Anda di halaman 1dari 25

TUGAS RUTIN

MK. PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai :

Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas


Dosen Pengampu : Dra. Sorta Simanjuntak, M.Pd
Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas

Disusun Oleh :

1. Riri Amanda (1191111028)


2. Nanda Widya Putri (1191111034)
3. Risky Mayang Sari (1191111038)
4. Ummul Huda Harahap (1191111041)
5. Nur Elita Mardiyah Aswat (1191111046)
6. Zuani Jesica Pasaribu (1192411014)
7. Arda Yatul Liani Pasaribu (1192411018)

PGSD REGULER B 2019

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

OKTOBER 2021
1. Sebutkan identifikasi-identifikasi fenomena yang terjadi/yang ada/yang muncul di kelas
anda!

Jawab :

1. Kesulitan saat pembelajaran pada masa pandemi covid-19

2. Kurangnya motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di era
pandemi Covid-19

3. Guru kurang berperan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran matematika di era pandemi Covid-19

4. Rendahnya hasil belajar siswa

5. Guru kurang menguasai strategi dan metode pembelajaran daring yang merupakan salah
satu pembangkit motivasi belajar peserta didik

6. Keterbatasan Guru dalam menerapkan keterampilan mengajar di era pandemi Covid-19

7. Kegiatan pembelajaran matematika pada masa pandemi Covid-19 yang cenderung


monoton (kurang menarik)

8. Fasilitas pembelajaran yang terbatas, seperti media pembelajaran daring pada masa
pandemi Covid-19

9. Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik pada masa pandemi Covid-19

10. Kurangnya inovasi pembelajaran daring bagi peserta didik untuk meningkatkan
motivasi belajarnya

2. Identifikasi faktor penyebab fenomena tersebut!


Jawab :

Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dengan tujuan mendidik peserta didik dalam
mengembangkan potensi dirinya. Namun, kondisi di Indonesia kini terhambat akibat dilanda pandemi
covid-19 yang mempengaruhi semua sektor kehidupan manusia mulai dari ekonomi, sosial, budaya
dan juga dunia pendidikan. Di masa pandemi covid-19 yang melanda dunia, khususnya Indonesia
2
membuat pemerintah menghimbau warga nya untuk stay at home, membatasi aktivitas di luar rumah,
juga pembatasan kontak langsung dengan sesama manuasia (Physical distancing). Salah satu
kebijakan merintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia bekerja dari
rumah (work from home), juga termasuk belajar dari rumah (study from home). Pendidikan formal di
Indonesia sebelumnya lebih didominasi dengan pembelajaran tatap muka, sekarang harus beradaptasi
dengan peralihan sistem belajar menjadi pelaksanakan pembelajaran daring.
Belajar diartikan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar untuk merubah tingkah lakunya,
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir,
dan lain-lain. Makin banyak upaya belajar itu dilakukan, maka makin banyak perubahan yang
diperoleh. Hal ini berarti peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai
bidang. Apabila tidak mendapat peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut
belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan dalam proses belajar.
Dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku dibutuhkan motivasi.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang berperan dalam hal penumbuhan gairah, perasaan
senang dan semangat untuk belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamain
kegiatan kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memebrikan arah pada kegiatan pembelajaran,
sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi
apabila merasa ada kepentingan dengansesuatu itu. Oleh karena itu, penting bagi guru menciptakan
kondisi belajar yang membuat siswa merasa selalu butuh dan ingin terus belajar. Salah satu cara yang
dapat digunakan guru adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran dan media pembelajaran
interaktif yang menarik bagi siswa dan juga cocok diterapkan dalam pembelajaran daring.

Dari identifikasi-identifikasi fenomena yang terjadi/yang ada/yang muncul di kelas


sebelumnya, maka diidentifikasi faktor penyebab fenomena tersebut sebagai berikut:
1) Kesulitan saat pembelajaran pada masa pandemi covid-19
Factor penyebab: kurang siapnya lembaga sekolah dalam melaksanakan pembelajaran daring
baik dari segi sarana prasarana, kemampuan mengajar guru dan keterbatasan koneksi dan
akses internet di wilayah asal. Serta kurangnya komunikasi dengan orangtua/wali peserta didik
dalam menjalankan pembelajaran daring.

3
2) Kurangnya motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di era pandemi
Covid-19.
Factor penyebab: peserta didik merasa bosan dengan sistem belajar matematika yang
diterapkan guru yang hanya memberikan tugas matematika tanpa memberikan pengajaran
terhadap materi matematika yang dipelajari dan peserta didik cenderung lebih banyak
bermain-main di rumah saat pembelajaran daring karena merasa tidak diawasi.

3) Guru kurang berperan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran
matematika di era pandemi Covid-19
Factor penyebab: guru kurang dapat menciptakan iklim pembelajaran daring pada mata
pelajaran matematika yang menyenangkan dan memotivasi peserta didik untuk belajar
matematika dan guru mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi komunikasi dengan
peserta didik nya dalam pembelajaran daring.

4) Rendahnya hasil belajar siswa.


Factor penyebab: guru kurang mampu menerapkan strategi pembelajaran daring yang
mengaktifkan dan menyenangkan bagi peserta didiknya, dan siswa kurang dapat memahami
materi pelajaran yang dipelajari melalui pembelajaran daring, dan siswa kurang mendapat
perhatian dari guru atas kesulitan belajar yang dialami selama pembelajaran daring.

5) Guru kurang menguasai strategi dan metode pembelajaran daring yang merupakan salah satu
pembangkit motivasi belajar peserta didik.
Factor penyebab: guru kurang menguasai penggunaan teknologi yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran daring yang bervariasi sehingga dapat pembangkit motivasi belajar peserta didik,
dan guru masih menerapkan system pemberian tugas yang monoton dan membosankan gai
peserta didik.

6) Keterbatasan Guru dalam menerapkan keterampilan mengajar di era pandemi Covid-19.


Factor penyebab: guru kesulitan dalam penguasaan teknologi sehingga membatasi guru unttuk
berinteraksi dengan peserta didiknnya dan kurangnya sosialisasi dan pelatihan keterampilan
mengajar guru dalam pembelajaran dari pemerintah.

4
7) Kegiatan pembelajaran matematika pada masa pandemi Covid-19 yang cenderung monoton
(kurang menarik)
Factor penyebab: guru kurang mampu menciptakan media ajar matematika berbasis teknologi
yang membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan guru kurang memberikan variasi
bahan ajar mata pelajaran matematika dalam pembelajaran daring.

8) Fasilitas pembelajaran yang terbatas


Factor penyebab: pemerintah menyediakan sarana dan prasarana untuk melaksanakan
pembelajaran daring kepada sekolah tetapi hanya memberikan bantuan kuota internet saja, dan
kondisi ekonomi yang tidak mendukung sebagain orangtua/wali peserta didik dalam
memenuhi fasilits belajar daring seperti handphone.

9) Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik pada masa pandemi Covid-19
Factor penyebab: pembatasan komunikasi tatap muka antara guru dan peserta didik selama
pelaksanaan pembelajaran daring, dan peserta didik tidak bebas menggunakan handphone
tanpa pengawasan orangtua/wali dikarenakan kebutuhan pekerjaan orangtua/wali yang juga
memerlukan penggunaan handphone.

10) Kurangnya inovasi pembelajaran daring bagi peserta didik untuk meningkatkan motivasi
belajarnya.
Factor penyebab: kurangnya kemampuan penguasaan teknologi oleh guru dalam pembelajaran
daring, kurangnya sosialisasi dari pemerintah yang mendukung pengetahuan guru mengenai
pembelajaran daring, dan guru sulit mengembangkan inovasi media pembelajaran daring yang
berbasis teknologi yang dapat membantu peningkatan motivasi belajar peserta didik.

5
3. Dari faktor penyebab fenomena tersebut pilih faktor yang paling dominan dan boleh/bisa di
atasi dengan ptk Buat teori yang mendukung terhadap faktor yang paling dominan

Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika adalah membentuk logika berpikir bukan sekedar pendai berhitung.
Berhitung dapat dilakukan dengan alat bantu, seperti kalkulator dan komputer, namun menyelesaikan
masalah perlu logika berpikir dan analisis (Fatimah, 2009:8). Oleh karena itu, siswa dalam belajar
matematika harus memiliki pemahaman yan benar dan lengkap sesuai tahapan, melalui cara dan
media yang menyenangkan dengan menjalankan prinsip matematika.

Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD


Selain pengertian dan tujuan pembelajaran matematika SD/MI, yang telah diajabarkan,
pembelajaran matematika juga mempunyai beberapa karakteristik yaitu (Amir, 2014:78-79): a)
Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral, yaitu pembelajaran matematika yang selalu
dikaitkan dengan materi yang sebelumnya. b) Pembelajaran matematika bertahap, yang dimaksudkan
disini adalah pembelajaran matematika yang dimulai dari hal yang konkret menuju hal yang abstrak,
atau dari konsep-konsep yang sedehana menuju konsep yang lebih sulit. c) Pembelajaran matematika
menggunakan metode induktif, yaitu metode yang menerapkan proses berrpikir yang berlangsung dari
kejadian khusus menuju umum. d) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi, artinya
tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan yang lain, atau dengan kata lain suatu
pertanyaan dianggap benar apabila didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan terdahulu yang diterima
kebenarannya. e) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna, yaitu cara pengajaran materi
pembelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan.

Pembelajaran Daring

Pengertian Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring yaitu penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk


menjangkau kelompok target yang massif dan luas, sehingga pembelajaran daring dapat
diselenggarakan dimana saja serta diikuti secara gratis maupun berbayar (Bilfaqih & Qomarudin,
2015). Selain itu, pembelajaran daring memanfaatkan jaringan internet dalam proses pembelajaran

6
dan memberikan metode pembelajaran yang efektif seperti berlatih dengan adanya umpan balik,
menggabungkan kegiatan kolaboratif dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan
kebutuhan anak yang menggunakan simulasi dan permainan (Ghirardini, 2011; Isman, 2016).

Motivasi

Pengertian Motivasi

Motif berasal dari bahasa latin yaitu movere yang artinya bergerak. Motif yang di istilahkan
needs adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan (Ahmadi,1999). Sedangkan menurut
Walgito (2002) menyatakan motivasi merupakan kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang
menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat dan dorongan ini biasanya tertuju pada suatu
tujuan tertentu.

Berdasar uraian di atas jelas kiranya bahwa motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin
berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat
berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar


Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2005:92), yaitu: memberi angka,
hadiah, kompetisi, ego-Involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian dan hukuman.

Kooperatif Learning
Pengertian Kooperatif Learning
Pembelajaran kooperatif menjadi alternatif solusi dalam situasi pembelajaran seperti ini.
Menurut Muslimin (dalam Abdullah, 2017: 15) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
yang memprioritaskan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan mengarahkannya
bekerjasama untuk mencapai pemahaman yang benar terhadap materi suatu pelajaran. Pada
pembelajaran peserta didik dituntut untuk membangun pengetahuan dengan anggota kelompoknya
untuk mencapai tujuan tertentu. Semakin baik kerjasama yang dilakukan semakin mudah pula tujuan
tercapai, begitu juga sebaliknya.

7
Rosyadah (2021) mengemukakan penerapan model pembelajaran kooperatif ini dilakukan
dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar. Setelah itu kelompok-kelompok tersebut
ditempatkan pada salah satu rumah teman ataupun guru. Nantinya guru akan mengunjungi rumah
tersebut untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tentunya pelaksanaan pembelajaran dengan
cara seperti ini harus tetap mengindahkan protokol kesehatan yang berlaku, yaitu tetap menggunakan
masker, menjaga jarak, tidak melakukan interaksi fisik, dan menjaga kebersihan dengan sering
mencuci tangan.
Kelebihan dan Kelemahan Kooperatif Learning
Menurut Isjoni (2007:24) yang dikutip oleh Heri Gunawan, S.Pd.I., M.Ag., terdapat beberapa
keunggulan dalam pembelajaran kooperatif, di antaranya yaitu:
 Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
 Memungkinkan siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial,
dan pandangan-pandangan.
 Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
 Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
 Menghilangkan sifat egois dan egosentris.
 Menghilangkan sifat keterasingan pada diri siswa.
 Membangun persahabatan.
 Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memlihara hubungan saling
membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
 Meningkatkan rasa percaya kepada sesama manusia.
 Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
 Meningkatkan motivasi belajar.
Pembelajaran kooperatif juga memiliki keemahan, baik yang bersumber dari dalam (intern) mauapun
dari luar (ekstern). Faktor-faktor tersebut antara lain:
 Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping juga harus memerlukan
banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.
 Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat,
dan biaya yang cukup memadai.

8
 Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang
sedang dibahas meluas, sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
 Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seorang siswa, hal ini mengakibatkan siswa
yang lain menjadi pasif (Abid, 2017).

COVID-19
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi
Hubei yaitu COVID-19. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar
secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. COVID-19 pertama dilaporkan di
Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus.Penyebaran Covid-19 yang semakin hari
kian meluas memaksa pemerintah untuk mengambil langkah secepatnya, akhirnya sejak 16 Maret
2020 pemerintah mengambil keputusan agar pelajar dan mahasiswa seluruh Indonesia untuk
melakukan pembelajaran dari rumah disebut juga pembelajaran online atau daring (Susilo,dkk. 2020).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease atau COVID-19.

Motivasi Belajar mengenai Pembelajaran Daring


Motivasi bisa timbul dari luar (ekstrinsik) maupun dari dalam individu (intrinsik). Kedua
faktor ini sangat penting dan berkesinambungan dalam meningkatkan motivasi dalam belajar.
Menurut Sari (2018) mengenai iklim belajar yang diciptakan pembelajaran daring turut
mempengaruhi motivasi belajar siswa, jika dalam pembelajaran luring guru mampu menciptakan
suasana kelas kondusif untuk menjaga motivasi belajar siswa agar pembelajaran dapat tercapai karena
iklim kelas memiliki pengaruh yang signifikan dengan motivasi belajar, maka dari itu di dalam
pembelajaran daring guru juga harus mampu meningkatkan motivasi belajar siswa juga. Hamdu
(2011) mengemukakan dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan
memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi
dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu di bangkitkan dalam upaya pembelajaran.

9
Lita, dkk (2021) mengemukakan siswa mengalami penurunan motivasi belajar dengan metode
pembelajaran jarak jauh, menurut para siswa suasana dari ruang kelas dan rumah menjadi salah satu
penyebab mengapa motivasi yang mereka miliki mengalami penurunan. Selanjutnya, penyebab
menurunnya motivasi belajar beralasan karena tidaklah mudah bagi para siswa menemukan waktu
yang tepat untuk mengulas atau mempelajari kembali materi-materi pelajaran yang sudah diajarkan.
Lingkungan keluarga yang terkadang tidak kontributif menjadi penghambat untuk menyesuaikan
waktu belajar bagi siswa. Memang sudah seharusnya di masa pandemic COVID-19 ini, lingkungan
keluarga harus bernuansa saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Adapun hal lainnya
karena jangka waktu yang sudah cukup lama dan fasilitas beberapa siswa yang tidak selalu memadai
atau menunjang dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh ini menjadi alasan mengapa beberapa
siswa mengalami kesulitan untuk menginterpetasikan materi yang dipelajari.

Perencanaan Pembelajaran Matematika Secara Daring melalui Model Kooperatif Learning

Suhardi (dalam Jendela Kemdikbud, 2020) model kooperatif learning ini sangat mudah
diterapkan di dalam kelas. Guru memilih beberapa siswa yang lebih pandai dan diberikan penjelasan
terlebih dahulu apa yang harus dilakukan dalam kelompok. Kemudian, siswa dibagi dalam beberapa
kelompok kecil yang anggotanya tidak lebih dari sepuluh siswa agar interaksi antarmereka lebih
dinamis. Keaktifan anggota kelompok sangat penting untuk mencapai keberhasilan optimal dalam
membahas materi yang ditugaskan kepada mereka. Oleh karena itu, tugas guru untuk mengontrol dan
memfasilitasi siswa pada saat diskusi berlangsung sangat penting.

Penelitian yang dilakukan oleh Slavin menunjukkan hasil yang positif. Siswa yang
mempraktikkan cooperative learning hasilnya lebih baik dari model pembelajaran konvensional.
Begitu pula Roger dan Jhonson yang membandingkan model cooperative learning dengan model
individual dan model kompetisi. Hasilnya, siswa lebih efektif belajar ketika bekerja sama. Dengan
bekerja sama, prestasi lebih kuat untuk dicapai. Di samping itu komunikasi dan toleransi antarsiswa
jadi lebih baik karena mereka tidak membedakan ras, agama, latar belakang keluarga, dan perbedaan
lainnya.

Dalam pembelajaran daring, guru bisa memanfaatkan teknologi untuk menerapkan model ini.
WhatsApp, Zoom, Google Meet, Webex, dan platform lainnya dapat digunakan untuk belajar

10
kelompok. Bahkan, dengan sort message pun bisa digunakan walaupun agak sedikit rumit karena
siswa harus memahami teks yang dikirim temannya dengan cermat.

Cooperative learning bisa dilakukan di semua jenjang dan satuan pendidikan, baik di SD,
SMP, SMA, maupun perguruan tinggi/sederajat. Penerapan model ini di setiap jenjang memerlukan
strategi yang baik. Di satuan jenjang SD/sederajat perlu perhatian lebih karena tahap awal mendidik
anak untuk melatih berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman sejawat.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan model
kooperatif dalam mata pelajaran matematika, yaitu:

 Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.


Seperti halnya yang sudah dijelaskan pada bagian identifikasi faktor penyebab fenomena
bahwa siswa merasa bosan dengan pemberian tugas saja pada mata pelajaran matematika,
maka pada kasus ini guru bisa mencoba menggunakan media pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu nya seperti penggunaan video animasi
pembelajaran. Video Animasi adalah sebuah gambar bergerak yang berasal dari kumpulan
berbagai objek yang disusun secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang sudah
ditentukan pada setiap hitungan waktu. Video animasi pembelajaran ini sangat cocok
digunakan saat melaksanakan pembelajaran secara daring learning. Namun, apabila pada tahap
siklus I pengunaan video animasi pembelajaran belum terlalu efektif maka guru bisa mencoba
mengembangkan lagi video animasi pembelajaran tersebut dan juga menggunakan game
edukasi yang berkaitan dengan materi pelajaran matematika. Dalam metode kooperatif, guru
bisa memberikan penugasan kelompok ataupun mandiri berdasarkan pada video animasi
pembelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.
 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di era pandemi
Covid-19
Ada beberapa cara meningkatkan motivasi belajar secara daring learning ini seperti
melaksanakan sharing session bersama siswa melalui zoom atau meet. Strateginya adalah
dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka yang secara
prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk bisa lebih jeli terhadap
kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru bimbingan konseling (BK) saja, tapi
merupakan kewajiban setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya orang tua siswa untuk

11
mendidik anak mereka (Suharni & Purwanti; 2018). Jika dalam hal ini motivasi siswa belum
naik secara signifikan, maka guru bisa memberikan pujian. Sudah sepantasnya siswa diberikan
penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal
yang paling kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu
kamu bisa…” (Suharni & Purwanti, 2018).
 Menguasai strategi dan metode pembelajaran daring yang merupakan salah satu pembangkit
motivasi belajar peserta didik
Guru bisa mengembangkan kemampuannya terhadap teknologi agar pembelajaran tidak terasa
membosankan. Contohnya seperti guru memberikan arahan kepada siswa untuk
menyelesaikan tugas matematikanya melalui quiziz, yang dimana jika siswa mendapatkan skor
tertinggi maka siswa tersebut akan mendapatkan reward. Guru berusaha mengadakan
persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya (Suharni & Purwanti, 2018). Jika hal ini sudah
dilakukan namun tingkat motivasi siswa belum mencapai hal yang diharapkan, maka guru bisa
mengembangkannya lagi atau mencari alternatif lain untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa

4. Berdasarkan fenomena tersebut rumuskanlah masalah!


Jawab :
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika SD dengan model kooperatif dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa?
2. Bagaimana implementasi pembelajaran matematika SD dengan model kooperatif dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa?
3. Bagaimana hasil peningkatan motivasi belajar siswa dalam penerapan model kooperatif pada
pembelajaran matematika SD?
4. Bagaimana hambatan yang dihadapi oleh guru maupun siswa dalam penerapan model kooperatif
pada pembelajaran matematika SD?

12
5. Berdasarkan soal nomor empat (4) rumuskan tujuan dan hipotesis tindakan yang dilengkapi
dengan kriteria pengujian hipotesisnya!
Jawab :

Berdasakan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian bertujuan untuk mengetahui
hasil peningkatan kemampuan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Khususnya,
ttujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran maematika SD dengan model kooperatif dalam
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran matematika SD dengan model kooperatif dalam
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa selama daring
3. Menjelaskan hasil peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika SD
dengan model koopearatif
4. Menjelaskan hambatan yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam penerapan pembelajaran
matematika SD dengan model kooperatif

Hipotesis Tindakan:
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah penggunaan
metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Berdasarkan
kerangka teoritik di atas maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika SD dengan menerapkan model kooperatif.
Ha : Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika SD dengan menerapkan model kooperatif.

13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DARING

Sekolah : SD Panobasan Lombang


Kelas/Semester : IV/Ganjil
MataPelajaran : Matematika
Pembelajaranke :1
MateriPokok : Pecahan
Alokasiwaktu : 1 x Pertemuan (2 JP x 35Menit)

A. Kompetensi inti
KI 1: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar danIndikator


MATEMATIKA

3.1 Menjelaskan pecahan senilai 3.1.1 Mengingat unsur unsur suatupecahan.


dengan gambar dan model konkret 3.1. 2 Menjelaskan pecahan senilai dengan
serta berbagai bentuk pecahan gambar dan model konkret.
(biasa dan campuran) dan 2.1.3 Menentukan pecahan
hubungan di antaranya. senilaiberdasarkan gambar dan
modelkonkret.
4.1 Mengidentifikasi pecahan senilai 4.1.1 Mereplikasikan pecahan
dengan gambar dan model konkret senilaidengan gambar dan
serta berbagai bentuk pecahan modelkonkret.
(biasa dan campuran dan
4.1.2 Mengidentifikasi pecahan
hubungan di antaranya
senilaidengan gambar dan
14 modelkonkret.
C. Tujuan

1. Dengan menyimak penjelasan guru, siswa mampu mengingat unsur unsur suatu pecahan.
2. Setelah mengingat unsur-unsur suatu pecahan, siswa mampu menjelaskan pecahan senilai
dengan gambar dan modelkonkret.
3. Setelah menjelaskan pecahan senilai, siswa mampu menentukan pecahan senilai berdasarkan
gambar dan modelkonkret
4. Setelah menentukan cara menghasilkan, siswa mampu mereplikasikan pecahan senilai dengan
gambar dan model konkret.
5. Setelah mereplikasikan pecahan senilai, siswa mampu mengidentifikasi pecahan senilai
dengan gambar dan model konkret.
6. Dengan menyimak penjelasan guru, siswa mampu mengingat unsur unsur suatu pecahan.
7. Setelah mengingat unsur unsur suatu pecahan, siswa mampu menjelaskan pecahan senilai
dengan gambar dan model konkret.

D. Materi

Pecahan

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan.

Model/Strategi: Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

F. Media Pembelajaran

1. Potongan kertas
2. PPT mengenai pecahan.
3. Laptop/Smartphone/PC

G. Sumber Belajar

Gunanto dan Dhesi Adhalia. 2016. Matematika untuk kls IV SD dan MI. Jakarta : PT.Gelora Aksara
Pratama.

15
H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Informasi pembelajaran

1. Membuat group kelas melalui Google Classroom dan memastikan anggota


group telah tergabung secara keseluruhan.
2. Penyampaian materi atau pengiriman tugas melalui google classroom.
3. Membuat kesepakatan terkait kehadiran, pengumpulan hasil kerja melalui google
classroom.

 Kegiatan Pendahuluan
Alokasi Waktu : 10 menit
1. Guru mengundang siswa untuk masuk pembelajaran melalui Google Meet dengan terlebih
dahulu membagikan linknya pada Aplikasi Google Classroom dan Google Chat
2. Guru menyapa siswa dan mengecek kehadiran dan kesiapan diri siswa dengan mengingatkan
untuk menyalakan tombol kamera, mematikan tombol microphone dan meminta siswa
menuliskan nama pada kolom chat. (membuat kesepakatan bersama).
3. Guru menyapa siswa dan mengajak semua siswa:
• Berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Siswa yang diminta
memimpin doa adalah siswa yang datang paling awal. (Menghargai kedisiplinan
siswa/PPK). (Religius)
• Menyanyikan lagu Indonesia Raya (video iringan musik diputarkan oleh guru)
• Mengucapkan sila-sila Pancasila (menanamkan nilai Nasionalisme)
• Mengucapkan 6 nilai dasarYPS.
4. Guru memberikan motivasi pentingnya kejujuran(Integritas)
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa tentang Arti Pecahan.
6. Guru memberi siswa contoh dalam kehidupan yang berkaitan dengan pecahan.
7. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan kegiatan pembelajaran tentang
Arti Pecahan.
8. Guru memberi motivasi dan makna pembelajaran melalui penjelasan tentang tema, tujuan
pembelajaran dan sistem penilaian.

16
 Kegiatan Inti
Alokasi Waktu : 50 Menit

1.Siswa mengamati gambar-gambar komponen listrik (siswa dapat melihat PPT yang dibuat oleh
guru) (mengamati).
2.Siswa diminta mengingat unsur unsur suatu pecahan.
3.Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan dan mengambil satu lembar kertas.
4.Siswa diminta untuk memikirkan cara memotong kertas tersebut menjadi 8 bagian yang sama
besar.
5.Guru menfasilitasi siswa untuk membuat pertanyaan berkaitan dengan cara memotong kertas
menjadi 8 bagian yang sama besar.
6.Siswa dibimbing dalam memotong kertas agar menjadi 8 bagian sama besar.
7.Siswa diminta menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret yakni
potongan kertas tadi.
8.Guru membimbing siswa dalam membuat sebuah pecahan biasa dari potongan kertas tadi.
9.Guru memperlihatkan gambar gambar benda konkret kepada siswa (melalui tayangan PPT).
10. Siswa diminta mereplikasikan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
11. Siswa diberikan penugasan untuk mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret yang sudah disiapkan oleh guru. Pengumpulan tugas diserahkan pada Google
Classroom sesuai tenggat waktu yang ditentukan oleh guru.

 Kegiatan Penutup

Alokasi Waktu : 10 Menit

1. Siswa bersama guru membuat rangkuman pelajaran hari ini.


(integritas)
2. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan.
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
4. Guru mengingatkan mengenai tenggat waktu pengumpulan tugas melalui google classroom.
5. Memberikan motivasi belajar dan selalu mengingatkan agar patuh terhadap protocol
kesehatan ketika berada diluar rumah.

17
6. Guru mengakhiri kegiatan kelas dengan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing dipimpin oleh peserta didik yang diberi tugas.

I. Penilaian

Sikap Pengetahuan Keterampilan


Sikap: lembar pengamatan dan Pengetahuan: Penugasan Keterampilan :
observasi dan teks tulis berbentuk mengidentifikasi
isian singkat dan uraian. pecahan senilai dengan
gambar dan model
konkret

J. Catatan / Refleksi Guru

Mengetahui Disusun oleh:

Kepala Sekolah Guru Kelas

Catatan Kepala Sekolah:

18
Rubrik Penilaian Sikap spiritual

Berilah tanda centang (˅) jika siswa melaksanakan sikap yang dinilai.
No Nama Berdoa sebelum Menjawab Mengucapk an Jumla Nilai
Peserta dan setelah salam pada saat syukur ketika h
Didik pembelajaran awal dan akhir selesai mengerjak skor
pelajaran an sesuatu
sesuaidengan
agama yang
dianut

1
2
3
4
Dst
Jumlah

Pedoman skor :
Dilakukan :˅ Tidak dilakukan :-

 Apabila jumlah skor berjumlah 3 maka bernilai sangat


baik
 Apabila jumlah skor berjumlah 2 maka bernilai baik
 Apabila jumlah skor berjumlah 1 maka bernilai kurang
baik

19
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP) DARING SIKLUS 2

Sekolah : SD Panobasan Lombang


Kelas/Semester : IV/Ganjil
MataPelajaran : Matematika
Pembelajaranke :1
MateriPokok : Pecahan
Alokasiwaktu : 1 x Pertemuan (2 JP x 35Menit)

A. Kompetensi inti
KI 1: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

KI 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar danIndikator


MATEMATIKA

3.1 Menjelaskan pecahan senilai 3.1.1 Mengingat unsur unsur suatupecahan.


dengan gambar dan model konkret 3.1. 2 Menjelaskan pecahan senilai dengan
serta berbagai bentuk pecahan gambar dan model konkret.
(biasa dan campuran) dan 2.1.3 Menentukan pecahan
hubungan di antaranya. senilaiberdasarkan gambar dan
modelkonkret.
4.1 Mengidentifikasi pecahan senilai 4.1.3 Mereplikasikan pecahan
dengan gambar dan model konkret senilaidengan gambar dan
serta berbagai bentuk pecahan modelkonkret.
(biasa dan campuran dan
4.1.4 Mengidentifikasi pecahan
hubungan di antaranya
senilaidengan gambar dan
20 modelkonkret.
C. Tujuan

1. Dengan menyimak penjelasan guru, siswa mampu mengingat unsur unsur suatu pecahan.
2. Setelah mengingat unsur-unsur suatu pecahan, siswa mampu menjelaskan pecahan senilai
dengan gambar dan modelkonkret.
3. Setelah menjelaskan pecahan senilai, siswa mampu menentukan pecahan senilai berdasarkan
gambar dan modelkonkret
4. Setelah menentukan cara menghasilkan, siswa mampu mereplikasikan pecahan senilai dengan
gambar dan model konkret.
5. Setelah mereplikasikan pecahan senilai, siswa mampu mengidentifikasi pecahan senilai
dengan gambar dan modelkonkret.
6. Dengan menyimak penjelasan guru, siswa mampu mengingat unsur unsur suatu pecahan.
7. Setelah mengingat unsur unsur suatu pecahan, siswa mampu menjelaskan pecahan senilai
dengan gambar dan model konkret.

D. Materi

Pecahan

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan.

Model/Strategi: Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

F. Media Pembelajaran

1. Potongan kertas
2. PPT mengenai pecahan.
3. Laptop/Smartphone/PC

G. Sumber Belajar

Gunanto dan Dhesi Adhalia. 2016. Matematika untuk kls IV SD dan MI. Jakarta : PT.Gelora Aksara
Pratama.

21
H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Informasi pembelajaran

1. Membuat group kelas melalui, WhatsApp, dan Google Classroom dan


memastikan anggota group telah tergabung secara keseluruhan.
2. Penyampaian materi atau pengiriman tugas melalui WhatsApp dan google
classroom.
3. Membuat kesepakatan terkait kehadiran, pengumpulan hasil kerja melalui
WhatsApp dan google classroom.

 Kegiatan Pendahuluan
Alokasi Waktu : 10 menit
1. Guru mengundang siswa untuk masuk pembelajaran melalui Google Meet dengan terlebih
dahulu membagikan linknya pada Aplikasi Google Classroom dan WhatsApp Group.
2. Guru menyapa siswa dan mengecek kehadiran dan kesiapan diri siswa dengan mengingatkan
untuk menyalakan tombol kamera, mematikan tombol microphone dan meminta siswa
menuliskan nama pada kolom chat. (membuat kesepakatan bersama).
3. Guru menyapa siswa dan mengajak semua siswa:
• Berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Siswa yang diminta
memimpin doa adalah siswa yang datang paling awal. (Menghargai kedisiplinan
siswa/PPK). (Religius)
• Menyanyikan lagu Indonesia Raya (video iringan musik diputarkan oleh guru)
• Mengucapkan sila-sila Pancasila (menanamkan nilai Nasionalisme)
• Mengucapkan 6 nilai dasarYPS.
4. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa (Integritas)
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa tentang materi pecahan yang harus
dicapai oleh siswa.
6. Guru memberi siswa contoh dalam kehidupan yang berkaitan dengan pecahan.
7. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan tingkat kemampuan siswa yang
seimbang dari setiap kelompoknya.

22
8. Guru mengontrol setiap kelompok yang sudah dibagi, agar setiap kelompok dapat bekerja
sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mengenai pecahan.

 Kegiatan Inti
Alokasi Waktu : 50 Menit

1. Siswa mengamati gambar-gambar yang ditunjukkan oleh guru (siswa dapat melihat PPT yang
dibuat oleh guru) (mengamati).
2. Siswa diminta mengingat unsur unsur suatu pecahan.
3. Guru mengarahkan siswa untuk menyiapkan dan mengambil satu lembar kertas.
4. Setiap kelompok diminta untuk memikirkan cara memotong kertas tersebut menjadi 8 bagian
yang sama besar.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan jawabannya diserahkan
kepada siswa.
6. Siswa dibimbing dalam memotong kertas agar menjadi 8 bagian sama besar.
7. Setiap kelompok diminta menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret
yakni potongan kertas tadi.
8. Guru membimbing siswa dalam membuat sebuah pecahan biasa dari potongan kertas tadi.
9. Guru memperlihatkan gambar gambar benda konkret kepada siswa (melalui tayangan PPT).
10. Setiap kelompok diminta mereplikasikan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
11. Setiap kelompok diberikan penugasan untuk mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar
dan model konkret yang sudah disiapkan oleh guru. Pengumpulan tugas diserahkan pada
Google Classroom sesuai tenggat waktu yang ditentukan oleh guru.

 Kegiatan Penutup

Alokasi Waktu : 10 Menit

1. Siswa bersama guru membuat rangkuman pelajaran hari ini.


(integritas)
2. Siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan.
3. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
4. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
23
5. Guru mengingatkan mengenai tenggat waktu pengumpulan tugas melalui google classroom.
6. Guru memberikan motivasi belajar dan selalu mengingatkan agar patuh terhadap protocol
kesehatan ketika berada diluar rumah.
7. Guru mengakhiri kegiatan kelas dengan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing dipimpin oleh peserta didik yang diberi tugas.

I. Penilaian

Sikap Pengetahuan Keterampilan


Sikap: lembar pengamatan dan Pengetahuan: Penugasan Keterampilan :
observasi dan teks tulis berbentuk mengidentifikasi
isian singkat dan uraian. pecahan senilai dengan
gambar dan model
konkret

J. Catatan / Refleksi Guru

Mengetahui Disusun oleh:

Kepala Sekolah Guru Kelas

Catatan Kepala Sekolah:

24
Rubrik Penilaian Sikap spiritual

Berilah tanda centang (˅) jika siswa melaksanakan sikap yang dinilai.
No Nama Berdoa sebelum Menjawab Mengucapk an Jumla Nilai
Peserta dan setelah salam pada saat syukur ketika h
Didik pembelajaran awal dan akhir selesai mengerjak skor
pelajaran an sesuatu
sesuaidengan
agama yang
dianut

1
2
3
4
Dst
Jumlah

Pedoman skor :
Dilakukan :˅ Tidak dilakukan :-

 Apabila jumlah skor berjumlah 3 maka bernilai sangat


baik
 Apabila jumlah skor berjumlah 2 maka bernilai baik
 Apabila jumlah skor berjumlah 1 maka bernilai kurang
baik

25

Anda mungkin juga menyukai