Anda di halaman 1dari 1

FAKTOR LINGKUNGAN YANG DAPAT MENINGKATKAN RISIKO PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK Fredy Komalig, Herryanto, Miko Hananto

Abstrak. Penyakit lupus merupakan penyakit inflamasi kronik yang diperantarai oleh sistim imun, dimana seharusnya sistim ini melindungi tubuh dari berbagai penyakit justru sebaliknya menyerang tubuh itu sendiri. Laporan mengenai penyakit lupus di Indonesia belum banyak, data klinis pada penderita lupus dalam jumlah yang banyakpun belum tersedia. Selama kurun waktu yaitu sejak tahun 1988 sampai 1990 di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universita Indonesia RSCM diperoleh insiden ratarata sebesar 37,69 per 10.000 perawatan. Angka ini meupakan kelipatan dua setengah yang pernah dilaporkan dalam kurun waktu 1972-1976 yaitu 15,02 per 10.000 perawatan di tempat yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor lingkungan yang dapat meningkatkan resiko peyakit lupus yang berada di DKI Jakarta, dan empat kota disekitarnya sebagai lokasi penelitian.Survei dilaksanakan secara cross sectional dengan jumlah 202 responden pada tahun 2004 untuk mengetahui karakteristik penderita, riwayat penyakit yang dialami sebelum penyakit lupus serta pengetahun, sikap dan perilaku penderita lupus. Hasil penelitian di DKI Jakarta dan sekitarnya menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah wanita (94,6%) daripada laki-laki (5,4%). Suku yang terbanyak sakit adalah suku jawa (33,7%), Sunda (17,8%), Cina (16,8%), sedangkan suku Ambon, Bali, Jambi dan Banjar msing-masing ((0,5%). Menurut jenis pekerjaan : yang terbanyak sakit lupus adalah mereka yang tidak bekerja (32,2%), sedangkan paling sedikit pada buruh/ petani (0,5%). Tingkat pendidikan : yang tamat akademi/ perguruan tinggi lebih banyak sakit lupus (49,5%) daripada yang tidak pernah sekolah (1,5%). Penyakit ISPA adalah yang paling banyak (58,9%), stres (85,6%), yang bekerja di luar rumah yang langsung terpajan sinar matahari (22,3%), responden yang merokok (1,9%), keluarga yang merokok dalam ruangan (53,5%), yang menghirup asap rokok di tempat kerja (28,2%). Obat-obat yang banyak digunakan responden sebelum sakit lupus adalah golongan amoksisilin/ampisilin (63,1%), disusul golongan antipiretik/analgetik (36,6%), paling sedikit golongan hidralazin (0,9%). Sedangkan untuk mengetahui responden tentang pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum sakit lupus adalah: responden yang mengetahui tentang perkataan/istilah penyakit lupus hanya 41,1%, lebih banyak yang tidak tahu (56,4%). Resiko yang dapat meningkatkan penyakit lupus secara umum banyak yang tidak tahu (79,2%). Sikap responden lebih banyak yang datang ke rumah sakit (62,8%) untuk mendapatkan pengobatan sebelum penyakit lupus daripada datang ke puskesmas (13,3%). Perilaku responden dalam kehidupan sehari-hari sebelum sakit lupus dalam pola makan teratur (63,4%), istirahat/tidur teratur (61,45%), seks aman (52,5%), sedikit responden yang berolahraga teratur (19,3%). Wanita dengan umur reproduksi, penyakit infeksi, pemakaian obat-obat dan stres dapat meningkatkan penyakit Lupus. Kata kunci : Lupus, Lingkungan, Perilaku

Anda mungkin juga menyukai