Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK BERCERITA UNTUK ANAK USIA DINI Ada suatu ungkapan Seorang Guru yang tidak bisa bercerita,

ibarat orang yang hidup tanpa kepala. Betapa tidak, bagi para pengasuh anak-anak (guru, tutor) keahian bercerita merupakan salah satu kemampuan yang wa ib dikuasai. !elalui metode bercerita inilah para pengasuh mampu menularkan pengetahuan dan menanamkan nilai budi pekerti luhur secara e"ekti", dan anak-anak menerimanya dengan senang hati. #ada saat ini begitu banyak cerita yang tersebar, namun masih arang tulisan dari para praktisi ahli cerita, yang mampu mengarahkan secara khusus untuk ditu ukan kepada anak-anak usia dini, sehingga penceritaan yang disampaikan kurang mengena. Apalagi model cerita yang secara khusus didasarkan pada material kurikulum penga aran di $#A%&B%'A%BA%$& yang berlaku. #adahal panduan praktis semacam ini sangat dibutuhkan oleh tenaga pendidik di seluruh (usantara. #ada umumnya mereka masih terbatas pengetahuannya tentang metode bercerita. $ulisan ini kami susun dengan maksud agar men adi salah satu bahan pengayaan ketrampilan mendidik anak, bagi para pendidik anak usia dini dalam kegiatan kepengasuhan yang mereka lakukan . PENDAHULUAN konon, )i *nggris pernah diadakan penyebaran angket kepada orang-orang dewasa. &epada mereka ditanyakan pada saat apa mereka benar-benar merasa bahagia di masa kanak-kanak dulu. +awaban mereka , -#ada saat orang tua mereka membacakan buku atau .erita Apabila pertanyaan yang sama dia ukan kepada orang-orang dewasa di *ndonesia, kiranya awaban tak akan auh berbeda. Bahkan, khusus mengenai cerita, sampai orang dewasapun masih tetap menggemarinya. $engoklah obrolan kita uga akan semakin /renyah0 bila kita saling bercerita dengan penuh semangat. .erita memang /gurih0. Semua orang tak pandang usia, menyukainya. Bercerita adalah metode komunikasi uni1ersal yang sangat berpengaruh kepada iwa manusia. Bahkan dalam teks kitab sucipun banyak berisi cerita-cerita. $uhan mendidik iwa manusia menu u keimanan dan kebersihan rohani, dengan menga ak manusia ber"ikir dan merenung, menghayati dan meresapi pesan-pesan moral yang terdapat dalam kitab suci, Beliau mengetahui akan iwa manusia, mengetuk hati manusia antara lain dengan cerita-cerita. &arena metode ini sangat e"ekti" untuk mempengaruhi iwa anak-anak. !engapa metode cerita ini e"ekti" 2 awabannya tidak sulit. #ertama, cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada umumnya cerita terekam auh lebih kuat dalam memori manusia. .erita-cerita yang kita dengar dimasa kecil masih bisa kita ingat secara utuh selama berpuluh-puluh tahun kemudian. &edua, melalui cerita manuasi dia ar untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui. !emang harus diakui, sering kali hati kita tidak merasa nyaman bila harus diceramahi dengan segerobak nasehat yang berkepan angan. Pengertian Cerita, Dongeng dan Metode Bercerita Cerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari ke adian nyata (non "iksi) ataupun tidak nyata ("iksi). &ata Dongeng berarti cerita rekaan%tidak nyata%"iksi, seperti, "abel (binatang dan benda mati), sage (cerita petualangan), hikayat (cerita rakyat), legenda (asal usul), mythe (dewa-dewi, peri, roh halus), ephos (cerita besar3 !ahabharata, 'amayana, saur sepuh, tutr tinular). +adi kesimpulannya adalah -)ongeng adalah cerita, namun cerita belum tentu

dongeng. Metode Bercerita berarti penyampaian cerita dengan cara bertutur. 4ang membedakan anatara bercerita dengan metode penyampaian cerita lain adalah lebih menon ol aspek teknis penceritaan lainnya. Sebagaimana phantomin yang lebih menon olkan gerak dan mimik, operet yang lebih menon olkan musik dan nyanyian, puisi dan deklamasi yang lebih menon olkan syair, sandiwara yang lebih menon ol pada permainan peran oleh para pelakunya, atau monolog (teater tunggal) yang mengoptimalkan semuanya. +adi tegasnya metode bercerita lebih menon olkan penuturan lisan materi cerita dibandingkan aspek teknis yang lainnya. Manfaat Cerita !enurut para ahli pendidikan bercerita kepada anak-anak memiliki beberapa "ungsi yang amat penting, yaitu, (5) !embangun kedekatan emosional antara pendidik dengan anak (6) !edia penyampai pesan%nilai mora dan agama yang e"ekti" (7) #endidikan ima inasi%"antasi (8) !enyalurkan dan mengembangkan emosi (9) !embantu proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita (:)!emberikan dan memperkaya pengalaman batin (;) Sarana <iburan dan penarik perhatian (=) !enggugah minat baca (>) Sarana membangun watak mulia BERCERITA UNTUK ANAK USIA DINI Sebelum bercerita, pendidik harus memahami terlebih dahulu tentang cerita apa yang hendak disampaikannya, tentu sa a disesuaikan dengan karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat bercerita dengan tepat, pendidik harus mempertimbangkan materi ceritanya. dan emilihan cerita antara lain ditentukan oleh , 5. #emilihan $ema dan udul yang tepat Bagaimana cara memilih tema cerita yang tepat berdasarkan usia anak2 Seorang pakar psikologi pendidikan bernama .harles Buhler mengatakan bahwa anak hidup dalam alam khayal. Anak-anak menyukai hal-hal yang "antastis, aneh, yang membuat ima inasinya -menari-nari. Bagi anak-anak, hal-hal yang menarik, berbeda pada setiap tingkat usia, misalnya3 a. sampai ada usia 8 tahun, anak menyukai dongeng "abel dan horor, seperti, Si wortel, $omat yang <ebat, Anak ayam yang !an a, kambing Gunung dan &ambing Gibas, anak nakal tersesat di hutan rimba, cerita nenek sihir, orang ahat, raksasa yang menyeramkan dan sebagainya. b. #ada usia 8-= tahun, anak-anak menyukai dongeng enaka, tokoh pahlawan%hero dan kisah tentang kecerdikan, seperti3 #er alanan ke planet Biru, 'obot pintar, Anak yang rakus dan sebagainya c. #ada usia =-56 tahun, anak-anak menyukai dongeng petualangan "antastis rasional (sage), seperti, #ersahabatan si #intar dan si #ikun, &arni +uara menyanyi dan sebagainya 6. ?aktu #enya ian )engan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa, rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, maka para ahli dongeng menyimpulkan sebagai berikut3 a. Sampai usia 8 tahun, waktu cerita hingga ; menit b. @sia 8-= tahun, waktu cerita hingga 5A -59 menit c. @sia =-56 tahun, waktu cerita hingga 69 menit (amun tidak menutup kemungkinan waktu bercerita men adi lebih pan ang, apabila tingkat konsentrasi dan daya tangkap anak dirangsang oleh penampilan pencerita yang sangat baik, atrakti", komunikati" dan humoris. 7. Suasana (situasi dan kondisi) Suasana disesuaikan dengan acara%peristiwa yang sedang atau akan berlangsung, seperti acara kegiatan keagamaan, hari besar nasional, ulang tahun, pisah

sambut anak didik, peluncuran produk, pengenalan pro"esi, program sosial dan lain-lain, akan berbeda enis dan materi ceritanya. #endidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi cerita yang disesuaikan dengan suasana. +adi selaras materi cerita dengan acara yang diselenggarakan, bukan satu atau beberapa cerita untuk segala suasana. PRAKTEK BERCERITA 5. $eknik Bercerita, #endidik perlu mengasah keterampilannya dalam bercerita, baik dalam olah 1okal, olah gerak, bahasa dan komunikasi serta ekspresi. Seorang pencerita harus pandai-pandai mengembangkan berbagai unsur penya ian cerita sehingga ter adi harmoni yang tepat. Secara garis besar unsur-unsur penya ian cerita yang harus dikombinasikan secara proporsional adalah sebagai berikut , (5) (arasi (6) )ialog (7) Bkspresi (terutama mimik muka) (8) Cisualisasi gerak%#eragaan (acting) (9) *lustrasi suara, baik suara laDim maupun suara tak laDim (:) !edia%alat peraga (bila ada) (;) $eknis ilustrasi lainnya, misalnya lagu, permainan, musik, dan sebagainya. 6. !engkondisikan anak , $ertib merupakan prasyarat tercapainya tu uan bercerita. Suasana tertib harus diciptakan sebelum dan selama anak-anak mendengarkan cerita. )iantaranya dengan cara-cara sebagai berikut, a. Aneka tepuk, seperti tepuk satu-dua, tepuk tenang, anak sholeh dan lain-lain. .ontoh3 +ika aku (tepuk 7E) sudah duduk (tepuk 7E) maka aku (tepuk 7E) harus tenang (tepuk 7E) sstFsst..sstF b. Simulasi kunci mulut, #endidik menga ak anak-anak memasukkan tangannya ke dalam saku, kemudian seolah-olah mengambil kunci dari saku, kemudian mengunci mulut dengan kunci tersebut, lalu kunci di masukkan kembali ke dalam saku c. -Gomba duduk tenang, &alimat ini diucapkan sebelum cerita disampaikan, ataupun selama berlangsungnya cerita. $eknik ini cukup e"ekti" untuk menenangkan anak, Apabila cara pengucapannya dengan bersungguh-sungguh, maka anak-anak pun akan melakukannya dengan sungguh-sungguh pula. d. $ata tertib cerita, sebelum bercerita pendidik menyampaikan aturan selama mendengarkan cerita, misalnya3 tidak boleh ber alan- alan, tidak boleh menebak%komentari cerita, tidak boleh mengobrol dan mengganggu kawannya dengan berteriak dan memukul me a. <al ini dilakukan untuk mencegah anak-anak agar tidak melakukan akti"itas yang mengganggu alannya cerita e. *krar, #endidik menga ak anak-anak untuk mengikrarkan an i selama mendengar cerita, contoh, *krar..H Selama cerita, &ami ber an i 5. $idak akan ber alan- alan

6. $idak akan menebak dan komntari cerita 7. $idak akan mengobrol 8. $idak akan membuat gaduh ". Siapkan hadiahH, secara umum anak-anak menyukai hadiah. <adiah akan mendorong untuk anak-anak untuk mendapatkannya, meskipun harus menahan diri untuk tidak bermain dan berbicara. Bisa sa a kita memberikan hadiah ima inati" seperti makanan, binatang kesayangan, balon yang seolah-olah ada di tangan dan diberikan kepada anak, tentu sa a diberikan kepada anak-anak yang sudah akrab dengan kita, seringkali teknik ini menimbulkan kelucuan tersendiri. 7. $eknik membuka .erita &esan pertama begitu menggoda selan utnya F.terserah anda, &alimat yang mengingatkan kita pada salah satu produk yang diiklankan. <al ini mengingatkan pula betapa pentingnya membuka suatu cerita dengan sesuatu cara yang menggugah. !engapa harus menggugah minat2 &arena membuka cerita merupakan saat yang sangat menentukan, maka membutuhkan teknik yang memiliki unsur penarik perhatian yang kuat, diantaranya dapat dilakukan dengan, a. #ernyataan kesiapan , -Anak-anak, hari ini, *bu telah siapkan sebuah cerita yang sangat menarikF dan seterusnya. b. #otongan cerita, -#ernahkah kalian mendengar, kisah tentang seorang anak yang ter ebak di tengah ban ir2, kemudian terdampar di tepi pantaiF2 c. Sinopsis (ringkasan cerita), layaknya iklan sinetron -.erita bu Guru hari ini adalah cerita tentang -seorang anak kecil pemberani, yang bertempur melawan ra a gagah perkasa perkasa ditengah perang yang besar (kisah nabi )aud) mari kita dengarkan bersama-sama H d. !unculkan $okoh dan Cisualisasi - dalam cerita kali ini, ada 8 orang tokoh pentingFyang pertama adalah seorang anak yang ago main karate, ia tak takut dengan siapapunFnamanya Adiba, yang kedua adalah seorang ketua gerombolan pen ahat yang bernama Somad, badannya tinggi besar dan bila tertawa..iiih mengerikan karena sangat kerasF<A. <A..<A..<A..<A, Somad memiliki golok yang sangat besar, yang ketiga seorang guru yang bernama @mar, wa ahnya cerah dan menyenangkanFdan seterusnya. e. #i akan (setting) tempat -)i sebuah desa yang makmurF, -)i pinggir pantai.. -)i tengah <utanF -Ada sebuah kera aan yang bernama .. -)i sebuah #esantrenF dan lain-lain. ". #i akan (setting) waktu, -+aman dahulu kalaF -+aman pemerintahan ra a mataram F $ahun 6A89 ter adi sebuah tabrakan kometF -#ada suatu malamF -Suatu hariF dan lainlain. g. Bkspresi emosi, Adegan orang marah, menangis, gembira, berteriak-teriak dan lain-lain.

h. !usik I (yanyian -)i sebuah negeri angkara murka, dimulai ceritaF(kalimat ini dinyanyikan), atau ambillah sebuah lagu yang popular, kemudian gantilah syairnya dengan kalimat pembuka sebuah cerita. i. Suara tak GaDim atau Boom H , #endidik dapat memulai cerita dengan memunculkan berbagai macam suara seperti3 suara ledakan, suara aneka binatang, suara bedug, tembakan dan lain-lain. 8. !enutup .erita dan B1aluasi dapat dilakulkan dengan, a. $anya awab seputar nama tokoh dan perbuatan mereka yang harus dicontoh maupun ditinggalkan. b. )oa khusus memohon terhindar dari memiliki kebiasaan buruk seperti tokoh yang ahat, dan agar diberi kemampuan untuk dapat meniru kebaikan tokoh yang baik. c. +an i untuk berubah3 !enyatakan ikrar untuk berubah men adi lebih baik, contoh -!ulai hari ini, Aku tak akan malas lagi, aku anak ra in dan taat kepada guruH d. (yanyian yang selaras dengan tema, baik berasal dari lagu nasional, popular maupun tradisional e. !enggambar salah satu adegan dalam cerita. Setelah selesai mendengar cerita, teknik ini sangat baik untuk mengukur daya tangkap dan ima inasi anak. 9. #enanganan &eadaan )arurat Apabila saat bercerita ter adi keadaan yang mengganggu alannya cerita, pendidik harus segera tanggap dan melakukan tindakan tertentu untuk mengembalikan keadaan, dari kondisi yang buruk kepada kondisi yang lebih baik (tertib). Adapun kasus-kasus yang paling sering ter adi adalah, a. Anak menebak cerita. #enanganan, @bah urutan cerita atau kreasikan alur cerita b. Anak mencari perhatian. penanganan, sampaikan kepada anak tersebut bahwa kita dan temantemannya terganggu, kemudian mintalah anak tersebut untuk tidak mengulanginya. c. Anak mencari kekuasaan. #enanganan, #endidik lebih mendekat secara "isik dan lebih sering melakukan kontak mata dengan hangat. d. Anak gelisah. #enanganan, #endidik lebih dekat secara "isik dan lebih sering melakukan kontak mata dengan hangat, kemudian mengalihkan perhatiannya kepada akti1itas bersama seperti tepuk tangan dan penyanyi yang mendukung penceritaan. e. Anak menun ukkan ke tidak puasan. #enanganan, #endidik membisikkan ke telinga anak tersebut dengan hangat Adik anak baik, *bu makin sayang ika adik duduk lebih tenang

". Anak-anak kurang kompak. #ananganan, pendidik lebih 1ariati" menga ak tepuk tangan maupun yel-yel. g. &urang taat pada aturan atau tata tertib. #enanganan, #endidik mengulangi dengan sungguhsungguh tata tertib kelas. h. Anak protes minta ganti cerita. #enanganan, &atakanlah <ari ini ceritanya adalah ini, cerita yang engkau inginkan akan *bu sampaikan nanti. i. Anak menangis. #enanganan, !intalah orang tua atau pengasuh lainnya membawa keluar. . Anak berkelahi. #enanganan, #isahkan posisi duduk mereka angan terpancing untuk menyelesaikan masalahnya, namun tunggu setelah selesai cerita k. Ada tamu. #enanganan, Berikan isyarat tangan kepada tamu agar menunggu, kemudian cerita diringkas untuk mempercepat penyelesaiannya Suasana cerita sangat ditentukan oleh ketrampilan bercerita pendidik dan hubungan emosional yang baik antara pendidik dengan anakanak. Beberapa kasus di atas hanyalah sebagian contoh yang sering muncul saat seorang pendidik bercerita, adi penanganannya bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kreati1itas pendidik. :. !edia dan Alat bercerita Berdasarkan cara penya iannya, bercerita dapat disampaikan dengan alat peraga maupun tanpa alat peraga (dirrect story). Sedangkan bercerita dengan alat peraga tersebut dibedakan men adi peraga langsung (membawa contoh langsung,kucing dsb) maupun peraga tidak langsung (boneka, gambar, wayang dsb). Agar bercerita lebih menarik dan tidak membosankan, pendidik disarankan untuk lebih 1ariati" dalam bercerita, adakalanya mendongeng secara langsung, panggung boneka, papan "lanel, slide, gambar seri, membacakan cerita dan sebagainya.sehingga kegiatan bercerita tidak men emukan. PENUTUP @ntuk dapat menguasai aspek-aspek keterampilan teknis dari penya ian cerita diatas, tentu membutuhkan persiapan yang matang. Selain itu, kemampuan dalam bercerita agar dapat memunculkan berbagai unsur diatas, dan tersa i secara padu, hanya dapat dikuasai dengan pengalaman dan latihan-latihan yang tekun. Bercerita memang salah satu bagian dari keterampilan menga ar. Sebagai sebuah keterampilan, penguasaannya tidak cukup hanya dengan memahami ilmunya secara teoritik sa a. 4ang lebih penting dari itu adalah keberanian dan ketekunan dalam mencobanya secara langsung. *tulah sebabnya, latihan-latihan tertentu yang rutin sangat dibutuhkan. 4ang elas, keterampilan teknis bercerita hanya dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman praktek bercerita. AkhirnyaF.SELAMAT BERCERITA! !akalah **

MEMAHAMI BERBAGAI

ASPEK ASPEK BERCERITA


Penda!"#"an )i *nggris konon pernah diadakan penyebaran angket kepada orang-orang dewasa. &epada mereka ditanyakan pada saat apa mereka benar-benar merasa bahagia di masa kanak-kanan dulu. +awaban mereka , -Pada saat orang tua mereka membacakan buku atau Cerita Apabila pertanyaan yang sama dia ukan kepada orang-orang dewasa di *ndonesia, saya kira awabannya tak akan auh berbeda. Bahkan, khusus mengenai cerita, sampai orang sudah dewasapun masih tetap menggemarinya. $engoklah obrolan kita uga akan semakin /renyah0 bila kita saling bercerita dengan penuh semangat. .erita memang /gurih0. Semua orang tak pandak usia, menyukainya FF .erita atau dongeng, sih? GaDimnya memang orang lebih banyak mengaitkan dongeng dengan cerita-cerita klasik atau cerita rakyat, atau cerita-cerita "ikti" dengan latar cerita yang berbau /Daman dahulu kala0. $idak heran bila ceritanya banyak dimulai dengan kata-kata klasik , pada zaman dahulu kala ., Dulu, disuatu desa, dan lain-lain. @ntuk cerita-cerita rakyat yang sudah sangat terkenal kita biasa mengenalnya sebagai legenda. Sedangkan cerita pengertiannya lebih luas, mencakup segala macam, baik yang ber-settingPertama, cerita pada umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni, sehingga pada umumnya cerita terekam auh lebih kuat dalam memori manusia. .erita-cerita yang kita dengar dimasa kecil masih bisa kita ingat secara utuh selama berpuluh-puluh tahun kemudian. Kedua, melalui cerita manuasi dia ar untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui. !emang harus diakui, sering kali hati kita tidak merasa nyaman bila harus dikhotbahi dengan segerobak nasehat yang berkepan angan. &ita malah merasa dongkol. Apalagi bila nasehat itu nadanya cenderung merendahkan harga diri kita. @raian diatas menggambarkan bahwa cerita sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. &onsekwensinya, setiap pendidik yang peduli pada pembentukan kepribadian yang luhur, harus /merasa ikut diperintah0 oleh $uhan untuk banyak-banyak bercerita, sebagaimana $uhan memerintahkannya kepada para 'asul . $erlebih-lebih bagi para *bu, yang memang memiliki posisi strategis sebagai kaum pendidik. Saya kira, secara demikian saya berani mengharuskan kepada setiap *bu untuk bela ar bercerita. #enguasaan terhadap keterampilan ini sangat urgen bagi *bu, terutama dalam men alankan peran pokoknya sebagai pendidik generasi. masa lalu, masa kini, bahkan mungkin masa yang akan datang (cerita "uturistik). .erita uga mencakup kisah-kisah se arah yang benar-benar pernah ter adi maupun cerita-cerita rekaan, cerita "ikti". Baiklah, agar terasa lebih luas cakupannya, untuk selan utnya saya akan lebih banyak memakai istilah /cerita0 sa a. Bercerita adalah metode kominikasi uni1ersal yang sangat berpengaruh kepada iwa manusia. Bahkan dalam teks kitab sucipun banyak berisi banyak sekali cerita-cerita, sebagai diulang-ulang dengan gaya yang berbeda. $uhan memang mendidik iwa manusia menu u keimanan dan kebersihan rohani, dengan menga ak manusia ber"ikir dan merenung, menghayati dan meresapi pesan-pesan moral yang terdapat dalam kitab suci, &arena )ia adalah dDat yang !aha tahu akan iwa manusia, mengetuk hati manusia antara lain dengan cerita-cerita. &arena ini adalah metode yang sangat e"ekti" untuk mempengaruhi iwa manusia. .erita yang berkesan memang selalu menarik perhatian manusia. !engingat begitu besarnya perhatian $uhan pada metode bercerita ini, tentu terbersit pertanyaan dihati kita, mengapa metode cerita itu e"ekti" sekali 2 awabannya tidak sulit. $"ng%i Cerita &agi Pendidi'an ana' ana'

&edudukan strategis cerita dalam dunia pendidikan, termasuk menurut sudut pandang moralitas, telah tergambar dengan amat elas diatas. .erita memang banyak sekali man"aatnya bagi anakanak. #aling tidak cerita mempunyai beberapa "ungsi penting antara lain , 5. 6. Sebagai sarana kontak batin antara pendidik (termasuk orang tuanya) dengan anak didik. Sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau nilai-nilai a aran tertentu.

7. Sebagai metode untuk memberikan bekal kepada anak didik agar mampu melakukan proses identi"ikasi diri maupun identi"ikasi perbuatan (akhlaJ). 8. 9. :. ;. Sebagai sarana pendidikan emosi (perasaan) anak didik Sebagai sarana pendidikan "antasi%ima inasi%kreati1itas (daya cipta) anak didik. Sebagai sarana pendidikan bahasa anak didik Sebagai sarana pendidikan daya pikir an anak didik

=. Sebagai sarana untuk memperkaya pengalaman batin dan khasanah pengetahuan anak didik. >. Sebagai salah satu metode untuk memberikan terapi pada anak-anak yang mengalami masalah psikologis. 5A. Sebagai sarana hiburan dan pencegah ke enuhan.

!elalui cerita-cerita yang baik, sesungguhnya anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan sa a, tetapi mendapatkan pendidikan yang auh lebih luas. Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa cerita ternyata menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian anakanak. .erita secara "aktual erat sekali hubungannya dengan pembentukkan karakter, bukan sa a karakter manusia secara indi1idual, tetapi uga karakter manusia dalam sebuah bangsa. $idak heran bila banyak pakar kebudayaan yang menyatakan bahwa nilai ati diri, karakter dan kepribadian sebuah bangsa, dapat dilihat dari cerita-cerita rakyat yang hidup dibangsa itu. &alau begitu, elas bercerita bukanlah sesuatu yang berakibat sederhana. .erita berpengaruh amat besar dalam angka pan ang, sampai-sampai dikatakan men adi "aktor dominan bagi bangunan karakter manusia disuatu bangsa. (eni% )eni% Cerita Sebelum seseorang bercerita, ia harus memahami terlebih dahulu enis cerita apa yang hendak disampaikannya. !emang, cerita banyak sekali macamnya. $entu sa a masing-masing enis cerita mempunyai karakteristik yang berbeda. Kleh karena itu, agar kita dapat bercerita dengan tepat, kita terlebih dahulu harus menentukan terlebih dahulu enis ceritanya. #emilihan enis cerita antara lain ditentukan oleh ,

5. 6. 7. 8. 9. :.

$ingkat usia pendengar +umlah pendengar $ingkat heterogenitas (keragaman) pendengar $u uan penyampaian materi Suasana acara Suasana (situasi dan kondisi) pendengar dan sebagainya.

+enis- enis cerita dapat dibedakan dari berbagai sudut pandang. )ari sudut pandang itulah kita dapat memilah-milah enis ceritanya. )ibawah ini akan diuraikan sebuah bagan sederhana mengenai berbagai sudut pandang dan enis- enis ceritanya , 5. Berdasarkan Pelakunya a. Label (cerita tentang dunia binatang) dan dunia tumbuhan b. )unia benda-benda mati c. )unia manusia d. .ampuran%kombinasi 6. Berdasarkan Ke adiannya a. .erita "iksi se arah 7. c. .erita se arah (tarikh) b. .erita "iksi (rekaan) c. .erita serial

Berdasarkan !i"at #aktu Penya iannya a. .erita bersambung b. .erita lepas d. .erita sisipan e. .erita ilustrasi

8. Berdasarkan !i"at dan $umlah Pendengarnya a. .erita #ri1at 5). .erita pengantar tidur 6). .erita lingkaran pribadi (indi1idual atau kelompok sangat kecil) b. .erita &elas 5). &elas kecil (s.d. M 6A anak) 6). &elas besar (s.d. M 6A N 8A anak) c. .erita untuk "orum terbuka 9. Berdasarkan %eknik Penyampaiannya a. story) b. !embacakan cerita (story'reading( .erita langsung%lepas naskah (direct &

:. Berdasarkan Peman"aatan Peraga a. Bercerita dengan alat peraga b. Bercerita tanpa alat peraga Sekali lagi, pemilihan enis cerita diatas sangat berpengaruh pada teknik penya iannya. Kleh sebab itu, bila penya ian cerita kita ingin mencapai sasarannya, kita se ak semula harus mempertimbangkannya secara seksama. Sebab, masing-masing enis cerita membutuhkan teknik, gaya dan pendekatan yang berbeda. Selain itu, pemahaman yang mendalam akan enis dan karakter pendengar (audience) uga sangat dibutuhkan. $a'tor fa'tor Po'o' Cerita @ntuk mencapai keberhasilan dalam bercerita ada dua "aktor pokok yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik yang akan bercerita, yaitu ,

5.

(askah%skenario atau setidaknya sinopsis (kerangka)

6. $eknik penya ian @ntuk lebih elasnya kedua "aktor pokok diatas dapat diuraikan secara lebih lengkap sebagai berikut , *+ Men,ia-'an na%'a! cerita a. Dari sumber cerita yang telah ada Seorang pendidik yang akan bercerita pasti harus menentukan terlebih dahulu gambaran alan ceritanya. *a bisa sa a mengambil dari buku-buku, ma alah atau komik-komik tertentu. Bila langkah ini yang diambil maka dikatakan bahwa pendidik itu menggunakan sumber cerita yang sudah ada. $entu sa a cerita yang dipilih harus sudah dipertimbangkan masak-masak. Apakah cerita itu tepat 2 Apakah cerita itu mempunyai bobot dan greget yang kuat 2 Apakah cerita itu memberikan ruang gerak yang luas kepada pencerita untuk mengembangkan teknik penya iannya 2 Apakah cerita itu alurnya pas, tidak terlalu singkat dan tidak terlalu pan ang 2. Boleh adi ada naskah cerita yang perlu diperkaya adegannya, perlu diperdalam nilai kon"liknya, atau perlu dimodi"ikasi%diubah ending-nya, dan sebagainya. (ah, bila sudah yakin benar atas pilihan ceritanya, maka seorang pencerita harus melan utkannya dengan langkah-langkah berikutnya, sebagai berikut , (agar lebih lengkap langkah pertama disebutkan kembali) 5). !emilih naskah cerita yang tepat 6). !engubah naskah itu, dari naskah dengan bahasa tulis men adi naskah yang siap dibacakan secara lisan (naskah dengan bahasa lisan). *ngatlah, naskah itu tidak hanya harus bagus untuk dibaca, tetapi harus menarik untuk dibacakan. 7). !embaca naskah baru itu berulang-ulang sehingga pencerita yakin bahwa dirinya benar-benar menguasai alur%plot cerita ((ama-nama tokohnya uga angan sampai lupa). 8). !enyiapkan bumbu-bumbu cerita (bila perlu tertulis dalam naskah) @ntuk enis cerita langsung (direct story(story reading( prosedur diatas mutlak diperlukan, terutama bagi pemula. #rosedur. (9) tetap penting untuk pembacaan cerita (story reading( sebab bila pembaca cerita telah setengah ha"al, maka ia akan terhindar dari pembacaan cerita yang tersendat-sendat, salah baca, salah interpretasi atas si"at adegan ternyata kurang mendapat respon positi" dan pendengarannya, karena pembaca cerita kurang menguasai segi-segi detai dari penya ian cerita tersebut. @ntuk menghindari kesalahan interpretasi, sebaliknya naskah cerita diberi tanda-tanda khusus (misalnya digaris bawahi, distrabilo boss, dan sebagainya) atau penulisan naskahnya dirancang mirip naskah drama. seorang pencerita yang berpengalamanpun biasanya melakukan prosedur yang sama, meskipun prosedur (6) dan (8) tidak dilakukan secara khusus. iA cukup melakukannya dialam ima inasinya sendiri. $etapi untuk enis cerita dengan membaca naskah ( b. )engarang Cerita !endiri Bila seorang pencerita berkehendak untuk membuat naskah sendiri, maka yang terpenting ia harus menentukan terlebih dahulu alur atau plot cerita. Bisa dalam bentuk karangan%bagan alur%plot cerita atau sinopsis, bisa pula tertulis secara lengkap%detail. Bila ditulis secara lengkap, sebagaimana tergambar diatas, harus ditulis dengan gaya bahasa lisan. Selan utnya prosedurnya relati" sama dengan prosedur diatas. 4ang penting alur%plot cerita harus benar dikuasai. .+ Te'ni% Pen,a)ian

Bila "aktor naskah /beres0, maka "aktor kedua yang akan menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam bercerita adalah "aktor teknis penya iannya. Seorang pencerita perlu mengasah keterampilannya dalam bercerita, baik dalam olah 1okal, olah gerak, ekspresi dan sebagainya. Seorang pencerita harus pandai-pandai mengembangkan berbagai unsur penya ian cerita sehingga ter adi harmoni yang tepat. Secara garis besar unsur'unsur penya ian cerita yang harus dikombinasikan secara proporsional adalah sebagai berikut , (5) (arasi (6) )ialog (7) Bkspresi (terutama mimik muka) (8) Cisualisasi gerak%#eragaan (acting( (9) *lustrasi suara, baik suara laDim maupun suara tak laDim (:) !edia%alat peraga (bila ada) (;) $eknis ilustrasi lainnya, misalnya lagu, permainan, musik, dan sebagainya. a+ Te'ni' /encerita'an %e)ara! 5) &uasailah alur cerita, adegan, dialog dari sumber bacaanb yang terpercaya. Bila perlu bacalah berulang-ulang hingga benar-benar dikuasai. *ngatlah, penguasaan terhadap pakem cerita amat esensial pada enis cerita ini, bila tidak terkuasai kita akan ter ebak kepada impro1isasi yang merusak. 6) .eritakan kisah se arah apa adanya, tanpa bumbu-bumbu cerita yang tidak rele1an, angan bumbui kisah per uangan yamh agung dengan humor, apabila memang dirasa tidak tepat. 7) @saha untuk membuat cerita lebih menarik biasanya di"okuskan pada unsur suspence, ekspresi, penekanan pada adegan-adegan heroik dan dialog yang kuat. 8) Bagianbagian cerita yang belum saatnya disampaikan pada usia anak tertentu hendaknya disunting secara bi aksana, tanpa mengganggu keutuhan se arah.usahakanlah agar cerita yang terlalu bercabang-cabang dapat terangkai dalam satu alur yang padu. 9) Sampaikanlah cerita se arah pada sekelompok anak yang memang belum pernah mendengarkannya, Bila ada anak yang tahu alan ceritanya, ingatkan se ak awal agar tidak mengganggu teman-temannya dengan dengan memberi komentar dan tebakan-tebakan, Bila tidak tahan untuk memberi komentar ditengahtengah cerita, ingatkanlah kembali secara bi aksana. $egurlah bahwa apa yang diucapkannya itu mengganggu kita, namun tetaplah tersenyum ramah. :) A aklah anak didik kita mengambil hikmah dari kisah itu, berikan moti1asi untuk meneladani tokoh dan perbuatan yang mulia, a aklah mereka men auhi perbuatan yang tercela. Sebaiknya nasehat yang diselipokan ditengah cerita tidak terlalu pan ang. <all ini akan terasa men engkelkan bagi anak-anak, hikmah sebaiknya disampaikan pada akhir cerita. &+ Te'ni' Mencerita'an $i'%i Berikut ini adalah langkah-langkah praktis penya ian cerita "iksi, 5) 6) 7) 8) 9) Satukan perhatian anak Lriendship $otal , Antusias%bersungguh sungguh $entukan tu uan dan alur cerita #ilihlah setting awalnya

:) ;)

$entukan tokoh-tokohnya , #rotagonis, Antagonis, $ritagonis, #embantu !unculkan kon"lik antar tokoh diatas

=) )etailkan cerita%terperinci , #ersoni"ikasi tokoh-tokohnya, adegan-adegannya, dialogdialognya, >) 5A) 55) 56) 57) )ramatisasi%menyangatkan *lustrasi suara , GaDim, tak laDim Suspence dan <umor #erhatikan situasi dan kondisi <appy ending

@ntuk mampu menguasai aspek-aspek keterampilan teknis dari unsur penya ian cerita diatas tentu sa a membutuhkan persiapan yang baik. Selain itu, keluasan dalam bercerita sehingga berbagai unsur diatas dapat tersa i secara padu hanya dapat dikuasai dengan pengalaman dan latihan-latihan yang tekun. Bercerita memang salah satu bagian dari keterampilan menga ar. Sebagai sebuah keterampilan penguasaannya tidak cukup hanya dengan memahami ilmunya secara teoritik sa a. 4ang lebih penting dari itu adalah keberanian dan ketekunan dalam mencobanya secara langsung. *tulah sebabnya, latihan-latihan tertentu yang rutin sangat dibutuhkan. 4ang elas, keterampilan teknis bercerita hanya dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman praktik. (ah, selamat berlatih, selamat mencoba, dan F.. selamat bercerita F.HHHH . Ma'a#a! III ASPEK KREATI0ITAS DALAM BERCERITA TIPS AMPUH BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA A+ READ A ST1R2 3 Me/&aca'an Cerita 5. Bacalah terlebih dahulu sebelum dibacakan didepan anak-anak 6. pastikan tempat duduk didepan agar dapat dilihat dari berbagai arah 7. Sampaikan tata tertib selama mendengar cerita 8. angan terpaku pada buku perhatikan uga reaksi anak-anak pada saat membacakan buku

9. Sebutkan identitas buku, seperti udul dan pengarang supaya anak-anak bela ar menghargai karya orang lain :. #egang buku disamping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan

;. bacalah dengan lambat dengan kualitas tutur yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya =. Saat tangan kanan menun uk gambar, arah pehatian disesuaikan dengan urutan cerita >. $etaplah bercerita pada saat tangan membuka halaman berikutnya 5A. pada bagian-bagian tertentu, berhentilah se enak untuk memberikan komentar, atau untuk memberikan kesempatan anak berkomentar 55. perhatikan semua anak dan berusahalah untuk men alin kontak mata dengan mereka, cek apakah mereka masih berminat menyimak cerita atau sudah mulai menu ukkan kebosanan 56. sering-seringlah berhenti untuk menun ukkan gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan semua anak dapat melihat gambar tersebut 57. #astikan semua ari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selan utnya 58. lakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak. +angan bercerita lebih dari 5A menit 59. libatkan anak dalam cerita supaya ter alin komunikasi multiarah B+ PERAGA GAMBAR 4ga/&ar %eri, #e-a%, ga/&ar -#ane#5 5. #ilihlah gambar yang bagus sesuai isi cerita berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relati" tebal, memiliki tata warna yang indah dan menarik, 6. @rutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detail cerita yang dikandungi oleh gambar dalam setiap lembarnya 7. #erlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita, gambar harus selalu menghadap anak. 8. Sinkronkan cerita dengan gambar, hati-hati angan salah mengambil gambar 9. Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan tidak menutup wa ah guru :. +ika perlu gunakan telun uk untuk menun ukkan ob ek tertentu dalam gambar demi ke elasan seperti menun uk gambar binatang, pohon, atau benda lain. ;. Sambil bercerita, perhatikanlah reaksi anak, amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak. C+ MEND1NGENG DENGAN PAPAN PLANEL 5. Siapkan gambar sesuai dengan cerita. Buatlah gambar semenarik mungkin 6. $empelkan gambar tersebut pada papn planel tepat ditengah anak, agar terlihat semua anak

7. Siapkan alat penun uk gambar, dan man"aatkan sebagai pemandu cerita 8. Setiap mulai bercerita, angan salah menyebutkan nama tokoh dan menun ukkannya pada gambar 9. Setelah digunakan, gambar yang telah diceritakan segera dilipat ke belakang atau ditumpuk dengan rapi :. Sesekali adakan dialog dengan anak-anak ;. Gibatkan anak dalam penghayatan karkter tokoh dengan cara menirukan arakter bersamasama mereka =. $ambahkan lagu-lagu ika perlu agar tercipta suasana senang dan gembira >. #astin anak-anak tetap memperhatikan gambar dan ekspresi guru dengan baik 5A. Apabila ada waktu dan dipandang perlu, susun kembali gambar di papan planel, dan mintalah anak-anak untuk menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri

D+ Ti-% Mencerita'an Se)ara!


5. &uasailah alur cerita, adegan, dialog dari sumber bacaan yang terpercaya. Bila perlu bacalah berulang-ulang hingga benar-benar dikuasai. *ngatlah, penguasaan terhadap pakem cerita amat esensial pada enis cerita ini, bila tidak terkuasai kita akan ter ebak kepada impro1isasi yang merusak. 6. .eritakan kisah se arah apa adanya, tanpa bumbu-bumbu cerita yang tidak rele1an, angan bumbui kisah per uangan yamh agung dengan humor, apabila memang dirasa tidak tepat. 7. @saha untuk membuat cerita lebih menarik biasanya di"okuskan pada unsur suspence, ekspresi, penekanan pada adegan-adegan heroik dan dialog yang kuat. 8. Bagian-bagian cerita yang belum saatnya disampaikan pada usia anak tertentu hendaknya disunting secara bi aksana, tanpa mengganggu keutuhan se arah.usahakanlah agar cerita yang terlalu bercabang-cabang dapat terangkai dalam satu alur yang padu. 9. Sampaikanlah cerita se arah pada sekelompok anak yang memang belum pernah mendengarkannya, Bila ada anak yang tahu alan ceritanya, ingatkan se ak awal agar tidak mengganggu teman-temannya dengan dengan memberi komentar dan tebakantebakan, Bila tidak tahan untuk memberi komentar ditengah-tengah cerita, ingatkanlah kembali secara bi aksana. $egurlah bahwa apa yang diucapkannya itu mengganggu kita, namun tetaplah tersenyum ramah. :. A aklah anak didik kita mengambil hikmah dari kisah itu, berikan moti1asi untuk meneladani tokoh dan perbuatan yang mulia, a aklah mereka men auhi perbuatan yang tercela. Sebaiknya nasehat yang diselipokan ditengah cerita tidak terlalu pan ang. <al ini akan terasa men engkelkan bagi anak-anak, hikmah sebaiknya disampaikan pada akhir cerita.

E+ Ti-% Mencerita'an $i'%i


5. Satukan perhatian anak , .iptakan Suasana &ondusi", "ocus melalui instruksi khusus, aneka tepuk, lagu penenang, hadiah, tata tertib dan sebagainya 6. Lriendship , Sikap dasar, sapaan dan mimik ceriam sebaiknya selalu kita tun ukkan kepada anak-anak, supaya tidak ada hambatan emosional antara pendongeng dengan pendengarnya. 7. $otal%Antusias%bersungguh sungguh , masi ingat dengan hukum -Stimuli berbanding lurus dengan respons, dalam hal bertutur cerita ini, bila kita tampil sungguh-sungguh maka tanggapan anak-anak akan sebanding dengan kesungguhan kita, adi ika kita ingin mereka responsi" dan komunikati", maka kesungguhan atau totalitas kita akan sangatmenentukan. 8. $entukan tu uan dan alur cerita , Apa yang akan kita capai harus tertuang sebagai pesan dari cerita yang akan kita sampaikan (positi"istik), tidak patut kita sampaikan cerita yang tak elas untrungannya (tuna makna). !aka tatalah penyampaian pesan tersebur dalam suatu alur yang sederhana dan mudah dimengerti anak-anak, sehingga pada akhirnya nilai-nilai yang kita trans"erkan dapat tersampaikan dengan baik dan akurat. 9. #ilihlah setting awalnya , @ntuk memulai cerita, anda bisa dengan memilih setting tempat seperti , )i sebuah desa yang damai F, )i $engah <utan lebat F, )i &era aan !a apahitF, )i #lanet !arsFdan sebagainya. Atau anda boleh uga memulainya dengan setting waktu, seperti, Oaman )ahulu kalaF, 6AAA tahun sebelum masehiF, #ada suatu malam yang gelap gulita F. dan sebagainya. :. $entukan tokoh-tokohnya , lakon%#rotagonis, musuh%Antagonis,penengah%$ritagonis, dan #embantu%"iguran. ;. !unculkan kon"lik antar tokoh diatas, dalam kon"lik inilah ter adi suatu pergulatan dan pembandingan antara kebaikan dan keburukan yang diwakili okeh para tokoh dalam cerita, kon"lik ini akan diikuti oleh anak-anak sehingga ter di proses penilaian serta identi"ikasi diri pada perilaku tokoh dalam cerita. =. )etailkan cerita%terperinci , Supaya lebih hidup dalam ima inasi anak-anak maka kita perlu menyampaikan secara detail personi"ikasi tokoh-tokohnya, adegan-adegannya, dialog-dialognya. >. *lustrasi suara , Sangat disarankan, para pendongeng memiliki kemampuam mengubahubah karakter suaranya, sehingga cerita men adi lebih menarik, dialog pun akan lebih berkesan, dan cerita men adi lebih hiduop serta segar. 5A. Suspence%ketegangan dan <umor, &e utan-ke utan yang mengarahkan perhatian, serta humor untuk memecah kebekuan perlu secara senga a maupun spontan dilakukan, agar men amin rentang perhatian dan daya tangkap anak selalu optimal.

55. #erhatikan situasi dan kondisi, para pendongeng harus eli melihat gelagat antusiasme, ketertiban maupun ke enuhan anak dalam mendengarkan cerita. supaya proses bercerita kita dapat tetap menarik dan tidak mengalami kegagalan. 56. <appy ending, +angan lupa, akhiri cerita kita secara happy ending, artinya lakon yang baik mendapatkan, keberhasilan, kebahagiaan atau kemenagan. Alangkah sedaihnya mereka, apabila mendengar Gakon idola mereka kalah atau mati. +ikalau lakon itu harus mati, tetaplah dalam kebahagiaan, seperti -*a pun meninggal dengan tersenyum F dan para malaikat dan bidadari menyambut ruh pahlawan itu, masuk ke dalam Surga yang indah dan tempat yang sangat wangi.

Anda mungkin juga menyukai