Anda di halaman 1dari 20

A.

Pengertian Pembelajaran Inkuiri


Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan
sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya
merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki
keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran,
pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara
terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan
yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) didasari oleh keingintahuan itu.
Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri
dikembangkan. Inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti
pertanyaan atau penyelidikan (Nurtafitasari, 2014). Model pembelajaran ini
dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Suchman meyakini
bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala
sesuatu. Dari rasa ingin tahu siswa tersebut memacu otaknya untuk berpikir lebih dan
mengerahkan kemampuannya dan meneliti apa yang mereka ingin ketahui. Sehingga
dikembangkanlah bentuk medel pembelajaran inquiry ini. Inkuiri (inquiry) artinya
penyelidikan, pertanyaan, pemeriksaan, dan pencarian keterangan terhadap suatu
objek (Trianto dalam Sadia, 2014).
Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Inkuiri dapat diartikan sebagai suatu proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Inkuiri
berarti suatu proses untuk memperoleh informasi ilmiah dengan jalan melakukan
observasi dan/atau eksperimen untuk mencari jawaban pertanyaan atau memecahkan
masalah yang telah dirumuskan dengan menggunakan kemampuan berfikir logis,
analitis, dan kritis (Sadia, 2014). Jadi inkuiri dapat diartikan sebagai suatu proses
menemukan informasi baru dengan jalan melakukan eksperimen untuk mendapatkan

1
jawaban dari sebuah permasalahan. Serta sebagaimana disebutkan tadi pengertian
inkuiri lebih mengarah ke proses ilmiah yang dilakukan siswa.
Model pembelajaran discovery (inquiry) berlandaskan atas filosofi bahwa
siswa akan termotivasi untuk belajar jika mereka terlibat secara langsung dalam
proses pembelajaran. Discovery akan terjadi jika siswa terlibat dalam menggunakan
proses mentalnya untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip ilmiah.
Sebagai tambahan pada proses-proses discovery, inquiry mengandung proses mental
yang lebih tinggi tingkatannya. Model pembelajaran inkuiri melibatkan siswa secara
mental dan fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan demikian
maka siswa akan terbiasa bersikap seperti seorang ilmuan yaitu:
 Teliti,
 Tekun dan ulet,
 Jujur dan objektif,
 Kritis dan kreatif,
 Menghargai pendapat orang lain atau demokatis.
Sehingga berdasarkan pernyataan tersebut model pembelajaran inkuiri
bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik untuk melakukan penelitian,
menjelaskan fenomena, menemukan inti dan makna dari suatu permasalahan, dan
memecahkan permasalahan melalui prosedur ilmiah yang dilakukannya secara
mandiri. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah menolong peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi dengan jalan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi, mendapatkan jawaban berdasarkan rasa
ingin tahu, serta dapat mnyimpulkan serta memberi makna terhadap temuan-
temuannya. Secara tidak langsung model pembelajaran inkuiri mampu melatih
kinerja berpikir siswa dalam menghadapi masalah yang ditemukan baik berkelomok
maupun masalah individunya.

B. Teori yang Melandasi Inkuiri Learning


Adapun teori-teori belajar yang mendasari proses pembelajaran dengan model
inkuiri antara lain:

2
1. Teori belajar kontruktivisme
Menurut pandangan teori ini siswa mengkontruksi pengetahuan
mereka sendiri melalui interaksi dengan objek, fenomena, data-data, fakta-
fakta, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan yang dikontruksi
dianggap benar, bila pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk
memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi. Kontruktivisme
juga beranggapan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari
sesorang kepada orang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-
masing individu. Artinya, pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi,
melainkan proses yang berkembang terus menerus.
2. Teori belajar Ausubel
Belajar menurut Ausubel ada dua jenis, yaitu 1) belajar bermakna
(meaningful learning), dan 2) belajar menghafal (rate learning). Belajar
bermakna merupakan suatu proses dimana setiap informasi atau pengetahuan
baru dihubungkan dengan struktur pengertian atau pemahaman yang sudah
dimilikinya oleh siswa sebelumnya. Belajar bermakna terjadi bila siswa
mampu menghubungkan setiap informasi baru kedalam struktur pengetahuan
mereka. Hal ini terjadi melalui pemahaman siswa terhadap sebuah konsep,
mampu mengubah konsep melalui proses asimilasi dan akomodasi konsep.
Sehingga menyebabkan peningkatan kemampuan untuk memecahkan
masalah. Untuk itu dapat dikatakan teori belajar bermakna dari Ausubel sesuai
dengan model pembelajaran inkuiri. Karena siswa mengidentifikasi masalah
dan menyelesaikan materi secara mandiri tanpa dibimbing oleh guru.
3. Teori belajar penemuan dari Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh
ialah model dari Jerome Bruner (1996) yang dikenal dengan nama belajar
penemuan. Bruner menganggap, bahwa “belajar penemuan sesuai dengan
pencarian secara aktif oleh manusia”. Menurut Bruner, siswa disarankan
berusaha sendiri untuk memecahkan masalah yang berinteraksi dengan
lingkungan, agar mereka memperoleh pengalaman, melakukan eksperimen

3
dan menemukan konsep itu sendiri. Catatan dalam bukunya “The act
Discovery” (1961), Bruner mengemukakan beberapa kebaikan dari belajar
penemuan yaitu:
 Meningkatkan potensi intelektual
 Mengalihkan ketergantungan dari hadiah eksentrik ke hadiah intrinsik
 Menguasai heuristika penemuan
 Meningkatkan daya ingat

Berdasarkan pendapat yang diungkapkan Bruner, model inkuiri


mempunyai kesesuaian dengan teori belajar penemuan. Karena siswa
diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pada lembar kerja sesuai
dengan pengetahuan dan kemampuan sendiri. Setelah itu siswa berdiskusi dan
dapat menarik kesimpulan sendiri mengenai materi yang diberikan.

4. Teori Piaget
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan intelektual suatu
organisme didasarkan pada dua fungsi, yaitu fungsi organisasi dan adaptasi.
Fungsi organisasi memberikan organisme kemampuan untuk
mensistematikkan atau mengorganisasikan proses-proses fisik atau proses-
proses psikologi menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan
(struktur kognitif). Di samping itu, semua organisme lahir dengan
kecenderungan untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
lingkungannya. Adaptasi tersebut dilakukan melalui dua proses, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penggunaan struktur
kognitif yang telah ada, dan akomodasi adalah proses perubahan struktur
koginitif. Dalam proses asimilasi, orang menggunakan struktur atau
kemampuan yang sudah ada untuk menanggapi masalah yang dihadapi dalam
lingkungannya. Dalam proses akomodasi, orang melakukan modifikasi
struktur kognitif yang sudah ada untuk menanggapi respon terhadap masalah
yang dihadapi dalam lingkungannya. Adaptasi merupakan suatu
keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Jika dalam proses asimilasi,

4
seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi pada lingkungannya maka akan
terjadi ketidakseimbangan, yaitu ketidaksesuaian atau ketidakcocokan antara
pemahaman saat ini dengan pengalaman baru. Pertumbuhan intelektual
merupakan proses terus-menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan
keseimbangan (disequilibrium – equilibrium). Tetapi bila terjadi
keseimbangan kembali, maka individu itu berada pada tingkat intelektual
yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Teori Piaget tersebut yang mendasari
teori konstruktivistik. Menurut teori konstruktivistik, perkembangan
intelektual adalah suatu proses dimana anak secara aktif membangun
pemahamannya dari hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.
Anak secara aktif membangun pengetahuannya dengan terus menerus
melakukan akomodasi dan asimilasi terhadap informasi-informasi yang
diterima. Implikasi dari teori piaget dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:

 Memusatkan perhatian pada proses berpikir anak, bukan sekadar


hasilnya.
 Menekankan pada pentingnya peran siswa dalam berinisiatif sendiri
dan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran di kelas, pengetahuan diberikan tanpa adanya tekanan,
melainkan anak didorong menemukan sendiri melalui preses interaksi
dengan lingkungannya.
 Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan sehingga guru harus melakukan upaya khusus untuk
mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu-individu atau
kelompok-kelompok kecil.

Berdasarkan teori Piaget, pembelajaran inkuiri cocok bila diterapkan


dalam kegiatan pembelajaran karena inkuiri menyandarkan pada dua sisi yang
sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar

5
diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan dan penguasaan materi pelajaran
baru. Selain itu, yang dinilai dalam pembelajaran inkuiri adalah proses
menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang berkesinambungan
secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki siswa.

5. Teori Gestalt
Teori Gestalt menekankan kepada proses-proses intelektual yang
kompleks seperti bahasa, pikiran, pemahaman, dan pemecahan masalah
sebagai aspek utama dalam proses belajar. Menurut teori Gestalt, belajar
adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap
hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Belajar terjadi
karena kemampuan menangkap makna dan keterhubungan antara komponen
yang ada di lingkungannya. Prinsip penerapan teori ini adalah:
 Pembelajaran bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti
berangkat dari suatu masalah. Melalui masalah tersebut siswa dapat
mempelajari fakta.
 Membelajarkan anak bukanlah hanya mengembangkan intelektual
saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak seutuhnya.
 Kegiatan belajar akan terjadi manakala dihadapkan pada suatu
persoalan yang harus dipecahkan. Belajar bukanlah menghafal fakta.
Melalui persoalan yang dihadapi, siswa akan mendapat insight yang
sangat berguna untuk menghadapi setiap masalah.
 Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna
kehidupan setiap perilaku individu. Belajar adalah melakukan
reorganisasi pengalaman-pengalaman masa lalu yang secara terus
menerus disempurnakan. Dengan demikian, proses membelajarkan
adalah proses memberikan pengalaman-pengalaman yang bermakna
untuk kehidupan anak.

6
Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan
pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang
kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sehingga siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dengan demikian, menurut teori
Gestalt, pembelajaran inkuiri sangat sesuai bila diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran.

C. Langkah – Langkah (Sintaks) Model Pembelajaran Inkuiri


Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran melalui model
pembelajaran inkuiri, maka diperlukan langkah – langkah pembelajaran yang runtun
dan sistematis (Sadia, 2014). Langkah – langkah model pembelajaran inkuiri
meliputi:
a. Merumuskan masalah
Pada langkah ini guru membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir. Guru menyajikan suatu masalah atau suatu teka-
teki yang menantang siswa untuk berfikir dan mencari pemecahannya secara
tepat. Proses mencari jawaban atau pemecahan masalah inilah yang merupakan
bagian penting dalam proses inkuiri. Oleh karena itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan masalah adalah:
a. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki
motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan
masalah yang hendak dikaji.
b. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki dan
jawabannya pasti.
c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji

7
lebih jauh melalui melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu
bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang
ada dalam rumusan masalah.
b. Mengajukan hipotesis
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah
dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir tersebut dimulai dari
kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis)
dari suatu permasalahan. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah yang akan dicari jawabannya. Hipotesis diuji kebenarannya melalui
kegiatan eksperimen. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan gagasannya atau idenya berkaitan dengan permasalahan atau
pertanyaan-pertanyaan yang disajikan guru.
c. Merancang dan melakukan eksperimen
Rancangan percobaan memuat tentang alat dan bahan, rangkaian
peralatan, prosedur percobaan, dan mekanisme pengukuran. Kegiatan
perancangan percobaan akan melatih dan melibatkan keterampilan berfikir siswa
seperti berfikir proporsional, berfikir kombinatorial, berfikir korelasional,
berfikir reflektif, berfikir kritis, dan berfikir kreatif. Kegiatan eksperimen
dilakukan dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan pada rancangan
percobaan.
d. Mengumpulkan dan mengolah data
Siswa mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam pengujian hipotesis.
Dalam proses inkuiri, tahap pengumpulan data merupakan proses mental yang
penting dalam pengembangan intelektual. Dalam proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Peran guru lebih terfokus pada pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong dan mengarahkan siswa untuk berfikir mencari informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis.
e. Interpretasi hasil analisis data dan pembahasan

8
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dilakukan interpretasi,
pemaknaan dan pembahasan terhadap hasil analisis data.Siswa memberikan
interpretasi terhadap hasil analisis data, dan jika siswa mengalami kesulitan
dalam memberi interpretasi maka guru perlu memberi bimbingan. Hasil
interpretasi dan pemaknaan terhadap temuan hasil percobaan akan merupakan
pengetahuan baru bagi siswa.
f. Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh melalui kegiatan eksperimen dalam pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran inkuiri, karena
kesimpulan tersebut merupakan konsep atau prinsip ilmiah yang menjadi target
pembelajaran.Kegiatan investigasi yang dilakukan siswa merupakan bagian
utama dari model pembelajaran inkuiri. Kadang banyaknya jawaban yang
diperoleh menyebabkan kesimpulan yang diputuskan tidak fokus terhadap
masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang
akurat guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

D. Jenis – Jenis Model Pembelajaran Inkuiri


Terdapat 7 macam model pembelajaran inkuiri (Sund & Trowbridge dalam
Sadia, 2014) yaitu:
1. Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)
Dalam model inkuiri terbimbing peran guru cukup dominan, guru
membimbing siswa untuk melakukan kegiatan inkuiri dengan jalan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan awal dan mengarahkan siswa pada suatu diskusi. Ada
beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing yaitu :
 Konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah harus ditemukan oleh siswa
melalui kegiatan pembelajaran,
 Masalah pada setiap kegiatan inkuiri dapat dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan atau pernyataan,

9
 Inkuiri harus dilakukan melalui kegiatan percobaan penyeledikan atau
eksperimen,
 Proses berfikir ilmiah, kritis, dan kreatif yang merupakan perwujudan dari
operasi mental diharapkan terjadi selama proses inkuiri,
 Guru harus menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses
inkuiri,
 Sebelum siswa melakukan kegiatan inkuiri, guru perlu mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan pengarahan agar proses inkuiri dapat berlangsung
lebih efektif. Contohnya ketika kita melakukan praktikum di laboratorium,
dosen akan memberikan suatu permasalahan seperti suatu percobaan.
Dalam menyelesaikan masalah tersebut, dosen juga juga memeberikan
arahan mengenai langkah-langkah atau tahap-tahap dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
2. Inkuiri bebas (free inquiry)
Model pembelajaran inkuiri bebas merupakan model pembelajaran di
mana peserta didik melakukan penelitian secara mandiri bagaikan seorang
ilmuan. Dalam keseluruhan rangkaian proses inkuiri peserta didik tidak dibimbing
guru, atau jika ada bimbingan guru kadarnya kecil. Proses inkuirinya terarah pada
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang guru. Keuntungan belajar
melalui model pembelajaran inkuiri bebas, antara lain:
 Adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open-ended dan
mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena cara
pemecahannya akan sangat bergantung pada bagaimana cara mereka
mengkontruksi jawabannya,
 Ada kemungkinan peserta didik menemukan cara dan solusi baru yang
belum pernah ditemukan orang lain dari masalah yang diselidikinya,
 Peserta didik memperoleh kesempatan yang lebih banyak untuk
mengembangkan keterampilan berfikir kreatifnya,
 Peserta didik memperoleh kesempatan untuk menjadi lebih mandiri dan
konsep-dirinya menjadi lebih positif.

10
Model pembelajaran inkuiri bebas memiliki beberapa kelemahan antara
lain:
 Waktu yang diperlukan dalam proses inkuiri menjadi lebih lama,
 Karena peserta didik diberi kesempatan untuk memilih sendiri
permasalahan dan merumuskan permasalahannya, ada kemungkinan
bahwa masalah yang diselidiki berada di luar konteks kurikulum,
 Ada kemungkinan bahwa masing – masing kelompok atau individu siswa
memilih topik yang berbeda, sehingga guru memerlukan waktu yanebih
lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh. Contohnya : ketika
mahasiswa di tuntut untuk membuat suatu alat yang dirancang sendiri dan
tanpa bantuan orang lain pada mata kuliah laboratorium fisika 5.

3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)


Model inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan kombinasi antara
inkuiri bebas dan inkuiri terbimbing. Dalam model inkuiri bebas yang
dimodifikasi, permasalahan yang diselidiki siswa berpedoman pada materi
kurikulum, dan masalahnya diberikan oleh guru. Contohnya : ketika kita
diberikan tugas baik itu dosen maupun guru kita, maka kita akan berusaha
menyelesaikan soal tersebut sendiri tanpa bantuan atau tuntunan dari guru atau
dosen itu sendiri.
4. Model pembelajaran inkuiri invitasi (invitation to inquiry)
Dalam model inkuiri invitasi, siswa dilibatkan dalam proses pemecahan
masalah dengan cara-cara seperti yang dilakukan oleh para ilmuan. Permasalahan
yang diberikan itu direncanakan secara khusus dan akurat, agar menantang siswa
untuk melakukan penyelidikan dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh para
ilmuan.
5. Model Pictorial Riddle
Model pictorial riddle merupakan model pembelajaran inkuiri yang dapat
menumbuh kembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok

11
melalui peragaan gambar atau situasi yang sesungguhnya untuk meningkatkan
keterampilan berfikir kritis dan berfikir kreatif siswa.
6. Synectics Lesson
Model synectics lesson merupakan model inkuiri yang memusatkan
keterlibatan siswa dalam membuat berbagai macam kiasan untuk menantang dan
mengunggah potensi intelektualnya dan mengembangkan kemampuan kreatifnya.
Pemecahan masalah berlangsung dalam tahapan-tahapan proses inkuiri.
7. Model Klarifikasi Nilai (Value Clarification)
Model klarifikasi nilai merupakan model pembelajaran inkuiri yang
memfokuskan siswa pada tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses
pembelajaran.

E. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Inkuiri


Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang
memberi tekanan pada pengembangan intelektual peserta didik melaui kegiatan-
kegiatan inkuiri seperti merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang
dan melakukan percobaan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik
kesimpulan. Oleh karena itu maka untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri
ini harus memperhatikan sejumlah prinsip agar tujuan dari pembelajaran tersebut
menjadi optimal yaitu:
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Dalam pembelajaran Sains, terdapat dua kompetensi utama yang
menjadi target dalam pembelajaran yaitu penguasaan konsep dan kerja ilmiah,
dimana kedua kompetensi utama ini merupakan tujuan dari pembelajaran
inkuiri. Selain dua kompetensi utama itu, terdapat pula tujuan lain dari
pemebelajaran inkuiri yaitu mengembangkan kemampuan dan keterampilan
berpikir peserta didik, khususnya berpikir tingkat tinggi karena dengan ini
kompetensi penguasaan konsep dan kompetensi kerja ilmiah akan dapat
dicapai secara lebih optimal (Wina Sanjaya dan Suyanti dalam Sadia, 2014).
Oleh karena itu keberhasilan dari model pembelajaran inkuiri ini ditentukan

12
oleh sejauh mana peserta didik beraktivitas baik secara fisik maupun mental
serta mampu menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. Dengan
model inkuiri ini, para siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam melihat
fenomena-fenomena yang berada disekitarnya. Selain hasil dari belajar, proses
beajar juga sangat ditekankan dalam model ini, karena siswa harus
mengembangkan kemampuan intelektual serta siswa harus mampu dalam
mengambil keputusan dalam suatu permasalahan. Dalam pembelajaran fisika
contohnya, seorang siswa diminta untuk mengamati fenomena buah apel yang
jatuh menuju ke pusat bumi. Dengan memiliki pemikiran kritis seorang siswa
dapat mengetahui bahwa yang menyebabkan buah apel tersebut jatuh menuju
pusat bumi karena adanya gravitasi bumi.
2. Prinsip interaksi
Pada dasarnya, proses pembelajaran adalah proses interaksi, baik
interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, maupun interaksi
siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
interaksi itu sendiri. Pembelajaran sebagai proses interaksi menempatkan guru
sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran, dan bukan sebagai sumber
otoritas pengetahuan (Sadia, 2014). Maksudnya guru bukanlah seseorang
yang mahatahu dan murid bukanlah yang belum tahu dan karena itu harus
diberitahu. Dalam proses belajar siswa aktif mencari tahu dengan membentuk
pengetahuannya, sedangkan guru membantu agar pencarian itu berjalan
dengan baik. Guru berperan dalam memberikan masalah dan membimbing
kegiatan pemecahan masalah (Amri dan Ahmadi, dalam Prasetyo, 2015).
Agar terjadi proses pembelajaran inkuiri secara efektif, maka peserta didik
harus diberikan kesempatan yang seluas mungkin untuk berinteraksi dengan
objek yang akan dia pelajari. Dengan kegiatan ini anak akan mengalami
pengembangan struktur kognitif secara kontinu sepanjang anak melakukan
interaksi dengan objek maupun lingkungannya. Dalam pembelajaran fisika
contohnya dalam melakukan praktikum siswa akan berdiskusi baik dengan

13
temannya maupun dengan gurunya bagaimana langkah-langkah dari
praktikum tersebut misalnya untuk membuktikan hukum Archimedes.
3. Prinsip bertanya
Bertanya merupakan strategi utama guru dalam penerapan model
pembelajaran inkuiri. Kemampuan dari siswa dalam menjawab pertanyaan
merupakan sebuah proses dalam berpikir. Dengan bertanya maka guru juga
mengembangkan sikap kritis siswa dengan selalu mempertanyakan segala
fenomena yang ada .Oleh karena itu peran yang harus dilakukan guru dalam
pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya. Dalam pembelajaran inkuiri,
teknik bertanya yang sangat diperlukan adalah pertanyaan menggali,
pertanyaan menuntun, pertanyaan pengarahan, dan pertanyaan terbuka (Sadia,
2014). Dalam proses tanya-jawab yang dilakukan oleh siswa, tentu akan
memberikan suatu dampak dimana siswa akan berusaha memahami dan
berusaha berfikir kritis dalam menanggapi setiap pertanyaan. Siswa yang aktif
bertanya juga dapat diindikasikan sebagai siswa yang memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi sehingga siswa juga akan terdorong dalam
memahami setiap fenomena yang ada. Dalam pembelajaran fisika contohnya
saat melakukan presentasi mata kuliah English of physic, pada saat diskusi
Hilda selalu bertanya kepada pemateri tentang materi yang disampaikan.
Misalnya saja pemateri mempresetasikan tentang konveksi mungkin Hilda
akan menanyakan tentang mengapa konveksi tidak bisa terjadi pada zat padat.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar
adalah proses berpikir (learning how you think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak. Belajar adalah proses berpikir untuk
mengembangkan seluruh potensi otak (Sadia, 2014). Belajar adalah proses
berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak secara optimal.
Oleh karena itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengalaman berhipotesis, memprediksi, memanipulasi objek, berimajinasi dan
melakukan penemuan dalam upaya untuk mengembangkan kemampuan

14
berpikirnya merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru. Dalam
pembelajaran fisika contohnya dalan melakukan praktikum hukum
Archimedes siswa diberikan dua benda dengan jenis yang berbeda, kemudian
keadaan benda dalam air berbeda dibandingkan keadaan benda di udara, dari
sini siswa dituntut untuk berpikir mengapa kedua benda tersebut di dalam air
dan di udara memiliki keadaan yang berbeda.
5. Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya
secara terbuka. Model pembelajaran inkuiri memberi kebebasan kepada
peserta didik untuk melakukan percobaan sesuai dengan perkembangan logika
dan nalarnya (Sadia, 2014). Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam
pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan
ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan
keputusan,dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pebelajar
sepanjang hayat. Tugas guru dalam pembelajaran inkuiri adalah menyediakan
berbagai kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan hipotesis
dan secara terbuka membuktikan hipotesis yang diajukannya (Sadia, 2014).
Jadi dalam pemebelajaran ini menumbuhkan sikap keterbukaan dan
mengembangkan kejujuran. Dalam pembelajaran fisika contohnya dalam
melakukan praktikum siswa diminta untuk membuktikan percepatan gravitasi
bumi terdapat dua konsep yang berbeda yaitu dengan bandul dan gerak jatuh
bebas siswa diberikan kebebasan untuk mengguakan konsep yang mana.
6. Prinsip penggunaan fakta dalam pengujian hipotesis
Dalam setiap pengujian hipotesis diperlukan data dan fakta yang valid
dan reliabel. Data dan fakta harus ditemukan oleh peserta didik dalam upaya
pengujian hipotesis (Sadia, 2014). Dalam model pembelajaran inkuiri guru
berperan sebagai (Simatupang, 2015): (1) motivator artinya guru mendorong
siswa agar dapat berpikir kritis melalui penyajian masalah, (2) fasilitator

15
artinya guru membentu siswa ketika mengalami kesulitan, (3) pengarah,
artinya guru memimpin siswa agar mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Menurut Gulo (dalam Sadia, 2014) menyatakan tedapat empat
peran guru yaitu, sebagai motivator, fasilitator, penanya, dan administrator.
Sebagai penanya, untuk menyadarkan peserta didik dari kekeliruan yang
diperbuatnya dan memberi keyakinan pada diri peserta didik bahwa mereka
mampu menemukan data dan fakta yang dibutuhkan dalam pengujian
hipotesis. Sedangkan sebagai administrator yaitu orang yang bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan dalam kelas. Dalam pembelajaran fisika
contohnya siswa dituntut mengukur benda di air dan di udara, faktanya bahwa
berat benda di air akan lebih kecil dari berat beban yang terdapat di udara
karena berat benda di air dipengaruhi oleh gaya ke atas
.
F. Keuntungan Pembelajaran Inkuiri
Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diambil dari penerapan
model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran Sains seperti yang
dikemukakan oleh Sund (dalam Sadia, 2014) yaitu:
1. Proses pembelajaran menjadi berpusat pada siswa (student centered)
Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, siswa hendaknya diberi
kesempatan yang lebih banyak untuk terlibat secara fisik dan mental dalam
kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran harus dirancang agar berpusat
pada siswa (student centered) dan bukan berpusat pada guru (teacher
centered). Intensitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dapat
ditingkatkan dengan jalan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Melalui
model pembelajaran inkuiri para siswa akan terlibat secara aktif baik fisik
maupun mental dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran.
2. Membangun konsep-diri (self-concept)
Proses pembelajaran melalui kegiatan inkuiri dapat membangun dan
mengembangkan konsep diri siswa. Membentuk dan mengembangkan konsep

16
diri siswa adalah merupakan salah satu tugas pendidik. Tugas tersebut dapat
dilakukan dengan jalan “melibatkan diri siswa” dalam proses – proses inkuiri.
Melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses – proses inkuiri, maka
seluruh potensi siswa akan termanifestasi, yang pada akhirnya siswa akan
memperoleh pemahaman tentang dirinya sendiri. Siswa akan memiliki
pemahaman dan dapat memaknai keunggulan dan kelemahan dirinya.
3. Tingkat pengharapan (expectancy) bertambah
Bagian dari konsep diri adalah tingkat harapan, yakni siswa memiliki
ide tertentu tentang bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan
caranya sendiri. Melalui berbagai kegiatan inkuiri siswa memperoleh
pengalaman– pengalaman sukses dalam menggunakan bakat–bakatnya untuk
menyelidiki atau memecahkan masalah – masalah dengan caranya sendiri,
tanpa bantuan orang lain. Dalam pembelajaran fisika, misalnya mahasiswa
pada mata kuliah Lab 5 dalam membuat alat yang mengguakan konsep-
konsep fisika, maka mahasiswa dituntut untuk menemukan konsep-konsep
fisika yang akan digunakan itu sendiri dan merancang alat tersebut sendiri
tanpa bantuan orang lain sehingga akan menghasilkan sebuah alat yang baru.
4. Model pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan bakat dan
kecakapan individu
Melalui model pembelajaran inkuiri, siswa memperoleh kesempatan
yang lebih banyak untuk terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga
semakin besar kemungkinannya untuk mengembangkan bakat dan
kemampuan intelektual secara individu. Bila siswa bekerja sama dalam
memecahkan suatu masalah melalui penyelidikan, maka mereka akan terlibat
secara aktif dalam mengembangkan bakat seperti: merencanakan percobaan,
mengorganisasi, berkomunikasi, bakat kreatif, dan bakat akademik.Dalam
pembelajaran fisika misalnya seorang mahasiswa yang membuat PKM-T,
dimana dalam yang dibuat, maka mahasiswa dapat bakatnya baik secara
akademik maupun kreatifitasnya.

17
Gambar 1. Jalur Pembentukan Manusia Seutuhnya

5. Model pembelajaran inkuiri meghindarkan siswa dari cara belajar


menghafal
Melalui model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran, siswa akan
memperoleh kesempatan untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Proses belajar yang sejati akan terjadi jika siswa bereaksi terhadap informasi
secara mental, mengasimilasi dan mengakomodasi segala sesuatu yang
dijumpainya di lingkungan sekitarnya. Dalam pembelajaran fisika misalnya
dalam pembelajaran Fisdas 4 mahasiswa dituntut untuk memahami bagaimana
cara mendapatkan suatu persamaan misalnya persamaan gelombang,
mahasiswa tidak hanya langsung menghafal rumus yang sudah ada tersebut
tapi mengetahui konsep dari mana rumus tersebut didapat.

G. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri


1. Keunggulan
a. Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara seimbang.
b. Siswa menjadi aktif dalam mencari dan mengolah sendiri informasi.

18
c. Siswa mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide secara lebih baik.
d. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
e. Siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
f. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dalam transfer konsep
yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru
g. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
h. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep sendiri (self-concept)
pada diri siswa sehingga secara psikologis siswa lebih terbuka terhadap
pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu mengambil dan
mengeksploitasi kesempatan-kesempatan yang ada.
i. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber
belajar.
2. Kelemahan
a. Jika guru tidak dapat merumuskan teka-teki atau pertanyaan kapada siswa
dengan baik, untuk memecahkan permasalah secara sistematis, maka akan
membuat murid lebih bingung dan tidak terarah
b. Kadang kala guru mengalami kesulitan dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
belajar.
c. Dalam implementasinya memerlukan waktu panjang sehingga guru sering
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
d. Pada sistem klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak;
penggunaan pendekatan ini sukar untuk dikembangkan dengan baik.
e. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi, maka pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh
guru.

19
Adapun solusi dari kelemahan yang dimiliki model pembelajaran inkuiri :
1. Guru harus mampu mengarahkan dan membimbing siswanya agar
mampu memecahkan masalah dengan cara merumuskan pertanyaan
dengan baik.
2. Guru juga harus mampu mengenali kebiasaan siswa dengan baik agar
dalam perencanaan pembelajara bisa baik.
3. Guru harus pandai mengefisienkan waktu agar tujuan dalam model
pembelajaran inquiri bisa terwujud dalam waktu yang telah ditentukan
pihak sekolah.

H. Penerapan Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan


1. Perencanaan yang dilakukan oleh guru untuk mempersiapkan pembelajaran
dengan menggunakan model inkuiri yaitu penyusunan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya terdapat tujuan
pembelajaran, model, materi, media, sumber, dan alat penilaian sebagai
bahan evaluasi, serta pemilihan media yang dapat menggali keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran.

I. Penerapan Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Fisika


1. Model pembelajaran inkuiri digunakan dalam proses praktikum dalam
menemukan suatu fakta dari sebuah hipotesis yang telah di ajukan siswa
dalam sebuah materi dan sebuah permasalahan. Sehingga siswa akan
mengetahui bagaimana proses penemuan suatu fakta secara ilmiah. Misalnya
dalam percobaan bandul, di dalam percobaan bandul itu maka siswa akan
mengetahui yang mempengaruhi bandul itu adalah panjang talinya, bukanlah
massanya.

20

Anda mungkin juga menyukai