Kelompok 1:
1. Brahma Putra Wijaya
2. Dimas Ardiansyah
3. Vutri Hajiria
4. Feby Nurhafizah
5. Dhea Anggraini
6. Artika
7.Puspita Novalianti
8. Sella Sartika Sari
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT. Atasberkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang berjudul “PERAN BAHASA INDONESIA DALAM DUNIA PENDIDIKAN”
Mungkin dalam perbuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi
penulis,isi dan lain sebagainya,maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran guna
perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai kata pengantar dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini dapat di terima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini kami
menguncapkan terimakasih.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................4
1.3 TUJUAN MASALAH ...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PERAN BAHASA INDONESIA DALAM DUNIA PENDIDIKAN...........................5
2.2 PERAN BAHASA INDONESIA DALAM DUNIA PENDIDIKAN KARAKTER
GENERASI MUDA........................................................................................................6
2.3 BAGAIMANA PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM DUNIA
PENDIDIKAN?..............................................................................................................8
2.4 APAKAH DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA DAPAT
MEMBANTU PROSES PEMBELAJARAN?................................................................9
2.5 BAGAIMANA CARA PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK
DAN BENAR AGAR DAPAT MEMBANTU PROSES PEMBELAJARAN? ............9
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa, satu bangsa, dan
satu bahasa,
2. memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia lisan dan tulisan,
3. memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis, rasional, dan praktis,
4. memupuk dan mengembangkan ketrampilan untuk memahami, mengungkapkan dan
menikmati keindahan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang dimiliki oleh manusia untuk
melakukan interaksi dengan lawan tutur. Bahasa juga dapat dijadikan sebagai identitas
seseorang di setiap daerah maupun negara. Setiap daerah maupun negara tentu memiliki
kekhasan dalam berbahasa. Khususnya di Indonesia yang merupakan negara dengan
keanekaragaman suku dan budaya, tentu memiliki bahasa yang beragam. Namun, bangsa
Indonesia memiliki bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia telah diikrarkan dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 yang
berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia ,menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Sejak itulah Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam bahasa negara salah satunya pada
bidang pendidikan. Berdasarkan hal ini, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar
dalam lembag-lembaga pendidikan. lembaga pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah
Atas (SMA), hingga lembaga perguruan tinggi di Indonesia. Oleh sebab itu, perlulah dan
pentingnya pembelajaran Bahasa Indonesia dalam lembaga pendidikan.
5
Kompetensi dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari tiga
hal yang saling berhubungan dan saling mendukung. Ketiga hal tersebut adalah.
1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika, baik secara lisan
maupun tulis,
2. menghargai dan bangga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi
Indonesia,
3. memahami dan mengguanakan bahasa Indonesia dengan tepat dan efektif sesuai
dengan tujuan,
4. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan intelektual, kematangan
emosional, dan sosial,
5. mengembangkan bahasa Indonesia dalam khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
6. menikmati dan memanfaatkan bahasa Indonesia dalam karya sastra untuk memperluas
wawasan,
Karena bahasa Indonesia merupakan jantung kebudayaan kita, maka generasi muda harus
tetap melestarikan bahasa Indonesia tersebut sebagai warisan nasioanl kita. Dengan bangga
menggunakan bahasa Indonesia, maka bangsa lain juga kaan menghargai bahasa nasional
kita. Kalau kita saja tidak menghargai dan menggunakannya , bagaimana dengan yang lain?
6
2. Mengembangkan Potensi Bangsa Sendiri
Peserta didik atau generasi muda dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan
kemampuannya, kebutuhan, minat, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil
karya dan hasil intelektual bangsa sendiri. Baca juga mengenai peran kognisi dalam diri
manusia.
Peserta didik atau generasi muda dengan mempelajari bahasa Indonesia, maka diharapkan
dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara
lisan maupun secara tulisan. Baca juga mengenai peran sosiologi dalam psikologi.
Dengan belajar bahasa Indonesia, generasi muda dapat menghargai dan bangga menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara kita, yaitu negara tercinta
republik Indonesia. Baca juga mengenai peran psikologi komunitas dalam psikologi terapan.
Dengan belajar bahasa Indonesia, generasi muda dapat atau mampu memahami bahasa
Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk menjalankan semua
aktivitasnya sehari – hari serta dalam menjalankan tujuannya sehari – hari.
Dengan belajar bahasa Indonesia, generasi muda dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual , serta dapat digunakan dalam hal kematangan
emosional dan sosialnya dalam kehidupannya sehari – hari serta dalam hubunagnnnya dama
lingkungan masyarakat sekitarnya. Baca juga mengenai peranan psikologi komunikasi dalam
hubungan antar manusia.
7. Memperluas Wawasan
Dengan belajar bahasa Indonesia, generasi muda dapat menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuannya dalam berbahasa.
7
8. Melestarikan Budaya Bangsa Sendiri
Dengan belajar bahasa Indonesia, generasi muda dapat menghargai dan mengembangkan
sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia sebagi bangsa Indonesia.
Baca juga mengenai peran psikologi dalam manajemen sumber daya manusia.
Dengan belajar bahasa Indonesia, generasi muda dapat menumbuhkan sikap bahasa yang
positif terhadap bahasa Indonesia seperti kesetiaan, kebanggaan, dan kesadaran akan adanya
norma dalam berbahasa. Kesetiaan dalam hal ini artinya adalah dimana sikap mental si
penutur mempengaruhi sikapnya dalam pengguanaan bahasa Indonesia.
Dengan belajar bahasa Indonesia, generasi muda dapat mampu menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar secara lisan maupun tulisan terutama sebagai sarana
pengungkapan dalam gagasan ilmiah. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, dalam
penulisan karya ilmiah bahasa yang kita gunakan haruslah bahasa yang baku aau formal ya
sobat, nah dengan mempelajari bahasa Indonesia ini, anda akan diajarkan bagaimana cara
penggunaan atau pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteks
yang dibutuhkan.
Pendidikan sastra dan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting didalam dunia
pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu
pendidikan tentang bahasa dan sastra Indonesia. Agar kita dapat belajar dan mengetahui
bagaimana cara kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Terutama bagi
calon pendidik, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dirasakan memang sangat penting.
Karena ketika seorang pendidik memberikan pengajaran kepada anak-anak didiknya, ia harus
8
bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Apabila seorang pendidik
mengunakan bahasa yang kurang baik, maka akan dicontoh oleh anak-anak didiknya.
Berbahasa Indonesia yang baik berarti bahwa kita harus menggunakan bahasa Indonesia
sesuai dengan konteks berbahasa yang selaras dengan nilai sosial masyarakat. Peraturan ini
berkaitan penggunaan ragam bahasa secara tulis dan lisan untuk kebutuhan berkomunikasi.
Ragam bahasa dari sisi penggunaan bahasa ada dua, yaitu ragam formal dan ragam
nonformal. Ada dua hal yang kita perhatikan dalam kalimat ini.
Pertama, berbahasa sesuai dengan konteksnya dan, kedua, berbahasa selaras dengan nilai
sosial masyarakat. Hal itu yang menjadi alasan mengapa Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan berbasis teks dalam pengajaran berbahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa
lainnya.
Bahasa diperkenalkan kepada siswa dalam konteksnya dan tidak sebagai satuan-satuan kata
yang berdiri sendiri. Dengan demikian, siswa dihadapkan dengan konsep-konsep bahasa
sejak awal. Misalnya, perbedaan penggunaan kata cuma dan hanya. Adapun, bahasa
Indonesia yang baik berkaitan dengan nilai sosial masyarakat.
Artinya, pada saat menggunakan bahasa, wajib diperhatikan kepada siapakah kita
berkomunikasi. Berkomunikasi dengan teman tentu akan berbeda dengan berkomunikasi
dengan orang tua. Kata aku digunakan kepada teman-teman dan kata saya digunakan kepada
orang yang lebih tua atau yang dihormati. Dalam hal ini, kesantunan berbahasa mulai
diajarkan.
9
Berbahasa Indonesia yang benar berarti bahwa harus digunakan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah atau aturan bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia meliputi kaidah tata
bahasa, kaidah ejaan, dan kaidah pembentukan istilah. Kaidah tata bahasa dan kaidah
pembentukan istilah berkaitan dengan bahasa Indonesia lisan dan tulis.
Penggunaan bahasa yang tidak memperhatikan kaidah tata bahasa akan membingungkan.
Misalnya, kesalahan tata bahasa dalam kalimat "Karena sering kebanjiran, gubernur melarang
pembangunan gedung di sana".
Apakah "gubernur" yang sering kebanjiran atau "suatu daerah"? Kesalahan seperti itu sering
terjadi dalam kalimat majemuk. Kaidah ketatabahasaannya adalah "Dalam kalimat majemuk
bertingkat, subjek dalam anak kalimat dapat dihilangkan jika induk kalimat dan anak kalimat
mengandung subjek yang sama".
Dalam kalimat contoh, subjek pada induk kalimat tidak sama dengan subjek pada anak
kalimat. Akibatnya, subjek pada anak kalimat wajib hadir. Kaidah pembentukan istilah
berkaitan penggunaan kata serapan. Seringkali, ditemukan ucapan "Selamat pagi. Selamat
menjalankan aktifitas hari ini".
Pengguna bahasa tidak secara cermat membedakan penulisan aktif dan aktivitas karena dalam
bahasa Indonesia bunyi [f] dan [v] tidak membedakan arti. Contoh lainnya, dalam kalimat
Pengakuannya menunjukkan sisi gentle dari dirinya. Seharusnya, istilah yang digunakan
adalah gentlemen. Kedua kata sifat ini berbeda arti. Kata gentle berarti 'lemah lembut',
sedangkan gentlemen berarti 'lelaki yang memiliki etika, moral, dan berbudi bahasa halus'.
Penggunaan istilah asing, sebaiknya, disertai dengan pengetahuan tentang bahasa asing yang
digunakan.
Adapun kaidah ejaan hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia tulis dan
berkaitan dengan dua hal. Pertama, kaidah ejaan berkaitan dengan penulisan kata, misalnya
bertanggung jawab bukan *bertanggungjawab; di antara bukan *diantara sebaliknya ditonton
bukan *di tonton. Kedua, kaidah ejaan berkaitan dengan penggunaan tanda baca. Misalnya,
"Yuk, kita makan, Bunda" akan berbeda artinya dengan "Yuk, kita makan Bunda". Kalimat
pertama 'mengajak bunda untuk makan bersama', sedangkan kalimat kedua berarti 'mengajak
kita untuk memakan bunda'. Penggunaan koma yang kecil menghasilkan perbedaan arti yang
besar.
10
Lalu, apakah itu berarti bahwa kita harus selalu berbahasa ragam formal? Pada saat kita
berbicara dengan tukang sayur atau kepada teman, kita tentu tidak perlu menggunakan ragam
formal.
Permasalahannya adalah apakah pada saat berbahasa ragam nonformal, kita harus tetap
mengindahkan kaidah berbahasa? Jawabannya adalah ya! Menggunakan kaidah dalam ragam
nonformal berarti menggunakan pilihan kata yang sesuai dan tepat serta menggunakan kaidah
tata bahasa yang benar.
Misalnya, pada saat membeli bubur, jangan mengatakan, "*Bang, saya Bubur nggak pake
kacang." Kalimat itu bukan kalimat yang benar. Saya bukan bubur, saya orang. Untuk
menjadi kalimat yang baik dan benar, hanya dibutuhkan satu kata, yaitu "mau" menjadi
"Bang, saya mau bubur nggak pake kacang."
Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar berarti menyampaikan pikiran dengan
informasi yang lengkap secara teratur. Ragam bahasa yang digunakan dapat berupa ragam
bahasa formal atau nonformal, bergantung pada konteksnya. Dengan belajar menggunakan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar kita juga melestarikan budaya bahasa ini, sehingga
dapat terus berkembang dan dapat diteruskan oleh generasi selanjutnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia dan juga merupakan bahasa
persatuan yang memersatukan bangsa Indonesia yang berbeda-beda bahasanya, budaya, serta
daerahnya. Sedangkan pendidikan berarti usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
mendatang. Bahasa Indonesia dan pendidikan mempunyai hubungan yang erat untuk
memajukan bangsa Indonesia di masa mendatang serta untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
3.2 SARAN
Sehingga pemakaian bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan bukan hanya terbatas pada
bahasa pengantar, akan tetapi bahan-bahan ajar juga memakai bahasa Indonesia. Dalam
12
konteks ini bahasa Indonesia adalah bahasa yang membuka jalan bagi kita menjadi anggota
yang seutuhnya dari bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
13
14