PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dengan begitu banyaknya penduduk yang tersebar di seluruh wilayah tentu
memiliki individu-individu yang berbakat, dan itu merupakan aset yang sangat berharga
bagi bangsa dan negara ini. Anak berbakat (gifted child) perlu mendapatkan pendidikan
untuk mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat secara optimal. (Farhah, 2012:1).
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 yakni : Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lebih lanjut pada pasal 5 ayat 4 Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Tidak hanya sampai di situ
namun dalam UU No. 22 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Di dalam kelas yang beragam tentunya kita akan menemukan pula keberagaman
kemampuan belajar yang dimiliki oleh siswa. Kita akan menjumpai siswa yang memiliki
kemampuan belajar yang lebih baik dalam beberapa mata pelajaran dibanding teman-
temannya, ada pula yang prestasi belajarnya rendah, bahkan mungkin kita akan
menjumpai siswa yang memiliki minat hanya pada satu pelajaran saja serta ia sangat
berprestasi dalam pelajaran itu.
Keberagaman itu sering luput dari perhatian guru. Guru lebih memilih melakukan
pembelajaran dengan cara atau metode yang sama untuk semua anak. Padahal satu cara itu
tidak mungkin memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar siswa dalam satu kelas yang
begitu beragam.
Tidak terpenuhinya kebutuhan dan kemampuan belajar yang dimiliki oleh siswa akan
menimbulkan berbagai dampak, diantaranya potensi belajar tidak berkembang secara
optimal, menimbulkan perilaku yang mengganggu suasana kelas, rendah motivasi, dan
lain-lain. Munculnya dampak tersebut sering ditanggapi oleh guru sebagai hal yang negatif
sehingga upaya yang dilakukan untuk mengatasinya tidak menyentuh pada akar
permasalahan. Upaya yang tidak tepat dapat merugikan semua siswa. Misalnya, siswa
yang sesungguhnya memiliki potensi belajar yang sangat baik akan tidak berkembang
potensinya itu jika upaya yang dilakukan tidak tepat. Prestasi belajarnya akan berada jauh
di bawah potensi yang dimiliki
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang kami
ajukan adalaah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian anak berbakat ?
2. Bagaimana hakekat keterbakatan ?
3. Bagaimana perkembangan fisik anak berbakat ?
4. Bagaimana perkembangan kognitif anak berbakat ?
5. Bagaimana perkembangan emosi anak berbakat ?
1
6. Bagaimana perkembangan sosial anak berbakat ?
7. Bagaimana identifikasi anak berbakat ?
8. Apa saja masalah-masalah dan dampak keberbakatan ?
9. Apa saja Dimensi Program Pendidikan Anak Berbakat ?
10. Bagaimana Telaah Model Program Alternatif ?
11. Bagaimana Alternatif Pendidikan Anak Berbakat di Indonesia ?
12. Bagaimana Program Pendidikan Anak Berbakat di Indonesia ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami ajukan di atas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian anak berbakat
2. Untuk mengetahui hakekat keterbakatan
3. Untuk mengetahui perkembangan fisik anak berbakat
4. Untuk mengetahui perkembangan kognitif anak berbakat
5. Untuk mengetahui perkembangan emosi anak berbakat
6. Untuk mengetahui perkembangan sosial anak berbakat
7. Untuk mengetahui identifikasi anak berbakat
8. Untuk mengetahui masalah-masalah dan dampak keberbakatan
9. Untuk mengetahui dimensi program pendidikan anak berbakat
10. Untuk mengetahui telaah model program alternatif
11. Untuk mengetahui alternatif pendidikan anak berbakat di indonesia
12. Untuk mengetahui program pendidikan anak berbakat di indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
prestasi seseorang. Jadi prestasi itulah yang merupakan perwujudan dari bakat dan
kemampuan
II. Hakekat Keterbakatan
Landasan yuridis formal pelayanan pendidikan bagi anak berbakat adalah :
Undang-Undang No. 2/1989 (telah diganti dengan ) Undang-Undang No. 20 / 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 5 :
a. Ayat (2):Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan / atau mental berhak
memperoleh pendidikan khusus.
b. Ayat (4) : Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
berhak memperoleh pndidikan khusus. (Terakhir dikelola secara khusus
dengan PP No. 17 Tahun 2010 mulai dari pasal 134 s/d 137 serta dipertegas
melalui PP No. 66 Tahun 2010 pasal Pasal 53 ayat (2) yakni Satuan
pendidikan wajib menjamin akses pelayanan pendidikan bagi peserta didik
yang membutuhkan pendidikan khusus, dan layanan khusus.
Konsep normatifnya Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berfungsi mengembangkan potensi
keunggulan peserta didik menjadi prestasi nyata sesuai dengan karakteristik
keistimewaannya Sedangkan tujuannya untuk mengaktualisasikan seluruh potensi
keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan
spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lain. (PP
No. 17 Tahun 2010 pasal 134 ayat 1 dan 2 )
- Anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah mereka
yang memiliki kemampuan dan kecerdasan diatas rerata normal.
- Anak yang berkemampuan dan berkecerdasan luar biasa disebut juga dengan
istilah Gifed atau anak berbakat. Sebutan lain bagi anak yang gifed misalnya
genius, bright, creative, talented, bakat istimewa.
- Ciri umum anak berbakat adalah : memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari
pada anak normal.
- Menurut pandangan lain keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan
saja, tetapi juga dilihat dari segi prestasi, kreatifitas dan karakteristik pribadi dan
sosial lainnya, serta dari kemampuan yang bersifat potensial maupun aktual
(prestasi).
- Menurut Lucito (Cartwight, 1984) definisi keberbakatan sebagai berikut :
a) Ex post fakto, yang didasarkan atas penampilan prestasi yang luar
biasa dalam bidang tertentu.
b) Intelligence test, yang didasarkan atas IQ sebagai tolok ukur tes
kecerdasan
c) Sosial, yang didasarkan atas kecakapan-kecakapan yang secara
sosial dapat disetujui (diterima)
d) Presentage, yang didasarkan atas persyaratan masyarakat akan
jumlah orang tersebut yang dikehendaki untuk memainkan peran-
peran khusus.
e) Creativity, yang didasarkan atas perilaku dan/atau unjuk kerja
sebagaimana diukur oleh pengukuran kreativitas.
- Menurut S.C.U. Munandar, 1982 b anak berbakat diistilahkan sebagai anak
cerdas dan cemerlang.
4
- Keberbakatan tidak semata-mata merujuk pada fungsi kofnitif melainkan pada
totalitas dan keterpaduan fungsi otak. Keberbakatan harus dipandang sebagai
produk perkembangan dari seluruh fungsi otak manusia.
- Dalam konsep yang lebih luas istilah keberbakatan mencakup anak yang
memiliki kecakapan intelektual superior yang dapat mencapai keunggulan
akademik di kelompok populasinya.
- Rinzully (1978) merumuskan bahwa keberbakatan itu terbentuk dari hasil
interaksi tiga aspek penting yaitu :
Kecakapan diatas rata-rata
Komitmen tugas yang tinggi dan
Kreatifitas, seperti dilukiskan sebagai berikut :
Perhatikan model keberbakatan dari Rinzully (1978)
Kemampuan diatas rata-rata
Komitmen terhadap tugas
Kreatifitas
Masalah Keberbakatan Dan Kretifitas
- Keberbakatan sebagai sesuatu yang berdimensi ganda karena memadukan
semua simu aspek baik intelektual, prestasi akademik, kreatifitas dan bakat,
serta aspek sosial.
- Masalah kretifitas dan keberbakatan merupakan dua hal yang dapat dibedakan
tetapi sangat erat kaitannya
- Menurut Guilford (1959), Renzulli (1978), Torrance (1962), Getzles dan
Jackson (1962), Clark (1983), dikemukakan bahwa didalam keberbakatan itu
ada komponen penting yang disebut kreatifitas.
- Kreatifitas jauh lebih luas dari kecakapan umum
- Dalam model struktur intelek dari Guilford (1959) digambarkan bahwa
struktur intelek manusia terdiri atas tiga dimensi, yakni dimensi operasi,
dimensi product, dan dimensi Konten dengan 120 faktor kemampuan
intelektual manusia yang dapat diukur dan tahun 1982 memisahkan konten
figural dari dimensi auditoris (Khatena J. 1992) sehingga mengembangkan
menjadi 150 kemampuan.
- Terkait proses berpikir kreatif, perlu dipahami konsep berfikir konvergen dan
konsep berfikir divergen.
- Konsep berfikir konvergen adalah proses berfikir linier, terarah kepada proses
mempersempit alternatif untuk mencari satu jawaban yang benar.
- Konsep berfikir divergen adalah proses berfikir alternatif, bahwa suatu
persoalan itu dapat dilihat dari berbagai sudut pemikiran.
- Faktor-faktor yang terlibat dalam berfikir divergen adalah kepekaan terhadap
masalah, kelancaran proses berfikir, kebaruan gagasan, fleksibilitas, kecakapan
mensintesis, kecakapan menganalisis, kecakapan mengorganisasikan, atau
merumuskan kompleksisitas, dan evaluasi.
- Jadi kecerdasan tinggi (Keberbakatan) tidak sama dengan berfikir kreatif.
- Keberbakatan banyak digunakan didalam merujuk suatu kecakapan khusus
atau prestasi tertentu.
- Sedangkan kreatifitas digunakan dalam makna yang lebih luas, karena
kreatifitas tidak hanya menyangkut aspek intelektual tetapi juga menyangkut
aspek non intelektual.
- Keberbakatan akan terwujud didalam perilaku-perilaku kreatif, atau dengan
kata lain kreatifitas merupakan ekspresi puncak keberbakatan. (Clark 1988:48)
5
Karakteritik Anak Berbakat
Karakteristik umum anak berbakat mencakup aspek-aspek intelektual, akademik,
kreatifitas, kepemimpinan dan sosial, seni, afektif, sensori fisik, intuisi, dan
ekologis
8
hanya bisa dilakukan oleh orang tertentu yang
berbalikan dalam hal itu. Akibatnya penggunaan
teknik ini memiliki keterbatasan.
b) Studi Kasus
Identifikasi anak berbakat dilakukan dengan jalan menghimpun
berbagai informasi tentang anak dari berbagai sumber baik orang
tua, guru, teman sebaya atau pihak lain yang dianggap mengetahui
tentang anak itu
10
Perbedaan program pendidikan bagi anak berbakat bukan sekedar
berbeda, tetapi secara kualitatif memang menghendaki perbedaan walaupun
tidak berarti harus terpisah dari anak-anak biasa. Perbedaan kualitatif perlu
karena anak berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan suatu
permasalahan yang berbeda dari anak-anak pada umumnya.
Program pendidikan anak berbakat akan menyangkut berbagai aspek :
- Fisiologis
- Tujuan pendidikan anak berbakat
- Isi kurikulum
- Proses belajar mengajar
12
guru itu dengan kesiapan dan kemampuan tertentu. Dengan model ini
memungkinkan akan mengatur semua aspek perkembangan kepribadian peserta
didik sehingga terhindar dari disintegrasi kepribadian.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu anak berkebutuhan khusus atau ABK adalah anak berbakat dimana ini tidak
asing lagi bagi kita, khususnya bagi kita calon pengajar, karena walau bagimana
pun anak tersebut memerlukan pendidikan sebagai salah satu bentuk layanan bagi anak
berbakat tersebut. Diamana dalam kegiatan belajar mengajar anak berbakat itu menjadi
perhatian tersendiri karena anak tersebut mempunyai kemampuan yang sangat tinggi di,
sebanding dengan anak-anak yang lainnya sehingga dalam kegiatan belajar mengajar itu
memerlukan perhatian khusus. Idealnya anak terseut sekolah di Sekolah Luar Biasa
(SLB) seiring dengan program pemerintah yang mengadakannya program sekolah
inklusi secara otomatis guru sekolah dasar juga harus memahai dan mengetahui
sekaligus mampu memberikan layanan bagi anak berkebutuhan khsusus (ABK), salah
satunya anak berbakat.
Dengan demikian kesimpulan makalah yang kami bahas diantaranya:
1. Anak berbakat adalah mereka yang mempunyai kemampuan-kemampuan
yang unggul dalam segi: intelektual, teknik, estetika, social, dan fisik.
2. Karakteristik anak berbakat diantaranya:
a) Mempunyai kemapuan intelektual atau mempunyai intelegensi
yang menyeluruh, mengacu pada kemampuan yang berikir
abastrak dan mampu memecahkan permasalahan secara
sistematis dan masuk akal. Kemampuan ini dapat diukur pada
orang dewasa mapun pada anak dengan tes psikometrik
berkaiatan dengan prestasi umumnya dinyatakan dengan skor
IQ.
b) Kemampuan intelektual khusus, mengacu pada kemampuan
yang berbeda dalam matematika, bahasa asing, music, atau
ilmu pengetahuan alam.
c) Berpikr kreatif atau berpikir murni menyeluruh. Umumnya
mampu berpikir untuk memecahkan permasalahan yang tidak
umum dan memerlukan pemikiran tinggi. Pemikiran
kreatif menghasilkan ide-ide yang produktif melalui imajinasi,
kepintarannya, keluwesannya, dan bersifat menakjubkan.
d) Mempunyai bkat kreatif khusus, bersifat orsinil. Dan berbeda
dengan orang lain.
3. Memberikanlayanan bagi anak berbakat itu harus tepat sasaran, dan sesuai
dengan karakteristik keberbakatan anak tersebut, dan mampu mempasilitasi
pengembangan kemampuannya. Dan dalam memberikan layanan bagi anak
berbakat itu perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya:
a) Standarisasi siswa berbakat.
b) Bentuk layanan yang akan dilaksanakan.
c) Sumber daya manusia pelaksana.
d) Sarana prasarana pendukung.
14
e) Kurikulum, materi untuk kelas berbakat.
Mulai dari pengertian, karakteristik, cara menangani anak berbakat kami harapkan
menjadi pemahaman tentang anak berbakat dan mampu dalam memberikan layanan bagi
anak berbakat.
B. Saran
Dalam memberikan layanan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) khususnya
bagi anak berbakat, pertama kita harus memahami dulu pengertian anak berbakat itu
sendiri, kemudian karakteristik dari anak berbakat, paktor penunjang yang
mempengaruhi dalam memberikan layanan terhadap anak berbakat, dan bagaimana
memberikan layanan yang tepat bagi anak berbakat, agar mecapai tujuan yang
diharapkan.
Adapun dalam makalah ini masih banyak kekurangannya, tetapi saya berharap
mudah-mudahan makalah ini bermanpaat khususnya bagi kami umumnya bagi
pemabaca semuanya. Kekurangan dalam malah ini mulai dari keterbatasan sumber.
Dan mudah-mudahan saya lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya. Ammin
15
Daftar Pustaka
http://charismaputri.student.fkip.uns.ac.id/2013/07/03/makalah-pembelajaran-anak-
berbakat/
http://kumpulanmakalah-kedokteran-psikologi.blogspot.com/2013/06/makalah-psikologi-
pendidikan-pendidikan.html
http://abcdirga.wordpress.com/2013/04/02/anak-berbakat/
http://media-klaten.blogspot.com/
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/30/03420494/anak.cerdas.butuh.layanan.k\ .
16