net/publication/331543438
CITATIONS READS
12 3,262
1 author:
Sutirna Sutirna
Universitas Singaperbangsa Karawang
38 PUBLICATIONS 27 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Persepsi Guru Pendidikan Agama Islam SMP/MTs terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling View project
All content following this page was uploaded by Sutirna Sutirna on 06 March 2019.
SEKAPUR SIRIH
Terima kasih
Bandung, 1 Syawal 1434 H
08 Agustus 2013
DAFTAR ISI
BAB Uraian Hal.
Sekapur Sirih dari Penulis i
Daftar Isi v
I KONSEP DASAR PERKEMBANGAN &
PERTUMBUHAN
A Mengenal Hakikat Manusia 2
B Hubungan Manusia dengan Pendidikan 10
C Kesimpulan 15
Daftar Pustaka 16
II PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
PESERTA DIDIK
A Perkembangan Peserta Didik 17
B Ciri-ciri Perkembangan Peserta Didik 20
C Prinsip-prinsip Perkembangan Peserta Didik 22
D Pentingnya Memahami Perkembangan Peserta 24
Didik
E Faktor-faktor yang mempengaruhi 26
perkembangan manusia
F Tahap-tahap Perkembangan 28
G Kematangan Peserta Didik 41
H Perbedaan Individual 49
I Pertumbuhan Peserta Didik 69
J Kesimpulan 70
Daftar Pustaka 72
III MENGENAL PESERTA DIDIK MELALUI
KARAKTERISTIK UMUM
A Mengenal Peserta Didik 74
B Implementasi Karakteristik Peserta Didik 81
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di
Sekolah maupun Di Luar Sekolah
C Tugas-tugas Perkembangan 93
D Kesimpulan 98
Daftar Pustaka 101
IV KONSEP KEBUTUHAN DAN PRAKTIKNYA
TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN
6
BAB I
KONSEP DASAR
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
Membicarakan konsep dasar perkembangan dan
pertumbuhan berarti membicarakan makhluk ciptaan Allah Swt,
dengan demikian dalam kaitannya dengan dunia pendidikan
berarti kita akan membahas tentang manusia, jika kita
membicarakan tentang manusia berarti kita akan membicaran
siapa peserta didik?
Perkembangan dan Pertumbuhan peserta didik seyogyanya
berjalan sebagai perbandingan senilai artinya jika pertumbuhan
itu berjalan dengan baik seharusnya perkembangannya pun
berjalan dengan baik, namun ada saja peserta didik perjalanan
antara perkembangan dan pertumbuhan tidak senilai, artinya
berbalik nilai.
Nah, inilah pekerjaan yang harus dikerjakan oleh semua
unsur yang terkait dalam dunia pendidikan, dari jenjang taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi sehingga tujuan
dan fungsi pendidikan yang telah dituangkan dalam Undang
Undang Sistem Pendidikan akan tercapai.
Oleh karena itu, sebelum mempelajari tentang layanan
pendidikan yang tepat bagi peserta didik yang memiliki
keunikan dalam segala hal, perlu sekali memahami terlebih
dahulu tentang Hakikat Manusia dan unsur-unsur di dalamnya,
9
C. Kesimpulan
Manusia adalah salah satu ciptahan Tuhan Yang Maha Esa
yang paling sempurna dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang
lainnya. Salah satu yang membedakan dengan ciptaan Tuhan
lainnya adalah manusia diberikan akal atau pikran, akal inilah
yang akan menjadikan manusia itu dapat menentukan pilihan
jalan kehidupannya.
Agar jalan kehidupan manusia sejalan dengan kodratnya
dan menghasilkan manusia yang baik (dalam hal ini peserta
didik) diperlukan perlakuan yang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Pendidikan (sekolah) memiliki peranan
terdepan setelah pendidikan keluarga yang paling utama, oleh
karena itu manusia dan pendidikan sangat penting tidak bisa
dibaikan keberadaannya.
Agar pendidikan berhasil menciptakan peserta didik yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan, ada beberapa hal yang
perlu dilakukan di dunia pendidikan dalam pelaksanaannya,
yaitu seperti yang Sunaryo (2013) katakan ada tiga pilar tentang
kehidupan manusia yang baik yang dikutif dari seorang ulama
besar yaitu Hasan Al-Bashri, ketiga pilar tersebut adalah (1)
kebiasaan seseorang jangan saling mengganggu, (2) selalu
22
Daftar Pustaka
http://jembersantri.blogspot.com/2012/10/hakikat-
manusia-dan-pendidikan.html.
Multahim, D.(2005). Pendidikan Agama Islam. Semarang
: Aneka Ilmu.
Sunaryo, Kartadinata (2013). Pendidikan Kedamaian,
Pikiran Rakyat, 22 April 2012.
24
BAB II
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
PESERTA DIDIK
sesuatu dengan
menaii kursi,
menirukan gerakan
tertentu, dan
mengenal teman-
temannya.
Praoperasional 2 – 7 Tahap ini juga Kober, TK,
Thn disebut dengan tahap Play Group
Intuitif dimana sederajat
terjadinya
berkembangnya
fungsi simbol,
bahasa, pemecahan
masalah yang bersifat
fisik serta
kemampuan
mengkategorisasikan.
Berproses berpikir
pada masa ini
ditandai dengan
keterpusatan, tak
dapat diubah, dan
egosenrtis.
Operasi 7 – 11 Proses berpikir anak SD/MI
Kongkret Th harus kongkret belum Sederajat
bisa berpikir abstrak.
Dengan demikian
pada masa ini anak
dalam menyelesaikan
masalah
menggunakan logika-
logika yang kongret
atau bersifat fisik.
Kemudian pada tahap
ini pula sudah mulai
dapat menyusun
45
kategori berdasarkan
hirarki.
Operasi Formal 11 ke Proses berpikir pada SMP s.d
atas masa ini sudah mulai PT
abstrak, penalaran
yang kompleks sudah
sudah mulai
digunakan, dan sudah
dapat menguji satu
hipotesis dalam
mentalnya.
(Sumber : Nana Syaodih, 2009)
Tabel 2.10
2.10. Tahap Perkembangan Menurut Donal dan Jeffrey
Tahap Usia
Pranatal Masa sebelum lahir dari masa
konsepsi sampai lahir
Bayi 0 – 2 tahun
Kanak-kanak 2-3/4 tahun
Anak kecil ¾ - 5/6 tahun
Anak 6-12 tahun
Remaja 12-19 tahun
Dewasa Muda 19-30 tahun
Dewasa 30 – 65 tahun
Usia Lanjut 65 ke atas
(Sumber : Nana Syaodih, 2009)
4. Aspek Didaktis
Tahap perkembangan anak berdasarkan kepada aspek
didaktis adalah dimana anak atau individu perkembangannya
dibagi menjadi beberapa tahap sebelum memasuki dunia
pendidikan sampai dengan pendidikan tinggi, dapat penulis
gambarkan perkembangan aspek didaktis sebagai berikut:
Tabel 2.11
Tahap Perkembangan Aspek Didaktis
Tahap Usia Uraian
Pra Sekolah 0-6 tahun Dimana anak memperoleh
pendidikan dengan
pendekatan bermain dan
intinya memberikan
kegembiaan sambil belajar.
Sekolah dasar 7-12 tahun Dimana anak memperoleh
48
memenuhi kebutuhannya.
Institusional Pada fase ini anak mulai
mempunayi gagasan, prinsip, nilai
dan mampu membuat skala
prioritas dalam memenuhi
kebutuhannya. Nilai-nilai
keberanian, kejujuran, empati,
simpati dan semacamnya sudah
tumbuh kuat pada masa ini. Pada
masa ini pula anak sudah mampu
menempatkan dirinya diantara
pergaulan keluarga, masyarakat
sekitar, dan masyarakat lebih luas.
H. Perbedaan Individual
Individu dilahirkan dengan membawa karakter masing-
masing dan tidak mungkin ada yang sama antara individu yang
satu dengan yang lainnya, maka individu itu dikatakan Unik.
Perkembanganlah yang membuat individu menjadi berbeda
sesuai faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal yang terdapat dalam diri
individu sedangkan faktor eksternal yang terdapat diluar
individu.
Perbedaan individu ini lah yang akan melahirkan
perbedaan-perbedaan kebutuhannya, artinya setiap individu
yang satu dengan yang lainnya akan memiliki kebutuhan yang
saling berbeda. Hal ini juga akan berpengaruh yang sangat besar
terhadap layanan kebutuhan pendidikan.
Namun, apa yang terjadi selama ini di dunia pendidikan?
Layanan kebutuhan pendidikan selama ini selalu disamaratakan
dalam proses pembelajaran, sedangkan jika kita perhatikan
perkembangan individu yang melahirkan perbedaan individu
yang berbeda membutuhkan layanan pendidikan yang berbeda
pula seharusnya.
58
c. Ingatan
Gagne seorang pakar psikologi pendidikan telah
menginformasikan dalam 8 tipe belajar seseorang, tipe
mengingat inilah yang dikategorikan tipe belajar seseorang yang
paling rendah, sedangkan tipe belajar yang paling tinggi adalah
belajar pemecahan masalah (problem solving).
Faktor mengingat dalam belajar pun berbeda-beda setiap
individu, oleh karena itu guru dalam memberikan pembelajaran
harus dapat merencanakan stretegi dalam mengajar yang tepat
sehingga potensi mengingat siswa yang berbeda tersebut dapat
dikembangkan secara optimal.
d. Inteligensi
Inteligensi yang sering disebut sebagai kemampuan
merupakan salah satu karakteristik peserta didik yang unik.
61
e. Bakat Khusus
Banyak para pakar pendidikan dan psikologi
menyampaikan definisi bakat yang disesuaikan sudut pandang
masing-masing ahli, diantaranya seperti yang diuraian tabel
berikut:
Tabel 2.15
Definisi Bakat Para Pakar Pendidikan dan Psikologi
Nama Definisi Bakat
William B. Michael Bakat sebagai kemampuan
seseorang untuk mengerjakan
sesuatu tugas dengan baik,
66
2. Perbedaan Motivasi
Motivasi atau dorongan merupakan hal yang sangat
penting bagi manusia, karena tanpa motivasi seseorang tidak
akan tumbuh kemauan yang keras untuk mencapai segala-gala
yang diimpikan. Oleh karena itu Marrio Teguh dalam acara
Golden Ways di station TV Swasta selalu mengatakan berangkat
dari sebuah mimpi jika anda ingin sukses, namum perlu ada
motivasi yang tinggi yang datangnya dari dalam diri anda
sendiri, bukan dari orang lain.
Begitu pentingnya motivasi bagi seseorang saya kutifkan
cuplikan Presiden NCTM (National Council of Teachers of
Mathematic) Linda M. Gojak di bawah ini:
71
4. Perbedaan Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi tingkat perkembangan
seseorang dalam segala aspek. Peserta didik dalam satu sekolah
memiliki latar belakang lingkungan yang sangat berbeda, ada
dari lingkungan ekonomi kelas atas, menengah, dan bawah
kemudian juga dari lingkungan keluarga atau masyarakat yang
heterogen.
Pebedaan-perbedaan inilah yang harus diperhatikan guru
dalam memberikan layanan pendidikan. Rasanya ngiris hati kita,
ketika ada peserta didik dengan latar belakang ekonomi yang
pas-pasan sedangkan kemampuannya cukup tinggi dikelasnya
harus meninggalkan bangku sekolah dengan alasan ikut
membantu biaya keluarga. Selanjutnya ada peserta didik yang
dari keluarga mampu, namun dalam belajar disekolah selalu
membolos dan membuat kejelekan dengan perilakunya yang
diakibatkan lingkungan yang kurang kondusif.
77
J. Kesimpulan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan sebuah
perubahan, perubahan-perubahan yang terjadi seluruhnya proses
78
dan prosesnya tidak sama, ada yang cepat, ada yang sedang dan
ada yang lambat. Dari kategori prosesnya tersebut guru dalam
memberikan pelayanan pendidikan harus menyesuaikan dengan
keadaan peserta didik.
Tahapan perkembangan maupun pertumbuhan setiap
individu berbeda satu dengan yang lainnya, artinya dalam hal ini
tidak ada yang sama. Setiap tahap perkembangan dan
pertumbuhan seseorang tugas tugas perkembangannya harus
selesai jangan ada yang tertinggal, karena jika pada setiap tahap
individu perkembangan dan pertumbuhannya terhambat, maka
konsekuensinya akan berpengaruh terhadap perkembangan dan
pertumbuhan selanjutnya.
Guru yang bermutu salah satu cirinya adalah selalu
memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan peserta
didiknya dengan seksama, karena dengan memperhatikan
peserta didik secara seksama akan dapat menyusun langkah
strategi pelaksanaan layanan pendidikan seperti apa yang tepat
sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan PAIKEM
(Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan).
79
DAFTAR PUSTAKA
Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987).
Husdarta dan Kusmaedi (2012). Pertumbuhan dan
Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Alfabeta
Lilis Aslichati (2011). Kematangan Sosial dan Masyarakat
Madani. Prosiding Seminar. Jakarta : FISIP Universitas
Terbuka.
Linda M. Gojak (2013). NCTM Summing Up. By NCTM :
March 7, 2013.
Nana Syaodih S (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Upi.edu. Bandung
Wardani, I.G.A.K. (1994). Perkembangan Peserta Didik.
Universitas Terbuka : Jakarta
80
BAB III
MENGENAL PESERTA DIDIK
MELALUI KARAKTERISTIK UMUM
b. Cacat Fisik
Peserta didik yang dalam keadaan normal atau tidak cacat
fisik jelas tidak akan menimbulkan permasalahan dalam
aktivitas di sekolah, namun peserta didik yang memiliki cacat
fisik atau tidak normal, anda sebagai guru harus waspada,
karena jika tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh mereka
rata rata cenderung memiliki rasa rendah diri yang sangat tinggi
dikarenakan ketidaknormalannya tersebut. Sebaliknya juga tidak
jarang siswa yang cacat fisik pun memiliki sifat yang buruk
(besar kepala, sombong, so gaul dsb) sebagai konfensasi dari
cacat fisiknya.
84
c. Kesehatan
Men sana incorvero sano, artinya dalam jiwa yang sehat
terdapat badan kuat. Hal inilah perlu ditumbuhkembangkan guru
dalam segala aktivitas di sekolah, karena jika keadaan kesehatan
terganggu (sakit gigi, influensa, batuk-batuk, dan sejenisnya)
kemungkinan besar akan mengganggu aktivas belajar peserta
didik, apalagi dengan siswa yang mengindap salah satu penyakit
yang sering kambuh ketika mengikuti aktivitas sekolah.
Penyakit yang diderita seperti ini perlu adanya koordinasi
dengan orang tua sehingga sekolah/guru dapat menfasilitasinya
jika mereka mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
d. Keadaan Indera
Panca indera merupakan alat yang sangat vital bagi
seseorang untuk dapat meraih kesuksesan. Mata merupakan alat
untuk melihat yang perlu diperhatikan, karena ketika ada siswa
yang mengalami matanya kurang begitu jelas melihat tulisan
guru, mereka ditempatkan duduk dibelakang, sehingga mereka
tidak dapat melihat dengan jelas, akhirnya prestasinya pun
rendah.
Telinga sebagai alat pendengaran yang harus juga menjadi
perhatian guru, jangan-jangan pendengaran para siswa
terganggu akibat telinganya tidak berfungsi normal.
85
6. Faktor Sosial
Status sosial peserta didik nampaknya juga bisa menjadi
jembatan guru untuk mengenal peserta didiknya, namun perlu
mendapat perhatian dalam mengenal peserta didik jangan
memandang kepada strata sosial yang kelompok atas dan
menengah saja. Artinya guru mengenal jika hanya anak-anak
yang ekonominya kuat dan menengah saja, ekonomi yang lemah
guru tidak pernah mau mengenal bahkan tidak peduli dengan
peserta didik.
88
7. Faktor Komunikasi
Kemampuan berkomunikasi akan sangat mempenaruhi
ativitas belajar siswa dan cepat lambatnya dikenal oleh seluruh
komponen sekolah. Misalnya dirungan kelas, jika ada peserta
didik yang sering melakukan kominukasi dalam pembelajaran
dengan setiap gurunya dapat dipastikan siswa tersebut akan
dikenal oleh guru yang bersangkutan.
bahkan ada yang sampai histeris. Hal ini semua akan cenderung
menurun secara sedikit-sedikit sehingga emosinya stabil ketika
mereka menerima pengetahuan.
Untuk menghadapi emosi-emosi yang sangat meluap-luap,
sebaiknya dilayani dengan dalam keadaan tenang dan santai,
bahkan pendidik dan orang tua dalam keadaan seperti ini
sedapat mungkin tidak memperlihatkan kegelisahannya maupun
terbawa emosinya dalam menghadapi emosi remaja.
Di lingkungan sekolah, guru sangat memagang peranan
dalam hal perkembangan emosi peserta didik, guru yang akrab
dengan anak (peserta didik), menghargai usahanya dalam
belajar, suka memberikan petunjuk ketika anak mengalami
kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses dan akan
menyuburkan keyakinan diri. Melalui contoh sikap sehari-hari
guru yang memiliki sikap emosional yang tenang, akan ditiru
oleh peserta didiknya sehingga peserta didiknya juga akan
mengikutinya. Pola pikir yang demikian pada dasarnya akan
senantiasa belajar dari lingkungan melalui modelling ( Teori
Belajar Sosial).
D. Kesimpulan
Siswa atau peserta didik adalah individu yang berada
dalam proses perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan
merupakan perubahan yang bersifat progresif yaitu menuju
ketahap yang lebih tinggi, lebih besar, lebih baik dari seluruh
aspek kepribadian. Perkembangan dan pertumbuhan dibedakan,
perkembangan terkait dengan aspek psikis dan bersifat
kualitatif, sedangkan pertumbuhan berkenaan dengan aspek fisik
dan bersifat kuantitatif. Kemudian baik itu perkembangan
maupun pertumbuhan terkait dengan kematangan, karena
kematangan ini sebagai masa subur untuk tumbuh dan
berkembang.
106
Daftar Pustaka
Artikel What New Educators Need to Know About Teacher
Qualities.
Conny Semiawan (1984). Kecerdasan Inteligensi. Jakarta: IKIP
Jakarta.
Russeffendi (2012). Slogan Prodi Pendidikan Matematika.
Bandung: STKIP Siliwangi Bandung.
Wardani (1995). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen
Dikdasmen Bagian Proyek Pengembangan Mutu Guru
SLTP setara D III, Universitas Terbuka.
109
BAB IV
KONSEP KEBUTUHAN DAN PRAKTIKNYA
TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN
Membicarakan konsep kebutuhan ada tiga unsur konsep
yang terkait sangat erat hubungannya, yaitu konsep dorongan
atau motivasi, konsep perilaku, dan konsep tujuan. Seseorang
yang berbuat atau melakukan sesuatu hal, setidaknya ada
sesuatu kebutuhan pada diri seseorang tersebut. Misal ada
seseorang melakukan belajar dengan semangat, hal ini jelas
bahwa orang itu masih membutuhkan pengetahuan yang sedang
dipelajari, jelas sekali bahwa kekurangan itu merupakan awal
dari adanya kebutuhan.
Sertain (dalam Wardani, 1995) menyampaikan definsi
kebutuhan yang ditulis dalam buku Psychology Understanding
of Human Behavior yaitu dalam arti khusus adalah kebutuhan
sebagai suatu kekurangan di dalam sesuatu (bisa manusia,
hewan atau tumbuhan). Contohnya, seekor binatang yang
berkeliaran mencari mangsanya, berarti binatang itu lapar. Lapar
ada kekurangan (makanan) di dalam tubuhnya. Nah sekarang
bagaimana dengan manusia?
Untuk memenuhi suatu kebutuhan bagi seseorang tidak
mungkin terjadi secara tiba-tiba kebutuhan tersebut langsung
ada di hadapannya melainkan untuk memenuhi suatu kebutuhan
harus melalui suatu proses yang berurutan. Misal seorang pelajar
110
A. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan faktor fisik seseorang.
Tanpa pemenuhan kebutuhan fisiologis, seseorang akan
mengalami tidak keseimbangan fisik atau dengan kata lain
mengalami gangguan kesehatan fisik bahkan bisa
mengakibatkan kematian, karena proses organisme pada
manusia memerlukan udara, makanan, cairan, istirahat, tempat
bernaung, pengeluaran sisa pembakaran dan sebagainya.
Wardani (1995) memberikan sebuah contoh kehidupan
minggu-minggu pertama seorang bayi, hubungan bayi dan
ibunya didasarkan atas pemuasan kebutuhan fisiologis melalui
ASI (asir susu ibu), maka sang ibu memerlukan makanan dan
minuman yang bervitamin untuk menghasilkan ASI yang
dibutuhkan bayinya, bersamaan dengan perkembangan dan
pertumbuhan antara dirinya dan ibunya, ia dapat membedakan
antara dirinya dan ibunya, akhir tumbuhlah hubungan yang baru
antara keduanya yang didasarkan pada kebutuhan psikologis,
yaitu rasa kasih sayang dan rasa aman.
Maslow menyatakan bahwa pada tingkat yang paling
bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan
akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai
oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang
bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar
117
11. Keadilan
12. Keteraturan
13. Kesederhanaan
2. Kebosanan
3. Putus asa
4. Tidak punya rasa humor lagi
5. Keterasingan
6. Mementingkan diri sendiri
7. Kehilangan selera dan sebagainya
Maslow melakukan sebuah studi kualitatif dengan
metode analisis biografi guna mendapat gambaran jelas
mengenai aktualisasi diri. Dia menganalisis riwayat hidup,
karya, dan tulisan sejumlah orang yang dipandangnya telah
memenuhi kriteria sebagai pribadi yang beraktualisasi diri.
Termasuk dalam daftar ini adalah Albert Einstein, Abraham
Lincoln, William James, dan Eleanor Roosevelt.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, Maslow menyusun
sejumlah kualifikasi yang mengindikasikan karakteristik
pribadi-pribadi yang telah beraktualisasi :
1. Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni
melihat sesuatu apa adanya dan mampu melihat persoalan
secara jernih, bebas dari bias.
2. Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni
melihat persoalan hidup sebagai sesuatu yang perlu
dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.
3. Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu
menjadi diri sendiri serta tidak berpura-pura.
124
F. Kesimpulan
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima
tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk
dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat
membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya,
teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi.
130
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow, diunduh
Pukul 14.30 WIB tanggal 6 Agustus 2013.
http://www.praswck.com/aktualisasi-diri-menurut-
abraham-maslow, diunduh Pukul 14.30 WIB tanggal 6 Agustus
2013.
Wardani (1995). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Universitas Terbuka.
134
BAB V
HUKUM HUKUM PERKEMBANGAN
Suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif dan
menunjukkan adanya hubungan yang ajeg (continue) serta dapat
diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang empirik,
hal itu lazimnya disebut sebagai hukum perkembangan.
Perkembangan fisik dan mental disamping dipengrauhi oleh
faktor-faktor tersebut di atas, juga perkembangan itu
berlangsung menurut hukkum-hukum tertentu.
Hukum hukum perkembangan, yaitu:
A. Hukum Konvergensi.
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu
berpendapat bahwa hasil pendidikan yang dicapai anak selalu di
hubung-hubungkan dengan status pendidikan orang tuanya.
Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata bahwa pendapat
lama itu tidak sesuai lagi dengan keadaan. Pandangan lama ini
dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori Schopen Hauer
yang berpendapat bahwa manusia adalah hasil bentukan dari
pembawaan.
Sehingga timbulah Hukum Konvergensi ini menekankan
kepada pengaruh gabungan antara pembawaaan dan lingkungan.
Tokoh yang berpendapat demikian adalah Willian Stern yang
menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan itu adalah
hasil pengaruh bersama kedua unsur pembawaan dan
135
H. Hukum Rekapitulasi
Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara
singkat dari perkembangan manusia di dunia dari masa berburu
hingga masa industri. Teori ini berlangsung dengan lambat
secara berabad-abad. Jika pengertian rekapitulasi ini ditransfer
ke psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa
perkembangan jiwa anak mengalami ulangan ringkas dari
sejarah kehidupan umat manusia.
Merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan suatu
bangsa yang berlangsung secara lambat selama berabd-abad.
Dengan hukum ini berarti perkembangan jiwa anak itu
merupakan ulangan dan adanya persamaan dengan kehidupan
sebelumnya (yang dilakukan oleh nenek moyang)
Dapat dibagi dalam beberapa masa:
a. Masa berburu dan menyamun
Anak usia sekitar 8 tahun senang bermain kejar-kejaran,
perang-perangan, menangkap binatang (capung, kupu-kupu,
dsb)
b. Masa mengembala
Anak usia sepuluh tahun senang memelihara binatang
seperti ayam, kucing, burung, anjing, dsb.
141
Daftar Pustaka
File.upi.edu/Direktori/FIP/Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah, diunduh Pukul 15.00 WIB Tanggal 8 Agustus 2013.
Ilmu Psikologi. blogspot.com/2009/05/hukum-
perkembangan.html. diunduh Pukul 15.00 WIB Tanggal 8
Agustus 2013.
144
BAB VI
ASPEK ASPEK PERKEMBANGAN
Jika kau sentuh aku dengan lemah lembut
Jika kau memandangku dan tersenyum
Jika kau bicara dan mendengarkanku
Ku akan tumbuh,
Benar-benar tumbuh..........(NN, Jackie Silberg, 2002)
Dari sebuah untaian puisi terebut menggambarkan bahwa
perkembangan anak akan berhasil dengan selamat, jika hanya
jika perlakuan dengan sentuhan yang lemah lembut, memandang
dengan senyuman, dan selalu mendengarkan apa yang ia
katakan. Keadaan seperti ini dilakukan sejak anak usia dini
artinya dimulai sejak perkembangan anak usia dini bukan nanti
setelah ia tumbuh menjadi dewasa, nampaknya kita telah untuk
memberikannya. Yohan Rubiyantoro (2012) menyatakan bahwa
masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi
perkembangan anak. Usia nol hingga enam tahun merupakan
fase super penting bagi perkembangan putra-putri kita.
Rangsangan yang kita berikan akan memengaruhi laju
perkembangan mereka sepanjang rentang hidup.
Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yang sering
menjadi perhatian pendidik adalah berkisar aspek kemampuan
dasar yang terdiri dari: aspek kognitif, bahasa, motorik dan seni.
Diluar aspek tersebut ada beberapa aspek perkembangan yang
145
A. Perkembangan Moral
Pengertian perilaku moral secara umum adalah perilaku
yang sesuai dengan standar moral dari kelompok sosial tertentu.
Perilaku moral ini dikendalikan oleh konsep moral. Konsep
moral terbentuk dari peraturan perilaku yang telah menjadi
kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Jika ada perilaku moral
maka diidentifikasikan perilaku tak bermoral dan amoral.
Perilaku tak bermoral merupakan perilaku yang tidak sesuai
dengan harapan sosial atau konsep moral yang diakui
masyarakat. Sedangkan perilaku amoral/non moral merupakan
perilaku yang ditampilkan karena ketidakacuhan terhadap
harapan kelompok sosial dan bisa saja terjadi karena orang
146
atau yang tidak enak tidak akan diulang. Anak masih sangat
muda intelek untuk menyadari dan mengartikan bahwa suatu
tingkah laku adalah tidak baik kecuali jika hal itu menimbulkan
rasa sakit. Pada usia 3 tahun seandainya disiplin telah
ditanamkan dengan teratur pada anak maka anak akan
mengetahui perbuatan apa yang diperbolehkan dan benar dan
perbuatan apa yang tidak disetujui atau salah. Jika disiplin sudah
mulai diajarkan sejak anak berusia 3 tahun tentang apa yang
boleh/benar dan yang tidak/salah, maka anak akan semakin
mengetahui perbuatan tersebut disetujui atau tidak oleh
lingkungannya.
June R. Oberlander (2005) menyampaikan bahwa hal
terbaik yang dibutuhkan anak-anak adalah menghabiskan waktu
bersama ayah dan ibunya. Dengan demikian bahwa pendidikan
moral yang paling pertama dan utama ketika mereka masa anak-
anak dapat secara kontinu selalu bersama ayah dan ibundanya
ketika bermain, belajar, dan bergaul.
sungguhan atau
khayalan yang
memberikan nilai
moral
Pencuri 1. Anak tidak 1. Mencukupkan
memperoleh sesuatu kebutuhan primer
yang amat anak
dibutuhkan 2. Adanya
2. Keinginan anak pengarahan ke
untuk berpetualang arah yang positif
seperti kisah heroik dengan cara
yang pernah mengalihkan
didengar. anak pada
3. Meniru perbuatan kegiatan yang
orang lain bermanfaat
4. Cemburu dan 3. Mengenalkan
dendam konsep sayang
5. Rasa ingin memiliki terhadap sesama
dan toleransi
terhadap orang
lain serta konsep
hal milik
Pendengki 1. Tidak terpenuhinya 1. Menciptakan
kebutuhan pokok suasana yang adil
anak dan bijaksana
2. Ketidakadilan 2. Memperkuat
terhadap anak aqidah agama
3. Membandingkan
anak dengan anak
yang lain
4. Perhatian yang tidak
seimbang
Perusak 1. Naluri anak yang Menyediakan
serba ingin tahu mainan/media yang
tentang sesuatu yang murah harganya
baru baginya namun dapat
154
B. Perkembangan Disiplin
Disiplin berasal dari kata disciple yang artinya adalah
belajar secara sukarela mengikuti pemimpin dengan tujuan
untuk dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal. Pokok utama disiplin adalah peraturan. Peraturan
adalah pola tertentu yang ditetapkan untuk mengatur perilaku
seseorang. Peraturan yang efektif untuk anak adalah peraturan
yang dapat dimengerti, diingat dan diterima. Disiplin sangat
penting diajarkan pada anak untuk mempersiapkan anak belajar
hidup sebagai makluk sosial.
Bentuk-bentuk disiplin antara lain disiplin karena paksaan
dan disiplin tanpa paksaan. Disiplin dengan paksaan (otoriter)
adalah pendisiplinan secara paksa, anak harus mengikuti aturan
yang telah ditentukan. Jika anak tidak melakukan maka anak
akan dihukum. Sedangkan disiplin tanpa paksaan (permisif)
adalah disiplin dengan membiarkan anak mencari batasan
sendiri. Adapun tujuan disiplin pada anak terbagi atas tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
yaitu untuk membuat anak-anak terlatih dan terkontrol, dengan
mengajarkan bentuk perilaku yang pantas dan tidak pantas
bahkan yang masih asing bagi mereka. Tujuan jangka panjang
antara lain untuk membentuk perkembangan pengendalian diri
sendiri (self control dan self direction), anak-anak dapat
156
C. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah proses pemerolehan
kemampuan untuk berperilaku yang sesuai dengan keinginan
yang berasal dari dalam diri seseorang dan sesuai dengan
tuntunan dan harapan-harapan sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Proses penanaman nilai sosial tersebut dilakukan
melalui tahap imitasi, identifikasi dan internalisasi.
Proses imitasi adalah proses peniruan terhadap tingkah
laku atau sikap dan cara pandang orang dewasa yang dilihat
anak secara sengaja dari orang-orang terdekat.
Proses Identifikasi adalah proses terjadinya pengaruh
sosial pada seseorang untuk menjadi individu lain yang
dikagumi/proses menyamakan tingkah laku sosial orang yang
berada disekitarnya sesuai dengan perannnya kelak di
masyarakat. Penting peran hukum dan hadiah untuk peniruan
yang salah dan yang benar.
Dan proses internalisasi adalah proses penanaman dan
penyerapan nilai-nilai/relatif mantap dan menetapnya nilai-nilai
sosial pada diri seseorang sehingga nilai tersebut tertanam dan
menjadi milik orang tersebut. Untuk itu perlu pemahaman
terhadap nilai yang baik dan yang buruk sehingga anak dapat
berkembang menjadi makhluk sosial yang sehat dan
bertanggung jawab. Ciri anak yang masuk dalam masa peka
perkembangan sosial adalah :
160
3. Tahap 6 bulan
Penuh minat terhadap segala sesuatu yang sedang terjadi
disekitarnya. Jika akan diangkat, anak akan mengulurkan kedua
161
d. Terampil bernegosiasi
Ketika anak berebut mainan bantu anak untuk
menyelesaikan pertikaian dengan cara menyusulkan agar anak
dan temannya bergantian main ayunan selama 15 menit sekali.
Dengan demikian anak belajar bahwa ada cara lain yang dapat
diambil selain bertengkar.
yang baik terus menerus dilakukan. Oleh karena itu, peran serta
orang tua dan pendidik dalam membantu anak membangun
dirinya dan berkembang dengan baik pada setiap aspek
merupakan saat-saat yang bermakna dan penting untuk anak.
D. Kesimpulan
Pendidikan pertama dan yang paling utama adalah
pendidikan keluarga, dimana ibu dan ayah serta orang-orang
terdekat memiliki kontribusi yang sangat tinggi terhadap
perkembangan anak dimasa yang akan datang.
Dengan demikian para orang tua dan orang-orang terdekat
kepada anak-anak harus sadar apa yang dapat dan harus mereka
lakukan untuk membuat si kecil menikmati dan banyak
mendapat manfaat dalam setiap tahap perkembangannya.
Memberikan stimulasi-stimulasi pada anak-anak memang
kelihatannya mudah, tetapi butuh waktu. Seorang anak
membutuhkan waktu dan bimbingan yang banyak untuk
membuat mereka mempunyai sikap positif dalam belajar dan
mengenal kehidupan.
Kesimpulan dari aspek-aspek perkembangan anak harus
dipelajari sejak usia dini, karena pada saat usia dinilah sebagai
Goldent Ege (masa keemasan) bagi anak-anak, baik itu aspek
kognitif, psikomotor dan afektifnya secara bertahap sejak masa
anak lahir sampai dengan dewasa.
166
Daftar Pustaka
Bambang Sujiono & Yuliani Nurani Sujiono (2005).
Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta:PT. Elex
Media Komputido.
Elizabeth B Hurlock (1978). Perkembangan Anak Jilid 1.
Jakarta:Erlangga.
Jackie Silberg (2002). Brain Games for Toddlers. Jakarta : PT.
Erlangga
June R. Oberlander (2005). Slow and Steady Get Me Ready.
Jakarta : PT. Primamedia Pustaka
Yohan Rubiyantoro (2012). http://edukasi.kompasiana.com.
Mari berinvestasi pada pendidikan anak usia dini. html.
diunduh 04.30 WIB Tanggal 9 Agustus 2013.
168
BAB VII
FAKTOR FAKTOR PENGARUH TERHADAP
PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN
Perkembangan jaman yang semakin modern yang diikuti
oleh perkembangan dunia informasi dan teknologi yang tidak
bisa diterka oleh akan manusia, sehingga jarak, waktu dan
tembok penghalang yang tebal pun tidak bisa menghalangi
masuknya berbagai informasi, baik itu informasi yang positif
maupun informasi yang negatif.
Konsekuensi dari perkembangan tersebut jelas akan sangat
berpengaruh terhadap setiap manusia (peserta didik) baik itu
perkembangan maupun pertumbuhannya, hal ini dibuktikan
begitu hebatnya anak-anak yang masih usia 5 – 10 tahun sudah
bisa mengoperasikan komputer, hand phone, dan alat-alat
elektronik lainnya jika kita bandingkan dengan para orang
tuanya bahkan gurunya?
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan
adanya perhatian khusus mengenai hal-hal sebagai berikut: 1)
proses pematangan, khususnya pematangan fungsi kognitif; 2)
proses belajar; 3) pembawaan Atau bakat. Ketiga hal ini
berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam
perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa
sebagai peserta didik kita.(www.alwanku.blogspot 2013)
169
B. Aliran Empirisisme
John Locke
Namun, aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir
Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat
172
C. Aliran Konvergensi
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan
berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit,
hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
beragam jenisnya. Hormon tumbuhan, hormon hewan dan
hormon manusia
c. Bakat
Bakat (Inggris) è “aptitude” atau “talent”. Bakat adalah
kapasitas seseorang untuk menguasai suatu pengetahuan
khusus (dengan latihan), ketrampilan atau serangkaian respon
yang terorganisisir (Imanuel Sembiring, 2011.
Compasiana.com). Misalnya: Kemampuan berbicara bahasa
inggris, kemampuan musical, kemampuan mengerjakan
180
c. Inteligensi
Sesuai dengan prinsip perbedaan individual maka tiap anak
akan mempunyai bakat sendiri” (pembawaan) dan bakat
tidak sama dengan kecerdasan, tetapi kecerdasan menjadi
dasar untuk berkembangnya bakat. Dengan kata lain :
Kecerdasan dipandang sebagai factor umum dan Bakat
merupakan factor khusus.
Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan.
Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas,
kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan.
Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi
dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya
merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam
berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan
mengenai kecerdasan. Stenberg & Slater (1982)
mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang
bertujuan dan adaptif.
181
e. Spirit
Spirit bisa dikatakan sebagai antusiasme, semangat besar,
kegairahan, kegembiraan yang besar. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa spirit ini akan dapat
membuat perkembangan dan pertumbuhan seseorang.
2. Keragaman budaya
3. Media Massa
D. Kesimpulan
Perkembangan dan Pertumbuhan manusia (peserta didik)
secara garis besarnya di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
intern/internal dan faktor eksternal. Faktor Internal yaitu faktor
yang datangnya dari diri peserta didik/manusia itu sendiri yang
meliputi gen, hormon, bakat, inteligensi, spirit, emotion atau
perasaan, dan tubuh serta warna kulit.
Sedangkan faktor penyebab eksternal diantaranya adalah
faktor makanan, asupan gizi, pola asuh, perhatian atau kasih
sayang, ekonomi keluarga, lingkungan sekitar, teman
sepergaulan dan pendidikan di sekolah dimana mereka berada.
Sedangkan yang mempengaruhi faktor kesuksesan belajar pun
sama dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal peserta didik. Faktor internalnya adalah Faktor
jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), Faktor psikologis
(inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan) dan Faktor kelelahan
190
Daftar Pustaka
Alwan (2013). www.alwanku.blogspot 2013)
Apipah (2012). Perkembangan dan Pertumbuhan Anak.
Blogspot.
Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Imanuel Sembiring, (2011). www. compasiana.com
Martin, Anthony Dio, 2003. Emotional Quality Manajement
Refleksi, Revisi Dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan
Emosi. Jakarta: Arga.
Stenberg & Slater (1982). Pengertian Kecerdasan. www.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan
192
BAB VIII
PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PROSES PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
PESERTA DIDIK
limit of his capacity, the ability to solve his own problems and to
make his own adjustment...”
Pengertian menurut Jones di atas, ternyata bimbingan itu
merupakan bantuan kepada individu dalam membuat suatu
pilihan yang cerdas atau tepat dalam penyesuaian kehidupan
mereka. Selanjutnya pula dikatakan bahwa kemampuan itu
bukan merupakan suatu faktor bawaan, tetapi harus
dikembangkan.
Tujuan yang sangat mendasar dari bimbingan menurut
Jones adalah mengembangkan setiap individu untuk mencapai
batas yang optimal, yaitu dapat memecahkan permasalahannya
sendiri dan membuat keputusan yang sesuai dengan keadaan
dirinya sendiri. Dengan demikian suatu keputusan yang diambil
bukan merupakan hasil paksaan seseorang (guru, orang tua)
melainkan datang dari dalam diri sendiri setelah memperoleh
layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini artinya
keputusan yang diambil harus berangkat dari dalam diri sendiri
yang dibimbing, bukan merupakan pemaksaan guru/tutor/orang
tua/pembimbing.
Hamrin (1947) mengemukakan pengertian tentang
bimbingan sebagai berikut:
‘Helping John to see through himself in order that he may
see himself through’
196
2. Pengertian Konseling
Makna bimbingan selalu berdampingan dengan makna
konseling atau dengan kata lain bahwa makna dari bimbingan
dan konseling tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu akan
diuraikan beberapa pengertian konseling dari pendapat para
pakar pendidikan untuk memperkuat dan mempelajari
bimbingan dan konseling yang lebih mendalam.
Jones (dalam Bimo Walgito, 2010:7) menyampaikan
pengertian konseling sebagai berikut:
‘Counseling is talking over a problem with some one.
Usually but not always, one of the two has facts or
experience or abilities not possessed to the same degree
by the other. The process of counseling involves a clearing
up of the problem by discussion’
209
terkait
10 Kerjasama dan pengertian
orang tua sangat
diperlukan
11 Supaya berani
bertanggungjawab sendiri
dalam mengatasi
permasalahannya
12 Bersifat flexible
11. Asas alih tangan yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan secara tuntas
mengalihtangankan ke pihak yang lebih ahli.
12. Asas Tut Wuri Handayani yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menghendaki agar layanan secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi
(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan
yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju.
mengorganisasikan perencanaan
yang telah dibuat dengan semua
pendidik di sekolah tersebut untuk
dapat dilaksanakannya program
layanan bimbingan dan konseling.
3 A (Actuiting) Actuiting adalah pelaksanaan dari
hasil yang telah direncanakan serta
diorganisasi dengan baik.
4 C (Controlling) Controlling adalah memeriksa hasil
dari pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling,
khususnya dampak pada diri
peserta didik secara kontinu atau
berkelanjutan artinya jangan
pelaksanaan selesai maka selesai
sudah programnya.
5 E (Evaluation) Evaluation adalah penilaian dari
hasil kontrol yang kemudian dibuat
untuk dijadikan referensi
selanjutnya sebagai langkah tindak
lanjut dari hasil yang telah dicapai.
239
G. Kesimpulan
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan
konseling di pendidikan kesetaraan formal, nonformal dan
informal, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidaknya
landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas,
namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya
memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli,
agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai
tugas-tugas perkembangan (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Apalagi untuk peserta
didik di pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama yang
keberadaanya sangat rentang terhadap perkembangan yang
negatif dengan dalih persahabatan ataupun satu geng anak-anak
remaja.
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada
dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu
berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman
dalam menentukan arah kehidupannya. Di samping itu terdapat
suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak
selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah.
Dengan kata lain, proses perkembangan itu selalu berjalan
240
dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan
nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan konseli tidak terlepas dari pengaruh
lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat
pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi
dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life skill)
warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit
diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan
melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti
terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-
masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan
lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan
kesenjangan perkembangan tersebut, diantaranya: pertumbuhan
jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota,
kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi
teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga,
dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri.
Iklim lingkungan yang kurang sehat, seperti: maraknya
tayangan pornografi di televisi dan VCD; penyalahgunaan alat
kontrasepsi, minuman keras, dan obat-obat terlarang/narkoba
yang tak terkontrol, ketidak harmonisan dalam kehidupan
keluarga; dan dekadensi moral orang dewasa sangat
mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup konseli (terutama
pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-
241
Daftar Pustaka
ABKIN (2008). Penataan Pendidikan Prefesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal. Bandung: PPB FIP UPI Bandung.
Bimo Walgito (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi dan
Karir). Yogyakarta: Andi.
BNN (2007). Laporan Badan Anti Narkotika. Jakarta
Crow & Crow ( 1951). An Introduction to Guidance. New York:
American Book Company.
http://carospedia.com. Perkembangan anak
Jones, J.J. (1963 & 1987). Secondary School Administration.
New York: McGraw Hill Book Company
Prayitno, dkk. (2004). Pedoman Khusus Bimbingan dan
Konseling, Jakarta : Depdiknas
Rochman Natawijaya (1987). Pendekatan-Pendekatan dalam
Penyuluhan Kelompok. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Dikdasmen.
Shertzer & Stone (1971& 1982). Fundamentals of Guidance.
Fourth Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.
Sunaryo, (2008). Kompilasi Perkuliahan Lintas Budaya.
Makalah pada Perkuliahan Program Doktor UPI Bandung.
Syamsu Y.L & Juntia (2010). Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Bandung: Rosda Karya.
Winkel, W.S (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
www.situs. Deskespro.com
245
BAB IX
TUGAS MANDIRI
Petunjuk Umum
1. Jawablah seluruh pertanyaan dengan baik dan benar pada
lembar jawaban yang disediakan.
2. Setelah selesai menjawab pada lembar jawaban yang
disediakan diserahkan kepada dosen pengampu mata
kuliah sebagai bahan nilai tugas mandiri mahasiswa.
3. Lakukan secara jujur dalam menjawab jangan coba-coba
melihat hasil orang lain, karena hasil sendiri adalah yang
terbaik.
4. Selamat mengerjakan
b. pra potensi
c. dorongan yang timbul
d. keptingan individu
e. prinsip kehidupan
22. Sikap ambivalen pada remaja terhadap orang tua dan orang
dewasa merupakan akibat kegagalan menguasai tugas
perkembangan…
a. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan
orang dewasa lainnya
b. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan
c. Memilih dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga
d. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang
bertanggung jawab
e. Mencapai kebebasan kehidupan sosial
c. Dewasa
d. Kelas
e. Dirumah
Nama :
NIM :
Program Studi :
No A B C D E No A B C D E
1 21
2 22
3 23
4 24
5 25
6 26
7 27
8 28
9 29
10 30
11 31
12 32
13 33
14 34
15 35
16 36
17 37
18 38
19 39
20 40
Nilai :
257
RIWAYAT PENULIS
Daftar Pustaka
ABKIN (2008). Penataan Pendidikan Prefesional Konselor
dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan
Formal. Bandung: PPB FIP UPI Bandung.
Alwan (2013). www.alwanku.blogspot 2013)
Apipah (2012). Perkembangan dan Pertumbuhan Anak.
Blogspot.
Artikel What New Educators Need to Know About Teacher Qualities.
Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Bambang Sujiono & Yuliani Nurani Sujiono (2005). Mencerdaskan
Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta:PT. Elex Media Komputido.
Bimo Walgito (2010). Bimbingan dan Konseling (Studi dan
Karir). Yogyakarta: Andi.
BNN (2007). Laporan Badan Anti Narkotika. Jakarta
Conny Semiawan (1984). Kecerdasan Inteligensi. Jakarta: IKIP
Jakarta.
Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987). Perkembangan
Peserta Didik.
Crow & Crow ( 1951). An Introduction to Guidance. New
York: American Book Company.
Elizabeth B Hurlock (1978). Perkembangan Anak Jilid 1.
Jakarta:Erlangga.
File.upi.edu/Direktori/FIP/Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, diunduh
Pukul 15.00 WIB Tanggal 8 Agustus 2013.
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
http://carospedia.com. Perkembangan anak
http://edukasi.kompasiana.com. Mari berinvestasi pada
pendidikan anak usia dini. html. diunduh 04.30 WIB Tanggal 9
Agustus 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow, diunduh Pukul 14.30
WIB tanggal 6 Agustus 2013.
http://jembersantri.blogspot.com/2012/10/hakikat-manusia-dan-
pendidikan.html.
http://www.praswck.com/aktualisasi-diri-menurut-abraham-maslow,
diunduh Pukul 14.30 WIB tanggal 6 Agustus 2013.
Husdarta dan Kusmaedi (2012). Pertumbuhan dan Perkembangan
Peserta Didik. Bandung : Alfabeta
Ilmu Psikologi. blogspot.com/2009/05/hukum-perkembangan.html.
diunduh Pukul 15.00 WIB Tanggal 8 Agustus 2013.
Imanuel Sembiring, (2011). www. compasiana.com
271