ANAK BERBAKAT
DOSEN PENGAMPUH:
NUZRIL AMRI S,Pd., M.Pd.
OLEH:
LISAWATI
NIM: 01201901016
Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan dalam psikologi seperti
gifted, talented, genius dan prodigy ternyata tidak memiliki satu definisi atau batasan
yang sama, hanya saja memiliki pengertian yang saling melengkapi antara satu istilah
dengan istilah lainnya.
Istilah gifted ditujukan untuk orang, anak didik atau siswa yang memiliki kemampuan
akademis (secara umum) yang tinggi, yang ditandai dengan didapatkannya skor IQ yang
tinggi pada pengerjaan tes kecerdasan/intelegensi, sedangkan talented adalah
kebalikannya, ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang
akademis yang khusus (seperti matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan
drama. Jadi kalau gifted itu ditujukan untuk kemampuan akademis secara umum,
sedangkan talented ditujukan untuk dua kemampuan unggul:
Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
(potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Dalam
referensi lain dijelaskan bahwa bakat ialah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum
(minsalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus), maka bakat khusus
disebut juga talent.
B. Karakter dan Prevalensi Anak Berbakat
1. Karakter Anak Berbakat
Banyak di antara para ahli telah menyusun daftar ciri-ciri anak berbakat yang
bervariasi, baik dalam jumlah maupun isi. Ini tidak berarti bahwa setiap anak berbakat memiliki
semua ciri-ciri tersebut, sebab setiap individu itu unik dan tidak ada dua kepribadian yang persis
sama. Walaupun demikian, ada beberapa kecenderungan atau ciri-ciri umum yang sama pada
mereka. Vernon (1997) misalnya berpendapat, meskipun perkembangan fisik dan motorik tidak
jelas merupakan tanda dari keunggulan mental, Anak-anak yang berbakat sekuran-kurangnya
normal dalam
perkembangan fisik dan motorik. Parker (1975) menjelaskan, anak-anak berbakat sejak kecil lebih
aktif dan lebih menaruh perhatian terhadap lingkungannya.
Renzulli dan kawan-kawan (1981), dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa yang menentukan
bakat seseorang pada pokoknya merujuk pada tiga kelompok ciri-ciri, yakni:
a. Kemampuan di atas rata-rata
Kemampuan di atas rat-rata tidak berarti bahwa kemampuan itu harus unggul.
Yang pokok ialah kemampuan itu harus cukup diimbangi oleh kreativitas dan tanggung jawab
terhadap tugas.
b. Kreativitas
d. Lebih Maju
Anak yang berbakat lebih cepat matang. Mereka menguasai suatu bidang lebih
awal dari rekan-rekan sebayanya.
Sebuah penelitian yang dilakukan di New Zealand menemukan beberapa hal penting terkait anak usia dini
dengan skor IQ >140 atau yang dikenal dengan sebutan gifted.
Parke (1989) memberikan empat petunjuk yang dapat membantu guru dalam memenuhi kebutuhan anak-
anak tersebut antara lain (dalam Smith, 2009: 318-319).
Menerima setiap anak sebagai seorang yang memiliki kemampuan yang berbeda
Menciptakan pembelajaran berpusat pada anak.
Merancang pembelajaran yang menghargai sumbangan yang khas dari tiap anak.
Mengingat bahwa “anak berbakat bukan yang ‘lebih baik’; mereka hanya ‘berbeda dalam kemampuan,
kebutuhan, dan minat”.
Strategi pembelajaran bagi gifted child sebagai berikut (M. Zaka Ardiansyah, 2009).
a. Warming Up
Warming up merupakan strategi yang tepat digunakan dalam memulai pembelajaran biasanya digunakan
guru pada pembukaan pembelajaran.
b. Brainstorming
Strategi brainstorming merupakan strategi guru untuk menumbuhkan ketertarikan gifted child pada
pembelajaran dengan meminta sumbang saran pada siswa.
c. Synetic
Strategi syntetic merupakan strategi untuk mengajak siswa memposisikan dirinya sebagai pelaku
dalam suatu permasalahan.
d. Futuristics
Strategi fururistics menurut gifted child mengembangkan daya imajinasinya, memikirkan hal-hal
positif yang mungkin terjadi di masa depan berkaitan dengan permasalahan yang ada.
Pendekatan psikometri yaitu suatu teknik yang dipakai untuk melakukan penilaian dan pengukuran
aspek psikis, antara lain dengan tes intelegensi, tes prestasi belajar, tes bakat dan kemampuan
khusus yang meliputi kreativitas, penalaran, bakat mekanik, angka – angka dan kemampuan –
kemampuan verbal.
b. Hal-Hal Yang Terlihat dalam Perkembangan
Identifikasi bisa dilakukan oleh guru atau orang tua yang mengamati dan mencatat adanya
perkembangan yang berbeda dibanding pada umumnya, karena lebih cepat. Dalam
perkembangan, ada tempo perkembangan dengan akselerasi sesuai dengan keadaan dan
kematangannya.
Proses atau metode penyampaian materi adalah cara kedua untuk mendeferensiasi kurikulum
bagi siswa yang memiliki kesmampuan atau kecerdasan luar biasa.
Fleksibilitas merupakan kunci keberhasilan dalam modifikasi proses dan metode pembelajran.
Hanya menggunakan salah satu metode penyamapain, apakah itu metode penemuan sendiri
tidaklah tepat. Guru yang berpengalaman dapat membantu siswa memahami materi yang
dipelajari. Mereka dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang paling bermanfaat bagi
setiap siswa, karena gaya belajar siswa dapat berbeda-beda
Oleh karena itu, beberapa metode yang berbeda dapat digunakan pada saat yang sama.