Anda di halaman 1dari 47

TAKSONOMI

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tim Pengembang Kurikulum
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Page 1
Kurikulum dan Pembelajaran

IDE

IDEAL/
POTENTIAL
CURRICULUM

RENCANA HASIL
TERTULIS IMPLEMENTASI

Silabus-SAP ACTUAL/REAL
CURRICULUM
(RPS)
PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar Page 2
Capaian Pembelajaran
(learning outcomes):

Internasilisasi dan akumulasi ilmu


pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan
praktis,ketrampilan, afeksi, dan kompetensi
yang dicapai melalui proses pendidikan
yang terstruktur dan mencakup suatu
bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui
pengalaman kerja.

Page 3
Kepmendikbud No. 056/U/1994 ---- -------------------- KBI
Kepmendiknas No. 232/U/200 dan 045/U/2002 ----- KBK Page 4
Page 5
Sumber : Panduan Pengembangan KBK Perguruan Tinggi – DIKTI 2008
Paradigma Kurikulum sebagai Sebuah
Program

Page 6
Hirarki Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
yg dibebankan pd MK
(bersifat umum)

Capaian Pembelajaran MK (CPMK)


(Courses Learning Outcomes) (bersifat
spesifik)

Sub Capaian Pembeljaran MK (Sub-


CPMK) (Lesson learning outcomes)
(bersifat spesifik)

Sub Capaian Pembeljaran MK (Sub-sub


CPMK) (Lesson learning outcomes)
(lebih bersifat spesifik, observebel,
terukur)

Page 7
Hirarki Tujuan Pendidikan
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
(Membentuk manusia Indonesia seutuhnya)

TUJUAN INSTITUSIONAL/LEMBAGA
(Jenjang dan Jenis Persekolahan)

TUJUAN KURIKULER
(Mata Pelajaran/Bidang Studi)

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)


(Mata Pelajaran/Bidang Studi)

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)

(Per Satuan KBM/ Bahasan)

Page 8
Pengantar
• Pengetian Taksonomi
Bahasa Yunani: tassein  untuk mengklasifikasi dan
nomos  yang berarti aturan.
Taksonomi : klasifikasi hierarkis dari sesuatu atau
prinsip yang mendasari klasifikasi.
• Taksonomi Bloom, taksonomi yang dibuat untuk
tujuan pendidikan, yang dikembangkan oleh Bloom dan
kawan-kawan mulai tahun 1950-an.
• Tujuan pendidikan , dibagi menjadi beberapa domain
(ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi
kembali ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci yang
hierarkis.
Page 9
Taksonomi
Tujuan Pendidikan
Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang
berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir.
kognitif
Affective Domain (Ranah Afektif) berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
psiko
afektif
motor Psychomotor Domain (Ranah
Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik
seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.
Page 10
Hirarki
• Setiap ranah (domain) dibagi kembali menjadi beberapa
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat),
mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah
laku yang paling kompleks.

• Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan


terintegrasi, tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah
merupakan dasar untuk kemampuan diatasnya.
Contoh: Balam ranah kognitif, untuk mencapai
“pemahaman” yang berada di tingkatan kedua
diperlukan “pengetahuan” yang ada pada
tingkatan pertama.
Page 11
DOMAIN
KOGNITIF

Synthesis Evaluation

Analysis
Application
Comprehension
Knowledge

Page 12
RANAH KOMPETENSI :

KEMAMPUAN BERPIKIR (KOGNITIF)

MENGEVALUASI

(Bloom - 1956) MENSINTESIS

MENCIPTAKAN/
MENGANALISIS
BERKREASI
MENERAPKAN

MEMAHAMI MENGEVALUASI

MENGINGAT
MENGANALISIS

MENERAPKAN

MENGERTI

MENGINGAT

(Revisi : David R. Krathwohl, 2001)


9

Page 13
Pengetahuan (Knowledge)
• Pengertian : Kemampuan mengingat / mengungkapkan kembali informasi
yang sudah dipelajarinya (recall). Kemampuan pengetahuan ini merupakan
kemampuan pada tahap yang paling rendah.
• Macam-macam Ingatan:
Pertama, pengetahuan tentang sesuatu yang khusus misalnya
mengetahui tentang terminologi atau istilah-istilah yang dinyatakan dalam
bentuk simbol-simbol tertentu baik verbal maupun non verbal;
pengetahuan tentang fakta misalnya kemampuan untuk mengingat tokoh
proklamator Indonesia, mengingat tanggal dan tahun sumpah pemuda,
mengingat deskripsi tentang suatu teori dan lain sebagainya.
Pengetahuan mengingat fakta semacam ini sangat bermanfaat untuk
mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi berikutnya.
Kedua, pengetahuan tentang cara/prosedur atau cara suatu proses
tertentu, misalnya kemampuan untuk mengungkapkan suatu gagasan,
kemampuan untuk mengurutkan langkah-langkah tertentu, kemampuan
untuk menggolongkan atau mengkategorikan sesuatu berdasarkan kriteria
tertentu dan lain sebagainya.

Page 14
Pemahaman (Comprehension)

• Pengertian Pemahaman. Kemampuan untuk memahami suatu objek atau


subjek pembelajaran. Kemampuan memahami akan (mungkin) terjadi
manakala didahului oleh sejumlah pengetahuan (knowledge). Pemahaman
lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan.
• Bentuk Pemahaman. Berkenaan dengan kemampuan menjelaskan,
menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti
suatu konsep, ataupun kemampuan ekstrapolasi.
• Contoh:
Kemampuan Menerjemahkan, kesanggupan untuk menjelaskan makna
yang terkandung dalam sesuatu. Misalnya, menterjemahkan sandi atau
simbol kedalam kalimat lain yang memliki arti yang sama.
Pemahaman menafsirkan , misalnya menafsirkan grafik, bagan atau
gambar; Pemahaman ekstrapolasi, yakni kemampuan untuk melihat
dibalik yang tersirat atau tersurat. Atau kemampuan untuk melanjutkan atau
memprediksi sesuatu berdasarkan pola yang sudah ada.

Page 15
Penerapan
• Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep,
prinsip, prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan
merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.
• Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan
suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-
rumus, dalil, hukum, konsep, ide dan lain sebagainya ke dalam
situasi baru yang konkrit.
• Perilaku yang berkenaan dengan kemampuan penerapan ini,
misalnya kemampuan memecahkan suatu persoalan dengan
menggunakan rumus, dalil atau hukum tertentu.

Page 16
Analisis
• Analisis adalah kemampuan menguraikan atau
memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-
bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian
bahan itu.
• Analisis merupakan tujuan pembelajaran yang kompleks
yang hanya mungkin dipahami dan dikuasai oleh siswa
yang telah dapat menguasi kemampuan memahami dan
menerapkan.
• Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar.
Biasanya analisis diperuntukan bagi pencapaian tujuan
pembelajaran untuk siswa-siswa tingkat atas.

Page 17
Sintesis
• Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-
bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna,
seperti merumuskan tema, rencana atau melihat
hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.
• Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Kalau
analisis mampu menguraikan menjadi bagian-bagian,
maka sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur
atau bagian-bagian menjadi sesuatu yang utuh.
• Kemampuan menganalisis dan sintesis, merupakan
kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan atau
menciptakan inovasi dan kreasi baru (kemampuan
berpikir kreatif)
Page 18
Evaluasi
• Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain
kognitif Bloom. Tujuan ini berkenaan dengan
kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu
berdasarkan kriteria tertentu.
• Dalam evaluasi, terkandung pula kemampuan untuk
memberikan suatu keputusan dengan berbagai
pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu. Misalnya,
memberikan keputusan bahwa sesuatu yang diamati itu
baik, buruk, indah, jelek dan lain sebagainya.
• Untuk dapat memiliki kemampuan memberikan penilaian
dibutuhkan kemampuan-kemampuan sebelumnya.

Page 19
Kreativitas

• Kemampuan tertinggi kognitif 


(Anderson).

• Kemampuan mencipta, mengkreasi,


memodifikasi, membuat sesuatu,
membuat usulan, dll.

Page 20
2
1

Apa
Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran (learning


outcomes): internasilisasi dan akumulasi
ilmu pengetahuan, pengetahuan,
pengetahuan praktis,ketrampilan, afeksi,
dan kompetensi yang dicapai melalui
proses pendidikan yang terstruktur dan
mencakup suatu bidang ilmu/keahlian
tertentu atau melalui pengalaman kerja.

Page 21
KATA OPERASIONAL
UNTUK PERUMUSAN TUJUAN
KOGNITIF

Page 22
Rumusan untuk EVALUASI
Kritiklah X berdasarkan
kriteria Y....
Evaluasi X sesuai dengan

Penilaian Tujuan SINTESIS


Rangkaikan ....
persfektif.....
Pertahankanlah .....

Buatlah karangan...
Kombinasikanlah....
Simpulkan......
ANALISIS
Jabarkan ....
Uraikan.....
Tunjukkan
hubungan .....
Identifikasi ....
APLIKASI
Terapkan....
Demontrasikan...
Hitunglah.......
PEMAHAMAN
Jelaskan...
Bagaimana...
Nyatakan ....
INGATAN
Terjemahkan
Apa ....
Siapa...
Dimana...
Kapan....
Sebutkan ....

Page 23
DOMAIN
AFEKTIF Karakterisasi
Nilai

Pengorganisasian

Penghargaan

Respon/ Tanggapan

Penerimaan

Page 24
Penerimaan
• Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan
seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu
masalah.
• Seseorang memiliki perhatian yang positif terhadap
gejala-gejala tertentu manakala mereka memiliki
kesadaran tentang gejala, kondisi atau objek yang ada,
kemudian mereka juga menunjukkan kerelaan untuk
menerima, bersedia untuk memperhatikan gejala, atau
kondisi yang diamatinya itu yang pada akhirnya mereka
memiliki kemauan untuk mengarahkan segala
perhatiannya terhadap objek itu.

Page 25
Merespon
• Merespon atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti
kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu,
kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk
membantu orang lain dan lain sebagainya.
• Responding biasanya diawali dengan diam-diam
kemudian dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
kesadaran setelah itu baru respon dilakukan dengan
penuh kegembiraan dan kepuasan.

Page 26
Menghargai
• Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi
penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu
objek tertentu.
• Menghargai terdiri atas penerimaan suatu nilai dengan
keyakinan tertentu, seperti menerima akan adanya
kebebasan atau persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan; mengutamakan suatu nilai seperti memiliki
keyakinan akan kebenaran suatu ajaran tertentu; serta
komitmen akan kebenaran yang diyakininya dengan
aktivitas.

Page 27
Mengorganisasi

• Berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem


organisasi tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan
tingkat prioritas nilai-nilai itu.
• Tujuan ini yaitu integrasi nilai, yaitu memahami unsur-
unsur abstrak dari suatu nilai yang telah dimiliki dengan
nilai-nilai yang datang kemudian; serta mengorganisasi
suatu sistem nilai, yaitu memgembangkan suatu sistem
nilai yang saling berhubungan yang konsisten dan bulat
termasuk nilai-nilai yang lepas-lepas.

Page 28
Karakterisasi Nilai

• Karakterisasi nilai adalah mengadakan


sintesis dan internalisasi sistem nilai
dengan pengkajian secara mendalam,
sehingga nilai-nilai yang dibangun
dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta
dijadikan pedoman dalam bertindak dan
berperilaku.

Page 29
KATA OPERASIONAL
UNTUK PERUMUSAN TUJUAN
AFEKTIF

Page 30
DOMAIN
Orisinali-
PSIKOMOTOR tas

Penyesuaian
/ Adaptasi

Respon Kompleks

Mekanisme

Respon Terpimpin

Kesiapan

Persepsi

Page 31
Persepsi

• Mempersepsikan, yaitu kemampuan


menggunakan berbagai isyarat sensor untuk
melakukan aktivitas motorik, seperti
keterampilan menerjemahkan isyarat indra.
• Penggunaan alat indera untuk menjadi
pegangan dalam membantu gerakan.

Page 32
Kesiapan

• Menyiapkan; meningkatkan kesiapan fisik,


mental, dan emosional untuk melakukan
suatu tindakan.
• Kesiapan fisik, mental, dan emosional
untuk melakukan gerakan.

Page 33
Respon Terpimpin

• Proses imitasi dan gerakan coba-coba


dengan merujuk pada pola gerak/contoh
yang ada. Ketepatannya ditentukan
latihan.
• Tahap ini merupakan awal dalam
mempelajari keterampilan yang lebih
kompleks.

Page 34
Mekanis

• Mekanis adalah tahap peralihan dalam belajar


melalui pengembangan kebiasaan dan
melakukan gerakan yang didukung dengan
keyakinan dan rasa percaya diri.
• Membiasakan gerakan-gerakan yang telah
dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan
dan cakap.

Page 35
Respon Kompleks
• Keterampilan direfleksikan dalam gerak yang
kompleks. Gerakan motoris yang terampil yang
di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang
kompleks.
• Kemahiran ditunjukkan dengan kinerja yang
cepat, akurat, sangat terkoordinasi, dan
menggunakan energi minimal.
• Kategori ini termasuk melakukan kegiatan tanpa
ragu-ragu, dan aksi otomatis.

Page 36
Adaptasi

• Adaptasi adalah keterampilan yang


dikembangkan dengan baik secara
individu dapat memodifikasi pola
pergerakan sesuai persyaratan khusus.
• Keterampilan yang sudah berkembang
sehingga dapat disesuaikan dalam
berbagai situasi.

Page 37
Orisinalitas
• Orisinalitas adalah membuat gerakan baru
sehingga sesuai dengan keadaan tertentu,
dengan kata lain membuat pola gerakan baru
yang disesuaikan dengan situasi atau
permasalahan tertentu.
• Pembelajaran menekankan pada
pengembangan kreativitas yang berlandaskan
keterampilan tinggi.

Page 38
KATA OPERASIONAL
UNTUK PERUMUSAN TUJUAN
PSIKOMOTOR

Page 39
Kriteria
Merumuskan Tujuan Khusus
• Menggunakan kata kerja operasional.
Contoh: mahasiswa mampu menerapkan rumus, bukan mahasiswa
dapat memahami
• Harus dalam bentuk hasil belajar, bukan apa yang dipelajari.
Contoh: Mahasiswa dapat menjelaskan .........., bukan Mahasiswa
dapat mengetahui cara-cara mengubah kalimat aktif menjadi
kalimat pasif.
• Harus berbentuk tingkah laku mahasiswa, bukan tingkah laku
dosen.
Contoh: mahasiswa dapat ..........., bukan Dosen dapat menjelaskan
..............
• Hanya meliputi satu jenis kemampuan, agar mudah dalam
menilai pencapaian tujuan. Page 40
Merumuskan Tujuan Khusus
• Model empat komponen:
ABCD: A = Audience,
B = Behavior,
C = Condition. Dan
D = Degree
(Baker, 1971).

• Model lima komponen:


Who (siapa; siswa/ anak didik),
Behavior (tingkah laku),
What (tentang apa, apa yang dipelajari),
Criterion (kriteria ketercapaian tujuan), dan
Condition (dalam kondisi pembelajaran yang bagaimana).
Lee (1973)

Page 41
Rumusan Baker

• A= Audience; siapa yang belajar. Dirumuskan secara spesifik agar


jelas untuk siapa tujuan belajar itu diarahkan.
Contohnya; Mahasiswa Prodi ...... semester 1 dsb.
• B= Behavior; perilaku spesifik yang diharapkan terbentuk setelah
KBM. Rumusan perilaku ini mencakup kata kerja aktif transitif
(KK+Objek).
Contoh: menyebutkan bagian-bagian daun.
• C= Condition; keadaan/ syarat yang harus dipenuhi dalam
melakukan/unjuk kemampuan.
Contoh: secara berkelompok, tanpa membaca kamus, dsb.
• D= Degree; batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus
dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan.
Contoh: paling sedikit tiga buah, paling lambat satu minggu, minimal
80%, dsb..

Page 42
Contoh
Rumusan Tujuan Khusus

”Setelah membaca wacana yang diberikan Dosen, (A)


Mahasiswa (B) mampu memberikan contoh
penggunaan gaya bahasa sarkasme (C) secara tertulis (D)
paling sedikit tiga buah.”

Note:
1. Unsur A biasanya hanya ditulis satu kali di awal
penulisan tujuan.
2. Unsur C, sering kali tidak disebutkan bila memang
tidak menekankan pada suatu kondisi pembelajaran
yang khusus.

Page 43
Kegunaan Taksonomi

1. Membantu mengelompokkan tujuan-tujuan


sehingga bisa mengurangi beban kerja
yang harus dilakukan dalam mendesain
sistem instruksional.
2. Membantu dalam menentukan pengurutan
(sequence) dan pembagian (segment)
pembelajaran.
3. Berguna untuk membuat perencaan kondisi
internal dan eksternal belajar yang
diperlukan untuk terjadinya b elajar secara
sukses. (Gagne,et.al., 1992:51)

Page 44
ADA PERTANYAAN?

Page 45
TERIMA KASIH

Page 46
Rujukan:

Bloom, B., Englehart, M. Furst, E., Hill, W., & Krathwohl, D. (1956).
Taxonomy of educational objectives: The classification of educational
goals. Handbook I: Cognitive Domain. New York, Toronto: Longmans,
Green.

Krathwohl, D., Bloom, B., & Masia, B. (1956). Taxonomy of educational


Rudi Susilana
objectives. Handbook II: Affective Domain. New York: David McKay.

Harrow, A. (1972). A Taxonomy of the Psychomotor Domain: A guide


for developing behavioral objectives. New York: David McKay.
Disajikan
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. (Eds.). (2001). A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A revision of Bloom's taxonomy
of educational objectives. New York: Longman.

Page 47

Anda mungkin juga menyukai