Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH AKSES MODAL DARI LEMBAGA KEUANGAN DAN

PRODUKTIVITAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI


KELAPA SAWIT NAGARI OPHIR KECAMATAN LUHAK NAN DUO
KABUPATEN PASAMAN BARAT

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada STAI YAPTIP Pasaman BaratSebagai salah satu


Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S. E)
Pada Program Studi Perbankan Syariah

OLEH:
WAHYU KURNIA
NIM: S1.2.19.032

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


JURUSAN EKONOMI BISNIS SYARIAH
STAI - YAPTIP PASAMAN BARAT
1445 H / 2023 M
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah.............................................. 10
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 11
D. Penjelasan Judul ................................................................................... 13
E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORI


A. Konsep Pendapatan............................................................................... 18
B. Konsep Modal....................................................................................... 28
C. Konsep Produktivitas Kelapa Sawit ..................................................... 35
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 39
E. Hipotesis ............................................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Metode Penelitian ................................................................................. 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 42
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 43
D. Sumber Data ......................................................................................... 44
E. Definisi Operasional ............................................................................. 44
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 45

BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.........................................................
B. Pembahasan ..............................................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................

DAFTAR KEPUSTAKAAN .............................................................................. 50

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara Agraris, dimana pertanian memegang

peranan penting dalam totallitas perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari

banyaknya penduduk atau pekerja yang bekerja di kawasan pertanian. Dalam

pembangunan pertanian Indonesia, terlihat bahwa tujuan yang ingin dicapai

adalah meningkatkan pendapatan petani secara menyeluruh. Untuk mencapai

tujuan tersebut dapat diupayakan dengan faktor produksi, produktivitas tenaga

kerja, lahan dan modal. Bagi negara Indonesia, sebagian penduduknya masih

tingga di pedesaan artinya kawasan pertanian masih memegang peranan

penting dalam totalitas perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari

banyaknya penduduk dan pekerja yang tinggal dan bergantung pada zona

pertanian, sehingga zona ini masih dianggap sebagai zona yang dapat

menyerap tenaga kerja yang sangat besar dan merupakan mata pencarian yang

dominan bagi warga negara Indonesia.1

Sektor pertanian masih memiliki peran yang sangat penting dalam

menjaga dan meningkatkan kualitas pembangunan ekonomi. Di mana negara

berkembang seperti Indonesia.2

Ekonomi pedesaan identik dengan pembangunan pertanian, hal ini karena

sebagian besar pendapatan rumah tangga di pedesaan berasal dari sektor

1
Mardia, et, al., Ekonomi Pertanian, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), h. 2.
2
Ibid., h.12

1
2

pertanian.3

Menurut Erwin dalam Putu Dika Arimbawa dan A.A Bagus Putu

Widantaadapun peran pertanian adalah sebagai berikut.

1. Sebagai penyedia bahan pangan yang di perlukan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan pangan

2. Penyedia bahan baku industri

3. Sebagai pasar potensial atas produk – produk yang di hasilkan industri

4. Sebagai sumber tenaga kerja dan pembentukan modal

5. Sumber perolehan devisa

6. Mengurangi kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan

7. Menyumbang pembangunan pedesaan dan pelestarian lingkungan hidup.4

Pertanian merupakan sektor yang paling tangguh di negara Indonesia

hingga kini sektor pertanian merupakan bagian sangat penting bagi

pembangunan nasional. Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan

salah satu langkah yang diperlukan sebagai kegiatan pembangunan subsektor

perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Kelapa sawit

merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peranan penting

bagi subsektor perkebunan.

3
Ni Nyoman Tri Astari dan Nyoman Djinar Setiawina, “Pengaruh Luas Lahan, Tenaga
Kerja, Dan Pelatihan Melalui Produksi Sebagai Variabel Intervening Terhadap Pendapatan
Petani Asparagus Di Desa Pelaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung”, E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 5., No. 7., (2016), h. 2214
4
Putu Dika Arimbawa dan A.A Bagus Putu Widanta, “Pengaruh Luas Lahan, Teknologi
dan Pelatihan terhadap Pendapatan Petani Padi Dengan Produktivitas Sebagai Variabel
Intervening Dikecamatan Mengwi”, E-Jurnal Ep Unud, Vol. 6., No. 8., (2017 ), h. 1620
3

Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat dalam

peningkatanpendapatan petani dan masyarakat.5

Pembahasan di atas tak terlepas dari pengawasan Allah SWT terhadap

semua sumber daya alam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Asy-

Syu‟ara‟ (26):7 sebagai berikut:

‫ض َك ْم ا َ ْۢ ْنبَتْنَا فِ ْي َها ِم ْن ُك ِّل شَ ْوجٍ َك ِسي ٍْم‬


ِ ‫ا َ َولَ ْم يَ َس ْوا اِلَى ْاْلَ ْز‬
Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah
banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-
tumbuhan yang baik?”6

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Swt telah menciptakan berbagai

jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh manusia

dengan sebaik-baiknya.

Pendapatan Menurut Rafesh Abubakar dalam Ratna Daini adalah selisih

antara penerimaan dengan semua biaya, pendapatan termasuk pendapatan kotor

atau pendapatan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah nilai

produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya

produksi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan

jumlah pendapatan yang diterima petani atas usaha taninya. Pendapatan dapat

diukur dalam rupiah.7

Pendapatan merupakan salah satu faktor ekonomi yang memiliki peranan

penting bagi para petani. Tingkat pendapatan petani adalah modal bagi petani

5
Saprida Dan Putrisina Br. Tarigan, “Pengaruh Modal, Luas Lahan, Jumlah Tenaga Kerja
Terhadap Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Di Kecamatan Raya Kahean Kabupaten
Simalungun”, Jurnal Agriprimatech, Vol. 2., No. 2., (2019), h. 1-2.
6
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Cordova Syaamil
Quran, 2009). h. 367
7
Ratna Daini, “Pengaruh Modal Dan Luas Lahan Terhadap Pendapatan Petani Kopi Di
Desa Lewa Jadi, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah”, Journal Of Islamic Accounting
Research, Vol. 2., No. 2., (2020), h. 145
4

tersebut untuk menjalankan usaha tani dan dapat menunjukkan kemampuan

bagi para petani dalam mengelola usaha taninya. Dalam meningkatkan

pendapatan usaha tani, luas lahan juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan

pendapatan petani.8

Sektor pertanian sangat penting peranannya sebagai sumber pendapatan

yang utama bagi masyarakat petani, umumnya para petani memproduksi hasil

pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pendapatan petani saat

ini merupakan masalah yang sangat serius karena pendapatan yang diperoleh

petani selalu berubah- ubah yang di sebabkan oleh berbagai faktor lain.9

Adapun Faktor –faktor yang mempengaruhi pendapatan petani ialah

Harga pokok produksi, produksi yang dimiliki dan disumbangkan dalam proses

produksi, Tenaga kerja, Luas lahan, dan Modal.10 Akan tetapi faktor yang

mempengaruhi pendapatan petani yang akan menjadi pembasan yaitu Modal

dan Luas lahan.

Modal Menurut Rita Hanafie dalam Eni Setianingsih dan Nely Salu

Padang adalah keseluruhan nilai dari sumber-sumber ekonomi non manusiawi.

Modal jugadapat diartikan sebagai harta benda yang dapat dipergunakan untuk

menghasilkan sesuatu yang menambah produksi atau menambah pendapatan.11

Dalam pengembangan pertanian, ketersediaan modal dalam jumlah cukup dan

8
Gusti Ayu Bintang Pradnyawati1dan Wayan Cipta, “Pengaruh Luas Lahan, Modal dan
Jumlah Produksi Terhadap Pendapatan Petani Sayur Di Kecamatan Baturiti”, Ekuitas: Jurnal
Pendidikan Ekonomi, Vol. 9., No. 1., (2021), h. 95.
9
Khairul Rizal, Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit,
(Malang: Literasi Nusantara, 2021), h. 2
10
Agustina Shinta, M.P., Ilmu Usaha Tani, (Malang: UB Press, 2011), Cet. Ke-1, h. 56
11
Eni Setianingsih dan Naly Salu Padang, “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
PadiDi Desa Limau Asri (SP V)”, Jurnal Kebijakan Riset dan Inovasi, Vol. 2., No. 2., (2018), h. 5
5

tepat waktu merupakan unsur penting dan strategis. Adapun modal dalam

pertanian sangat diperlukan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari saja, tetapi lebih dari itu. Misalnya, yaitu pupuk, tenaga kerja bila ada,

upah, dan lain-lain.12

Modal merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan atau proses suatu

usaha, karena untuk meningkatkan pendapatan dan mencapai keuntungan yang

maksimal pada pendapatan. Menurut Harin dalam Ni Kadek Nita Antari Dan

Made Suyana Utama dalam mengelola modal perlu diperhatikan karena sangat

penting dalam memastikan jumlah produksi dalam usaha, dengan demikian

pemilik usaha harus mampu mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk

mengelola modal tersebut. Modal akan berpengaruh terhadap tingkat produksi

yang dihasilkan. Wirawan dan Parinduri menyatakan bahwa semakin besar

modal yang dimiliki oleh seorang pengusaha maka akan semakin besar

pendapatan yang diperoleh.13

Selain dari pada modal, produktivitas termasuk salah satu yang memiliki

sumbangan yang cukup besar terhadap usaha tani, karena banyak sedikitnya

hasil produksi dari usaha tani sangat dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan.

Pengertian produktivitas secara umum adalah menghasilkan lebih,

dengan kata lain lebih baik, optimal dalam jumlah kerja yang sama dari

usaha manusia yang dikeluarkan. Produktivitas dapat didefenisikan sebagai

perbandingan antara totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas

12
Rita Hanafie, Pengantar Ekonomi Pertanian, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2010), h. 98
13
Ni Kadek Nita Antari Dan Made Suyana Utama, “Analisis Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Pendapatan Petani Rumput Laut”, E-Jurnal EP Unud, Vol. 8., No. 1., (2019), h.
179- 210
6

keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama 1 periode

tersebut, atau suatu tingkat efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa.

Pengertian produktivitas secara teknis, ekonomi, dan kepuasan kerja

yang mengandung volume produksi, hemat masukan serta optimalisasi

kepuasan kerja secara manusiawi. Menurut Soekartawi dalam Gusti Ayu

Bintang Pradnyawati dan Wayan Cipta produksi pertanian mempunyai

kedudukan yang paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya produksi yang

diterima dibandingkan faktor-faktor lainnya. Produk yang ditanami akan

mempengaruhi banyaknya tanaman yang dapat ditanam yang pada akhirnya

dapat mempengaruhi besarnya pendapatan yang dihasilkan. Apabila produksi

petani cukup besar, maka peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan

akan lebih besar. Produktivitas bagi petani merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi meningkatnya pendapatan hasil. Jika produktivitas meningkat

maka pendapatan petani juga akan meningkat dan sebaliknya jika produktivitas

kecil atau sedikit, maka pendapatan yang diperoleh petani juga akan menurun

karena kelapa sawit yang ditanam sedikit.15

Nagari Ophir adalah salah satu nagari yang ada di Kecamatan Luhak Nan

Duo, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sunatera Barat. Nagari Ophir

keadaan alamnya sama dengan nagari yang ada di wilayah Kecamatan Luhak

Nan Duo pada umunya, berdataran tinggi. Apabila musim kemarau akan

berdebu dan apabila musim hujan sangat becek. Penduduk Nagari Ophir

mayoritasnya adalah minang. Namun juga terdapat suku lain yang merupakan

pendatang kemudian menetap di nagari tersebut. Adapun pekerjaan Masyarakat


7

di Nagari Ophir kebanyakan sebagai petani. Adapun kondisi perekonomian

masyarakat Nagari Ophir secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya antara

rumah tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini

disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-

beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti petani, pedagang, buruh

tani, dan di sektor formal seperti PNS pemda, honorer, guru, tenaga medis.

Daerah Nagari Ophir merupakan mayoritas penduduknya bertani, adapun

pertanian terbesar di Nagari Ophir adalah pertanian kelapa sawit. Dan berikut

ini adalah data produksi kelapa sawit Nagari Ophir pada tahun 2019-2022.

Tabel 1. 1
Data Produksi Kelapa Sawit di Nagari Ophir Tahun 2019-2022
No Tahun Jumlah Produksi
1. 2019 188 889,23

2. 2020 137.459,98
3. 2021 142 200,00
4. 2022 142 663,00
Sumber: Data Nagari Ophir 2022.

Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa jumlah produksi di atas tidak

stabil, karena pada tahun 2019 jumlah produksi sebesar 188.8889,23 sedangkan

pada tahun 2020 sangat menurun, dan pada tahun 2021 mengalami kenaikan

dan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2022 mengalami kenaikan lagi. Jadi

dapat disimpulkan bahwa tabel di atas mengalami fluktuasi pada jumlah

produksi kelapa sawit pada setiap tahunnya. Adapun penyebab penurunan

karena faktor dari besarnya harga modal dalam pembiayaan pertanian dan juga

sebab lahan pertanian saat ini juga banyak berkurang karena banyaknya
8

masyarat yang membangun untuk sarana tempat tinggal sehingga banyak lahan

yang di tebangi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan salah satu petani kelapa

sawit, bahwa dalam mengelola lahan pertaniannya yang berukuran 2 ha dengan

modal sebesar kurang lebih Rp.21.550.000 dimana modal ini terdiri dari modal

tahap awal yaitu berupa bibit kelapa sawit, dengan jumlah bibit kelapa sawit

sebanyak 260 di perlukan biaya sebesar Rp.12.500.000 dan upah penanaman

bibit sebesar Rp.1.250.000 dengan pupuk yang digunakan adalah pupuk Npk

mutiara 5 sak untuk 2 ha seharga Rp.6.800.000 dengan harga 1 sak pupuk

sebesar Rp.850.000/50 kg upah pemupukan sebesar Rp.150.000, upah yang

dibutuhkan untuk membersihkan lahan sebesar Rp.1.000.000, dan jumlah

tenaga kerja yang dipakai 2 orang dengan sistem kerja perhari. Jumlah luas

lahan yang dimiliki secara keseluruhan kurang lebih 10 ha. Adapun kendala-

kendala yang terjadi yaitu faktor cuaca (jika musim kemarau berkepanjangan

maka harga kelapa sawit akan menurun), dan faktor harga jual buah kelapa

sawit terlalu murah sehingga tidak seimbang dengan modal operasionalnya.14

Wawancara yang kedua dilakukan dengan salah satu petani kelapa sawit,

bahwa dalam mengelolah lahan pertaniannya yang berukuran 2 ha diperlukan

modal kurang lebih sebesar Rp.6.230.000 Dimana modal ini tidak termasuk

bibit kelapa sawit karena sawit yang dimiliki sudah bisa menghasikan buah

kelapa sawit, dan dalam besaran modal yang termasuk adalah biaya pupuk,

jenis pupuk yang digunakan adalah Npk mutiara sebanyak 5 sak pupuk ukuran

14
Setiawan, Petani Kelapa Sawit, Wawancara, Nagari Ophir Kec. Luhak Nan Duo, 26
Juli 2023, pukul 11:10.
9

50 kg seharga Rp. 4.250.000 untuk luas lahan per 2 ha, lalu upah pemupukan

sebesar Rp.100.000, adapun upah penunasan/pruning sebesar Rp.780.000,

termasuk juga upah membersihkan lahan kelapa sawit sebesar Rp.1.100.000

disini petani menggunakan tenaga kerja sistem harian. Adapun luas lahan yang

di miliki sebesar 2 ha, dan modal yang digunakan dalam mengelola perkebunan

kelapa sawit berupa modal sendiri. Akan tetapi di samping itu petani juga

menyebutkan kendala yang dialami dalam pemeliharan kelapa sawit yaitu pada

modal, dimana harga pupuk yang melambung tinggi sehingga pendapatan dari

kelapa sawit tidak seimbang dengan biaya yang telah dikeluarkan.15

Sehingga permasalahan yang seringkali muncul adalah adanya keluhan

dari petani terkait besarnya modal, meskipun menggunakan modal dari

lembaga keuangan. Selain itu karena besarnya modal yang di butuhkan bagi

petani yang memiliki lahan yang luas, juga akan mempengaruhi tingkat

pendapatan mereka, sebab jika lahan yang di miliki luas tentu juga

membutuhkan modal yang jumlahnya cukup besar juga.

Oleh sebab itu Peneliti mengangkat sebuah judul kajian tentang:

Pengaruh Akses Modal dari Lembaga Keuangan dan Produktivitas Lahan

terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan

Duo Kabupaten Pasaman Barat.

15
Riski, Petani Kelapa Sawit, Wawancara, Nagari Ophir Kec. Luhak Nan Duo, 26 Juli
2023, pukul 11:10
10

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah :

a. Bagaimana Pengaruh akses modal dari lembaga keuangan terhadap

pendapatan petani kelapa sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan

Duo Kabupaten Pasaman Barat?

b. Bagaimana Pengaruh produktivitas lahan kelapa sawit terhadap

pendapatan petani kelapa sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan

Duo Kabupaten Pasaman Barat?

c. Bagaimana Pengaruh Akses Modal dari Lembaga Keuangan dan

Produktivitas Lahan terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit Nagari

Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini membahas tentang

a. Akses modal dari lembaga keuangan terhadap pendapatan petani kelapa

sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman

Barat.

b. Produktivitas lahan kelapa sawit terhadap pendapatan petani kelapa sawit

di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat

c. Akses Modal dari Lembaga Keuangan dan Produktivitas Lahan terhadap

Pendapatan Petani Kelapa Sawit Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan

Duo Kabupaten Pasaman Barat.


11

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

Pengaruh Akses Modal dari Lembaga Keuangan dan Produktivitas Lahan

terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit Nagari Ophir Kecamatan

Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat.

b. Tujuan khusus

1) Untuk mengetahui Akses modal dari lembaga keuangan terhadap

pendapatan petani kelapa sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak

Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat.

2) Untuk mengetahui Produktivitas lahan kelapa sawit terhadap

pendapatan petani kelapa sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak

Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat.

3) Untuk mengetahui Akses Modal dari Lembaga Keuangan dan

Produktivitas Lahan terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit Nagari

Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktisi pada masyarakat luas, khususnya dibidang pendidikan.

a. Kegunaann Praktis

1) Bagi Penulis, Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar


12

sarjana pada Jurusan Ekonomi Dan Bisnis Syariah STAI-YAPTIP

Pasaman Barat, dan juga menambah pengetahuan dan pengalaman

penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama

mengikuti perkuliahan di Jurusan Ekonomi dan Bisnis Syariah STAI-

YAPTIP Pasaman Barat.

2) Bagi Masyarakat, Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak terkait mengenai

permasalahan yang ada sehingga masyarakat dapat mengetahui

Pengaruh Akses Modal dari Lembaga Keuangan dan Produktivitas

Lahan terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit Nagari Ophir

Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat dan sebagai

bahan pertimbangan untuk pihak-pihak yang terkait mengenai

Pengaruh Akses Modal dari Lembaga Keuangan dan Produktivitas

Lahan terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit Nagari Ophir

Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat.

3) Bagi Dunia Pendidikan, Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan

pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau sebagai referensi

dan acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya yang

membahas mengenai masalah Pengaruh Akses Modal dari Lembaga

Keuangan dan Produktivitas Lahan terhadap Pendapatan Petani

Kelapa Sawit Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten

Pasaman Barat.
13

b. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau

sumber rujukan baik konsep maupun teori yang akan digunakan untuk

penelitian selanjutnya. Khususnya yang terkait dan berhubungan dengan

modal dan produktivitas terhadap Pendapatan masayarakat petani.

Diharapkan juga dapat memberi sumbangsih berharga terhadap

pengembangan ilmu ekonomi di Nagari Ophir dan menambah wawasan

mengenai perekonomian.

D. Penjelasan Judul

Adapun penjelasan judul tentang: Pengaruh Akses Modal dari Lembaga

Keuangan dan Produktivitas Lahan terhadap Pendapatan Petani Kelapa Sawit

Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat

sebagaimana berikut:

Pengaruh : Pengertian pengaruh dalam KBBI mencakup

beragam makna terkait kekuatan, daya, atau

akibat yang dihasilkan oleh seseorang, faktor,

atau situasi tertentu dalam mempengaruhi orang

lain atau lingkungannya.16

Modal : Menurut Meij modal adalah sebagai kolektivitas

dari barang-barang modal yang terdapat dalam

neraca sebelah debet, yang dimaksud dengan

barang-barang modal adalah semua barang yang

16
Kadarisman, Muh. "Pengertian dan filosofi manajemen kompensasi." manajemen
sumber daya manusia (2012): h. 1-53
14

ada dalam rumah tangga perusahaan dalam

fungsi produktifitasnya untuk membentuk

pendapatan.17

Lembaga keuangan : Secara umum lembaga keuangan berperan

sebagai lembaga intermediasi keuangan yang

melakukan proses penyerapan dana dari unit

surplus ekonomi, baik sektor usaha, lembaga

pemerintah maupun individu (rumah tangga)

untuk penyediaan dana bagi unit ekonomi lain.18

Produktivitas Lahan Kelapa Sawit: Produktivitas merupakan perbandingan

antara keluaran dan masukan serta

mengutamaakan cara pemanfaatkan baik

terhadap sumber-sumber dalam memproduksi

suatu barang atau jasa.19

Pendapatan : Pendapatan merujuk pada jumlah uang atau nilai

yang diperoleh oleh seseorang, sebuah

perusahaan, atau entitas lainnya dari aktivitas

ekonomi atau sumber lainnya dalam jangka

waktu tertentu.20 Pendapatan biasanya diukur

17
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. (Yogyakarta: BPFE, 2010,
h. 18.
18
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009) h. 27-29.
19
Hasibuan , Malayu S.P, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi
Aksara. Jakarta. h .128
20
Sadubun, Vury Lilian Angela. "Analisis Perputaran Piutang Beredar Terhadap
Perkembangan Pendapatan Usaha Pada Koperasi Credit Union Hati Amboina Di Kota
Ambon." JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA 2.06 (2021): h.156-17
15

dalam bentuk uang, tetapi juga bisa dalam

bentuk barang atau jasa yang diterima sebagai

pembayaran.

Petani Kelapa Sawit : Petani kelapa sawit adalah individu atau

kelompok yang terlibat dalam budidaya dan

pengelolaan tanaman kelapa sawit. Mereka

biasanya memiliki kebun kelapa sawit sendiri

atau bekerja sebagai pekerja mandiri di

perkebunan kelapa sawit.21 Kelapa sawit (Elaeis

guineensis) adalah tanaman tropis yang

menghasilkan buah kelapa sawit yang kaya akan

minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit

adalah salah satu sumber minyak nabati yang

paling banyak digunakan di dunia dan

digunakan dalam berbagai produk seperti

makanan,kosmetik, dan bahan bakar biodiesel.

Nagari Ophir Pasaman Barat: Nagari Ophir termasuk salah satu nagari yang

terletak di Kecamatan Luhak Nan Duo,

Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat,

Indonesia. Terkenal dengan masyarakatnya

yang mayoritas penati sawit. Kecamatan Luhak

Nan Duo terletak antara kecamatan Pasaman

21
Fauzi, Yan, et al. Kelapa sawit. (Yogyakarta: Penebar Swadaya Grup, 2012), h. 196
16

dan kecamatan Kinali. Kecamatan ini terletak

00°03‟50‖ Lintang Utara– 00°05‟18‖ Lintang

Selatan dan99°36‟40‖- 99°59‟25 Bujur Timur.22

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan penelitian dibagi secara sistematis menjadi dalam

tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, bagian akhir. Bagian awal

merupakan bagian sebelum memuat isi dari halaman inti. Bagian inti memuat

isi lima bab pokok. Sedangkan bagian akhir memuat referensi, lampiran-

lampiran, riwayat hidup penulis. Lima bab pokok pada bagian inti yang

digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan.

Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang yang

memuat isu- isu dan penjelasan singkat mengenai modal,

produktivitas Kelapa Sawit dan Pendapatan. Latar belakang ini

menjadi masukan bagi terbentuknya rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan teori.

Bab kedua merupakan bagian landasan teori yang memuat telaah

pustaka yang berisi hasil penelitian- penelitian terdahulu terkait

modal, produktivitas Kelapa Sawit dan Pendapatan. Serta

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

22
Jorong Ophir, Dayu Perdian, SE, Dokumentasi 1, Simpang Tiga Ophir, Tanggal 26 Juli
2023
17

Bab III Metode Penelitian.

Bab ketiga merupakan bagian metode penelitian. Bab ini

menguraikan semua variabel yang digunakan dalam penelitian

beserta operasional dari variabel- variabel tersebut. Selain itu,

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data primer

yakni memperoleh informasi langsung dari tempat penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi sederhana.

Bab IV Hasil dan pembahasan.

Bab ini menguraikan analisis dan pembahasan yaitu analisis dan

implikasinya tentang Pengaruh akses modal dari lembaga keuangan

terhadap pendapatan petani kelapa sawit yang di mediasi oleh

produktivitas lahan kelapa sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak

Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat.

BAB V Penutup dan Kesimpulan

Pada bab ini penulis mengurai kesimpulan yang diperoleh.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Definisi pendapatan lebih luas dan mencakup berbagai sumber

penghasilan. Dalam kamus manajemen, pendapatan didefinisikan sebagai

uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam

berbagai bentuk, termasuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan

laba. Ini mencakup semua aliran masuk keuangan yang diterima oleh suatu

entitas sebagai imbalan dari kegiatan atau layanan yang mereka berikan.

Perbedaan definisi tersebut mencerminkan penggunaan istilah "pendapatan"

dalam konteks yang lebih umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan

dalam konteks manajemen yang lebih spesifik. Dalam manajemen,

pendapatan digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu entitas dan

memahami aliran keuangan yang masuk ke dalamnya.23

Dalam konteks ekonomi, pendapatan merujuk pada aliran uang atau

nilai ekonomi yang diperoleh oleh individu atau rumah tangga sebagai

imbalan atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam proses

produksi. Faktor-faktor produksi tersebut meliputi tenaga kerja (upah atau

gaji), modal (bunga atau keuntungan dari investasi), tanah (sewa), dan

kewirausahaan (laba).24

23
Tungkot Sipayung, Ekonomi Agribisnis Minyak Sawit, (Bogor : PT Penerbit IPB Press,
2012) h.57
24
Alamsdi Syahza.. Pengaruh Harga Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani Desa Pantai
Cermin Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar‖ Skripsi. (Universitas Islam Riau: 2009) h. 28

18
19

Jadi, pendapatan dari seorang warga masyarakat dapat berasal dari

penjualan hasil kerja mereka (upah atau gaji), investasi yang mereka miliki

(bunga atau keuntungan), penyewaan tanah atau properti, atau keuntungan

dari usaha atau bisnis yang mereka jalankan (laba). Pendapatan ini

adalah hasil dari sumbangan mereka dalam proses produksi ekonomi dan

menjadi sumber kehidupan dan kesejahteraan ekonomi bagi individu atau

rumah tangga tersebut.

Pendapat yang disampaikan oleh Sukirno tentang pendapatan adalah

bahwa pendapatan merupakan jumlah penghasilan yang diterima oleh

penduduk dalam suatu periode tertentu, baik itu harian, mingguan, bulanan,

atau tahunan. Menurut Sukirno, pendapatan memiliki peranan yang sangat

penting dalam usaha perdagangan karena pemilik usaha ingin mengetahui

nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha

tersebut.25 Pendapat ini menggambarkan pentingnya pemahaman mengenai

pendapatan sebagai ukuran keberhasilan finansial dalam sebuah usaha.

Pendapatan yang diperoleh dapat menjadi indikator keuntungan dan

performa usaha, serta memberikan gambaran tentang efektivitas dan

efisiensi usaha yang dilakukan.

Dalam konteks ini, pemilik usaha dapat menggunakan pendapatan

sebagai acuan untuk mengukur kinerja dan mengambil keputusan bisnis

yang lebih baik. Dengan memahami jumlah dan sumber pendapatan yang

diperoleh, pemilik usaha dapat melakukan perencanaan keuangan,

25
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,
2010) h. 159
20

mengelola biaya, dan mengoptimalkan strategi pemasaran untuk

meningkatkan pendapatan dan keuntungan secara keseluruhan.

Konsep Pendapatan dalam Islam mencakup berbagai aspek yang

penting dalam tata kehidupan ekonomi umat Muslim. Dalam Islam,

pendapatan dipahami sebagai rizki yang diberikan oleh Allah kepada

individu sebagai anugerah-Nya. Pendapatan tersebut dapat diperoleh

melalui usaha, kerja, atau investasi. Oleh karena itu, umat Muslim diajarkan

untuk bersyukur atas pendapatan yang diberikan dan menggunakannya

dengan bertanggung jawab. Selain itu, Islam menekankan pentingnya

keadilan dalam pendistribusian pendapatan.26

Konsep keadilan sosial menjadi landasan dalam Islam, di mana

kekayaan dan sumber daya harus didistribusikan secara adil agar setiap

individu dan kelompok masyarakat memiliki kesempatan yang sama

untuk memperoleh pendapatan yang layak. Islam juga mendorong umat

Muslim untuk menghindari praktik penipuan, kecurangan, dan eksploitasi

dalam urusan ekonomi. Transaksi harus dilakukan dengan jujur, adil, dan

menghindari praktik-praktik yang merugikan pihak lain. Pendapatan dalam

Islam juga mengajarkan pentingnya berbagi dan memberikan hak-hak yang

wajib, seperti zakat, infak, dan sedekah.

Umat Muslim diajarkan untuk memperhatikan kebutuhan masyarakat

yang lebih luas dan mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk

membantu mereka yang membutuhkan. Secara keseluruhan, konsep

26
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Mikro Ekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persaja,
2006) h. 47
21

pendapatan dalam Islam mengajarkan umat Muslim untuk menghargai dan

menggunakan pendapatan dengan bijaksana, menjalankan transaksi yang

adil, dan memperhatikan kepentingan sosial dalam mengelola dan

mendistribusikan kekayaan. Dengan demikian, pendapatan menjadi bagian

integral dari kehidupan ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai etika dan

keadilan dalam Islam.

2. Pendapatan Petani Kelapa Sawit

Petani kelapa sawit adalah individu atau kelompok yang terlibat dalam

budidaya dan pengelolaan tanaman kelapa sawit. Mereka memiliki kebun

kelapa sawit yang digunakan untuk menghasilkan buah kelapa sawit

yang kemudian diproses menjadi minyak kelapa sawit. Petani kelapa sawit

biasanya memiliki lahan pertanian atau kebun kelapa sawit sendiri.27

Mereka melakukan berbagai kegiatan seperti penanaman bibit kelapa sawit,

pemeliharaan tanaman, pemberian pupuk, pengendalian hama dan penyakit,

pemanenan buah kelapa sawit, dan pengangkutan hasil panen.

Pendapatan petani kelapa sawit berasal dari penjualan hasil panen

kelapa sawit, baik dalam bentuk tandan buah segar (TBS) maupun hasil

olahan seperti minyak kelapa sawit. Pendapatan ini sangat dipengaruhi oleh

produktivitas kebun, harga jual kelapa sawit, dan biaya produksi yang

dikeluarkan. Petani kelapa sawit sering bekerja sama dengan perusahaan

perkebunan kelapa sawit dalam hal pengadaan bibit, pemeliharaan kebun,

dan pemasaran hasil panen. Ada juga petani kelapa sawit yang bekerja
27
Anggresia Helfrida, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktiasu Harga Tandanan
Buah Segar Kelapa Sawit di Provinsi Sumatera Selatan (Skripsi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2016), h. 24-25
22

secara mandiri dengan mengelola kebun kelapa sawitnya sendiri tanpa

melibatkan perusahaan perkebunan.

Di kutip dalam skripsi Kaunang, pendapatan adalah bertambahnya

aktiva perusahaan atau uang tunai, piutang, kekayaan lain yang berasal dari

penjualan barang atau jasa yang mengakibatkan modal bertambah.28

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang

diperoleh dengan harga produksi. Pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam sekali periode.

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua

biaya. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang peroleh

dengan harga jual. Sedangkan menurut Sukirno, pendapatan total usahatani

(pendapatan bersih) adalah selisih penerimaan total dengan biaya total yang

dikeluarkan dalam proses produksi, dimana semua input yang dimiliki

keluarga dihitung sebagai biaya produksi.29

Menurut Kusmantoro Edy, pendapatan rumah tangga petani di lahan

kering meliputi usaha On farm, Off farm dan Non farm. Keberagaman usaha

rumah tangga petani lahan kering dapat diuraikan sebagai berikut :30

a. Pendapatan On farm adalah suatu pendapatan yang didapatkan dari

masyarakat yang melakukan usahatani di lahan kering dan dalahn sawah.

Pendapatan On farm terdiri atas pendapatan dari usahatani padi, jagung,

28
Kaunang, A. 2014. Perbandingan Pendapatan Petani Pala Pada Berbagai Saluran
Pemasaran di Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara. Skripsi. Universitas Sam
Ratulangi. Manado, h. 20
29
Sukirno, S. 2002. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
h. 56
30
Edy, Kusmantoro. 2009. Analisis Keberagaman Usaha Rumah Tangga Pertanian Lahan
Kering di Kabupaten Banyumas. J-SEP 3(3): hlm. 50-52.
23

kacang tanah, kedelai dan kacang hijau.

b. Penapatan Off farm adalah suatu pendapatan yang didapatkan dari

masyarakat dalam lingkup pertanian. Pendapatan Off farm meliputi

pendapatan yang berasal dari kegiatan buruh tani, pengrajin gula, kelapa

dan peternakan.

c. Pendapatan Non farm adalah suatu pendapatan yang didapatkan dari

pekerjaan yang diluar pertanian. Pendapatan Non farm meliputijasa

sebagai buruh bagunan, tukang kayu, PNS, berdagang/wirausaha, dan

perangkat desa

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani dapat bervariasi

tergantung pada konteks lokal dan kondisi pertanian. Berikut ini beberapa

faktor umum yang dapat mempengaruhi pendapatan petani:

a. Variabilitas Cuaca

Cuaca yang tidak dapat diprediksi atau musim yang tidak normal

dapat mempengaruhi hasil panen dan produktivitas pertanian. Bencana

alam seperti kekeringan, banjir, atau badai dapat merusak tanaman dan

mengurangi pendapatan petani.

b. Teknologi Pertanian

Penggunaan teknologi pertanian yang efisien dan inovatif dapat

meningkatkan produktivitas dan hasil panen, yang pada gilirannya dapat

meningkatkan pendapatan petani. Akses terhadap alat pertanian modern,

benih unggul, pupuk, dan teknik irigasi yang baik dapat berdampak

positif pada pendapatan petani.


24

c. Pasar dan Harga Komoditas

Ketersediaan pasar yang baik dan harga yang menguntungkan

untuk komoditas pertanian merupakan faktor penting dalam menentukan

pendapatan petani. Fluktuasi harga komoditas dapat mempengaruhi

pendapatan petani, terutama jika harga jatuh di bawah biaya produksi.

d. Akses ke Sumber Daya

Akses terhadap lahan pertanian yang subur, air irigasi, dan sumber

daya pertanian lainnya merupakan faktor penting dalam menentukan

produktivitas dan pendapatan petani. Akses terhadap modal, kredit, dan

pasar juga dapat mempengaruhi pendapatan petani.

1) Akses terhadap modal

Akses modal adalah langkah pertama bagi seorang individu

yang mengelola usaha untuk memperoleh uang, barang-barang atau

apapun yang digunakan dalam menghasilkan sesuatu yang di

inginkan.

2) Akses terhadap kredit

Akses terhadap kredit adalah langkah bagi seseorang untuk melakukan

kredit untuk melakukan sebuah usaha.

3) Akses terhadap pasar

Akses pasar adalah kemampuan perusahaan untuk menjual

produk dan layanannya di pasar luar negeri. Dalam perdagangan

internasional, akses pasar dapat dilakukan melalui ekspor,

lisensi, waralaba , atau mendirikan usaha patungan.


25

e. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah terkait pertanian, seperti subsidi pupuk,

dukungan harga, insentif pajak, dan program bantuan pertanian, dapat

berdampak pada pendapatan petani. Kebijakan yang mendukung

pertanian berkelanjutan dan memberikan perlindungan bagi petani dapat

membantu meningkatkan pendapatan mereka.

f. Keahlian dan Pengetahuan

Pengetahuan petani tentang teknik pertanian yang baik, manajemen

keuangan, pemasaran, dan inovasi dapat berdampak positif pada

pendapatan mereka. Pelatihan dan pendidikan pertanian dapat membantu

petani meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

g. Infrastruktur Pertanian

Ketersediaan infrastruktur pertanian yang baik, seperti jalan raya,

irigasi, gudang penyimpanan, dan fasilitas pemasaran, dapat

meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi hasil pertanian, yang pada

gilirannya dapat mempengaruhi pendapatan petani.31

Setiap faktor ini dapat saling berinteraksi dan memiliki dampak yang

kompleks terhadap pendapatan petani. Penting untuk mempertimbangkan

faktor-faktor ini dalam merencanakan kebijakan dan upaya untuk

meningkatkan pendapatan petani serta mencapai pertanian yang

berkelanjutan dan inklusif.

31
Mawardati. ―Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha
Pertanian Di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.‖ Jurnal Agrium 10.2 (2018) : h .38-42
26

Menurut Michell Rinda Nursandy, Pendapatan seorang petani harus

dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesejahteraan sebab dengan

pendapatan seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari

baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber pendapatan

masyarakat terdiri dari:32

a. Di sektor formal berupa gaji dan upah yang diperoleh secara tetap dan

jumlah yang telah ditentukan

b. Di sektor informal berupa pendapatan yang bersumber dari perolehan

atau penghasilan tambahan seperti: penghasilan dagang, tukang, buruh,

dan lain-lain

c. Di sektor subsisten merupakan pendapatan yang bersumber dari hasil

usaha sendiri berupa tanaman, ternak, kiriman dan pemberian orang lain.

Menurut Rosy Pradipta Angga Purnama, Pendapatan sektor informal

petani adalah segala penghasilan yang berupa uang maupun barang yang

diterima, biasanya sebagai balas jasa dari sektor informal. Sumber

pendapatan ini berupa:33

a. Pendapatan dari usaha, meliputi: hasil bersih dari hasil usaha sendiri,

komisi dan penjualan

b. Pendapatan dari investasi

c. Pendapatan dari keuntungan sosial. Pendapatan yang dimaksud dalam

32
Michell Rinda Nursandy, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha
Tape di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso, skripsi tidak
diterbitkan.
33
Rosy Pradipta Angga Purnama, Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha,
dan Teknologi Proses Produksi terhadap Produksi Kerajinan Kendang Jimbe di Kota
Blitar,(Malang: Universitas Brawijaya, 2014), jurnal ilmiah.
27

penelitian ini adalah pendapatan bersih yang merupakan hasil yang

diterima dari jumlah seluruh penerimaan setelah dikurangi pengeluaran

biaya operasi. Sementara pendapatan diperoleh apabila terjadi transaksi

antar pedagang dengan pembeli dalam satu kesepakatan bersama.

Menurut Rahardja dan Manurung, terdapat tiga sumber pendapatan

keluarga, yaitu:

a. Pendapatan dari pekerjaan (earned income)

Pendapatan ini diperoleh melalui kegiatan kerja atau pekerjaanyang

dilakukan oleh anggota keluarga. Pendapatan ini dapat berasal dari gaji,

upah, komisi, atau penghasilan dari usaha sendiri. Pendapatan ini

merupakan sumber utama bagi banyak keluarga dan biasanya

berhubungandengan keterampilan dan produktivitas anggota keluarga.

b. Pendapatan dari aset (income from assets)

Pendapatan ini berasal dari kepemilikan aset atau investasi yang

menghasilkan pendapatan pasif. Contoh aset yang dapat menghasilkan

pendapatan adalah properti yang disewakan, saham atau obligasi yang

memberikan dividen atau bunga, dan investasi lainnya seperti deposito

atau reksa dana. Pendapatan dari aset dapat menjadi sumber pendapatan

tambahan bagi keluarga selain dari pendapatan pekerjaan.

c. Pendapatan dari transfer (transfer income)

Pendapatan ini diterima melalui transfer atau penerimaan yang

bukan merupakan imbalan dari pekerjaan atau kepemilikan aset. Transfer

pendapatan ini dapat berupa bantuan sosial, tunjangan pemerintah,


28

warisan, atau sumbangan dari keluarga atau kerabat. Pendapatan transfer

dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga atau mengurangi

beban ekonomi dalam hal kebutuhan dasar.34

Dengan adanya tiga sumber pendapatan ini, keluarga dapat mengelola

keuangan mereka dengan memanfaatkan pendapatan yang diperoleh dari

pekerjaan, aset, dan transfer untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

mengembangkan keuangan mereka, dan mencapai kesejahteraan ekonomi.

B. Konsep Modal

1. Pengertian Modal

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, modal adalah barang yang

digunakan sebagai dasar atau bekal untuk bekerja (berjuang dan

sebagainya).35 Modal adalah faktor produksi yang penting setelah tanah

dalam produksi pertanian dalam arti sumbangannya pada nilai produksi.

Modal juga merupakan suatu sarana untuk mendukung proses produksi suatu

baang atau jasa. Modal tersebut tidak hanya berupa uang namun teknologi,

peralatan mesin-mesin, tanah, informasi, dan sebagainya juga termasuk

modal karena dapat mendukung proses produksi. Dengan adanya modal

maka proses produksi akan menjadi lebih mudah dan efesien.36

Menurut Rianto Modal adalah yang digunakan untuk membelanjai

atau membiayai usaha sehari-hari atau rencana-rencana yang akan datang.

34
Prathama Rahardja Dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi, 2010) h.294
35
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kamus Lengkap
BahasaIndonesia, diakses 26 Juli 2023 dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Modal
36
Syaparuddin, Ilmu Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: CV. Orbittrust Corp, 2017), h. 8
29

Dalam hal ini berupa pupuk, upah tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan

yang digunakan dalam proses bertani.37

Kekurangan modal dalam usahatani akan menyebabkan penggunaan

sarana produksi menjadi sangat terbatas yang pada gilirannya akan

mempengaruhi produksi dan pendapatan.23.

Modal merupakan salah satu faktor produksi yang memberikan

kontribusi terhadap hasil produksi, hasil produksi dapat meningkat karena

penggunaan alat mesin produksi yang efisien, ketika hasil produksi

meningkat maka pendapatan juga akan meningkat. Dalam proses produksi

tidak ada perbedaan antara modal sendiri dan modal pinjaman, yang masing-

masing menyumbang langsung pada produksi.38

2. Jenis- jenis modal

Modal berdasarkan strukturnya terdiri atas:

a. Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu

sendiri. Modal sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah saudara,

dan lain sebagainya. Kelebihan modal sendiri adalah:

1) Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga

tidak menjadi beban perusahaan.

2) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh

dari setoran pemilik modal.

37
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE, 2012),
h.57.
38
Kosmayanti dan Cut Ermiati, “Pengaruh Modal Dan Luas Lahan Terhadap Pendapatan
Petani Sawit Di Desa Pangkatan Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhan Batu Utara”, Jurnal
Plans, Vol. 12., No. 1., (2017), h. 8.
30

3) Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang

relatif lama.

4) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang

ditanamkan pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah

seandainya pemilik modal mau mengalihkan ke pihak lain.

Sedangkan kekurangan modal sendiri adalah:

1) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu

akan sangat tergantung dari pemilik dan jumlahnya pun relatif terbatas.

2) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru

(calon pemegang saham baru) sulit, karena mereka akan

mempertimbangkan modal sendiri, dimana motivasi usahanya lebih

rendah jika menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan

menggunakan modal asing.

b. Modal Asing

Modal asing adalah suatu modal yang berasal dari luar perusahaan

yang sifatnya bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang

bersangkutan modal tersebut merupakan hutang, yang pada saatnya harus

dibayar kembali. Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:

1) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta maupun

pemerintah atau perbankan asing

2) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti dari perusahaan pegadaian,

modal ventura, asuransi leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga

pembiayaan lainnya
31

3) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.

Adapun kelebihan modal asing adalah:

1) Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal

pinjaman ke berbagai sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan

layak dan perolehan dana tidak terlalu sulit.

2) Motivasi usaha tinggi, hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan

modal sendiri. Jika menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk

memajukan usaha tinggi, ini disebabkan adanya beban bagi

perusahaan untuk mengembalikan pinjaman atau membayar hutang.

Sedangkan kekurangan modal asing adalah:

1) Dikenakan berbagai biaya, seperti bunga dan biaya administrasi.

Pinjaman yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai

berbagai kewajiban untuk membayar jasa seperti: bunga, biaya

administrasi, biaya provisi dan komisi, materai dan asuransi.

Harus dikembalikan, modal asing wajib dikembalikan dalam jangka

waktu yang telah disepakati. Dimana hal ini bagi perusahaan yang

sedang mengalami likuiditas tentunya dapat menjadi beban yang harus

ditanggung

2) Beban moral, perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah

yang mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman

sehingga akan menjadi beban moral atas utang yang belum atau akan

dibayar tersebut.39

39
Tri Tusrini, “Pengaruh Modal Dan Luas Lahan Terhadap Pendapatan Petani Nanas Di
32

3. Pengertian Modal Menurut Ekonomi Syariah

Kecukupan modal adalah kondisi berhasilnya suatu pertanian atau

usaha lainnya. Kecukupan modal juga terpengaruh terhadap ketepatan waktu

dan ketepatan takaran yang digunakan dalam masukan.40

Modal dalam literatur fiqih disebut Ra‟sul mal yang merujuk pada arti

uang atau barang. Modal merupakan kekayaan yang menghasilkan kekayaan

lain. Pemilik modal harus berupaya memproduktif modalnya, dan bagi yang

tidak bisa menjalankan usaha, islam menyediankan bisnis alternatif yaitu

mudharabah, musysrakah, qordhul hasan, dan lain-lain.41

Modal mencakup segala kekayaan baik yang berupa uang maupun

bukan uang (mesin, perabotan dan kekayaan fisik lainnya) yang dapat

digunakan untuk menghasilkan output. Menurut M.A Mannan didalam

Faisal modal menduduki tempat yang khusus dalam ekonomi Islam

sebagai sarana produksi yang menghasilkan, tidak sebagai produksi pokok

tetapi sebagai perwujudan tanah dan tenaga kerja.42

Menurut sistem Islam modal (sebagai hak milik) adalah amanah dari

Allah yang wajib dikelola secara baik. Manusia diamanahi untuk mengelola

harta atau modal itu agar dapat berkembang. Setiap sumber modal yang

berbeda dapat memberikan efek yang berbeda atas output yang dihasilkan.

Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Menurut Ekonomi Syariah”, (Skripsi:
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2023), h. 17-19.
40
Isfrizal dan Bobby Rahman, “Pengaruh Luas Lahan Persawahan, Modal dan Tenaga
Kerja Terhadap Pendapatan Petani Sawah Pada Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh
Utara (Studi Kasus Kemukiman Teupin Punti)”, Jurnal Akuntansi dan Pembangunan, Vol. 4.,
No. 1., (2018), h. 28.
41
Faisal, Modul Hukum Ekonomi Islam, (Sulawesi: Unimal Press, 2015), h. 79.
42
Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi Edisi Pertama, (Jakarta:
Kencana, 2015), h. 91
33

Oleh karena itu, para pelaku produksi perlu adanya analisis biaya sebagai

salah satu untuk mengetahui berapa pendapatan maupun keuntungan yang

akan diperoleh.

Modal dapat memberikan kepuasan pribadi dan membantu untuk

menghasilkan kekayaan yang lebih banyak. Pentingnya modal dalam

kehidupan manusia sebagaimana Allah SWT dalam QS. Ali-„Imran (3): 14

yang berbunyi sebagai berikut:

‫ض ِت‬َّ ‫ب َو ْٱل ِف‬ َ ‫يس ْٱل ُمقَن‬


ِ ‫ط َس ِة ِمنَ ٱلرَّ َه‬ ِ ‫سا ٓ ِء َو ْٱلبَنِينَ َو ْٱلقَ َٰنَ ِط‬ َ ّ‫ث ِمنَ ٱل ِن‬
ِ ‫ش َه َٰ َى‬ َّ ‫اس حُبُّ ٱل‬ ِ َّ‫ُش ِيّنَ ِللن‬
ِ َّ ‫ث ۗ َٰذَلِكَ َم َٰت َ ُع ْٱل َحيَ َٰى ِة ٱلدُّ ْنيَا ۖ َو‬
ِ ‫ٱَّللُ ِعندَ ۥهُ ُح ْسنُ ْٱل َمَٔاا‬ ِ ‫َو ْٱل َخ ْي ِل ْٱل ُم َس َّى َم ِت َو ْٱْل َ ْن َٰ َع ِم َو ْٱل َح ْس‬
Artinya: “Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan
yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun
tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak,
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi
Allah lahtempat kembali yang baik.43
Ayat di atas menunjukkan bahwa modal merupakan hal yang menarik

bagi umat manusia yang berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak,

dan lahan pertanian, serta bentuk-bentuk modal yang lain. Semua itu adalah

modal produksi dalam kehidupan dunia, dicenderungi dan disukai

manusia.

Hanya saja, manusia dalam mengelola modalnya itu tidak boleh lupa

akan kehidupan dan modal akhirat. Mengelola modal dengan baik sehingga

dapat memberikan, manfaat bagi manusia dan alam sekitar merupakan hal

yang penting dan perlu ditindak lanjuti oleh semua pihak.44

Modal dalam Islam tidak oleh mengandung unsur riba, adapun definisi

Riba artinya tambahan (ziyadah) atau berarti tumbuh dan membesar. Riba
43
Departemen Agama RI., loc, cit., h. 51.
44
Idris, op. cit., h. 92
34

(usury) adalah melebihkan keuntungan (harta) dari salah satu pihak dalam

transaksi jual beli atau pertukaran barang yang sejenis tanpa memberikan

imbalan terhadap kelebihan itu (riba fadl); atau pembayaran hutang yang

harus dilunasi oleh orang yang berhutang lebih besar dari pada jumlah

pinjamannya sebagai imbalan terhadap tenggang waktu yang telah lewat

(riba nasi’ah).45

Adapun macam-macam riba yang sering ditemui dalam masyarakat

adalah sebagai berikut:

a. Bunga bank konvensional

Bunga yang diterapkan oleh bank konvensional termasuk

didalamnya praktik riba. Ketika kita meminjam dana dari Bank, makakita

akan dikenakan bunga setiap kali membayar angsuran pinjaman

tersebut. Riba juga sering terjadi pada lembaga keuangan lainnya,

misalnya lembaga pembiayaan

b. Pinjaman dengan syarat

Pinjaman dengan syarat maksudnya adalah meminjam uang dari

pihak lain, dan biasanya pinjaman tersebut disertakan dengan syarat.

Misalnya bungan atau hal lainnya sebagai syarat agar pemilik uang

mau meminjamkannya pada orang lain.

Di dalam Islam pinjamana modal juga dikaitkan dengan utang-

piutang, adapun syarat dalam utang-piutang dalam Islam sebagai berikut:

1) Utang atau harta berharga yang diutangi bersifat jelas dan murni
45
Muhammad Tho‟in, “Larangan Riba Dalam Teks Dan Konteks (Studi Atas Hadist
Riwayat Muslim Tentang Pelaknatan Riba)”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 2., No. 2.,
(2016), h. 64-65
35

2) Uang atau harta berharga yang diutangi adalah sesuatu yang halal.

3) Pemberi utang tidak mengungkit perihal utang

4) Pemberi hutang tidak menyakiti orang yang berutang

5) Peminjam berniat mendapatkan ridho Allah dengan menggunakan

utangnya

6) Pemberi pinjaman tidak menaikan total uamg yang harus dikembalikan

peminjam.46

C. Konsep Produktivitas Kelapa Sawit

1. Pengertian produktivitas

Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil

nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya. Greenberg

mengartikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas

pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode

tertentu. Ringgs menyatakan bahwa ada tiga tahapan yang penting yang

perlu ditempuh untuk mensukseskan gerakan produktivitas, yaitu dengan

awarenes, improvement, dan maintanance. Simanjuntak (1983) menyatakan

bahwa produktivitas dipengaruhi oleh faktor yang bersumber dari individu

itu sendiri, lingkungan sosial pekerjaan, dan faktor yang berhubungan

dengan kondisi pekerjaan. Batu Bara (1989) menyatakan bahwa

produktivitas itu dipengaruhi oleh motivasi dan etos kerja, keterampilan dan

46
Wakalahmu, http://wakalahmu.com/artikel/dunia-islam/hukum-utang-piutang-dalam
islam,diakses pada tanggal 26 Juli 2023.
36

kualitas tenaga kerja, pengupahan dan jaminan sosial.47

Pada dasarnya, produksi tandanan buah segar (TBS), minyak sawit,

dan minyak intisawit yang terkandung di dalam per batang pohon kelapa

sawit tidak sama setiap tahunnya, tetapi berkembang sesuai dengan umur

tanamannya.

Pengertian produktivitas secara umum adalah menghasilkan lebih,

dengan kata lain lebih baik, optimal dalam jumlah kerja yang sama dari

usaha manusia yang dikeluarkan. Produktivitas dapat didefenisikan sebagai

perbandingan antara totalitas keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas

keluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama 1 periode

tersebut, atau suatu tingkat efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa.

Pengertian produktivitas secara teknis, ekonomi, dan kepuasan kerja

yang mengandung volume produksi, hemat masukan serta optimalisasi

kepuasan kerja secara manusiawi. Produktivitas dapat dikatakan meningkat

jika memenuhi keadaan atau kriteria sebagai berikut :48

a. Volume output bertambah besar sedangkan volume input tetap

b. Volume output tetap sedangkan volume input berkurang

c. Volume output bertambah lebih besar bila dibandingkan dengan

pertambahan volume inputnya

d. Volume outputnya berkurang lebih sedikit bila dibandingkan dengan

pengurangan volume inputnya.

47
Isnaini Harahap, Ekonomi Pembangunan, (Medan: Perdana Publishing, 2018), h.219-220
48
Sunarko, Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan,
(Jakarta, Agromedia Pustaka: 2009), h. 4
37

Disamping itu ada 4 bidang pekerjaan yang mempunyai dampak

besarterhadap produktivitas, yaitu :

a. Investasi mesin untuk menggantikan tenaga manusia

b. Upaya yang diarahkan pada penentu dan penetapan metode kerja yang

paling cocok

c. Usaha untuk menghilangkan praktek yang tidak produktif, yang

biasanya menghambat peningkatan produktivitas

d. Metode personalia yang dapat digunakan oleh manajemen untuk

memanfaatkan keterampilan yang dimiliki pekerja.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit

a. Modal

Modal adalah sejumlah uang yang digunakan untuk mengelola dan

membiayai kegiatan pertanian setiap bulan/setiap hari. Dimana

didalamnya terdapat ongkos untuk pembelian sumber-sumber produksi

yang digunakan untuk memproduksi suatu output tertentu dan untuk

menggunakan input yang tersedia. Kemudian di dalam ongkos juga

terdapat hasil ataupun pendapatan bagi pemilik modal.

Struktur modal merupakan salah satu kebutuhan yang kompleks

karena berhubungan dengan keputusan pengeluaran keuangan lainnya.

Untuk menciptakan struktur modal yang optimal, pengalokasian modal

yang tepat antara modal sendiri dan modal dari luar sangat penting untuk

memaksimalkan penggunaan modal. Pengeluaran modal yang minimum

dan struktur keuangan yang maksimum merupakan struktur modal yang


38

optimal.

b. Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu tindakan kultur teknis yang

sangat penting. Walaupun biaya pemupukan sangat penting yaitu 40%-

60% dari biaya pemeliharaan, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan

dan produktivitas kelapa sawit sangat besar.Pengaruh pemupukan

terhadap produksi bersifat jangka panjang dan baru akan terasa setelah 2

atau 3 tahun kemudian. Keberhasilan pemupukan sangat tergntung dari

manjemen pemupukan di lapangan. Efisiensi dan efetivitas pemupukan

harus tepat, yaitu tepat dosis, tepat tabur, tepat jenis dan tepat

waktu/frekuensi.

c. Luas Lahan

Luas lahan merupakan permukaan bumi yang dengan kekayaan

berupa tanah, mineral, benda cair, batuan dan gas yang terkandung di

dalamnya. Lahan di permukaan bumi ini meliputi mulai dari wilayah

pantai sampai dengan pegunungan. Berdasarkan penjelasan tersebut

maka kekayaan berupa tanah, mineral, benda cair, batuan dan gas yang

terkandung di dalamnya akan membantu tanaman kelapa sawit untuk

berkembang dan penanaman kelapa sawit. Semakin luas lahan yang

digunakan untuk menanam kelapa sawit maka hasil yang diperoleh pun

semakin banyak.
39

d. Produksi tanah pertanian

Sumber Daya Manusia memegang peranan utama dalam proses

peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan dan teknologi pada

hakekatnya merupakan hasil pengorbanan. Pada umumnya produktivitas

yang semakin tinggi merupakan hasil pendayagunaan sumber daya

efisien. Suatu perusahaan dala proses produksinya harus selalu

memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana cara mencapai

produktivitas yang tinggi dengan sumber daya atau faktor-faktor

produksi yang ada.

Dalam suatu proses produksi sangat diperhatika faktor-faktor

produksi yang ada, tanpa salah satu dari semua faktor produksi tersebut

proses produksi tidak dapat berjalan selain itu pengaruh suatu

manajemen yang baik dapat mendukung proses tersebut. Petani

tradisional sekalipun sebenarnya juga butuh manajemen dalam

menjalankan usaha taninya, tetapi tidak dalam yang betul-betul dengan

administrasi yang lengkap dan tertib, baik mengenai perencanaan,

pelaksanaan pengaruran sarana dan prasarana.49

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori dan temuan penelitian terkait seperti yang telah

dipaparkan diatas, maka kerangka berpikir penelitian ini dapat disajikan

sebagai berikut :

49
Tungkot Sipayung, Ekonomi Agribisnis Minyak Sawit, ...., h. 120
40

Modal (X1) Pendapatan(Y)

Produktivitas(X2)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hypo artinya dibawah dan thesa artinya

kebenaran. Jadi hipotesis artinya kebenaran dibawah, artinya kebenaran yang

perlu diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana masalah peneliti telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban empirik dengan data.50

Hipotesis nol (nihil) yang disimbolkan dengan (HO), ini berarti bahwa

tidak ada pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel independen (X) dan

variabel dependen (Y). Sedangkan hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yang

disimbolkan dengan (Ha), menjelaskan bahwa adanya pengaruh antara dua

variabel yaitu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).

Berdasarkan landasan teori maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai

berikut :

50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012), h .64
41

1. Akses modal dari lembaga keuangan berpengaruh terhadap pendapatan

petani kelapa sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten

Pasaman Barat

2. Produktivitas lahan kelapa sawit terhadap pendapatan petani kelapa sawit di

Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat

3. Akses Modal dari Lembaga Keuangan dan Produktivitas Lahan terhadap

Pendapatan Petani Kelapa Sawit Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo

Kabupaten Pasaman Barat.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang dipilih dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono Kuantitatif digunakan untuk

meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.51

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan penelitian dengan pendekatan kuntitatif yang

menekankan analisanya pada data – data numeral (angka-angka) yang di olah

dengan metode statistik. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo

Kabupaten Pasaman Barat. berkenaan tentang Pengaruh akses modal dari

lembaga keuangan terhadap pendapatan petani kelapa sawit yang di mediasi

oleh produktivitas lahan kelapa sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan

Duo Kabupaten Pasaman Barat.52 Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 23 Juli

51
Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2017), hlm. 14.
52
Jorong Ophir, Dayu Perdian, SE, Dokumentasi 3, Simpang Tiga Ophir, Tanggal 26 Juli
2023

42
43

-23 September 2023.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan wilayah generalisasi,

elemen populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan

unit yang akan diteliti.53

Pengertian populasi meneurut Sugiyono yaitu wilayah generalisasi atau

umum yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk kemudian dipelajari

dan ditarik kesimpulan dari hasil penelitiannya.54

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat petani kelapa

sawit yang bertempat tinggal di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo

Pasaman Barat dengan total jumlah yaitu 4.292 jiwa.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.55 Sampel dalam penelitian ini adalah data modal, produktivitas dan

pemdapatan dari laporan tahunan nagari Ophir selama 5 tahun, dari tahun

2019- 2022.

53
Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Ibid, hlm. 60
54
Sugiyono, metode Penelitian Kualitatif dan R&D, ( Bandung : Alfabeta, 2013), hal 117
55
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Cet ke-5, ( Bandung : Alfabeta, 2014), hal 62
44

D. Sumber Data

1. Sumber Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau yang dikumpulkan

langsung di lapangan oleh yang bersangkutan yang memerlukannya.56

Dalam penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari lokasi

penelitian. Dengan melakukan wawancara kepada sebagian petani kelapa

sawit di Nagari Ophir Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman

Barat. Data ini digunakan penulis sebagai data utama untuk mencari

informasi mengenai modal kelapa sawit dan produktivitas terhadap

pengaruhnya dengan pendapatan petani.

2. Sumber Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber eksternal

maupun internal. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dari

beberapa jurnal. Buku-buku literature data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen yang ada dilembaga-lembaga yang berkaitan dengan masalah

penelitian. Data yang diperoleh dari lembaga ataupun instansi yaitu dari

KUD Nagari.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjabaran masing- masing variabel terhadap

indikator- indikator yang membentuknya. Definisi operasional merupakan

unsur- unsur dari sebuah penelitian yang menjelaskan bagaimana untuk

mengukur suatu variabel. Sehingga dengan variabel operasional tersebut

56
Iqbal hasan, MM,. Pokok -pokok metodologi penelitian. Cet, pertama. (Jakarta : ghalia
Indonesia 2002). hlm 8
45

mampu menunjukkan indikator- indikator yang menjadi pendukung dari

variabel- variabel yang dianalisa. Penjelasan dari masing- masing variabel

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan Petani Kelapa Sawit adalah selisih antara penerimaan dengan

biaya produksi selama proses produksi, sedangkan penerimaan usahatani

merupakan perkalian antara produksi atau hasil yang diperoleh dengan

harga jual. Biaya usahatani merupakan semua pengeluaran yang digunakan

dalam usaha tani. Keberhasilan usaha tani dinilai dari pendapatan yang

didapatkan dari usahatani. Petani yang rasional berusaha untuk

mendapatkan pendapatan yang lebih besar dari setiap kegiatan usahatani.57

2. Modal adalah modal ekonomi mencerminkan akumulasi barang yang

dihasilkan di masa lalu yang sedang digunakan pada saat ini untuk

memproduksi barang dan jasa yang baru. Modal ini antara lain peralatan,

mesin, angkutan, gedung dan bahan baku.58

3. Produktivitas kelapa Sawit adalah perbandingan antara keluaran dan

masukan serta mengutamaakan cara pemanfaatkan baik terhadap sumber-

sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa.59

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan, artinya

memberikan makna, menjelaskan pola, dan mencari hubungan antar berbagai

57
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
CobbDouglas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. h.250
58
Gregory N. Mankiw, Principles of economics (Pengantar Ekonomi Mikro) (Jakarta:
Salemba Empat , 2011), hlm. 501.
59
Hasibuan, Malayu S.P, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. ..... h
.128
46

konsep. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti

adalah analisi kuantitaif. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda. Penerapan metode ini akan menghasilkan tingkat hubungan antara

variabel- variabel yang diteliti. Dengan demikian dapat ditujukan seberapa

besar kontribusi variabel- variabel bebas (Independent) terhadap variabel

terikatnya (dependent) serta arah hubungan ( hubungan negatif atau positif.

Estimasi model regresi tersebut kan meliputi langkah- langkah sebagai

berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

Dalam praktek sering muncul masalah saat analisis digunakan untuk

mengestimasi. Masalah ini dalam ekonometrik masuk dalam pengujian

asumsi klasik. Dalam pengujian ini akan dibahas ada tidaknya masalah

normalitas dan autokorelasi jika terjadi penyimpangan dalam asumsi klasik

diatas akan menyebabkan uji T dan uji F yang dilakukan menjadi tidak valid

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah penting mengingat uji validitas pengaruh

variabel independen baik secara serempak ( uji F ) maupun sendiri ( Uji

t) dan estimasi variabel dependen mensyaratkan hal lain. Apabila asumsi

ini tidak terpenuhi maka kedua uji ini dan estimasi dependen adalah tidak

valid untuk sampel kecil atau tertentu. Untuk uji Normalitas yang

digunakan di sini adalah uji Jarque Bera.60

60
Gujarati, Damodar, Ekonometrika Dasar, Terjemah Sumarno Zein( Jakarta : Erlangga,
2003), h. 129-133
47

b. Uji Autokorelasi

Adanya korelasi antar variabel itu sendiri, pada pengamatan yang

berbeda waktu atau individu. Umumnya kasus autokorelasi banyak

terjadi pada timeseries. Uji keberadaan autokorelasi yang ada akan

digunakan disini adalah cara ringkas uji Durbin Watson.61

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstanta.62

Pengujian parsial terhadap koefisien regresi secara parsial

menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan

dalam analisis (α) = 5% dengan ketentuan degree of freedom (df) = n-k,

dimana n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel. Dasar

pengambilan keputusan adalah :

Jika t-hitung < t-tabel : H0 diterima dan H1 ditolak

Jika t-hitung > t-tabel : H0 ditolak dan H1 diterima

b. Uji F

Analisis yang dipakai untuk menguji eksistensi model adalah uji F.

Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama atau simultan terhadap dependen. Pengujian hipotesis ini sering


61
Ibid,.., hal 134
62
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang : Badan
penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h. 88
48

disebut pengujian signifikasi keseluruhan ( overallsignificance) terhadap

garis regresi.63

Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat keyakinan 95%

dan tingkat kesalahan (α) = 5% dengan degree of freedom (df1) = k-1,

degree of freedom (df2) = n-k. Dasar pengambilan keputusan adalah :

Jika F-hitung < F-tabel : H0 diterima H1 ditolak

Jika F-hitung > F-tabel : H0 ditolak H1 diterima

63
Gujarati, Damodar, Op. Cit, h. 136
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Agustina Shinta, M.P.2011. Ilmu Usaha Tani, Malang: UB Press, Cet. Ke-1.

Alamsdi Syahza. 2009. Pengaruh Harga Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani


Desa Pantai Cermin Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar‖ Skripsi.
Universitas Islam Riau.

Andri Soemitra. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Anggresia Helfrida. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktiasu Harga


Tandanan Buah Segar Kelapa Sawit di Provinsi Sumatera Selatan, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Bambang Riyanto. 2012. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, Yogyakarta:


BPFE.

Bambang Riyanto. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:


BPFE.

Departemen Agama RI. 2009. AL-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Cordova


Syaamil Quran.

Edy, Kusmantoro. 2009. Analisis Keberagaman Usaha Rumah Tangga Pertanian


Lahan Kering di Kabupaten Banyumas. J-SEP 3(3).

Eni Setianingsih dan Naly Salu Padang. 2018. “ Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Produksi Padi Di Desa Limau Asri (SP V)”, Jurnal
Kebijakan Riset dan Inovasi, Vol. 2., No. 2.

Faisal. 2015. Modul Hukum Ekonomi Islam, Sulawesi: Unimal Press.

Fauzi, Yan, et al. 2012. Kelapa sawit. Yogyakarta: Penebar Swadaya Grup.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,


Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Gregory N. Mankiw. 2011. Principles of economics (Pengantar Ekonomi Mikro)


Jakarta: Salemba Empat .

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar, Terjemah Sumarno Zein, Jakarta


: Erlangga.

49
50

Gusti Ayu Bintang Pradnyawati1dan Wayan Cipta. 2021. “Pengaruh Luas Lahan,
Modal dan Jumlah Produksi Terhadap Pendapatan Petani Sayur Di
Kecamatan Baturiti”, Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 9., No. 1.

Hasibuan , Malayu S.P, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Bumi Aksara. Jakarta.

Hasibuan, Nova Yolanda. 2019. Pengaruh Harga Sawit dan Produktivitas


Terhadap Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit di Desa Siamporik
Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Diss.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Idri. 2015. Hadis Ekonomi: Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi Edisi Pertama,
Jakarta: Kencana.

Iqbal hasan, MM,. 2002. Pokok -pokok metodologi penelitian. Cet, pertama.
Jakarta : ghalia Indonesia.

Isfrizal dan Bobby Rahman. 2018. “Pengaruh Luas Lahan Persawahan, Modal
dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Petani Sawah Pada Kecamatan
Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara (Studi Kasus Kemukiman Teupin
Punti)”, Jurnal Akuntansi dan Pembangunan, Vol. 4., No. 1.

Isnaini Harahap. 2018. Ekonomi Pembangunan, Medan: Perdana Publishing.

Jorong Ophir, Dayu Perdian, SE, Dokumentasi 1, Simpang Tiga Ophir, Tanggal
26 Juli 2023

Kadarisman, Muh. 2012. "Pengertian dan filosofi manajemen kompensasi."


manajemen sumber daya manusia.

Kaunang, A. 2014. Perbandingan Pendapatan Petani Pala Pada Berbagai Saluran


Pemasaran di Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara. Skripsi.
Universitas Sam Ratulangi. Manado

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kamus


Lengkap Bahasa Indonesia, diakses 26 Juli 2023 dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Modal

Khairul Rizal. 2021. Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Petani Kelapa
Sawit, Malang: Literasi Nusantara.

Kosmayanti dan Cut Ermiati. 2017. “Pengaruh Modal Dan Luas Lahan Terhadap
Pendapatan Petani Sawit Di Desa Pangkatan Kecamatan Pangkatan
Kabupaten Labuhan Batu Utara”, Jurnal Plans, Vol. 12., No. 1.
51

Mardia, et, al. 2021. Ekonomi Pertanian, (Medan: Yayasan Kita Menulis.

Mawardati. 2018. ―Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Usaha Pertanian Di Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh.‖ Jurnal
Agrium 10.2

Michael, Chris, Posman Marpaung, and Fandri Siburian. 2020. "Analisis


Hubungan Biaya Produksi Kelapa Sawit Terhadap Pendapatan Petani di
Desa Pulo Bayu Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun
Organik." Jurnal Agroteknosains 4.1

Michell Rinda Nursandy, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan


Pengusaha Tape di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten
Bondowoso, skripsi tidak diterbitkan.

Muhammad Tho‟in. 2016. “Larangan Riba Dalam Teks Dan Konteks (Studi Atas
Hadist Riwayat Muslim Tentang Pelaknatan Riba)”, Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, Vol. 2., No. 2.

Mustafa Edwin Nasution. 2010. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta:


Kencana.

Ni Kadek Nita Antari Dan Made Suyana Utama. 2019. “Analisis Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Rumput Laut”, E-Jurnal EP Unud,
Vol. 8., No. 1.

Ni Nyoman Tri Astari dan Nyoman Djinar Setiawina. 2016. “Pengaruh Luas
Lahan, Tenaga Kerja, Dan Pelatihan Melalui Produksi Sebagai Variabel
Intervening Terhadap Pendapatan Petani Asparagus Di Desa Pelaga
Kecamatan Petang Kabupaten Badung”, E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, Vol. 5., No. 7.

Prathama Rahardja Dan Mandala Manurung. 2010. Teori Ekonomi Mikro,


Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.

Putu Dika Arimbawa dan A.A Bagus Putu Widanta. 2017. “Pengaruh Luas
Lahan, Teknologi dan Pelatihan terhadap Pendapatan Petani Padi Dengan
Produktivitas Sebagai Variabel Intervening Dikecamatan Mengwi”, E-
Jurnal Ep Unud, Vol. 6., No. 8.

Ratna Daini. 2020. “Pengaruh Modal Dan Luas Lahan Terhadap Pendapatan
Petani Kopi Di Desa Lewa Jadi, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener
Meriah”, Journal Of Islamic Accounting Research, Vol. 2., No. 2.
52

Riski, Petani Kelapa Sawit, Wawancara, Nagari Ophir Kec. Luhak Nan Duo, 26
Juli 2023, pukul 11:10

Rita Hanafie. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian, Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Rizal, Khairul. 2021. Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Petani


Kelapa Sawit. Jakarta: CV Literasi Nusantara Abadi.

Rosy Pradipta Angga Purnama, Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama
Usaha, dan Teknologi Proses Produksi terhadap Produksi Kerajinan
Kendang Jimbe di Kota Blitar,(Malang: Universitas Brawijaya, 2014),
jurnal ilmiah.

Sadono Sukirno. 2006. Teori Pengantar Mikro Ekonomi, Jakarta: Raja


Grafindo Persaja.

Sadubun, Vury Lilian Angela. 2021. "Analisis Perputaran Piutang Beredar


Terhadap Perkembangan Pendapatan Usaha Pada Koperasi Credit Union
Hati Amboina Di Kota Ambon." JURNAL EKONOMI, SOSIAL &
HUMANIORA 2.06.

Saprida Dan Putrisina Br. Tarigan. 2019. “Pengaruh Modal, Luas Lahan, Jumlah
Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Di
Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun”, Jurnal Agriprimatech,
Vol. 2., No. 2.

Setiawan, Petani Kelapa Sawit, Wawancara, Nagari Ophir Kec. Luhak Nan
Duo, 26 Juli 2023, pukul 11:10.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis


CobbDouglas. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. 2013. metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Statistik untuk Penelitian, Cet ke-5, Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,


Bandung: Alfabeta.

Sukirno, S. 2002. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
53

Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
Kemitraan, Jakarta, Agromedia Pustaka.

Syaparuddin. 2017. Ilmu Ekonomi Mikro Islam, Yogyakarta: CV. Orbittrust Corp.

Tri Tusrini. 2023. “Pengaruh Modal Dan Luas Lahan Terhadap Pendapatan
Petani Nanas Di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten
Kampar Menurut Ekonomi Syariah”, Skripsi: Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.

Tungkot Sipayung. 2012. Ekonomi Agribisnis Minyak Sawit, Bogor : PT Penerbit


IPB Press.

Wakalahmu, http://wakalahmu.com/artikel/dunia-islam/hukum-utang-piutang-
dalam islam, diakses pada tanggal 26 Juli 2023.

Anda mungkin juga menyukai