DISUSUN
OLEH:
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian kami
yang berjudul “Determinan Pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional” ini dapat terselesaikan
dengan baik.Laporan hasil penelitian ini disusun untuk melengkapi tugas dalam mengikuti
pembelajaran di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara fakultas kesehatan masyarakat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan hasil penelitian ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman yang penulis miliki.Oleh karena itu kritik dan saran serta bimbingan sangat
diharapkan demi kesempurnaannya.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak, semoga bantuan yang diberikan
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.Semoga laporan hasil penelitian ini dapat
berguna bagi kita semua.Aamiin.
Medan,Juli2021
Penulis
KELOMPOK
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………… 2
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………… 3
2.1. Jaminan Kesehatan Nasional …………………………………... 3
2.2. Pemanfaatan pelayanan kesehatan.....………………………….. 7
2.3. Pengetahuan…………………………………………………….. 10
2.4. Tingkat Pendidikan…………………………….……………….. 11
2.5. Pekerjaan…………………………….……………….................. 12
2.6. Fasilitas Kesehatan…………………………….……………….. 13
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………… 14
3.1. Jenis Penelitian…………………………….………………....... 14
3.2. Lokasi dan Jenis Penelitian…………………………….……… 14
3.3. Populasi dan Sampel…………………………………………… 14
3.4. Jenis Data……………………………………………................. 15
3.5. Variabel Terikat (Dependent) …………………………………. 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………. 16
4.1. Hasil Penelitian…………………………………….................... 16
4.2. Pengaruh Faktor Konsumen Terhadap Pemanfaatan Jaminan
Kesehatan Nasional di Wilayah UINSU…………………….. 16
4.3. Pengaruh Faktor Provider Terhadap Pemanfaatan Jaminan
Kesehatan Nasional di Wilayah UINSU…………………….. 19
BAB V PENUTUP ……………………………………................................. 22
5.1. Kesimpulan…………………………………………………….. 22
5.2. Saran …………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan investasi berharga
dalam membangun bangsa.Peningkatan derajat kesehatan masyarakat membutuhkan komitmen
yang kuat dari pemerintah terkait sistem kesehatan nasional. Salah satu bukti nyata yang
dilakukan pemerintah sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yakni dengan
meluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dalam rangka mewujudkan Universal Health Coverange (UHC) bagi seluruh penduduk,
maka pemerintah Indonesia berinisiatif membentuk suatu sistem jaminan kesehatan masyarakat
melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan.Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial.
Menurut teori Anderson pemanfataan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga kategori
utama, yaitu karakteristik predisposisi yang berkaitan dengan karakteristik peserta itu sendiri,
seperti ciri-ciri demografi, struktur sosial, dan manfaat-manfaat kesehatan.Karakteristik
pedukung yaitu berupa ketersediaan fasilitas, sumber daya keluarga dan sumber daya
masyarakat, dan karakteristik kebutuhan, yaitu keluhan penyakit dan diagnosa klinis.Hal ini
berkaitan dengan tingkatan kesakitan peserta yang memperlihatkan penyebab paling langsung
terhadap pemanfaatan layanan kesehatan.
Mahasiswa merupakan salah satu kelompok masyarakat yang dikenal sebagai kelompok
intelektual. Selain itu mahasiswa merupakan agent of change (agen perubahan) yang diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa di masa yang akan datang. Sebagai salah satu
kelompok masyarakat, mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menjadi peserta JKN.Tidak
hanya itu, mahasiswa berperan penting dalam menyukseskan program JKN mengingat mereka
adalah generasi penerus bangsa. Dalam mewujudkan universal health coverange, BPJS
Kesehatan melakukan kerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
sebagai upaya perluasan cakupan kepesertaan (BPJS Kesehatan, 2017).
1
Hal tersebut menunjukkanbahwa terdapat harapan besar pemerintah kepada mahasiswa dalam
mencapai kesuksesan program JKN. Pemanfaatan program JKN terhadap Mahasiswa saat ini
akan memengaruhi keberlanjutan program JKN di waktu yang akan datang. Termasuk juga pada
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Untuk mengetahui pemanfaatan JKN pada Mahasiswa UINSU perlu adanya analisis tentang
faktor yang menentukan pemanfaatan JKN tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh faktor konsumen dan faktor provider dengan pemanfaatan kartu JKN pada Mahasiswa
UINSU. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Determinan Pemanfaatan JKN Pada Mahasiswa UINSU.
Adapun rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui faktor
yang menentukan Pemanfaatan JKN Pada Mahasiswa UINSU Tahun 2021.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
3) Anggota Polri;
4) Pejabat Negara;
5) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;
6) Pegawai Swasta;
7) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yangmenerima upah.
b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu :
1) Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri dan Pekerja yang tidak
termasuk huruf a yang bukan penerima upah;
2) Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk warga negara
asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
c. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas :
1) Investor;
2) Pemberi kerja;
3) Penerima pensiun;
4) Veteran;
5) Perintis kemerdekaan; dan
6) Bukan pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu
membayar iuran.
d. Penerima pensiun terdiri atas :
1) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
2) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
3) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
4) Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c;
5) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud
pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun.
Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan tentunya memiliki hak dan kewajiban.
Setiap peserta berhak mendapatkan identitas peserta dan manfaat pelayanan kesehatan di
Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kemudian berkewajiban untuk
membayar iuran dan melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan, dengan
menunjukkan identitas peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah kerja.
6
2.2. PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN
2.2.1. Pengertian
Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan suatu hasil dari proses pencarian pelayanan
kesehatan oleh individu maupun kelompok. Pengetahuan tentang faktor kunci mempelajari
pemanfaatan pelayanan kesehatan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian
pelayanan kesehatan berarti juga mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
(Ilyas, 2006) Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa perilaku pencarian pengobatan
merupakan perilaku individu maupun kelompok untuk malakukan atau mencari
pengobatan.Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat terutama di negara berkembang sangat
bervariasi.
2.2.2. Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Terdapat berbagai model penggunaan pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku pemanfaatan pelayan kesehatan
dalam hal ini pemanfaatan Jaminan Kesehatan.beberapa model-model tersebut antara lain:
a. Model Anderson
Menurut Anderson (1974) yang dikutip dari Notoatmodjo (2012) adalah model sistem
kesehtan (health system model) berupa model kepercayaan kesehatan.di dalam model Anderson
ini terdapat tiga kategori utama dalam pelayanan kesehatan yaitu:
1) Karakteristik predisposisi (Predisposing characteristics). Karakterisitik ini
menggambarkan bahwa kecenderungan suatu individu menggunakan pelayanan
kesehatan yang berbeda-beda disebabkan oleh adanya ciri-ciri individu, yang
digolongkan kedalam tiga kelompok.
a) Ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur
b) Struktur sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, suku, ras dan sebaginya.
c) Manfaat-manfaat kesehatan berupa keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat
menolong proses penyembuhan penyakit. Sehingga Anderson percaya bahwa:
a. Setiap individu yang mempunyai perbedaan karakteristik, tipe dan frekuensi
penyakit serta pola penggunaan pelayanan kesehatan.
b. Setiap individu yang mempunyai perbedaan struktur sosial dan gaya hidup
7
akhirnya akan mempunyai perbedaaan pola penggunaan pelayanan kesehatan.
c. Setiap individu percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan
kesehatan.
2) Karasteristik Pendukung (Enabling characteristics).
Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk
menggunakan pelayanan kesehatan tapi individu tersebut tidak memanfaatkanya karena
tidak adanya kemampuan dalam menggunakannya.Kemampuan penggunaanya
dipengaruhi oleh kemampuan untuk membayar dengan sumber daya yang ada dalam hal
ini sumber daya keluarga dan sumber daya masyarakat.
3) Karakteristik kebutuhan (Need characteristics).
Karakteristik kebutuhan disebut juga sebagai kesakitan karena mewakili kebutuhan akan
pelayanan kesehatan. Suatu tindakan akan terwujud apabila dirasakan ada kebutuhan
sehingga kebutuhan merupakan stimulan langsung dalam menggunakan pelayanan
kesehatan. kebutuhan (need) di sini dibagi menjadi dua kategori yaitu yang dirasakan
secara sujektif oleh individu dan berdasarkan penilaian klinis.
b. Model Andersen dan Anderson
Model penggunaan pelayanan kesehatan lain yang menjelaskan faktor-faktor penentu
penggunaan pelayanan kesehatan dikemukakan oleh (Andersen dan Anderson, 1979) dalam
Notoatmodjo (2012):
1) Model Demografi Pada model ini variabel yang digunakan berdasarkan umur, jenis
kelamin, status perkawinan dan besarnya keluarga. Variabel tersebut digunakan sebagai
indikator yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan. Karakteristik demografi
juga berhubungan dengan karakteristik sosial sperti perbedaan sosial dari jenis kelamin
yang berbeda mempunyai ciriciri sosial yang berbeda.
2) Model Struktur Sosial Pada model ini variabel yang digunakan adalah pendidikan,
pekerjaan dan kebangsaan. Variabel-variabel tersebut mencerminkan status sosial dari
individu atau keluarga di dalam masyarakat dan dapat pula menggambarkan gaya hidup
individu dan keluarga dari kedudukan sosial tertentu.
3) Model Sosial Psikologis Pada model ini variabel yang digunakan adalah ukuran sikap dan
keyakinan individu di dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.
8
Variabel tersebut mempengaruhi individu untuk mengambil keputusan dan bertindak
didalam menggunakan pelayanan kesehatan.
4) Model Sumber Daya Keluarga Pada model ini variabel yang digunakan adalah
pendapatan keluarga dan cakupan asuransi keluarga atau membiyai pelayanan kesehatan
keluarga dan sebagainya. Variabel tersebut dapat mengukur kesanggupan dari setiap
individu atau keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
5) Model Sumber Daya Masyarakat Pada model ini variabel yang digunakan adalah
penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber di dalam masyarakat dan
ketercapaian dari pelayanan kesehatan yang tersedia. Model sumber daya ini kemudian
berfokus pada suplai ekonomi dalam ketersediaan sumber-sumber kesehatan pada
masyrakat.
6) Model Organisasi Pada model ini variabel yang digunakan adalah pencerminan
perbedaan bentuk-bentuk pelayanan kesehatan. Pada umumnya variabel yang biasa
digunakan adalah:
a. Gaya praktik pengobatan sendiri (sendiri, rekanan, kelompok)
b. Sifat alamiah dari pelayanan tersebut (pembayaran secara langsung atau tidak)
c. Lokasi dari pelayanan kesehatan (pribadi, rumah sakit atau klinik)
d. Petugas kesehatan yang pertama kali dihubungi oleh pasien (dokter, perawat atau
yang lainnya).
c. Model kepercayan kesehatan (The health belief models).
Model kepercayan kesehatan adalah model penjabaran dari model sosio-psikologis yang
oleh Becker (1974) dalam Notoatmodjo (2012) dimana ada 4 variabel kunci yang mempengaruhi
perilakuseseorang dalam bertindak untuk mencegah atau mengobati suatu penyakit, yaitu:
1) Kerentanan yang dirasa (Perceived susceptibility). Tindakan individu dalam mencari
pengobatan atau melakukan upaya pencegahan terhadap suatu penyakit yang didorong
oleh persepsi adanya kerentanan terhadap suatu penyakit.
2) Keseriusan yang dirasakan (Perceived seriousness). Tindakan individu dalam mencari
pengobatan dan pencegahan penyakit yang didorong oleh keseriusan penyakit itu sendiri.
9
3) Manfaat dan rintangan yang dirasakan (Perceived benefit and barriers). Tindakan yang
dilakukan akibat kerentanan dari suatu penyakit tergantung dari manfaat yang dirasakan
dan rintangan-rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut.
4) Isyarat atau tanda-tanda (Cues). Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar
tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan diperlukan isyarat berupa faktor-faktor
dari luar yang berupa pesan-pesan media massa, nasihat atau anjuran dari teman atau
anggota keluarga yang pernah mengalaminya.
d. Model Green
Teori lain yang digunakan untuk mencoba mengungkapkan determinan perilaku
pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah Program Jaminan Kesehatan Nasional
adalah teori yang disampaikan oleh Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012) bahwa
tindakanseseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1) Faktor Predisposisi (Predisposing factors). Faktor-faktor ini mencakup mengenai
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor Pemungkin (Enabling factors). Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana
dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
3) Faktor Penguat (Reinforcing factors) Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap tokoh
masyarakat, tokoh agama, sikap para petugas termasuk petugas kesehatan, termasuk juga
disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah
yang terkait dengan kesehatan. Berdasarkan uraian tentang faktor-faktor apa saja yang
menentukan seseorang dan masyarakat dalam memanfaatkan program Jaminan
Kesehatan Nasional maka dalam penelitian ini akan dibahas lebihmendalam adalah
tingkat pengetahuandan fasilitas kesehatan.
2.3. PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang didapat melalui proses pengindraan
terhadap suatu objek. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yanng terdiri dari indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba walaupun sebagian besar pengetahuan
diperoleh dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk suatu tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
10
1. Tahu (Know) merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah karena hanyasebatas
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Memahami (Comprehension) diartikan sebgai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar
seperti mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya.
3. Analisis (Analysis), Kemampuan analisis dapat terlihat melalui kemampuan untuk
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan
suatu materi atau objek.
4. Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada karena adanya kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Kemampuan sistesis
terlihat dari kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkaskan,
menyesuaikan sesuatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
5. Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek berdasarkan penilaian yang ditentukan sendiri atau
menurut kriteria yang sudah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
metode wawancara atau menggunakan kuesioner yang menanyakan materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau objek (Notoatmodjo, 2012).
13
BAB III
METODE PENELITIAN
14
3.4. Jenis Data
3.4.1. Data primer.
Data Primer diperoleh dengan menggunakankuesioner.
3.4.2. Data sekunder.
Data sekunder penelitian ini diperoleh dari UIN SU, Dinas Kesehatan Kota Medan dan
Situs Instansi pemerintah yang berhubungan dengn penelitian ini.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
16
4.2.2. Pengaruh variabel pendidikan terhadap pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional
di wilayah UIN SU.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 10responden menunjukkan bahwa sebanyak 10
responden yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi (PT). Hasil yang diperoleh dari
antara pendidikan dengan pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional diperoleh bahwa sebesar
100% yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi memanfaatkan Jaminan Kesehatan
Nasional. Berdasarkan Kuesioner yang dilakukan, hal ini disebabkan karena Mahasiswa sudah
paham dalam Jaminan Kesehatan Nasional serta baiknya informasi mengenai prosedur
penggunaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Ambarita (2015), yang menyatakan bahwa
pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.
4.2.3. Pengaruh variabel pekerjaan terhadap pemanfaatan JKN di wilayah UIN SU.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 10 responden menunjukkan bahwa sebanyak
90% responden yang tidak bekerja memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional dan sebanyak
10% responden yang bekerja memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional.
Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang bekerja akan
memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional apabila penyakit yang dideritanya sudah parah dan
tidak sembuh dengan penanganan obat-obat tradisional atau obat yang dibeli dari warung.
Dengan kata lain responden memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional apabila kondisi
kesehatannya sudah tidak dapat lagi ditangani dengan obat yang dibeli di warung atau ramuan-
ramuan obat tradisional.
Dasi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 10% yang bekerja berada pada kelompok
yang tidak memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional. Dari observasi mendalam dengan
responden diketahui bahwa alasan mengapa mereka tidak menggunakan Jaminan Kesehatan
Nasional karena mereka rata-rata bekerja dari pagi hingga sore hari.Menurut Anderson, salah
satu faktor struktur sosial yaitu pekerjaan akan berpengaruh pada pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Pekerjaan seseorang dapat mencerminkan sedikit banyaknya informasi yang diterima.
Informasi tersebut akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan yangada.
17
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2014), yang menyebutkan
bahwa variabel pekerjaan tidak memiliki hubungan atau pengaruh terhadap pemanfaatan
Jaminan Kesehatan Nasional.
21
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang hubungan atau pengaruh terhadap
pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional adalah persepsi, pelayanan kesehatan, fasilitas
kesehatan dan kemudahan informasi sedangkan faktor yang tidak berhubungan atau berpengaruh
adalah jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif
dalam memanfaatkan kartu JKN untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh,
tidak hanya untuk pengobatan saja, melainkan juga dapat digunakan untuk melakukan
pencegahan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan para medis, persepsi jenis penyakit, serta
kemudahan informasi berpengaruh besar terhadap pemanfaatan JKN pada mahasiwa/i UINSU.
Terutama pada layanan para medis banyak yang mengeluhkan kurangnya keramahan dan
kesiapsiagaan team medis terhadap pasien yang menggunakan JKN di bandingkan dengan jalur
mandiri.
Selain itu responden juga mengeluhkan bahwa masih banyak alat kesehatan yang melayani
pasien JKN yang masih kurang lengkap, sehingga membuat pasien JKN tidak puas dengan
pemanfaatan jaminan tersebut.
5.2. SARAN
Dengan memerhatikan kesimpulan dan analisa, maka untuk dapat meningkatkan
pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional di wilayah kerja UIN SU, beberapa saran yang perlu
disampaikan adalah sebagai berikut;
1. Meningkatkan mutu pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional baik dengan meningkatkan
motivasi kerja maupun sikap seluruh tenaga kesehatan yang bekerja Jaminan Kesehatan
Nasional saat memberikan pelayanan kepada pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional
2. Diharapkan kepada petugas Jaminan Kesehatan Nasional supaya memberikan sosialisasi
kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional mengenai pentingnya kesehatan, serta
meningkatkan kepercayaan peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap pelayanan sehingga
menimbulkan pemikiran positif dari peserta Jaminan Kesehatan Nasional terhadap
pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional.
22
Diharapkan supaya petugas Jaminan Kesehatan Nasional yang bertugas di lapangan
diberikan pelatihan mengenai pelayanan di lapangan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan tenaga kesehatan dalam mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit khususnya
Jaminan Kesehatan Nasional. Sehingga peserta Jaminan Kesehatan Nasional memiliki persepsi
yang baik akan pemanfaatan Jaminan Kesehatan Nasional.
23
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.Jakarta:KemenkesRI;2014.
Pasal 4 huruf g Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
24