Anda di halaman 1dari 10

Nama Risha Rosiananty Purba

NIM 20061014
Jurusan/Prodi Pendidikan Teknik Bangunan
Keterangan Resume Silabus 5 Psikologi
Pendidikan

RESUME PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR

1. Pengertian Bakat Seseorang

Bakat merupakan sebuah kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan melalui
didikan serta latihan sehingga dapat menghasilkan prestasi yang unggul. Bakat juga merupakan
sebuah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan maupun keterampilan yang
relatif bersifat umum (seperti bakat intelektual umum) atau khusus (seperti bakat akademis
khusus). Bakat khusus juga bisa disebut dengan talenta. Setiap orang tentu memiliki jenis bakat
yang jumlahnya banyak, seperti bakat berhitung, bakat verbal, bakat seni, dan sebagainya.
Yang membedakan dari bakat ini pada individu hanyalah masalah besar atau kecilnya potensi
bakat tersebut. Misalnya Keysa memiliki bakat verbal yang lebih unggul dibanding Sani yang,
tetapi Sani justru memiliki bakat seni yang lebih besar dibanding Keysa. Berdasarkan situasi
tersebut, dapat disimpulkan keduanya sama-sama memiliki bakat, hanya saja antara Sani
maupun Keysa memiliki potensi bakat yang berbeda.

Brigham Crow Guilford mendefenisikan bakat merupakan sebuah kemampuan bawaan yang
potensinya masih perlu dikembangkan atau dilatih agar mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan, dan keterampilan khusus. Meskipun bakat merupakan suatu keberkahan atau
keuntungan yang sudah ada sedari lahir, namu tetap saja bakat tersebut tidak akan memberi
manfaat yang besar selama anak yang bersangkutan tidak mengasah bakat tersebut. Dalam
proses pengembangan bakat ini tentu memerlukan bimbingan dan dukungan dari lingkungan,
baik dari orang tua maupun masyarakat di sekitanya.

Adapun cara mengetahui bakat seseorang itu dapat dilkukan dengan dua acara, yaitu:

a. Melalui tes bakat yang diselenggarakan oleh tenaga ahli serta yang memiliki wewenang
pada bidang tersebut.
b. Melalui pengalaman (potrtofolio): dapat dilihat berdasarkan portofolio seorang anak.
Apabila sedari Sekolah Dasar (SD) seorang anak memiliki prestasi yang unggul pada
bidang tertentu hingga ia duduk di kursi pendidikan selanjutnya, maka anak itu cenderung
memiliki bakat dalam bidang yang diungguli sesuai dengan portofolioya.

2. Jenis-Jenis Bakat

Bakat terbagi dua, yaitu bakat umum dan bakat khusus. Bakat umum merupakan sebuah
kemampuan berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya bakat tersebut dimiliki oleh
semua orang. Seperti contohnya berdiri, makan, bergerak, dll. Sementara bakat khusus
merupakan sebuah kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya bakat tersebut tidak
dimiliki semua orang. Misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga, dan sebagainya.
Adapun jenis bakat lain yang termasuk dalam cakupan bakat khusus, yaitu:

a. Bakat Verbal, merupakan bakat mengenai konsep-konsep yang diungkapkan dalam


bentuk kata-kata. Seseorang yang mengembangkan bakat ini dengan baik akan mampu
berbivara dengan bahasa yang beragam, susunan kata/kalimatnya jelas dan baik.
b. Bakat Numerikal, merupakan bakat berupa konsep-konsep dalam bentuk angka.
c. Bakat Scolastik, merupakan bakat seseorang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
angka dan kata. Bakat ini mencakup kemampuan berpikir, penalaran, mengurutkan,
menciptakan hipotesis, pandangan hidup yang bersifat rasional, dll. Bakat ini biasa dimiliki
oleh seorang ilmuwan, akuntan, pemrogram, atau sejenisnya.
d. Bakat Abstrak, yaitu kemampuan khusus seseorang yang bukan dalam bentuk angka
maupun kata, tetapi justru berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-
bentuk, dan posisi-posisinya.
e. Bakat Mekanik, merupakan bakat seseorang yang berhubungan dengan prinsip-prinsip
IPA, tata kerja mesin, alat perkakas, dan alat-alat lainnya.
f. Bakat Relasi Ruang (Spasial), sebuah bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua
dimensi, atau berpikir tiga dimensi. Memiliki kemampuan yang baik dalam detail visual
dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide
secara jelas, mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Bakat ini biasa
dimiliki oleh para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesing.
g. Bakat Kecepatan Ketelitian Klerikal, bakat berupa kemampuan tulis-menulis, ramu-
meramu untuk laboratorium, kantor, dll.
h. Bakat Bahasa (Linguistik), merupakan bakat mengenai penalaran analitis bahasa (ahli
sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga, dll.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat seseorang.

• Faktor Internal
1. Bawaan (Genetik)
Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) adalah potensi yang dibawa sejak lahir yang
merupakan warisan dari kedua orang tua si anak. Dalam faktor ini, yang diwariskan
bukanlah berupa prestasi yang dicapai karena usaha, tetapi merupakan sebuah potensi
yang akan menghasilkan prestasi kelak. Misalnya seorang guru yang hebat, hal itu
bukanlah sebuah bakat. Tetapi ia hebat menjadi guru karena kemampuan verbalnya
bagus, atau kreativitasnya tinggi, ide-idenya cemerlang. Inilah yang mendukungnya
menjadi guru yang hebat, bukan perkerjaan gurunya yang diwariskan, tetapi potensi
yang diwariskan pada si guru. Seorang ahli biologi, Gregor Mendel, berpendapat
bahwa genetik yang diwariskan dapat dilakukan hingga tujuh turunan. Misalnya
seorang anak sangat jenius dalam melukis, tetapi orang tuanya maupun kakek-
neneknya tidak ada juga yang pandai melukis. Maka, berdasarkan teori Mendel, bakat
tersebut bisa jadi diturunkan oleh kakek-nenek sebelum generasi orang tua dari ayah-
ibunya.
2. Kepribadian
Faktor ini berdasakrkan keadaan psikologis, yang mana potensi anak tergantung pada
diri dan emosi anak itu sendiri. Hal ini akan membantu anak untuk membentuk konsep
serta optimis dan percaya diri dalam proses pengembangan minat dan bakatnya (Asror;
1999: 93).
3. Interest (Minat)
Sebuah bakat akan dapat berkembang dengan baik tentu saja harus didukung oleh
peminatan anak yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak yang berbakat dalam
musikal tidak akan berkembang jika ia tidak memiliki ketertarikan terhadap irama dan
nada. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting untuk mendorong si anak agar
bakat tersebut dapat dikembangkan. Kalau tidak didukung orang tua atau tidak
dibangkitkan minatnya, bakat anak itu tidak akan berkembang. Bisa saja ketika si anak
sudah menyadari bakatnya tersebut, ia akan mengalami proses yang agak lambat untuk
mengembangkan kemampuannya.
4. Motivasi
Bakat anak akan sulit berkembang atau tidak menonjol jika ia tidak memiliki motivaasi
dari dalam dirinya sendiri untuk mengembangkan bakat tersebut. Motivasi juga
berhubungan dengan kuatnya daya juang anak dalam prosesnya mencapai suatu
sasaran. Misalnya pada seorang anak yang berbakat dalam bermain piano, jika ia
kekurangan motivasi, ketika ia melewati sebuang rintangan kecil saja dalam proses
perkembangannya makai akan kehilangan semangatnya untuk mengikuti pelatihan
selanjutnya.
5. Value atau Penilaian
Hal ini berkaitan dengan cara seorang anak menilai bidang bakat yang ia miliki.
Meskipun si anak sudah menyadari akan bakatnya pada suatu bidang, namun jika ia
merasa bakat tersebut kurang bernilai atau bahkan memiliki pandangan negative
terhadap bakat tersebut, hal ini akan menghabat proses perkembangan bakatnya.
Misalnya seorang anak berbakat dalam olahraga lari, namun anak itu merasa bakat yang
ia miliki ini tidak keren atau tidak begitu membanggakan, atau mungkin tidak sekeren
bakat lainnya, akan membuat bakat anak tetap terpendam.
• Faktor Eksternal
1. Lingkungan
Faktor lingkungan dalam mempengaruhi bakat terbagi tiga: (1) Lingkungan keluarga,
merupakan tempat latihan atau belajar serta tempat anak untuk memperoleh
pengalaman pertama; (2) Lingkungan sekolah, merupakan lingkungan yang akan
mempengaruhi proses belajar mengajar kodusif yang bersifat formal. Lingkungan ini
mempengaruhi perkembangan minat dan bakat anak karena disinilah minat dan bakat
anak akan dikembangkan secara intensif; (3) Lingkungan sosial, dilingkungan ini anak
akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat.
2. Sarana dan Prasarana
Untuk mengembangkan bakatnya, anak tentu memerlukan fasilitas dan prasarana yang
memadai. Misalnya seorang anak yang memiliki potensi dalam bernyanyi, tetapi ia
tidak memiliki sarana seperti guru vocal, maka bakat bernyanyinya tentu tidak akan
berkembang secara maksimal atau mungkin tidak akan menghasilkan suatu prestasi
yang unggul.
3. Dukungan dari Orang Tua
Dalam proses pengembanan bakat, anak tentu harus memiliki dukungan dari orang tua
agar bakat tersebut berkembang secara optimal. Misalnya seorang anak berbakat dan
sangat gemar untuk memainkan piano, tetapi orang tuanya tidak setuju jika si anak
mengembangkan bakat tersebut. Maka, bakat dalam bermain piano anak itu tidak akan
berkembang secara optimal.

4. Usaha Guru untuk Mengenali dan Mengembangkan Bakat

Salah satu yang menjadi faktor dalam mempengarhi perkembangan bakat seorang anak
adalah lingkungan sekolah, maka sebagai salah satu perangkat sekolah, guru tentu memiliki
peran penting dalam hal ini. Peserta didik ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran datang
dengan membawa bakat yang ada pada diri mereka masing-masing. Dalam hal ini, guru
berperan sebagai fasilisator dalam mengembangkan bakat mereka. Proses pengembangan
bakat ini akan mungkin dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan hal-hal berikut, yaitu:

1. Mengenali bakat setiap peserta didik


Dengan mengenal bakat masing-masing yang dimiliki peserta didik, maka guru akan
memiliki pegangan yang jelas dalam menentukan langkah dalam mengembangkan
bakat yang dimiliki peserta didik. Bakat ini dapat berupa IQ dan SQ. Peserta didik
dengan IQ tinggi tentu harus diperlalukan berbada dengan IQ yang sedang. Dengan
mengenali bakat ini, maka guru akan dapat memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mencapai bakatnya dengan maksimal.
2. Menggunakan pendekatan individual dalam pembelajaran
Setelah mengenali bakat peserta didiknya, guru akan memberikan materi pembelajaran
sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Misalnya pada sistem kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yang diterapkan pada saat ini, adalah sebuah upaya mengefektifkan
pengajaran yang bersifat individual. Individu dengan bakat yang bagus, mungkin akan
lebih cepat dalam proses penguasaan materi yang diberikan oleh guru, sehingga ia
layak untuk mengikuti akselerasi materi walaupun teman-temannya yang lain belum
menguasai materi tersebut. Adapun ketentuan dalam melakukan hal ini, guru haruslah
menyediakan waktu dan pikiran yang lumayan besar.
Adapun dalam proses mengembangkan bakat siswa dalam berprestasi, antara guru,
keluarga, serta lingkungan tentu harus bekerjasama. Adapun bentuk-bentuk upaya yang
dapat dilakukan guru, keluarga, dan lingkungan sekitar untuk mengenali bakat dan
mengembangkat bakat anak itu berupa:
a. Mencermati kelebihan, keterampilan, dan kemampuan yang tampak menonjol pada
anak
b. Membantu anak untuk yakin dan fokus pada kelebihan dirinya
c. Membantu untuk mengembangkan konsep diri yang positif pada anak
d. Memperkaya wawasan, pengetahuan, dan pengalaman anak dalam berbagai bidang
e. Mengusahakan segala cara untuk meningkatkan minat anak dalam belajar serta
menekuni bidang keunggulannya serta bidang lain yang berkaitan
f. Membantu meningkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih
kemampuannya
g. Menstimulasi anak dalam meluaskan kemampuannya dari bakat yang satu ke bakat
yang lain
h. Memberikan apresiasi baik berupa penghargaan atau pujian untuk setiap usaha yang
dilakukan anak
i. Memberikan sarana dan fasilitas untuk mendukung pengembangan bakat
j. Membantu anak dalam mengatasi kesulitan dan hambatannya dalam mengembangkan
bakatnya
k. Menjalin hubungan yang baik antara orang tua / guru dengan si anak
l. Menyalurkan bakat
m. Memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti lomba-lomba sesuai dengan
bakat yang dimiliki anak
Setiap anak tentu memiliki bakat dan perlu untuk mengembangkan bakat tersebut. Proses
mengembangkan bakat ini juga memerlukan banyak peran pendukung, termasuk orangtua,
sarana dan prasarana, minat dan motivasi si anak, lingkungan sekitarnya, dll. Begitu banyak
pun yang diperlukan dalam proses pengembangan bakat anak, sehingga terkesan sulit untuk
melakukannya. Namun dengan melihat hasil dari proses itu dikemudian hari, tentu akan jauh
menyenangkan dan sebanding dengan jerih payah yang dilakukan pada dulu hari.

DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Dosen-Dosen Psikologi Pendidikan UNP. 2020. Modul/Materi Ajar Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan.
Lestari, Lusi E. 2016. Makalah Psikologi Pendidikan Peranan Bakat dalam Proses
Belajar. MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN PERANAN BAKAT DALAM
PROSES BELAJAR (beilmin.blogspot.com) (tanggal diakses: 06 Maret 2021)
Yeni, R., dkk. 2014. Psikologi Pendidikan Peranan Bakat dalam Proses Belajar. Makalah.
(DOC) Peranan bakat dalam proses belajar | RINTISAN MALAIKAT - Academia.edu
(tanggal diakses: 06 Maret 2021)

PERTANYAAN
1. Benarkah kerja keras dan latihan yang dilakukan secara terus menerus dapat
mengalahkan bakat alami?
2. Apakah bakat yang dimiliki setiap individu akan bersifat dinamis mengikuti
perkembangan global? Misalnya seseorang memiliki bakat mekanik, bisa saja di masa
depan segala macam tugas permekanikan akan diambil alih oleh mesin atau robot,
artinya bakatnya seolah tidak terlalu berpengaruh. Maka apakah bakat mekanika
tersebut akan menghilang keberadaannya dari teori jenis-jenis bakat seiring berjalannya
waktu?

PERBANDINGAN DENGAN MAKALAH KELOMPOK 4


Menurut saya, makalah kelompok 4 lebih lengkap dibanding resume saya. Yang pertama, pada
penjelasan ‘pengertian bakat’, kelompok 4 mengutip beberapa defenisi bakat berdasarkan
pendapat ahli. Sementara saya tidak mengutip hal tersebut.

• Makalah kelompok 4

Pada makalah kelompok 4 di bagian ‘Usaha Guru untuk Mengenali dan Mengembangkan Bakat’,
kelompok 4 menjelaskan satu persatu penjelasan dari upaya guru tersebut. Sementara saya hanya
menyebutkan upayanya saja.

• Makalah kelompok 4
• Resume saya

Namun pada makalah kelompok 4, tidak ditemukan penjelasan mengenai ‘cara mengetahui bakat
seseorang’ sementara pada sesi diskusi saya temukan banyak pertanyaan mengenai hal itu. Maka,
pada resume saya, dijelaskan.
• Resume saya

Mungkin cukup sekian perbandingan yang dapat saya berikan. Sekiranya dengan perbandingan
ini, antara saya dan kelompok 4 dapat saling membenahi. Mohon maaf apabila terdapat kekeliruan
atau kesalahan kata, terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai