Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM VIRTUAL

LABORATORIUM FISIKA 4

(Menentukan Jarak antara Bidang-bidang Kristal Bragg Melalui Percobaan


Difraksi Bragg Menggunakan Bragg’s Law Simulator)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rai Sujanem, M.Si

Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, S.Pd.,M.Pd.

OLEH :
I Gede Yudi Pratama (1813021009)
Aisyah Luthfi Wardani (1813021010)
(V A)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAGUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
A. Judul Praktikum
“Menentukan jarak antara bidang-bidang kristal bragg”
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk menentukan jarak antara bidang-bidang krital bragg
C. Dasar Teori
Pada tahun 1895 Wilhelm Roentgen menemukan sinar-x yang menyediakan suatu
alat yang sangat ampuh untuk menentukan struktur kristal. Kemudian, Max von Laue
mengajukan suatu teori bahwa kristal mungkin saja berfungsi sebagai kisi tiga-dimensi
untuk difraksi radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sesuai dengan
jarak antara bidang-bidang atom. Baru kemudian pada tahun 1912 Friedrich dan Knipping
membuktikannya dengan eksperiman bahwa pernyataan Max von Laue benar terkait
difraksi sinar-x. Kemudian pada tahun 1913, W. H. Bragg dan W. L. Bragg yang
merupakan seorang ayah dan puteranya juga mendemonstrasikan difraksi sinar-x.
Metode yang dikembangkan oleh Braggs adalah dasar dari semua teori terkait
kristalografi sinar-x. Mereka menggunakan kristal tunggal dan sinar monokromatik,
kemudian memutar kristal hingga refleksi terdeteksi. Pendeketan awal untuk analisa
difraksi yang dihasilkan oleh kristal adalah menganggap bidang kisi sebagai cermin sem-
transparan, dan memodelkan kristal sebagai tumpukan bidang kisi pemantul yang terpisah
sejauh 𝑑. Model ini akan mempermudah perhitungan sudut yang terbentuk antara kristal
dnegan berkas sinar-x datang agar terjadi interferensi konstruktif (Atkins & Paula, 2006).

D
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat pantulan dua sinar sejajar dengan
panjang gelombangnya adalah sama oleh dua sinar yang berdekatan dengan bidang kisi.
Satu sinar yang datang lansung menuju suatu titik D di bidang atas sedangkan sinar kedua,
dia harus menempuh jarak sebesar AB dulu baru mencapai titik B di bidang bawah.
Demikian pula dengan sinar pantul yang dihasilkan oleh sinar kedua dia memiliki panjang
BC. Sehingga, selisih panjang jalan antara kedua sinar yaitu:
𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 = 2 𝑑 sin 𝜃
𝑑 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔
𝜃 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑛𝑡𝑢𝑙

Pada sumber lainnya, proses difraksi sinar-x divisualisasikan dalam bentuk yang
lebih detail. Pada gambar diatas menunjukkan interferensi konstruktif dari sinar-x yang
dihamburkan oleh elektron-elektron dalam atom dengan bidang yang berjarak sama yaiatu
𝑑. Dapat dilihat pada gambar bahwa panjang gelombang untuk sinar yang datang adalah
sama, kemudian masing-masing sinar datang membentuk sudut 𝜃 dengan sekumpulan
bidang sejajar dari atom-atom di dalam kristal. Kemudian, sudut 2 𝜃 didapatkan dari
memvariasikan sistem dengan merotasi kristal pada sumbu tegak lurus pada bidang
gambar. Kemudian, garis AD itu menyatakan muka gelombang dari gelombang-gelombang
yang sefasa, saat gelombang tersebut mendekati kristal.

Gelombang yang dihamburkan pada titik B mengikuti lintasan ABC, dan yang
terhambur pada F mengikuti lintasan DFH. Kemudian untuk gelombang kedua berjalan
lebih jauh dan selisih panjang lintasannya adalah jumlah dari dua segmen EF dan FG.
Untuk mendapatkan inteferensi konstruktif dalam gelombang terhambur (artinya, agar
fasanya sama disepanjang muka gelombang CH), maka jarak tambahan yang ditempuh oleh
gelombang kedua harus merupakan perkalian bilangan bulan dari panjang gelombang (𝜆)
sinar-x:

𝐸𝐹 + 𝐹𝐺 = 𝑛𝜆 dengan 𝑛 = 1, 2, 3, … …

Atau, persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk lain yaitu:

𝑛𝜆 = 2 𝑑 𝑠𝑖𝑛𝜃 dengan 𝑛 = 1, 2, 3, … … …

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah sesuatu yang nilainya sudah ditentukan atau ditetapkan,
dimana nilai ini dapat mempengaruhi nilai lainnya atau dapat juga dikatakan
bahwa nilai dari variabel ini diubah-ubah, dimana variabel ini menjadi penyebab
dalam percobaan. Adapun variabel bebas dari percobaan ini yaitu:
- Sudut pantul (𝜃)
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung variabel bebas atau
nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Mudahnya, variabel terikat adalah
variabel yang sedang kita observasi. Adapun variabel terikat dari percobaan ini
yaitu:
- Jarak antara bidang dalam kristal (𝑑)
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang nilainya sebagai pengontrol variabel terikat
bebas selama percobaan dilakukan. Variabel kontrol, nilainya dibuat sama untuk
semua perlakuan. Singkatnya variabel kontrol merupakan variabel pembanding
terhadap variabel yang di uji. Adapun variabel kontrol pada percobaan ini yaitu:
- Panjang gelombang sinar-x (𝜆)
- Orde n
E. Alat dan Bahan

1. Simulator Percobaan Difraksi Bragg

2. Menu bar variabel

3. Sinar-x yang digambar dengan gelombang-gelombang berjalan

4. Kisi-kisi pada kristal

Tabel 1. Alat dan Bahan


Laptop Laptop merupakan sebagai
alat bantu untuk melakukan
praktikum.

System information :
- ASUS X411N dan
ASUS A407MA
- DESKTOP-
BO7I9AF
- Windows 10 Home
Single Language
- 64-bit operating
system
- Processor Intel®
Celeron ® CPU
N3350 @1.1GHz
- RAM 4.00 GB
Penggeser d (jarak Bagian untuk mengatur
bidang kisi pada kristal) jarak antar bidang kisi

Penggeser 𝜃 (sudut Bagian untuk mengatur


pantul) sudut datang sinar-X

Penggeser 𝜆 (panjang Bagian untuk mengatur


gelombang) panjang gelombang sinar-
X

Tombol Putar / Jeda Bagian untuk menjeda dan


dan Atur Ulang mengatur ulang.
F. Tatalaksana Praktikum

Tabel 2. Tatalaksana Praktikum


N Keterangan Gambar
o
Membuka software Bragg's Law Simulator (for
1 n=1) pada JavaScript Simulation Applet
HTML5,untuk melakukan percobaan .

Pada link :

https://iwant2study.org/ospsg/index.php/interacti
ve-resources/physics/06-quantum-physics/02-
nuclear/709-braggslaw#faqnoanchorhtml

Mencari nilai jarak antar bidang kisi dengan


2.
variasi panjang gelombang sinar-X, dan pada
percobaan kedua kita mencari jarak antar bidang
kisi dengan variasi sudut datang sinar-X

Menyesuaikan penggeser λ dengan cara


3.
mengatur panjang gelombang sinar-X yang
digunakan .
Menyesuaikan penggeser θ dengan cara mengatur
4.
sudut datang sinar-X yang digunakan.

Mencatat nilai-nilai variabel tadi pada tabel hasil


5.
pengamatan

Mengulangi langkah 4 untuk mendapatkan hasil


6
pengamatan selanjutnya dengan cara mengganti
nilai sudut datang sinar-X. dan mereset simulasi
pada percobaan pertama dengan menekan icon
reset.
G. Teknik Analisis Data
- Mencari nilai jarak antar bidang 𝒅 pada percobaan difraksi bragg
(Oxtoby, Gillis, & Nachtrieb, 2003) Jarak antar bidang kristal pada difraksi bragg itu
di lambangkan dengan 𝑑. Dimana persamaan umum untuk difraksi bragg yaitu:

𝑛𝜆 = 2 𝑑 𝑠𝑖𝑛𝜃 dengan 𝑛 = 1, 2, 3, … … …

Sehingga untuk mencari 𝑑 kita gunakan persamaan:

𝑛𝜆
𝑑=
2𝑠𝑖𝑛𝜃

- ̅
Menentukan nilai 𝒅
Untuk menentukan nilai simpangan baku, digunakan dasar perumusan untuk
simpangan baku yang terdapat pada (Rapi, 2017), sehingga nilai 𝑑̅ yaitu:
Σ𝑑
𝑑̅ =
𝑛
- Menentukan nilai simpangan baku (𝚫𝒅)
Untuk menentukan nilai simpangan baku, digunakan dasar perumusan untuk
simpangan baku yang terdapat pada (Rapi, 2017), sehingga nilai simpangan baku untuk
𝑑, yaitu:
2
Σ(d − d̅)
Δ𝑑 = √
𝑛(𝑛 − 1)
- Menentukan KR
Δ𝑑
KR = × 100%
𝑑
H. Data Hasil Percobaan

Panjang
Sudut Dokumentasi Dokumentasi
Dokumentasi Sudut gelombang
No n pantul Panjang gelombang
pantul (𝜽) Sinar X
(𝜽) (𝝀) Percobaan
(𝝀)

1 1 15,00 50,00

2 1 20,00 50,00

3 1 30,00 50,00

4 1 40,00 50,00

5 1 50,00 50,00
I. Analisis Data
a. Mencari nilai jarak antar bidang 𝒅 pada percobaan difraksi bragg
- Percobaan 1
𝑛𝜆
𝑑=
2𝑠𝑖𝑛𝜃

(1)(50 × 10−9 𝑚)
𝑑= = 96,6 × 10−9 𝑚
2 sin(15°)

- Percobaan 2

𝑛𝜆
𝑑=
2𝑠𝑖𝑛𝜃

(1)(50 × 10−9 𝑚)
𝑑= = 73,1 × 10−9 𝑚
2 sin(20°)

- Percobaan 3

𝑛𝜆
𝑑=
2𝑠𝑖𝑛𝜃

(1)(50 × 10−9 𝑚)
𝑑= = 50,0 × 10−9 𝑚
2 sin(30°)

- Percobaan 4

𝑛𝜆
𝑑=
2𝑠𝑖𝑛𝜃

(1)(50 × 10−9 𝑚)
𝑑= = 38,9 × 10−9 𝑚
2 sin(40°)

- Percobaan 5

𝑛𝜆
𝑑=
2𝑠𝑖𝑛𝜃

(1)(50 × 10−9 𝑚)
𝑑= = 32,6 × 10−9 𝑚
2 sin(50°)
̅
b. Menentukan nilai 𝒅
Σ𝑑
𝑑̅ =
𝑛
(96,6 + 73,1 + 50,0 + 38,9 + 32,6) × 10−9
𝑑̅ =
5
𝑑̅ = 58,24 × 10−9 𝑚
c. Menentukan nilai simpangan baku (𝚫𝒅)
Untuk memudahkan perhitungan kita bisa gunakan tabel bantuan

2
No 𝑑 (𝑑 − 𝑑) (𝑑 − 𝑑)
1 96,6 × 10−9 38,36 × 10−9 1471,50 × 10−18
2 73,1 × 10−9 14,86 × 10−9 220,82 × 10−18
3 50,0 × 10−9 −8,24 × 10−9 67,90 × 10−18
4 38,9 × 10−9 −19,34 × 10−9 374,04 × 10−18
5 32,6 × 10−9 −25,64 × 10−9 657,41 × 10−18
Σ 2791,67 × 10−18

2
Σ(d − d̅)
Δ𝑑 = √
𝑛(𝑛 − 1)

2791,67 × 10−18
Δ𝑑 = √ = 11,81 × 10−9
5(5 − 1)

Sehingga, didapat nilai 𝑑 = (𝑑̅ ± Δ𝑑) = (58,24 × 10−9 ± 11,81 × 10−9 )


d. Menentukan nilai KR
Δ𝑑
KR = × 100%
𝑑̅
11,62 × 10−9
KR = × 100%
58,2 × 10−9
KR = 20, 3 %
J. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
𝑑 = (𝑑̅ ± Δ𝑑) = (58,24 × 10−9 ± 11,81 × 10−9 )
KR = 20, 3 %
2. Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data yang sudah dilakukan


didapatkan hasil bahwa besarnya 𝑑 = (𝑑̅ ± Δ𝑑) = (58,24 × 10−9 ± 11,81 ×
10−9 ) dengan nilai KR = 20, 3 %. Hasil ini memiliki harga yang cukup jauh
berbeda dengan besarnya 𝑑 yang sudah ditetapkan pada percobaan yaitu sebesar
𝑑 = 50,0 × 10−9 𝑚 sedangkan hasil percobaan mendapat hasil 𝑑 = 58,24 ×
10−9 𝑚 dengan nilai KR nya melebihi 10% sehingga kesalahan ini tidak bisa
ditolerir. Adapaun kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
praktikum yaitu,
a) Kesalahan umum. Adalah kesalahan praktikan dalam melakukan
praktikum seperti kesalahan dalam pembacaan atau penggunaan
instrumen, atau kesalahan dalam menafsirkan perhitungan-perhitungan
pada analisis data.

b) Kesalahan sistematis. Adalah kesalahan yang disebabkan oleh


instrumen itu sendiri seperti pemilihan nilai yang kurang bisa dipilih
secara detail. Selain itu, kesalahan ini bisa juga disebabkan oleh
lingkungan sekitar, mungkn termasuk didalamnya gangguan jaringan
atau server yang hilang.

c) Kesalahan acak. Adalah kesalahan yang tidak diketahui apa


penyebabnya tapi memiliki pengarus besar pada Hasil praktikum.

K. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum serta analisis data yang sudah dilakukan didapatkan
hasil nilai d secara perhitungan dengan d yang sudah ditetapkan pada sistem
memiliki nilai yang cukup jauh berbeda. Dengan nilai kesalahan relatif melebihi
20% yang tidak dapat ditolerir.
2. Saran

Adapaun saran yang dapat disampaikan adalah, apabila melakukan praktikum


menggunakan virtual laboratory pastikan web aman untuk diakses serta jaringan
stabil supaya saat pengambilan data tida terhambat. Kemudian, perhatikan untuk
beberapa variabel yang ada pada masing-masing web berbeda, praktikan harus
pandai menganalisis dan menentukan variabel mana yang sudah ada dan mana yang
harus dicari. Dalam artian lain, praktikan harus pandai memodifikasi praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P., & Paula, J. d. (2006). ATKINS' PHYSICAL CHEMISTRY Eighth Edition. New York
: Oxford University Press .

Krane, K. S. (2012). Modern Physics Third Edition. Hoboken : Jhon Wiley & Sons .

Oxtoby, D. W., Gillis, P. H., & Nachtrieb, N. H. (2003). Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi
Keempat Jilid 2. (S. S. Achmadi, Trans.) Jakarta : Penerbit Erlangga.

Rapi, N. K. (2017). Laboratorium Fisika 1 . Depok: PT RajaGrafindo.

Sudiatmika, A. R. (2015). Petunjuk Praktikum Laboratorium Fisika 4. Singaraja: Universitas


Pendidikan Ganesha .

Anda mungkin juga menyukai