Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP

KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI


KECAMATAN KROMENGAN KABUPATEN MALANG

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :
LUTFI AMILUDIN RAMADHAN
(P17430191010)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
D3 ASURANSI KESEHATAN
TAHUN 2021
i

PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP


KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI
KECAMATAN KROMENGAN KABUPATEN MALANG

PROPOSAL PENELITIAN
Proposal Tugas Akhir ini di buat untuk persyaratan menyelesaikan pendidikan
Diploma III program studi D-3 Asuransi Kesehatan Jurusan Kesehatan Terapan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

DISUSUN OLEH :
LUTFI AMILUDIN RAMADHAN
(P17430191010)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
D3 ASURANSI KESEHATAN
TAHUN 2021
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian oleh Lutfi Amiludin Ramadhan (NIM P17430191010)


yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) di Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang” telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Malang, Juli 2021


Pembimbing Utama

Anggi Ardhiasti, SKM,MPH


NIP. 198312192009122002
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang memberikan segala

kenikmatan, baik nikmat kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan proposal ini

yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kepesertaan Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) di Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang”. Shalawat

serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW

beserta sahabat dan keluarga-Nya.

Proposal ini merupakan tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh

mahasiswa DIII Asuransi kesehatan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada dosen

dan kedua orang tua atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan. penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan proposal penelitian ini, yaitu kepada:

1. Budi Susatia, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Malang.

2. Diniyah Kholidah, SST, S.Gz, MPH, selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Terapan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

3. Ngesti W. Utami, S.Kp., M.Pd, selaku Ketua Prodi DIII Asuransi Kesehatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

4. Anggi Ardhiasti, SKM,MPH selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan dukungan, kesempatan, dan bimbingan untuk menyusun


iv

proposal tugas akhir ini sehingga proposal tugas akhir ini dapat terselesaikan

dengan tepat waktu.

5. Seluruh Dosen Program Studi DIII Asuransi Kesehatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang yang telah banyak membantu sehingga dapat

terselesaikannya Proposal Tugas Akhir ini.

Atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan proposal ini, oleh karena itu saya

menerima kritikan dan saran bersifat membangun kearah perbaikan dan

penyempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat sebagaimana

mestinya.

Malang, Juli 2021

Penulis
v

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN.............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
2.1 Landasan Teori...............................................................................................4
2.1.1 SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional)......................................................4
2.1.2 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).......4
2.1.3 Pengetahuan.....................................................................................................9
2.2 Kerangka Teori.............................................................................................14
2.3 Kerangka Konsep.........................................................................................14
2.4 Hipotesis.......................................................................................................14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................15
3.1 Desain Penelitian..........................................................................................15
3.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling...............................15
3.2.1 Populasi..........................................................................................................15
3.2.2 Sampel............................................................................................................15
3.2.3 Teknik Sampling...........................................................................................15
3.2.4 Besar Sampel.................................................................................................16
3.3 Variabel Penelitian.......................................................................................16
3.4 Definisi Operasional Variabel......................................................................17
vi

3.5 Instrumen Penelitian.....................................................................................18


3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................18
3.6.1 Lokasi.............................................................................................................18
3.6.2 Waktu.............................................................................................................18
3.7 Metode Pengumpulan Data..........................................................................18
3.7.1 Data Primer....................................................................................................18
3.7.2 Data Sekunder...............................................................................................19
3.8 Analisis Data................................................................................................19
3.9 Etika Penelitian.............................................................................................19
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kondisi fisik maupun mental seseorang untuk dapat


menjalani hidup dengan produktif. Peningkatan pelayanan kesehatan menjadi
aspek penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah pada masa sekarang,
sebab kesehatan bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder manusia tapi sudah
menjadi kebutuhan primer. Indonesia mengatur tentang kesehatan dalam Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
serta terjangkau. Dalam hal ini, pemerintah bertanggung jawab untuk
merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan tejangkau kepada masyarakat.
Adapun implementasi atas peraturan tersebut, pemerintah Indonesia menyusun
program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2004 yang bertujuan untuk memberikan jaminan
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta maupun
anggota keluarganya.

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) memiliki beberapa bagian salah


satunya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dimana JKN ini
menggunakan mekanisme asuransi Kesehatan nasional yang bersifat wajib dan
didasarkan pada Undang-Undang no 40 tahun 2014 tentang SJSN.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai


penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS) yang bertujuan untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia

1
2

mendapat perlindungan yang komprehensif, adil, dan merata. Agar dapat


menikmati layanan dalam program JKN, masyarakat Indonesia harus terlebih
dahulu membayar iuran atau premi setiap satu bulan sekali dengan tepat waktu
dan selanjutnya berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas
maupun Rumah Sakit yang bekerja sama BPJS Kesehatan(BPJS, 2018).

Salah satu misi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan


adalah memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh Indonesia paling
lambat 1 Januari 2019 melalui peningkatan kemitraan dengan seluruh pemangku
kepentingan dan mendorong partisipasi masyarakat serta meningkatkan kepatuhan
kepesertaan(BPJS Health, 2019). Upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam
rangka mencapai universal health coverage artinya seluruh Warga Negara
Indonesia wajib terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, maka penting bagi semua
sektor untuk turut mendukung dan melakukan berbagi upaya agar seluruh Warga
Negara Indonesia terdaftar sebagai peserta JKN dengan bukti kepemilikan kartu
JKN(Kurniawati et al., 2018)

Pada daerah tertentu masih banyak masyarakat yang tidak mengerti akan
pentingnya mengikuti program JKN. Mereka menganggap bahwa program
tersebut tidak penting dan merasa mampu untuk membayar biaya rumah sakit saat
mereka mengalami sakit. Tanpa mereka sadari bahwa sakit bisa dating saja dan
kapan saja tanpa melihat mereka sedang mempunyai uang untuk membayar biaya
atau tidak.

Kecamatan Kromengan merupakan salah satu daerah yang terletak di kaki


Gunung Kawi Kabupaten Malang.Dari pengamatan awal peneliti selama
melaksanakan PKL di BPJS Kesehatan KLOK Kepanjen peneliti banyak
membantu peserta dari daerah Kecamatan Kromengan yang masih belum
3

mengetahui persyaratan serta tata cara mendaftar menjadi peserta JKN. (ditambah
perhari berapa peserta yg bertanya)

Dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang jumlah penduduk


Kecamatan Kromengan pada tahun 2020 sebanyak 38.033 penduduk, dan data
jumlah peserta BPJS Kesehatan warga Kecamatan Kromengan update terakhir
pada tahun 2018 sebanyak 14.211 peserta. Dengan jenis peserta non PBI PPU
beserta anggota keluargaya, kelas I sebanyak 1.294 peserta, kelas II sebanyak
2.058 peserta, kelas III sebanyak 42 peserta. Untuk peserta PBPU (Peserta Bukan
Penerima Upah) dengan rincian, kelas I sebanyak 208, kelas II sebanyak 498,
kelas III sebanyak 1.038 peserta. Dan peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan (PBI) sebanyak 9.073 peserta. Dengan adanya data tersebut masih
banyak warga yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, bahkan
belum sampai setengah dari seluruh jumlah warga.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tentang Gambaran pengetahuan masyarakat Kecamatan Kromengan
Kabupaten Malang terhadap kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di
cakupan wilayah Kecamatan Kromengan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah bagaimana hubungan pengetahuan masyarakat Kecamatan Kromengan
Kabupaten Malang terhadap kepesertaan BPJS Kesehatan.
1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan


masyarakat Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang terhadap kepesertaan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
4

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi BPJS Kesehatan

Sebagai salah satu sumber informasi bagi BPJS Kesehatan khususnya


BPJS Kesehatan KLOK Kepanjen untuk mengetahui bahwa masih banyak
masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta sehingga dapat
diciptakannya program kerja untuk pengembangan kebijakan terkait
peningkatan kepesertaan JKN.

1.4.2 Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti


khususnya dalam mengetahui pengetahuan masyarakat terhadap salah satu
program pemerintah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional)
Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu cara tata penyelenggara program
jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial (Undang Undang
RI No.40 Tahun 2004, 2004). UU SJSN merupakan sebuah tonggak sejarah
dimulainya reformasi menyeluruh sistem jaminan sosial nasional di Indonesia.
Reformasi terhadap program jaminan sosial yang berlaku saat ini dianggap penting
karena banyak peraturan pelaksaan yang parsial dan tumpang tindih, manfaat
program yang minim dan jangkauan program yang terbatas serta hanya menyentuh
sebagian kecil masyarakat(Sistem & Sosial, 2004)
Salah satu program SJSN adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jaminan
kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan(Undang Undang RI No.40 Tahun 2004, 2004). Program yang bergerak
dalam bidang kesehatan tersebut dikelola oleh suatu badan yang bernama Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
2.1.2 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) resmi beroperasi pada 1
Januari 2014, sebagai transformasi dari PT Askes. Menurut Undang-
Undang Nomor 24 tahun 2011, BPJS adalah badan hukum yang dibentuk
untuk meyelenggarakan program jaminan kesehatan. Sedangkan tujuan
dari BPJS Kesehatan yaitu untuk mewujudkan terselenggaranya
pemberian jaminan terpenuhunya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi
setiap peserta dan/ atau anggota keluarganya. Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) merupakan progam BPJS Kesehatan guna menjamin hak mendasar
masyarakat Indonesia dalam hal memperoleh pelayanan kesehatan.
Adapun tugas dari BPJS yaitu :
a. melakukan dan/atau menerima pendaftaran Peserta

5
6

b. memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi


Kerja
c. menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah
d. mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta
e. mengumpulkan dan mengelola data Peserta program Jaminan
Sosial
f. membayarkan Manfaat dan/atau membiayai pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan program Jaminan Sosial
g. memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program
Jaminan Sosial kepada Peserta dan masyarakat
2.1.2.1 Prinsip BPJS
1. Kegotong-royongan
Kegotong-royongan adalah prinsip kebersamaan antar
peserta dalam menanggung beban biaya jaminan sosial, yang
diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran
sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau penghasilannya.
2. Nirlaba
Nirlaba adalah prinsip pengelolaan usaha yang
mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta.
3. Keterbukaan
Keterbukaan adalah prinsip dalam ketentuan ini
mempermudah akses informasi yang lengkap, benar dan jelas
bagi seluruh peserta.
4. Kehati-hatian
Kehati-hatian adalah prinsip pengelolan dana secara
cermat, teliti, aman dan tertib.
5. Akuntabilitas
7

Akuntabilitas adalah prinsip pelaksanaan program dan


pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Portabilitas
Portabilitas adalah prinsip memberikan jaminan yang
berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau
tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Kepesertaan wajib
Kepesertaan wajib adalah prinsip yang mengharuskan
seluruh penduduk menjadi peserta jaminan sosial yang
dilaksanakan secara bertahap.
8. Dana amanat
Dana amanat adalah iuran dan hasil pengembangannya
merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan
sebesar-besarnya bagi kepentingan jaminan sosial.
9. Hasil pengelolaan dana jaminan sosial dipergunakan
seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-
besarnya kepentingan peserta.
2.1.2.2 Kepesertaan
Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011, Semua
penduduk indonesia wajib menjadi peserta JKN-KIS yang dikelola
oleh BPJS Kesehatan termasuk orang asing yang telah bekerja
paling singkat 6 bulan di indonesia dan telah membayar iuran, yang
dibagi atas jenis kepesertaan sebagai berikut(*Anokwuru, C.P. 1,
Anyasor, G.N.1, Ajibaye O.2, Fakoya O.1, 2011):
1. Penerima Bantuan iutan jaminan kesehatan (PBI)
PBI merupakan program jaminan kesehatan fakir miskin
dan orang yang tidak mampu, yang terdiri dari :
a. Peserta PBI APBN
8

Peserta PBI APBN adalah peserta yang


iurannya dibayar oleh pemerintah pusat melalui
APBN
b. Peserta PBI APBD
Peserta PBI APBD adalah peserta yang
iurannya dibayar oleh dan pemerintah daerah
melalui APBD.
2. Bukan Penerima Bantuan iuran (Non PBI) terdiri dari:
a. Pekerja penerima upah (PPU)
PPU adalah setiap orang yang bekerja pada
pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah,
yang terdiri dari :
1) Pejabat negara
2) Pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah
3) PNS
4) Prajurit
5) Anggota polri
6) Kepala desa dan perangkat desa
7) Pegawai swasta
8) Pekerja atau pegawai lainnya yang
menerima gaji atau upah
b. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
PBPU adalah setiap orang yang bekerja atau
berusaha atas risiko sendiri, yang terdiri dari:
1) Pekerja di luar hubungan kerja atau
pekerja mandiri
2) Pekerja lainnya yang bukan penerima gaji
atau upah
c. Bukan Pekerja (BP)
9

BP adalah setiap orang yang bukan termasuk


kelompok PPU, PBPU, PBI Jaminan Kesehatan,
dan penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah, yaitu terdiri atas :
1) Investor
2) Pemberi Kerja
3) Penerima Pensiun
4) Veteran
5) Perintis Kemerdekaan
6) Janda, duda, atau anak yatim atau piatu
dari veteran atau perintis kemerdekaan
7) BP lainnya yang mampu membayar iuran
2.1.2.3 Besar Iuran
Iuran adalah besarnya uang yang wajib dibayarkan untuk memperoleh suatu manfaat.
Besar iuran BPJS Kesehatan menurut Perpres No 64 Tahun 2020 :
1. Penerima Bantuan Iutan jaminan kesehatan (PBI)
Iuran bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan yaitu sebesar
Rp42.000,00 (empat puluh dua ribu rupiah) per orang per
bulan. Besaran iuran mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus
2019.Iuran bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar
oleh Pemerintah Pusat.
2. Pekerja Penerima Upah (PPU)
Iuran bagi Peserta PPU yaitu sebesar 5%(lima persen)
dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan 4%(empat
persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% (satu persen)
dibayar oleh Peserta.
3. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan
Pekerja(BP)
10

i. Besaran Iuran bagi Peserta PBPU dan Peserta BP


dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas
III yaitu sarna dengan besaran Iuran bagi Peserta PBI
1. Sebesar Rp35.000,00 (tiga puluh lima ribu
rupiah) per orang per bulan dibayar oleh
Peserta PBPU dan Peserta BP
2. Sebesar Rp7.000,00 (tujuh ribu rupiah) per
orang per bulan dibayar oleh Pemerintah
Pusat sebagai bantuan Iuran kepada Peserta
PBPU dan Peserta BP
ii. Iuran bagi Peserta PBPU dan Peserta BP dengan
Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II yaitu
sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per orang
per bulan dibayar oleh Peserta PBPU dan Peserta BP
iii. Iuran bagi Peserta PBPU dan Peserta BP dengan
Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I yaitu
sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)
per orang per bulan dibayar oleh Peserta PBPU dan
Peserta BP
2.1.3 Pengetahuan
2.1.3.1 Definisi pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008) kata tahu memiliki arti antara lain
mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan
sebagainya), mengenal dan mengerti(Wiwi, 2015), pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman
manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai
dengan proses pengalaman yang dialaminya.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
11

penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui


pancaindera manusia yakni, indera pendengaran, penglihatan,
penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian pengetahuan
manusia didapat melalui mata dan telinga.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dilihat, dikenal,
dimengerti terhadap suatu objek tertentu yang ditangkap melalui
pancaindera yakni, indera pendengaran, penglihatan, penciuman,
perasaan dan perabaan.
2.1.3.2 Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut
Notoatmodjo (2012) mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat kembali
(recall) suatu materi yang telah dipelajari dan diterima dari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang telah dipelajari antara lain mampu
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan suatu materi
secara benar. Misalnya, seorang siswa mampu
menyebutkan bentuk bullying secara benar yakni bullying
verbal, fisik dan psikologis. Untuk mengetahui atau
mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
sebuah pertanyaan misalnya : apa dampak yang
ditimbulkan jika seseorang melakukan bullying, apa saja
bentuk perilaku bullying, bagaimana upaya pencegahan
bullying di sekolah.
b. Memahami (comprehension) Memahami merupakan suatu
kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan
materi yang diketahui secara benar. Orang yang telah
paham terhadap suatu materi atau objek harus dapat
12

menyebutkan, menjelaskan, menyimpulkan, dan


sebagainya. Misalnya siswa mampu memahami bentuk
perilaku bullying (verbal, fisik dan psikologis), tetapi
harus dapat menjelaskan mengapa perilaku bullying secara
verbal, fisik maupun psikologis dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain.
c. Aplikasi (application) Aplikasi merupakan kemampuan
seseorang yang telah memahami suatu materi atau objek
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang proses
penyuluhan kesehatan, maka dia akan mudah melakukan
kegiatan penyuluhan kesehatan dimana saja dan
seterusnya.
d. Analisis (analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan
seseorang untuk menjabarkan materi atau objek tertentu ke
dalam komponen-komponen yang terdapat dalam suatu
masalah dan berkaitan satu sama lain. Pengetahuan
seseorang sudah sampai pada tingkat analisis, apabila
orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atas objek tertentu. Misalnya, dapat
membedakan antara bullying dan school bullying, dapat
membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi,
dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan
seseorang untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
13

bagian suatu objek tertentu ke dalam bentuk keseluruhan


yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat
meringkas suatu cerita dengan menggunakan bahasa
sendiri, dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang
telah dibaca atau didengar.
f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi merupakan suatu
kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Misalnya, seorang guru dapat menilai atau menentukan
siswanya yang rajin atau tidak, seorang ibu yang dapat
menilai manfaat ikut keluarga berencana, seorang bidan
yang membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan
anak yang kekurangan gizi, dan sebagainya.
2.1.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak (2011), ada tujuh faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang
agar dapat memahami suatu hal. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima
informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan
pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin
luas pengetahuannya.
14

b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan
terutama untuk memenuhi kebutuhan setiap hari.
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Misalnya, seseorang
yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih mengerti
mengenai penyakit dan pengelolaanya daripada non
tenaga medis.
c. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Dengan bertambahnya umur individu,
daya tangkap dan pola pikir seseorang akan lebih
berkembang, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik.
d. Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu hal. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni, sehingga seseorang memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami
seseorang pada masa lalu. Pada umumnya semakin
banyak pengalaman seseorang, semakin bertambah
pengetahuan yang didapatkan. Dalam hal ini,
pengetahuan ibu dari anak yang pernah atau bahkan
sering mengalami diare seharusnya lebih tinggi daripada
pengetahuan ibu dari anak yang belum pernah mengalami
diare sebelumnya.
f. Lingkungan
15

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di


sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
didalam lingkungan tersebut. Contohnya, apabila suatu
wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan
lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya
mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan.
g. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang
lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih
luas. Pada umumnya semakin mudah memperoleh
informasi semakin cepat seeorang memperoleh
pengetahuan yang baru.
2.2 Kerangka Teori
2.3 Kerangka Konsep
2.4 Hipotesis
2.1 H0 Tidak ada pengaruh pengetahuan masyarakat Desa Kromengan terhadap
kepesertaan JKN
2.2 H1 ada pengaruh pengetahuan masyarakat Desa Kromengan terhadap
kepesertaan JKN
2.3
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode deskriptif analitik


dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Narbuko (2015), penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data, dengan menyajikan, menganalisis dan
menginterpretasikannya. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara
variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji atau menggunakan hipotesa,
melainkan hanya mendeskripsikan informasi yang didapat sesuai dengan variable
yang diteliti secara apa adanya.

3.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Sampling


3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (1997: 57), Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah sebanyak
38.033 jiwa penduduk Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang.

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan sub bagian dari populasi yang akan digunakan


untuk kegiatan penelitian. Sampel pada penelitian ini diambil dari
masyarakat Kecamatan Kromengan yang memiliki rentan usia 18-64 tahun
yang dikategorikan sebagai usia produktif menurut BAPPENAS.

16
17

3.2.3 Teknik Sampling


Teknik Pengambilan Sampel pada penelitian ini adalah accidental
sampling atau convenience sampling yang merupakan teknik pengambilan
sampel secara kebetulan, yaitu siapa saja yang ditemui di lapangan.

3.2.4 Besar Sampel


Perhitungan besarnya sampel pada penelitian ini menggunakan rumus
Slovin, yaitu:

N
n= 2
1+ N ( d )

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

d : Derajat kebebasan (0,1 ; 0,05 atau 0,01)

Semakin besar derajat kebebasan maka sampel yang digunakan akan


semakin sedikit, begitu juga sebaliknya. Pada penelitian ini sampel
dihitung dengan jumlah:

N
n=
1+ N ( d )2

3033
n= 2
1+3033 ( 0,1 )

38.033
n=
1+38.033( 0,01)

38.033
n=
381,33

n=100
18

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel bebas (independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan masyarakat


Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang terhadap Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).

3.3.2 Variable terikat (dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kepesertaan Masyarakat dalam


program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Alat Skala Hasil


operasional Ukur Ukur
Pengetahuan Hasil pengindraan -Tinggi Kuision Ordinal -Tinggi
dari dorongan jika : er (memiliki
keingintahuan Memiliki akumulasi
responden pengetah nilai
terhadap program uan pengetahua
JKN tinggi n 8-10)
- Sedang -Sedang
jika : (memiliki
Memiliki akumulasi
pengetah nilai
uan pengetahua
sedang n 5-7)
-Rendah -Rendah
19

jika : (memiliki
Memiliki akumulasi
pengetah nilai
uan pengetahua
rendah n 1-4)
Kepesertaan Jenis-jenis -Ya jika : Kuision Nomin 1.Ya
JKN penggolongan mengikut er al Mengikuti
peserta yang i
terdapat dalam kepeserta 2.Tidak
program JKN an BPJS Mengikuti
-Tidak
jika :
Tidak
mengikut
i
kepeserta
an BPJS

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian pada penelitian ini mengadopsi dari Pak budi Kuisioner
adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu yang
diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data
yang dibutuhkan seorang peneliti.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.6.1 Lokasi
Rencana lokasi pada penelitian ini adalah di daerah Kecamatan
Kromengan Kabupaten Malang.

3.6.2 Waktu
Rencan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2021
sampai dengan Desember 2021.
20

3.7 Metode Pengumpulan Data


3.7.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh seorang peneliti
secara langsung dari sumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
Data primer dari penelitian ini rencananya diperoleh melalui media
kuesioner yang disebar berupa link google form kepada masyarakat
Kecamatan Kromengan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan
masyarakat terhadap kepessertaan JKN di Kecamatan Kromengan.

3.7.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data tertulis yang diperoleh dari berbagai
sumber informasi dan berkaitan dengan tujuan penelitian. Data
sekunder dari penelitian ini berasal dari Kantor BPJS Kesehatan
KLOK Kepanjen mengenai jumlah peserta dan persebaran segmen di
daerah Kecamatan Kromengan.

3.8 Analisis Data


Rencana analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Kegiatan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
memberikan kode, dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengolahan
data tersebut bertujuan menemukan tema dan konsepsi kerja yang akan diangkat
menjadi teori subtantif.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis


deskriptif yaitu proses pemikiran untuk mengambil pengertian-pengertian atau
kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan data atau fakta yang konkret yang
bersifat khusus.

Data penelitian ini berupa data kuantitatif yang bersifat memaparkan tanpa
menganalisis lebih dalam dan disajikan dalam bentuk presentase pengetahuan
masyarakat dalam kepesertaan JKN. Chi-Square untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan masyarakat terhadap kepesertaan JKN
21

3.9 Etika Penelitian

Prinsip etika penelitian:

1. Menghormati atau menghargai subjek


Peneliti harus mempertimbangkan kemungkinan bahaya dan
penyalahgunaan penelitian. Perlindungan perlu bagi subjek penelitian
yang rentan terhadap bahaya penelitian
2. Manfaat
Mengurangi kerugian atau resiko bagi subjek penelitian.
3. Tidak membahayakan
Perkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Kesalahan dalam penelitian
1. Fabrication
Menggandakan data, hasil penelitian dalam catatan data dalam
pelaporan hasil penelitian.
2. Falsification
Memalsukan/memanipulasi bahan penelitian, alat, proses, merubah atau
menghilangkan data atau hasil sehingga mengubah hasil pencatatan data.
3. Plagiarism
Memalsukan/memanipulasi bahan penelitian, alat, proses, merubah atau
menghilangkan data atau hasil sehingga mengubah hasil pencatatan data
DAFTAR PUSTAKA

*Anokwuru, C.P. 1, Anyasor, G.N.1, Ajibaye O.2, Fakoya O.1, O. P. . (2011). No 主


観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分
散 構 造 分 析 Title. 11(2), 10–14. https://doi.org/10.16194/j.cnki.31-
1059/g4.2011.07.016

BPJS. (2018). Administrasi Kepesertaaan Program Jaminan Kesehatan.

BPJS Health. (2019). Program Management and Financial Report of the JKN
programme. 240.

Kurniawati, W., Rachmayanti, R. D., Masyarakat, K., & Airlangga, U. (2018).


Identifikasi Penyebab Rendahnya Kepesertaan Jkn Pada. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia, 6(1), 33–39.

Sistem, T., & Sosial, J. (2004). Reformasi Sistem Jaminan Sosial di Indonesia.

Undang Undang RI No.40 Tahun 2004. (2004). Undang Undang RI No.40 Tahun
2004. Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, 1–16.
http://www.komnasham.go.id/sites/default/files/dokumen/UU NO 39 TAHUN
1999 HAM_0.pdf

Wiwi, A. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat Tentang


Skistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah Tahun
2015. Ilmu Kedokteran, 53(9), 1689–1699.

22

Anda mungkin juga menyukai