Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SENI PERTUNJUKAN MELAYU

SENI DRAMA SI LANCANG

DISUSUN OLEH:
ARINDRA ZINDHA DERISAN
MAULANA FARID BONARTUA
LAURA SALSABILLA
SHAFA AZ ZAHRA
VALERINA DONEL
YULI CHANDRAWATI

KELAS XI MIPA 6
SMAN 8 PEKANBARU
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Kami selaku tim penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas
dari mata pelajaran Budaya Melayu Riau dengan judul makalah ‘’ Seni Pertujukan
Drama si Lancang’’
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Budaya Melayu Riau kami , Pak Teja Pratama Putra S.Pd, yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, 13 Februari 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I ( PENDAHULUAN ) .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumus Masalah .......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................................... 2
BAB II ( ISI ) .......................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian .................................................................................................................................... 3
2.2 Sejarah............................................................................................................................................ 4
2.3 Tata Rias dan Busana .............................................................................................................. 4
2.3 Tokoh .............................................................................................................................................. 5
2.3 Properti .......................................................................................................................................... 5
BAB III ( PENUTUP ) ........................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 6
3.2 Saran ............................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 7
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 8
5.1 Naskah ............................................................................................................................................ 8
5.2 Dokumentasi............................................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam KBBI, pertunjukan berarti sesuatu yang dipertunjukkan atau
tontonan. Seni pertunjukan pada dasarnya ungkapan budaya dalam
menyampaikan kreativitas yang mengandung nilai-nilai budaya dan norma-
norma estetik artistik yang berkembang sesuai dengan zaman. Dipengaruhi oleh
proses akulturasi sehingga melahirkan perubahan dan transformasi dalam
berbagai bentuk tanggapan budaya.Seni pertunjukan dinikmati apabila disaksikan
secara langsung.Seni pertunjukan berfungsi sarana hiburan, pewarisan nilai-nilai
dari suatu generasi ke generasi berikutnya, serta keterkaitan sistem religi yang
hidup pada komunal pemiliknya.
Seni pertunjukan Melayu adalah seni pertunjukan tradisional yang tumbuh
dan berkembang di alam Melayu, berperan sebagai pewarisan nilai-nilai,
ungkapan syukur, yang dimiliki secara komunal masyarakat pendukungnya. Seni
pertunjukan Melayu berbentuk kompleks melibatkan berbagai jenis karya seni.
Seni pertunjukan umumnya tidak dapat berdiri sendiri sehingga sering disebut
bentuk seni yang kompleks.
Setiap wilayah di Riau memiliki beragam jenis seni pertunjukan dengan
bentuk dan struktur yang khas. Keberagaman tersebut dipengaruhi interaksi
wilayah tersebut dengan budaya luar. Dilihat dari bentuk, seni pertunjukan
Melayu meliputi berbagai cabang seni yang terditi dari drama, tari, musik, dan
cerita.
Salah satu nya adalah seni drama merupakan salah satu karya sastra dengan
dialog dan dipentaskan di atas panggung yang mengacu pada naskah drama yang
telah disiapkan. Penulisan naskah drama diambil melalui kejadian nyata
bersumber dari kehidupan manusia maupun kejadian fiktif yakni berdasarkan
imajinasi penulis. Naskah drama ditulis dalam dialog dan dipentaskan oleh aktor
dengan menggambarkan kejadian kehidupan melalui pertikaian dan konflik yang
terjadi di atas panggung. Salah contoh seni drama yang berasal dari budaya
melayu adalah drama Si Lancang.

1
1.2 Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan yaitu :
1. Bagaimana kondisi kejiwaan tokoh-tokoh dalam seni drama Si Lancang ?
2. Apa makna dari seni drama Si Lancang ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk mengetahui pentingnya seni
pertunjukan drama melayu. Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui kondisi kejiwaan tokoh-tokoh dalam seni drama Si


Lancang.
2. Untuk mengetahui karakteristik seni drama melayu.

3. Untuk mengetahui makna dari seni drama Si Lancang.

1.4 Manfaat Penulisan


Pada prinsipnya penelitian dilakukan dapat memberikan hasil optimal dan
bermanfaat baik bagi peneliti, lembaga pendidikan maupun bagi pembaca naskah.
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Memperoleh pengetahuan serta wawasan tentang drama Si Lancang.
2. Memperoleh pemahan tentang naskah drama Si Lancang.
3. Menambahkan pengetahuan tentang makna drama Si Lancang.
4. Mengembangkan keterampilan seni drama.
5. Menjaga warisan seni pertunjukan yaitu seni drama melayu Si Lancang.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian
Drama si Lancang salah satu karya seni drama melayu yang diangkat dari
legenda kabupaten Kampar. Seni drama ini memadukan unsur cerita, dialog, dan
musik pengiring. Tokoh utama yang ditampilkan berupa orang yang fakir miskin
yang hidup Bersama emaknya, dan merantau hingga menjadi seorang tokoh yang
kaya raya. Tokoh utama akan menjadi anak yang durhaka setelah berhasil menjadi
orang kaya dan menikahi seorang wanita yang cantik dan kaya raya. Saat tokoh
utama sebagai anak durhaka, maka akan bertingkah laku seperti seorang yang
tidak menganggap ibundanya sebagai orang tua. Pemain akan menunturkan cerita
nya dengan cara mengekspresikan karekter tokoh dengan mimik wajah dan gerak
tubuh sesuai dengan kepribadian tokoh. Secara singkat drama si Lancang memiliki
tujuh fungsi pelaku yaitu:
1. Absentation (ketiadaan), seorang anggota keluarga meninggalkan rumah.
2. Departure (keberangkatan), Lancang pergi merantau untuk
mengumpulkan uang.
3. Wedding (perkawinan dan naik tahta), Lancang menikahi seorang wanita
dan naik tahta.
4. Return (kepulangan kembali), Lancang yang kembali ke kampungnya
setelah berhasil menjadi orang kaya.
5. Unrecognized arrival (datang tak dikenali), Lancang yang tidak dikenali
datang ke negerinya atau ke negeri orang lain.
6. Recognition (Lancang dikenali), Lancang yang dikenal oleh emaknya.
7. Punissment (hukuman bagi pendurhaka), sebuah hukuman bagi Lancang
karena telah durhaka.

2.2 Sejarah
Drama melayu si Lancang yang diangkat dari cerita rakyat sebuah legenda
yang berasal dari provinsi Riau, di Kabupaten Kampar. Drama ini telah
memberikan nilai pendidikan kepada anak-anak untuk tidak bersikap durhaka
kepada orang tuanya, terutama sang ibu. Semua anak haruslah berbakti kepada

3
orang tua, sebagaimana mereka yang telah merawat dan mendidik kita dari kecil.
Karena ibulah yang melahirkan kita.

2.1 Tata Rias Dan Busana


Tata rias berkaitan riasan pemain, sedangkan tata busana berkaitan
kostum pemain. Tata rias dan tata busana tidak dapat dipisahkan dan satu bagian
dalam pementasan seni drama. Dalam pertunjukan seni drama, tata rias dan tata
busana menjadi hal yang paling dicermati dan tidak boleh melencang dati tema.

Tata rias seni drama si Lancang menggunakan makeup alami dan warna
yang mencerminkakn alam dan lingkungan sekitar. Tata rias membantu kesan
lebih auntentik dan tradisional melayu itu sendiri.

Busana yang dikenakan para pemain drama si Lancang terdiri dari pakaian
tradisional melayu yang terbuat alami dengan sesuai peran tokoh yang dimainkan.
Busana dilengkapi aksesoris seperti kain sutra dan perhiasan. Pada busana
Lancang mengenakan baju lusuh saat menjadi orang miskin dan baju kurung cekak
musang dengan dilengkapi tanjak dan kain samping saat menjadi orang kaya. Dan
begitu pula istrinya menggunakan baju kurung dengan motif bunga yang
dilengkapi kain sutra, tas kecil dan kipas sebagai perhiasan. Emak menggunakan
baju kurung dengan bawahan songket khas melayu, Siti mengenakan baju kebaya
laboh dan dilengkapi tas, Ustadzah menggunakan baju gamis bermotif, dan ABK
menggunakan baju khusus ABK.

2.4 Tokoh
Drama melayu si Lancang memiliki total 6 pemain sesuai dengan
karakternya masing-masing. Narator drama melayu si Lancang dibacakan oleh
Arindra Zindha Derisan. Tokoh drama si Lancang yaitu:
1. Si Lancang : Maulana Farid Bonartua
2. Emak Lancang : Laura Salsabilla
3. Istri Lancang : Shafa Az Zahra
4. Ustadzah : Valerina Donel
5. Siti : Yuli Chandrawati
6. ABK : Arindra Zindha Derinsan

4
2.5 Properti
Dalam sebuah pementasan seni drama, terdapat istilah properti. Properti
merupakan sebuah benda atau pakaian yang digunakan para pemeran untuk
mendukung dan menguatkan aktingnya ketika drama sedang berlangsung. Dalam
seni drama si Lancang akan dilengkapi beberapa property seperti sebuah kapal,
setir kapal, tongkat emak, kipas dan tas istri lancang, tas siti, dan pedang ABK.

5
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, makalah seni pertunjukan itu sendiri memiliki fungsi
sendiri. Menurut Edi Sedyawati (2006), senu pertunjukan memiliki beberapa
fungsi, yaitu : fungsi religious, fungsi edukatif, fungsi peneguhan integrase sosial,
fungsi hiburan, dan fungsi ekonomi. Seni drama si Lancang merupakan seni drama
melayu yang menampil 6 tokoh yaitu, Lancang, Emak Lancang, Istri Lancang, Siti,
Ustadzah dan ABK. Drama yang memandukan unsur cerita, dialog, dan musik
pengiring Drama melayu si Lancang yang berasal dari Kabupaten Kampar yang
diangkat dari cerita rakyat atau legenda melayu . Tokoh utama yang ditampilkan
berupa orang yang fakir miskin yang hidup Bersama emaknya, dan merantau
hingga menjadi seorang tokoh yang kaya raya. Tokoh utama akan menjadi anak
yang durhaka setelah berhasil menjadi orang kaya dan menikahi seorang wanita
yang cantik dan kaya raya. Pemain akan menunturkan cerita nya dengan cara
mengekspresikan karekter tokoh dengan mimik wajah dan gerak tubuh sesuai
dengan kepribadian tokoh.
Drama si Lancang ini telah memberikan nilai pendidikan kepada anak-anak
untuk tidak bersikap durhaka kepada orang tuanya, terutama sang ibu. Semua
anak haruslah berbakti kepada orang tua, sebagaimana mereka yang telah
merawat dan mendidik kita dari kecil. Karena ibulah yang melahirkan kita. Karena
itu kita harus selalu menghormati dan jangan durhaka kepada orang tua, tetap
sayangi orang tua dan menghargai mereka sebaik mungkin.

3.1 Saran
Demi terciptanya sebuah masyarakat yang memiliki aroma seni yang pekat
di mata internasional, dan tetap terjaga nya warisan seni pertunjukan melayu,
Penulis mengharapkan agar seni drama mendapatkan perhatian yang tinggi, baik
di kalangan biasa, pendidikan, pebisnis maupun pemerintah.

6
DAFTAR PUSTAKA

Taufik Ikram Jamil, dkk. 2018. Pendidikan Budaya Melayu Riau

Lailita Nurrahmi Putri (2010, Desember 28) Catatan si Iay : Naskah Drama
Melayu (8 pemain) si Lancang. Ilay984.blogspot.com
http://ilay984.blogspot.com/2010/12/naskah-drama-melayu-8-
pemain.html?m=1

Yoga Adi Prasetyo (2020, Mei 17) Film Si Lancang : Lighting dan Sinematografi.
Youtube.com
https://www.youtube.com/watch?v=KNbJk_vjHIk

Serifica Gischa (2022, April 26) Pengertian Seni Drama Para Ahli dan Fungsinya.
KOMPAS.COM
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/26/140000369/pengertian-
seni-drama-para-ahli-dan-fungsinya-
?page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%2D%20Seni%20drama%20merup
akan,keindahan%20yang%20dapat%20dinikmati%20penonton.\\

Serifica Gischa (2022, April 28) Tata Rias dan Tata Busana dalam Pementasan
Drama. KOMPAS.COM
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/28/180000769/tata-rias-
dan-tata-busana-dalam-pementasan-drama-

Ari Wibowo (2015, Mei 19) Makalah Drama. Penulisbima.blogspot.com


http://penulisbima.blogspot.com/2015/05/makalah-drama.html

(2012) Makalah tentang drama. Anekamakalah.com


https://www.anekamakalah.com/2012/10/makalah-tentang-drama.html

Sumaryadi, FBS Universitas Negeri Yogyakarta. SENI DRAMA DAN PENDIDIKAN


KARAKTER. Staff.uny.ac.id
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/drama-karakter%20(EDIT).pdf

(2013,Januari) Makalah Pertunjukan Drama. Siat.ung.ac.id


http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2013-1-88209-341408003-bab1-
29072013045637.pdf

Chrisna Putri Kurniati (2016, Oktober) CERITA RAKYAT KAMPAR ‘’SI


LANCANG’’: ANALISIS FUNGSI PELAKU. Media.neliti.com
https://media.neliti.com/media/publications/235650-cerita-rakyat-kampar-
si-lancang-analisis-5fbc3ac8.pdf

7
LAMPIRAN

5.1 Naskah
Konon pade zaman dahulu hiduplah seorang wanite miskin dengan anak laki– lakinye
yang bername si Lancang. Mereke berdue tinggal di sebuah gubuk reot di sebuah
negeri bername Kampar. Ayah si Lancang telah lame meninggal dunie. Emak Lancang
bekeje menggarap ladang orang lain, sedangkan si Lancang menggembalakan ternak
tetanggenye.
Pade suatu hari, si Lancang betul – betul mengalami puncak kejenuhan. Die sudah
bosan hidup miskin. Die ingin merantau dan mengumpulkan uang agar kelak menjadi
orang kaye.

Lancang : Emak, Lancang sudah tak tahan lagi hidup miskin macam ni.
Lancang nak pegi merantau Mak!
Emak : Ape? Nak merantau? Aduh, macam mane ye Nak…?
Lancang : Ayolah Mak…! Izinkan Lancang merantau ye Mak…?
Emak : Baiklah Lancang… Kau boleh merantau, tetapi… Jangan lupakan emak
kau ni! Jike nanti kau Sudah menjadi orang kaye, segeralah balik!
Lancang : Benarkah Emak mengizinkan?
Emak : Iye…
Lancang : Wah terime kaseh Mak! Terime kaseh! Nanti saye pasti nak menjadi
kaye raye! Dan saye tak nak gi bekeje sebagai pengembale yang membosankan tu!
Emak : Hhh…
Lancang : Janganlah bersedih Mak… Lancang tak nak melupakan Emak di
sini… Jike nanti sudah kaye, Lancang pasti balik Mak!
Emak : Baiklah Nak. Besok pagi – pagi sangat kau boleh berangkat! Nanti
malam Mak nak membuatkan lumping dodak tuk kau makan diperjalanan nanti.
Lancang : Terime kaseh ye Mak…
Keesokan harinye…
Lancang : Mak, Lancang pamit… Do’akan Lancang ye mak…
Emak : Iye Lancang, Emak pasti nak mendoakan kau selalu! Ni lumping dodak
tuk bekal kau di jalan!
Lancang : Terime kaseh Mak… Lancang pegi… Assalamualaikum!
Emak : Waalaikumsalam! Hati – hati nak!

Bertahun – tahun sudah Lancang di rantauan. Akhirnye die pun menjadi seorang
pedagang kaye. Die memiliki puluhan kapal dagang dan ratusan anak buah. Istrinye
pun cantik dan berasal dari keluarge kaye pule. Sementare Emak si Lancang hidup
miskin seorang diri di kampungnye. Suatu hari Lancang nak mengajak istri – istrinye
tuk pegi berlayar ke Andalas.
Lancang : Wahai istriku! Saye nak mengajak kalian tuk berlayar ke Andalas!
Istri : Hah? Benarkah Kakande?
8
Lancang : Iye.
Istri : Wah! Ni pasti nak menyenangkan! Kakande, bolehkah kami membawa
perbekalan yang banyak?
Istri : Kami nak berpeste pore di atas kapal.
Lancang : Tentu! Bawalah perbekalan sebanyak yang kalian mau!
Istri : Terime kaseh Kakande!

Istri Lancang membawe begitu banyak perbekalan, mulai dari makanan hingga alat
musik tuk berpeste. Mereke juge membawe kain sutre dan perhiasan yang banyak.
Sejak berangkat dari pelabuhan, seluruh penumpang kapal si Lancang berpeste pore.
Mereke bermain musik dan bernyanyi sepanjang pelayaran. Hingga akhirnye kapal si
Lancang merapat di Sungai Kampar, kampung halaman si Lancang.
ABK : Hoi…! Kite sudah sampai!
Ustadzah : Wah! Si Lancang rupenye! Die sudah jadi orang kaye!
Siti : Megah betul kapalnye! Syukurlah jike die masih ingat kampung
halamannye ni.
Ustadzah : Sebaiknye kite beritahukan kedatangan Lancang ni kepade
Emaknye! Beliau sudah begitu lame menunggu kedatangan si Lancang.
Siti : Betul Ustadzah! Mari kite beritahukan!
Di rumah si Lancang…
Ustdzh,Siti : Assalamualaikum!
Emak : Waalaikumsalam! Oh, Ustadzah dan nak Siti! Mari, silakan masuk!
Ustadzah : Tak usah Mak, terime kaseh. Kami kemari cume nak memberitahukan
perihal kepulangan si Lancang!
Siti : Iye Mak! Lancang sudah balik, dan die sudah menjadi orang kaye!
Emak : Betul tu? Alhamdulillah…! Akhirnye balik juge si Lancang! Terime
kaseh atas kabarnye ye! Saye nak menemui Lancang dulu!
Ustadzah : Mari kami antar Mak!
Emak : Ye, terime kaseh banyak.
Sesampainye di kapal…
Emak : Subhanallah! Megah betul kapal ni! Saye nak naik dan menemui
Lancang!
ABK : Hai wanite buruk! Janganlah kau naik ke kapal ni! Pegi dari sini!
Emak : Tapi… Aku adalah Emak si Lancang…
ABK : Hah?! Mustahil Tuan Lancang punye emak macam kau! Pegi kau!
Lancang : Ape perkare ni?! Ribut betul lah kalian!
ABK : Ampun Tuanku…Begini Tuan… Wanite tue ni nak naik ke kapal dan die
juge mengaku – ngaku sebagai ibu dari Tuanku.
Istri : Hah?! Benarkah wanite tue ni adalah ibu Kakande?
Istri : Mengape selame ni Kakande tak pernah menceritakan tentangnye?
Lancang : Bohong! Die bukan ibuku! Usir die dari kapalku!
Emak : Oh, Lancang anakku! Aku adalah emakmu!
Lancang : Manelah mugkin aku punye emak tue dan miskin macam kau!

9
Siti : Apelah cakap kau ni Lancang! Beliau ni adelah emak kau! Tak
sepantasnye kau cakap macam tu pade emak kau!
Ustadzah : Istighfar Lancang! Istighfar!
Lancang : Diam kalian! Jangan ikut campur urusanku! Dasar orang – orang
kampung! Kelasi! Cepat usir mereke semue tu dari kapalku!
ABK : Pegi! Pegi kalian dari sini!
Emak : Astaghfirullah!
Sesampainye di rumah Lancang…
Siti : Masya’Allah! Kami tak menyangke Lancang nak menjadi macam tu!
Ustadzah : Iye… Mak, yang sabar ye… Kami permisi dulu ye Mak.
Ustdzh,Siti : Assalamualaikum!
Emak : Waalaikumsalam! Terime kaseh ye…
Emak lalu mengambil lesung dan nyiru pusake sambil berdo’a…
Emak : Ya Allah… Si Lancang telah kulahirkan dan kubesarkan… Namun
setelah kaye… Die tak mau mengakuiku sebagai emaknye… Ya Allah, tunjukkan
padenye kekuasaan-Mu…!
Dalam sekejap tibe – tibe angin topan berhembus dengan kencang. Petir menggelegar
menyambar kapal si Lancang. Gelombang Sungai Kampar menghantam kapal si
Lancang hingga hancur berkeping – keping. Semue orang di atas kapal tu berteriak
kebingungan, sementare penduduk berlarian menjauhi sungai.
ABK : Akh! Ade ape dengan kapal ni?!
ABK : Aaaakh…!
Istri : Ya Allah! Ade ape ni?!
Istri : Astaghfirullah!
Lancang : Emaaak…! Si Lancang anakmu pulang! Maafkan aku Mak…! Maafkan
aku…!
Barang-barang yang ade di kapal si Lancang berhamburan dihempas badai. Kain sutra
yang dibawe si Lancang dalam kapalnye melayang - layang. Kain tu lalu berlipat dan
bertumpuk menjadi Negeri Lipat Kain yang terletak di Kampar Kiri. Sebuah gong
terlempar dan jatuh di dekat gubuk Emak si Lancang di Air Tiris, menjadi Sungai
Ogong di Kampar Kanan. Sebuah tembikar pecah dan melayang menjadi Pasubilah
yang letaknye berdekatan dengan Danau si Lancang. Di danau itulah tiang bendere
kapal si Lancang tegak tersise. Bile sekali waktu tiang bendera kapal si Lancang tu
tibe- tibe muncul ke permukaan danau, make pertande akan terjadi banjir di Sungai
Kampar. Banjir itulah air mate si Lancang yang menyesali perbuatannye kerana
durhake kepada Emaknye.

10
5.2 Dokumentasi

1. Hari pertama 2. Hari kedua 3. Hari ketiga

11
4. Hari keempat 5. Hari kelima 6. Hari keenam

12

Anda mungkin juga menyukai