Anda di halaman 1dari 22

Makalah Media dan Sumber Pembelajaran Anak Usia Dini

Dosen Pengampu: Lailatul Hodayah, M. Pd

Media Big book Budaya Lokal untuk Anak Usia Dini

Disusun oleh:
Primasari Asa Pratiwi (200204013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Media dan Sumber
Pembelajaran Anak Usia Dini, penulis berharap makalah ini dapat bemanfaat untuk
menambah pengetahuan bagi pembaca, khususnya tentang Media Big Book Budaya
Lokal untuk Anak Usia Dini.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun khususnya dari dosen pengampu
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa
yang akan datang. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan ............................................................................................................2
BAB II
KAJIAN TEORI ......................................................................................................3
2.1 Media Pembelajaran ......................................................................................3
2.2 Big Book........................................................................................................4
2.3 Budaya Lokal ................................................................................................8
2.3.1 Kalimantan Timur .............................................................................10
BAB III
PEMBAHASAN ....................................................................................................11
3.1 Tahapan membuat Big Book Budaya Lokal ...............................................11
A. Tahap Pra-pembuatan Media Big Book ................................................12
B. Tahap Pembuatan Big Book ..................................................................12
C. Tahap Uji Kelayakan .............................................................................13
3.2 Penggunaan Big Book .................................................................................13
3.3 Manfaat Media Big Book Budaya Lokal untuk Anak Usia Dini .................14
BAB IV
PENUTUP ..............................................................................................................18
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................18
4.2 Saran ............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara kepulauan menjadikannya memiliki keragaman
dan kekayaan budaya, adat-istiadat, suku, ras, agama, dan bahasa. Sebagai
warga negara Indonesia sudah sepatutnya kita mengenal budaya Indoensia
sebagai sebuah identitas nasional.
Saat ini pemerintah sedang mencanangkan kurikulum merdeka yang
mana pada salah satu capaian pembelajarannya adalah terbentuknya profil
pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila merupakan bentuk Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 sebagaimana
tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
22 Tahun 2020. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai
pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Salah satu indikator profil pelajar Pancasila adalah kebinekaan global,
yang berarti pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya
lain. Sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan
terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan
budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal
dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap
pengalaman kebinekaan. Artinya konten budaya bangsa akan menjadi objek
belajar yang sangat penting.
Ditengah era globlalisasi ini pendidikan anak usia dini sudah seharusnya
berperan menyebarkan budaya lokal. Menurut Spodek dan Saracho (1996) isi
kurikulum seharusnya mencerminkan nilai-nilai dominan dan ideologi tertentu
dalam masyarakat.

1
Akan tetapi pengenalan budaya lokal kurang optimal disebabkan oleh
kurang bervariasinya media pembelajaran yang digunakan di TK Mentari
dalam mengenalkan anak pada budaya lokal khususnya budaya Kutai
Kartanegara. Padahal sekolah merupakan tempat strategis untuk mengenalkan
budaya daerah kepada anak.
Oleh karena itu pada pendidikan anak usia dini untuk membuat proses
pembelajaran menjadi lebih menarik perlu dibuatkan media yang bisa
digunakan untuk mendampingi pada proses belajar anak usia diini. Salah
satunya adalah melalui media big book. Apakah media big book itu?
bagaimana tahapan membuat media big book yang bermuatan budaya lokal
Kalimantan Timur? Dan apa saja manfaat dari media big book untuk
perkembangan anak usia dini?

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana tahapan membuat media big book?
b. Apa manfaat media big book untuk perkembangan anak usia dini?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui tahapan membuat media big book
b. Mengetahui manfaat media big book untuk perkembangan anak usia dini

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa Latin yakni Medium yang secara harfiah
berarti “perantara” atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan
(Azhari, 2015). Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi dalam
proses belajar mengajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada
sasaran atau penerima pesan (Mahnun, 2012).
Media pembelajaran secara keseluruhan adalah suatu alat maupun bahan
yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang memiliki fungsi sebagai
pembawa informasi dari sumber belajar. Menurut (Surayya, 2012) media
pembelajaran yaitu alat yang mampu membantu proses belajar mengajar serta
berfungsi untuk memperjelas makna pesan atau informasi yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Salah satu upaya dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
bagi anak adalah dengan memilih media yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran anak usia dini harus
memenuhi standar edukatif (pendidikan), standar teknik (langkah dan prosedur
pembuatan), dan standar estetika (keindahan).
Tujuan penggunaan media pembelajaran secara umum menurut Lestari,
Ariani, & Ashadi (2014) adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-
pesan atau materi pelajaran kepada siswanya agar pesan lebih mudah
dimengerti, lebih menarik dan lebih menyenangkan bagi peserta didik.
Tujuan penggunaan media pembelajaran secara khusus yakni:
1) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
merangsang minat peserta didik untuk belajar.
2) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi.
3) Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh peserta
didik.
4) Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.

3
5) Untuk memberikan motivasi belajar kepada peserta didik (Rahmatia,
Monawati, & Darnius, 2017).
Selanjutnya Sudjana dan Rivai (2017), mengemukakan manfaat media
pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar bagi siswa yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media
dalam pembelajaran yaitu untuk mengefektifkan proses penyampaian
informasi kepada peserta didik.

2.2 Pengertian Big book


Media pembelajaran abad 21 dikenal dengan berbagai berbagai
variasi yang dapat menarik minat anak dengan gambar maupun bentuk
yang berbeda dengan buku atau bahan bacaan lainnya. Bentuk media
tersebut yaitu big book yang merupakan buku cerita yang bercirikan khusus
dengan ukuran dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, sehingga
memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama (shared reading)
antara guru dan murid.
USAID (2014) mengatakan buku besar (Big Book) adalah buku
bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang ukurannya bisa
beragam, misalnya ukuran A3, A4, A5, atau seukuran koran dan harus
mempertimbangkan segi keterbacaan seluruh siswa di kelas. Buku ini
mempunyai karakteristik khusus seperti penuh dengan warna-warni, gambar
yang menarik, mempunyai kata yang dapat diulang-ulang, mempunyai plot

4
yang mudah ditebak, dan memiliki pola teks yang berirama untuk dapat
dinyanyikan.
Selain itu Hall & Connor (2006) mendefinisikan Big books typically
use predictable texts, allowing readers to use their prior knowledge to identify
words that come next in a sentence, as well as rhythm, rhyme, and repetition,
all of which aid word recognition and identification.
Definisi di atas bahwa Big book dapat digunakan untuk anak usia dini
karena memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru
dapat memilih big book yang isi cerita dan topiknya sesuai dengan minat
siswa atau sesuai dengan tema pelajaran. Bahkan, guru dapat melakukan
pemodelan membaca atau membaca bersama sehingga akan diminati siswa
karena tampilannya menarik perhatian mereka. Lynch (2008) menyatakan
sebuah big book memiliki ciri-ciri agar pembelajaran dapat lebih efektif dan
berhasil, antara lain:
a) Cerita singkat (10-15 halaman).
b) Memiliki satu ide/topik cerita
c) Pola kalimat jelas.
d) Gambar memiliki makna.
e) Jenis dan ukuran huruf jelas terbaca.
f) Jalan cerita mudah dipahami.
Ciri-ciri Big book menjadi suatu bahan belajar yang sekaligus
merupakan suatu pendekatan dalam belajar dan mempunyai kelebihan
menurut Solehuddin (2008) yaitu:
a) Big book memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat dalam
situasi nyata dengan cara yang menarik. Membaca Big book bersama-sama
di depan kelas, anak-anak akan memperoleh pengalaman membaca yang
sebenarnya tanpa merasa takut salah dan tidak berani mencoba. semua
anak termasuk mereka yang lambat dalam membaca karena dengan
membaca Big book bersama-sama akan timbul keberanian dan kenyakinan
dalam diri anak bahwa mereka ”sudah bisa” membaca.
b) Big book memungkinkan semua anak melihat tulisan yang sama ketika
guru membaca tulisan tersebut. Ukurannya yang besar membuat anak

5
dapat melihat tulisan dalam Big book yang sedang dibaca oleh guru
mereka.
c) Penggunaan Big book memungkinkan anak-anak secara bersama-sama.
Dengan bekerjasama memberi makna kepada tulisan di dalamnya.
d) Big book memberikan kesempatan kepada anak yang lambat dalam
membaca untuk mengenali tulisan dengan bantuan guru dan teman-teman
lainnya.
e) Big book membuat guru dan anak berbagi keceriaan dan berbagi
kegiatan secara bersama. Meskipun Big book adalah bahan bacaan,
namun guru dapat menyelinginya dengan percakapan yang relevan
mengenai isi cerita bersama anak sehingga topik bacaan akan semakin
berkembang sesuai dengan pengalaman dan daya imajinasi.
f) Penggunaan big book akan mengembangkan kemampuan dasar anak
dalam semua aspek bahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
g) Belajar dengan Big book memberikan pengalaman sosial kepada anak
yaitu dalam hal berbagi pengalaman pada saat anak-anak mengomentari
gambar dan bacaan Big book.
Selain itu, Karges and Bone. (1992). Dalam bukunya “Bring on the
Big Books” memberikan manfaat dari penggunaan big book yaitu:
a) Memberi pengalaman membaca,
b) Membantu siswa memahami buku,
c) Mengenalkan berbagai jenis bahan membaca kepada siswa,
d) Memberikan peluang kepada guru memberi contoh bacaan yang baik,
e) Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran,
f) Menyediakan contoh teks yang baik untuk digunakan siswa,
g) Menggali informasi
Mengingat pentingnya big book bagi siswa, sebaiknya guru membuat
buku ini secara sederhana namun perlu memperhatikan beberapa hal seperti
tulisan. Jenis huruf alfabet yang digunakan harus tepat sesuai kaidah
karena akan menjadi contoh bagi siswa. Selain itu, perlu dipikirkan jumlah
kata atau kalimat per halaman sesuai dengan karakteristik siswa. Isi/konten

6
big book merupakan informasi penting yang berisi pengetahuan, prosedur, atau
jenis teks lainnya yang sesuai dengan tema disetiap kelas.
Selain memiliki keistimewaan berdasarkan paparan sebelumnya, untuk
meningkatkan literasi budaya lokal anak usia dini, big book juga memiliki
kekurangan. Setiawan (2001: 41) menyatakan bahwa penggunaan big book
sangat menuntut kreativitas guru. Dengan begitu, keberhasilan big book sangat
bergantung pada guru. Guru yang kreatif dalam menciptakan dan
menggunakan media big book tentu akan mengasilkan media big book yang
baik dan dapat menggunakannya dengan baik pula sehingga literasi budaya
anak akan terstimulasi dengan baik, begitu pun sebaliknya. United States Agent
International Development (2014: 56) memaparkan langkah-langkah
pembuatan big book yang dilakukan secara manual dan menggunakan alat yang
sederhana sebagai berikut:
a) Siapkan kertas minimal berukuran A3 sebanyak 8-10 halaman atau 10-15
halaman, spidol warna, lem, dan kertas HVS.
b) Tentukan sebuah topik cerita.
c) Kembangkan topik cerita menjadi cerita utuh dalam satu atau dua kalimat
sesuai dengan level atau jenjang kelas. Tuliskan kalimat singkat di atas
kertas HVS dengan cara: kertas HVS dipotong menjadi empat bagian
memanjang, tulis menggunakan spidol besar (spidol whiteboard) setiap
kalimat dengan ukuran yang sama di atas kertas berukuran 1/4 kertas HVS
tersebut, tuliskan kalimat dengan huruf-huruf alfabetis yang tepat sesuai
dengan kaidah. Tempelkan setiap kalimat tersebut di halaman yang sesuai
dengan rencana awal.
d) Siapkan gambar ilustrasi untuk setiap halaman sesuai dengan isi cerita.
Gambar ilustrasi dapat dibuat atau diambil dari sumber yang sudah ada.
e) Tentukan judul yang sesuai dengan big book. Tentukan pula gambar
ilustrasi yang menarik dan sesuai dengan judul, dan tulislah nama
penulisnya.

7
2.3 Budaya Lokal
Budaya adalah sekumpulan ide yang menentukan keyakinan dan perilaku
individu dan kelompok orang dalam masyarakat, baik yang terlihat (misalnya
artefak) dan yang tidak terlihat (misalnya adat) (Hofstede, 1980; Stephens,
2007). Sementara itu, budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh
masyarakat yang menempati lokalitas atau daerah tertentu yang berbeda dari
budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di tempat yang lain. Lebih
spesifik dijelaskan bahwa budaya lokal adalah tata cara hidup, adat istiadat,
kebiasaan, tradisi, seni, pemikiran, sistem nilai, cara kerja yang khas dari suatu
masyarakat atau suku bangsa daerah tertentu.

2.3.1 Budaya Kalimantan Timur


Kalimantan Timur adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau
Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia,
Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 127.346,92
km² dan populasi sebesar 3.575.449 jiwa (2017). Kaltim merupakan
wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat di nusantara.
Ibu kota provinsi ini adalah kota Samarinda.
Provinsi Kalimantan Timur sebelum dimekarkan menjadi
Kalimantan Utara merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia
setelah Papua, dengan luas 194.489 km persegi yang hampir sama
dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8% dari total luas wilayah Indonesia.
Etnis Kalimantan Timur didominasi oleh etnis Jawa (30,24%)
yang menyebar di hampir seluruh wilayah terutama daerah transmigrasi
hingga daerah perkotaan. Etnis terbesar kedua yaitu Bugis (20,81%)
yang banyak menempati kawasan pesisir dan perkotaan. Etnis terbesar
ketiga adalah Banjar (12,45%) yang cukup dominan di Kota Samarinda
dan Balikpapan. Kalimantan Timur merupakan tujuan utama migran
asal Pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan. Di urutan keempat
yaitu Etnis Dayak (9,94%) yang menempati daerah pedalaman. Etnis
Kutai (7,80%) yang mendiami Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan

8
Kutai Barat berada di urutan kelima. Di urutan keenam hingga sepuluh
berturut-turut yaitu etnis Toraja (2,21%), Paser (1,89%), Sunda
(1,57%), Madura (1,32%) dan Suku Buton (1,25%) serta suku-suku
lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Bahasa pengantar masyarakat Kalimantan Timur umumnya
menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar. Persebaran Bahasa
Banjar ke Kalimantan Timur karena besarnya jumlah perantauan Suku
Banjar asal Kalimantan Selatan Penutur Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis
juga cukup besar di Kalimantan Timur karena banyaknya pendatang
asal Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi yang mendiami Kalimantan Timur.
Ada beberapa bahasa lain yang dituturkan masyarakat Kalimantan
Timur. Di antaranya, rumpun Melayu seperti bahasa Kutai Kota
Bangun, Kutai Tenggarong, Berau dan rumpun Barito seperti Bahasa
Paser, Benuaq, Bentian, Tunjung. Kemudian, ada bahasa Borneo
Utara/Orang Ulu seperti Bahau, Modang, Aoheng/Penihing, Seputan,
dan Basap Berau.
Kalimantan Timur memiliki beberapa lagu daerah. Adapun
beberapa lagu daerah dari Kalimantan Timur, di antaranya Burung
Enggang, Meharit, Sabarai, Anjat Manik, Bebilin, Andang
Sigurandang, Bedone, Ayen Sae, Sorangan, Indung-indung, Tingkilan
(suku Kutai), dan Musik Sempek/Kejien (suku Dayak Wehea).
Di Kalimantan Timur, ada beberapa jenis senjata tradisional
seperti mandau, gayang, keris buritkang, sumpit, tombak, perisai.
Namun, yang paling terkenal adalah mandau. Mandau biasanya dibuat
oleh seorang pandai besi yang mempunyai ilmu gaib. Mandau adalah
semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang kira kira 1/2m.
Mandau itu ada dua macam. Pertama, mandau yang disebut Tampilan
dan dipakai untuk perang dan upacara. Kedua, mandau yang biasa
dipakai untuk keperluan sehari hari.
Kalimantan Timur tak lepas dari pakaian adat dari daerah itu
sendiri. Baik pria maupun wanita mengenakan tutup kepala (topi)
berhiaskan bulu dari burung enggang, baju rompi dan kain tenun

9
sebatas lutut. Untuk pria, mengenakan tameng dengan hiasan khas di
tangannya, serta kalung yang terbuat dari tulang dan gigi binatang.
Sementara wanita ditambah dengan kain (rok) dengan warna dan hiasan
khas, serta kalung dan beberapa gelang di kedua belah tangannya.
Kalimantan Timur juga memiliki rumah khas yang disebut rumah
Lamin. Bentuknya panggung setinggi 2 meter dari tanah dan dihuni
oleh 25-30 kepala keluarga. Ujung atap rumah dihiasi dengan kepala
naga sebagai simbol keagungan, budi luhur, dan
kepahlawanan. Sementara, halaman rumah berdiri sebuah patung
Blontang menggambarkan dewa sebagai penjaga rumah atau kampung.
Di dalam rumah adat ini, ada beberapa bagian yakni ruang dapur, ruang
tidur, dan ruang tengah. Tangga yang digunakan untuk naik ke dalam
rumah terbuat dari satu pohon. Sedangkan, dinding rumah dibuat dari
katu dan daun rumbia. Di bagian bawah rumah (kolong) biasa
digunakan untuk memelihara hewan ternak.
Ada juga alat musik tradisional Kalimantan Timur antara lain,
kadire, klentengan (sluding), sampek, jatung utang, dan uding/uring.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tahapan Membuat Big Book Budaya Lokal


A. Tahap Pra-Pembuatan Media Big Book
Pada tahap awal pembuatan big book penulis melakukan analisis
kebutuhan media pembelajaran khususnya pada tema Tanah Airku sub tema
Kalimantan Timur. Di Taman Kanak-kanak Mentari terdapat beberapa
media pembelajaran seperti buku cerita dan mainan edukasi buatan pabrik.
Akan tetapi media-media yang tersedia kurang bervariasi dan kurang
relevan digunakan untuk mengenalkan budaya lokal Kalimantan Timur.
Yang dilakukan oleh guru biasanya adalah mencetak gambar-gambar dari
internet untuk diperlihatkan kepada siswa.
Dalam proses pembelajaran, terdapat perbedaan respon siswa pada
penggunaan media pembelajaran. Siswa lebih antusias dan termotivasi
dalam belajar ketika guru menggunakan media pembelajaran dibandingkan
dengan tidak menggunakan media. Sehingga dalam hal ini diperlukan media
pembelajaran yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan
konten budaya Kalimantan Timur guna meningkatkan literasi budaya para
siswa.
Tahap selanjutnya setelah analisis kebutuhan adalah melakukan
analisis materi. Tahap ini dilakukan dengan tujuan bahwa materi yang
dideskripsikan pada media pembelajaran big book sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi yang ingin dicapai.
Berdasarkan tahapan tersebut diperoleh materi yang akan digunakan dalam
media big book yaitu pada tema tanah airku, sub tema Kalimantan Timur,
sub-sub tema rumah adat Lamin. Upaya literasi budaya dengan
mengenalkan anak bahwa di daerah tempat tinggal mereka yaitu Kalimantan
Timur memiliki rumah adat khas yang bernama rumah Lamin.
Tahap berikutnya adalah perancangan. Tahap perancangan dilakukan
dengan mengumpulkan data maupun informasi yang berhubungan dengan
rumah Lamin, dan gambar-gambar yang mendukung pembuatan media big

11
book. Data yang diperoleh digunakan sebagai referensi dalam
mengembangkan media big book. Tahapan pertama pembuatan media
diawali dengan membuat design produk atau rancangan garis besar isi media
big book berupa storyboard (papan cerita) dengan menggunakan program
aplikasi Canva. Storyboard adalah rangkaian sketsa gambar yang digunakan
untuk menggambarkan alur cerita. Langkah selanjutnya yaitu membuat
produk awal media big book dengan mengikuti poin-poin di dalam
storyboard.

B. Tahap Pembuatan Media Big Book


Pada kajian teori telah dijelaskan langkah-langkah pembuatan media
big book secara manual. Pembuatan media big book yang akan penulis
lakukan adalah mengkombinasikan cara manual dan elektronik. Ukuran
media big book yang akan dibuat adalah seukuran kertas A4 sehingga cukup
besar untuk dibacakan dalam kelompok kecil atau dalam satu kelas. Pada
tahap perancangan, penulis akan membuat storyboard dengan menuliskan
urutan cerita. Penulis memilih kalimat sederhana yang mudah dipahami
anak dengan menyisipkan kata-kata baru untuk menambah kosakata guna
mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Berikut ini adalah contoh
storyboard yang dibuat oleh penulis yang berisi pratinjau big book halaman
1 sampai dengan 4.

12
Pada storyboard penulis menggunakan gambar rumah Lamin yang
didapat dari internet yang akan digunakan sebagai gambar ilustrasi dari
media big book. Penulis memilih gambar asli (bukan animasi) agar anak
mendapat gambaran nyata dari rumah Lamin. Gambar yang dipilih harus
jelas dan berkualitas tinggi sehingga menampakkan detail dari rumah Lamin
tersebut.
Tahap berikutnya dari pembuatan media big book adalah proses
pengerjaan. Penulis menggunakan aplikasi Canva untuk membuat media big
book. Canva adalah aplikasi desain grafis yang digunakan untuk membuat
grafis media sosial, presentasi, poster, dokumen dan konten visual lainnya.
Alasan penulis menggunakan aplikasi Canva karena penulis cukup mahir
menggunakan aplikasi ini. Selain itu tersedia pula banyak pilihan jenis huruf
(font) sehingga penulis dapat memilih mana huruf yang benar-benar sesuai
dan mudah terbaca oleh anak. Dengan begitu pesan dari big book yang kita
sampaikan benar-benar dipahami anak sesuai dengan tujuan dibuatnya
media big book ini.

C. Tahap Uji Kelayakan


Dalam proses pengerjaan, penulis perlu berdiskusi dengan sesama
guru dan beberapa ahli untuk meminta saran dan koreksi mengenai media
big book ini. Tahap ini dimaksudkan agar media big book yang dihasilkan
benar-benar layak digunakan untuk anak usia dini. Hal-hal yang perlu
mendapat koreksi dan saran seperti penggunaan kata dan kalimat, isi/konten
cerita, kejelasan gambar ilutrasi, dan lain-lain yang dianggap perlu.

3.2 Penggunaan Media Big Book


Setelah big book selesai dibuat melalui tahapan-tahapan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka big book siap untuk digunakan oleh guru. Dalam
menggunakan media big book ada prosedur yang perlu dilakukan oleh guru
agar kegiatan tersebut menjadi bermakna. Adapun prosedur pelaksanaan
penggunaan media big book adalah sebagai berikut:

13
a) Tahap pra-membaca
• Awali dengan percakapan pembuka
• Tunjukkan sampul buku
• Sebutkan judul dan nama penulis
• Gali pengetahuan latar dan umum
• Menyusuri sampul buku
• Mulailah membaca
b) Tahap Saat Membaca
• Membaca dengan tenang dan jelas
• Menunjuk tulisan dengan menggunakan tangan atau alat penunjuk
supaya anak dapat mengikuti dan mengetahui tulisan mana yang
sedang mereka baca
• Ciptakan komunikasi dua arah
• Berikan tanggapan jika ada respon
• Tetap fokus dan menjaga interaksi
c) Tahap Setelah Membaca
• Pancing anak untuk bertanya
• Diskusikan isi cerita
• Diskusikan tokoh dan latar
• Latih anak untuk mengungkapkan kesan
• Ajak anak mengungkapkan pesan
• Meminta anak menceritakan kembali
• Kegiatan lanjutan berbasis cerita

3.3 Manfaat Media Big Book Budaya Lokal untuk Anak Usia Dini
Media big book dibuat dan digunakan untuk membangun pengetahuan
baru anak dalam memahami budaya lokal Kalimantan Timur. Anak-anak
dibacakan dan diperlihatkan beragam ilustrasi yang menggambarkan
bagaimana kebudayaan daerahnya, dalam hal ini spesifik pada rumah adat
Lamin.
Aspek perkembangan anak usia dini yang dapat terstimulasi melalui
media big book ini antara lain:

14
● Aspek perkembangan agama dan moral
- Big book yang berisi konten bertema makhluk hidup dapat
mengenalkan anak kepada Tuhan sebagai Sang Pencipta
- Dapat mengangkat tema khusus untuk menyampaikan pesan moral
● Aspek perkembangan fisik motorik
- Membolak-balikkan buku melatih motorik halus anak
- Isi big book dapat berisi cerita yang memancing anak untuk bergerak
● Aspek Perkembangan bahasa dan literasi
- Menambah kosakata anak
- Anak mendapat pengalaman membaca awal yang menyenangkan
- Meningkatkan kemampuan bahasa reseptif
- Menstimulasi kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis
- Salah satu stimulasi agar anak akrab dengan sumber bacaan
● Aspek perkembangan kognitif
- Anak mengenal dan memahami konsep baru dari apa yang dibacakan,
baik dari gambar ilustrasi maupun dari teks
- Anak mengkonstruksi pengetahuan tentang budaya lokal Kalimantan
Timur
● Aspek perkembangan sosial emosional
- Kegiatan membaca yang menyenangkan, membuat anak termotivasi
untuk belajar
- Big book yang dibaca secara share reading (bersama-sama) akan
meningkatkan sosialisasi dan kebersamaan anak
● Aspek perkembangan seni
- Gambar ilustrasi yang menarik dapat menstimulasi imajinasi anak
Guru perlu mengetahui cara menggunakan dan skenario
pembelajarannya, dengan begitu big book akan efektif mempercepat
kemampuan literasi budaya siswa. Big book merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan
yang berkualitas bagi anak usia dini. Bila kita melaksanakan kegiatan dengan
menggunakan big book sebagai media belajar, maka hasilnya akan lebih

15
bermakna dan bernilai, sebab anak dihadapkan dengan gambar, sehingga lebih
nyata, lebih faktual.
Penggunan media belajar big book berarti juga membantu penyampaian
pesan-pesan yang tertulis dalam buku big book, ukuran big book yang besar
juga memudahkan anak untuk melihat keseluruhan isi cerita di dalamnya dan
anak juga dapat bereaksi pada halaman yang sedang dibacanya, selain itu juga
partisipasi anak juga terdorong. Dengan adanya penggunaan big book ini
membuat anak semakin antusias untuk mengenal budaya lokal Kalimantan
Timur yang sudah dikemas dengan bentuk tulisan cerita yang menarik.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Konten budaya lokal untuk anak usia dini menjadi hal yang penting
untuk dikenalkan diabad ke-21 ini. Indonesia memiliki beragam suku bangsa,
bahasa, kebiasaaan, adat istiadat, kepercayaan, dan lapisan sosial. Sebagai
bagian dari dunia, Indonesia pun turut terlibat dalam kancah perkembangan
dan perubahan global, sehingga pemahaman itu semua perlu ditingkatkan
khususnya identitas khas/prinsip pada budaya lokal Kalimantan Timur yang
menjadi konten dasar.
Media big book dibuat dan digunakan untuk membangun pengetahuan
baru anak dalam memahami budaya lokal Kalimantan Timur. Anak-anak
dibacakan dan diperlihatkan beragam ilustrasi yang menggambarkan
bagaimana kebudayaan daerahnya. Selain itu, media big book juga dapat
digunakan untuk menstimulasi semua aspek perkembangan anak yaitu nilai
agama dan moral, bahasa dan literasim kognitif, fisik motorik, sosial
emosional, dan seni.
Keberhasilan big book sangat bergantung pada guru. Guru yang kreatif
dalam menciptakan dan menggunakan media big book tentu akan mengasilkan
media big book yang baik dan dapat menggunakannya dengan baik pula
sehingga literasi budaya anak akan terstimulasi dengan baik.

4.2 Saran
Begitu pentingnya fungsi media bagi pembelajaran anak usia dini maka
pendidik perlu senantiasa mengembangkan kreativitasnya dalam membuat dan
menggunakan media untuk membantu proses pembelajaran agar berjalan
efektif dan optimal.
Selain itu, guru sebagai ujung tombak pengenalan literasi budaya pada
anak usia dini dituntut untuk dapat memiliki kecakapan dalam mengelola
pembelajaran berbasis budaya, terutama budaya lokal/daerah. Mengingat

17
sampai saat ini sekolah masih menjadi tempat paling strategis untuk
menanamkan nilai-nilai budaya kepada anak usia dini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman


Kanak-Kanak. Jakarta: PT Gramdia widia Sarana Indonesia

Jatnika, Y. 2017. Literasi Budaya untuk Menumbuhkan Karakter Bangsa.


https://mepnews.id/2017/04/18/literasi-budaya-untuk-penumbuhan-karakter-
bangsa/. Diakses pada tanggal 9 Juni 2022

Kuwat Listiyawat, 2013. Pengaruh Media Big Book Terhadap Perkembangan


Kemampuan Membaca Awal Pada Anak Kelompok A di TK Aisyiyah Pabelan
Kartasuro Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013. https://eprints.ums.ac.id.
Diakses pada tanggal 10 Juni 2022

Sadiman, Arif. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Hakikat, Pengembangan,


Pemanfaatan. Jakarta; Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun, 2017. Materi Pendukung Literasi Budaya dan Kewargaan, Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

UIN Sunan Kalijaga. 2013. Pentingnya Literasi Budaya di Tengah Gencarnya Arus
Budaya Global. http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/741/pentingnya-literasi-
budaya-di-tengah-gencarnya-arus-budaya-global. Diakses pada tanggal 6
Juni 2022

19

Anda mungkin juga menyukai