OLEH :
RENALDI NPM. 155100085
i
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT
(PKM)
OLEH:
i
PERSYARATAN PERSETUJUAN
Laporan PKM ini telah disetujui oleh Pembimbing Materi dan Pembimbing
Kesehatan Masyarakat
NIK. 1027.98.016
i
IDENTITAS MAHASISWA
NPM : 155100085
(Renaldi)
ii
KATA PENGANTAR
SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM)
ini dapat diselesaikan. Laporan ini berisi mengenai Penerapan system manajemen
banyak mengalami hambatan, namun atas bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak pada akhirnya laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
Respati Indonesia.
iii
4. Zainal Abidin MSc, selaku Dosen Pembimbing Materi yang telah
5. Dosen dan staff Universitas Respati Indonesia yang telah memberikan ilmu
kepada penulis.
iii
Penulis berharap semoga laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) ini dapat
bermanfaat bagi PT. Adhi Persada Gedung khususnya pada Proyek Konstruksi
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun yang bertujuan untuk
(Renaldi)
iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN............................................................................i
IDENTITAS MAHASISWA.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN...........................................................................................v
DAFTAR TABEL......................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN.....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.3 Manfaat................................................................................................................5
iv
BAB II RENCANA KEGIATAN..............................................................................6
2.1.3 Metode.......................................................................................................6
3.1.3 Visi, Misi, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Mutu dan K3L......................13
iv
3.1.11 Program K3L............................................................................................30
BAB IV PENUTUP...................................................................................................53
4.2 SARAN................................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................x
iv
DAFTAR SINGKATAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
(PKM)
(PKM)
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan
orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Keselamatan dan
kesehatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Dibawah ini ada
beberapa definisi yang menjelaskan apa itu K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umum nya, hasil karya dan budaya adil dan
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di
1
oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan
diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.
tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga
kerja bekerja, atau yang sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
1 tentang kesehtan kerja “Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
2
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara
sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam
ruangan atau lapangan, terbuka atau tertutup, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
melakukan pekerjaan atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha,
dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. Pengurus adalah orang yang
ditunjuk untuk memimpin langsung suatu kegiatan kerjaatau bagiannya yang berdiri
sendiri. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus
dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh mentri tenaga kerja Tenaga
bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang selanjutnya disebut P2K3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang
kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja
Gedung. Komitmen nyata tersebut juga harus diikuti dengan adanya penerapan SMK3.
Kesehatan Kerja guna mendukung segi operasional serta untuk pemenuhan tuntutan
3
yang tinggi dari para pelanggan akan standar pengelolaan keselamatan dan kesehatan
kerja.
1.2 TUJUAN
PERSADA GEDUNG .
Bekasi.
1) Mengidentifikasi risiko
2) Menganalisis risiko
3) Mengevaluasi risiko
4) Mengendalikan risiko
4
1.3 MANFAAT
kondisi nyata di perusahaan,serta keyakinan akan teori yang diperoleh dari perkuliahan.
melaksanakan kerja praktek mengenai berbagai persoalan yang muncul untuk kemudian
SMK3
5
BAB II
Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) dilaksanakan pada lima hari kerja (senin
sampai Jum’at) Jam 08.00 s/d 16.00 wib selama 25 hari. PKM dilaksanakan mulai
2.1.3 METODE
Masyarakat.
a. Studi Dokumentasi
b. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan pihak tim Health Safety dan Environment
PT. Adhi Persada Gedung Proyek Apartemen CONEXIO untuk memeperoleh data
6
c. Observasi
d. Learning by doing
Kesehatan keselamatan dan kerja (K3) yang dilaksanakan pada PT. Adhi Persada
Tabel 2.1
N Minggu
Jenis Kegiatan
o I II III IV V
HSE
Mempelajari standar k3 di
2
departemen HSE
7
Conexio
konsultasi dengan
9
pembingbing lapangan serta
10 Apartemen Conexio
11 Apartemen Conexio
8
Adhi Persada Gedung Proyek
Apartemen Conexio
Menganalisis permasalahan
Conexio
Apartemen Conexio
BAB III
9
3.1 Gambaran Umum PT Adhi Persada Gedung
PT Adhi Persada Gedung berdiri pada tahun 2013 dengan nama PT Adhi Persada
Gedung yang berlokasi di 18 Office Park, 7th Floor, Jl. TB. Simatupang Kav. 18, RT.
002/01 Kel. Kebagusan, Kec. Pasar Minggu, Kab. Kota Jakarta Selatan. Perusahaan
tersebut merupakan anak perusahaan dari PT Adhi Karya (Persero) yang merupakan
salah satu dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan pengalaman yang cukup di
tersebut saat ini telah semakin maju dan terus berkomitmen dalam pembangunan
Penetapan Kebijakan:
2. Perencanaan K3;
10
Rencana K3 berdasarkan: penelahaan awal, HIRA, peraturan & sumber daya Rencana
K3 memuat: tujuan & sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan
sumber daya, jangka waktu pel, indikator pencapaian, sistem pertanggung jawaban
3. Pelaksanaan rencana K3
Produk Akhir
11
Tinjauan ulang secara berkala dengan melakukan Rapat Tinjauan Manajemen
dan standar dibidang K3. Dari hasil identifikasi ini kemudian disusun Peraturan K3
serta semua tingkatan manajemen dan pekerja. Bagaiana Top Manajemen menempatkan
keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas
sarana yang memadai sesuai sistem Manajemen K3 yang diterapkan dengan membuat
12
prosedur yang dapat memantau manfaat yang akan didapat maupun biaya yang harus
dikeluarkan.
6. Mengukur dan memantau hasil pelaksanaan, dengan menggunakan standar yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Ada dua macam ukuran yang dapat digunakan yaitu ukuran
yang bersifat reaktif yang didasarkan pada kejadian kecelakaan dan ukuran yang
7. Melakukan audit dan meninjau ulang secara menyeluruh. Dengan melaksanakan audit
K3, manajemen dapat memeriksa sejauh mana organisasi telah melaksanakan komitmen
yang telah disepakati bersama, mendeteksi berbagai kelemahan yang masih ada, yang
mungkin terletak pada perumusan komitmen dan kebijakan K3, atau pada
3.1.3 Visi, Misi, Nilai Perusahaan dan Kebijakan Mutu & K3L
a. Visi
b. Misi
layanan yang memuaskan, kesesuaian mutu, kecepatan waktu dan harga yang
corporate governance.
13
5. Memberikan value added yang optimal bagi stakeholder utama.
c. Nilai
1. Bekerja Cerdas
Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam industry jasa konstruksi
maka segenap jajaran PT Adhi Persada Gedung didorong agar mampu bekerja
secara cerdas dan cepat, dengan mengedapankan inovasi dan efisiensi yang
dilandasi jiwa entrepreneurship. Sisi lain dari tata nilai ini adalah agar setiap orang
3. Bersahaja
(proporsional) juga memiliki sikap sederhana dan rendah hati (tidak arogan) agar
mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif. Dengan tata nilai ini diharapkan
hubungan baik dengan lingkungan sekitar,baik dari sesama rekan kerja, mitra
bisnis, perusahaan pesaing, dan masyarakat luas terus terjalin sehingga PT Adhi
14
PT Adhi Persada Gedung adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
yang berkualitas dan ramah lingkungan, penyerahan pekerjaan tepat waktu, keselamatan
kerja dengan zero accident serta selalu berupaya meningkatkan produktifitas kerja dan
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas risiko kecelakaan, dan
pencemaran lingkungan.
berkelanjutan.
yang dimulai pada tanggal 18 April 2018 yang berlokasi di Jl.Cempaka Raya,
Jatibening, Bekasi. Apartemen adalah tempat tinggal suatu bangunan bertingkat yang
lengkap dengan ruang duduk, kamar tidur, dapur, ruang makan, jamban, dan kamar
mandi yang terletak pada satu lantai, bangunan bertingkat yang terbagi atas beberapa
25 lantai, 2 basement, dan 1 semi basement di lahan seluas 3.170 m², dengan luas tapak
15
2.356 m², luas bangunan 36.792 m² dan tinggi bangunan 85 m, dengan total 713 unit
apartemen. Apartemen ini menawarkan hunian dengan konsep premium dan kemudahan
akses menuju tol jatibening dan Stasiun LRT. PT Adhi Persada Gedung selaku
pelaksana proyek telah berkomitmen untuk membangun proyek ini dengan kualitas dan
16
Waktu Pemeliharaan : 360 Hari
Tinggi Bangunan : 85 m
17
1. Kantor Direksi (Directie Keet)
proyek sebagai tempat bekerja bagi para staff kontraktor maupun pengawas
2. Mushola/Tempat Ibadah
Ibadah adalah kebutuhan semua insan yang beragama. Maka dari itu, pada
4. Los Kerja
Los kerja adalah area yang dibuat lepas tanpa dinding (los) dan tidak diberi
penutup atap, area ini digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan seperti
5. Pos Satpam
karyawan maupun barang di area proyek. Oleh karena itu pos satpam
18
6. Pagar Proyek
pelaksanaan suatu proyek. Listrik yang digunakan berasal dari PLN yang
direksi serta berfungsi dalam pengoperasian beberapa alat kerja seperti bar
8. Kamar Mandi/WC
9. Barak Pekerja
Smoking Area adalah tempat khusus yang disediakan oleh perusahaan bagi
istirahat.
19
Sebuah lahan yang disediakan untuk parkir kendaraan baik bagi pekerja
PT Adhi Persada Gedung mempunyai struktur bagian yang terdiri dari jajaran top
management hingga staff yang memiliki tugas berbeda sesuai dengan kedudukan pada
20
Bagan 3.1
PROJECT COORDINATOR
Project Manager
Document Control
Operator TC Mekanik
Reger TC
21
3.1.8 Divisi QHSE ( Quality Health Safety and Environment )
dampak lingkungan yang dapat terjadi akibat operasional kegiatan proyek pembangunan
risiko yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja,
PT Adhi Persada Gedung, telah ditetapkan suatu kebijakan QHSE yang diharapkan
mampu diterapkan dalam kegiatan operasional. Refrensi yang digunakan antara lain:
18001: 2007
22
3.1.10 Struktur Organisasi QHSE pada PT Adhi Persada Gedung
Bagan 3.2
QHSE Manager
DODI PRAMBUDI
Safety Supervisior
- PONIJO
- MULYONO
Struktur organisasi QHSE divisi pada PT Adhi Persada Gedung dikepalai QHSE
Manager yang senjutnya oleh QHSE Officer, dan juga superfisi QHSE. Dalam
a. QHSE Manager
QHSE Manager adalah orang yang bertanggung jawab penuh dalam perencanaan,
23
proses pelaksanaan, dan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja yang berada dalam
QHSE
Manager QHSE melaporkan kepada Manajer Proyek dan harus secara aktif
program K3.
Management Representatif.
24
Melakukan konsep-konsep penyempurnaan pengembangan dalam bidang
pendidikan atau pelatihan, mutasi serta pemberian promosi dan sanksi bagi
Tugas-tugas lain :
Ukuran keberhasilan
Seluruh karyawan dan subkon dalam melaksanakan tugas prosedur kerja aman
Chief Safety Officer bertanggung jawab membantu manager QHSE untuk mengelola
dan memimpin proses pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dalam
kesehatan kerja serta dan lingkungan serta sebagai wakil sekertaris P2K3 dalam
perusahaan.
25
Kedudukan dalam organisasi :
Membantu manager QHSE dalam memantau dan meninjau ulang kinerja QHSE
disetiap unit.
Chief Safety Officer bertanggungjawab atas administrasi site proyek dan aktivitas
QHSE
Chief Safety Officer melaporkan kepada Manager QHSE dan harus secara aktif
Tugas-tugas lain :
Manajemen
Ukuran keberhasilan
26
Seluruh karyawan dan subkonstruksi dalam pelaksanaan tugas melaksanakan
c. Safety Supervisor
Safety Supervisor adalah petugas yang ditunjuk oleh QHSE Manager untuk
lapangan.
Hubungan kerja
27
Memantau dan meninjau ulang kinerja anggota QHSE
Membantu memberikan saran terkait dalam pembuatan prosedur kerja dan work
diperlukan.
persyaratan K3 mereka.
melumpuhkan cidera dan mengambil tindakan tindak lanjut pada kontrol kasus
28
Tampilan efektif dan memelihara publisitas berita K3 di papan buletin, poster,
yang baik dan positif sikap terhadap lingkungan kesehatan dan keselamatan
Tugas-tugas lain
Ukuran keberhasilan
Accident
setiap area
Kedudukan Organisasi
29
Tugas dan tanggung jawab
Melaporkan karyawan baru kepada HRD, produksi dan QHSE PT Adhi Persada
Conexio Cikunir 1
Tugas-tugas lain
Melakukan briefing terkait kegiatan produksi dan keselamatan pada saat bekerja
Ukuran keberhasilan
Accident
setiap area
1. Safety Induction
Adalah pengenalan dasar-dasar Keselamatan kerja dan Kesehatan Kerja (K3) kepada
Karyawan baru atau Tamu (Visitor) dan dilakukan oleh Karyawan dengan jabatan
setingkat Supervisor (dari divisi OSHE / Safety) dan bisa juga bisa dilakukan oleh yang
30
paham tentang K3 dengan level jabatan minimum seperti tersebut diatas ( minimal
Adalah pertemuan di pagi hari sebelum Melakukan kegiatan bekerja yang dilakukan
rutin dengan oleh Pekerja atau Karyawan, Pembicara biasanya dipimpin oleh HSE
Adalah sebuah cara untuk selalu Mengingatkan kepada para pegawai tentang
pentingnya Keselamatan dan Kesehatan kerja di Area kerja. Biasanya materi yang
diberikan melalui Safety Meeting ini sifatnya spesifik kepada lingkungan kerja dan tidak
4. Safety Patrol
Program Keselamatan dan Kesehatan ditempat Kerja. Tujuan dari Safety Patrol adalah
Pemantauan lapangan dan evaluasi terhadap kasus yang ditemukan seperti disiplin
kerja, pemakaian APD, pengecekan Safety Sign dan alat Keselamatan lainnya. Serta
memberikan umpan balik dari hasil temuan dilapangan pada bagian atau seksi yang
terikat untuk perbaikan nanti, serta evaluasi total untuk semua Tim Patrol.
Tujuannya dari Inspeksi alat berat merupakan Pemantauan di lapangan dan evaluasi
31
terhadap aktivitas Pekerja saat Menggunakan alat berat seperti proses pengangkut
Material Menggunakan Truk Dump Ford, pesawat angkut, menara Crane dan lain
sebagainya.
Tujuannya dari Inspeksi alat kerja listrik merupakan Pemantauan di lapangan dan
evaluasi terhadap aktivitas Pekerja saat Menggunakan alat kerja listrik seperti proses
evaluasi terhadap aktivitas Pekerja yang Menggunakan APD seperti helm, Safety Shoes,
9. Inspeksi APAR
32
Adalah Melakukan Pemeriksaan dengan Menggunakan panca indra terutama Mata.
Adalah suatu upaya untuk memeriksa atau mendeteksi semua faktor ( Peralatan,
proses kerja, Material, Area kerja ) yang berpotensi menimbulkan cedera atau PAK,
sehingga Kecelakaan kerja ataupun kerugian dapat dicegah atau diminimalkan. Inspeksi
bahaya tersebut.
Adalah sebuah dokumen atau izin tertulis yang digunakan untuk mengontrol jenis
Pekerjaan tertentu yang berpotensi membahayakan Pekerja. Izin kerja diperlukan untuk
Pengendaliannya.
33
Adalah Melakukan Pemeriksaan dengan Menggunakan panca indra terutama Mata.
Tujuan dari Inspeksi Scaffoding yaitu pengecekan secara berkala dan memastikan jika
pembangunan berjalan dengan aman dan Scaffolding dirawat sesuai dengan kondisinya.
Keselamatan dan Kesehatan ditempat kerja. Tujuan dari Inspeksi Unsafe Condation
adalah Pemantauan lapangan dan evaluasi terhadap kasus yang ditemukan seperti
Keselamatan dan Kesehatan ditempat kerja. Tujuan dari Inspeksi Unsafe Action adalah
Pemantauan lapangan dan evaluasi terhadap kasus yang ditemukan seperti tindakan para
16. Fogging
Fogging yaitu untuk membunuh nyamuk dewasa penyebab demam berdarah Dengue.
Adalah teknik Manajemen Keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan
34
tugas yang hendak dilakukan. pembuatan JSA berfokus pada hubungan antara Pekerja,
dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang tidak dapat
diterima. Dalam hal ini risiko berhubungan dengan pendekatan atau metodologi dalam
Dalam menjalankan visi dan misinya, PT. ADHI PERSADA GEDUNG SDM
sebanyak 130 orang yang terdiri dari Staf Adhi Persada Gedung, Tukang dan Pekerja
Besi, Staf dan Pekerja Beghisting, Staf dan Pekerja Coor Bobok / Gali, Harian HSE,
Pekerja Harian.
35
Tabel 3.1
2. Money
bulanan yang sudah dihasilkan atau disebut juga monthly progress payment.
3. Method
Metode yang digunakan untuk penerapan sistem manejemen risiko adalah berupa
Safety induction, safety morning talk, safety patrol, tool box meeting yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja maupun staff
36
4. Material
penyediaan APD yang sesuai dengan standar seperti: safety helmet, safety shoes,
5. Mechine
Mesin yang digunakan pada kegiatan Pembesian, bekisting, penecoran yaitu Tower
Conexio. Benda Produksi yang dihasilkan oleh divisi ini dipakai untuk kebutuhan
pokok Konsumen. Untuk menghasilan suatu produk yang Memenuhi standar kualitas
Produksi saat ini yang terdapat di PT. ADHI PERSADA GEDUNG PROYEK
A. Struktur bangunan
Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower structure) dan
struktur atas (upper structure). Struktur bawah (lower structure) yang dimaksud adalah
pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, sedangkan yang
dimaksud dengan struktur atas (upper structure) adalah struktur bangunan yang berada
di atas permukaan tanah seperti kolom, balok, plat, tangga. Setiap komponen tersebut
memiliki fungsi yang berbeda-beda di dalam sebuah struktur. Akan tetapi saat ini
37
PROYEK APARTEMEN CONEXIO. sedang proses struktur atas (upper structure).
struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti pengerjaan Pengecoran,
dan proses kerja serta mendapatkan gambaran potensi bahaya yang terdapat di PT.
dilapangan pada proyek apartemen conexio yang terdiri dari 5 aktivitas pekerjaan yang
1) Pengecoran
2) Scafolding
3) Pembesian
4) Bekisting
5) Pengelasan
38
2. Analisis resiko
terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan resiko yang akan mengalikan kedua variabel
Tabel 3.2
Likely (Kemungkinan
4 Kecelakaan Terjadi 2-10 Bulan Sekali
Besar)
Unlikely (Kemungkinan
2 Kecelakaan Rentang 2-5 Tahun
Kecil)
39
Tabel 3.3
2 Minor (Kecil) oleh tim P3K dan atau menyebabkan satu hari
40
Tabel 3.4
Tabel 3.5
3. Evaluasi Resiko
Membandingkat tingkat resiko yang ada dalam kriteria standar. Setelah itu tingkatan
risiko yang ada untuk beberapa hazart dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika
tingkat resiko ditetapkan rendah, mK risiko tersebut masuk kedalam kategori yang
dapat diterioma dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saya tanpa harus
memerlukan pengendalian.
41
4. Pengendalian risiko
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
dan wawancara tidak terstruktur dengan pihak K3, serta para pekerja yang ada
42
Tabel 3.6
- Bahaya
ketinggian / - Patah kaki / - Pasang pagar
terjatuh tangan, memar pengaman area
terpelesat
- Pekerja tidak
Pekerjaan Pengangkata - tangan memar, - Gunakan
2 Debu Suhu menggunakan
scafolding n material - Terjepit terluka, berdarah sarung tangan
sarung tangan
- Pekerja tidak
- kaki memar, - Gunakan
menggunakan body
terluka, berdarah sapatu safety
harness
43
Tabel 3.7
Tabel 3.8
44
Tabel 3.9
- Bahaya
Bekisting Plat
ketinggian / - Patah kaki / - Pakai body
lantai dan
terjatuh tangan, memar harness
balok
terpelesat
- Bahaya
- Luka, lecet,
terkena
berdarah
lemparan benda
- Perusahaan
- Gangguan - Pekerja tidak
- Terkena menyediakan
Pengelasan - Asap - Suhu penglihatan menggunakan
percikan las APAR di setiap
(kebutaan), sarung tangan
pengelasan
T
abel 3.10
- Bahaya
- Luka, lecet,
terkena
berdarah
lemparan benda
45
2. Analisis Risiko
Setelah semua potensi bahaya diperoleh melalui identifikasi hazard dan risiko,
selanjutnya penilaian dan analisis risiko. Penilaian risiko dilakukan dengan cara
berdiskusi dengan pihak K3. Berikut ini merupakan perhitungan risiko menurut
Tabel 3.11
46
Penilaian Risiko
No Lokasi kerja Aktifitas Risiko
L S R
Pengecoran
1 Pengecoran Pekerja 3 4 E
Kolom
Pengangkatan
2 Scafolding Pekerja 3 2 M
material
Pemasangan /
Pekerja 3 4 E
Setting
Penempatan
Pembesian Pekerja M
3 material 3 2
Fabrikasi Pekerja 3 2 M
4 Bekisting Bekisting Kolom Pekerja 3 4 E
Bekisting Plat
Pekerja 3 4 E
lantai dan balok
Penempatan
5 Pengelasan Pekerja 3 4 E
alat
3. Evaluasi Resiko
didapatkan aktivitas pekerja yang memiliki potensi bahaya yang tinggi (Tingkat Risiko
High - Ekstreme). Hal ini dapat menjadikan klasifikasi aktivitas kerja apa saja yang
menjadi prioritas utama untuk dilakukannya pengendalian risiko melalui evaluasi risiko
Tabel 3.12
47
Evaluasi Risiko
4. Residual Risk
Setelah didapatkan aktivitas apa saja yang memiliki risiko tinggi dan juga telah
ditentukan apa saja pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan
risiko tersebut. Maka didapatkan nilai dari Residual Risk dengan cara melakukan
Tabel 3.13
Residual Risk
48
Penilaian Risiko
No Lokasi kerja Aktifitas Risiko
L S R
1 Pengecoran Pengecoran Kolom Pekerja 2 2 L
Pengecoran Plat Pekerja 1 2 L
2 Scafolding Pemasangan / Setting Pekerja 1 2 L
3 Bekisting Bekisting Kolom Pekerja 2 2 L
Bekisting Plat lantai dan
Pekerja 2 2 L
balok
4 Pengelasan Penempatan alat Pekerja 1 2 L
program lanjutan dari manajemen resiko yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan agar
Tabel 3.14
49
Keterangan
No Lokasi kerja Aktifitas Potensi Bahaya R Rekomendasi Pengendalian Selanjutnya
pengendalian
Conexio
Melihat dari teori yang dikembangkan oleh Heinrich terkenal dengan teori
Domino, dimana terdapat urutan rantai peristiwa kejadian yang memicu terjadinya
suatu kecelakaan. Rantai urutan ini dikenal dengan kartu domino. Dalam teori domino,
berdasarkan Sabet dkk (2013) antara lain lingkungan sosial dan keturunan (social
50
environment and ancestry), kesalahan operator dan/atau pekerja, kondisi tidak aman
atau tindakan tidak aman, kecelakaan dan yang terakhir adalah cidera yang terjadi pada
pekerja.
Tidak mengikuti kegiatan safety talk termasuk ke dalam tindakan tidak aman
(unsafe condition) bersama dengan tindakan tidak aman lainnya yang dilakukan oleh
pekerja di Proyek Apartemen Conexio, seperti tidak mengenakan alat pelindung diri
(APD) lengkap ketika bekerja, tidak mengikuti petunjuk kerja yang telah
dan perilaku yang tidak aman (unsafe action dan unsafe condition) meningkatkan risiko
51
cidera/kerugian, sehingga dengan adanya kondisi dan tindakan tidak aman
mengakibatkan serentetan akibat dari hal tersebut secara berkelanjutan sesuai dengan
efek domino yang gambarkan oleh Bird dan Loftus diadaptasi dari Sabet, dkk, 2013
Apartemen Conexio
a. Pengendalian administratif
disosialisasikan bagi semua personil, baik itu personil PT PT. Adhi Persada
52
Gedung Proyek Apartemen Conexio sendiri maupun bagi tamu dan pekerja
3) Sosialisasi bahaya di area kerja bagi semua personil di PT. Adhi Persada
4) Pengawasan terkait tindakan dan kondisi yang tidak aman secara lebih ketat.
b. Penyediaan, perawatan, dan pemeriksaan alat pelindung diri (APD) yang dapat
53
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan terhadap Sistem
mengaplikasikan Sistem Manajemen Mutu sesuai ISO 9001 : 2008. Selain itu
Sistem Manajemen HSE sesuai OSHAS 18001 : 2007 dan ISO 14001 : 2004.
produksinya banyak potensi bahaya yang ada. Potensi yang ada seperti:
54
yang telah dibuat sesuai dengan Peraturan - Peraturan Pemerintah yang telah
ada.
potensi bahaya yang terjadi apabila pekerja kurang hati - hati dalam bekerja
6. Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan masalah yang terjadi di PT. ADHI
pekerja akan kurangnya kesadaran tentang Alat Pelindung Diri seperti Helmet,
55
4.2 SARAN
Dalam Menanggapi Kesimpulan yang ada maka jika terdapat perlu di sampaikan
beberapa saran:
sehingga dapat diketahui apabila potensi bahaya masih dibawah nilai ambang
sanksi bagi para pekerja yang tidak disiplin dalam mematuhi peraturan atau
pentingnya mengunakan APD agar para pekerja dapat terhindar dari kecelakaan
kerja
56
DAFTAR PUSTAKA
Masagung
Mathis Robert, Jackson Jhon. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba empat
Kesehatan Kerja”.
_________. 2012. “PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
kerja”
Mangkunegara
x
LAMPIRAN
xi
Lampiran 1. Surat Balasan Praktik Keseahatan Masyarakat dari PT. Adhi
Persada Gedung
12
Lampiran 2. Nilai PKM Pembimbing Lapangan
13
Gambar 5
Lampiran 3. Foto – Foto Hasil Observasi Kegiatan Praktik Kesehatan
Masyarakat (PKM) di Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi
Persada Gedung
Safety induction proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung pada tanggal
25 November 2018
Gambar 1
Safety patrol proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung pada tanggal 5
Desember 2018
Gambar 2
14
Gambar 5
15
Lampiran 4. Foto – Foto Hasil Learning by Doing Kegiatan Praktik Kesehatan
Masyarakat (PKM) di Proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada
Gedung
Gambar 1
Safety meeting proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung pada tanggal 7
Desember 2018
Gambar 2
Safety meeting proyek Conexio Cikunir 1 PT Adhi Persada Gedung pada tanggal 7
Desember 2018
16
Gambar 3
Gambar 4
Desember 2018
xii
xiii