Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN BERBICARA (NYARITA) DAN MENULIS (NULIS)

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa Daerah dan Pembelajarannya

Dosen pengampu : Sri Wulan, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh:

Nisa Nurul Awaliyah (20224002)

Muhammad Luthfi Nurhakim (20224004)

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MA’ARIF CIAMIS

TAHUN AJARAN 2023/2024

Jln. Umar Soleh Imbanagara Raya Telp./fax.(0265)772589 Ciamis Jawa Barat 46211

E-mail: stai.almaarif@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kami nikmat sehat dan anugerah akal untuk dapat berfikir. Tanpa
pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
kitayaitu Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuamakalah ini dengan judul Keterampian Berbicara (Nyarita) dan Menulis.,
Terimakasih pula kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu hingga dapat
terselesainya susunan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
pembimbing ibu Sri Wulan, S.Pd., M,Pd. yang membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah ini.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi metodologi dan bahasanya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalh
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Ciamis, Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Definisi Keterampilan Berbicara (Nyarita)..............................................3


B. Deinisi Keterampilan Menulis (Nulis).....................................................5

BAB III : PENUTUP................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa dan budaya daerah merupakan aset berharga suatu bangsa yang
perlu terus dikembangkan dan dilestarikan keberadaannya. Bahasa Sunda
merupakan mother tongue (bahasa ibu) masyarakat Sunda telah tercipta di
lingkungan Sunda dengan bukti tertulis pada abad ke-14 dalam prasasti
Kawali Ciamis yang dalam keterangannya ditulis menggunakan aksara dan
bahasa Sunda (kuno). Sejak awal abad ke-20 hingga tahun 1950-an, bahasa
Sunda telah menjadi bahasa pengantar pembelajaran pada seluruh bidang
pelajaran di tingkat pendidikan dasar (Rohani, 2017). Bahkan UNESCO
sendiri pun telah merekomendasikan penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa
pengantar dalam pendidikan.

Pendidikan sebagai jembatan dan upaya penitipan kebudayaan diharapkan


dapat membantu pelestarian kebudayaan bahasa daerah di sekolah. Oleh
karena itu, Bahasa daerah menjadi salah satu mata pelajaran muatan lokal
yang dipelajari di tingkat sekolah. Hal ini sesuai dengan dasar hukum yang
memberlakukan bahasa daerah menjadi salah satu mata pelajaran muatan
lokal di sekolah yaitu Permendikbud RI No. 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013,
Perda No. 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara
Daerah, dan Surat Edaran Kadisdik Provinsi Jawa Barat No. 423/2372/Set-
disdik tanggal 26 Maret 2013 2 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa
Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA (Hadiansah &
Rabiussani, 2019).

Adapun tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan berbicara


dan menulis siswa kelas rendah dengan menerapkan model Narasikom

1
(Pengenalan, Eksplorasi, Interpretasi, dan Komunikasi).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Keterampilan Berbicara (Nyarita)?
2. Apa definisi Keterampilan Menulis (Nulis) ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi Keterampilan Berbicara (Nyarita).
2. Untuk mengetahui definisi Keterampilan Menulis (Nulis).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI KETERAMPILAN BERBICARA (NYARITA)


Secara alamiah berbicara merupakan proses latihan-belajar menyimak.
Berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan-
pikiran-perasaan secara lisan kepada orang lain. Seseorang dapat dikatakan
terampil berbicara apabila mampu menyampaikan gagasan-pikiran-perasaan
secara lisan kepada orang lain, sehingga orang lain paham betul apa yang
disampaikan.
Selama proses pembelajaran Bahasa Sunda berlangsung terlihat siswa
masih kesulitan untuk menyampaikan ide atau pendapat mereka dengan
menggunakan bahasa Sunda.
Hal ini disebabkan karena kurangnya penggunaan bahasa Sunda siswa di
lingkungan siswa berada. Siswa terlihat bingung pada saat diminta menjawab
pertanyaan yang diberikan guru dengan menggunakan bahasa Sunda. Siswa
lainnya terlihat sibuk bertanya “Bu, bahasa Sundanya ini apa?” padahal
pertanyaan yang dilontarkan adalah bahasa Sunda keseharian yang biasanya
digunakan. Contohnya adalah dari jumlah 28 siswa di kelas terdapat
beberapa siswa yang ternyata bukan berasal dari keluarga dengan latar belajar
suku Sunda dan merupakan rantauan dari daerah luar Jawa Barat, seperti
Betawi, Jawa, Padang, Kalimantan Timur, dan Ambon. Dari kelima siswa
dari luar Jawa Barat tersebut, beberapa siswa sudah dapat mengikuti
pembelajaran bahasa Sunda tapi masih ada pula siswa yang tertinggal
sehingga masih merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.
Oleh karena itu, pentingnya pembelajaran bahasa sunda sejak dini sangat
penting agar anak-anak dapat mengenal sejak dini bagaimana bahasa sunda

3
tersebut dan kedepannya lebih paham akan bahasa sunda. Dengan memberikan
pembelajaran bahasa sunda sejak dini seperti ini, diharapkan akan mengurangi
ketakutan mereka saat dewasa nanti untuk menggunakan bahasa sunda khususnya
orang asli suku sunda. Karena banyak seperti sekarang ini yang kebanyakan takut
bicara bahasa sunda karena takut salah atau berbicara kasar.
Dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, anak memerlukan orang
dewasa yang memberi stimulasi, baik di rumah, sekolah maupun lingkungan
sekitarnya. Orang dewasa yang memiliki peran paling utama dan pertama adalah
orang tua, terutama ibu.

Contoh pembicaraan Bahasa Sunda (Nyarita) :

“Nyieun Endog Gulung”

Dinten Minggu kamari, abdi sareng rerencangan ngadamel endog gulung. Abdi,
Ahmad, sareng Asep sasarengan minangka hiji kelompok.

Tugas ieu kaitung gampil kusabab bahan-bahanna oge kawilang babari dipilarian
sareng hargana teu awis.

Abdi jeung Ahmad sasarengan angkat ka bumi Asep dinten Minggu sore kanggo
ngadamel endog gulung. Artos sadayana parantos disiapkeun samemehna, kitu oge
sareng parabotan masakna.

Teu pati ngantosan lami, Ahmad jeung Asep angkat meser bahan-bahan ka warung
sedengkeun abdi ngantosan di bumi Asep sabari nyiapkeun alat-alatna. Tau kungsi
lila, Ahmad jeung Asep torojol uih ti warung.

4
“Hayu buru, urang geura langsung bae ngadamel endog gulung bisi kaburu
maghrib!”, ceuk abdi make nada nu rada teges.

Singket carita, endog didadar ditambih bumbu-bumbu. Di tempat sejenna teu jauh ti
abdi ngadadar endog, minyak goreng luhureun katel geus panas.

,Ari geus kitu mah langsung bae eta endog nu didadar teh diasupkeun kana katel
tuluy digulung-gulung make kai samodel tusuk sate.

“Yeuh, jadi, euy,” Ahmad surak lantaran endog gulung jieunan manehna geus jadi.

Kitu oge endog gulung jieunan Asep nu katinggalina ngeunah sabab dibere saos.

Sanggeus rengse, kabeh endog gulung nu geus kakumpul difotoan yen jadi bukti ka
guru.

Rasa endog gulung lain jadi partimbangan nu dinilai ku guru kusabab geus diwanti-
wanti panilaian diitung tina kerja sama jeung hasil.

B. KETERAMPILAN MENULIS (NULIS)


Dalam pembelajaran berahasa sunda menulis (nulis) merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir
serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan walaupun menulis
merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses
pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan
berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca
(Sudaryat, 1987). Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif dan
keterampilan yang sangat kompleks. Juga merupakan media untuk
melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan. Dapat
dikatakan terampil menulis apabila seseorang mampu menyampaikan pikiran,
pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media tulisan, sehingga

5
orang lain membacanya dapat menangkap gagasan-pikiran yang
dituliskannya itu secara benar, akurat dan lengkap. Akan tetapi, kali ini
membahas tentang menulis dalam bahasa sunda. Jadi kali ini yang akan
dibahas adalah tentang menulis aksara sunda.
Aksara Sunda merupakan huruf yang digunakan oleh suku Sunda untuk
menuliskan kata-kata yang digunakan dalam bahasa Sunda. Aksara Sunda
merupakan hasil tradisi ortografi atau sistem ejaan suatu bahasa melalui
perjalanan sejarah dari abad ke 5 hingga kini.

Contoh tulisan Bahasa sunda (Aksara Sunda) :

6
7
8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keterampilan dalam berbahasa ada empat, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Semua itu bertingkat dari hal yang paling dasar ke
tingkat yang lebih tinggi. Menyimak dan membaca merupakan reseptif,
sedangkan berbicara dan menulis merupakan hasilnya.
Secara alamiah berbicara merupakan proses latihan-belajar menyimak.
Berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan-
pikiran-perasaan secara lisan kepada orang lain. Seseorang dapat dikatakan
terampil berbicara apabila mampu menyampaikan gagasan-pikiran-perasaan
secara lisan kepada orang lain, sehingga orang lain paham betul apa yang
disampaikan.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif dan keterampilan yang
sangat kompleks. Juga merupakan media untuk melestarikan dan
menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan terampil
menulis apabila seseorang mampu menyampaikan pikiran, pendapat dan
perasaan kepada orang lain melalui media tulisan,

B. SARAN

Mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah ini, serta mahasiswa yang telah
membahas tentang mata kuliah ini pada khususnya, mahasiswa harus mampu
menguasai pengertian landasan pendidikan dan jenis-jenis dari landasan
pendidikan dan untuk menyempurnakan makalah ini, saya meminta kritikan dan
saran dari pembaca khususnya dari ibu dosen pengampu, agar saya mengetahui
dimana kekurangannya dan dapat memperbaikinya sehingga makalah ini bisa
lebih baik kedepannya dan bermanfaat bagi pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ningrum, Setia. (2019). Penggunaan Kata Baku Dan Tidak Baku. Yogyakarta:
Universitas Pembangunan Nasional.

10

Anda mungkin juga menyukai