Anda di halaman 1dari 10

PRAKTEK BERCERITA

Dosen pengampu
Dra. Dedeh Hetty, M.Pd

Di Susun Oleh Kelompok 4


Nikirosliana
Rizky Amalia Putri
Sri Sulistianingsih
Silma Sintiani
Siti Fatimah Azzahra
Silmi Juliah
Bercerita adalah salah satu kebiasaan masyarakat
sejak dahulu sampai sekarang. Hampir setiap
siswa yang telah menikmati suatu cerita akan
selalu siap untuk menceritakannya kembali,
terutama jika cerita tersebut mengesankan bagi
siswa
Menurut Burhan Nurgiyantoro “
Ada beberapa bentuk tugas kegiatan berbicara
yang dapat dilatih untuk meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan bercerita pada
siswa yaitu:
1.Bercerita berdasarkan gambar,
2.Wawancara,
3.Bercakap-cakap,
4.Berpidato,
5.Berdiskusi.
Menurut Echols
Storytelling terdiri atas dua kata yaitu story berarti cerita dan telling
berarti penceritaan, Penggabungan dua kata storytelling berarti
penceritaan cerita atau menceritakan cerita. Selain itu, storytelling
disebut juga bercerita atau mendongeng seperti yang dikemukan oleh
Malan,Mendongeng ialah bercerita berdasarkan tradisi lisan.
Storytelling merupakan usaha yang dilakukan oleh pendongeng
dalam menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita
kepada anak-anak serta lisan
Jenis-Jenis Bercerita
berdasarkan isinya bercerita dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis, namun
dalam hal ini peneliti membatasi jenis tersebut dalam:

1.Bercerita Pendidikan
Dongeng pendidikan ialah dongeng yang diciptakan dengan suatu misi pendidikan
bagi dunia anak-anak, misalnya menggugah sikap hormat kepada orang tua.
2.Fabel
Fabel ialah dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan dapat bicara
seperti manusia. Cerita-cerita fabel sangat luwes digunakan untuk menyindir
perilaku manusia tanpa membuat manusia tersinggung, misalnya dongeng kancil,
kelinci dan kura-kura.
Manfaat Bercerita
Berbicara mengenai bercerita sungguh banyak
manfaatnya, tak hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi
orang yang mendongengkannya, manfaat dari kegiatan
mendongeng ini antara lain ialah:

1.Mengembangkan fantasi, empati dan


2.Berbagai jenis perasaan lain.
3.Menumbuhkan minat baca.
4.Membangun kedekatan dan 5.keharmonisan.
6.Media pembelajaran.
7.Dan lain-lain
Tujuan Bercerita
Metode ini bertujuan untuk memberi pengalaman pelajaran agar anak
memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik, melalui
bercerita anak menyerap pesan-pesan yang dituturkan melalui kegiatan
bercerita. Penuturan cerita yang sarat informasi atau nilai-nilai itu
dihayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Teknik Bercerita
Sebelum bercerita, pendidik harus memahami terlebih dahulu tentang
cerita apa yang hendak disampaikannya, tentu saja disesuaikan dengan
karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat bercerita dengan tepat,
pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. Pemilihan cerita
antara lain ditentukan oleh :
Pemilihan Tema dan judul yang tepat

Bagaimana cara memilih tema cerita yang tepat berdasarkan usia anak?
Seorang pakar psikologi pendidikan bernama Charles Buhler mengatakan
bahwa anak hidup dalam alam khayal. Anak-anak menyukai hal-hal yang
fantastis, aneh, yang membuat imajinasinya “menari-nari”. Bagi anak-anak,
hal-hal yang menarik, berbeda pada setiap tingkat usia, misalnya;

1.Sampai ada usia 4 tahun, anak menyukai dongeng fabel dan horor, seperti: Si
wortel, Tomat yang Hebat, Anak ayam yang Manja, kambing Gunung dan
Kambing Gibas, anak nakal tersesat di hutan rimba, cerita nenek sihir, orang
jahat, raksasa yang menyeramkan dan sebagainya.
2.Pada usia 4-8 tahun, anak-anak menyukai dongeng jenaka, tokoh
pahlawan/hero dan kisah tentang kecerdikan, seperti; Perjalanan ke planet
Biru, Robot pintar, Anak yang rakus dan sebagainya
3.Pada usia 8-12 tahun, anak-anak menyukai dongeng petualangan fantastis
rasional (sage), seperti: Persahabatan si Pintar dan si Pikun, Karni Juara
menyanyi dan sebagainya
 
Waktu Penyajian
Dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa, tentang
konsentrasi dan daya tangkap anak, maka para ahli dongeng
menyimpulkan sebagai berikut;
Sampai usia 4 tahun, waktu cerita hingga 7 menit
Usia 4-8 tahun, waktu cerita hingga 10 -15 menit
Usia 8-12 tahun, waktu cerita hingga 25 menit
 
Suasana (situasi dan kondisi)
Suasana disesuaikan dengan acara/peristiwa yang sedang atau akan
berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasional,
ulang tahun, pisah sambut anak didik, peluncuran produk, pengenalan
profesi, program sosial dan lain-lain, akan berbeda jenis dan materi
ceritanya. Pendidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi
cerita yang disesuaikan dengan suasana. Jadi selaras materi cerita
dengan acara yang diselenggarakan, bukan satu atau beberapa cerita
untuk segala suasana.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai