Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ANAK BERBAKAT

DOSEN PENGAMPUH:
NUZRIL AMRI S,Pd., M.Pd.

OLEH:
LISAWATI
NIM: 01201901016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUSLIM BUTON BAUBAU
2021
A. Pengertian Anak Berbakat

Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan dalam psikologi seperti
gifted, talented, genius dan prodigy ternyata tidak memiliki satu definisi atau batasan
yang sama, hanya saja memiliki pengertian yang saling melengkapi antara satu istilah
dengan istilah lainnya.

Istilah gifted ditujukan untuk orang, anak didik atau siswa yang memiliki kemampuan
akademis (secara umum) yang tinggi, yang ditandai dengan didapatkannya skor IQ yang
tinggi pada pengerjaan tes kecerdasan/intelegensi, sedangkan talented adalah
kebalikannya, ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang
akademis yang khusus (seperti matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan
drama. Jadi kalau gifted itu ditujukan untuk kemampuan akademis secara umum,
sedangkan talented ditujukan untuk dua kemampuan unggul:

•Bidang akademis khusus


•Bidang non-akademis

Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Dalam
referensi lain dijelaskan bahwa bakat ialah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum
(minsalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus), maka bakat khusus
disebut juga talent.
B. Karakter dan Prevalensi Anak Berbakat
 
 
1. Karakter Anak Berbakat
 
Banyak di antara para ahli telah menyusun daftar ciri-ciri anak berbakat yang
 
bervariasi, baik dalam jumlah maupun isi. Ini tidak berarti bahwa setiap anak berbakat memiliki
semua ciri-ciri tersebut, sebab setiap individu itu unik dan tidak ada dua kepribadian yang persis
sama. Walaupun demikian, ada beberapa kecenderungan atau ciri-ciri umum yang sama pada
mereka. Vernon (1997) misalnya berpendapat, meskipun perkembangan fisik dan motorik tidak
jelas merupakan tanda dari keunggulan mental, Anak-anak yang berbakat sekuran-kurangnya
normal dalam

perkembangan fisik dan motorik. Parker (1975) menjelaskan, anak-anak berbakat sejak kecil lebih
aktif dan lebih menaruh perhatian terhadap lingkungannya.
 
Renzulli dan kawan-kawan (1981), dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa yang menentukan
bakat seseorang pada pokoknya merujuk pada tiga kelompok ciri-ciri, yakni:
 
a. Kemampuan di atas rata-rata
 
Kemampuan di atas rat-rata tidak berarti bahwa kemampuan itu harus unggul.
 
Yang pokok ialah kemampuan itu harus cukup diimbangi oleh kreativitas dan tanggung jawab
terhadap tugas.
b. Kreativitas

Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan


menerapkannya dalam pemecahan masalah.

c. Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas


 
Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas menunjuk pada semangat
dan motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas, suatu pengikatan diri
dari dalam. Jadi, bukan tanggung jawab yang diterima dari luar.

d. Lebih Maju
 
Anak yang berbakat lebih cepat matang. Mereka menguasai suatu bidang lebih
 awal dari rekan-rekan sebayanya.

2. Prevalensi Anak Berbakat

Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata memiliki prevalensi yang


 
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, seperti dikemukakan Sutratinah Tirtonegoro (1984 :
29), yaitu superior, gifted dan genius. Ketiga kelompok anak tersebut memiliki rangking
ketinggian IQ yang berbeda.
 
a. Anak genius
 
Anak genius adalah anak yang luar biasa cerdasnya, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang
sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotient-nya (IQ) berkisar antara 140 – 200.
 
b. Anak Gifted
 
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat
 
kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga
bakatnya yang sangat menonjol, seperti : bakat seni musik, drama, keterampilan dan ahli
dalam memimpin masyarakat.
 
c. Anak Superior
 
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 – 125 sehingga prestasi belajarnya
tinggi.

C. Sebab dan Pencegahan Anak Berbakat


 
Orang tua yang mempunyai anak berbakat baik yang telah didiagnosis oleh ahlinya maupun
yang terdeteksi oleh para orang tua sendiri, mempunyai permasalahn tersendiri. Masalah yang
muncul terutama mengenai emosi sang anak, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
1. Kebutuhan Pendidikan Anak Berbakat

Kebutuhan pendidikan anak berbakat dapat ditinjau dari 2 kepentingan berikut.


 
Kebutuhan Pendidikan dari Segi Anak Berbakat itu Sendiri
Kebutuhan Pendidikan yang Berkaitan dengan Kepentingan Masyarakat

2. Strategi Pembelajaran Anak Berbakat (Gifted)

Sebuah penelitian yang dilakukan di New Zealand menemukan beberapa hal penting terkait anak usia dini
dengan skor IQ >140 atau yang dikenal dengan sebutan gifted.

Parke (1989) memberikan empat petunjuk yang dapat membantu guru dalam memenuhi kebutuhan anak-
anak tersebut antara lain (dalam Smith, 2009: 318-319).
 
 Menerima setiap anak sebagai seorang yang memiliki kemampuan yang berbeda
Menciptakan pembelajaran berpusat pada anak.
Merancang pembelajaran yang menghargai sumbangan yang khas dari tiap anak.
Mengingat bahwa “anak berbakat bukan yang ‘lebih baik’; mereka hanya ‘berbeda dalam kemampuan,
kebutuhan, dan minat”.

Strategi pembelajaran bagi gifted child sebagai berikut (M. Zaka Ardiansyah, 2009).
 
a. Warming Up
 
Warming up merupakan strategi yang tepat digunakan dalam memulai pembelajaran biasanya digunakan
guru pada pembukaan pembelajaran.
 
b. Brainstorming

Strategi brainstorming merupakan strategi guru untuk menumbuhkan ketertarikan gifted child pada
pembelajaran dengan meminta sumbang saran pada siswa.

c. Synetic
 
Strategi syntetic merupakan strategi untuk mengajak siswa memposisikan dirinya sebagai pelaku
dalam suatu permasalahan.

d. Futuristics
 
Strategi fururistics menurut gifted child mengembangkan daya imajinasinya, memikirkan hal-hal
positif yang mungkin terjadi di masa depan berkaitan dengan permasalahan yang ada.

2.4 Identifikasi dan Asesmen Anak Berbakat


 
Dalam mengidentifikasikan keberbakatan seorang anak, Renzulli menyarankan beberapa cara
berikut :
 
a. Pendekatan Psikometri

Pendekatan psikometri yaitu suatu teknik yang dipakai untuk melakukan penilaian dan pengukuran
aspek psikis, antara lain dengan tes intelegensi, tes prestasi belajar, tes bakat dan kemampuan
khusus yang meliputi kreativitas, penalaran, bakat mekanik, angka – angka dan kemampuan –
kemampuan verbal.
b. Hal-Hal Yang Terlihat dalam Perkembangan
 
Identifikasi bisa dilakukan oleh guru atau orang tua yang mengamati dan mencatat adanya
perkembangan yang berbeda dibanding pada umumnya, karena lebih cepat. Dalam
perkembangan, ada tempo perkembangan dengan akselerasi sesuai dengan keadaan dan
kematangannya.

c. Penampilan Yang Meliputi Prestasi dan Perilaku


 
Pengamatan terhadap perilaku keberbakatan yang luar biasa, bisa dilakukan terhadap ekspresi,
minat, dan perhatiannya yang besar terhadap suatu hal yang khusus atau suatu bidang studi,
aktivitas, ekstrakurikuler, kesenian, tulisan, mengarang, dan kejadian-kejadian di
lingkungannya.

E. pendekatan dalam pembelajaran anak berbakat

Proses atau metode penyampaian materi adalah cara kedua untuk mendeferensiasi kurikulum
bagi siswa yang memiliki kesmampuan atau kecerdasan luar biasa.

Fleksibilitas merupakan kunci keberhasilan dalam modifikasi proses dan metode pembelajran.
Hanya menggunakan salah satu metode penyamapain, apakah itu metode penemuan sendiri
tidaklah tepat. Guru yang berpengalaman dapat membantu siswa memahami materi yang
dipelajari. Mereka dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang paling bermanfaat bagi
setiap siswa, karena gaya belajar siswa dapat berbeda-beda
Oleh karena itu, beberapa metode yang berbeda dapat digunakan pada saat yang sama.

1. Modifikasi produk belajar


2. Modifikasi lingkungan belajar
3. Pembelajaran Induktif
4. SEM (schoolwide enrichement mode)
5. Pengelompokan kemampuan belajar

Anda mungkin juga menyukai