarnya 𝛼 dapat ditentukan dari kondisi Σ𝑁𝑖 = 𝑁, kemudian dengan menggantikan


sigma dengan integral seperti sebelumnya, sehingga besarnya n adalah:
𝐻 1
𝑛= 3
= 3 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧𝑑𝑝𝑥 𝑑𝑝𝑦 𝑑𝑝𝑧
ℎ ℎ
Karena 𝑑𝑝 = 𝑚𝑑𝑣 maka, persamaan diatas didapatkan
1
𝑛= 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧 𝑚𝑑𝑣𝑥 𝑚𝑑𝑣𝑦 𝑚𝑑𝑣𝑧
ℎ3
𝑚3
𝑛 = 3 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧

8
Dengan memasukkan pernyataan ini untuk n di dalam persamaan (10), dan mengganti 𝑁𝑖0
𝑚𝑣 2
dengan 𝑑 6 𝑁, 𝑊𝑖 diganti dengan lalu integrasi melalui harga x, y, dan z
2

𝑚3 𝑚𝑣 2
𝑑6𝑁 = 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧 𝛼 exp (− )
ℎ3 2𝑘𝑇
𝛼𝑚3 𝑚𝑣 2
𝑑6 𝑁 = ∭ 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧 exp (− ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧
ℎ3 2𝑘𝑇
Dengan nilai ∭ 𝑑𝑥𝑑𝑦𝑑𝑧 = 𝑉 sehingga diperoleh:
𝛼𝑚3 𝑉 𝑚𝑣 2
𝑑3𝑁 = exp (− 2𝑘𝑇 ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧 (11)
ℎ3

Kemudian integrasikan kembali persamaan (11) terhadap 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧 sehingga diperoleh:

3
𝛼𝑚3 𝑉 𝑚𝑣 2
𝑑 𝑁= exp (− ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧
ℎ3 2𝑘𝑇
+∞ +∞ +∞
3
𝛼𝑚3 𝑉 𝑚𝑣𝑥2 𝑚𝑣𝑦2 𝑚𝑣𝑧2
∭𝑑 𝑁 = ∫ exp (− ) 𝑑𝑣𝑥 ∫ exp (− ) 𝑑𝑣𝑦 ∫ exp (− ) 𝑑𝑣𝑧
ℎ3 2𝑘𝑇 2𝑘𝑇 2𝑘𝑇
−∞ −∞ −∞

𝛼𝑚3 𝑉 1 2𝑘𝑇 1 2𝑘𝑇 1 2𝑘𝑇


𝑁= 3
(2 × √𝜋√ ) (2 × √𝜋√ ) (2 × √𝜋√ )
ℎ 2 𝑚 2 𝑚 2 𝑚

3
𝛼𝑚 3
𝑉 8 3 2𝑘𝑇 2
𝑁= ( 𝜋2 ( ))
ℎ3 8 𝑚
𝛼𝑉 3 3

3
𝑁= 𝑚 (2𝜋𝑘𝑇) 2𝑚 2
ℎ3
3
𝛼𝑉
𝑁= 3
(2𝜋𝑚𝑘𝑇)2 (12)

Persamaan (12) dapat dituliskan menjadi:


3
𝑁ℎ3
𝛼= (2𝜋𝑚𝑘𝑇)−2 (13)
𝑉

Masukkan kembali persamaan (13) ke dalam persamaan (11), maka akan diperoleh:
𝛼𝑚3 𝑉 −𝑚𝑣 2
𝑑3𝑁 = exp ( ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧
ℎ3 2𝑘𝑇
𝑁ℎ3 3 𝑚3 𝑉 −𝑚𝑣 2
𝑑3𝑁 = ( (2𝜋𝑚𝑘𝑇)−2 ) 3 exp ( ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧
𝑉 ℎ 2𝑘𝑇
3 3 −𝑚𝑣 2
𝑑3 𝑁 = 𝑁(2𝜋𝑘𝑇)−2 𝑚−2 𝑚3 exp ( ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧
2𝑘𝑇

3 −
3

3
3
−𝑚𝑣 2
𝑑 𝑁 = 𝑁(2𝜋𝑘𝑇) 2 𝑚 2 𝑚 exp ( ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧
2𝑘𝑇

9
3 −
3 3 −𝑚𝑣 2
𝑑 𝑁 = 𝑁(2𝜋𝑘𝑇) 2 𝑚2 exp ( ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧
2𝑘𝑇
3
3 𝑚 2 𝑚𝑣 2
𝑑 𝑁 = 𝑁 (2𝑘𝑇) exp (− 2𝑘𝑇 ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧 (14)

Persamaan tersebut merupakan fungsi distribusi kecepatan Maxwell Boltzmann

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai penerapan statistik Bose-Einstein, maka
dapat disimpulkan:

hf 8h f3
1. dN f  3 df , Persamaan ini sesuai dengan formula Planck
V c exp(hf / kT )  1
untuk kerapatan energi radiasi di dalam ruang tertutup yang dindingnya
bertemperatur T.
3
 m  2   mv 2 
2. d N  N   exp dvx dv y dvz Persamaan tersebut merupakan fungsi
3

 2kT   2kT 
distribusi kecepatan Maxwell-Boltzmann.
3.2 Saran
Adapun saran yang hendak kami sampaikan adalah diharapkan lebih memperdalam lagi
ilmu mengenai materi yang dijelaskan pada makalah ini secara mendalam dengan
menggunakan referensi-referensi lainya yang relevan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, M., & Finn, E. J. 1979. University Physics Vol.III, Quantum and Statistical
Physics.

Tokyo: Addison-Wesley.

Pudasya, M. 2012. “Statistik Bose-Einstein”. Tersedia pada https://www.slideshare.net/


Mukhsinah/statistik-boseeinstein. Diakses 19 Mei 2019.

Sujanem, R. 2004. Fisika Statistik Buku Ajar Bagian 2. Singaraja: Jurusan Pendidikan
Fisika FMIPA-Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

12

Anda mungkin juga menyukai