Anda di halaman 1dari 12

DRAMA TRADISIONAL (KONAH)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sastra Madura


Yang diampu oleh Ulfa Sufiya Rahmah, M.Pd.

Oleh:
Ichwanun Naja 21381071012
Moh. Jovan Andrie Fahrian 21381071021

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH
IAIN MADURA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi taufik, hidayah, serta
inayah-Nya sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya termasuk
juga dengan kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang terdapat
pada mata kuliah SASTRA MADURA di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.

Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada rekan-rekan yang sudah
membantu, serta dari berbagai pihak lain yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah
ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran, sanggahan, serta kritik
yang dapat membangun untuk dapat memperbaiki tugas makalah selanjutnya. Dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca mengenai materi pembelajaran serta seluk
beluknya. Dan tidak lupa permohonan maaf dari kami apabila terdapat kekurangan dan kesalahan
dalam bentuk apapun yang terdapat dalam makalah ini.

Pamekasan, 19 November 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan masalah.....................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Sejarah Drama Tradisional....................................................................................................3
B. Definisi Drama Tradisional...................................................................................................3
C. Ciri-Ciri Drama Tradisional..................................................................................................4
D. Jenis-Jenis Drama Tradisional..............................................................................................4
E. Contoh Drama Tradisional di Jawa Timur............................................................................5
BAB III............................................................................................................................................7
PENUTUP........................................................................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bangsa kita tentunya sudah mengenal drama sejak zaman dulu. Keberadannya
ditandai dengan adanya kegiatan ritual keagamaan yang dilakukan oleh para pemuka
agama dan diikuti oleh masyarakat sekitar. Karena kegiatan ritual keagamaan erat
kaitannya dengan kehidupan masyarakat, maka kegiatan ritual ini kemudian mengalami
perkembangan dengan dimasukkannya unsur tari dan musik sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat pada saat itu juga. Berdasarkan cara-cara melakukan upacara
keagamaan itu lahirlah tontonan drama, yang kemudian berkembang sesuai dengan selera
masyarakat dan perkembangan zaman.1
Drama merupakan sebuah karya seni yang berupa dialog yang kemudian
dipentaskan. Sering kita jumpai drama tersebut dimasukkan dalam ranah kesusastraan,
karena menggunakan bahasa sebagai media penyampaian pesan. Berdasarkan teknik
pementasannya, drama di bedakan menjadi dua yaitu drama tradisional dan drama
modern. Drama tradisional bersumber dari tradisi masyarakat dan tidak menggunakan
naskah atau skenario sehingga dialog dan akting dilakukan secara improvisasi. Biasanya
dipentaskan dalam kegiatan agama atau tradisi masyarakat tertentu.2

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah drama tradisional?
2. Apa itu drama tradisional?
3. Apa saja ciri-ciri drama tradisional ?
4. Apa saja jenis-jenis drama tradisional?
5. Sebutkan contoh drama tradisional di jawa timur!

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah munculnya drama tradisional

1
Nabila Atika Putri, dkk, Ruang Lingkup Drama (Medan: Guepedia, 2020), 33.
2
Sumi Winarsih dan Sri Wahyuni, Siap Menghadapi Ujian Nasional SMA/MA 2009 (Grasindo, 2009), 63.

1
2. Untuk mengetahui apa itu drama tradisional
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri drama tradisional
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis drama tradisional
5. Untuk mengetahui contoh drama tradisional di jawa timur

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Drama Tradisional


Drama tradisional merupakan drama yang berkembang di kalangan budaya etnik
(suku bangsa) Indonesia. Drama tradisional dimulai sejak sebelum zaman Hindu. Pada
saat itu unsur-unsur drama tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara
ritual.3 Drama tradisional ini merupakan hasil kreatifitas berbagai suku bangsa Indonesia
di beberapa daerah. Dasar cerita yang digunakannya bersumber dari sastra lama seperti
pantun, syair, dongeng, legenda atau sastra lisan daerah lainnya. Karena bertolak dari
sastra lisan inilah, maka drama tradisional dipentaskan tanpa menggunakan naskah.
Semua dialog serta gerak laku aktor di atas panggung diungkapkan secara spontan dan
hanya mengandalkan improvisasi. Dalam penyajiannya, drama tradisional ini juga
dilakukan dengan menari, menyanyi dengan diiringi oleh tetabuhan serta sisipan lelucon,
dagelan, atau banyolan.

Kemunculan drama tradisional ini di Indonesia antar daerah satu dengan daerah
yang lainnya sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk drama
tradisional itu yang berbeda-beda, tergantung dari kondisi dan sikap budaya masyarakat,
sumber dan tata cara dimana drama tradisional itu lahir. 4

B. Pengertian Drama Tradisional


Drama tradisional merupakan drama yang dikembangkan dari tradisi lisan dan
berakar dari budaya dan tradisi masyarakat. 5 Drama tradisional lahir dan berkembang di
daerah tertentu, dan perkembangannya sesuai dengan kebudayaan daerah tersebut.6
Drama tradisional ini merupakan tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
Meskipun ada naskah, naskah itu hanya berupa kerangka cerita dan beberapa cacatan
yang berkaitan

3
Linda Puspita, Keanekaragaman Pembelajaran Seni Drama Nusantara & Mancanegara (Malang: UMM Press,
2017), 112.
4
Nabila Atika Putri, dkk, Ruang Lingkup Drama (Medan: Guepedia, 2020), 33-34.
5
Rian Damariswara, Konsep Dasar Kesusastraan (Banyuwangi: LPPM Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng,
2018), 126.
3
6
Harry Sulastianto, dkk, Seni Budaya (PT. Grafindo Media Pratama, 2006), 177.

4
dengan permainan drama. Watak, tokoh, dialog, dan gerak-geriknya diserahkan
sepenuhnya kepada pemain. Dengan cara seperti itu resiko kegagalan mungkin sangat
besar terjadi. Akan tetapi resiko kegagalan itu menjadi kecil jika para pemainnya sudah
banyak berpengalaman.7

C. Ciri-Ciri Drama Tradisional


Drama tradisional merupakan drama yang berkembang di kalangan masyarakat.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Bersifat improvisasi atau tanpa naskah

2. Pada umunya, dalam penampilannya memakai bahasa daerah

3. Umumnya cerita-cerita yang ditampilkan telah dikenal oleh masyarakat setempat

dan yang dipentingkan dalam pementasannya hanyalah jalan ceritanya

4. Berkembang secara perlahan

5. Memakai iringan musik tradisional

6. Pemeran dalam drama tradisional melakukan interaksi dengan penonton

7. Biasanya diambil dari cerita-cerita rakyat, legenda, sejarah atau cerita klasik

dari perwayangan.8

D. Jenis-Jenis Drama Tradisional


Drama tradisional masih terbagi lagi diantaranya sebagai berikut:

1. Drama Tutur

Drama tutur merupakan suatu jenis pementasan drama yang bertolak dari sastra
lisan yang dituturkan dan belum diperagakan secara lengkap. Proses pementasannya
hanya dituturkan oleh dalang dan sering dilakukan dengan menyanyi serta diiringi oleh
suatu tabuhan.

7
Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama (Grasindo, 2002), 11-12.
8
Tato Nuryanto, Apresiasi Drama (Rajawali Press, 2017), 23-24.

5
2. Drama Rakyat

Drama rakyat merupakan jenis drama yang berkembang dan hidup di tengah
masyarakat pedesaan. Pada umumnya dilakukan secara spontan dengan cerita-cerita yang
hidup di daerah tersebut. Cerita-cerita tersebut biasanya diambil dari cerita lisan atau
diambil dari sastra lisan. Seperti drama tutur, dalam pertunjukannya jenis drama ini juga
dilengkapi dengan musik tradisional, tari-tarian, serta lagu. Jenis drama ini juga dikenal
begitu akrab dengan penontonnya. Humor atau banyolan selalu spontan muncul sebagai
dialog segar dari para aktor yang kadang bisa dijawab oleh para penontonnya.

3. Drama Wayang

Drama wayang merupakan jenis drama yang penyajiannya menggunakan sarana


wayang sebagai pengganti aktris atau aktor. Wayang-wayang tersebut digerakkan oleh
seorang dalang.9

E. Contoh Drama Tradisional di Kabupaten Sumenep

1. Ludruk

Ludruk merupakan jenis drama rakyat yang berasal dari daerah Jombang, Jawa
Timur selain reog dan jemblung. Dalam perkembangannya, ludruk menyebar ke daerah-
daerah sebelah barat seperti Madiun, Kediri, sampai ke Jawa Tengah.

Dibandingkan dengan kesenian drama rakyat yang lainnya, ludruk memiliki ciri
khusus pada para pemainnya yang semuanya diperankan oleh laki-laki. Untuk peran

9
Ibid, 36-37.

6
wanitapun dimainkan oleh laki-laki. Hali ini terjadi karena pada zaman itu wanita tidak
diperkenankan muncul di depan umum.

Dengan menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timur yang segar dan penuh
dengan humor, para pemain ludruk biasanya memainkan cerita tentang segala hal yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar. Peralatan musik daerah yang digunakan untuk
mengiringi adegan ludruk ini terdiri dari kendang, cimplung, jidor, dan gambang.11

Ludruk ini juga dapat kita temukan di kabupaten Sumenep. Dengan


pertunjukannya yang menonjolkan tari, lawak, dan cerita-cerita penting tempo dulu, ini
selalu menyedot peratian masyarakat. Dengan bernuansa hiburan dan Pendidikan, ludrik
ini basis perkembangan mayoritas di Kecamatan Kalianget, Desa Tanjung, dan
Kecamatan Saronggi.

Selain sebutan ludruk, di kalangan masyarakat sendiri juga terkenal dengan


sebutan Ketoprak Madura. Meskipun ditengah budaya asing yang banyak menginfiltrasi,
ludruk masih banyak peminatnya. Hal ini terbukti ketika masyarakat mengadakan pesta
pernikahan, kesenian ludruk masih menjadi pilihan untuk memeriahkan acara tersebut.12

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Drama tradisional merupakan drama yang berkembang di kalangan budaya etnik (suku
bangsa) Indonesia dan lahir di daerah tertentu, yang perkembangannya sesuai dengan
kebudayaan daerah tersebut.. Drama tradisional dimulai sejak sebelum zaman Hindu. Pada
saat itu unsur-unsur drama tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara ritual.
Dasar cerita yang digunakannya bersumber dari sastra lama seperti pantun, syair, dongeng,
legenda atau sastra lisan daerah lainnya. Drama tradisional ini merupakan tontonan drama
yang tidak menggunakan naskah. Meskipun ada naskah, naskah itu hanya berupa kerangka
cerita dan beberapa cacatan yang berkaitan dengan permainan drama.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu kami
senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran maupun kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah berikutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Damariswara, Rian. Konsep Dasar Kesusastraan. Banyuwangi: LPPM Institut Agama Islam
Ibrahimy Genteng, 2018.
Harry Sulastianto, Harry, dkk. Seni Budaya. PT. Grafindo Media Pratama, 2006.
Nuryanto, Tato. Apresiasi Drama. Rajawali Press, 2017.
Puspita, Linda. Keanekaragaman Pembelajaran Seni Drama Nusantara & Mancanegara.
Malang: UMM Press, 2017.
Putri, Nabila Atika, dkk. Ruang Lingkup Drama. Medan: Guepedia, 2020.
Winarsih, Sumi dan Sri Wahyuni. Siap Menghadapi Ujian Nasional SMA/MA 2009. Grasindo,
2009.
Wiyanto, Asul. Terampil Bermain Drama. Grasindo, 2002.

Anda mungkin juga menyukai