Anda di halaman 1dari 62

KATA PENGANTAR

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu lumbung padi wilayah Jawa Barat, daerah ini
dikenal sebagai sentra produksi beras karena didukung oleh aspek luas lahan pertanian sawah
untuk budidaya padi dan aspek sumber daya pertanian yang potensial dalam mengembangkan
sub sektor pertanian tanaman padi. Rata-rata setiap tahun Kabupaten Indramayu mampu
menghasilkan 1,2 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 1 juta ton beras siap konsumsi.
Kajian potensi dan peluang investasi daerah ini merupakan kajian study yang
menggunakan analisa ekonomi dengan indikator seperti Net Present Value (NPV), Payback
Period, Net B/C . Kabupaten Indramayu memiliki potensi sumber daya alam pertanian yang
besar sehingga dapat menjadi peluang investasi kedepan. Kajian ini disajikan untuk menarik
minat investor untuk berinvestasi di wilayah Kabupaten Indramayu.
Laporan pendahuluan ini merupakan dokumen metodologi pekerjaan serta hasil sementara
dari kegiatan survey awal. Laporan ini bertujuan untuk memberikan sumber informasi kepada
pemberi pekerjaan dan para pihak lainnya terkait dengan metodologi, rencana kerja dan hasil
sementara dari pekerjaan Kajian Potensi dan Peluang Investasi Daerah.
Diharapkan laporan pendahualuan ini menjadi pintu masuk untuk analisis kajian potensi
dan peluang investasi di kabupaten Indramayu sehingga hasil akhir dari kajian ini yaitu
tersedianya data bagi calon investor sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi.

PT. Selaras Multiarsi Konsultan

Direktur

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….. i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
Daftar Tabel ......................................................................................................... iii

I. Pendahuluan .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 3
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan .......................................................................... 3
1.4 Dasar Hukum ............................................................................................ 4
1.5 Definisi dan Pengertian ............................................................................. 4

II. Kerangka Kerja ............................................................................................ 6


2.1 Maksud dan Tujuan Kegiatan ................................................................... 7
2.2 Spesifikasi Pekerjaan ................................................................................ 7
2.4 Keluaran .................................................................................................... 9

III. Metodologi............................... ....................................................................... 10


3.1 Metodologi ................................................................................................. 10

IV. Hasil Survey Awal.......................... ............................................................ … 12


4.1 Analisis Potensi Investasi Daerah Kabupaten Indramayu.......................... 12

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas lahan sawah, bukan sawah dan bukan pertanian
di Kabupaten Indramayu 2016 (Ha)…………………………………………. 12
Tabel 4.2 Luas Lahan Sawah, Bukan Sawah, dan Lahan Bukan Pertanian Di Kabupaten
Indramayu Tahun 2016……………………………………………………………. 13
Tabel 4.3 Luas panen, Produktifitas dan Produksi Padi Di Kabupaten Indramayu Tahun
2016……………………………………………………………………………….. 15
Gambar 1 Distribusi PDRB Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2016……………………………………………………………. 16
Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun 2014-2016 17
Gambar 2 Foto Kegiatan Survey Industri di Kabupaten Indramayu…………….. 18

iii
-1-
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Beras merupakan makanan pokok di tidak kurang 26 negara padat penduduk (China, India,
Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Vietnam) atau lebih separuh penduduk
dunia. Beras menjadi kebutuhan pokok bagi manusia khususnya bagi masyarakat Indonesia.
Mengingat begitu pentingnya kebutuhan akan beras maka begitu pentingnya ketersediaan stok
beras baik ditingkat nasional maupun tingkat regional. Di Indonesia, masalah beras erat kaitanya
dengan masalah budaya, social dan ekonomi bangsa. Keeratan hubungan antara padi (beras)
dengan manusia tercermin dari berbagai kepercayaan penduduk, antara lain melalui hikayat
Dewi Sri. Dalam bidang ekonomi, beras sering digunakan sebagai indeks kestabilan ekonomi
nasional. Beras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditi yang
memberikan kontribusi sangat signifikan terhadap pembangunan. Selain sebagai makanan
pokok, beras juga dapat digunakan sebagai bahan baku kudapan. Berdasarkan penelitian FAO
(2011), bahan pangan pokok termasuk beras harus bisa memenuhi kebutuhan energi manusia
untuk menjaga kesehatan.
Jawa Barat merupakan wilayah penyangga kebutuhan beras nasional terbesar setiap
tahunnya mengalami surplus sebesar 2.691.000 ton setelah diserap oleh pasar regional dan pasar
nasional. Jawa barat merupakan salah satu pemasok beras nasional, dan Kabupaten Indramayu
menjadi daerah unggulan penghasil beras di Jawa Barat. Berdasarkan potensi daerah sentra
produksi beras Jawa Barat wilayah Utara mampu menyuplai beras sebesar 604.000 ton yang
bersumber dari kabupaten Indramayu (50%), Kabupaten Subang dan Karawang masing-masing
(20%) serta kabupaten Cirebon (10%). Sedangkan wilayah Selatan Jawa Barat hanya (30%) yang
supply dari Kabupaten Bandung, Garut, Cianjur, Tasikmalaya dan Kabupaten Sumedang (Dirjen
Perdagangan Dalam Negeri Kementrian Perdagangan, 2015).

1
Besarnya supply beras dari Kabupaten Indramayu, daerah ini dikenal sebagai sentra
produksi beras karena didukung oleh aspek luas lahan pertanian sawah untuk budidaya padi dan
aspek sumber daya pertanian yang potensial dalam mengembangkan sub sektor pertanian
tanaman padi. Rata-rata setiap tahun Kabupaten Indramayu mampu menghasilkan 1,2 juta ton
gabah kering giling atau setara dengan 1 juta ton beras siap konsumsi.

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Indramayu sebagai sentra penghasil
beras terbesar tersebut membuka peluang usaha untuk dikembangkan dan ditingkatkan. Beberapa
peluang usaha yang dapat dikembangkan di Kabupaten Indramayu selain pengolahan beras
premium juga produk turunannya seperti tepung beras. Melimpahnya bahan baku berbasis beras
di Kabupaten Indramayu merupakan nilai tambah yang dapat dikelola secara maksimal sehingga
pada akhirnya dapat menaikan taraf hidup bagi masyarakat sekitar. Ketersediaan bahan baku
Rice Bran/ bekatul di Kabupaten Indramayu juga membuka peluang usaha sektor industri
pengolahan Stabilizer Rice Bran dan juga Rice Bran Oil (RBO).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu adanya suatu kajian potensi dan peluang
usaha sekaligus analisa ekonomi yang sekiranya dapat ditawarkan pada calon investor untuk
dapat menanamkan investasinya di Kabupaten Indramayu, sehingga akan dapat diketahui apakah
potensi dan peluang usaha tersebut layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Pada tujuan
akhirnya dapat meningkatkan potensi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Indramayu.

2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan kajian potensi dan peluang investasi sektor industri pengolahan beras premium
dan turunannya dimaksudkan untuk menyajikan data tentang obyek investasi yang siap
ditawarkan kepada investor, dengan menyajikan data :
1. Analisis ekonomi
Yaitu perhitungan proyeksi modal investasi yang akan ditanamkan, dengan memperhitungkan
modal tetap seperti bangunan, tanah, mesin, peralatan dan kendaraan serta modal kerja
2. Analisis Profitability Finansial
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kelayakan investasi dengan ukuran-ukuran seperti :
a) Analisis Net B/C ratio
adalah perbandingan antara total cash flow terhadap total outflow. Net B/C ratio
menggambarkan berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang akan dikeluarkan.
b) Payback Period
Yaitu jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan
yang diperoleh dari suatu proyek.
3. Net Present Value (NPV)
NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar
dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN


Secara garis besar ruang lingkup kegiatan ini mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Survey identifikasi potensi usaha di Kabupaten Indramayu : analisis data
berdasarkan potensi PDRB Kabupaten Indramayu;
2. Survey karakteristik peluang usaha sektor industri pengolahan : analisis usaha,
investasi awal, biaya operasional, omzet usaha.
1.4 DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
4. Peraturan Presiden Nomor 97Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
5. Inpres Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

3
6. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Industri
7. Perka BKPM Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Pedoman dan tata Cara Perizinan dan
Fasilitas Penanaman Modal
8. Perka BKPM Nomor 14 tahun 2017 Tentang Pedoman dan Tata cara pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal
9. Perka BKPM Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BKPM
Nomor 14 Tahun 2015 Tentangs Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal
10. Perda Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B)
11. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Indramayu Tahun 2011-2031

1.5 DEFINISI DAN PENGERTIAN

1. Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa
merang) secara anatomi disebut “palea” (bagian yang ditutupi) dan “lemma” (bagian
yang menutupi).
2. Penggilingan beras adalah satu perangkat lengkap yang digerakan tenaga mesin untuk
menggiling padi atau gabah menjadi beras sosoh.
3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa
yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah.
4. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang
(galengan), saluran untuk menahan/ menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah
tanpa memandang dari mana diperoleh atau status sawah tersebut.
5. Lahan bukan sawah adalah semua lahan selain lahan sawah seperti lahan pekarangan,
ladang/ huma, tegal/ kebun, lahan perkebunan, kolam, tambak, danau, rawa, dan
lainya.Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah
lagi, dimasukan dalam lahan bukan sawah.
6. Lahan bukan pertanian adalah lahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia sebagai tempat tinggal, tempat melakukan produksi barang dan jasa, tempat
rekreasi dan sebagianya. Penggunaan lahan tersebut seperti penggunaan untuk
perumahan, perindustrian dll.

4
7. Beras Premium adalah jenis beras yang memiliki spesifikasi derajat sosoh minimal 95%,
kadar air maksimal 14% dan bulir patah maksimal 15%.
8. Rice Bran adalah serbuk halus yang melapisi bulir beras dalam biji padi. Di Indonesia
lazim disebut sebagai bekatul. Rice bran atau bekatul kaya akan vitamin B komplek (B1,
B2, B3, B5 dan B6), vitamin E.
9. Rice Bran Oil (RBO) adalah minyak hasil ekstraksi bekatul padi yang mengandung
beberapa jenis lemak, yaitu 47 persen lemak monounsaturated, 33 persen
polyunsaturated, dan 20 persen saturated, serta asam lemak yaitu asam oleat 38.4 persen,
linoleat 34.4 persen, linolenat 2.2 persen, palmitat 21.5 persen, dan stearat 2.9 persen.
10. Tepung Beras adalah tepung yang dibuat dari beras yang ditumbuk atau digiling. Tepung
beras tidak sama dengan pati beras yang dibuat dengan merendam beras dalam larutan
alkali.

5
-2-
DESKRIPSI WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU

2.1 LETAK GEOGRAFIS, WILAYAH ADMINISTRASI dan AKSESIBILITAS

Letak Geografis, Wilayah Administrasi dan Aksesibilitas Indramayu merupakan salah satu
kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah di Lingkungan Provinsi Jawa Barat. Gambaran
umum kondisi Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut ini. 1. Secara geoastronomi
terletak pada posisi 107º 52' sampai dengan 108º 36' Bujur Timur dan 06º 15' sampai dengan 06º
40' Lintang Selatan. 2. Secara geopolitik terletak pada jarak 207 Km kearah Timur dari Jakarta
sebagai Ibu Kota Negara dan 180 Km kearah Timur Laut dari Bandung sebagai Ibu Kota
Provinsi. 3. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), secara geoekonomi
Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang
mengemban fungsi sebagai lumbung pangan nasional dan pusat pengolahan migas. 4.
Kabupaten Indramayu secara geostrategis terletak di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) sebagai
simpul strategis transportasi yang berperan sangat dinamis di Pulau Jawa dan Nasional melayani
aktifitas lintas provinsi.

Luas wilayah Kabupaten Indramayu seluas kurang lebih 209.942 Ha, dengan panjang pantai
kurang lebih 147 Km yang membentang sepanjang pantai utara Laut Jawa antara Kabupaten
Cirebon – Kabupaten Subang, dimana sejauh 4 mil dari pantai merupakan kewenangan
Kabupaten, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut ini.

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa


 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Kab. Sumedang dan Kab.
Cirebon
 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Subang
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Laut Jawa

6
Perkembangan wilayah administrasi di Kabupaten Indramayu sampai dengan tahun 2015
terdiri dari 31 kecamatan, 8 kelurahan, 309 desa, 1.894 Rukun Warga (RW) dan 6.033 Rukun
Tetangga (RT). Ibu kota kabupaten dan pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Indramayu
namun titik keramaian berada di Kecamatan Jatibarang karena termasuk lintas jalur lalu lintas
Pantai Utara Jawa (Pantura) dan terdapat Stasiun Kereta Api sehingga memiliki akses
perekonimian yang mudah diakses. Simpul-simpul kabupaten diantaranya adalah Indramayu,
Balongan, Lohbener, Jatibarang, Karangampel dan Haurgeulis. Adapun beberapa wilayah yang
berbatasan langsung dengan laut di sepanjang pesisir pantai utara Indramayu sejumlah 11
wilayah kecamatan dengan jumlah wilayah desa sebanyak 36 desa.

2.2 TOPOGRAFI

Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan
kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 2 % yang mengakibatkan bila curah hujan tinggi, genangan air
akan muncul di daerah-daerah tertentu. Kisaran ketinggian Wilayah Kabupaten Indramayu
berada pada ketinggian 0-100 m di atas permukaan air laut. Bagian utara memiliki dataran
rendah dan semakin tinggi ke arah selatan. Secara garis besar topografi Kabupaten Indramayu
dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok, yaitu sebagai berikut.

1. Ketinggian antara 0-7 m di atas permukaan laut (dpl), meliputi : wilayah Kecamatan
Anjatan, Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Sindang, Lohbener, Arahan, Cantigi,
Pasekan, Indramayu, Balongan, Sliyeg, Juntinyuat, Karangampel, Kedokanbunder
dan wilayah Kecamatan Krangkeng.
2. Ketinggian antara 7- 25 m dpl, meliputi : wilayah Kecamatan Bongas, Kroya,
Gabuswetan, sebagian wilayah Kecamatan Anjatan, Lelea, Terisi, Widasari,
Jatibarang, Kertasmaya, Cikedung, Sukagumiwang, Tukdana dan Bangodua.
3. Ketinggian antara 25-100 m dpl, meliputi : sebagian wilayah Kecamatan Cikedung,
Terisi, Kroya, Haurgeulis dan keselurahan wilayah Kecamatan Gantar.

2.3 HIDROLOGI

Berdasarkan kondisi geografis dan fisiografi wilayah yang merupakan dataran rendah dan pantai
serta berada pada bagian hilir daerah aliran sungai yang besar, yaitu DAS Cimanuk dan DAS
Cipunagara serta SWS Citarum dan SWS Cimanuk- Cisanggarung. Kabupaten Indramayu

7
menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat sebagai daerah sentra pertanian dan merupakan daerah
penyangga pengadaan stok pangan Provinsi dan Nasional. a) Daerah Aliran Sungai (DAS)
Wilayah Kabupaten Indramayu memiliki 14 aliran sungai yang mengalir ke arah utara yaitu ke
Laut Utara Jawa dan sungai yang tergolong besar adalah Sungai Cimanuk, Sungai Cipanas,
Sungai Cipunegara, Sungai Cilalanang, Sungai Kumpulkuista, Sungai Pamengkang dan Sungai
Cimanis. b) Satuan Wilayah Sungai (SWS) SWS Citarum di wilayah pantai Jawa Barat bagian
utara merupakan bagian dari SWS Citarum Hilir yang mempunyai luas 6.154 km² (sekitar 30%
dari luas SWS Citarum). SWS Kabupaten Indramayu mempunyai luas 648 km². Aliran rata-rata
di bagian hilir mencapai 13,0 milyar m³/tahun yang dimanfaatkan untuk keperluan pertanian,
industri dan sebagainya. SWS Cimanuk termasuk wilayah kewenangan Provinsi Jawa Barat dan
mempunyai luas 4.325 km². Wilayah Kabupaten Indramayu termasuk kedalam SWS Cimanuk
dengan luas 1.238 km². Potensi aliran rata-rata mencapai kapasitas sebesar 4,0 milyar m³/tahun.
c) Potensi Sumber Air Wilayah Kabupaten Indramayu yang memiliki kemampuan sebagai lahan
mata air di wilayah bagian selatan Kecamatan Haurgeulis dan Cikedung dan sebagian besar di
Wilayah Kabupaten Indramayu mempunyai zona lahan air tanah bebas (zona air tanah dangkal),
sedangkan kemampuan lahan hidrologi pantai sangat mempengaruhi tata air dengan fungsi
penahan intrusi air laut dan abrasi pantai. Kawasan pantai terdapat di sepanjang pantai timur dan
utara Indramayu termasuk sebagian Kecamatan Krangkeng, Juntinyuat, Balongan, Indramayu,
Pasekan, Cantigi, Losarang, Karangampel, Kandanghaur, Patrol dan Sukra. Kemampuan
hidrologi pantai ini dibagi dua zona yaitu zona pantai dan zona rawa. Air tanah tawar dapat
diperoleh dengan cara membuat sumur bor dalam yang selanjutnya akan memancarkan air tanah
tawar. Daerah Kedungdawa- Kedokan-Gabus-Cibereng-Losarang, merupakan akumulasi air
tanah dalam tawar yang cukup besar, serta juga di sekitar Jatibarang-Krasak-Kaplongan-
Jengkok. Kualitas air tanah tertekan umumnya cukup baik, air bening, PH berkisar antara 6,43 –
8,53. kandungan Cl di bagian selatan jalur jalan provinsi umumnya rendah yaitu antara 11,2 –
582,6 mg/l. Beberapa air tanah dangkal yang diambil di Desa Lohbener, Juntinyuat, Sindang dan
Krangkeng menunjukkan kandungan Cl cukup tinggi antara 603-3.120 mg/l, bahkan mencapai
111,0 mg/l yaitu Desa Krangkeng.

8
2.4 KOMPOSISI PENDUDUK LAKI-LAKI dan PEREMPUAN

Adapun komposisi jumlah penduduk Indramayu Tahun 2016 ini terdiri dari Laki-laki
885.214 jiwa dan penduduk perempuan 833.281 jiwa, dengan sex ratio 106,23. Komposisi
Penduduk Kabupaten Indramayu menurut struktur umur dan jenis kelamin dapat digambarkan
dengan jelas oleh piramida penduduk. Dari piramida penduduk dapat dilihat bahwa selama lima
tahun terakhir telah terjadi penurunan fertlitas.

Tabel 2.1 Sex Ratio Penduduk Kabupaten Indramayu Tahun 2016

Sumber : BPS Indramayu Dalam Angka 2017

9
Tabel 2.2 Piramida Penduduk Kabupaten Indramayu Tahun 2016

Sumber : BPS Indramayu Dalam Angka 2017

10
2.5 KEPADATAN PENDUDUK

Adapun kepadatan penduduk Kabupaten Indramayu pada tahun 2015 secara dominan
terdapat pada kecamatan Karangampel sebesar 2140 dan terkecil terdapat pada kecamatan
Cantigi. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk per KM di Kabupaten Indramayu Tahun 2015

Sumber : BPS Indramayu Dalam Angka 2017

11
-3-
ANALISIS POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
DAERAH

3.1 ANALISIS POTENSI INVESTASI DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU


Indramayu merupakan daerah yang terletak di provinsi jawa barat yang merupakan salah
satu lumbung padi jawa barat dan nasional. Potensi wilayah Kabupaten Indramayu terdapat pada
sektor pertanian. Hal ini dibuktikan dengan adanya luas wilayah persawahan. Berdasarkan data
BPS wilayah Kabupaten Indramayu memiliki luas sawah seluas 116.174 Ha, lahan bukan sawah
seluas 57.347 Ha dan lahan bukan pertanian seluas 36.471 Ha. Hal ini dapat disimpulankan
bahwa secara dominan luas lahan Kabupaten Indramayu adalah luas lahan sawah, itu artinya
bahwa Kabupaten Indramayu memiliki potensi sawah yang besar yang berpengaruh pada
produktifitas padi lokal.

Tabel 3.1 Luas lahan sawah, bukan sawah dan bukan


pertanian di Kabupaten Indramayu 2016 (Ha)

Lahan Sawah 116.174 Lahan Bukan Sawah 57.347 Lahan Bukan Pertanian 36.471

Sumber : BPS Indramayu Dalam Angka 2017

12
Gambar 3.1 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Indramayu

Sumber : Perda Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2031

13
Tabel 3.2 Luas Lahan Sawah, Bukan Sawah, dan Lahan Bukan Pertanian Di Kabupaten
Indramayu Tahun 2016

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu

14
Berdasarkan data diatas bahwa wilayah kabupaten Indramayu memiliki luas sawah pada
tahun 2014 sebesar 117.792 Ha tahun 2015 sebesar 115.897 Ha dan pada tahun 2016 sebesar
116.174 Ha. Untuk lahan bukan sawah pada tahun 2014 sebesar 92.150 Ha, tahun 2015 sebesar
56,937 Ha dan pada tahun 2016 sebesar 57.347 Ha. Untuk lahan bukan pertanian pada tahun
2014 sebesar 92.150 Ha, tahun 2015 sebesar 56.937 Ha dan pada tahun 2016 sebesar 36.471 Ha.

Hal ini menunjukan bahwa secara garis besar hampir sebagian wilayah Kabupaten
Indramayu merupakan wilayah persawahan. Ini bisa menjadi dasar untuk ketersedian padi di
Kabupaten Indramayu cukup besar sehingga ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan
berbasis beras sangat besar. Dengan luas panen pada tahun 2014 sebesar 234.071 (Ha) dan nilai
produktivitas 69.43 (kw/Ha) sehingga jumlah produksi padi pada tahun 2014 sebesar
1.625.179.29 ton. Pada tahun 2015 luas panen sebesar 209.144 (Ha) dan nilai produktivitas
70.09 (Kw/Ha) sehingga jumlah produksi padi pada tahun 2015 sebesar 1.465.740.60 ton. Pada
tahun 2016 luas panen sebesar 246.833 (Ha) dan nilai produktivitas 72.49 (Kw/ha) sehingga
jumlah produksi padi pada tahun 2016 sebesar 1.800.443.53 ton. Ini artinya bahwa jumlah rata-
rata produksi padi tahunan mengalami kenaikan sehingga menjadikan Kabupaten Indramayu
sebagai salah satu lumbung padi Jawa barat dan sangat dimungkinkan untuk menjadi salah satu
sentra industri pengolahan beras di Jawa Barat.

Pada peta pola ruang Kabupaten Indramayu untuk wilayah persawahan ditandai warna
hijau, hal ini dapat diliat secara umum Kabupaten Indramayu memilki ketersediaan lahan
pertanian yang cukup luas sehingga dapat dijadikan pedoman awal bagi pengembangan wilayah
persawahannya. Sebaran lahan pertanian Kabupaten Indramayu juga menjadi bahan
pertimbangan bagi calon investor untuk memilih Kabupaten Indramayu sebagai kabupaten yang
memiliki potensi pertanian yang besar.

15
Tabel 3.3 Luas panen, Produktifitas dan Produksi Padi Di Kabupaten Indramayu Tahun
2016

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu

16
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pembangunan yang berkelanjutan merupakan strategi pembangunan yang banyak


diaplikasikan oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena kebijakan pemerintah
beberapa tahun terakhir memprioritaskan pertumbuhan ekonomi, dengan demikian eksploitasi
terhadap sumber daya alam sangat mencolok tanpa memperhitungkan kerusakan lingkungan.
Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016 di Kabupaten Indramayu mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga
konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu tahun 2016 adalah sekitar 0,08
persen, sedangkan tahun 2015 sekitar 2,16 persen. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Indramayu tahun 2016 atas dasar harga berlaku mencapai 66.467.586,21 juta rupiah. Sedangkan
di sisi konstan yang tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi mencapai 56.706.182,92 juta rupiah

Setiap sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mempunyai
kontribusi yang dapat menggambarkan peran sektor tersebut dalam kegiatan ekonomi suatu
wilayah. Jika membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Indramayu
selama 3 tahun terakhir (2014-2016) terlihat jelas bahwa sektor industri pengolahan memiliki
nilai kontribusi yang cukup besar yaitu pada tahun 2014 sebsesar 29.942.114.88, pada tahun
2015 sebesar 29.224.382.21 dan pada tahun 2016 sebesar 28.814.216.47.

Gambar 3.2 Distribusi PDRB Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2016

O- Adiministrasi H-Transportasi P- Jasa Lainya 5,25%


Pemerintah, dan pergudangan Pendidikan
Pertahanan dan 2,99% 2,09%
Jaminan Sosial
Wajib 2,35%
F-Konstruksi
5,59%
C-Industri
B-Pertambangan Pengolahan
dan Penggalian 43,35%
7,33%
G-Perrdagangan
A-Pertanian,
Besar dan Eceran,
Kehutanan dan
Reparasi Mobil
Perikanan 19,75%
dan Sepeda Motor
11,28%

Sumber : BPS Indramayu Dalam Angka 2017

17
Tabel 3.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Indramayu Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun 2014-2016

Sumber : BPS Indramayu Dalam Angka 2017

18
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indramayu tahun 2016 atas dasar harga
berlaku mencapai 66.467.586,76 juta rupiah. Sedangkan di sisi konstan yang tidak dipengaruhi
oleh faktor inflasi mencapai 56.706.182,92 juta rupiah. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016
di Kabupaten Indramayu mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Indramayu tahun 2016 adalah sekitar 0,08 persen, sedangkan tahun 2015 sekitar 2,16
persen.

Tabel 3.5 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Indramayu Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun 2014-2016

Sumber : BPS Indramayu Dalam Angka 2017

19
Pembangunan yang berkelanjutan merupakan strategi pembangunan yang banyak
diaplikasikan oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena kebijakan pemerintah
beberapa tahun terakhir memprioritaskan pertumbuhan ekonomi, dengan demikian eksploitasi
terhadap sumber daya alam sangat mencolok tanpa memperhitungkan kerusakan
lingkungan.Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016 di Kabupaten Indramayu mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar
harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indramayu tahun 2016 adalah
sekitar 0,08 persen, sedangkan tahun 2015 sekitar 2,16 persen.Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Indramayu tahun 2016 atas dasar harga berlaku mencapai 66.467.586,21 juta rupiah.
Sedangkan di sisi konstan yang tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi mencapai 56.706.182,92
juta rupiah.

Dengan melihat data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang secara dominan
berada pada sektor pertanian dan industri pengolahan maka potensi kabupaten Indramayu yang
dapat dikembangkan adalah sektor keduanya. Sektor pertanian mempunyai ketersedian stok
bahan baku padi/ gabah yang besar. Sektor Industri pengolahan mempunyai potensi yang
dominan berdasarkan kontribusi PDRB sehingga kedua sektor tersebut mempunyai peran besar
dalam kegiatan ekonomi Kabupaten Indramayu

20
3.2 ANALISIS PELUANG INVESTASI DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

3.2.1 Industri Pengolahan Beras Premium

Indramayu sebagai lumbung padi wilayah provinsi Jawa Barat merupakan Kabupaten yang
potensial untuk mengembangkan industri pengolahan beras premium. Hal ini disebabkan oleh
karena Kabupaten Indramayu mempunyai ketersediaan bahan baku berupa padi yang melimpah.
Sehingga hal ini menjadi peluang usaha yang dapat dikembangkan di Kabupaten Indrmayu.
Berdasarkan data BPS wilayah Kabupaten Indramayu memiliki luas sawah seluas 116.174 Ha,
lahan bukan sawah seluas 57.347 Ha dan lahan bukan pertanian seluas 36.471 Ha. Jika peluang
usaha industri pengolahan beras premium dikembangkan maka dapat menarik minat calon
investor untuk menginvestasikan modalnya dikabupaten Indramayu, sehingga pada akhirnya
dapat menaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

3.2.1.1 Proses Produksi

Gambar 3.3 Proses Produksi Beras Premium

Gabah

Pengeringan Gabah

Pengeringan gabah dengan mesin

Penggilingan

Pemisahan gabah pecah kulit

Proses beras poles

21
1. Untuk menghindari terjadinya penurunan mutu/kualitas gabah/beras, gabah hasil panen
harus segera dilakukan perawatan dan penjemuran. Problem penjemuran pada musim hujan
adalah karena rendahnya intensitas sinar matahari yang disebabkan oleh adanya awan
mendung dan hujan. Hal ini menyebabkan mutu gabah rendah yang umumnya terjadi di
daerah tadah hujan.
2. Gabah dikeringkan dengan mesin mesin pengering sehingga hasilnya dapat diperoleh
gabah yang benar-benar kering.
3. Gabah yang sudah kering kemudian siap digiling menggunakan mesin gilingan padi.
4. Untuk meningkatkan kualitas beras giling tersebut diperlukan alat pemisah beras pecah
.kulit dengan gabah yang masih terikut, dengan menggunakan ayakan gabah(separtor) Alat
ini akan berfungsi untuk menahan gabah isi yang masih tercampur dengan beras pecah
kulit, dan selanjutnya akan dimasukkan lagi ke husker,sedangkan beras pecah kulitnya
akan lolos dan langsung dapat dilakukan penyosohan.
5. Beras yang telah selesai diberas pecah kulit kemudian dilakukan pemolesan beras sehingga
dihasilkan beras berkualitas.

Gambar 3.4 Industri Beras Premium Kabupaten Indramayu

22
Gambar 3.5 Contoh Produk Beras Premium

3.2.1.2 Pangsa Pasar

Pasar beras premium masih sangat terbuka lebar terutama untuk kabupaten Indramayu
yang masuk kategori lumbung padi Jabar dan nasional. Berdasarkan potensi daerah sentra
produksi beras Jawa Barat wilayah Utara mampu menyuplai beras sebesar 604.000 ton yang
bersumber dari kabupaten Indramayu (50%), Kabupaten Subang dan Karawang masing-masing
(20%) serta kabupaten Cirebon (10%). Sedangkan wilayah Selatan Jawa Barat hanya (30%) yang
supply dari Kabupaten Bandung, Garut, Cianjur, Tasikmalaya dan Kabupaten Sumedang (Dirjen
Perdagangan Dalam NegeriKementrian Perdagangan, 2015).

3.2.1.3 Analisis Ekonomi

Investasi awal industri beras premium terdiri dari tanah, bangunan, mesin giling, mesin
poles, mesin pengering, mesin sorter, genset, mesin packaging, perlengkapan kantor,
perlengkapan lainya, mobil truck fuso, mobil truck. Jika dihitung total maka investasi tersebut
sebesar Rp. 8.040.000.000,- Investasi awal tersebut kemudian akan digunakan industri untuk
memulai usaha pabrik beras kemasan

Biaya operasional indutri ini meliputi karyawan tetap, depresiasi alat kendaraan dan
bangunan. Biaya operasional tidak tetap meliputi belanja barang gabah premium, plastik
kemasan. Kemudian belanja orang meliputi petani gabah, tenaga padung, tenaga giling, tenaga

23
sortir, tenaga packaging, dan tenaga supir. Belanja lainya meliputi listrik, bahan bakar,
perawatan mesin, perawatan kendraan, dan biaya ovehead. Semua biaya tersebut apabila ditotal
sebesar Rp.382.314.540.818,-

Analisis Usaha Beras Premium


Tabel 3.6 Biaya Investasi Awal
No Unsur Biaya Harga Satuan Satuan Volume Total

1 Tanah 500,000 m2 1,500 750,000,000

2 Bangunan 1,000,000 m2 1,000 1,000,000,000

3 Mesin Giling 100,000,000 Unit 2 200,000,000

4 Mesin Poles 200,000,000 Unit 2 400,000,000

5 Mesin Pengering 180,000,000 Unit 2 360,000,000

6 Mesin Sorter 1,500,000,000 Unit 1 1,500,000,000

7 Genset 40,000,000 Unit 1 40,000,000

8 Mesin Packaging 30,000,000 Unit 1 30,000,000

9 Perlengkapan Kantor 50,000,000

10 Perlengkapan Lainnya 10,000,000

11 Mobil Truck Fuso 600,000,000 Unit 2 1,200,000,000

12 Mobil Truck 250,000,000 Unit 10 2,500,000,000

Total Investasi 8,040,000,000

Tabel 3.7 Pendapatan


No Unsur Pendapatan Harga Satuan Satuan Volume Total

1 Beras Premium 11,000 Kg 35,000,000 385,000,000,000

Total Pendapatan 385,000,000,000

24
Tabel 3.8 Biaya Operasional
Harga
No Unsur Biaya Satuan Satuan Volume Total
Biaya Tetap
1 Karyawan Tetap (10 orang) 22,000,000 Bulan 12 264,000,000
2 Depresiasi Alat/ Kendaraan (10 th) 52,416,667 Bulan 12 629,000,000
3 Depresiasi Bangunan (2 th) 4,166,667 Bulan 12 50,000,000

Biaya Tidak Tetap


Belanja Barang
1 Gabah Premium 6,500 Kg 53,030,303 344,696,969,697
2 Plastik Kemasan 2,500 Unit 7,000,000 17,500,000,000

Belanja Orang
1 Petani gabah 50 Kg 53,030,303 2,651,515,152
2 Tenaga Padung 40 Kg 53,030,303 2,121,212,121
3 Tenaga Giling 35 Kg 53,030,303 1,856,060,606
4 Tenaga Sortir 40 Kg 53,030,303 2,121,212,121
5 Tenaga Packing 40 Kg 53,030,303 2,121,212,121
6 Tenaga Supir 90,000,000

Belanja Lainnya
1 Listrik 100 Kg 35,000,000 3,500,000,000
2 Bahan Bakar 80 Kg 35,000,000 2,800,000,000
3 Perawatan Mesin 6.667 Kg 35,000,000 233,345,000
4 Perawatan Kendaraan 26.667 Kg 35,000,000 933,345,000
7 Biaya Overhead 746,669,000

Total Biaya Operasional 382,314,540,818

Kriteria
Kelayakan Batas Kelayakan Hasil Kategori
Umur bisnis 10 tahun
Discount Rate 0.8%
NPV >1 8,915,261,718 Layak
IRR > Discount Rate 19% Layak
Net B/C >1 19 Layak
Payback Periode < umur bisnis 9.02 Layak

25
Tabel 3.9 Produktifitas Produksi Tahunan

Produksi
per tahun Harga Payback
Tahun (Kg) Jual Pendapatan Biaya Keuntungan Discount Rate NPV Net B/C IRR Periode
1 8,000,000 11,000 88,000,000,000 88,383,066,473 (383,066,473) (354,691,179) (354,691,179) 354,691,179 354,691,179 (354,691,179)
2 10,000,000 11,000 110,000,000,000 110,170,583,091 (170,583,091) (146,247,506) (146,247,506) 146,247,506 146,247,506 (146,247,506)
3 15,000,000 11,000 165,000,000,000 164,639,374,636 360,625,364 286,276,041 286,276,041 286,276,041 286,276,041 286,276,041
4 25,000,000 11,000 275,000,000,000 273,576,957,727 1,423,042,273 1,045,978,552 1,045,978,552 1,045,978,552 1,045,978,552 1,045,978,552
5 30,000,000 11,000 330,000,000,000 328,045,749,273 1,954,250,727 1,330,030,208 1,330,030,208 1,330,030,208 1,330,030,208 1,330,030,208
6 35,000,000 11,000 385,000,000,000 382,514,540,818 2,485,459,182 1,566,260,885 1,566,260,885 1,566,260,885 1,566,260,885 1,566,260,885
7 35,000,000 11,000 385,000,000,000 382,514,540,818 2,485,459,182 1,450,241,561 1,450,241,561 1,450,241,561 1,450,241,561 1,450,241,561
8 35,000,000 11,000 385,000,000,000 382,514,540,818 2,485,459,182 1,342,816,260 1,342,816,260 1,342,816,260 1,342,816,260 1,342,816,260
9 35,000,000 11,000 385,000,000,000 382,514,540,818 2,485,459,182 1,243,348,389 1,243,348,389 1,243,348,389 1,243,348,389 1,243,348,389
10 35,000,000 11,000 385,000,000,000 382,514,540,818 2,485,459,182 1,151,248,508 1,151,248,508 1,151,248,508 1,151,248,508 1,151,248,508
8,915,261,718 19 9

Jika harga jual perkilo Rp. 11.000,- dan volume produksi ditahun pertama 8.000.000 kg maka
Tahun Faktor Discount
akan didapat pendapatan sebesar Rp. 88.0000.000.000,-. Tahun kedua volume produksi meningkat
1 1.08
2 1.1664 menjadi 10.000.000 kg. Tren kenaikan produksi terlihat dari tahun ke tahun. Sehingga akan
3 1.259712 meningkatkan dari sisi pendapatan dan keuntungan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan
4 1.36048896
bahwa pengembangan usaha industri beras premium layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV
5 1.469328077
6 1.586874323 >1 sebesar Rp. 8.915.261.718,- dan Net B/C > 1 sebesar 19 dan untuk payback period yaitu 9.02
7 1.713824269 tahun.
8 1.85093021
9 1.999004627
10 2.158924997

26
3.2.2 Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Stabilized Rice Bran

Usaha bekatul (Rice Bran) berpotensi dikembangkan menjadi suatu yang lebih besar,
karena bekatul dapat dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif. Rice bran/ bekatul yang
distabilkan menjadi stabilized rice bran (SRB) dengan mesin ekstruder dan dikemas. Dengan
menggunakan limbah dari industri pengolahan beras maka akan didapat bahan baku yang dapat
diolah dengan mempunyai nilai tambah.

3.2.2.1 Proses Produksi

Gambar 3.6 Proses Produksi Stabilized Rice Bran

1. Penimbangan Bahan Baku


Tahap pertama adalah menimbang bahan baku yang akan diproduksi. Hanya sekitar 25%
dari bahan baku yang dapat dihasilkan menjadi bekatul yang siap dikonsumsi (stabilized
rice bran).
2. Penyangraian Kontinu
Bahan baku yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam mesin penyangrai
kontinu. Mesin ini yang akan mengolah bahan baku menjadi produk bekatul dengan
teknologi high temperature short time. Kapasitas mesin ini adalah 15 kilogram per jam dan
80 kilogram per hari.
3. Pendinginan
Setelah Rice Bran/ bekatul disangrai secara kontinu oleh mesin penyangrai kontinu,
bekatul perlu didinginkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan.

27
4. Penyaringan
Apabila Rice Bran/ bekatul sudah didinginkan, langkah selanjutnya adalah melakukan
penyaringan dengan menggunakan mesin vibrating screen. Proses penyaringan ini
dilakukan agar tekstur dari bekatul menjadi sangat halus dan mudah larut ketika akan
dikonsumsi.
5. Pengemasan
Setelah melalui proses penyaringan selanjutnya Rice bran/ bekatul dikemas dalam kantung
alumunium foil dan kemudian dikemas kembali ke dalam dus. Setiap dus berisi lima
kantung alumunium foil dengan berat 30 gram per kantungnya. Apabila bekatul tidak
langsung dikemas, maka disimpan terlebih dahulu ke dalam plastik bening besar yang
ditutup rapat dan disimpan di dalam ruangan bersuhu dingin.

Gambar 3.7 Contoh Produk Rice Bran

3.2.2.2 Pangsa Pasar

Pasar yang belum diraih oleh pengusaha bekatul masih terbilang luas karena masih banyak
masyarakat yang belum disentuh oleh pengusaha bekatul. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
edukasi tentang manfaat kesehatan dan kandungan gizi yang dapat diberikan oleh bekatul, serta
promosi bekatul yang masih sangat minim (belum booming). Bahkan masih banyak masyarakat
yang menganggap bahwa bekatul hanya sebagai produk untuk pakan ternak dan tidak untuk
dikonsumsi. Usaha ini sangat berpotensi untuk dikembangkan, dilihat dari manfaatnya yang
sangat baik untuk kesehatan dan juga ketersediaan bahan baku bekatul yang berlimpah dan

28
berbanding lurus dengan produksi beras. Selain produk utama berupa beras sebesar 60-66%,
penggilingan padi selama ini menghasilkan produk samping berupa bekatul antara 8-12%.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, untuk tahun 2012 produksi beras kurang lebih 69 juta
ton yang berarti padi yang digiling berkisar 115 juta ton, sehingga bekatul yang dihasilkan pada
tahun 2012 adalah 9,2-12,5 juta ton. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketersediaan
bahan baku bekatul sangat memadai untuk dijadikan suatu peluang usaha dan jumlahnya akan
meningkat seiring dengan meningkatnya produksi beras. Menurut data yang diperoleh dari
Badan Pusat Statistik, untuk tahun 2011 persentase penduduk yang menggunakan obat herbal
adalah 23,63%. Selanjutnya, pengeluaran rata-rata per kapita per bulan untuk kelompok makanan
di Indonesia tahun 2011 adalah 51,08%, dari angka tersebut yang merupakan pengeluaran rata-
rata per kapita per bulan pada kelompok makanan padi-padian adalah sebesar 9,14%. Dari data
tersebut, usaha bekatul masih memiliki peluang untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas yaitu
penduduk yang menggunakan obat herbal untuk menjaga kesehatannya dan penduduk yang
mengonsumsi makanan padi-padian seperti sereal.

3.2.2.3 Analisis Ekonomi

Analisis usaha produk stabilized rice bran


Tabel 3.10 Biaya Investasi Awal
No Unsur Biaya Harga Satuan Satuan Volume Total
1 Tanah 500,000 m2 300 150,000,000
2 Bangunan 1,000,000 m2 200 200,000,000
3 Mesin penyangrai kontinu 40,000,000 Unit 2 80,000,000
4 Mesin vibrating screen 30,000,000 Unit 2 60,000,000
5 Air conditioner 4,000,000 Unit 1 4,000,000
6 Mobil pick up 150,000,000 Unit 1 150,000,000

Total Investasi 644,000,000


Investasi awal untuk pengembangan industri stabilized Rice Bran yaitu berupa tanah,
bangunan, mesin penyangrai kontinu, mesin vibrating screen, air conditioner, mobil pick up
sehingga dapat diperoleh angka investasi sebesar Rp.644.000.000. Biaya operasional meliputi
karyawan, depresiasi alat/ mesin, depresiasi bangunan. Belanja barang meliputi dedak/ Rice
Bran, masker, glove karet, plastik besar, alumunium foil, kardus, pad stempel, stempel tanggal,
tinta permanen belanja orang, dan belanja lainya sehingga dapat diperoleh angka investasi
sebesarRp161.347.000

29
Tabel 3.11 Biaya Operasional
No Unsur Biaya Harga Satuan Satuan Volume Total
Biaya Tetap
1 Karyawan Tetap (1 orang) 2,000,000 Bulan 12 24,000,000
2 Depresiasi Alat/ Kendaraan (10 th) 1,715,000 Bulan 12 20,580,000
3 Depresiasi Bangunan (20 th) 833,333 Bulan 12 10,000,000

Biaya Tidak Tetap


Belanja Barang
1 Dedak 6,000 Kg 4,000 24,000,000
2 Masker 200 Unit 2,000 400,000
3 Glove karet 400 Unit 1,000 400,000
4 Plastik besar 2,000 Unit 500 1,000,000
5 Alamunium foil 115 Kg 60,000 6,900,000
6 Kardus 40,000 dus 1,200 48,000,000
7 Pad stempel 1 buah 7,000 7,000
8 Stempel tanggal 1 buah 40,000 40,000
9 Tinta permanen 1 buah 10,000 10,000

Belanja Orang
1 Tenaga produksi 200 dus 40,000 8,000,000
2 Tenaga pengemas 200 dus 40,000 8,000,000

Belanja Lainnya
1 Listrik 1 dus 40,000 400,000
2 Bensin 80 dus 40,000 3,200,000
3 Perawatan Mesin 75.00 dus 40,000 3,000,000
4 Perawatan Kendaraan 62.50 dus 40,000 2,500,000
5 Biaya Overhead 910,000

Total Biaya Operasional 161,347,000

Tabel 3.12 Pendapatan


No Unsur Pendapatan Harga Satuan Satuan Volume Total
1 Pangan Bekatul (Rice bran) 10,000 Dus 40,000 400,000,000

Total Pendapatan 400,000,000

30
Tabel 3.13 Produktifitas Produksi Tahunan

Produksi per Discount Payback


Tahun tahun (Dus) Harga Jual Pendapatan Biaya Keuntungan Rate NPV Net B/C IRR Periode

1 8,000 10,000 80,000,000 81,171,000 (1,171,000) (1,084,259) (1,084,259) 1,084,259 1,084,259 (1,084,259)

2 10,000 10,000 100,000,000 86,182,000 13,818,000 11,846,708 11,846,708 11,846,708 11,846,708 11,846,708

3 15,000 10,000 150,000,000 98,709,500 51,290,500 40,716,053 40,716,053 40,716,053 40,716,053 40,716,053

4 20,000 10,000 200,000,000 111,237,000 88,763,000 65,243,455 65,243,455 65,243,455 65,243,455 65,243,455

5 30,000 10,000 300,000,000 136,292,000 163,708,000 111,416,914 111,416,914 111,416,914 111,416,914 111,416,914

6 40,000 10,000 400,000,000 161,347,000 238,653,000 150,391,872 150,391,872 150,391,872 150,391,872 150,391,872

7 40,000 10,000 400,000,000 161,347,000 238,653,000 139,251,733 139,251,733 139,251,733 139,251,733 139,251,733

8 40,000 10,000 400,000,000 161,347,000 238,653,000 128,936,790 128,936,790 128,936,790 128,936,790 128,936,790

9 40,000 10,000 400,000,000 161,347,000 238,653,000 119,385,917 119,385,917 119,385,917 119,385,917 119,385,917

10 40,000 10,000 400,000,000 161,347,000 238,653,000 110,542,516 110,542,516 110,542,516 110,542,516 110,542,516

876,647,698 810 7.35

Tahun Faktor Discount


1 1.08 Jika harga jual perdus Rp. 10.000,- dan volume produksi ditahun pertama 8.000 dus maka akan didapat
2 1.1664
pendapatan sebesar Rp. 81.171.000,-. Tahun kedua volume produksi meningkat menjadi 10.000 dus.
3 1.259712
4 1.36048896 Tren kenaikan produksi terlihat dari tahun ke tahun. Sehingga akan meningkatkan dari sisi pendapatan
5 1.469328077 dan keuntungan. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan usaha stabilized Rice
6 1.586874323
Bran layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV >1 sebesar 876.647.698 dan Net B/C > 1 sebesar 810
7 1.713824269
8 1.85093021 dan untuk payback period yaitu 7.35 tahun dan IRR 19%.
9 1.999004627
10 2.158924997

31
Kriteria
Kelayakan Batas Kelayakan Hasil Kategori
Umur bisnis 10 tahun
Discount Rate 0.8%
NPV >1 876,647,698 Layak
IRR > Discount Rate 19% Layak
Net B/C >1 810 Layak
Payback Periode < umur bisnis 7.35 Layak

32
3.2.3 Potensi dan Peluang Usaha Pengolahan Rice Bran Oil (RBO)

Hingga saat ini di Indonesia pemanfaatan Rice Bran/ bekatul lebih banyak dimanfaatkan
sebagai pakan ternak, padahal nilai gizi bekatul sangat baik, kaya akan protein, lemak, serat,
mineral, vitamin B kompleks, vitamin E dan tokoferol. Rice Bran/ bekatul memiliki berbagai
manfaat bagi kesehatan seperti menurunkan kadar kolesterol dalam darah, namun
pemanfaatannya sebagai bahan pangan masih sangat terbatas. Contoh pemanfaatan Rice Bran/
bekatul sebagai bahan makanan maupun minuman telah dilakukan oleh Damayanthi dan
Listyorini (2006) yang mengolah bekatul menjadi roti, keripik, biskuit (Sarbini et al 2009),
sereal (Wirawati dan Nirmagustina 2009; Nurcholis dan Zubaidah 2011) dan minuman
emulsi minyak bekatul berflavor (Nirmala 2012). Menurut Kustiyah et al (2013), daya terima
terhadap produk pangan berbahan dasar bekatul masih rendah karena memiliki after taste
sehingga perlu upaya pengembangan pada jenis produk tersebut. Salah satu pemanfaatan
bekatul adalah melalui pembuatan minyak bekatul atau rice bran oil (RBO). Minyak bekatul
merupakan hasil ekstrasi dari bekatul yang mengandung vitamin dan antioksidan yang
diperlukan tubuh manusia. Minyak bekatul mengandung beberapa jenis lemak, yaitu 47 persen
lemak monounsaturated, 33 persen polyunsaturated, dan 20 persen saturated, serta asam lemak
yaitu asam oleat 38.4 persen, linoleat 34.4 persen, linolenat 2.2 persen, palmitat 21.5 persen, dan
stearat 2.9 persen (Hadipernata 2007).

Tabel 3.14 Perbandingan Antioksidan Alami Pada Beberapa Jenis Minyak Makan

Total
Jenis Minyak Vitamin E Tokoferol Vitamin E Tokotrienol Orizanol Antioksidan
Bekatul Padi 81 336 2000 2417
Zaitun 51 0 0 51
Kanola 650 0 0 650
Bunga
Matahari 487 0 0 487
Kedelai 1000 0 0 1000
Sawit 256 149 0 405

Sumber : Rice Bran Oil-The World’s Healthiest Oil, 2006 dalam Hadipernata (2007)

33
Minyak bekatul atau rice bran oil (RBO) di dunia dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan
sebagai antioksidan karena mengandung vitamin E dan nutrisi lainnya. Dilihat dari Tabel diatas
minyak bekatul atau rice bran oil (RBO) merupakan minyak yang paling sehat dibandingkan
dengan minyak nabati lainnya. Menurut Sugano dan Tsuji (1997) dan Kuriyan et al(2005)
minyak bekatul memiliki kemampuan menurunkan kadar kolesterol plasma darah yang disebut
dengan efek hipokolesterolemik. Produksi RBO dunia berkisar antara 1.0-1.4 juta ton per
tahun. Minyak bekatul telah digunakan secara luas di Jepang, Korea, Cina, Taiwan, dan Thailand
sebagai premium edible oilatau minyak makan kualitas terbaik. India, Cina, Jepang, dan
Myanmar merupakan produsen utama minyak bekatul dunia yang menyumbang 95 persen
produksi dunia. India memproduksi 700 sampai 900 ribu ton minyak bekatul tiap tahun.
Sampai saat ini Indonesia belum memproduksi minyak bekatul dalam skala besar sehingga
Indonesia masih mengimpor dari negara lain. Mengingat bahan untuk memproduksi minyak
bekatul banyak terdapat di Indonesia dan masih belum dimanfaatkan secara optimal, maka
perencanaan bisnis pembuatan minyak bekatul kiranya potensial untuk dilaksanakan.
Perencanaan bisnis ini dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai aspek non finansial serta aspek finansial dari usaha pembuatan
minyak bekatul. Kabupaten Indramayu sebagai sentra penghasil padi dapat menjadi peluang
bisnis untuk pengolahan hasil samping padi khususnya bekatul menjadi produk yang benilai jual
tinggi. Ketersediaan bahan baku khususnya Rice Bran/ bekatul sangat besar, hal ini
memungkinkan bagi wilayah Kabupaten Indramayu untuk memproduksi secara besar. Potensi
usaha penggilangan pabrik beras juga dapat lakukan secara optimal jika dibarengi dengan
produksi Rice Brain Oil (RBO). Minyak bekatul adalah minyak hasil ekstraksi bekatul yang
merupakan salah satu produk dari industri penggilingan padi. Berdasarkan hasil penelitian BB-
Pascapanen, rendemen minyak bekatul yang dihasilkan sekitar 14 sampai 17 persen. Selanjutnya
Tahira etal (2007) memperoleh rendemen minyak bekatul rata-rata sebesar 19.32 persen. Minyak
bekatul telah digunakan secara luas di Asia Timur dan Amerika sebagai premium edible oil. Di
Indonesia, minyak goreng bekatul tersedia di berbagai supermarket sejak 2009 yang diimport
oleh PT Hero Intiputra dari Kasisuri.Co.Ltd., Thailand. Selain untuk minyak goreng, minyak
bekatul juga dapat dijadikan minyak salad, bahan baku kosmetik serta suplemen kesehatan.
Untuk saat ini, produsen utama minyak bekatul adalah India, Cina, Jepang dan Myanmar. India
sendiri mampu memproduksi minyak bekatul 700 sampai 900 ribu ton minyak bekatul tiap

34
tahun. Besarnya produksi bekatul di Indonesia belum menjadikan Negara ini sebagai produsen
dari minyak bekatul. Padahal dengan produksi bekatul yang besar, Indonesia seharusnya menjadi
salah satu produsen minyak bekatul. Potensi pengolahan bekatul padi menjadi miyak bekatul
(Rice Bran Oil) membuka peluang pasar bagi pasar domestik maupun ekspor. Terbukanya batas-
batas antar negara mempermudah mobilitas dari suatu negara ke negara lain sehingga terbuka
peluang untuk bersaing di pasar global untuk mengeksport minyak bekatul. Usaha pengolahan
bekatul padi di Kabupaten Indramayu masih terbuka lebar karena pemanfaatan dan
pengolahannya yang masih relatif sedikit.

3.2.3.1 Proses Produksi

Gambar 3.8 Proses Produksi Rice Bran

Rice Bran

Stabilisasi

Ekstraksi

Penyaringan

Ampas Rice Bran Rice Bran Oil


Kasar

Purifikasi
Pakan Ternak

Rice Bran

Pengemasan

35
1. Tahap pertama, Rice Bran/ bekatul dikeringkan atau distabilisasi dengan menggunakan
rotatory dryer yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan air dalam Rice Bran/
bekatul serta menginaktifkan enzim lipase yang terdapat dalam bekatul.
2. Rice Bran/ Bekatul yang telah distabilisasi selanjutnya diekstraksi menggunakan screw oil
press dan dibantu dengan etanol untuk mendapatkan minyak bekatul.
3. Minyak Rice Bran/ bekatul yang dihasilkan masih berupa minyak bekatul kasar dan harus
disaring lagi, maka digunakan mesin vacuum oil filter dan sisanya menjadi ampas bekatul
yang masih bermanfaat untuk tambahan pakan ternak.
4. Setelah disaring dengan mesin vacuum oil filter, minyak Rice Bran/ bekatul sekali lagi
harus disaring untuk mendapatkan kejernihan dan sekaligus untuk dimasukan kedalam
kemasan botol dengan menggunakan mesin frame type oil filter.
5. Tahap akhir adalah dilakukan pengemasan. Minyak Rice Bran/ bekatul yang sudah
dimasukan ke dalam botol perlu ditutup menggunakan mesin multifunctional locking and
capping machine, dan selanjutnya diberi label merek, BPOM serta kandungan yang ada
dalam minyak bekatul dan SNI.

Gambar 3.9 Contoh Produk Rice Bran Oil (RBO)

36
3.2.3.2 Pangsa Pasar

Segmen pasar dipilih berdasarkan banyaknya volume ekspor Rice Bran Oil/ minyak
bekatul padi yang dikirim ke beberapa negara tujuan. Ekspor terbesar adalah ke negara United
Arab Emirates. Hal tersebut menunjukan bahwa konsumen dari United Arab Emirates memiliki
minat terhadap minyak bekatul padi. Oleh sebab itu, segmentasi pasar usaha pembuatan minyak
bekatul adalah negara United Arab Emirates.

3.2.3.3 Analisis Ekonomi

Analisis usaha produk Rice Bran Oil (Minyak Bekatul)


Tabel 3.15 Biaya Investasi Awal
Harga
No Unsur Biaya Satuan Satuan Volume Total
1 Tanah 500,000 m2 400 200,000,000
2 Bangunan 1,000,000 m2 300 300,000,000
3 Mesin penyangrai kontinu 40,000,000 Unit 2 80,000,000
4 Mesin vibrating screen 30,000,000 Unit 2 60,000,000
5 Mesin Screw Oil Press 30,000,000 Unit 2 60,000,000
6 Mesin Vacum Oil Filter 35,000,000 Unit 1 35,000,000
7 Mesin Frame Oil Filter 25,000,000 Unit 1 25,000,000
8 Mesin Pengemas/ Capping Machine 20,000,000 Unit 2 40,000,000
9 Air conditioner 4,000,000 Unit 1 4,000,000
10 Mobil pick up 150,000,000 Unit 1 150,000,000

Total Investasi 954,000,000

Investasi awal usaha industri Rice Bran Oil (RBO) meliputi tanah, bangunan, mesin
penyangrai kontinu, mesin vibrating screen, mesin screw oil press, mesin vacum oil filter, mesin
frame oil filter, mesin pengemas, air conditioner, mobil pick up sehingga angka investasi awal
sebesar Rp 954.000.000. Biaya operasional meliputi karyawan, depresiasi alat, depresiasi
bangunan. Sedangkan belanja barang meliputi dedak/ Rice Bran, masker, glove karet, botol
pengemas, kardus. Belanja orang meliputi tenaga produksi dan tenaga pengemas. Belanja lainya
meliputi listrik, perawatan mesin, perawatan kendaraan dan biaya overhead sehingga angka
investasi sebesar Rp.1.007.120.000,-

37
Tabel 3.16 Biaya Operasional
Harga
No Unsur Biaya Satuan Satuan Volume Total
Biaya Tetap
1 Karyawan Tetap (2 orang) 4,000,000 Bulan 12 48,000,000
2 Depresiasi Alat/ Kendaraan (10 th) 2,648,333 Bulan 12 31,780,000
3 Depresiasi Bangunan (20 th) 1,250,000 Bulan 12 15,000,000

Biaya Tidak Tetap


Belanja Barang
1 Dedak 4,000 Kg 200,000 800,000,000
2 Masker 3,000 Unit 500 1,500,000
3 Glove karet 1,000 Unit 500 500,000
4 Botol pengemas 1,500 Liter 20,000 30,000,000
5 Kardus 2,000 Dus 2,000 4,000,000

Belanja Orang
1 Tenaga produksi (3 orang) 900 Liter 20,000 18,000,000
2 Tenaga pengemas (1 orang) 300 Liter 20,000 6,000,000

Belanja Lainnya
1 Listrik 800 Liter 20,000 16,000,000
2 Perawatan Mesin 920.00 Liter 20,000 18,400,000
3 Perawatan Kendaraan 550.00 Liter 20,000 11,000,000
4 Biaya Overhead 6,940,000

Total Biaya Operasional 1,007,120,000

Tabel 3.17 Pendapatan


Harga
No Unsur Pendapatan Satuan Satuan Volume Total
1 Rice Bran Oil 80,000 Liter 20,000 1,600,000,000

Total Pendapatan 1,600,000,000

38
Tabel 3.18 Produktifitas Produksi Tahunan

Produksi per
Tahun tahun (Lt) Harga Jual Pendapatan Biaya Keuntungan Discount Rate NPV Net B/C IRR Payback Periode
1 2,000 80,000 160,000,000 192,814,000 (32,814,000) (30,383,333) (30,383,333) 30,383,333 30,383,333 (30,383,333)
2 2,500 80,000 200,000,000 215,572,500 (15,572,500) (13,350,909) (13,350,909) 13,350,909 13,350,909 (13,350,909)
3 3,500 80,000 280,000,000 261,089,500 18,910,500 15,011,765 15,011,765 15,011,765 15,011,765 15,011,765
4 5,000 80,000 400,000,000 329,365,000 70,635,000 51,918,834 51,918,834 51,918,834 51,918,834 51,918,834
5 7,000 80,000 560,000,000 420,399,000 139,601,000 95,010,095 95,010,095 95,010,095 95,010,095 95,010,095
6 10,000 80,000 800,000,000 556,950,000 243,050,000 153,162,728 153,162,728 153,162,728 153,162,728 153,162,728
7 15,000 80,000 1,200,000,000 779,535,000 420,465,000 245,337,289 245,337,289 245,337,289 245,337,289 245,337,289
8 18,000 80,000 1,440,000,000 916,086,000 523,914,000 283,054,432 283,054,432 283,054,432 283,054,432 283,054,432
9 20,000 80,000 1,600,000,000 1,007,120,000 592,880,000 296,587,608 296,587,608 296,587,608 296,587,608 296,587,608
10 20,000 80,000 1,600,000,000 1,007,120,000 592,880,000 274,618,155 274,618,155 274,618,155 274,618,155 274,618,155
1,370,966,663 32.35 6.96

Tahun Faktor Discount Jika harga jual perliter Rp. 80.000,- dan volume produksi ditahun pertama 2.000 liter maka akan
1 1.08
didapat pendapatan sebesar Rp. 160.000.000,-. Tahun kedua volume produksi meningkat menjadi
2 1.1664
3 1.259712 2500 liter. Tren kenaikan produksi terlihat dari tahun ke tahun. Sehingga akan meningkatkan dari
4 1.36048896 sisi pendapatan dan keuntungan. Dari uraian diatas maka dapat dismpulkan bahwa analisis usaha
5 1.469328077
Rice Bran Oil layak untuk diusahakan. Hal ini dikarenakan NPV > 1 sebesar 1.370.966.663, IRR
6 1.586874323
7 1.713824269 sebesar 23%, Net B/C > 1 sebesar 32.35, dan Payback Period 6.96
8 1.85093021
9 1.999004627
10 2.158924997

39
Kriteria
Kelayakan Batas Kelayakan Hasil Kategori
Umur bisnis 10 tahun
Discount Rate 0.8%
NPV >1 1,370,966,663 Layak
IRR > Discount Rate 23% Layak
Net B/C >1 32.35 Layak
Payback Periode < umur bisnis 6.96 Layak

40
3.2.4 Peluang Usaha Industri Tepung Beras
Tepung beras merupakan produk turunan dari beras yang dioleh sehingga mempunyai nilai
tambah lain. Kabupaten Indramayu sangat berpotensi untuk mengembangkan industri tepung
beras. Hal ini dikarenakan melihat potensi sumber daya alam Kabupaten Indramayu yang
merupakan lumbung beras wilayah provinsi jawa Barat. Tepung beras merupakan bahan baku
makanan yang sangat luas sekali penggunaannya.

3.2.4.1 Proses Produksi

Gambar 3.10 Proses Produksi Tepung Beras

Beras

Pencucian

Perendaman

Pengeringan

Penggilingan

Pengayakan

Tepung Beras

41
1. Beras dengan volume sesuai selera (jangan pilih beras yang terlalu pulen)
2. Beras dicuci dan direndam semalaman
3. Tiriskan hingga tidak ada air yang menetas
4. Beras digiling hingga halus
5. Saring atau ayak beras untuk mendapatkan tepung beras yang halus.

Gambar 3.11 Contoh Produk Tepung Beras

3.2.4.2 Pangasa Pasar

Pangsa pasar tepung beras di Indonesia masih terbuka lebar. Hal ini dikarena masih banyak
industri makanan olahan yang menggunakan bahan dasar dari tepung beras.

3.2.4.3 Analisis Ekonomi

Analisis Investasi Industri Tepung Beras


Tabel 3.19 Biaya Investasi Awal
No Unsur Biaya Harga Satuan Satuan Volume Total
1 Tanah 500,000 m2 800 400,000,000
2 Bangunan 1,000,000 m2 500 500,000,000
3 Mesin Penggerak 35,000,000 Unit 1 35,000,000
4 Mesin giling tepung 30,000,000 unit 1 30,000,000
5 Mesin Poliser/ pemutih 12,000,000 Unit 1 12,000,000
6 Mesin Pemecah kulit 12,000,000 Unit 1 12,000,000
7 Mesin Jahit 3,500,000 Unit 1 3,500,000
8 Ayakan padi 2,500,000 Unit 1 2,500,000
9 Perlengkapan Kantor 20,000,000
10 Perlengkapan Lainnya 5,000,000
11 Mobil Truck 250,000,000

Total Investasi 1,270,000,000

42
Investasi awal industri tepung beras meliputi tanah, bangunan, mesin penggerak, mesin
giling tepung, mesin poliser, mesin pemecah kulit, mesin jahit, ayakan padi, perlengkapan
kantor, mobil truck sehingga angka investasi sebesar Rp.1.270.000.000. Biaya operasional
meliputi karyawan, depresiasi kendaraan, depresiasi bangunan. Belanja barang meliputi gabah,
karung, tenaga giling beras, tenaga giling tepung, tenaga jemur, tenaga supir dan belanja lainnya
sehingga angka investasi sebesar Rp.27.076.151.639

Tabel 3.20 Biaya Operasional


No Unsur Biaya Harga Satuan Satuan Volume Total
Biaya Tetap
1 Karyawan Tetap (4 orang) 2,000,000 OB 48 96,000,000
2 Depresiasi Kendaraan/ Alat (6 tahun) 3,062,500 Bulan 12 36,750,000
3 Depresiasi Bangunan (20 tahun) 2,083,333 Bulan 12 25,000,000

Biaya Tidak Tetap


Belanja Barang
1 Gabah 5,100 Kg 4,098,361 20,901,639,344
2 Karung 2,200 Unit 500,000 1,100,000,000

Belanja Orang
1 Tenaga Giling beras 150 Kg 4,098,361 614,754,098
2 Tenaga Giling Tepung 150 Kg 4,098,361 614,754,098
3 Tenaga Jemur 150 Kg 4,098,361 614,754,098
4 Tenaga Supir 100 Kg 2,500,000 75,000,000

Belanja Lainnya
1 Listrik 350 Kg 2,500,000 875,000,000
2 Bahan Bakar 300 Kg 2,500,000 750,000,000
3 Bahan Bakar Kendaraan 220 Kg 2,500,000 550,000,000
4 Akomodasi 100 Kg 2,500,000 250,000,000
5 Perawatan Mesin 120 Kg 2,500,000 300,000,000
Biaya Overhead (10% belanja
6 lainnya) 272,500,000

Total Biaya Operasional 27,076,151,639

Tabel 3.21 Pendapatan


No Unsur Pendapatan Harga Satuan Satuan Volume Total
1 Tepung Beras 11,000 Kg 2,500,000 27,500,000,000

Total Pendapatan 27,500,000,000

43
Tabel 3.22 Produktifitas Produksi Tahunan

Produksi
per
tahun Harga Discount Payback
Tahun (Kg) Jual Pendapatan Biaya Keuntungan Rate NPV Net B/C IRR Periode
1 500,000 11,000 5,500,000,000 5,566,430,328 (66,430,328) (61,509,563) (61,509,563) 61,509,563 61,509,563 (61,509,563)
2 700,000 11,000 7,700,000,000 7,719,902,459 (19,902,459) (17,063,151) (17,063,151) 17,063,151 17,063,151 (17,063,151)
3 1,000,000 11,000 11,000,000,000 10,950,110,656 49,889,344 39,603,770 39,603,770 39,603,770 39,603,770 39,603,770
4 1,500,000 11,000 16,500,000,000 16,333,790,984 166,209,016 122,168,589 122,168,589 122,168,589 122,168,589 122,168,589
5 2,000,000 11,000 22,000,000,000 21,717,471,311 282,528,689 192,284,278 192,284,278 192,284,278 192,284,278 192,284,278
6 2,500,000 11,000 27,500,000,000 27,101,151,639 398,848,361 251,342,123 251,342,123 251,342,123 251,342,123 251,342,123
7 2,500,000 11,000 27,500,000,000 27,101,151,639 398,848,361 232,724,188 232,724,188 232,724,188 232,724,188 232,724,188
8 2,500,000 11,000 27,500,000,000 27,101,151,639 398,848,361 215,485,359 215,485,359 215,485,359 215,485,359 215,485,359
9 2,500,000 11,000 27,500,000,000 27,101,151,639 398,848,361 199,523,481 199,523,481 199,523,481 199,523,481 199,523,481
10 2,500,000 11,000 27,500,000,000 27,101,151,639 398,848,361 184,743,964 184,743,964 184,743,964 184,743,964 184,743,964
1,359,303,037 18.3 9.34

Faktor
Tahun Discount
1 1.08
2 1.1664
3 1.259712
4 1.36048896
5 1.469328077
6 1.586874323
7 1.713824269
8 1.85093021
9 1.999004627
10 2.158924997

44
Jika harga jual perkilo Rp. 11.000,- dan volume produksi ditahun pertama 500.000 kg
maka akan didapat pendapatan sebesar Rp. 5.500.000.000,- Tahun kedua volume produksi
meningkat menjadi 700.000 kg. Tren kenaikan produksi terlihat dari tahun ke tahun. Sehingga
akan meningkatkan dari sisi pendapatan dan keuntungan Dari uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa usaha industri pengolahan tepung beras layak untuk dikembangkan. Hal ini
dikarena NPV > 1 sebesar 1.359.303.037, IRR sebesar 12%, Net B/C > 1 sebesar 18.3 dan
payback period 9.34 tahun.

Kriteria
Kelayakan Batas Kelayakan Hasil Kategori
Umur bisnis 10 tahun
Discount Rate 0.8%
NPV >1 1,359,303,037 Layak
IRR > Discount Rate 12% Layak
Net B/C >1 18.3 Layak
Payback Periode < umur bisnis 9.34 Layak

45
Regulasi Perijinan Usaha

1. Izin Prinsip

Pengertian: Izin Prinsip adalah Izin yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum
yang wajib dimiliki dalam rangka memulai usaha untuk memberikan kepastian
hukum dalam berinvestasi

Persyaratan :

 Surat Permohonan ditandatangani oleh Direksi/ pimpinan perusahaan dan stempel


perusahaan sebagai pemohon
 Foto copy company profile perusahaan dan perubahannya(bila ada)
 Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM (bagi berbadan hukum PT)
 Keterangan rencana kegiatan untuk industri berupa diagram alur produksi dilengkapi
dengan penjelasan detail dengan mencantumkan jenis bahan baku, untuk sektor jasa
berupa uraian kegiatan yang akan dilakukan dan penjelasn produk jasa yang dihasilkan
(dalam bentuk Proposal Usaha)
 Foto copy NPWP perorangan/perusahaan (jika berbentuk badan hukum)
 Foto copy anggaran dasar bagi badan usaha koperasi, yayasan, dilengkapi pengesahan
anggaran dasar badan usaha koperasi oleh instansi yang berwenang
 Foto copy KTP pemohon yang masih berlaku
 Rekomendasi arahan ruang dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BKPRD)
 Asli izin prinsip (untuk perpanjangan jika diperlukan)

Waktu Penyelesaian :3( Tiga ) hari kerja setelah persyaratan lengkap

Masa Berlaku : 3 (Tiga) tahun kecuali bagi bidang usaha tertentu yang memerlukan waktu
penyelesaian proyek yang lebih lama.

46
2. Izin Lokasi

Pengertian : Izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perseorangan atau badan hukum
untuk memperoleh tanah minimal 1 (satu) Ha yang diperlukan dalam rangka
penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk
menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya.

Persyaratan :

 Surat permohonan
 Foto copy KTP pemohon/penanggungjawab perusahaan
 Foto copy Akte pendirian perusahaan bagi yang berbadan hukum
 Foto copy NPWP
 Proposal
 Izin Prinsip
 Rekomendasi Analisa Dampak Lalu Lintas
 Foto copy bukti kepemilikan tanah
 Pertimbangan aspek tata guna tanah (BPN)

Waktu Penyelesaian : 7 ( tujuh ) hari kerja setelah persyaratan lengkap

Masa Berlaku :

 Izin lokasi seluas sampai dengan 25 Ha : 1 (satu) tahun


 Izin lokasi seluas lebih dari 25 Ha sampai dengan 50 Ha : 2 (dua) Tahun
 Izin lokasi seluas lebih dari 50 Ha : 3 (Tiga) tahun

3. Izin IPPT

Pengertian : IPPT adalah izin yang diberikan atas penggunaan tanah kepada instansi
pemerintah/lembaga, badan usaha dan usaha perorangan dibidang
industri,perumahan, pariwisata, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan,
jasa dan perdagangan yang akan menggunakan tanah dikaitkan dengan rencana
umum tata ruang daerah.

47
Persyaratan :

 Surat permohonan
 Foto copy KTP pemohon perorangan/penanggungjawab perusahaan(badan hukum)
 Foto copy bukti kepemilikan tanah
 Foto copy Akte pendirian perusahaan bagi yang berbadan hukum
 Foto copy NPWP
 Foto copy tanda pelunasan PBB tahun terakhir
 Denah/Peta lokasi
 Site plan
 Proposal Kegiatan
 Rekomendasi BKPRD bagi pemanfaatan ruang yang belum diatur dalam RDTR
 Dan persyaratan teknis lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan/objek izin

Waktu Penyelesaian : 7 ( tujuh ) hari kerja setelah persyaratan lengkap

Masa Berlaku : Selama peruntukannya tidak berubah, kecuali dalam waktu 3 (tiga) bulan
tidak ada kegiatan dapat diperpanjang 1 (satu) kali berdasarkan permohonan
yang bersangkutan.

4. Izin IMB
Pengertian : IMB adalah izin yang diberikan kepada pemilik bangunan perorangan atau
badan hukum untuk membangun baru, mengubah, memperluas, dan/atau
merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan
teknis yang berlaku.

Persyaratan :

 Surat Permohonan
 Foto Copy KTP pemohon
 Foto copy bukti kepemilikan tanah/keterangan lain yang sah.
 Surat Pernyataan Pemilikan/ Status Tanah

48
 Persetujuan / Izin Kepemilikan Tanah untuk Bangunan (yang didirikan diatas tanah yang
bukan miliknya dari salah satu kepemilikan bersama)
 Surat Pernyataan Persetujuan Tetangga diketahui oleh Kuwu/Lurah.
 Gambar Situasi dan Gambar Rencana Bangunan.
 Persyaratan penunjang lainnya bilaman diperlukan.

Waktu Penyelesaian : 7 ( tujuh ) hari kerja setelah persyaratan lengkap

Masa Berlaku : selama bangunan tidak mengalami perubahan Masa Berlaku IMB untuk
obyek-obyek yang perlu diberlakukan khusus untuk masa berlaku Izinnya
adalah :

1. Bangunan Tower seluler;


2. Bangunan Konstruksi Papan Reklame;
3. Bangunan khusus lainnya.

Klasifikasi Bangunan :

1. Type A

 Pondasi : Batu kali/ sloof/ cakar ayam


 Tiang/ Kolom : Beton bertulang
 Dinding : Bata diplester PC
 Lantai : Granito
 Kuda-kuda/ rangka atap : Baja/ baja ringan
 Penutup Atap : Genteng Glazur
 Plafon : Gypsun
 Kamar Mandi/ WC : Closet duduk, bath tube

2. Type B

 Pondasi : Batu kali/ sloof


 Tiang/ Kolom : Beton bertulang
 Dinding : Bata diplester PC

49
 Lantai : Granito
 Kuda-kuda/ rangka atap : Kayu jati/ Baja
 Penutup Atap : Genteng Glazur
 Plafon : Gypsun

3. Type C

 Pondasi : Batu kali/ sloof


 Tiang/ Kolom : Beton bertulang
 Dinding : Bata diplester PC
 Lantai : Keramik KW 1
 Kuda-kuda/ rangka atap : Kayu Kruing
 Penutup Atap : Genteng Morando
 Plafon : Plat Asbes

4. Type D

 Pondasi : Batu kali


 Tiang/ Kolom : Tanpa Beton bertulang
 Dinding : Bata diplester PC
 Lantai : Keramik KW 2
 Kuda-kuda/ rangka atap : Kayu Borneo
 Penutup Atap : Genteng
 Plafon : Asbes

50
Tabel 3.23 Pengenaan Tarif Retribusi Mendirikan Bangunan

Bangunan Hunian Bangunan Umum Bangunan Instalasi Bangunan Industri Bangunan


Klasifikasi Bangunan Type I
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) Hankam (Rp.)
Ket
1 2 3 4 5 6 7
Bangunan

1. Type A
5.400/M2 7.800/M2
6.760/M2 8.550/M2 8.700/M2
2. Type B
4.920/M2 7.500/M2
6.500/M2 7.950/M2 8.100/M2
3. Type C
4.080/M2 6.750/M2
5.850/M2 6.900/M2 7.200/M2
4. Type D
3.600/M2 6.150/M2
5.330/M2 6.300/M2 6.600/M2
5. Type E
3.000/M2 5.100/M2
4.420/M2 5.400/M2 5.550/M2
1.

Bak Penampung

1. Type I

(Beton Tulang) 4.800/M2 5.525/M2 6.750/M2 7.125/M2 6.375/M2

2. Type II

(Beton Tumbuk) 3.600/M2 4.225/M2 5.625/M2 5.625/M2 4.875/M2

Pagar

1. Type I 7.125/M’
4.800/M’ 5.525/M’ 6.750/M’ 6.375/M’
2. Type II 5.625/M’
3.600/M’ 4.225/M’ 5.250/M’ 4.875/M’
3. Type III 4.875/M’
3.000/M’ 3.575/M’ 4.500/M’ 4.125/M’

Pipa

1. Type I
1.200/M’ 1.500/M’ 1.800/M’ 2.100/M’ 1.500/M’
(Fiberdan sejenisnya)

2. Type II

(Galvanis dan sejenisnya)


1.500/M’ 1.875/M’ 2.250/M’ 2.625/M’ 1.875/M’

51
Untuk tarif retribusi izin mendirikan bangunan (IMB) Tower adalah :

1. penetapan harga dasar bangunan tower sebesar Rp.12.000.000 (dua belas juta
rupiah)/unit/m2 dengan koefisien retribusi 0,05%
2. besarnya retribusi dimaksud pada poin a adalah : alas x tinggi x harga satuan unit/m2 x
koefisien retribusi

5. Izin TDP
Pengertian : Tanda Daftar Perusahaan adalah Izin yang diberikan kepada perorangan atau
badan hukum yang mengadakan kegiatan usaha dengan menggunakan
tempat atau ruang tertentu di daerah.

Persyaratan :

 Surat Permohonan
 Foto Copy KTP Pemohon
 Foto Copy Akta Pendirian Perusahaan bagi yang berbadan Hukum
 Foto copy NPWP perorangan/badan hukum
 Foto copy Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM untuk PT
 Untuk koperasi-Foto copy SK pengesahan dari SKPD yang membidangi koperasi dan
susunan pengurus koperasi
 Foto Copy Akta Perubahan Pendirian CV atau PT (apabila ada perubahan)
 Foto copy SIUP (bagi perpajangan
 Melampirkan TDP asli (bagi perpanjangan).

Waktu Penyelesaian : 5 ( Lima ) hari kerja setelah persyaratan lengkap

Masa Berlaku : 5 ( Lima ) Tahun

6. Izin SIUP
Pengertian: SIUP adalah izin yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum untuk
melakukan Kegiatan Jual Beli Barang atau Jasa yang dilakukan secara terus

52
menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan di sertai
imbalan atau kompensasi

Persyaratan :

 Surat Permohonan
 Foto Copy KTP Pemohon
 Foto Copy Akta Pendirian Perusahaan bagi yang berbadan hukum
 Foto copy NPWP perorangan/badan hukum
 Foto copy Surat Keterangan tempat usaha dari Kuwu / Lurah
 Neraca Perusahaan
 Pas Photo berwarna 3x4 2 lembar
 Bagi PT melampirkan Foto Copy Pengesahan dari Kementrian Hukum dan
HAM
 Untuk koperasi, Foto Copy Pengesahan dari SKPD yang membidangi koperasi dan
susunan Pengurus Koperasi
 Foto Copy Sertifikat Laik Sehat dari Dinas Kesehatan untuk Pengolahan makanan dan
minuman serta produk kosmetik
 Foto copy Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) Khusus Apotik
 Neraca dan Akuntan Pubik Khusus untuk SIUP besar
 Kantor cabang/perwakilan melampirkan foto copy SIUP pusat yang dilegalisir
 Foto copy akta notaris tentang pembukaan Kantor cabang perusahaan
 Foto copy KTP Penanggung jawab Kantor Cabang Perusahaan

Waktu Penyelesaian : 7 ( tujuh ) hari kerja setelahpersyaratan lengkap

Masa Berlaku : SIUP berlaku Selama Perusahaan Perdagangan menjalankan kegiatan


usahanya.

53
7. Izin SIUI
Pengertian : SIUI adalah Izin usaha yang diberikan untuk setiap kegiatan industri yang
mengelola bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan atau barang
jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi.

Persyaratan:

 Surat Permohonan
 Foto Copy KTP masih berlaku
 Foto copy Akta pendirian perusahaan bagi yang berbadan Hukum
 NPWP perorangan/badan hukum
 Izin prinsip bagi perusahaan berskala besar
 Untuk modal usaha diatas Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) melampirkan
rekomendasi dari SKPD yang menangani perizinan di tingkat Provinsi
 Foto Copy IMB
 Foto Copy Izin Lokasi (apabila belum ada peralihan hak atas tanah dan luasnya 1 ha atau
lebih)
 Proposal, gambar/foto kegiatan

Waktu Penyelesaian : 7 (tujuh ) hari kerja setelah persyaratan lengkap

Masa berlaku : 5 (lima) tahun dan Wajib melakukan daftar ulang setiap tahun

8. Izin Lingkungan Hidup

Pengertian : Izin Lingkungan adalah usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Upaya
pengelolaan Lingkungan Hidup untuk Upaya Pemantuan Lingkungan Hidup

Persyaratan :

 Surat permohonan
 Foto copy Akta Pendirian (apabila berbadan hukum)
 Foto copy izin Lokasi
 Foto copy IMB

54
 Foto copy SIUP
 Dokumen UKL/UPL/AMDAL
 Foto copy NPWP
 Proposal kegiatan tentang pengelolaan limbah B3
 Rekomendasi dari SKPD Teknis yang membidangi Lingkungan Hidup

Waktu Penyelesaian : 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas lengkap

Masa berlaku : 5 (lima) Tahun dan dapat diperpanjang

55
-4 -
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 SIMPULAN

Simpulan yang dapat ditarik dari kegiatan kajian ini yaitu Kabupaten Indramayu
memiliki potensi sumber daya alam (SDA) dari sektor pertanian khususnya pertanian padi yang
besar sehingga memiliki peluang usaha pengembangannya seperti industri beras premium,
industri Stabilized Rice Bran/ sereal bekatul, Rice Bran Oil/ minyak bekatul, industri tepung
beras. Industri tersebut layak untuk dikembangkan atau dipertahankan mengingat Kabupaten
Indramayu sebagai salah satu lumbung padi wilayah Jawa barat yang memiliki ketersedian bahan
baku melimpah untuk industri tesebut. Kelayakan industri tersebut dapat diukur melalui indikator
analisis ekonomi yang sekiranya dapat ditawarkan kepada calon investor untuk menanamkan
investasinya di Kabupaten Indramayu. Berikut indikator analisis kelayakan ekonominya.

1. Industri Beras Premium

Investasi Awal Rp. 8,040,000,000,-

Biaya Operasional Rp 382,314,540,818,-

Kriteria
Kelayakan Batas Kelayakan Hasil Kategori
Umur bisnis 10 tahun
Discount Rate 0.8%
NPV >1 8,915,261,718 Layak
IRR > Discount Rate 19% Layak
Net B/C >1 19 Layak
Payback
Periode < umur bisnis 9.02 Layak

56
2. Industri Stabilized Rice Bran/ sereal bekatu

Investasi Awal Rp. 644,000,000,-

Biaya Operasional Rp 161,347,000,-

Kriteria
Kelayakan Batas Kelayakan Hasil Kategori
Umur bisnis 10 tahun
Discount Rate 0.8%
NPV >1 876,647,698 Layak
IRR > Discount Rate 19% Layak
Net B/C >1 810 Layak
Payback Periode < umur bisnis 7.35 Layak

3. Industri Rice Bran Oil/ minyak bekatul

Investasi Awal Rp 954,000,000,-

Biaya Operasional 1,007,120,000

Kriteria
Kelayakan Batas Kelayakan Hasil Kategori
Umur bisnis 10 tahun
Discount Rate 0.8%
NPV >1 1,370,966,663 Layak
IRR > Discount Rate 23% Layak
Net B/C >1 32.35 Layak
Payback Periode < umur bisnis 6.96 Layak

4. Industri Tepung Beras


Investasi Awal Rp 1,270,000,000,-
Biaya Operasional Rp 27,076,151,639,-

Kriteria
Kelayakan Batas Kelayakan Hasil Kategori
Umur bisnis 10 tahun
Discount Rate 0.8%
NPV >1 1,359,303,037 Layak
IRR > Discount Rate 12% Layak
Net B/C >1 18.3 Layak
Payback Periode < umur bisnis 9.34 Layak

57
4.2 REKOMENDASI

Rekomendasi yang dapat diberikan setelah melakukan survey potensi dan peluang usaha di
kabupaten Indramayu maka untuk pengembangan industri beras premium, Stabilized Rice Bran,
Rice Bran Oil dan industri tepung beras adalah diperlukan adanya sosialisasi kepada petani dan
penggiling padi yang tergabung dalam gabungan kelompok tani maupun calon investor yang
akan berinvestasi di Kabupaten Indramayu terkait potensi pasar produk yang dihasilkan dari
keempat industri yang ditawarkan baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri dan
segera untuk melakukan usaha tersebut sehingga dapat meningkatkan produktifitas lahan
pertanian dan taraf hidup bagi masyarakat Kabupaten Indramayu.

58

Anda mungkin juga menyukai