Anda di halaman 1dari 52

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah

Proses belajar mengajar menjadi objek pembicaraan di dalam dunia

pendidikan. Hal ini disebabkan karena proses belajar mengajar merupakan kunci

keberhasilan dari tujuan pendidikan. Apabila pelaksanaan kegiatan pembelajaran

berkualitas, maka tujuan pembelajaran juga akan mencapai hasil yang optimal sesuai

yang diinginkan. Saat ini pemerintah menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat

dengan berdasar pada suatu sistem pendidikan nasional.

Dalam mewujudkan pendidikan nasional tersebut, perlu disesuaikan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat serta

tantangan global. Maka dari itu disusunlah suatu kurikulum. dalam perjalanannya

kurikulum ini senantiasa mengalami perkembangan dan penyesuaian sesuai dengan

kemajuan jaman. Menurut Sagala (2009: 234) menegaskan bahwa “kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai sisi dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”. jadi

kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan yang digunakan sebagai

pedoman dalam merancang pembelajaran sehingga dapat memudahkan tujuan

pembelajaran tersebut tercapai. Menurut UUSPN No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 3

(Sagala 2009: 230) :

Isi kurikulum pendidikan dasar wajib memuat sekurang-kurangnya


memuat bahan kajian dan pelajaran (1) pendidikan agama; (2)
pendidikan kewarganegaraan; (3) bahasa; (4) matematika; (5) ilmu
2

pengetahuan alam; (6) ilmu pengetahuan sosial; (7) seni dan budaya;
(8) pendidikan jasmani dan olahraga; (9)keterampilan/kejuruan; (10)
muatan lokal.
Salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional adalah dengan

adanya pelaksanaan proses pendidikan di sekolah dasar yang terdiri dari beberapa

mata pelajaran salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Meurut Susanto (2014: 6) “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, hukum dan budaya”. Sedangkan menurut Maryani dan Syamsudin

(2009: 5) mengemukakan bahwa :

IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang


tanggungjawab utamanya adalah membantu peserta didik dalam
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang
diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik
di tingkat lokal, nasional maupun global.

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

IPS merupakan suatu program pendidikan yang di dalamnya terintegrasi dari berbagai

ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk membantu siswa dalam mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, sikap nilai agar dapat berpartisipasi dalam kehidupan

masyarakat baik di tingkat lokal, nasional maupun global.

Oleh karena itu pembelajaran IPS sangat memerlukan perhatian dan strategi

yang benar. Agar tujuan dari pendidikan IPS dapat tercapai sesuai dengan yang

diharapkan. Faktor utama dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan IPS

yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan materi dengan baik dan menarik

karena pembelajaran IPS cenderung bersifat teoritis dan hafalan sehingga siswa
3

dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan oleh

guru.

Kenyataan di lapangan yang ditemukan calon peneliti saat melakukan

observasi pada hari sabtu tanggal 3 februari 2018 di SDN 33 Parepare menunjukkan

bahwa hasil ulangan harian yang dicapai pada mata pelajaran IPS siswa kelas V

masih perlu ditigkatkan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa belum

mencapai nilai SKBM yang ditargetkandi sekolah tersebut yaitu 75. Setelah

melakukan pengamatan, calon peneliti menarik kesimpulan bahwa rendahnya nilai

siswa kelas V pada mata pelajaran IPS disebabkan atas dua faktor yaitu faktor guru

dan siswa. Faktor dari guru terdiri dari (1) kurangnya kemampuan guru

melaksanakan pembelajaran yang menarik, (2) Guru lebih aktif dalam pembelajaran,

(3) Tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran kelompok. Sedangkan faktor siswa

terdiri dari (1) Siswa terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran, (2) siswa terlihat pasif dalam pembelajaran, (3) Pemahaman siswa

mengenai materi IPS masih minim.

Melihat permasalahan di atas, maka upaya yang dilakukan calon peneliti

yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Course Review Horay

(CRH) karena dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan model tersebut

siswa diajak belajar secara berkelompok yang memerlukan sumbangsi pikiran dari

setiap anggota untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru sehingga aktivitas

pembelajaran lebih banyak berpusat pada siswa. selain itu suasana belajar juga

menarik dan menyenangkan karena apabila jawaban siswa dalam kelompok benar,
4

maka siswa dalam kelompok berteriak horee atau menyayikan yel-yel sehingga

suasana pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa lebih menikmati jalannya

proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut juga di kemukakan oleh Sholeh 2013

(Parahita 2014) menyatakan bahwa “pembelajaran course review horay merupakan

model yang menyenangkan, karena siswa diajak untuk bermain sambil belajar untuk

menjawab berbagai pertanyaan yang disampaikan secara menarik dari guru”.

Dalam penelitian ini calon peneliti bermaksud untuk mengadakan suatu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penerapan model

pembelajaranKooperatif Course Review Horay (CRH) untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas V SDN 33 Parepare.

B. Rumusan Dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di atas maka yang menjadi

rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

a. Bagaimanakah proses penerapan model pembelajaran kooperatif Course Review

Horay (CRH) pada mata pelajaran IPS tentang proklamasi kemerdekaan

Indonesia di kelas V SDN 33 Parepare.

b. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Course Review Horay (CRH)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang

proklamasi kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN 33 Parepare.


5

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka perlu

segera dilakukan tindakan perbaikan agar proses belajar mengajar terlaksana dengan

baik serta memberikan hasil yang maksimal, maka sebagai alternatif untuk

menanggulangi masalah tersebut calon peneliti merancang pemecahan masalah

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Course Review Horay (CRH).

Course review horay (CRH) merupakan model pembelajaran berkelompok

yang bersifat mengulang kembali (mereview) pengetahuan siswa dengan cara

pengujian pemahaman melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan guru.

Jawaban dari pertanyaan tersebut ditulis dalam kartu atau kotak yang telah

dilengkapi dengan nomor. Kelompok yang berhasil menjawab dengan benar

memberi tanda centang (√) pada kartu atau kotak jawaban yang benar kemudian

diwajibkan berteriak hore atau menyanyikan yel-yel kelompoknya sehingga proses

pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

Adapun langkah-langkah pada model pembelajaran Course Review Horay

(CRH) menurut Huda (2014: 230) :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya

jawab.

c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.


6

d. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai

dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor

yang ditentukan guru.

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam

kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

f. Setelah pembacaan soal dan jawababan siswa ditulis di dalam kartu atau kotak,

guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

g. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check list (√)

dan langsung berteriak “horee!!”.

h. Guru memberikan reword pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau

yang paling sering memperoleh “horee!!”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses penerapan model pembelajaran kooperatif

Course Review Horay (CRH) pada mata pelajaran IPS tentang proklamasi

kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN 33 Parepare.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Course

Review Horay (CRH) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN 33

Parepare.
7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan teoritis dalam

perbaikan kualitas pembelajaran, sehingga dapat menjadi masukan dalam upaya

mengkaji lebih luas tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif Course

review Horay (CRH) dalam meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar

siswa meningkat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru kelas V SDN 33 Parepare, Penelitian ini dapat dijadikan sebagai

alternative untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran serta sebagai perbaikan mengajar guru agar mengutamakan

pemahaman konsep siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

Course Review Horay (CRH) sebagai model pembelajaran yang menarik.

b. Bagi siswa, agar mendapat kesempatan belajar dengan suasana yang

menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.

c. Bagi calon peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di

bangku perkuliahan terhadap masalah-masalah yang akan dihadapi di dunia

pendidikan secara nyata.


8

II. KAJIAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Model pembelajaran kooperatif tipecourse review horay(CRH).

a. Pengertian pembelajaran kooperatif

Belajar kooperatif merupakan belajar secara berkelompok yang

memungkinkan siswa dalam kelompok tersebut saling bekerja sama untuk mencapai

tujuan belajar serta memaksimalkan belajar siswa dalam kelompok tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut Slavin 1984 (Solihatin 2008:4) mengatakan bahwa

“cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri

dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen”. Dalam

kegiatan belajar kooperatif siswa dibagi dalam sebuah kelompok yang bersifat

heterogen. Maksud dari kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran

kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal tersebut bermanfaat untuk melatih

siswa agar saling menerima perbedaan pendapat dan belajar bersama dengan teman

yang memiliki latar belakang yang berbeda.

Pada dasarnya belajar kooperatif merupakan suatu sikap atau prilaku bersama

dalam belajar di mana siswa dibetuk dalam kelompok heterogen dan keberhasilan

kerja dari kelompok di pengaruhi oleh keterlibatan dari masing masing anggota

dalam kelompok. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Imamah (2012: 33)

Pembelajaran cooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar


9

dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda, dan

dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan

membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran

Adapun tujuan belajar kooperatif menurut Slavin (Lilyherliani 2013:10) “ tujuan

model pembelajaran kooperatif terdiri dari (a) hasil belajar akademik, (b)

penerimaan terhadap perbedaan individu, (c) pengembangan kreatif sosial, (d)

lingkungan belajar dan system pengelolaan”. Keempat tujuan tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1) Hasil belajar akademik yaitu dengan pembelajaran kooperatif dapat memberikan

perubahan pada hasil belajar siswa dalam akademik serta perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar.

2) penerimaan terhadap perbedaan individu yaitu dapat menerima setiap perbedaan

yang ada. dari perbedaan ras, perbedaan budaya, perbedaan kelas sosial maupun

perbedaan kemampuan.

3) pengembangan kreatif sosialyaitu pembelajaran kooperatif mengarahkan siswa

agar berinteraksiserta bekerjasama dengan siswa lainya dalam suatu kelompok

sehingga mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan dalam bersosialisasi.

4) lingkungan belajar dan sistem pengelolaan yaitu mengkoordinasikan dan

mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan sehingga kegiatan

pembelajaran terfasilitasi dengan baik.


10

Berdasarkan defenisi yang ada di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam memecahkan masalah dengan

cara bekerja bersama-sama atau berkolaborasi tanpa melihat atau memandang

perbedaan yang ada seperti perbedaan ras, perbedaan suku, perbedaan jenis kelamin,

perbedaan prestasi dan sebagainya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

b. Pengertian model pembelajaran kooperatif Course Review Horay (CRH).

Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) merupakan model

pembelajaran kooperatif yang dirancang dengan menarik untuk mempengaruhi pola

interaksi antar siswa sehingga aktivitas pembelajaran mendorong siswa aktif sehingga

tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Menurut Huda 2013: 230 (Kusumahati

2014):

Pembelajaran kooperatif model CRH merupakan pembelajaran


berkelompok yang bersifat mengulang kembali (review)
pengetahuan yang diperoleh peserta didik melalui diskusi
kelompok, dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah disiapkan oleh guru. Setiap kelompok yang dapat menjawab
benar, diwajibkan berteriak ‘hore!’ atau yel-yel lainnya yang
disukai dan menempelkan simbol kelompoknya pada kotak yang
pertanyaannya dijawab benar
Pembelajaran dengan menggunakan Model Course Review Horay (CRH)

membuat susasana di dalam kelas menarik siswa untuk belajar karena siswa tidak

hanya dibagi dalam sebuah kelompok dan menyelesaikan setiap soal yang diberikan

oleh guru tetapi dalam Model Course Review Horay (CRH) ini diselingi dengan

games yaitu masing-masing kelompok menyiapkan yel-yel kemudian apabila siswa

dalam kelompok menjawab soal yang diberikan oleh guru dengan benar, maka
11

siswa dalam kelompok dapat menyanyikan yel-yel atau berteriak horay. Oleh karena

itu setiap kelompok bekompetisi menjawab soal dengan benar agar dapat

menampilkan yel-yel dari kelompoknya.

Model Course Review Horay (CRH) merupakan salah satu model kooperatif

yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami

pelajaran dengan mudah karena adanya pemberian masalah yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah

dipelajari. Sehubungan dengan hal tersebut Shoimin (2014: 54) menyatakan bahwa

“pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa

menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan

jawabannya”.

Dalam penerapannya, model Pembelajaran kooperatif Course Review Horay

(CRH) ini tidak hanya menginginkan siswa belajar untuk meningkatkan akademik

dan keterampilanya saja. Seperti yang dijelaskan Suprijono 2010 (Kusumahati 2014)

“Course Review Horay sebagai salah satu proses learning to know, learning to do,

learning to be and learning to live together untuk mendorong terciptanya

kebermaknaan belajar bagi peserta didik”.

Dengan penerapan model tersebut diharapkan siswa berusaha mencari agar

dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan bukan hanya sekedar mengetahui

sehingga bermakna dalam kehidupannya (learning to know),Melalui kegiatan belajar

mengajar membekali siswa tidak sekedar untuk mengetahui tetapi juga dapat

menjadikan siswa lebih terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga


12

menghasilkan sesuatu yang bermakna dalam kehidupannya (learning to do), melalui

pembelajaran dapat dijadikan sebagai proses menjadi diri sendiri atau menjadi

sesuatu (learning to be), saling mengahargai, terbuka, dan menerima perlu

diterapkan dalam pembelajaran agar memungkinkan tumbuhnya sikap saling

penegrtian antar ras, suku, dan agama sebagai bekal dalam bersosialisasi di

masyarakat (learning to live together).

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Courese Review Horay

(CRH) menurut menurut Huda (2014: 230): (1) Guru menyapaikan kompetensi yang

ingin dicapai, (2) Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik

dengan tanya jawab, (3) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, (4) Untuk

menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan

kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nonor yang ditentukan

guru, (5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di

dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru, (6) Setelah pembacaan soal

dan jawababan siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan siswa

mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi, (7) Bagi pertanyaan yang dijawab

dengan benar, siswa memberi tanda check list (√ ) dan langsung berteriak “horee!!”,

(8) Guru memberikan reword pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau

yang paling sering memperoleh “horee!!”.


13

c. kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif Course Review Horay

(CRH).

Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif Course Review Horay

(CRH) menurut Huda (2014:231) diantaranya sebagai berikut :

1) Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke

dalamnya.

2) Metode tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak

menegangkan.

3) Semangat belajar yang meningkat karena pembelajaran berlangsung

menyenangkan, dan

4) Skill kerjasama antar siswa yang semakin terlatih.

Walaupun memiliki banyak kelebihan, model pembelajaran kooperatif Course

Review Horay (CRH) ini juga memiliki kekurangan. adapun kekurangannya Huda

(2014: 231) yaitu, sebagai berikut:

1) penyamarataan nilai antar siswa pasif dan aktif.

2) adanya peluang untu kcurang.

3) beresiko mengganggu suasana belajar kelas lain.

2. Hakikat IPS

a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan yang membahas

tentang hubungan manusia dengan lingkungannya atau manusia sebagai anggota

mayarakat. Menurut Hasan 1990 (Solihatin 2008: 14) “IPS merupakan fusi
14

dariberbagai disiplin ilmu”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa Ilmu

Pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial.

Pendapat tersebut didukung oleh Susanto (2014: 6) mengemukakan bahwa “Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial

dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan

budaya”.

Dalam tingkat persekolahan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki

perbedaan makna. Hal tersebut didasari karena disiplin ilmu yang terintegrasi dalam

pendidikan tersebut memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda oleh karena itu

harus disesuaikan dengan karakteristik serta kebutuhan peserta didik khususnya

IPSuntuk Sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk sekolah Menengah Pertama (SMP)

dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas (SMA).Menurut susanto (2014: 8) “karena

luasnya cakupan ilmu sosial pembinaan harus dilakukan secara berkesinambungan

mulai daritingkat terendah sampai tingkat yang lebih tinggi”. Oleh karena itu

pengajaran tentang manusia di masyarakat harus dimulai dari tingkat dasar atau SD.

b. Pembelajaran IPS di SD

IPS pada jenjang sekolah dasar adalah untuk mendidik dan memberi bekal

kemampuan dasar pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat,

kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut susanto (2014: 36) “pola

pembelajaran IPS di SD hendaknya lebih menekankan pada unsur pendidikan dan


15

pembekalan pemahaman, nilai-moral, dan keterampila-keterampila sosial pada

siswa”.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di SD bukan

sebatas upaya memberikan siswa sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka,

melaikan lebih mengupayakan siswa memiliki seperangkat pengetahuan, sikap, nilai,

dan keterampilan agara siswa mampu menjadika apa yang dipelajarinya sebagai bekal

untuk melakoni kehidupan sehari-hariya dalam bermasyarakat serta bekal untuk

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

c. Tujuan Pembelajaran IPS

Pada umumnya Ilmu Pengetahuan Sosial mengajarkan siswa agar menjadi warga

negara yang baik, serta melatih potensi kreatif siswa dan agar mewarisi dan

melanjutkan budaya bangsanya. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Febrina (2011:

152) mengemukakan bahwa “Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan

analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat yang dinamis”. Sedangkan menurut Afandi (2011: 96) tujuan mata

pelajaran IPS di SD/MI ditetapkan sebagai berikut:

1.Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan


masyarakat dan lingkungannya; 2. Memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social;
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan; 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,
di tingkat lokal, nasional, dan global.
16

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) ialah untuk mengembangkan kemampuan berfikir,

memiliki sikap baik serta membantu siswa dalam memahami lingkungan sebagai

tempat di mana siswa tumbuh dan berkembang dihadapkan dengan berbagai

permasalahan-permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan masyarakat. Maka

dari itu dengan adanya pendidikan IPS dapat memudahkan siswa dalam

memecahkan setiap masalah-masalah yang dihadapi dan menjadikannya semakin

mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar menurut Brahim 2007 (Susanto 2013: 5) menyatakan

bahwa” hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dari skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu”. Pendapat tersebut senada

dengan yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono 2009: 250 (wulandari 2013:

183) mendefinisikan bahwa :

Hasil belajar adalah ukuran atau tingkat keberhasilan yang dapat


dicapai oleh seorang siswa berdasarkan pengalaman yang
diperoleh setelah dilakukan evaluasi berupa tes dan biasanya
diwujudkan dengan nilai atau angkaangka tertentu serta
menyebabkan terjadinya perubahan kognitif, afektif, maupun
psikomotorik
17

Dari kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik setelah melalui proses pembelajaran yang

dapat dilihat dari skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai materi yang telah

dipelajari.

b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Secara umum hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal

dan eksternal. Di mana faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

sendiri yang meliputi; faktor jasmani, faktor psikologi, dan fator kelelahan.

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang

meliputi; faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Menurut Wasliman 2007 (Susanto 2013: 12) terdapat beberapa hasil interaksi

antara berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa.

Baik internal maupun eksternal. Secara terperinci faktor tersebut diuraikan sebagai

berikut :

1. Faktor iternal; faktor interal merupaka faktor yang besrumber dari dalam diri

peserta didik yang mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor iternal ini meliputi:

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan

keluarga mempengaruhi hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan


18

ekonomiya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua terhadap anaknya, serta

kebiasaan pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang

pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan,

dan pengalaman jabatan.

3. Teacher properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sikap yang

dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap

siswa, kemampuan dan itelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik

kemampuan mereka dalam pengelolaan pembelajaran termasuk didalamnya

kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun

kemampuan dalam penguasaan materi.

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa tinggi rendahnya hasil belajar

yang dicapai siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat

sejumlah faktor yang saling mempengaruhi.

B. KerangkaPikir

Berbagai usaha dalam mengajar selama ini diterapkan oleh guru khususnya

pada mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 33 Parepare diharapkan dapat

mengembangkan dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa hasil belajar IPS

yang diperoleh siswa kelas V SDN 33 Parepare masih tergolong rendah. Rendahnya

hasil belajar siswa tersebut dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor dari guru dan faktor

dari siswa itu sendiri.


19

Sesuai dengan hasil observasi, peneliti menemukan beberapa masalah pada

kegiata pembelajaran IPS kelas V SDN 33Parepare. Faktor dari guru antara lain: (1)

penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan

(2) Guru lebih aktif dalam pembelajaran (3) Tidak melibatkan siswa dalam belajar

kelompok. Adapun faktor dari siswa yaitu: (1) minat belajar siswa terhadap mata

pelajaran IPS kurang (2) pada kegiatan pembelajaran siswa terlihat pasif (3)

pemahaman siswa mengenai materi IPS masih minim.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 33

Parepare yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Course Review

Horay (CRH). Model Course Review Horay (CRH) merupakan pembelajaran

berkelompok yang bersifat mengulang kembali (review) pengetahuan yang diperoleh

peserta didik melalui diskusi kelompok, dengan cara menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru. Setiap kelompok yang dapat menjawab

benar, diwajibkan berteriak ‘hore!’ atau yel-yel lainnya. Model pembelajaran tersebut

membuat suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena diselingi dengan

hiburan sehingga siswa tidak merasa bosan saat belajar.

Berpedoman dengan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Course Review Horay (CRH)

pada mata pelajaran IPS diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas V

SDN 33 Parepare. Untuk memudahkan pemahaman terhadap permasalahan yang

sedang dikaji, maka akan dikemukakan melalui bagan kerangka pikir berikut ini:
20

Nilai mata pelajaran IPS siswa kelas V rendah

Penyebab Masalah

Faktor dari guru: Faktor dari siswa:


1. kurangnya kemampuan guru 1. Siswa terlihat kurang
melaksanakan pembelajaran yang bersemangat dalam mengikuti
menarik proses pembelajaran
2. Guru lebih aktif dalam 2. siswa terlihat pasif dalam
pembelajaran pembelajaran,
3. Tidak melibatkan siswa dalam 3. Pemahaman siswa mengenai
pembelajaran kelompok materi IPS masih minim

Penerapan modelpembelajaran kooperatif Course Review Horay (CRH)

langkah-langkah menurut Huda (2014:230) :


1. Guru menyapaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya
jawab.
3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
4. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai
dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nonor
yang ditentukan guru.
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam
kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.
6. Setelah pembacaan soal dan jawababan siswa ditulis di dalamkartu atau kotak,
guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.
7. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check list
(√) dan langsung berteriak “horee!!”.
8. Guru memberikan reword pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi
atau yang paling sering memperoleh “hore!!”.

Hasil belajar IPS meningkat


Bagan 2.1 kerangka pikir model pembelajaran kooperatif Course Review Horay
(CRH) dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa
kelas V SDN 33 Parepare.
21

C. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika model

pembelajaran kooperatif Course Review Horay (CRH) diterapkan pada kegiatan

pembelajaran IPS dengan tepat, maka hasil belajar siswa kelas V SDN 33 Parepare

dapat meningkat.
22

III. METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap pemikiran seseorang secara

individual atau kelompok. Pendekatan kualitatif dipilih karena Pendekatan tersebut

dapat digunakan untuk mendeskripsikan aktifitas guru dan siswa dalam kegiatan

belajar mengajardengan menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan yang dicapai melalui penelitian.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

action research) atau yang sering disebut dengan PTK. Menurut Rustan dan

Mundilarto 2004 (Asrori 2016) mendefenisikan “penelitian tindakan kelas adalah

sebuah penelitian yang dilakukan olehgurudikelasnya sendiri dengan jalan

merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan

partisipatif dengan tujuan memperbaikikinerjanya sebagai guru sehingga hasil

belajarnya meningkat”. Pada penelitian dengan menggunakan PTK ini diawali dari

aspek mengembangkan perencanaan, observasi atau pengamatan terhadap tindakan,

evaluasi dan diakhiri dengan melakukan refleksi.


23

Dalam penelitian ini memilih menggunakan PTK karena dilaksanakan oleh

guru dan pada dasarnya merupakan rangkaian yang dilakukan secara bersiklus untuk

memecahkan masalah hingga masalah tersebut dapat terpecahkan.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada dua aspek utama yang terdapat pada kegiatan

pembelajaran yaitu fokus pada proses atau kegiatan pembelajaran dan fokus pada

hasil.

1. fokus proses, yaitu pada penelitian ini memfokuskan pada langkah-langkah

pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Course Review Horay (CRH)

dengan mengamati siswa dan guru pada kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model kooperatif Course Review Horay (CRH) tersebut.

2. Fokus hasil, yaitu dalam penelitian ini memfokuskan pada peningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

C. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi

atau tempat di SDN 33 Parepare. Calon peneliti memilih lokasi tersebut berdasarkan

pertimbangan a) adanya masalah rendahnya hasil belajar IPS di sekolah tersebut, b)

disekolah tersebut belumpernah menerapkan model pembelajaran kooperatif Course

Review Horay (CRH).

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SDN

33 Parepare dengan jumlah siswa 17 orang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 7 siswa

perempuan.
24

D. Rancangan Tindakan

Pelakasanaan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, dalam satu siklus

diadakandua kali pertemuan. Setiap siklus terdiridari perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi. Pelaksanaan penelitian dilakukan karena adanya permasalahan

yang dialami dalamp roses pembelajaran,kemudian dilakukan perencanaan tindakan

untuk mengatasi masalah tersebut, yang dilanjutkan dengan upaya pelaksanaan

tindakan dan observasi.

Pada hasil observasi selanjutnya refleksi untuk mengetahui hasil dari

pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Jika refleksi tersebut menunjukkan bahwa

hasil yang diperoleh belum mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditentukan,maka dilanjutkan pada siklus kedua, yang dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi.

Untuk pelaksanaan siklus selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah

kesalahan yang terjadi pada siklus sebelumnya dan diperbaiki pada siklus selanjutnya.

Setiapsiklus akan dilakukan sampaimendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan

indikator keberhasilan seperti berikut ini :


25

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan tindakan I tindakan I

Siklus I
Refleksi I Observasi I

Permasalahan
Baru Hasil Perencanaan Pelaksanaan
Refleksi tindakan II tindakan II

Siklus II
Refleksi II Observasi II

Penyimpulan
dan
pemaknaan
hasil

Jika permasalahan Lanjutkan ke


belum siklus
terselesaikan berikutnya

Gambar3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan kelas (PTK) menurut Asrori (2016)
26

Berdasarkan gambar tentang desain pelaksanaan tindakan penelitian, maka tahapan-

tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahapan Pra Penelitian

a Menelaah kurikulum dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b Menelaah materi yang akan diajarkan

c Membuat soal dan jawaban lembar observasi tes siklus I dengan mengacu pada

indikator pasa Rencana Pelaksanaannpembelajaran (RPP)

2. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Guru menyajikan atau mendemontrasiakan materi sesuai topik dengan tanya

jawab

b. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok

c. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai

dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang

ditentukan guru

d. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam

kartu atau kotak yang nomornya disebut guru

e. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis didalam kartu atau kotak, guru

dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi

f. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check list (√)

dan langsung berteriak “horee!!”.


27

g. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau

yang paling sering memperoleh “horee!!”

3. Observasi

Selama pelaksanaan tindakan pembelajaran, dilakukan pengamatan dengan

menggunakan format observasi. adapun hal-hal yang diamati selama berlangsungnya

kegiatan observasi adalah seluruh aktifitas guru dan siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Langkah terkahir yang digunakan adalah mengadakan refleksi terhadap hasil

yang telah dicapai pada setiap siklus. Jika indikator keberhasilan yang dicapai pada

siklus I (pertama) belum mencapai target, maka akan direncanakan tindakan

berikutnya.proses pelaksanaan sama dengan siklus sebelumnya yaitu mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Namun pada pelaksanaan siklus

selanjutnya lebih ditekankan dalam upaya perbaikan kesalahan-kesalahan pada siklus

sebelumnya hingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan indikator atau target yang

telah direncanakan.

E.Teknik Dan Prosedr Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang

kegiatan yang dilaksanakan guru atau partisipasi siswa kelas V SDN 33 Parepare
28

dalam proses pembelajaran pada mata ppelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Alasan memilih teknik observasi dalam prosedur pengumpulan data karena setiap

data yang diambil harus memerlukan pengamatan terlebih dahulu khususnya pada

saat guru dan siswa melakukan proses belajar mengajar.

2. Tes

Tes adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar siswa, yaitu hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS di kelas V SDN

33 Pareapare. Instrumen tes yang digunakan yaitu soal pilihan ganda. Teknik tes

dipilih dalam prosedur pengumpulan data untuk mengetahui seberapa jauh tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang diajarka oleh guru, apakah sudah berhasil

atau tidak.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan terkik yang digunakan untuk memperoleh data yang

dilakukan dengan cara mencatat atau merekam suatu peristiwa dan objek yang

dianggap penting dengan tujuan untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang

situasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran berupa arsip-arsip hasil belajar

yang dapat memberi informasi data keberhasilan dan dokumen berupa foto-foto yang

menggambarkan situasi pembelajaran, sebagai pelengkap penelitian yang disesuaikan

dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Course Review Horay

(CRH). Dokumentasi dipilih dalam teknik dan prosedur pengumpulan data karena

sebelummelakukan pnelitian baiknya calon peneliti terlebih dahulu melihat dokumen-

dokumen yang dianggap penting seperti daftar hadir siswa, nilai-nilai siswa dan
29

sebagainya yang dapat memudahkan calon peneliti untukmelakukan penelitiannya di

tempat tersebut.

F. Teknik Analisis Data Dan Indikator Keberhasilan.

1. Teknik Analisis Data

Analisis data merangkum secara akurat data dengan benar. Data yang

dianalisis adalah aspek siswa yang terdiri dari aktivitas belajar pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa. Data yang terkumpul dianalisis

dengan menggunakan data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman

terdiri dari 3 tahap kegiatan yaitu (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, (3)

menarik kesimpulan dan verivikasi.

1) Mereduksi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan

semua data yang telah diperoleh mulai dari pegumpulan data sampai penyusunan

penelitian.

2) Menyajikan data adalah kegiatan mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara

menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil

memberikan kemugkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3) Menarik kesimpulan dan verifikasi adalah memberika kesimpulan terhadap hasil

penafsiran data evaluasi yag mecakup pencarian makna data serta memberikan

penjelasan selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi yaitu menguji kebenaran,

kekokohan makna-makna yang muncul dari data


30

Untuk menafsirkan data proses pembelajaran aspek guru dan siswa dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:

jumlah skor yang diperoleh


Nilai = x 100%
Total skor

Taraf Keberhasilan Kualifikasi

76%-100% Baik (B)

60%-75% Cukup (C)

0%-59% Kurang (K)

Tabel 3.1 Indikator keberhasilan pembelajaran (diadaptasi dari Djamarah, 2006)

2. Indikator Keberhasilan Penelitian

Sesuai dengan teknik analisis data dan fokus penelitian tersebut, maka untuk

megukur keberhasilan peelitian ini ditetapkan dua indikator yaitu indikator

keberhasilan proses dan indikator keberhasilan hasil. Diuraikan sebagai berikut :

a. Indikator proses

Kriteria yang digunakan untuk megukur indikator proses yaitu aktivitas

belajar siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan indikator yang tertera pada

pedoman observasi. Dikatakan berhasil apabila indikator aktivitas belajar siswa

dalam proses pembelajaran yang tertera pada pedoman observasi guru maupun siswa

mencapai kualifikasi baik (B) yaitu berada pada rentang 76%-100%.


31

b. Indikator hasil

Dikatakan berhasil apabila indikator belajar siswa dalam penelitian tindakan

kelas ini 76% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran

berhasil mencapai SKBM 75. Akan tetapi, jika kurang dari 76% dari jumlah siswa

yang mengikuti proses pembelajaran berhasil mencapai SKBM 75 maka perlu

dilanjutkan ke siklus berikutnya.


32

G. JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yang secara rinci

jenis kegiatanya seperti diuraikan dalam tabel sebagai berikut :

no Jenis kegiatan Pelaksanaan

Bulan ke Bulan ke Bulan ke III Bulan ke IV

I II

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan
a. Mengajukan
X
Judul
X X X X
b. Perencanaan

atau pembuatan

proposal.
X
d. Melaksanakan

seminar.

e. Merevisi

proposal hasil

seminar

2. Pelaksanaan X

penelitian siklus I
33

3. Pelaksanaan X

penelitian siklus II

4. Penyusunan

laporan hasil.

a. penyusunan X
draft hasil
penelitian.
b.Menyelenggarak
X
an draft hasil

penelitian.

5. Penggandaan dan

publikasi laporan. X
34

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Muhammad. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Bumi Rancakek


Kecana.
Huda, Miftahul. 2014. Model Pengajaran dan Pembelajaran : Isu-isu metodis dan
paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu
memecahkan problematika belajar dan megajar. Bandung: ALFABETA.
Sapria. 2017. Pendidikan IPS. Bandug: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz media.
Solihatin Etin, Roharjo.2008.Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
Susanto Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta:
PRAMEDIA GROUP.
35

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampran 1
36

Daftar Nilai Siswa Prapenelitian

Jenis
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Kelamin
1 GA Laki-laki 80 Tuntas
2 MT Laki-laki 70 Tidak Tutas
3 NV Laki-laki 76 Tuntas
4 MA Laki-laki 55 Tidak Tuntas
5 PR Laki-laki 60 Tidak Tuntas
6 TR Laki-laki 60 Tidak Tuntas
7 PG Laki-laki 75 Tuntas
8 JS Laki-laki 65 Tidak Tuntas
9 ML Perempuan 76 Tuntas
10 DD Perempuan 75 Tuntas
11 VY Perempuan 60 Tidak Tuntas
12 LS Perempuan 80 Tuntas
13 NV Perempuan 55 Tidak Tuntas
14 AA Perempuan 75 Tuntas
15 AD Laki-laki 70 Tidak Tuntas
16 FB Perempuan 50 Tidak Tuntas
17 AW Laki-laki 60 Tidak Tuntas
Rata-rata 67,18
Tuntas 31,59%
Tindak Tuntas 68,41%

Guru Kelas V

Andi Fatima Lukman, S.Pd


NIP. 19901110 201402 2 004
37

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( Siklus I )

Sekolah : SDN 33 Parepare


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester : V/II
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2x pertemuan)
Pertemuan : I dan II

A. StandarKompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. KompetensiDasar
2.4 Memghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

C. Indikator

2.4.1 menjelaskan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya


2.4.2 Menjelaskan pertempuran Ambarawa
2.4.3 Menjelaskan pertempuran Medan Area
2.4.2 Menjelaskan pertempuran Ambarawa
2.4.3 menjelaskan Pertempuran Magarana di Bali
D. TujuanPembelajaran
Setelah melalui diskusi kecil oleh sesama kelompoknya, setiap siswa diharapkan
mampu:
1. Siswa mampu menjelaskan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya

2. Siswa mampu menjelaskan pertempuran Ambarawa


38

3. Siswa mampu menjelaskan pertempuran Medan Area

4. Siswa mampu menjelaskan pertempuran Ambarawa

5. Siswa mampu menjelaskan Pertempuran Magarana di Bali

E. Materi Pokok
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
G. Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran
Model : Model Pembelajaran Kooperatif Course Review Horay (CRH)
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya-jawab dan Penugasan
H. Langkah-langkahpembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatanawal
a. Mengucapkan salam
b. Mengecek kesiapan belajar
c. Berdoa besama sebelum memulai pembelajaran
d. Mengecek kehadiran siswa
e. Melakukan apersepsi “menyanyikan lagu Maju Tak Gentar”
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

a. Guru menyapaikan kompetensi yang ingin dicapai


b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan
tanya jawab
c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok
d. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak
sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi
dengan nonor yang ditentukan guru
e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di
dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru
39

f. Setelah pembacaan soal dan jawababan siswa ditulis di dalam kartu atau
kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi
g. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check
list (√ ) dan langsung berteriak “horee!!”
h. Guru memberikan reword pada kelompok yang memperoleh nilai
tertinggi atau yang paling sering memperoleh “horee!!”
3. Kegiatan akhir
a. Guru dan siswa bertanya-jawab mengenai materi yang tidak dipahami
b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
c. Guru memberikan PR kepada siswa
d. Guru memotivasisiswa agar lebihrajin belajar di rumah
e. Mengucapkan salam
Pertemuan II
1. Kegiatan awal
a. Mengucapkan salam
b. Mengecek kesiapan belajar
c. Berdoa besama sebelum memulai pembelajaran
d. Mengecek kehadiran siswa
e. Melakukan apersepsi “Menyanyikan lagu Halo-halo Bandung”
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
a. Guru menyapaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan
tanya jawab
c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok
d. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak
sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi
dengan nonor yang ditentukan guru
40

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di


dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru
f. Setelah pembacaan soal dan jawababan siswa ditulis di dalam kartu atau
kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi
g. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check
list (√ ) dan langsung berteriak “horee!!”
h. Guru memberikan reword pada kelompok yang memperoleh nilai
tertinggi atau yang paling sering memperoleh “horee!!”
3. Kegiatan akhir
a. Guru dan siswa bertanya-jawab mengenai materi yang tidak dipahami
b. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
c. Guru memberikan evaluasi kepada siswa
d. Guru memotivasi siswa agar lebih rajin belajar di rumah
e. Mengucapkan salam
I. Sumber, Media dan Alat Pembelajaran
Sumber :
a. Buku panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SD/MI kelas V
b. Buku pelajaran IPS kelas V halaman 132-139
Media :
a. Vidio beserta lagu Maju Tak Gentar (pertemuan I)
b. Vidio beserta lagu Halo-halo Bandung (Pertemuan II)
Alat :
Proyektor / LCD
41

J. Penilaian
1. Teknik penilaian : tes tertulis
2. Bentuk penilaian : LKK dan tesformatif (Terlampir)

Parepare, maret 2013

Guru Kelas V Calon Peneliti

Andi Fatima Lukman, S.Pd Tasmila Tahir


NIP. 19901110 201402 2 004 NIM : 1447140040
42

Lampiran 3

Lembar Kerja Kelompok (LKK)

(Siklus I)

Petunjuk :

1. Tulislah nama kelompok dan nama anggota kelompok pada kertas yang telah

disediakan!.

2. Gambarlah 9 kotak pada kertas yang disediakan oleh guru Seperti contoh di

bawah ini:

3. Berilah nomor setiap kotak yang telah digambar seperti contoh dibawah ini:

1 2 3

4 5 6

7 8 9

4. Tulislah jawaban soal ya g disebutkan oleh guru pada kotak yang telah dibuat

sebelumnya sesuai sengan nomor soal.


43

Lampiran 4

Soal Lembar Kerja Kelompok (LKK)

(Siklus I)

1. Mengapa kemerdekaan kota bandung dikatakan sebagai peristiwa Bandung

Lautan Api?

2. Apa isi dari ultimatum yang kedua pada tanggal 23 maret 1946?

3. Apa yang menyebabkan terjadinya pertempuran ambarawa?

4. Kapan pertemburan ambarawa terjadi?

5. Berapa hari pertempuran berlangsung hingga akhirnya pasukan sekutu yang

merupakan tentara inggris akhirnya dapat diusir dari ambarawa?

6. Pertempuran yang pecah pada tanggal 13 oktober 1945 dan merupakan awal dari

perjuangan bersenjata bagi rakyat medan yang di kenal dengan ?

7. Apa isi dari ultimatum yang dikeluarkan sekutu pada peristiwa pertempuran

medan area.

8. Kapan pertempuran medan area tejadi?

9. Siapa nama bekas perwira tentara sukarela yang mepelopori pembentukan

Barisan Pemuda Indonesia?

Rambu-rambu jawaban

1. Karena pejuang-pejuang republik tidak rela jika bandung yang mereka sangat

cintai di kuasai secara utuh ole sekutu sehingga membakar semua bangunan dan

barang yang ada di kota bandung yang ada di kota bandung bagian selatan.

2. Meminta segera mengosongkan seluruh kota bandung.


44

3. Tindakan sekutu dan NICA yang membebaskan interniran belanda di magelang

dan ambarawa tanpa berunding terlebih dahulu dengan pihak republic

4. 21 November 1945

5. Empat hari

6. Pertempuran medan area

7. Melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata yang ada harus diserahkan

kepada sekutu.

8. 13 oktober 1945

9. Achmad Tahir
45

Lampiran 5

Tes Evaluasi Hasil Belajar Siswa

1. Berikut peristiwa-peristiwa di daerah dalam mempertahankan kemerdekaan

Indonesia kecuali ?

a. Bandung lautan api

b. Pertempuran ambarawa

c. Pertempuran medan area

d. Perang peputan

2. Apa isi dari ultimatum yang kedua pada tanggal 23 maret 1946?

a. Orang-orang bandung menyerahkan senjata hasil lucutan dari tentara jepang

b. Meminta segera mengosongkan seluruh kota bandung

c. Orang-orang Indonesia yang bersenjata harus menyerahkan diri

d. Pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan

meletakkan senjatanya.

3. Pada tanggal berapa pejuang-pejuang republik membakar semua bangunan dan

barang yang ada di kota bandung bagian selatan?

a. 24 maret 1946

b. 23 maret 1946

c. 10 november 1945

d. 13 September 1945
46

4. Bentrokan bersenjata antara pihak republik dan sekutu di magelang yang meluas

menjadi pertempuran. Pertempuran ini dikenal dengan?

a. Perang peputan

b. Perang magelang

c. Pertempuran para pejuang melawan sekutu

d. Pertempuran ambarawa

5. Pada tanggal berapa perang ambarawa terjadi?

a. 20 oktober 1945

b. 23 maret 1945

c. 21 november 1945

d. 27 agustus 1945

6. Apa tujuan sekutu datang ke semarang pada tanggal 20 oktober 1945?

a. Untuk mengurus tawanan perang dan tentara yang ada di sana jepang

b. Mengambil seluruh senjata pejuang yang ada di semarang

c. Menguasai semarang

d. Menyerang para pejuang yang ada di semarang

7. Apa isi ultimatum yang dikeluarkan sekutu di pada pembentrokan yang terjadi di

medan ?

a. Himbauan agar kota medan di kosongkan

b. Melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata yang ada harus diserahkan

kepada sekutu
47

c. Himbauan kepada para pejuang medan untuk menyerahkan seluruh senjata yang

dimiliki dan meninggalkan kota medan

d. Meminta pejuang yang ada di medan menyerahkan diri

8. Seorang bekas perwira tentara sukarela mempelopori pembentukan Barisan

Pemuda Indonesia, siapakah nama beliau?

a. Bung Tomo

b. Soedirman

c. Achmad Tahir

d. Tauku Mohammad Hasan

9. Pertempuran yang dikenal dengan nama pertempuran medan area merupakan

pertempuran awal dari perjuangan bersenjata bagi rakyat di medan. Kapan

peristiwa pertempuran tersebut terjadi ?

a. 13 septembe 1945

b. 13 oktober 1945

c. 10 desember 1945

d. 4 oktober 1945

10. berikut ini merupakan contoh sikap yang patut dicontoh dari para pejuang,

kecuali?

a. Tidak mudah menyerah

b. Semangat yang tinggi

c. Cepat putus asa

d. Cinta tanah air


48

Lampiran 5

Kunci Jawaban Tes Evaluasi Hasil Belajar Siswa

1. d. Perang peputan

2. b. Meminta segera mengosongkan seluruh kota bandung

3. a. 24 maret 1945

4. d. pertemburan ambarawa

5. c. 21 November 1945

6. a. untuk mengurus tawanan perang dan tentara yang ada di sana jepang

7. b. melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata yang ada harus

diserahkan kepada sekutu

8. c. Achmad Tahir

9. b. 13 oktober 1945

10. c. cepat putus asa


49

Lampiran 6

Format Observasi Guru Pada Pelaksanaan Pembelajaran

IPS kelas V SDN 33 Parepare

Pertemuan/Siklus :

Hari/Tanggal :

Petunjuk : Amatilah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang


dilakukan guru dengan memberi tanda ceklis (√ ) mengajar.
pada kolom yag tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada
saat guru/peneliti mengajar.

No Aktivitas Indikator Kualifikasi Ket


1. Guru menyapaikan  Guru menjelaskan B K C
materi dengan jelas.
kompetensi yang ingin  Guru melakukan
Tanya jawab dengan
dicapai. siswa.
 Guru memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
bertanya mengenai
materi yang belum
dipahami.
2. Guru membentuk siswa ke  Membagi kelompok
dalam kelompok-kelompok. dengan adil.
 Pembagian
kelompok secara
heterogen.
 Mengarahkan siswa
duduk berkelompok
sesuai dengan
kelompoknya
masing-masing.
3. Untuk menguji pemahaman  Guru membagikan
siswa diminta membuat LKK kepada setiap
kartu atau kotak sesuai kelompok.
dengan kebutuhan. Kartu  Guru
50

atau kotak tersebut mengkomunikasikan


kemudian diisi dengan apa yang akan
nomor yang ditentukan dilakukan
guru. berdasarkan LKK.
 Guru mengarahkan
setiap kelompok
untuk membuat
kotak sesuai
kebutuhan.
4. Guru membacakan soal  Guru mengarahkan
secara acak dan siswa siswa untuk
menuliskan jawabannya membuat yel-yel
dalam kotak yang nomornya kelompoknya.
disebutkan oleh guru.  Guru membaca soal
dengan jelas dan
secara acak.
 Guru mengarahkan
setiap kelompok
berdiskusi untuk
menjawab
pertanyaan
kemudian
menuliskan
jawabannya pada
kotak sesuai dengan
nomor soal yang
dibacakan guru.
5. Setelah pembacaan soal dan  Guru menyebutkan
jawaban siswa ditulis dalam jawaban dari setiap
kotak, guru dan siswa soal.
mendiskusikan soal yang  Guru mengarahkan
telah diberikan tadi. setiap kelompok
untuk memerikasa
atau mencocokkan
jawabannya.
 Guru mengecek
jawaban setiap
kelompok.
6. Bagi pertanyaan yang  Mengarahkan
dijawab dengan benar, siswa kelompok untuk
memberi tanda centang() memeriksa dengan
dan langsung berteriak baik jawabannya.
51

horee!! Atau menyanyikan  Mengecek jawaban


yel-yelnya. setiap kelompok.
 Mengarahkan
kelompok yang
menjawab dengan
benar untuk
menyanyikan yel-
yelnya dan memberi
tanda centang pada
jawabannya serta
yang salah diberi
tanda silang.
7. Nilai siswa dihitung dari  Guru mengecek
jawaban yang benar dan jumlah jawaban
akan berteriak hore kelompok yang
benar dan yang
banyak berterik
hore!!.
 Guru mengarahkan
siswa untuk tidak
ribut.
 Guru memberikan
kesempatan pada
kelompok yang
nilainya paling
tinggi untuk
menyanyikan
kembali yel-yelnya.
8. Guru memberikan reward  Guru memberikan
pada kelompok yang hadiah kepada
memperoleh nilai tertinggi kelompok yang
atau yang paling sering memperoleh nilai
memperoleh horee!! tertinggi.
 Guru memberikan
apresiasi kepda
kelompok sebagai
motivasi.
 Guru mengarahkan
semua kelompok
untuk memperbaiki
pekerjaannya.
52

Keterangan :

Baik (B) bernilai 3 : Jika semua indikator terlaksana.

Cukup (C) bernilai 2 : Jika 2 indicator terlaksana.

Kurang (K) bernilai 1 : Jika hanya 1 indikator terlaksana.

Dalam menghitung presentase dapat digunakan rumus:

jumlah skor yang diperoleh


X= x 100%
Total skor

Parepare, 2018

Observer

Anda mungkin juga menyukai