Disusun Oleh :
Kelompok 10
1. Dwi Safitri 1913053066
2. Erin Putriana 1913053051
3. Indra Dwi Darmadi 1913053038
4. Nabila Dwi Thayadi Utami 1913030591
5. Soleha Syabania 1913053014
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga
kami pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian dari bentuk
karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan
dalam bentuk tindakan atau perbuatan. Sementara itu, drama sendiri biasanya
diperankan oleh seseorang yang disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan
pementasan drama, aktor dan aktris ini akan membuat gerakan dan dialog sesuai
dengan teks drama untuk dipertontonkan kepada banyak orang.
Fabel adalah cerita yang menceritakan tentang kehidupan para binatang yang
bertingkah laku seperti manusia. Fabel adalah karangan fiksi atau fantasi
(imajinatif). Fabel juga sering disebut cerita yang mengandung moral karena
memiliki pesan-pesan yang berkaitan dengan moralitas. Para karakter dalam
cerita fabel adalah semua binatang. Hewan diberitahu bahwa mereka memiliki
alasan, perilaku, dan bahwa mereka dapat berbicara layaknya manusia. Karakter
dan jiwa manusia juga digambarkan dengan cara ini melalui figur binatang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Drama
Menurut etimologi, istilah drama berangkat dari bahasa Yunani yaitu “draomai”,
yang mana memiliki arti sebagai yang berbuat, berlaku, bertindak, dan beraksi.
Berdasarkan sejarah kata tersebut, teks drama dapat dipahami sebagai suatu
perbuatan atau tindakan yang ditulis dan selanjutnya digunakan dlam pementasan
di sebuah panggung. Drama adalah genre karya sastra berupa karangan yang
menggambarkan atau mengilustrasikan realita kehidupan, watak, dan tingkah laku
manusia dimana kisah di dalamnya disampaikan melalui peran dan dialog.
Pendapat lain mengatakan pengertian drama adalah jenis karya sastra yang
menggambarkan suatu kisah, watak, dan tingkah laku manusia melalui peran
dan dialog yang ditampilkan di atas panggung dalam beberapa babak.
Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian dari bentuk
karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan
dalam bentuk tindakan atau perbuatan. Sementara itu, drama sendiri biasanya
diperankan oleh seseorang yang disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan
pementasan drama, aktor dan aktris ini akan membuat gerakan dan dialog sesuai
dengan teks drama untuk dipertontonkan kepada banyak orang.
Ciri-ciri pada teks drama dapat digunakan untuk menandai atau membedakan teks
ini dengan teks lainnya. Selain itu, ciri-ciri drama juga menjadi tanda khusu
pembeda dengan karya sastra lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks drama
yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:
4
1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh
narator maupun tokoh.
2. Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.
3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh
aktor atau aktris yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.
4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.
6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.
7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
C. Unsur-Unsur Drama
1. Tema, yaitu yaitu gagasan utama atau ide pokok yang terdapat dalam cerita
drama.
2. Alur, yaitu jalan cerita dari sebuah drama, mulai dari babak awal hingga
babak akhir.
3. Tokoh, yaitu karakter dalam drama yang terdiri dari tokoh utama dan tokoh
pembantu.
4. Watak, yaitu tingkah laku para tokoh yang ada dalam drama; watak baik
(protagonis) dan watak jahat (antagonis).
5. Latar, yaitu gambaran mengenai tempat, waktu, dan situasi yang terjadi dalam
drama.
6. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang drama kepada
penonton melalui cerita drama.
D. Pengertian Fabel
Pengertian fabel berasal dari bahasa Latin fabula yang aslinya memiliki arti sama
dengan mitos di dalam bahasa Yunani. Pengertian fabel merupakan bentuk narasi
yang menampilkan hewan yang berperilaku dan berbicara seperti seorang
5
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian fabel adalah cerita
yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh
binatang dan berisi mengenai pendidikan moral dan budi pekerti. Sedangkan
menurut Kamus Oxford, pengertian fabel adalah cerita pendek, binatang menjadi
tokohnya untuk menyampaikan moral.
Sehingga pengertian fabel adalah sebuah cerita fiksi yang berupa dongeng dan
menceritakan atau menggambarkan mengenai budi pekerti manusia yang
diibaratkan pada binatang. Di dalam fabel, tokoh utamanya adalah hewan yang
jinak dan hewan yang liar. Melalui fabel, penulis berharap dapat memengaruhi
pembaca agar mencontoh hal yang baik.
E. Ciri-Ciri Fabel
1. Cerita fabel termasuk di dalam cerita fiksi atau bukan merupakan kisah nyata.
2. Tokoh-tokoh yang digambarkan adalah para binatang.
3. Watak tokoh pada binatang digambarkan seperti manusia, jadi ada yang baik,
rajin, suka membantu, tetapi ada juga yang buruk, misalnya suka berbohong,
sering mencuri, dan lain sebagainya.
4. Tokoh para binatang digambarkan bisa berbicara sama seperti manusia pada
umumnya.
5. Fabel biasanya menggunakan latar tokoh seperti alam, baik hutan, sungai,
sawah, dan lain sebagainya.
6. Cerita dari fabel biasanya memiliki alur rangkaian peristiwa yang
menunjukkan adanya kejadian sebab-akibat yang dirangkai menjadi rangkaian
sebab-akibat dari awal sampai akhir cerita.
6
7. Di dalam fabel, cerita fabel ini mengandung amanat atau moral cerita yang
bisa dipetik oleh pembaca.
8. Ciri bahasa pada fabel biasanya menggunakan kalimat naratif, yakni berupa
kalimat langsung dan menggunakan bahasa percakapan.
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Naskah Drama
Nabila : Pada zaman dahulu, ada seorang gembala biri-biri. Setiap hari, dia akan
menjaga biri-biri di tepi bukit.
Indra : Saya gembala biri biri. Semua dijaga rapi rapi. Sudah di bawa makan mari.
Boleh berehat senang hati
Sholeha dan Erin : Kami biri-biri si Indra. Hari hari makan rumput je. Jalan bersama
atas bukit. Nikmati indahnya dunia
Erin : Saya kambing yang paling cantik. Saya suka, saya suka.
Nabila : Penggembala menjaga biri-biri setiap hari. Lama-kelamaan, dia mulai bosan
dengan kerjanya. Tetapi pada satu hari... dia pun menjerit.
Indra : Aha! Saya tahu, saya tahu! Hahaha! Marvelous! Marvelous! Tolong! Tolong!
Ada serigala di sini! Tolong! Tolong! selamatkan biri biri!
Dwi & Nabila : Serigala? Serigala? Mana? Mana? Mari kita tolong!
Indra : Hahaha...
Indra : Hahaha, seru juga ternyata. Panggil sekali lagi, tak apa kan? Tolong! Tolong!
Ada serigala di sini! Tolong! Tolong! Selamatkan biri-biri
Dwi & Nabila : Serigala? Serigala? Mana? Mana? Mari kita tolong!
Indra : Hahahahaha...
Dwi : Wahai penggembala! Kalau kamu panggil, kami tak akan percaya lagi!
Indra : Hahaha, sakit perut saya. Baiklah, baiklah! Saya tak buat lagi.
Dwi : Grr! Awooo! Grr! Akulah serigala yang lapar! Aku mahu biri-biri! Nyam,
nyam, nyam! Hahaha!
Indra : Tolong! Tolong! Ada serigala di sini! Tolong! Tolong! Habis biri-biri saya!
Erin : AAAAA.... Tolong! Saya tak mau kena makan! (berteriak dan berlari)
Indra : Biri-biri saya dah hilang. Habis dimakan serigala. Kamu semualah tak ada
yang dating. Tinggal saya seorang saja
Dwi & Nabila : Itulah orang sudah kata, jangan biasa memperdaya. Nanti orang dah
tak percaya, bila terkena akibatnya!
Dwi : Kawan-kawan, jangan sesekali kita menipu, kalau kita berkata benar sekalipun,
orang sudah tak percaya.
Semuanya : Tamatlah sudah cerita kami, terima kasih dan jumpa lagi...
B. Unsur Intrinsik
1. Tema. Pada cerita “Penggembala Biri-Biri dan Serigala” ini, temanya adalah
tentang kebohongan. Seperti yang dilakukan oleh penggembala yang berulang
kali berteriak minta tolong diserang serigala padahal hal itu tidak terjadi sama
sekali.
2. Tokoh dan Perwatakan. Penggembala digambarkan memiliki sifat jahil dan
suka berbohong. Ia tidak pernah kapok mengerjai penduduk meskipun sudah
ditegur untuk tidak mengulangi perbuatannya. Kemudian ada penduduk yang
baik dan rela meninggalkan pekerjaannya demi menolong sang penggembala.
Selanjutnya ada serigala yang kelaparan dan para domba yang dimangsa.
10
3. Latar. Latar tempat yang disebutkan dalam cerita “Penggembala Biri-Biri dan
Serigala” yakni di tepi bukit.
4. Alur. Alur dari cerita ini menggunakan alur maju. Ceritanya dimulai dari
seorang penggembala yang merasa bosan dengan kerjanya dan memutuskan
untuk membuat kebohongan. Ia berteriak meminta tolong seolah ada serigala
yang datang menyerangnya. Kebohongan itu dilakukannya berkali-kali. Para
penduduk yang awalnya tulus menolong pun lama-kelamaan kesal dan tidak
percaya lagi dengan penggembala.
5. Amanat. Amanat yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah jangan pernah
berbohong hanya untuk bercanda. Karena jika terlalu sering berbohong, saat
kamu berkata jujur, orang-orang sudah tidak percaya lagi kepadamu.
C. Unsur Ekstrinsik
D. Sinopsis
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, para pembaca bisa mendapatkan ilmu baru.
Namun, penyusun tentunya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Gramedia. 2021. Pengertian Drama: Ciri, Unsur, Jenis, Struktur, Dan Contohnya.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-drama/ (Diakses pada 10
Desember 2022)
Zakky. 2019. Unsur-Unsur Drama (Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Naskah Drama).
https://www.zonareferensi.com/unsur-unsur-drama/ (Diakses pada 11
Desember 2022)