Anda di halaman 1dari 8

KARAKTER ANTI KORUPSI DI NEGERI KU

DI SUSUN OLEH:

Dwi Yani Teresia Suwiryono

G 301 21 049

Dosen Pengampuh:

Dr. Abd Rahman Razak, M.Si., Apt.

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
PEMBAHASAN

Korupsi telah menjadi perhatian semua pihak pada saat ini. Bentuk-bentuk
dan perwujudan korupsi jauh lebih banyak daripada kemampuan untuk
melukiskannya. Iklim yang diciptakan oleh korupsi menguntungkan bagi tumbuh
suburnya berbagai kejahatan.

Korupsi pun menjadi permasalahan yang sungguh serius dinegeri ini. Kasus
korupsi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Berkembang dengan pesat, meluas
dimana–mana, dan terjadi secara sistematis dengan rekayasa yang canggih dan
memanfaatkan teknologi modern. Kasus terjadinya korupsi dari hari kehari kian
marak. Hampir setiap hari berita tentang korupsi menghiasi berbagai media.
Bahkan Korupsi dianggap biasa dan dimaklumi banyak orang sehingga masyarakat
sulit membedakan nama perbuatan korup dan mana perbuatan yang tidak korup.
Meskipun sudah ada komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan beberapa instansi
antikorupsi lainnya, faktanya negeri ini menduduki rangking teratas sebagai
negara terkorup di dunia.

Tindak korupsi di negeri ini bisa dikatakan mulai merajalela, bahkan


menjadi kebiasaan, dan yang lebih memprihatinkan adalah korupsi dianggap biasa
saja atau hal yang sepele. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
mencegah terjadinya korupsi, namun tetap saja korupsi menjadi hal yang sering
terjadi.

Memerangi korupsi bukan cuma menangkapi koruptor. Sejarah mencatat,


dari sejumlah kejadian terdahulu, sudah banyak usaha menangkapi dan
menjebloskan koruptor ke penjara. Era orde baru, yang berlalu, kerap membentuk
lembaga pemberangus korupsi. Mulai Tim Pemberantasan Korupsi di tahun 1967,
Komisi Empat pada tahun 1970, Komisi Anti Korupsi pada 1970, Opstib di tahun
1977, hingga Tim Pemberantas Korupsi. Nyatanya, penangkapan para koruptor
tidak membuat jera yang lain. Koruptor junior terus bermunculan.

Upaya pemberantasan korupsi semata-mata hanya lewat penuntutan


korupsi, padahal yang perlu saat sekarang ini adalah kesadaran setiap orang untuk
taat pada undang-undang korupsi.3 Bangsa Indonesia sekarang butuh penerus
bangsa yang berakhlak mulia, dalam artian mempunyai sikap dan perilaku yang
baik. Kesadaran tersebut membuat pemerintah memutar otak untuk bagaimana
menciptakan hal tersebut. Lebih khusus kepada penanaman nilai antikorupsi pada
setiap individu putra bangsa. Namun masalahnya adalah Membentuk hal tersebut
tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Generasi sekarang memang
masih mengalaminya (korupsi), tetapi generasi yang akan datang, semoga
dikabulkan Tuhan dengan kerja keras semuanya, hanya akan melihat kejahatan
korupsi, kemiskinan dan ketimpangan sosial pada deretan diorama di Museum
Nasional.

2
Harapan segenap bangsa ini adalah dimana korupsi tidak akan terjadi lagi
digenerasi berikutnya. Lain sisi, penindakan korupsi sekarang ini belum cukup dan
belum mencapai sasaran, hingga pemberantasan korupsi perlu ditambah dengan
berbagai upaya di bidang pencegahan dan pendidikan. Menanggapi masalah
tersebut beberapa kalangan elemen masyarakat mengungkapkan bahwa ada
kekeliruan dalam upaya pemberantasan korupsi oleh pemerintah, karena fokusnya
hanya kepada menindak para koruptor.

Seperti apa yang dikatakan oleh M. Zaki:“di Indonesia, Pedagogi harapan


tersebut, belum sepenuhnya masuk ke dalam lini pendidikan. Negara justru
mensibukkan dirinya dengan mengotak-atik mahzab pidana mati dan perampasan
aset diruang parlemen. Padahal esensi dari aktivitas pemberantasan korupsi
adalah melakukan pencegahan agar tidak menimbulkan tindak pidana tersebut.

Upaya pencegahan budaya korupsi dimasyarakat terlebih dahulu dapat


dilakukan dengan mencegah berkembangnya mental korupsi pada anak bangsa
Indonesia melalui pendidikan. Semangat antikorupsi yang patut menjadi kajian
adalah penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku antikorupsi melalui sekolah,
karena sekolah adalah proses pembudayaan.

Sedikit sekali upaya untuk pencegahan korupsi, salah satunya yaitu lewat
pendidikan antikorupsi. Menyadari hal tersebut muncul gagasan untuk
memasukkan materi antikorupsi kedalam kurikulum pendidikan SD-SMU di
Indonesia. Proses pendidikan mestinya bersifat sistematis dan massif. Cara
sistematis yang bisa ditempuh adalah dengan melaksanakan pendidikan
antikorupsi secara intensif. Pendidikan antikorupsi menjadi sarana sadar untuk
melakukan upaya pemberantasan korupsi. Pendidikan antikorupsi merupakan
tindakan untuk mengendalikan dan mengurangi korupsi berupa keseluruhan
upaya untuk mendorong generasi mendatang untuk mengembangkan sikap
menolak secara tegas terhadap setiap bentuk korupsi.

Mentalitas antikorupsi ini akan terwujud jika kita secara sadar membina
kemampuan generasi mendatang untuk mampu mengidentifkasi berbagai
kelemahan dari sistem nilai yang mereka warisi dan memperbaharui sistem nilai
warisan dengan situasi-situasi yang baru. Dalam konteks pendidikan,
“memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya” berarti melakukan rangkaian
usaha untuk melahirkan generasi yang tidak bersedia menerima dan memaafkan
suatu perbuatan korupsi yang terjadi.

Pendidikan antikorupsi melalui jalur pendidikan lebih efektif, karena


pendidikan merupakan proses perubahan sikap mental yang terjadi pada diri
seseorang, dan melalui jalur ini lebih tersistem serta mudah terukur, yaitu
perubahan perilaku anti korupsi. Perubahan dari sikap membiarkan dan
memaafkan para koruptor ke sikap menolak secara tegas tindakan korupsi, tidak

3
pernah terjadi jika kita tidak secara sadar membina kemampuan generasi
mendatang untuk memperbaharui sistem nilai yang diwarisi (korupsi) sesuai
dengan tuntutan yang muncul dalam setiap tahap pernjalanan bangsa. Sekolah
dapat mengambil peran strategis dalam melaksanakan pendidikan antikorupsi
terutama dalam membudayakan perilaku antikorupsi di kalangan siswa.

Pendidikan antikorupsi harus diberikan sejak dini dan dimasukkan dalam


proses pembelajaran dalam proses pembelajaran mulai dari tingkat pendidikan
dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Hal ini sebagai upaya membentuk
perilaku peserta didik yang antikorupsi. Kekhasan pendidikan antikorupsi ialah
dapat menghasilkan anak bangsa yang jujur boleh jadi Indonesia akan menjadi
bangsa yang teregister sebagai Pendidikan Antikorupsi Sebagai Satuan
Pembelajaran Berkarakter dan Humanistik bangsa paling “bersih”. Diharapkan
pemerintah dapat membangun kerja sama dengan berbagai pilar utama
pendidikan yaitu: sekolah, orang tua, dan masyarakat serta pihak swasta dalam
membangun karakter jujur dan membuat bangsa ini sehat secara mental dan
moral.

Inti dari materi pendidikan antikorupsi ini adalah penanaman nilai-nilai


luhur yang terdiri dari sembilan nilai yang disebut dengan sembilan nilai
antikorupsi. Sembilan nilai tersebut adalah: tanggung jawab, disiplin, jujur,
sederhana, mandiri, kerja keras, adil, berani, dan peduli.

Republik Indonesia, negara yang telah 70 tahun mencicipi nikmatnya


menjadi negara yang merdeka. Tak sedikit lika-liku yang dialami Indonesia dalam
perjalanannya sebagai bangsa dan negara kesatuan. Bhineka tunggal ika, pancasila,
persatuan, dan kesatuan menjadi prinsip-prinsip yang selama ini terus mengawal
negeri ini dalam mencapai mimpi-mimpi mulianya. Berbagai upaya pembangunan
dan kemajuan yang relatif berhasil diikuti kesenjangan sosial yang cenderung
melebar serta pendekatan legalistik dan transaksional yang konsumtif, kolutif,
koruptif, dan manipulatif. Semangat bermusyawarah semakin terkikis.

Sudah cukup fakta-fakta untuk menyengat marwah bangsa dan menusuk


rasa keadilan dengan aneka ragam kasus yang terjadi. Korupsi, tindak kriminal,
banjir, premanisme, pelanggaran lalu lintas, adalah hal yang tidak asing lagi untuk
telinga kami, penghuni bangsa. Dari lapis bawah hingga jajaran teratas tak lepas
dari tindakan-tindakan yang sejujurnya, tidak patut dilakukan oleh bangsa yang
memiliki martabat. Banyak orang tahu apa yang baik dan berbicara mengenai
kebaikan namun nyatanya tindakan tak sejalan dengan ucapan.

Sebagai bangsa yang dianggap memiliki identitas bersama dan mempunyai


kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah, Presiden Jokowi pernah

4
menyatakan perlu melakukan gerakan revolusi mental lewat pendidikan untuk
memperbaiki karakter bangsa Indonesia. Menurut beliau gerakan ini bertujuan
menyuburkan kembali karakter orisinal bangsa yakni nilai-nilai semangat juang
optimisme, kerja keras, gotong-royong, ramah, budi pekerti, santun, tata krama,
memperkuat tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 serta memperkokoh karakter bangsa sehingga dapat membuat
rakyat sejahtera. Namun, beliau sendiri pun tidak tahu mengapa dan tanpa
menyadarinya sedikit demi sedikit karakter itu berubah. Yang lebih parah lagi
adalah tidak ada yang mengerem atau mengingatkan. Hal inilah yang merusak
mental. Tak penting lagi untuk kita tahu dari mana dan siapa yang memulai
kekacauan ini.

Revolusi mental yang dimaksud Presiden Jokowi adalah merubah sudut


pandang terhadap kebiasaan yang dilakukan oleh mayoritas dan dianggap benar
menjadi melakukan segala sesuatu yang memang mengandung kebenaran hakiki.
Perubahan sudut pandang itu harus dimulai dari diri kita sendiri dengan
pendidikan karakter di dalam keluarga. Dari keluarga, semua bermula.

Berikut adalah tiga nilai utama dalam pembentukan karakter anti korupsi :

1. Menanamkan Nilai Kejujuran (Kejujuran, berani, tanggung jawab).


Secara teori, semua orang akan tahu dan setuju bahwa kejujuran adalah hal mutlak
yang harus dimiliki oleh setiap individu. Sayang, tidak semuanya dapat berani
untuk berkomitmen menanamkan kejujuran disetiap perilakunya.
Seringkali, keteguhan kita untuk bersikap jujur luntur ketika kita berada dalam
kondisi salah dan terdesak. Namun kedua orang tua saya selalu menanamkan
bahwa, tidak ada toleransi untuk ketidak jujuran, dan kami tidak mengenal istilah
‘Bohong Putih’ yaitu berbohong untuk kebaikan.
Sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com/
2. Kedua orang tua saya sangat menekankan, sejelek apapun dan sepahit
apapun kondisi yang kita alami, tetaplah berani untuk berkata jujur.
3. Menghargai Segala Proses (Kerja Keras, Disiplin, Sabar, Mandiri).
Sistem pendidikan yang ada di Indonesia, menimbulkan tuntutkan besar terhadap
siswa. Siswa dituntut untuk terus menguasai seluruh mata pelajaran yang di
rancang oleh kurikulum pendidikan. Tuntutan untuk mendapatkan nilai yang
tinggi juga tidak kalah gencar disuarakan oleh para pendidik dan orang tua. Sistem
yang ada, orang tua yang absen dalam memberikan solusi, tidak jarang membuat
siswa memilih jalan pintas untuk memuaskan guru dan orang tua dengan segala
tuntutannya.
Orang tua saya, tidak pernah sekalipun menuntut saya untuk mendapatkan nilai
akademik yang bagus. Namun hal ini bukan berarti saya sebagai anak tidak lagi

5
memiliki semangat untuk berprestasi, justru saya dapat menjalani segala proses
pembelajaran dengan lebih tenang tanpa tuntutan berlebihan.
Sumber gambar : pmblab.files.wordpress.com. Dapat berprestasi bukan karena
takut, namun untuk dapat membanggakan beliau, dan dapat menghargai setiap
proses yang saya lalui.pmblab.files.wordpress.com
4. Kesederhanaan itu Penting(Sederhana, Adil, Kepedulian). Pernyataan ini
bukan berarti kita tidak boleh menikmati karunia materi yang diberikan Tuhan.
Tapi perlu ada batasan-batasan yang membuat diri kita tidak terlena oleh karunia
dari Sang Maha Pengasih. Membiasakan diri hidup sederhana, baik dalam
pembicaraan, tingkah laku maupun dalam pergaulan adalah merupakan sikap
hidup yang utama dan menjadi pangkal keselamatan. Hidup sederhana artinya
hidup dalam ukuran atau kadar yang wajar, tidak melebihi dan tidak mengurangi.
Sumber gambar : bahasa.aquila-style.com

Contoh Kasus korupsi Nazaruddin

Kasus Nazaruddin bermula pada saat dirinya dituduh menjadi aktor dibalik
kasus suap. Nama Muhammad mulai banyak diperbincangkan ketika dirinya
dituduh dalam kasus suap Sesmenpora Wafid Muharram. Menurut Kamarudin
Simanjutak kliennya disuruh oleh seorang anggota partai politik yang diketahui
namanya Nazaruddin. 

Penetapan nazaruddin sebagai tersangka yang pada awalnya dirinya


berkelit terlibat kasus penyuapan dan pemberontakan yang dilakukan tetapi
akhirnya terbukti sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Sehari
sebelum ditetapkannya Nazaruddin ditetapkan sebagai tersangka dirinya berhasil
melarikan diri keluar negeri dengan alasan pemeriksaan kesehatan. 

Pada saat itu kasus ini mencuat Nazaruddin merupakan bendahara umum
di partai Demokrat. Kasusu ini membuat secara tidsk langsung membuat pamor
dari partai Demokrat turun di mata masyarakat. Melihat dirinya kebelakang
Muhammad Nazaruddin sebelum terlibat dalam kasus penyuapan merupakan
pernah terlibat dalam kasus pemalsuan dokumen yang pada saat itu dilakukan
agar persuhaan perusahaan miliknya PT Anugerah Nusantara memenuhi
persyaratan mengikuti proyek tender pengadaan di Departemen Perindustrin yang
bernilai Rp. 100 M. 

Kasus tersebut terjadi pada tahun 2005 dan sempat dilakukan pemeriksaan
di Polda Metro Jaya. Namun tiba-tiba keluar Sp-3 terhadap kasus tersebut sehingga
dirinya terbebas dari masalah tersebut. Setelah kasus tersebut muncul lagi kasus
yang hangat di perbincangkan yang terkait Nazaruddin adalah kasus percobaan
yang dilakukan Nazaruddin pada Seketris Jendral M Gaffar. 

6
Kasus tersebut langsung ditangkap oleh ketua Mahkamah Konstitusi
Mahfud M. D. Nazaruddin memberikan sejumlah amplop yang berisi sejumlah uang
kepada sekjen Mk tanpa ada alasan yang jelas. Setelah Nazaruddin ditetapkan
sebagai tersangka Muhammad Nazaruddin justru menghilang dan sulit di temukan
di Indonesia, yang akhirnya menjadi buronan interpool yang tertangkap di
Kolombia. 

Tertangkap pada 7 Agustus 2011 di Bogota Kolombia sebelum tertangkap


Nazaruddin sempat membeberkan beberapa kasus terutama yang berhubungan
dengan Kongres Partai Demokrat dan juga tuduhan terhadap rekayasa kasus yang
dilakukan oleh KPK. Pengajuaan kasasi oleh Jaksa penuntut Umum Komisi
Pemberantasan Korupsi, Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi terdakwa kasus
dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlet Palembang, M.Nazaruddin. Putusan ini
juga mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum
Komisi KPK.

Kepala biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung, Ridwan Mansyur


menjelaskan putusan MA ini memperberat hukuman Nazaruddin yang dijatuhkan
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, yaitu empat tahun 10 bulan
penjara menjadi tujuh tahun penjara. Selain itu, dalam putusannya, MA juga
memberikan hukuman denda Rp 300 juta kepada Nazaruddin.

"Mengadili, menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi 2 Muhamad


Nazaruddin. Mengabulkan permohonan dari pemohon kasasi 1 jaksa pada Komisi
Pemberantasan Korupsi. Membatalkan putusan pengadilan tindak pidana korupsi
pada Pengadilan Tinggi Jakarta no 31/PIT/TPK/2012-PT DKI TANGGAL 8 Agustus
2012, yang telah menguatkan putusan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat tanggal 20 april 2012. Mengadili sendiri, menyatakan
terdakwa Muhamad Nazaruddin terbukti bersalah melakukan tindak pidana
korupsi. Menghukum pidana selama 7 tahun dan denda Rp 300 juta.

Ridwan Mansyur menambahkan, dalam putusan kasasi itu juga


menjelaskan, apabila denda Rp 300 juta tidak dibayar, dapat diganti pidana
penjara selama enam bulan. Putusan kasasi itu menurut Ridwan, dengan Majelis
Hakim kasasi yang diketuai Hakim Agung Artidjo Alkostar dengan dua anggota
majelis, yakni Hakim Agung Mohammad Askin dan Hakim Agung MS Lumme.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku menerima putusan kasasi
Mahkamah Agung (MA) terkait kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games
dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin. 

Pada saat itu kasus ini mencuat Nazaruddin merupakan bendahara umum
di partai Demokrat. Kasusu ini membuat secara tidsk langsung membuat pamor

7
dari partai Demokrat turun di mata masyarakat. Melihat dirinya kebelakang
Muhammad Nazaruddin sebelum terlibat dalam kasus penyuapan merupakan
pernah terlibat dalam kasus pemalsuan dokumen yang pada saat itu dilakukan
agar persuhaan perusahaan miliknya PT Anugerah Nusantara memenuhi
persyaratan mengikuti proyek tender pengadaan di Departemen Perindustrin yang
bernilai Rp. 100 M. 

Kasus tersebut terjadi pada tahun 2005 dan sempat dilakukan pemeriksaan
di Polda Metro Jaya. Namun tiba-tiba keluar Sp-3 terhadap kasus tersebut sehingga
dirinya terbebas dari masalah tersebut. Setelah kasus tersebut muncul lagi kasus
yang hangat di perbincangkan yang terkait Nazaruddin adalah kasus percobaan
yang dilakukan Nazaruddin pada Seketris Jendral M Gaffar. 

Kasus tersebut langsung ditangkap oleh ketua Mahkamah Konstitusi


Mahfud M. D. Nazaruddin memberikan sejumlah amplop yang berisi sejumlah uang
kepada sekjen Mk tanpa ada alasan yang jelas. Setelah Nazaruddin ditetapkan
sebagai tersangka Muhammad Nazaruddin justru menghilang dan sulit di temukan
di Indonesia, yang akhirnya menjadi buronan interpool yang tertangkap di
Kolombia. 

Anda mungkin juga menyukai