Anda di halaman 1dari 21

PENGEMBANGAN LITERASI ANAK USIA DINI

MELALUI PERMAINAN STEM

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Literasi Anak
Yang dibina oleh Ulya Ainur Rofi’ah, M.Pd.

Oleh:
AISYAH AMATUL QAYYUM (2113017)
PUPUT AYYUN MAHMUDAH (2113030)

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) TUBAN


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Segala puji bagi Allah Swt, Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan yang
Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengembangan Literasi
Anak Usia Dini Melalui permainan STEM”. Dan sholawat serta salam tak lupa kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai figur pendidik dan teladan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ulya Ainur Rofi’ah, M.Pd. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahada dan Literasi Anak, yang telah membimbing kami sehingga
dapat menambah wawasan kami. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, Kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Tuban, 05 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Literasi ................................................................................................. 3

2.2 Pentingnya Literasi Untuk Anak Usia Dini ........................................................... 5

2.3 Hakikat Pembelajaran STEM ................................................................................ 6

2.4 STEM Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ............................................................ 8

2.5 Implementasi STEM Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini .................................. 11

2.6 Kekurangan dan Kelebihan STEM ........................................................................ 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Literasi merupakan suatu kemampuan menulis dan membaca. Literasi menjadi
salah satu aspek yang terpenting untuk dimiliki setiap individu karena untuk meleati
kehidupan mendatang, agar mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal maka
dilakukan pada anak usia dini yang disebut dengan literasi awal. Hal ini disebabkan
dimana anak usia dini mengalami masa “Golden age” atau masa ke emasan, masa
dimana tumbuh kembang anak sedang pesat-pesatnya biasanya masa golden age
terjadi pada masa pra sekolah.
Upaya dalam mengembangkan suatu potensi untuk mewujudkan keterampilan
yang ada pada diri setiap individu merupakan pendidikan. Menengok perkembangan
dunia teknologi yang tidak semuanya bersifat positif menyebabkan dunia pendidikan
merasa cemas terutama pada minat baca seseorang yang semakin rendah, untuk
memajukan kualitasa sumber daya dan pendidikan dalam pembelajaran pemerintah
melaksanakan pintasan dengan kegiatan literasi, merupakan suatu kegiatan untuk
meningkatkan kebutuhan baca dan informasi bagi generasi bangsa. Kepekaan kepada
pendidikan merupakan langkah nyata yang sangat penting karena dengan literasi
seseorang akan terdidik dengan baik.
Literasi merupakan proses dimana kemampuan dalam berbahasa ataupun
melek huruf. Searah dengan pengertian tersebut literasi juga diartikan dengan
kemampuan dalam membaca dan menulis tetapi saat ini pengertian literasi tidak
hanya melulu tentang kemampuan dalam membaca, menulis dan bahasa saja, akan
tetapi kemampuan dalam memahami, menganalisis, melibatkan, menggunakan juga
melakukan perubahan dalam pengetahuan. Hanya saja makana literasi untuk nak usia
dini diartikan sebagai kemampuan dalam menulis, berbahsa dan membaca saja. Dari
pengertian tersebut literasi bahasa pada anak usia dini dilakukan dengan cara yang
berbeda-beda tergantung dengan perkembangan pada anak.
STEM merupakan gabungan dari sains, teknologi, teknik dan matematika
yang mana digunakan untuk mensukseskan keterampilan pada abad ke 21, guna untuk
melahirkan siswa yang dapat berkompetisi secara internasional karena dengan
gabungan empat disiplin ilmu pada STEM mampu menciptakan daya berpikir kreatif
serta kritis siswa yang ditandai dengan memberikan penjelasan secara real terkait

1
2

informasi yang sudah dikumpulkan, permasalahan dan kesiapan awal dan kesimpulan
mutlak.
Pembelajaran STEM juga membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan dalam bernalar, siswa menjadi aktif dan kritis. Tidak hanya tentang
belajar serta menghafal konsep saja, akan tetapi siswa lebih mendalami dan
memahami konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian dan pembelajaran
sains, teknologi, teknik dan matematika dilakukan secara terpisah dikarenakan
kurangnya kolaborasi dan kesiapan siswa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Literasi ?
2. Apa Pentingnya Literasi Untuk Anak Usia Dini ?
3. Apa Hakikat Pembelajaran STEM ?
4. Bagaimana STEM Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ?
5. Bagaimana Implementasi STEM Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini ?
6. Apa Saja Kekurangan dan Kelebihan STEM ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Literasi.
2. Untuk Mengetahui Pentingnya Literasi Untuk Anak Usia Dini.
3. Untuk Mengetahui Hakikat Pembelajaran STEM.
4. Untuk Memahami STEM Dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
5. Untuk Memahami Implementasi STEM Dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
6. Untuk Mengetahui Kekurangan dan Kelebihan STEM.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Literasi


Pada saat ini pendidikan literasi sangatlah populer diberbagai kalangan baik
dalam dunia pendidikan maupun non-pendidikan. Makna dari literasi sangatlah luas
akan tetapi European Literacy Policy Network dalam (Yansyah, Hamidah, and Ariani
2021) mendeskripsikan bahwasannya kemampuan dalam menulis maupun membaca
juga kemampuan dalam menggunkan dan memahami sebuah informasi dari berbagai
macam media merupakan literasi.
Literasi ialah suatu kemampuan menulis maupun membaca. Gabungan antara
kemajuan teknologi dan perkembangan zaman dimana manusia dituntut untuk bisa
menguasahi dan dan memahaminya. Dari perkembangan globalisasi yang sangat pesat
ini pastinya sangat mempengaruhi kehidupan manusia, maraknya penemuan-
penemuan baru yang muncul dan juga pengguanaan dari internet yang semakin
meluas menyebabkan cepatnya arus informasi memasuki hihidupan manusia. Maka
dari itu manusia dituntut untuk bisa mengendalikan derasnya arus informasi yang
mereka terima, perkembangan teknologi tidak hanya mempengaruhi kehidupan pada
manusia saja akan tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan
budaya pada manusia dikarenakannya antara dunia maya dan juga antar bangasa
hampir sudah tidak ada batasannya (Suryawati and Akkas, n.d.).
Literasi juga diartikan dengan sebuah kemampuan yang memanfaatkan bahasa
juga sebuah gambar yang diterapkan kedalam bentuk yang bermacam-macam seperti
berbicara, menulis, membaca, melihat, berfikir kritis, dan juga sebuah informasi yang
dituangkan dalam bentuk konteks yang berbeda-beda, diantaranya pada konteks
multimedia, konteks inovatif, konteks konvensional maupun dalam konteks simbolis.
Dengan begitu literasi juga diartikan sebagai alat pada kemampuan seseorang dalam
bahasa, maksud dari alat sendiri ialah bsebagai alat untuk berfikir (Munastiwi and
Pandiangan 2018)
Didalam literasi tidak hanya tentang membaca maupun menulis saja akan
tetapi juga berhubungan dengan kemampuan dalam berhitung, memahami, berbicara,
dapat menyelesaikan maslah yang mudah dan juga bisa untuk menumbuhkan
kemampuan dari dalam setiap individu. Dalam (Suryawati and Akkas, n.d.)
disebutkan bahwasannya ada beberapa jenis-jenis literasi, diantarany yaitu:

3
4

1) Literasi Dasar
a. Literasi baca tulis
Keahlian dalam memahami sebuah tulisan secara tersirat maupun
tersurat guna untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan pada anak.
b. Literasi sains
Keahlian dalam memahami keadaan disekitarnya seperti sebuah
kejadian (fenomena) alam dan bisa mengambil tindakan dari apa yang
dilihatnya.
c. Literasi numerasi
Keahlian dalam mengolah angka dan simbol-simbol maupun tanda
yang berhubungan dengan matematika dasar yang digunakan untuk
memecahkan sebuah permasalahan mudah dalam kehidupan sehari-hari.
d. Literasi budaya dan kearganegaraan
Keahlian dalam memahami dan menyikapi suatu kebudayaan
indonesia menjadi identitas bangsa dan paham akan hak serta kewajibannya
sebagai warga negara.
e. Literasi digital
Keahlian dalam mempergunakan sebuah media digital dengan baik dan
benar (beretika) dan bertanggung jawab untuk mendapatkan informasi maupun
dalam berkomunikasi.
f. Literasi digital
Keahlian dalam menerapkan pemahaman terhadap suatu keterampilan,
konsep, resiko, dan motivasi dalam bentuk finansial.
2) Literasi Media
Keahlian dalam mengakses, mengevaluasi, menganalisis dan
mengkomunikasikan sebuah informasi kedalam bentuk media.
3) Literasi Visual
Keahlian dalam mengenali sebuah keadaan maupun benda-benda disekitarnya
seperti manfaat dari penggunaan penggaris yaitu untuk membuah bentuk garis
maupun pola, penggunaan arna untuk melikis maupun menggambar.
4) Literasi Perpustakaan
Keahlian dalam menyeleksi juga menguasai sebuah karangan baik dalam
bentuk fiksi maupun non-fiksi.
5

Dari beberapa pakar ahli mengemukaan bahwasannya keterampilan dalam


membaca yang tidak baik pada saat akan memasuki sekolah terkadang keterampilan
dalam membacanya akan tetap sama pada saat memasuki sekolah, karena untuk
mendapatkan hasil dalam bidang akademik sekolah formal kemampuan dalam
menulis maupun membaca memerlukan jangka waktu yang lama untuk
menguasahinya. Dan kemampuan membaca maupun menulis merupakan sebuah
kontribusi dari anak untuk digunakan dimasyarakat nantinya. (Ritonga and Sutapa
2020) Maka dari itu menerapkan literasi sejak dini akan memberikan dampak yang
baik pada prestasi akademiknya. Keterbiasaan mengenalkan dunia literasi pada anak
akan memudahkan anak dalam berkomunikasi dengan lingkungannya.

2.2 Pentingnya Literasi Untuk Anak Usia Dini


Kemampuan dalam perkembangan bahasa pada anak yang sesuai dengan
usianya sangatlah berkaitan dengan literasi pada anak usia sini, sehingga masalah ini
bisa digunakan untuk keterampilan anak untuk menguasahi bahasa (ekspresif)
maupun keaksaraan aal yang saling berkaitan satu sama lain. Pada usia anak 5-6 tahun
kemampuan dalam menguasahi bahasa diantara lain yaitu anak sudah bisa
mengucapkan kalimat yang sulit (kompleks), mengerti berbagai perintah, sudah
mengerti akan aturan, bisa menghargai bacaan. Disamping itu pada usia anak 5-6
tahun mereka juga bisa mengekspresikan keinginan maupun apa yang ada pada
pikirannya dengan baik seperti mengekspresikannya dengan gerakan tubuh atau
bahasa tubuhnya, kemudian bisa merespon dengan mimik muka (ekspresi) dan bisa
menjawab pertanyaan yang sulit. Anak juga bisa berkomunikasi dengan sederhana
dalam struktur kata yang lengkap (Subjek-Predikat-Objek), bisa mengenal simbol-
simbol dan tanda (Suryawati and Akkas, n.d.).

1) Tujuan Utama Literasi Anak Usia Dini


Berikut adalah tujuan utama dari literasi anak usia dini diantaranya yaitu:
a. Dapat mempersiapkan anak untuk masuk sekolah
b. Berpengaruh pada perkembangan akademik anak
Mengenalkan anak pada membaca dari kecil bisa meningkatkan
kemampuan dalam bidang akademiknya karena kebudayaan literasi
6

mengenalkan anak pada keahlian berkomunikasi yang lebih baik, kemampuan


dalam akademik juga bisa membuat anak untuk berpikir secara logis.
c. Dapat mengembangkan kemampuan anak untuk perpikir kritis.
Dengan mempunyahi tingkat literasi yang tinggi dan keahlian anak
dalam mengolah serta menerima sebuah informasi secara luas (baik) akan
membuat anak mampu dalam berpikir secara logis dan jauh lebih kritis pada
saat dihadapkan dengan kondisi dan situasi yang sulit.
d. Meningkatkan hubungan sosial anak.
e. Berguna untuk kesehatan mental pada anak
Menutur penelitian dengan membaca bisa menurunkan tekanan darah
dan dapat membentuk zat kimia pada saraf sehingga bisa saling berhubungan
dengan kesenangan, dan bisa membantu memperlambat detak jantung
(menstabilkan).

2) Manfaat Literasi Untuk Anak Usia Dini


Disamping mempunyai tujuan utama dari pentingnya literasi anak usia dini
juga mempunya manfaat literasi bagi anak, seperti yang ada pada (Suryawati and
Akkas, n.d.) menyebutkan beberapa manfaat literasi untuk anak usia dini
diantaranya yaitu:
a. Dapat mengembangkan minat anak pada keaksaraan
b. Mengakomodasi anak dalam memahami lingkungan disekitarnya maupun
orang lain.
c. Menumbuhkan prilaku yang baik dalam sehari-hari dan keahlian yang
diperlukan untuk jenjang yang lebih lanjut.
d. Dapat membantu anak dalam mengutarakan apa yang ada difikirannya dan
hatinya pada orang lain.

2.3 Hakikat Pembelajaran STEM


STEM merupakan kepanjangan dari Science, Tecnology, Engineering, Art and
Mathematics. STEM ini ialah sebuah pembaruan (inovasi) dalam pembelajaran yang
digunakan untuk menghadapi perkembangan zaman yang mengharuskan para siswa
diwajibkan memahami tentang segala aspek, seperti aspek afektif dan psikomotor
maupun aspek kognitif. Konfigurasi (susunan) dari terbentuknya sebuah kemampuan
dalam berfikir ilmiah pada anak ialah STEM, yang mana dapat dilatih dengan
7

aktivitas seperti membuat pola, membandingkan, mengurutkan, dan mengelompokkan


(Syafi’i and Dianah 2021).
Menurut (Suryawati and Akkas, n.d.) gabungan dari Science Technology
Engineering Art and Mathematics atau Sains Teknologi penggunaan Matematika dan
seni merupakan STEM. Yang nantinya dari gabungan kelima itu dapat dijadikan
sebagai alat untuk menjawab atau menangani permasalahan yang dihadapi oleh dunia.
STEAM merupakan gabungan kembangan dari STEM menambahkan unsur
“Art” atau seni merupakan partisipasi kepada :
1) Kemampuan dalam berfikir seperti dalam aktifitas intuisi, kreativitas,
menalar, imajinasi, persepsi maupun problem solving
2) Kemampuan dalam motivasi untuk belajar, mencakup dalam keberanian
mengalbil resiko, aktif, dan memiliki perhatian lebih.
3) Kemampuan sosial seperti pengendalian diri, kolaborasi, kepercayaan diri,
pernyataan konflik, empati dan toleransi.

Dari penambahan unsur seni ini dapat mengembangakan kemampuan anak


usia dini sebagai stategi dalam pendekatan pada anak (Putri and Taqiudin 2021).

A. Devinisi STEAM
(Novitasari, n.d.) dan (Syafi’i and Dianah 2021) Mendevinisikan STEAM (Science,
Tecnology, Engineering, Art and Mathematics) sebagai berikut yaitu:
1) Sains (Science)
Suatu pengetahuan hasil pengamatan (Identifikasi) juga sebuah eksperimen dari
aktu keaktu yang dilakukan di alam semesta secara ilmiah, sians dibagi menjadi 3
yaitu:
a. (Physical Science) Sains Fisik
sains ini berhubungan dengan benda-benda, suatu perubahan yang bisa terjadi
juga energi unutuk pendidikan anak usia dini biasannya mencakup sifat bahan
seperti (tekstur, warna, ukuran bentuk) gaya, cahaya, gravitasi, gerak magnet,
dll.
b. (Life Science) Sains Kehidupan
Sains ini berhubungan pada mahluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan
dan manusia, nama-nama hewan dan tumbuhan, memahami hubungan dengan
mahluk hidup serta lingkungan sekitar.
8

c. (Earth and Space Science) Sains Bumi & Antariksa


Sains ini melingkupi semua element yaitu, air, api, tanah, bencana alam, dan
udara. Sedangkan Antariksa mencakup benda-benda yang ada dilangit seperti
matahari, bintang, bulan, terjadinya siang dan malam, perubahan musim,
suaca, dsb.
2) Teknologi (Thecnology)
Suatu alat maupun produk buatan manusia yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, banyak yang mengartikan jika teknologi hanya
berupa barang atau peralatan yang canggih seperti barang digital dan elektronik.
Sedangkan pensil, gunting, penggaris, krayon, juga merupakan alat teknologi.
Maka dari itu segala peralatan mulai dari yang paling sederhana ataupun modern
juga disebut teknologi, dari alat-alat itu nantinya bisa membantu perkembangan
kognitif anak, karena nantinya bisa memahami penyebab dan akibatnya. Juga bisa
memahami manfaat dan kegunaan dari alat tersebut untuk menolong manusia
dalam menyelesaikan tugas. (Syafi’i and Dianah 2021) korelasi anak usia dini
dengan teknologi dalam kegiatan seperti :
a. Mengajarkan menggunakan teknologi sepesrti cara menggunakan gunting,
kayon, pensil, dsb.
b. Mengenalkan fungsinya seperti fungsi penggaris, buku, mainan, sendok,
piring, dsb.
c. Mengenalkan konsep sains seperti bentuk, ukuran, bahan.
3) Engineering (teknik) / Rekayasa
Sebuah teknik atau rekayasa dalam penggunaan bahan membuat, mendesain,
membangaun, mengapa dan bagaimana segala sesuatu itu beroprasi, contohnya
pada saat anak membuat jalan kereta api dengan balok maka anak menjadi
insinyur.
4) Art (Seni)
Kemampuan imajinasi dan kreativitas manusia yang dituangkan dalam bentuk
1 dimensi, 2 dimensi, tiga dimensi maupun dalam 4 dimensi yang mana nantinya
bisa dinikmati dan dirasakan keindahannya seperti lukisan, patung, menggambar,
arsitek, musik, drama, tarian juga sastra. Karya seni untuk anak usia dini bisa
menstimulasi aspek perkembangan pada anak, aspek sosial,fisik, emosional dan
kognitifnya ketika mendengarkan musik maka mereka akan ikut bernyanyi,
bergerak, mendengarkan, bahkan terkadang bisa mengarang dan membuat
9

instrumen tersendiri. Dalam nisualnya anak bisa melukis, menggambar, mearnai,


dsb.
5) Mathetatics (Matematika)
Berbicara Matematika pastinya akan berfikiran langsung pada angaka dan
oprasi bilangan (pengurangan, pemjumlahan, pembagian, perkalian), kegiatan
yang diaplikasikan guru untuk anak usia dini dalam bidang matematika yaitu:
a. Merencanakan kegiatan bertujuan merangsang perkembangan kognitif, fisik
juga soaial anak..
b. Semua kegiatan matematika masuk dalam kurikulum.
c. Pempertimbangkan kebutuhan masing-masing anak dalam kegiatan
matematika.

Didalam duni pendidikan saat ini STEM menjadi isu yang diperbincangakan
dari berbagai bidang terutama pada sektor perindustrian, kurangnya tenaga kerja
manusia (SDM) tentang pemahaman pada bidang pendidikan sains dan juga
matematika menjadi penyebab terjadinya kontradiksi dalam bidang perindustrian
global. Jumlah tenaga kerja yang melonjak pad sektor sains dan teknik, sektor
ekonomi mengakibatkan keperluan latar belakang pendidikan dalam bidang STEM
(Rizka, Rosita, and Safhida 2021)

Dari bebrapa pakar penelitian membuktikan bahwasanya pengalaman dari


pembelajaran STEM mula-mula mendefinisikan bahwa prasekolah sampai kelas 3
sekolah dasar sangat berperan penting dalam memajukan keterampilan dan
pengetahuan yang nantinya dapat memposisikan anak-anak dalam pekerjaan dimasa
mendatang. Cheslof 2013 dalam (Margorini and Rini 2019) berpendapat bahwasannya
pendidikan STEM harus dimulai sejak usia dini dikarenakan “Konsep dari jantung
sistem ialah kreativitas, rasa ingin tahu, kolaboratif dan pemikiran yang kritis
merupakan banyak peminatnya.”

2.4 STEM Dalam Pendidikan Anak Usia Dini


Dalam pendidikan anak usia dini STEM menjadi fokus utama dalam
pengajaran, Menurut Chmpbell dalam (Novitasari, n.d.) Mengemukakan STEM
sebagai berikut:
10

“Berdatangannya para peneliti menjadi tanda sebagai tahun awal yang


sangatlah penting dalam penanaman STEM untuk masa depan anak. Dengan
cara melibatkan anak dalam aktivitas STEM guna mengetahui minat,
pengalaman dan pengetahuan anak”

Sedangakan Early Childhood STEM Working Group dalam (Riawati, Imron Rosadi,
and Mahluddin 2022)dijelaskan bahwa STEM untuk pendidikan anak usia dini sebagi
berikut:

“Berhubungan antara karakteristik dan devinisi STEM mempunyai indikasi


yang berbeda-beda. Masing-masing disiplin mempunyai subjek khusus guna
meningkatkan pengetahuan yang mudah dimengerti dan menumbuhkan
kreativitas dari disiplin ilmu itu sendiri, akan tetapi keleluasaan dalam
penggabungan disegala disiplin STEM sangatlah banyak. “Integrase” atau
penggabungan terbaiak hanya mencantumkan satu disiplin ilmu di awal
(berpusat dengan kegiatan) dan yang lainnya berada di ahir.”

Mengenahi pentingnya mengaplikasikan STEM pada anak usia dini Solyu dalam
(Prameswari and Anik Lestariningrum 2020) Mendevinisikannya sebagai berikut:

“Kepentingan dalam memfokuskan mata pelajaran matematika, teknik, sains


dan teknologi untuk memajukan abad 21, di awali sejak dini guna
menyesuaikan perkembangan menurut sebagian besar peneliti.”

Roberts dalam (Novitasari, n.d.) Berpendapat bahwa mengapa STEM di aplikasikan


pada anak usia dini:

1. Pembelajaran langsung yaitu anak menjadi prioritas utama dalam kegiatan.


2. Integrase dimana yang menjadi fokus dalam pengajaran adalah anak,
meyakini bahwa yang terhadi dalam silo bukanlah pembelajaran.
3. Anak akan belajar mengembangakan prevelensi belajar dalam jangka
panjang.
11

Dalam (Riawati, Imron Rosadi, and Mahluddin 2022) Dijelaskan bahwa


menumbuhkan pembelajaran menggunakan letak pada tingkat perkembangan STEM
diantaranya yaitu:

1. Merancang kegiatan anak seperti mengukur, membantu, menghitung.


Contohnya anak diajarkan meletakkan sesuatu kembali pada tempatnya,
menempatkan benda sesuai ukurannya.
2. Memperbanyak membaca terkait STEM
3. Bermaian game yang mendidik seperti Simon Says, Tugas Sortir, dsb.
4. Menggunakan bahan yang bersangkutan dengan panca indra seperti bau,
tekstur, rasa kemudian berikan pada anak lalu tanyakan manakah yang
teksturnya lembut dan manakah yang teksturnya lebih kasar.
5. Speak STEM
6. Berpetualang dialam yang terbuka guna agar anak bisa bereksplor dan
aktif serta kreatif, berilah pertanyaan terkait bentuk, warna dan tekstur.
7. Memberi tambahan waktu agar anak dapat sepenuhnya terlibat dalam
projek dan tidak terburu-buru dalam mengembangkan konsep yang mereka
temukan.

2.5 Implementasi STEM Dalam Pembelajaran Anaka Usia Dini


STEM (Seni, Teknologi, Teknik, dan Matematika) merupakan metode
pengajaran yang menyatakan anak menjadi penanggung jawab (Debora and Pramono
2021) Mengembangkan potensi anak dapat dilakukan dengan mengemasnya dalam
satu aspek inspirasi, maka dari itu anak akan bisa produktif, beradaptasi, percaya diri,
tanggung jaab, inisiatif dan bisa berpikir kritis (Prameswari and Anik Lestariningrum
2020)
STEM juga dapat mengembangakan skill dalam keatif, berpikir kritis, inovatif
dan analisis (Rizka, Rosita, and Safhida 2021) Dalam pembelajaran ini juga bisa
membuat anak lebih akatif dalam berinisiatif, pengalaman STEM bisa menimbulkan
kepercayaan diri dan membantu melalui penyelidikan, pengamatan dan pertanyaan
yang digunakan anak (Debora and Pramono 2021) Implementasi dari pembelajaran
STEM untuk anak usia dini bisa membangun keterampilan dan pengetahuan dari
aspek perkemban (Novitasari, n.d.). Sedangakan menurut Fread Rogers dalam
(Riawati, Imron Rosadi, and Mahluddin 2022) Pendidikan anak juga memfokuskan
12

pembelajaran sains dan seni serta pengetahuan dengan menggunakan riset pada
lingkungan.

A. Bentuk Implementasi STEM


Bentuk Implementasi STEM pada anak usia dini yaitu:
1. Segala proses kegiatan mulai dari kolaborasi bekerja dengan kreatif, membuat
keputusan dan mengambil resiko anak terlibat secara langsung.
2. Guru menjadi fasilitator dan anak fokus pada pembelajaran yang mana
memprioritaskan pada kemampuan kegiatan kolaborasi antara siswa & guru.

B. Implemetasi Pembelajaran STEM


Implementasi pembelajran STEM untuk anak usia dini diawal dengan cara:
a. Merencanakan perangkat pembelajaran
Segala perangkat pembelajaran harus sesuai dengan STEM dari mulai KI dan
KD kemudian berkembang menhadi RPS, RPPM, RPPH (Debora and
Pramono 2021) Metode berbasis STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan
Matematika) juga berhubungan dengan benda yang ada dilingkungan.
b. Mengembangkan tema dan sub tema berdasarkan STEM dengan
menyesuaikan usia anal, srana dan prasarana yang mendukung, kesediaan
sumber belajar serta kesiapan dari guru.
c. Guru dapat mengembangkan kegiatan seperti tanya jawa, memfasilitasi anak
dalam pembelajaran, memecahkan masalah, berfikir kreatif, menguji jawaban
dari permasalahan yang diselesaikan kemudian memberikan informasi penguat
pada anak.
d. Mendesain ruangan kelas dengan menarik agar anak nyaman dan senang,
seperti menempatkan kursi yang tidak seterusnya posisi berderet karena
pembelajaran STEM lebih perpusat pada kegiatan berkelompok.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran STEM


A. Kelebihan Pembelajaran STEM
Berikut merupakan kelebihan-kelebihan yang ada dalam metode pembelajaran
dalam STEM diantaranya yaitu:
13

1. Melatih kemampuan berpikir kritis


STEM merupakan kolaborasi dari sains, Teknologi, Teknik, dan
Matematika. Dalam kolaborasi STEM tersebut bisa melatih anak dlam
memanfaatkan dan mempraktekkan teori guna mengidentifikasi untuk
menyelesaikan permaslahan sehari-hari. Dengan ini dapat melatih berpikir
kritis anak, contohnya pada saat terjadi perubahan iklim lalu mereka
mempraktekan berdasarkan teori dan ilmu yang sudah mereka pelajari untuk
menyelesaikan permaslahan tersebut.
2. Meluaskan sudut pandang
Dalam meluaskan sudut pandang salah satunya dengan cara
pendekatan interdisipliner atau (Interdisciplinary approach) merupakan cara
pemecahan masalah dengan menggunakan beragam sudut pandang. Dengan
cara ini anak bisa mengamati karakteristik dari setiap disiplin ilmu, juga bisa
mengarahkan anak bahawa tidak hanya dengan menggunakan 1 disiplin ilmu
saja dlam menyelesaikan sebuah permaslahan. Implikasi dari setiapa disiplin
ilmu dapat meluaskan sudut pandang anak, maka dari itu mereka bisa
mengambil keputusan yang faktual.
3. Memupuk keatifan anak
Dengan adanya unsur seni (Art) pada STEM guna memupuk kreatifitas
anak bisa membantu anak menjadi lebih kreatif dan imajinatif.
4. Membantu anak berkarir dalam bidang STEM
Kurangnya minat setiap orang dalam karir STEM karena beranggapan
bahwa dalam bidang ini sangatlah sulit khususnya perempuan, maka dari itu
mayoritas dalam bidang ini adalah laki-laki karena itu implementasi
pembelajaran STEM sejak dini sangatlah penting karena disamping dapat
membantub anak dalam berkarir juga bisa menambah kepercayaan diri.

B. Kekurangan Pembelajaran STEM


Dalam segala hal pastinya ada kelebihan dan kekurangannya, sama halnya
dengan pembelajan STEM, berikut merupakan bebrapa kekurangan dalam STEM
diantaranya yaitu:
14

1. Kurang bisa menghargai mata pelajaran lain


Anak cenderung lebih berfokus pada pembelajaran STEM karena
mengingat pembelajaran STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika)
dan mengabaikan pelajaran lain. Mereka beranggapan baha selain
pembelajaran STEM kurang penting padahal semua mata pelajaran itu
penting.
2. Kurangnya pemahaman guru tentang STEM
Guru kurang dlam pemahaman STEM karena mengingat pembelajaran
STEM masih baru dan masing asing dikalangan guru, maka dari itu guru
masih menggunakan model pembeljaran yang terdahulubyang mungkin sudah
tidak sesuai dengan perkembangan zamannya.
3. Membutuhkan sarana dan parasarana yang memadai
Berbicara tentang srana dan prasarana tentunya tidak semua sekolah
memilikinya apalagi sekolah yang berada di daerah 3T (Terdepan, Terpencil,
dan Tertinggal) menyebabkan guru tidak bisa mengaplikasikan pembelajaran
STEM.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Literasi ialah suatu kemampuan menulis maupun membaca. Gabungan antara
kemajuan teknologi dan perkembangan zaman dimana manusia dituntut untuk bisa
menguasahi dan dan memahaminya. Literasi juga diartikan sebagai alat pada
kemampuan seseorang dalam bahasa, maksud dari alat sendiri ialah bsebagai alat
untuk berfikir. Literasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu literasi dasar, literasi
media, literasi visual, dan literasi perpustakaan.
Kemampuan dalam perkembangan bahasa pada anak yang sesuai dengan
usianya sangatlah berkaitan dengan literasi pada anak usia sini, sehingga masalah ini
bisa digunakan untuk keterampilan anak untuk menguasahi bahasa (ekspresif)
maupun keaksaraan aal yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun beberapa tujuan
dan manfaat literasi untuk usia dini salah satunya yaitu, bertujuan agar dapat
memudahkan anak untuk masuk sekolah. Kemudian salah satu manfaatnya yaitu,
dapat mengembangkan minat anak dalam keaksaraan.
STEAM merupakan kepanjangan dari Science, Tecnology, Engineering, Art
and Mathematics. STEAM ini ialah sebuah pembaruan (inovasi) dalam pembelajaran
yang digunakan untuk menghadapi perkembangan zaman yang mengharuskan para
siswa diwajibkan memahami tentang segala aspek, seperti aspek afektif dan
psikomotor maupun aspek kognitif.
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan STEAM pada anak usia dini
merupakan merupakan pembelajaran yang kontekstual. Anak berusaha memahami
fenomena yang ada dan mendorong anak untuk mengeksplorasi semua potensi yang
dimilikinya secara berbeda-beda sesuai karakteristik anak masing-masing yang akan
menciptakan suatu hasil karya yang beragam dari masing-masing anak ataupun
kelompoknya.
Implementasi pembelajaran menggunakan metode STEAM harus
menggunakan dasar-dasar pelaksanaan keterampilan metode STEAM diantaranya
dengan menstimulasi anak untuk bertanya, kegiatan anak dalam pembelajaran yang
dilakukan di dalam atau diluar kelas harus dapat menjadi fasilitator yang baik,
memotivasi anak untuk berfikir kreatif, menstimulasi anak dalam pemecahan

15
16

masalah, menguji solusi dari suatu masalah sehingga anak dapat menemukan cara
baru dalam melakukan sesuatu.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode STEAM ini sendiri. Kelebihan
metode ini adalah bisa membuat siswa lebih bisa mengandalkan cara berfikir dimana
siswa dapat berpikir kritis yang mana merupakan dasar dari bekal menghadapi
revolusi kedepannya. Sedangkan kekurangan dari metode ini yaitu bisa membuat anak
cederung kurang menghargai mata pelajaran lain seperti sastra, Bahasa, dan lain-lain.

3.2 Saran
Ketika kita melakukan pembelajara untuk anak usia dini, kita harus
mengetahui terlebih dahulu pengertian, tujuan, tugas dan ruang lingkup PAUD. Kami
berharap dengan mempelajari materi ini Anda akan memperoleh pemahaman yang
baik tentang perkembangan individu. Selain itu, kami berharap dengan pemahaman
yang baik dapat mengoptimalkan perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAK

Debora, Ruth, and Rudy Pramono. 2021. “Implementation of STEM Learning Method to
Develop Children’s Critical Thinking and Problem Solving Skills.” Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6 (3): 1221–32.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.1722.

Margorini, Sri, and Ratu Yustika Rini. 2019. “PENERAPAN PEMBELAJARAN


BERBASIS SAINS, TEKNOLOGI, TEKNIK DAN MATEMATIKA (STEM) PADA
ANAK USIA DINI: KAJIAN LITERATUR TERHADAP PANDANGAN ABAD 2”
2.

Munastiwi, Erni, and Enda Lovita Pandiangan. 2018. “Metode Pengembangan Literasi Anak
Usia Dini melalui Permainan Tradisional Cublak- Cublak Suweng (Modifikasi) di RA
Ar Rafif Kalasan Sleman Yogyakarta” 1.

Novitasari, Nurul. n.d. “PEMBELAJARAN STEAM PADA ANAK USIA DINI.”

Prameswari, Titania and Anik Lestariningrum. 2020. “Strategi Pembelajaran Berbasis


STEAM Dengan Bermain Loose Parts Untuk Pencapaian Keterampilan 4c Pada Anak
Usia 4-5 Tahun.” Efektor 7 (1): 24–34. https://doi.org/10.29407/e.v7i2.14387.

Putri, Suci Utami, and Abdurrohman Ahmad Taqiudin. 2021. “Steam-PBL: Strategi
Pengembangan Kemampuan Memecahkan Masalah Anak Usia Dini.” Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6 (2): 856–67.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i2.1270.

Riawati, Eritha, Kemas Imron Rosadi, and Mahluddin. 2022. “Penerapan Pembelajaran
Science Technology Engineering and Mathematics (STEM) dalam Meningkatkan
Keaktifan Belajar Anak Usia Dini.” Journal of Educational Research 1 (2): 273–98.
https://doi.org/10.56436/jer.v1i2.141.

Ritonga, Rizki Amaliah, and Panggung Sutapa. 2020. “Literasi dan Gender: Kesenjangan
yang Terjadi di Tingkat Pendidikan Anak Usia Dini.” Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini 5 (1): 965–74. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.749.

Rizka, Sitti Muliya, Dara Rosita, and Maya Safhida. 2021. “PENERAPAN
PEMBELAJARAN STEM UNTUK ANAK USIA DINI.” Jurnal Bahasa dan Sastra
15 (2): 65–72. https://doi.org/10.24815/jbs.v15i2.24198.

Suryawati, Ellysa Aditya, and Muhammad Akkas. n.d. “Capaian Pembelajaran Elemen
Dasar-Dasar.”

17
18

Syafi’i, Imam, and Nur Daiyah Dianah. 2021. “PEMANFAATAN LOOSE PARTS DALAM
PEMBELAJARAN STEAM PADA ANAK USIA DINI.” Aulada : Jurnal
Pendidikan dan Perkembangan Anak 3 (1): 105–14.
https://doi.org/10.31538/aulada.v3i1.1203.

Yansyah, Yansyah, Jamiatul Hamidah, and Lita Ariani. 2021. “Pengembangan Big Book
Storytelling Dwibahasa untuk Meningkatkan Literasi Anak Usia Dini.” Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6 (3): 1449–60.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.1779.

Anda mungkin juga menyukai