Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI DAN APRESIASI DRAMA

“PERKEMBANGAN DRAMA DAN TEATER DI INDONESIA”

Dosen Pengampu: Dr. Hajrah, S.S., M.Pd.

Kelompok 2

Sri Rukmaeni Reza (1855041022)

Baharuddin (1855041018)

St. Majidah (1855042009)

Rindiani (1855042005)

Muh. Eka Febriawan S (1855042014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

T. A 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya tercurahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
menganugerahkan begitu banyak limpahan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ilmiah ini secara maksimal dan optimal. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tersampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alahi Wassalam yang telah
begitu banyak mengajarkan kebijakan dan menyebarkan ilmunya pada semua umatnya.

Makalah ini berjudul “Perkembangan Drama di Indonesia” yang berisikan informasi


mengenai Periode Drama Melayu-Rendah, Periode Drama Pujangga Baru, Periode Drama
Zaman Jepang, Periode Drama Sesudah Kemerdekaan, dan Periode Drama Mutakhir.

Makalah ini disusun dari berbagai sumber serta bantuan dari berbagai pihak. Adapun
tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Teori dan Apresiasi
Drama” serta untuk menambah wawasan Pembaca mengenai “Perkembangan Drama di
Indonesia”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hajrah, S.S., M.Pd. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Teori dan Apresiasi Drama sekaligus dosen pembimbing dalam
penyusunan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Rabu, 16 September 2020

Penyusun Kelompok II
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran............................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Perkembangan Drama di Indonesia......................................................................................3
1. Periode Drama Melayu-Rendah........................................................................................3
2. Periode Drama Pujangga Baru..........................................................................................4
3. Periode Drama Zaman Jepang..........................................................................................4
4. Periode Drama Sesudah Kemerdekaan.............................................................................4
5. Periode Drama Mutakhir...................................................................................................4
B. Perkembangan Teater di Indonesia.......................................................................................5
1. Teater Indonesia Periode 1920-an.....................................................................................6
2. Teater Indonesia Periode 1930-an.....................................................................................6
3. Teater Indonesia Periode 1940-an.....................................................................................6
4. Teater Indonesia Periode 1950-an.....................................................................................7
5. Teater Indonesia Periode 1960 – 1970-an.........................................................................7
6. Teater Indonesia Periode 1980 – 1990-an.........................................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah drama dan teater seyogianya dibedakan artinya. Drama dimaksudkan


sebagai karya sastra yang dirancang untuk dipentaskan di panggung oleh para aktor di
pentas, sedangkan teater adalah istilah lain untuk drama dalam pengertian yang lebih
luas, termasuk pentas, penonton, dan tempat lakon itu dipentaskan. Di samping itu salah
satu unsur penting dalam drama adalah gerak dan dialog. Lewat dialoglah, konflik,
emosi, pemikiran dan karakter hidup dan kehidupan manusia terhidang di panggung.
Dengan demikian hakikat drama sebenarnya adalah gambaran konflik kehidupan manusia
di panggung lewat gerak.
Perkembangan drama di Indonesia tidak sesemarak dan setua perkembangan puisi
dan prosa. Kalau puisi dan prosa mengenal puisi lama dan porsa lama, tidak demikianlah
dengan drama. Genre sastra drama di Indonesia benar-benar baru, seiring dengan
perkembangan pendidikan di Indonesia, muncul pada tahun 1900-an. Sastra drama di
Indonesia ditulis pada awal abad 19, tepatnya tahun 1901, oleh seorang peranakan
Belanda bernama F. Wiggers, berupa sebuah drama satu babak berjudul Lelakon Raden
Beij Soerio Retno. Untuk selanjutnya bermunculanlah naskah-naskah drama dalam
bahasa Melayu Rendah yang ditulis oleh para pengarang peranakan Belanda dan atau
Tionghoa.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan penulis lakukan yaitu bagaimana perkembangan drama di
Indonesia dan Bagaiamana kondisi drama dan teater yang mengalami perkembangan di
Indonesia.

1
C. Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui perkembangan drama dan teater di Indonesia?


2. Untuk memahami kondisi drama dan teater di Indonesia yang mengalami
perkembangan?

D. Manfaat Penulisan

1. Untuk menambah wawasan mengenai perkembangan drama dan teater di Indonesia


2. Untuk dijadikan acuan untuk penulisan selanjutnya dengan masalah yang hampir
sama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Drama di Indonesia

Drama yaitu suatu karya sastra yang dirancang untuk dipentaskan di panggung
oleh para aktor di pentas. Genre sastra drama di Indonesia benar-benar baru, seiring
dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, muncul pada tahun 1900-an.Sastra drama
di Indonesia ditulis pada awal abad 19, tepatnya tahun 1901, oleh seorang peranakan
Belanda bernama F. Wiggers, berupa sebuah drama satu babak berjudul Lelakon Raden
Beij Soerio Retno. kemudian bermunculanlah naskah-naskah drama dalam bahasa
Melayu Rendah yang ditulis oleh para pengarang peranakan Belanda dan/ atau Tionghoa.
Sejarah perkembangan drama di Indonesia dipilah menjadi sejarah perkembangan
penulisan drama dan sejarah perkembangan teater di Indonesia. Sejarah perkembangan
penulisan drama meliputi:
1) Periode Drama Melayu-Rendah
2) Periode Drama Pujangga Baru
3) Periode Drama Zaman Jepang
4) Periode Drama Sesudah Kemerdekaan
5) Periode Drama Mutakhir.

1. Periode Drama Melayu-Rendah

Dalam Periode Melayu-Rendah penulis lakonnya didominasi oleh pengarang


drama Belanda peranakan dan Tionghoa peranakan. Sepanjang tahun 1930-an para
dramawan pribumi kita umumnya adalah sastrawan yang tidak begitu akrab dengan
seni pertunjukan sehingga naskah-naskah yang mereka buat digolongkan dalam
drama kamar, jenis yang lebih merupakan bacaan daripada bahan pementasan. Para
sastrawan muda angkatan Sanusi Pane mendapatkan pendidikan di sekolah menengah
Belanda yang memberikan pengetahuan mengenai kesenian sekitar tahun 1880-an di
negeri itu. Itulah sebabnya angkatan 1880-an yang muncul di negeri Belanda menjadi
acuan bagi perkembangan drama romantic di Indonesia.

3
2. Periode Drama Pujangga Baru

Dalam Periode Drama Pujangga Baru lahirlah Bebasari karya Roestam Effendi
sebagai lakon simbolis yang pertama kali ditulis oleh pengarang Indonesia. Bebasari
adalah drama yang mempropogandakan gagasan kemerdekaan sebagai lakon
simbolis.

3. Periode Drama Zaman Jepang

Dalam Periode Drama Zaman Jepang setiap pementasan drama harus disertai
naskah lengkap untuk disensor terlebih dulu sebelum dipentaskan. Dengan adanya
sensor ini, di satu pihak dapat menghambat kreativitas, tetapi di pihak lain justru
memacu munculnya naskah drama. Perkembangan drama boleh dikatakan praktis
berubah ke arah lain ketika pada awal tahun 1940-an para pemerintah Jepang
menguasai militer Indonesia dan menentukan dengan tegas bahwa segala jenis seni,
tak terkecuali pertunjukkan, harus dipergunakan sebagai alat propaganda untuk
mendukung gagasan Asia Timur Raya. Dalam Periode Drama Zaman Jepang setiap
pementasan drama harus disertai naskah lengkap untuk disensor terlebih dulu
sebelum dipentaskan, dengan adanya sensor ini, di satu pihak dapat menghambat
kreativitas, tetapi di pihak lain justru memacu munculnya naskah drama. Drama pada
masa ini hanya dipergunakan sebagai alat propaganda untuk mendukung gagasan
Asia Timur Raya.

4. Periode Drama Sesudah Kemerdekaan

Pada Periode Drama Sesudah Kemerdekaan naskah-naskah drama yang


dihasilkan sudah lebih baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sudah
meninggalkan gaya Pujangga Baru. Pada saat itu penulis drama yang produktif dan
berkualitas baik adalah Utuy Tatang Sontani, Motinggo Boesye dan Rendra.

5. Periode Drama Mutakhir

Pada Periode Mutakhir peran TIM dan DKJ menjadi sangat menonjol. Terjadi
pembaruan dalam struktur drama. Pada umumnya tidak memiliki cerita, antiplot,
nonlinear, tokoh-tokohnya tidak jelas identitasnya, dan bersifat nontematis. Penulis-
penulis dramanya yang terkenal antara lain Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan
Riantiarno.

B. Perkembangan Teater di Indonesia

Istilah teater belum muncul di Indonesia pada tahun 1920-an. Istilah yang ada pada
waktu itu adalah sandiwara atau tonil (dari bahasa Belanda, Het Tonee). Istilah sandiwara
konon diungkapkan kali pertama oleh Sri Paduka Mangkunegoro VII dari Surakarta. Kata
sandiwara berasal dari bahasa Jawa sandi berarti rahasia, dan wara atau warah yang
berarti pengajaran. Menurut Ki Hajar Dewantara, sandiwara berarti pengajaran yang
dilakukan dengan perlambang (Harymawan, 1993:2).
Pada masa itu, rombongan teater menggunakan nama Sandiwara sementara cerita
yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada zaman pendudukan Jepang dan
permulaan zaman kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater
bagi masyarakat Indonesia baru dikenal setelah zaman kemerdekaan (Kasim Achmad,
2006:34).
- Teater Tradisional
Teater yang berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional,
sebagai lawan dari teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa
naskah (bersifat improvisasi). Sifatnya supel, artinya dipentaskan disembarang
tampat. Jenis ini masih hidup dan berkembang didearah – daerah di seluruh
Indonesia.
1) Teater Rakyat
2) Teater Klasik
- Teater modern/ transisi
Teater transisi disebut juga sebagai teater modern. Teater transisi
dilatarbelakangi oleh pengaruh budaya lain sehingga memberi sentuhan warna
yang berbeda. Unsur teater transisi terdiri atas teknik teater barat yang mana pada
masa itu dilakoni oleh orang Belanda pada tahun 1805.
Pertunjukan teater transisi pada masa kolonial Belanda menjadi salah satu
alasan berdirinya gedung Schouwburg atau Gedung Kesenian Jakarta di tahun

5
1821. Teater transisi mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia pada tahun
1891 atau bertepatan dengan berdirinya Komedie Stamboel di Surabaya.
Tidak hanya sampai di situ saja, teater transisi terus mengalami
perkembangan hingga berdirinya The Malay Opera Dardanella atau Sandiwara
Dardanella. Teater tersebut didirikan oleh Willy Klimanoff di tahun 1926. Tak
lama setelahnya, perkembangan teater transisi terus bermunculan hingga zaman
penjajahan Jepang seperti Sandiwara Orion, Komidi Bangsawan, dan lainnya.

1. Teater Indonesia Periode 1920-an

Periode 1920-an menjadi awal berkembangnya drama-drama Pujangga Baru.


Naskah drama tersebut ditulis berdasarkan masalah penjajahan dan penindasan yang
terjadi kala itu. Unsur teater ini disusun menggunakan Bahasa Indonesia dengan
bentuk dialog antar tokoh dan sajak.

2. Teater Indonesia Periode 1930-an

Teater pada masa ini merupakan lanjutan dari periode sebelumnya yang
bertemakan perjuangan. Akan tetapi, terdapat tambahan warna dengan sentuhan cerita
kerajaan dan kisah mistis.
Beberapa di antaranya adalah Keris Empu Gandring yang ditulis oleh Imam
Supardi, Hantu yang ditulis oleh Mr. Singgih, dan Nyai Blorong yang ditulis oleh Dr.
Satiman Wirjosandjojo.
Selain itu, Ir. Soekarno juga berkontribusi terhadap perkembangan teater di
Indonesia di masa pengasingannya ke Bengkulu. Beliau menuliskan lakon Dr. Setan,
Kriukut Bikutbi, dan Rainbow di tahun 1927.

3. Teater Indonesia Periode 1940-an

Teater ini berkembang di masa penjajahan Jepang sebagai bentuk dukungan


terhadap pemerintahan totaliter Jepang. Meskipun demikian, ide kreatif muncul dari
Kamajaya dan Anjar Asmara yang menginisiasi Badan Pusat Kesenian Indonesia.
Ide tersebut diwujudkan oleh Presiden Soekarno yang didukung oleh Sanusi Pane,
Armijn Pane, Mr. Sumanang, Kama Jaya, ddan Sutan Takdir Alisjabana.
4. Teater Indonesia Periode 1950-an

Periode teater 1950-an juga disebut sebagai perkembangan teater di awal


kemerdekaan. Teater ini pada umumnya terdiri atas kisah-kisah perenungan atas jasa
pahlawan yang gugur memperjuangkan kemerdekaan. Kisah tersebut menggoreskan
kesan dan nilai keberanian, kekecewaan, kemunafikan, pengorbanan, keikhlasan,
sikap pengecut, dan kepahlawanan.
Beberapa karya teater Indonesia periode 1950-an adalah Awal dan Mira pada
tahun 1952, Sayang Ada Orang Lain pada tahun 1953 oleh Utuy Tatang Sontani,
Hanya Satu Kali oleh John Galsworthy pada tahun 1956, dan The Man in Grey Suit
oleh Averchenko.

5. Teater Indonesia Periode 1960 – 1970-an

Pada periode ini, teater berkreasi dengan menggabungkan unsur tarian, dagelan,
dan unsur etnis lainnya. Beberapa karya terkenal di masa ini di antaranya adalah
Paman Vanya oleh Anton Chekhov, Biduanita Botak dan Badak-badak oleh Ionesco
di tahun 1960, Pangeran Geusan Ulun oleh Saini KM di tahun 1961, Teater Teror,
dan Teater Koma.

6. Teater Indonesia Periode 1980 – 1990-an

Perkembangan teater Indonesia pada periode ini mulai mendapatkan perhatian


khusus dengan didirikannya lembaga teater. Dengan adanya lembaga teater tersebut,
lahirlah beragam festival teater seperti Festival Teater Jakarta, Festival Seni
Pertunjukan Rakyat di Yogyakarta, Teater Gapit di Solo, Teater Bel di Bandung, dan
lainnya.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan drama di Indonesia, meliputi:


1) Periode Drama Melayu-Rendah
2) Periode Drama Pujangga Baru
3) Periode Drama Zaman Jepang
4) Periode Drama Sesudah Kemerdekaan
5) Periode Drama Mutakhir.
Perkembangan Teater di Indonesia, meliputi:
1) Teater Indonesia Periode 1920-an
2) Teater Indonesia Periode 1930-an
3) Teater Indonesia Periode 1940-an
4) Teater Indonesia Periode 1950-an
5) Teater Indonesia Periode 1960 – 1970-an
6) Teater Indonesia Periode 1980 – 1990-an

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkembangan drama dan teater di Indonesia pada
masa ke masa mengalami perkembangan karena adanya beberapa faktor/ pendukung
yang mengakibatkan mengalami perkembangan.

B. Saran

Penulis menyarankan kepada pembaca untuk memahami baik dan benar isi makalah ini
sehingga tujuan makalah ini dapat tercapai yaitu untuk mengetahui perkembangan drama
dan teater di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://thefiveklm.blogspot.com/2017/02/dramadimaksudkan-sebagai-karya-sastra.html?m=1
diakses pada 6 September 2020.

https://lerianekabudiana30.blogspot.com/2014/07/drama.html diakses pada 6 September 2020.

https://tambahpinter.com/perkembangan-teater-indonesia/ diakses pada 6 September 2020.

https://ilmupengatahuanhukum.blogspot.com/2016/01/sejarah-perkembangan-drama-dan-
teater.html diakses pada 6 September 2020.

https://dafikurrahman-mashor.blogspot.com/2012/05/perkembangan-teater-di-indonesia.html
diakses pada 6 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai