Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
MODUL 7
KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

Disusun oleh : 
KELOMPOK 7

AZIZAH HAYATI (856477816)


DEDE SUMIATI (856478137)
DONA SETIYA DEWI (856476821)
HARLIZA (856477246)
IMAS MASITOH (856477862)
MULIANA (856475647)

PROGRAM S1 BI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
PEKANBARU
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.

Penyusun
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………
Kata Pengantar....…………………………………………………………..............
Daftar Isi …………………………………………………………………………..
BAB I Pendahuluan …………………………………………..................................
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….......
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………......
1.3 Tujuan …………………………………………………………………............
BAB II Pembahasan .………………………………………………………………
2.1 ProfilKompetensi Guru ...……………………………………………………...
A. LandasanPengembanganKompetensi Guru ………....……………………..
B. ProfilKompetensi Guru ……………………………….……………………
C. IndikatorPenguasaanKompetensi Guru ……………………………………
2.2 Forum PeningkatanProfesionlitas Guru ……………………………………....
A. Peningkatan Profesional Guru ……………………………………………..
B. BerbagaiWadahPeningkatanProfesionalitas Guru ………………………...
C. Memilih wadahPeningkatanProfesionalitas ……………………………….
BAB III Simpulan ………………………………………………………..………..

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Dengan berlakunya undang-undangNomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, serta peraturan
pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, guru ditetapkan
sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU No.
14/2005, pasal 1, ayat 1).
 Untuk merealisasikan ketetapan dalam undang-undang tersebut telah
dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16/2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru, mulai
dari Guru PAUD/TK/RA, Guru SD/MI, dan Guru Mata Pelajaran. Tentu saja setiap
guru harus paham benar tentang kompetensi yang harus dikuasainya agar layak
memangku jabatan guru, sesuai dengan jenjang dan bidang tugas masing-masing.
Sebagai guru, kita seyogianya bangga dengan posisi tersebut karena jika
direalisasikan secara benar dan bertanggung jawab, penetapan pekerjaan guru sebagai
profesi akan meningkatkan harkat dan citra guru yang akan meningkatkan mutu
pendidikan.
 
1.2.   Rumusan Masalah
1. Apa saja landasan pengembangan kompetensi guru SD ?
2. Apakah profil kompetensi guru SD ?
3.  Apa saja wadah peningkatan profesi guru SD ?
4.  Bagaimana memilih wadah peningkatan profesi yang paling diminati ?

1.3.  Tujuan
1.  Untuk mengetahui landasan pengembangan kompetensi guru SD.
2.  Untuk mengetahui profil kompetensi guru SD.
3.  Untuk mengetahui wadah peningkatan profesi guru SD.
4.  Untuk mengetahui cara memilih wadah peningkatan profesi yang paling
diminati.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR


A. LANDASAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU SD

1. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi ?


Kompetensi dapat disamakan dengan suatu tindakan cerdas dan bertanggungjawab
yang ditunjukkan oleh seseorang sebagai bukti bahwa ia memang kompeten dalam
bidang tersebut. Tindakan cerdas dan bertanggungjawab tersebut hanya dapat
ditunjukkan oleh seseorang jika ia memiliki ilmu atau pengetahuan yang mantap,
keterampilan yang memadai serta sikap yang memungkinkan ia menunjukkan
tindakan tersebut secara cerdas.
2. Proses Pengembangan Standar Kompetensi
Dengan pendekatan kompetensi diharapkan mampu membawa perbaikan dalam mutu
guru dan mutu pendidikan secara umum. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
merupakan pendekatan komptensi diterapkan pada semua jenjang pendidikan.
Sebagai konsekuensi dari pendekatan kompetensi ini, perlu dikembangkan standar
kompetensi, salah satu diantaranya adalah standar kompetensi guru SD.

Sebagaimana halnya dengan standar kompetensi di bidang profesi lainnya, standar


kompetensi guru SD dikembangkan dengan mengacu kepada hal-hal berikut :

a) Ketetapan perundang-undangan yang terkait dengan guru SD, seperti UU No.20/2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen dan
PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
b) Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru SD. Sebagai seorang pendidik, guru SD
mempunyai tugas pokok mengajar, membimbing dan melatih peserta didik usia SD.
Oleh karena itu, seorang guru SD harus paham benar akan konteks tugasnya, baik
yang mencakup sistem pendidikan di SD maupun yang mencakup peserta didik yang
akan menjadi asuhannya. Berkaitan dengan hal ini, dan sesuai dengan PP No. 19/2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, guru SD adalah guru kelas yang berugas
mengajarkan lima mata pelajaran SD.
c) Berbagai asumsi landasan program, berupa pernyantaan-pernyataan yang dianggap
benar berdasarkan dugaan ahli, penelitian, dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa
Indonesia. Misalnya, peserta didik adalah makhluk Tuhan, Makhluk sosial dan
makhluk individu yang diasumsikan mempunyai potensi yang dapat dikembangkan,
atau pembelajaran diasumsikan sebagai interaksi antara peserta didik dengan
sumber belajar
d) Kompetensi guru SD yang sudah pernah ada seperti 10 kompetensi guru lulusan SPG.
B.  PROFIL KOMPETENSI GURU SD

Standar kompetensi guru SD terdapat dalam dua dokumen resmi. Pertama, dalam
dokumen Standar Kompetensi Guru kelas SD-MI lulusan S1 PGSD (SKGK-SD/MI), yang
diterbitkan oleh Ditjen Dikti pada tahun 2006, dan kedua, dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16/2007 (Permen No. 16/2007) tentang Standar Kualifikasi
Akademi dan Kompetensi Guru.
Dalam SKGK-SD/MI, standar kompetensi dirumuskan dalam empat rumpun
kompetensi yaitu (1) kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam, (2) Penguasaan
bidang studi, (3) kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, dan(4)
kemampuan mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. Setiap rumpun
kompetensi dijabarkan menjadikomptensi, yang secara keseluruhan berjumlah 29
kompetensi.
Sementara itu, dlam Permen No. 16/2007,  Estándar Kompetensi Guru SD/MI
dirumuskan menjadi 24 kompetensi inti, yang dikelompokkan berdasarkan kompetensi agen
pembelajara nyag terdapat dalam peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (PP. No. 19/2005, tetang SNP). Kompetensi sebagai agen
pembelajaran terdiri dari (1) kompentensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3)
kompentensi profesional dan (4) kompetensi sosial. Setiap kompetensi inti kemudian
dijabarkan menjadi kompetensi guru SD/MI. Tidak ada spesifikasi pengalaman belajar dalam
Standar Kompetensi ini karenamemnag standar kmpetensi dalam permen ini bukan diniatkan
untuk menjadi acuan dalam pendidikan guru.
Pengelompokan SKGK-SD/MI didasarkan pelaksaan tugasnya, mulai dari siapa yang
dihadapi (memahami karakterisitik peserta didik), apa yang akan diajarkan (penguasaan
bidang studi), bagaiaman mengajarkannya (kemampuan menyelenggarakan pembelajaran
yang mendidik), serta kemampuan mengembangkan diri secara terus – menerus. Dengan
demikian, pengelompokkan ini didasarkan pada tugas-tugas nyata seorang guru, yang sering
juga disebut sebagai : sosok utuh kompetensi profesional guru”.
Sementara itu, pengelompokkan kompetensi Permen No. 16/2007 yang mengambil dari
PP No 19/2005, tampaknya lebih mengacu kepada teori, bukan kepada tugas-tugas nyata
seorang guru di lapangna. Kompentensi pegdagogik merupakan rumah dari kompentesi guru
yang bersumber dari ilmu pendidikan, sedangkan kompetensi kepribadian lebih menekankan
pada sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru, bukan pada bagaimana cara guru
mengaktualisasikan sifat-sifat tersebut dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.
Selanjutnya, skompetensi profesional hanya dimaknai sebagai penguasaan bidang studi
secara luas dan mendalam, sedangkan kompetensi sosial hampir sama dengan kompetensi
kepribadian, lebih menekankan pada sifat-sifat sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Kompetensi ini merupakan perpaduan antara kompetensi dari Permen No. 16/2007 dan
ini dilakukan dengan menggunakan kompetensi yang terdapat pada SKGK-SD/MI sebagai
acuan utama, kemudian dilanjutkan dengan pengkajian setiap butir kompetensi, baik yang
berasl dari SKGK-SD/MI maupun dari Permen No. 16/2006.
Kompentesi Guru SD/MI
 Memahami karakteristikan anak usia SD/MI dalam penggalan kelompok usia
tertentu  (kelas awal dan kelas lanjut)
 Memahami karakteristik anak usia SD/MI yang membutuhkan penanganan secara
khusus
  Memahami latar belakagn sekluarga masyarakat untuk menentapkan kebutuhan belajar
anak usia SD/MI dalam konteks kebinekaan budaya
 Memahami cara belajar dn kesulitan belajar anak usia SD/MI dalam penggalan
kelompok usia tertentu (kelas awal dan kelas lanjut)
  Mampu mengmbagnkan potensi peserta didik anak usia SD/MI
 Menguasai substansi dan metodologi dasar keilmuan bahasa Indonesia yang mendukung
pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI
 Menguasai subtansi dan metodologi dasar keilmuan Matematika yang mendukung
pembelajaran Matematika di SD/MI
  Menguasai subtansi dan metodologi dasar keilmuan Ilmu Pengetahuan  Alam (IPA)
yang mendukung pembeljaran IPA di SD/MI
 Menguasai substansi dan metodologi dasar keilmuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
yang mendukung pembelajaran IPS di SD/MI
 Menguasai substansi dan metodologi dasar keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan (PK)
yang mendukung pembelajaran PKn di SD/MI
  Menguasai materi ajar lima mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPAS
dan PKn) dalam kurikulum SD/MI
 Mampu melakukan kegiatan untuk mengembangkan substansi dan metodologi dasar
keilmuan lima mata pelajaran SD/MI
 Menguasai dasar-dasar materi kegiatan ekstra kurikuler yang mendukug tercapainya
tujuan utuh pendidikan peserta didik SD/MI
 Menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang mendidik Mampu mengembangkan
kurikulum dan pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI, secara kreatif dan produktif
 Mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI,
secara kreatif dan produktif
 Mampu merancang pembelajaran yang mendidik
 Mampu melaksanakan pemebelajaran yang mendidik
 Mampu menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh
pendidikan
 Mampu memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran
 Selalu menampilkan diri sebagai pribadi yangjujur, berakhlak muli, dan sebagai teladan
bagi peserta didik dan masyarakat
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
 Menjunjung tinggi kode etik guru
 Mampu mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif
 Mampu meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
 Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran, komunikasi dan peningkatan wawasan
 Mampu berkomunikasi secara efekti, empatik dan satun dengan peserta didik
 Mampu berkomunikasisecara satu dan efektif dengan orang tua, peserta didik sesama
pendidik dan masyarakat
 Mampu berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional
nasional dan global
 Mampu beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya
 Mampu menggunakan bahasa inggris untuk mengembangkan wawasan.

Kelebihan Kompetensi Lulusan S1 PGSD dibandingkan dengan Kompetensi Lulusan DII


PGSD
 Mampu mengembangkan potensi peserta didik usia SD/MI
 Mampu melakukan kegiatan untuk mengembangkan substansi dan metodologi dasar
keilmuan lima mata pelajaran SD/MI
 Mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI
secara kreatif dan inovatif
 Mampu meningkakan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK)
 Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, nasional
dan global
  Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan
pembelajaran, berkomunikasi dan mengembangkan diri
  Mampu beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya
 Mampu menggunakan bahasa Inggris untuk mengembangkan wawasan.

C.  INDIKATOR PENGUASAAN KOMPETENSI GURU SD

Pada dasarnya asesmen penguasaan kompetensi dipilih sesuai dengan hakikat


kompetensi. Untuk kompetensi yang beaada pada kawasan kognitif atau penguasaan
akademik, asesmennya dapat dilakukan dengan tes, baik berupa tes objektif atau uraian.
Kompetensi yang bersifat keterampilan, seperti dapat memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran atua dapat berkomunikasi lisan dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, pada dasarnya diases melalui pengamatan peragaan unju kerja,
sedangkan penguasan nilai dan sikap dapat diases melalui pengamatan dalam situasi
sebenarnya (otenti).
Selanjutnya, unjuk kerja profesional, seperti kemampuan mengajar harus diases melalui
pengamatan yang menggunakan instrumen yang menuntu penggunaannya mempunyai
kemampuan tinggi dalam mengambil keputusan. Instrumen tersebut mungkin sudah anda
kenal yaitu Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).

2.2 FORUM PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU


A.  PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU

Sasaran akhir dari peningkatan profesionalitas adalah meningkatnya kualitas kinerja


guru, yang tentu saja berdampak pada meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar siswa.
Jika guru mampu memperbaiki pembelajaran melalui PTK, berarti guru mampu
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Ini berarti, peningkatan profesionalita guru
diharapkan akan mampu meningkatkan mutu pendidikan.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas. Jabaran
kompetensi dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan pengalaman belajar atau kegiatan
yag dapat dilakukan oleh guru.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran.
2. Berkolaborasi dengan teman sejawat dan jika perlu dengan dosen LPTK dalam
melaksanakan PTK.
3. Mengomunikasikan hasil-hasil PTK melalui berbagai media, seperti rapat-rapat guru,
seminar terbatas, memublikasikannya dalam media cetak atau elektronik, khususnya
melalui website Klinik Pembelajaran.
4. Mengikuti perkembangan dunia pendidikan, khusunya pendidikan SD melalui
berbagai media, termasuk melalui internet.
5. Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, pameran buku.
6. Berperan serta dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik di tingkat lokal, regional,
maupun nasional dan global, misalnya ikut dalam penyusunan KTSP, pengembangan
bahan ajar, atau penulisan soal-soal ujian, memberikan penyuluhan kepada
masyarakat.
7. Mengikuti perkembangan ilmu dalam lima mata pelajaran SD melalui berbagai
media, termasuk materi dalam bahasa Inggris dan kemudian mencoba mencerna
materi tersebut, dan jika dianggap perlu mengakomodasi materi tersebut dalam
pembelajaran.
8. Mengikuti berbagai kegiatan guru seperti berorganisasi, menghadiri pertemuan rutin,
atau melakukan kegiatan sosial.

B.BERBAGAI WADAH PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU

Beberapa dari wadah atau forum tersebut antara lain : kelompok Kerja Guru (KKG),
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Klinik Pembelajaran, Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK), PGRI.

1. Kelompok Kerja Guru (KKG)


KKG bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui arena bertukar
pikiran, pengalaman, dan informasi, sehingga para guru dapat berkembang menjadi guru
yang profesional, yang mampu meningkatkan kreativitas dan efektivitas dalam mengelola
pembelajaran, sehingga mampu menemukan atau menciptakan inovasi dalam pembelajaran.
KKG dapat dibedakan atas KKG SD, KKG Penjas, KKG Agama. KKG SD beranggotakan
guru kelas SD, KKG Penjas beranggotakan guru Pendidikan Jasmani, sedangkan KKG
Agama beranggotakan guru-guru agama.
Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1996, yang berkaitan dengan kompetensi
guru Pendidikan Menengah Umum menunjukkan bahwa kegiatan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) lebih terfokus pada pengembangan perangkat pembelajarna, yang
mencakup Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Di samping mengembangkan perangkat pembelajara, berbagai kegiatan lain dapat
dilakukan guru melalui forum KKG, di antaranya sebagai berikut :
a. Berbagi pengalaman tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh guru,
baik yang berupa praktek-praktek yang dianggap berhasil (best practices), maupun
masalah yang perlu dipecahkan bersama-sama.
b. Berbagi informasi tentang model-model pembelajaran terbaru. Guru merupakan
ujung tombak pembaharuan ’ oleh karena itu, seyogianya guru selalu berusaha
memperluas wawasannya melalui berbagai cara.
c. Penelitian mengenai kinerja guru menunjukkan bahwa para guru, termasuk guru
SD masih banyak yang mempunyai masalah dalam menyajikan konsep tertentu.
d. Menyelenggarakan Seminar Ilmiah merupakan satu kegiatan yang dapat
diprakarsai oleh KKG.

2.     Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)


Sejak tahun 2005-an, yaitu sejak dikeluarkannya PP No. 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, nama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan atau disingkat LPMP
menjadi dikenal di dunia pendidikan.
Di antara banyak kegiatan yang dilakukan LPMP, kegiatan yang berkaitan dengan
peningkatan profesionalitas guru juga banyak, antara lain sebagai berikut :
a. Berbagai kegiatan pengembangan kurikulum dan perangkat pembelajaran, seperti
ketika menyusun KTSP, RPP, soal-soal ujian, atau pengembangan berbagai media
pembelajaran.
b. Berbagai penataran atua pelatihan bagi para guru SD, baik berupa pelatihan
penguasaan bidang studi bahan ajaran, pembuatan media, maupun berbagai
pendekatan dalam pembelajaran.
c. Berbagai kegiatan sosialisasi kebijakan yang terkait dengan guru, misalnya saja
sosialisasi program sertifikasi.

3.     Klinik Pembelajaran
Klinik Pembelajaran (KP) merupakan wadah peningkatan profesionalitas guru dan
calon guru melalui arena berbagai informasi, masalah dan pengalaman. KP mulai
dikembangkan oleh Direktorat Jendereal Pendidikan Tinggi pada tahun 2005 dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
a) Salah satu wadah bagi guru dan calon guru untuk mendapatkan bantuan profesional
b) Wadah bagi dosen untuk mengembangkan kemampuan membimbing
c)  Wadah berbagi pengalaman bagi guru, mahasiswa calon guru, dosen
melaluikomunikasi langsung dan tidak langsung.
d) Menerapkan pendekatan klinis (yang punya masalah proaktif)
e) Komunikasi tidak langsung dilakukan di sentra-sentra KP, sedangkan komunikasi
tidak langsung dilakukan melalui online.
f)  Menyediakan bantuan profesional dalam bidang pembelajaran dan
keterampilankomunikasi online
g) Fokusbantuanguru dan calonguru
h) Menyediakan sumber belajar yang
mencakup masalahmasalah pembelajaran/pendidikan yang
terkini dalam bentuk booklet
i) Mempunyai pusat kegiatan berupa telecenter
j) Ketenagaan : supervisor, fasilitator, pengelola teknis
k)  Fasilitas : komputer dalam jumah yang memadai dan jaringan internet, ruang
dikusi,sumber belajar
l) Web : memuat informasi/perkembangan KP, wadah komunikasi online

4. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)


Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, disingkat LPTK merupakan wadah
pendidikan formal yang menyediakan kesempatan bagi para guru untuk meningkatkan
kualifikasi. Selain sebagai penyedia pendidikan formal untuk peningkatan kualifikasi, LPTK
juga memiliki para dosen yang dapat membantu guru SD untuk meningkatkan profesionalitas
melalui kolaborasi.

5. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)


PGRI yang diikrakrkan pada 25 November 1945 merupakan organisasi proesi yan
bersifat unitaristik dan nonpolitik praktis. Wadah untuk peningkatan profesional-litas dan
wawasan tersebut dapat disediakan dalam berabgai bentuk seperti jurnal ilmiah, berbagai
kegiatan pelatihan, penyelenggaraan seminar dengan mengundang par pakar pendidikan.

6. Kursus-kursus
Ada satu wadah lagi yang perlu dilirik oleh para guru dalam mningkatkan
profesionalitas. Wadah tersebut adalah berbagai jenis kursus yang tumbuh menjamur.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat menuntut setiap orang
yang tidak mau ketinggalan untuk menguasai teknologi tersebut. Sebagai seorang guru yang
diharapkan mempunyai akses yang luas ke segenap informasi.
Tidak diragukan lagi bahwa penguasaan keterampilan komputer akan membantu guru
untuk menignkatkan profesionalitasnya melalui informasi yang dapat diakses dari internet.

D. MEMILIH WADAH PENINGKATAN PROFESIONALITAS

Berdasarkan pertimbangan ini, forum dapat dipilah menjadi lima jenis berikut:
1) Wadah yang menyelenggarakan kegiatan yang pesertanya sudah ditetapkan
terlebih dahulu seperti LPMP.
2) Wadah yang menyelenggarakan program yang dapat diikuti oleh mereka yan
memenuhi syarat tertentu, tetapi juga mempunyai program kegiatan yang dapat
diikuti oleh semua guru yang berminat. Wadah seperti ini adalah LPTK yang
menawarkan Program S1 PGSD, S2 dan S3 Pendidikan Dasar.
3) Wadah yang mempunyai anggota khusus dan program kegiatannya wajib diikuti
oleh setiap anggota, yaitu KKG
4) Wadah dengan program terbuka bagi semua guru, seperti Klinik Pembelajaran dan
PGRI
5) Wadah dengan program terbuka untuk umum, yaitu kursus-kursus.
BAB III
SIMPULAN

Standar Kompetensi guru SD terdapat dalam dua dokumen resmi. Pertama, dalam
dokumen Standar Kompetensi Guru kelas SD-MI lulusan S1 PGSD (SKGK-SD/MI), yang
diterbitkan oleh Ditjen Dikti pada tahun 2006, dan kedua, dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16/2007 (Permen No. 16/2007) tentang Standar Kualifikasi
Akademi dan Kompetensi Guru.
Pendidikan berbasis kompetensi menggunakan penguasaan kompetensi sebagai
indikator bahwa seorang calon guru.guru telah menguasai kompetensi yang dipersyarakan.
Untuk kompetensi yang berada pada kawasan kognitif atau penguasaan akademik,
asesmennya dapat dilakukan dengan tes, baik berupa tes objektif atau uraian.
Peningkatan profesinalitas secara berkelanjutan dapat dijabarkan menjadi beberapa
kompetensi, salah satu di antaranya adalah mampu memperbaiki pembelajaran melalui
penelitian indakan kelas (PTK). Jika guru mampu memperbaiki pembelajaran melalui PTK,
berarti guru mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Ini berarti, peningkatan
profesionalita guru diharapkan akan mampu meningkatkan mutu pendidikan.
Beberapa dari wadah atau forum tersebut antara lain : kelompok Kerja Guru (KKG),
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Klinik Pembelajaran, Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK), PGRI.
DAFTAR PUSTAKA

IG.A.K. Wardani, dkk. 2008. Perspektif Pendidikan SD. Tanggerang Selatan :


Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai