Anda di halaman 1dari 13

Makalah Kel.

4
MK. PBAM IPS di SD
PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai :

Media Berbasis Sosial Budaya Lokal


Dosen Pengampu : Dra.Risma Sitohang, M.Pd
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar dan Media IPS di SD
Disusun Oleh :

1.Ladi Ladita Sigalingging 1191111036


2. Intan Permata Sari Siregar 1191111039
3. Ummul Huda Harahap 1191111041
4. Muhammad Arif Zulmi 1191111043
5. Desnica Maria Tweny Pakpahan 1192411007

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
T.A.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami bisa
menyusun atau menyelesaikan makalah Tugas Rutin. Penulisan ini kami sajikan
secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, dan
tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah : Pengembangan
Bahan Ajar dan Media IPS di SD.
Dalam menyusun tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan tugas ini, dan dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan secara khusus kami berterima
kasih kepada Ibu Dra.Risma Sitohang, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar dan Media IPS di SD karena telah memberi
bimbinganya kepada kami untuk menyelasaikan makalah tugas rutin ini hingga
selesai.

Medan, Maret 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


i DAFTAR ISI...........................................................................................................
ii BAB I ..........................................................................Error! Bookmark not
defined. PENDAHULUAN......................................................Error! Bookmark not
defined.
A. Latar Belakang .............................................Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ........................................Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan ..........................................................Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat ........................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
BAB III .................................................................................................................... 9
PENUTUP ...............................................................................................................
9
A.SIMPULAN...................................................................................................... 9

B. SARAN............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bermakna akan dapat diperoleh jika anak belajar sesuai dengan
lingkungan sosialnya. Sehingga unsur budaya tidak bisa direduksi dalam
merancang sebuah pembelajaran di sekolah. Selain itu, dalam kerangka kurikulum
2013 juga disebutkan bahwa dalam menyusun dan mengembangkan kegiatan
pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan dan
pengembangan sesuai dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal
peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik (Kemendikbud, 2013). Pembelajaran
terintegrasi merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan
dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan
pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep
dasar yang berkaitan. Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut
sehingga peserta didik tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan
kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna nyata
kepada peserta didik.Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan
manusia. Keduanya adalah pemberi makna yang substansial terhadap bahasa,
PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata
dimana peserta didik dan masyarakat hidup (Fogarty, 1991).

Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu diadakan inovasi dengan cara
memperbaiki pola pembelajaran agar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Salah satu inovasi tersebut adalah dengan memanfaatkan media ajar berbasis
budaya lokal. Media tersebut dapat berupa lembar kerja siswa berbasis budaya
lokal.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media?
2. Apa pengertian budaya lokal?
3. Bagaimana penggunaan media pembelajaran berbasis budaya lokal dalam
pembelajaran?
4. Bagaimana penggunaan media pembelajaran berbasis budaya lokal
berdampak positif terhadap kualitas dan hasil belajar?
5. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat penggunaan media
pembelajaran berbasis budaya lokal dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media.
2. Untuk mengetahui pengertian budaya lokal.
3. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran berbasis budaya lokal
dalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran berbasis budaya lokal
berdampak positif terhadap kualitas dan hasil belajar.
5. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penggunaan media
pembelajaran berbasis budaya lokal dalam pembelajaran.
D. Manfaat
1. Agar mengetahui pengertian media.
2. Agar mengetahui pengertian budaya lokal.
3. Agar mengetahui penggunaan media pembelajaran berbasis budaya lokal
dalam pembelajaran.
4. Agar mengetahui penggunaan media pembelajaran berbasis budaya lokal
berdampak positif terhadap kualitas dan hasil belajar.
5. Agar mengetahui faktor pendukung dan penghambat penggunaan media
pembelajaran berbasis budaya lokal dalam pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media
Media merupakan jembatan untuk membawa informasi dari sumber ke
penerima informasi, sehigga informasi dapat diperoleh dengan mudah (Abdul Arif
& Riki Mukhaiyar 2020, 115) dan media berfungsi untuk menyampaikan
informasi pembelajaran sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat siswa yang mengarah terjadinya proses belajar disebut dengan media
pembelajaran.
Menurut Arsyad (2002: 4) media adalah semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau
pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju.

Dalam konteks dunia pendidikan, Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002: 3)
mengungkapkan bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan Sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
untuk menyampaikan informasi kepada penerima dan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian agar terjadi komunikasi yang efektif dan
efisien.

B. Pengertian Budaya Lokal


Pembelajaran berbasis budaya lokal adalah pembelajaran yang mengajarkan
peserta didik untuk selalu dekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi dan
3
perkembangan teknologi menyebabkan terjadinya perkembangan kebudayaan, hal
ini dikarenakan kehidupan ini bersifat dinamis. Guru dapat mengembangkan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis budaya lokal
yang ada di sekitar peserta didik. Guru dapat mengimplementaasikan materi
pembelajaran dengan memasukan budaya lokal, agar pembelajaran lebih menarik
dan peserta dapat menguasi serta memahami materi dengan baik sehingga hasil
belajar peserta didik maksimal.
Budaya lokal sendiri merupakan bagian dari masyarakat yang dipercaya dan
dihormati oleh masyarakat baik berupa nilai-nilai atau aturan maupun hasil budaya
yang diciptakan masyarakat seperti upacara adat, tradisi, bahasa, dan tarian asli
dari masyarakat setempat. Memasukkan materi berbasis budaya lokal dalam
pembelajaran di sekolah dasar adalah suatu gagasan yang positif karena dari sana
guru dapat memudahkan peserta didik untuk lebih memahami materi
pembelajaran. Budaya lokal tersebut dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran
sebagai sumber belajar, dan juga sebagai penanaman nilai-nilai budaya lokal yang
dapat mengembangkan nilai karakter peserta didik.
Menurut Nawari Ismail (2011), yang dimaksud budaya lokal adalah semua ide,
aktivitas dan hasil aktivitas manusia dalam suatu kelompok masyarakat di lokasi
tertentu. Budaya lokal tersebut secara aktual masih tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat serta disepakati dan dijadikan pedoman bersama. Dengan demikian
sumber budaya lokal bukan hanya berupa nilai, aktivitas dan hasil aktivitas
tradisional atau warisan nenek moyang masyarakat setempat, namun juga semua
komponen atau unsur budaya yang berlaku dalam masyarakat serta menjadi ciri
khas dan atau hanya berkembang dalam masyarakat tertentu.

C. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Budaya lokal dalam


pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menyiapkan hal yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran dan aspek yang dipersiapkan tersebut
meliputi analisis kurikulum, analisis kebutuhan pembelajaran, metode yang akan
digunakan, evaluasi dan strategi yang cocok, serta menyiapkan media yang akan

4
digunakan. Untuk analisis kurikulum hal yang disiapkan adalah silabus, RPP, dan
juga materi yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Perencanaan
kurikulum dalam pembelajaran bahasa sangat penting, agar siswa memliki
komunikasi yang sesuai dengan standar dan mampu melakukan hubungan
interaksi dengan masyarakat.
Guru melakukan kegiatan awal dengan kegiatan yang mampu
mengembangkan pola pikir peserta didik dan juga untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran berbasis budaya lokal. Untuk memotivasi belajar peserta didik guru
menyajikan materi dengan menggunakan media video yang disajikan dalam LCD.
Memasuki kegiatan inti guru mulai mengimplementasikan metode yang sudah
disiapkan sebelumnya dan banyak metode yang dapat digunakan oleh guru seperti
diskusi, pemberian tugas, problem solving, Tanya jawab dan lain sebagainya.
Pemilihan metode yang digunakan oleh guru adalah metode diskusi,
dikarenakan metode ini mampu meningkatkan interkasi kegiatan pembelajaran dan
pembelajaran akan efektif jika terjadi interaksi baik antara peserta didik dengan
guru. Keeffektifan pembelajaran yag dilihat dari interaksi yang tercipta ini
dibenarkan oleh Mertins (2010) dalam penelitiannya yang menunjukkan bahwa
pembelajaran lebih efektif jika melakukan interaksi salah satunya adalah melalui
kegiatan kelompok atau diskusi. Media pembelajaran berbasis budaya lokal
disajikan dalam bentuk CD pembelajaran yang ditampilkan dengan bantuan LCD
atau Laptop. Secara umum budaya lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan
setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat. budaya lokal terbentuk sebagai
keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam
kearifan lokal arti luas.
Pendidikan berbasis budaya lokal menurut Prasetyo (2013: 3) merupakan
usaha sadar yang terencana melalui penggalian dan pemanfaatan potensi daerah
setempat secarra arif dalam upaya mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki keahlian, pengetahuan dan sikap dalam upaya ikut serta membangun
bangsa dan Negara. Melalui pembelajaran berorientasi budaya lokal dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan hal ini disebabkan karena pembelajaran
berorientasi budaya lokal lebih

5
memberikan kesan yang kontekstual dalam pembelajaran sehinga siswa mudah
memhami materi yang dipelajari. Pembelajaran yang berorientasi pada budaya
lokal dimana siswa dilibatkan dengan tradisi yang ada ternyata memberikan kesan
yang lebih kontekstual. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran
berbasis budaya lokal yang dikemas dengan metode inofatif seperti yang
dilakukan oleh guru dalam menciptakan suasana yang kondusif dan juga
interaktif. Dimana media yang digunakan untuk memberi informasi memberikan
lebih banyak makna dengan cara transparan, terbuka serta menghormati dan
empati interaksi dalam kelompok. Kegiatan akhir yang dilakukan oleh guru adalah
melakukan refleksi, dimana kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru adalah
Tanya jawab, merangkum dan juga mengambil kesimpulan dari apa yang sudah
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran terutama untuk materi yang telah
dipelajari. Selain melakukan kegiatan refleksi guru melakukan kegiatan akhir
dengan memberikan tugas kepada siswa seperti PR atau tugas lainnya.

D. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal Berdampak


Positif Terhadap Kualitas Dan Hasil Belajar
Dampak positif yang dirasakan guru adalah kemudahan dalam menyampaikan
materi dan guru tidak sekedar menyampaikan materi namun juga meningkatkan
kreatifitas. Guru juga berusaha membuat media yang lebih baik sehingga
mempermudah dalam menyampaikan materi. Guru tidak perlu menuliskan materi
di papan white board dan langsung menampilkan di depan kelas dan hal ini akan
lebih menghemat waktu dan waktu belajar lebih optimal, karena materi yang susah
dapat disederhanakan dengan menggunakan budaya lokal. Ketertarikan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta untuk
memperhatikan video. Hal yang belum dilakukan sebelumnya ini memberikan
suasana pembelajaran yang baru sehingga setiap tugas yang diberikan oleh guru
selalu dikerjakan oleh siswa.
Ketertarikan ini menjadikan siswa kosentrasi dalam menerima materi dan
perhatiannya diberikan khusus untuk pembelajaran dan hal ini menyebabkan
suasana pembelajaran menjadi kondusif dan peserta didik sudah tidak ramai lagi di
dalam kelas. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran dapat

6
memecahkan masalah belajar siswa seperti peningkatan kosentrasi, peningaktan
minat dan juga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis budaya lokal dengan metode interaktif menjadikan kegiatan pembelajaran
interaktif yang ditunjukkan dengan aktivitas guru dan juga siswa. Interaksi
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mampu meningkatkan minat
belajar siswa. Peningkatan motivasi, aktivitas, pemahaman serta adanya
ketertarikan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menjadikan hasil belajar
siswa meningkat pula. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran
berbasis budaya lokal dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dalam hasil belajar
secara klasikal atau individual yang mengalami peningkatan.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Penggunaan Media


Pembelajaran
Berbasis Budaya Lokal dalam Pembelajaran
Keberhasilan kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran
berbasis budaya lokal dalam mata pelajaran untuk meningkatkan kualitas dan juga
hasil belajar siswa tidak lepas dari faktor pendukung pembelajaran. Lengkapnya
fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah menjadi faktor pendukung dalam
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis budaya lokal, karena
guru tidak perlu lagi meminjam LCD atau menyewa dari tempat lain. Sekolah
telah menyediakan beberapa fasilitas seperti LCD, laptop, multimedia intearktif,
TV, CD player dan pihak sekolah akan menambah fasilitas teknologi sebab
memberikan banyak manfaat. Kompetensi yang dimiliki oleh guru menjadi
penting untuk meningkatkan kualitas dan juga prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Algozinne (2007) Hasil dari penelitian ini
menyatakan, memastikan seorang guru berkualitas di tiap-tiap kelas adalah suatu
bagian tengah agenda yang terakhir untuk memperkuat pendidikan publik dan
memaksimalkan prestasi siswa. Daya serap siswa juga sangat baik, mudah diatur
dan tidak nakal. Hal ini sangat mendukung dalam menerima materi yang diberikan
oleh guru dan setiap tugas yang diberikan selalu dikerjakan. Guru mejelaskan
materi satu kali dan siswa dapat menerima dan paham akan materi yang diberikan.
Meskipun ada beberapa siswa yang kurang paham, guru melakukan pendekatan

7
invidual sehingga siswa tersebut dapat mengikuti pembelajaran bersama teman-
temannya yang lain. Kegiatan tanya jawab juga dilakukan dengan optimal, siswa
berusaha menjawab pertanyaan dengan kata-kata sendiri dan tidak takut untuk
bertanya ketika mengalami kesulitan untuk materi tertentu. Sumber referensi atau
sumber belajar juga merupakan faktor pendukung dalam kegiatan pembelajaran
dalam menggunakan media pembelajaran berbasis budaya lokal. Perpustakaan
menjadi sumber bahan ajar cetak, sedangkan laboratorium computer sebagai
sumber bahan ajar elektronik yang dapat dijadikan perpustakaan maya. Sumber
bahan ajar elektronik yang disediakan pihak sekolah misalnya saja film
pembelajaran, media pembelajaran, dan juga video-video pembelajaran.
Selain dari faktor pendukung yang dimiliki oleh pihak sekolah dalam
pembelajaran, namun ada beberapa faktor yang menghambat terlaksananya
penggunaan media pembelajaran berbasis budaya lokal. Faktor dana yang belum
dialokasikan sepenuhnya untuk penyediaan kebutuhan pembelajaran
menggunakan media sebab pihak sekolah masih memiliki kebutuhan yang lebih
penting dan hal itu diprioritaskan. LCD yang harusnya ditambah belum ditambah,
sehingga guru harus bergantian untuk bisa menggunakannya. Pemberian waktu
untuk pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis budaya lokal pada
mata pelajaran dirasa masih minim. Selain itu belum pernah adanya pelatihan
untuk pembuatan media berbasis budaya lokal mengakibatkan keterbatasan
kemampuan guru dalam menyusun media.

8
BAB III
PENUTUP

A.SIMPULAN
Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga
dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar. Media pembelajaran
adalah:
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran 2. Sarana fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran 3. Sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar beserta perangkat
kerasnya. 4. Wikipedia
Tujuan penggunaan media pembelajaran secara adalah membantu guru dalam
menyampaikan pesan- pesan atau materi pelajaran kepada siswanya agar pesan
lebih mudah dimengerti, lebih menarik dan lebih menyenangkan bagi peserta
didik.

Media Pembelajaran berbasis budaya merupakan Media pembelajaran yang


meingintegrasikan budaya dalam proses pembelajaran serta salah satu bentuknya
adalah menekankan belajar dengan budaya. Belajar dengan budaya dapat
menjadikan siswa tidak terasing dari budaya lokalnya serta meningkatkan apresiasi
siswa terhadap budaya lokal.Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi
penciptaan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis buat jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran penulis perlukan guna meningkatkan
dan membangun keterampilan dalam membuat makalaH yang sebaik-baiknya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Kaimuddin Mabbaco .2012. Kearifan Budaya Lokal. Jakarta: Pustaka Press
Djakarta.

Saliman. 2007. Pemanfaatan Budaya Lokal untuk Meningkatkan Partisipasi


Peserta Didik pada Proses Pembelajaran. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudjana Nana dan Rifai Ahamd. 2019. Media Pengajaran. Bandung:


SBAlgensindo.

Suryani Nunuk, Setiawan Achamd dan Putria Aditin. 2018. Media Pembelajaran
Inovatif dan Pengembangannya. Bandung: Rosdakarya.

10

Anda mungkin juga menyukai