Anda di halaman 1dari 18

PEMASARAN GARAM RAKYAT

(Studi Kasus Desa Lembung, Kecamatan Galis,


Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur)

Ahmad Syariful Jamil1), dan Netti Tinaprilla2)


1,2)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
1)
ahmadsyarifuljamil@gmail.com

ABSTRACT
Salt is a strategic and high economic valued commodity because it is needed in every human
food as a main raw material. The purpose of this research was to analyze marketing channels,
function, structure and marketing institutions of farmer salt commodity and to analyze the
efficiency of farmer salt marketing in any marketing channel using marketing margin, farmer’s
share and benefit cost ratio approach. The research showed that there were main channels, the
formation of which was based on the starting point of the distribution with different institutions,
functions and market structure in each channel. The result of operational efficiency analysis
indicator and qualitative indicator showed that all marketing channels were inefficient. This
was due to the fact that farmers had a role as a price taker and price fixing tended to be unfair
because farmer had a weak bargaining power. Thus, goverment role was hoped to change
farmers‘roles and improve the presence of farmer groups to increase farmer prosperity.
Keyword(s): salt, efficiency, farmer’s share, salt marketing

ABSTRAK
Garam merupakan komoditi strategis dan bernilai ekonomis tinggi. Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah menganalisis saluran pemasaran, fungsi pemasaran, struktur, dan perilaku
pasar oleh lembaga-lembaga pemasaran pada komoditi garam rakyat dan menganalisis efisiensi
saluran pemasaran garam rakyat pada setiap saluran pemasaran dengan pendekatan marjin
pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga
saluran utama yang terbentuk didasarkan pada titik awal penyaluran dengan lembaga, fungsi,
dan struktur pasar yang berbeda pada setiap salurannya. Hasil indikator analisis efisiensi
operasional dan indikator kualitatif menunjukkan bahwa saluran pemasaran yang terbentuk
belum efisien. Hal tersebut diakibatkan karena petani masih berperan sebagai penerima harga
dan kecenderungan pemberian harga yang tidak adil karena posisi tawar petani rendah. Oleh
karena itu, peran pemerintah diharapkan dapat mengubah peran petani dan mendorong adanya
kelompok tani untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Kata Kunci: garam, efisiensi, farmer’s share, pemasaran garam

PENDAHULUAN industri Chlor Alkali Plant (CAP) untuk


Garam merupakan komoditi stra- pembuatan plastik Polivinil Chlor (PVC).
tegis yang dibutuhkan manusia dalam Garam sebagai produk yang diproduksi
empat bentuk yaitu garam konsumsi, dari lahan tambak merupakan salah satu
aneka pangan, aneka industri, dan garam komoditi yang selalu dibutuhkan manusia

121
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

sejalan dengan kebutuhan manusia berbagai permasalahan yang meling-


terhadap makanan. Berdasarkan Ke- kungi bidang pergaraman khususnya
menterian Kelautan dan Perikanan pada sistem pemasaran.
(2010), setiap orang mengonsumsi lebih Sistem pemasaran garam Indonesia
kurang empat kg garam per tahun dalam diduga relatif tidak efisien dan cenderung
bentuk aneka pangan. Oleh karena itu, memberatkan petani garam. Pernyataan
diperkirakan kebutuhan garam akan tersebut didukung oleh pernyataan
meningkat seiring dengan bertambahnya Kementerian Kelautan dan Perikanan
jumlah penduduk, pertumbuhan industri (2011) bahwa struktur pergaraman pada
Chlor alkali Plant (CAP), serta industri sektor hulu didominasi oleh petani yang
lainnya yang membutuhkan garam. berskala kecil (terfragmentasi) dengan
Peluang peningkatan kebutuhan jumlah petani yang besar serta ke-
yang begitu besar tersebut belum dapat lembagaan petani yang relatif lemah
dimanfaaatkan oleh berbagai stakeholder menyebabkan petani tidak memliki posisi
dalam bidang pergaraman nasional. Hal tawar yang kuat dalam rantai atau saluran
ini terlihat dari produksi garam nasional pemasaran. Sebaliknya pada sektor hilir
yang masih belum mampu memenuhi didominasi oleh industri skala besar
kebutuhan nasional. Produksi garam dengan jaringan yang kuat, sehingga
domestik hingga saat ini tidak mampu ketidakseimbangan tersebut membuat
mengimbangi peningkatan kebutuhan keuntungan dalam saluran pemasaran
garam. Produksi domestik hanya mampu lebih dinikmati oleh industri hilir.
memasok sekitar 30-35 persen dari total Ketidakseimbangan posisi tawar
kebutuhan nasional dan itu pun hanya tersebut berpengaruh terhadap perilaku
terbatas untuk garam konsumsi industri yang tercermin dalam proses
(Rochwulaningsih 2013). Hal ini pemasaran garam. Pada proses
disebabkan belum terpenuhinya standar pemasaran, petani seakan-akan hanya
garam industri yang membutuhkan bertindak sebagai produsen garam tanpa
kandungan NaCl yang tinggi. memiliki kekuatan dalam penentuan
Ketidakseimbangan antara ke- mutu maupun harga. Dimana hal ini
butuhan garam dengan kapasitas produksi disebabkan oleh terbatasnya akses
garam nasional tersebut mendorong informasi yang dimiliki petani. Kondisi
pemerintah untuk melakukan impor tersebut diperparah dengan fakta bahwa
garam. Menurut Kamar Dagang sarana dan prasarana yang minim, serta
Indonesia, Indonesia sangat tergantung lahan garam yang berada di pinggir pantai
terhadap garam impor baik secara dengan lokasi terpencil menyebabkan
kualitas maupun kuantitas dan memiliki biaya pemasaran (after farm gate)
kecenderungan yang meningkat. Petani semakin besar.
sebagai produsen garam utama seakan Konsekuensi dari berbagai kondisi
kurang bergairah dalam meningkatkan di atas menyebabkan marjin pemasaran
produksinya baik secara kuantitas pergaraman besar, sedangkan bagian
maupun kualitas. Hal ini diduga akibat yang didapatkan petani relatif kecil. Hal

122
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …

tersebut dikonfirmasi oleh Direktorat komoditi tertentu, yang melakukan ber-


Jenderal Kelautan dan Pulau-Pulau Kecil bagai fungsi-fungsi pemasaran. Menurut
(KP3K) mengungkapkan bahwa marjin Asmarantaka (12012), terdapat tiga
pemasaran garam sangat besar dimana fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran
pada tingkat retail harga garam rata-rata (berfokus pada perpindahan hak milik
sebesar Rp 6000/kg sedangkan ditingkat barang atau jasa), fungsi fisik (kegiatan
petani sentra dihargai sebesar RP 350/kg1. yang secara langsung berhubungan
Selain itu, Suherman et al (2011) dengan barang atau jasa) dan fungsi
menambahkan bahwa petani menghadapi fasilitas (kegiatan yang memperlancar
saluran pemasaran yang panjang sedang- atau memfasilitasi kegiatan pemasaran).
kan share yang diterima relatif sangat
kecil. Konsep Struktur Pasar
Oleh karena itu kondisi eksisting Struktur pasar adalah dimensi yang
efisiensi pemasaran menjadi sangat menjelaskan sistem pengambilan ke-
penting dikaji untuk memberikan putusan oleh pengusaha dalam per-
gambaran keragaan sektor pergaraman. usahaan maupun industri, jumlah
Dimana pada akhirnya hasil tersebut akan perusahaan dalam suatu pasar. Menurut
memberikan rujukan pada pemerintah Dahl dan Hammond (1977), terdapat 4
dalam pengambilan kebijakan terkait faktor yang menentukan struktur pasar
pergaraman. Berdasarkan latar belakang yaitu kondisi atau keadaan produk, syarat
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk keluar masuk pasar serta informasi pasar
menganalisis efisiensi pemasaran garam yang dimiliki oleh pelaku pasar.
rakyat di Desa Galis, Kecamatan Galis, Perilaku Pasar
Kabupaten Pamengkasan dengan pen- Menurut Dahl and Hammond (1977)
dekatan marjin pemasaran, farmer’s perilaku pasar adalah pola tingkah laku
share, dan rasio keuntungan. dari lembaga pemasaran yang menyesuai-
KERANGKA PEMIKIRAN kan dengan struktur pasar yang lembaga
Konsep Saluran Pemasaran tersebut melakukan kegiatan pembelian
Saluran pemasaran merupakan rang- dan penjualan, penentuan harga dan
kaian lembaga-lembaga pemasaran yang kerjasama antara lembaga pemasaran.
dilalui barang dalam penyalurannya dari Konsep Efisiensi Tataniaga
produsen ke konsumen. Efisiensi dalam pemasaran dapat
Fungsi Pemasaran dan Lembaga diukur melalui dua cara, yaitu efisiensi
Pemasaran harga dan efisiensi operasional.. Menurut
Lembaga pemasaran merupakan Dahl dan Hammond (1977), efisiensi
individu atau badan usaha yang berperan operasional menggambarkan biaya
dalam suatu sistem pemasaran suatu minimum yang dapat dicapai dalam
pelaksanaan fungsi dasar pemasaran.

1
http://finance.detik.com/read/2012/01/09/180613/1810831/1036/harga-garam-di-konsumen-rp-6000-kg-petani-cuma-
dihargai-rp-750-kg [akses 18 Desember 2013]

123
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

Menurut Asmarantaka (2012) me- Metode pengumpulan data primer


nyatakan bahwa pendekatan efisiensi dilakukan melalui wawancara langsung
harga dapat didekati melalui analisis kepada petani responden dengan meng-
tingkat keterpaduan pasar, sedangkan gunakan kuesioner. Penentuan responden
pendekatan efisiensi operasional melalui petani dilakukan secara purposive dengan
marjin pemasaran, farmer’s share dan mendatangi gudang-gudang garam petani
biaya pemasaran. yang didampingi oleh aparatur Desa
Lembung. Petani responden berjumlah 45
Marjin Pemasaran orang yaitu petani Desa Lembung yang
Menurut Dahl dan Hammond (1977) melakukan pemanenan garam pada
mendefinisikan marjin tataniaga sebagai musim garam tahun 2013 Penarikan
perbedaan harga di tingkat petani dengan sampel untuk lembaga tataniaga
harga pedagang pengecer. dilakukan dengan metode snowball
sampling, yaitu berdasarkan informasi
Farmer’s Share dari responden sebelumnya.
Farmer’s share merupakan bagian Metode pengolahan data yang
yang diterima petani yang didekati digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan pembagian antara harga yang analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
berlaku di tingkat retail terhadap harga di Proses analisis data kualitatif meng-
tingkat petani. gambarkan secara deskriptif yang terdiri
dari saluran pemasaran, fungsi-fungsi
Rasio Keuntungan dan Biaya pemasaran serta struktur dan perilaku
Rasio keuntungan dan biaya tata- pasar. Analisis data kuantitatif dalam
niaga mendefinisikan besarnya keuntung- penelitian ini dipergunakan analisis
an yang diterima atas biaya pemasaran efisiensi operasional yang terdiri dari
yang dikeluarkan. Dengan demikian analisis marjin pemasaran, farmer’s share
semakin meratanya penyebaran rasio dan rasio keuntungan dan biaya.
keuntungan dan biaya, maka dari segi
operasional sistem pemasaran semakin Analisis Marjin Pemasaran
efisien (Limbong dan Sitorus, 1987). Analisis marjin pemasaran dapat
dihitung dengan pengurangan harga
METODE PENELITIAN penjualan dengan harga pembelian pada
Penelitian dilakukan di wilayah setiap lembaga pemasaran. Secara
Pamekasan yaitu Desa Lembung, matematik perhitungan marjin pemasar-
Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. an sebagai berikut (Asmarantaka 2012):
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan
pertimbangan karena daerah tersebut MT = Pr – Pf
merupakan salah satu sentra produksi Keterangan:
garam rakyat terbesar di Kabupaten MT = Marjin pemasaran total (Rp/kg);
Pr = Harga di tingkat retail (Rp/kg);
Pamekasan. Waktu penelitian dilakukan Pf = Harga produsen (Rp/kg)
bulan Agustus–Februari 2014.

124
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …

Analisis Farmer’s Share d. Perantara pabrik (bandul) adalah indi-


Besarnya nilai bagian petani di- vidu yang merupakan orang keper-
pengaruhi oleh tingkat pengolahan, cayaan yang ditunjuk pabrik garam
keawetan produk, ukuran produk, jumlah untuk menerima garam rakyat yang
produk dan biaya produksi. Farmer’s dijual oleh pedagang pengumpul.
share dapat dihitung berdasarkan rumus : e. Pabrik garam merupakan lembaga
pemasaran dan umumnya berbentuk
Farmer’s Share = Pf/Pr ×100% PT yang berperan mengubah garam
rakyat (garam krosok) menjadi garam
Keterangan:
Pr = harga di tingkat retail (Rp/kg); halus yang beryodium.
Pf = harga di tingkat petani (Rp/kg). f. Petani, pengumpul sekaligus pemilik
Unit Pengolahan Garam Rakyat
Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (UPGR) merupakan lembaga yang
Rasio keuntungan dan biaya mempunyai beberapa fungsi
pemasaran setiap lembaga tataniaga dapat gabungan.
dirumuskan sebagai berikut (Limbong g. Agen adalah lembaga pemasaran
dan Sitorus, 1987): yang menjual produk garam ber-
iodium yang siap di konsumsi.
Rasio Keuntungan dan Biaya = π/c h. Pedagang pengecer merupakan
lembaga pemasaran yang membeli
Keterangan:
π = keuntungan; garam beriodium dari agen untuk
c = biaya pemasaran.
kemudian dijual kembali kepada
konsumen akhir.
ANALISIS LEMBAGA
PEMASARAN IDENTIFIKASI FUNGSI
a. Petani merupakan masyarakat Desa PEMASARAN
Lembung yang melakukan usahatani Fungsi Pemasaran di Tingkat Petani
garam rakyat pada musim garam tahun Secara umum petani garam
2013. responden melakukan ketiga fungsi
b. Pedagang pengumpul adalah lembaga pemasaran dalam memasarkan garam-
pemasaran yang merupakan individu nya. Fungsi pertukaran yang dilakukan
yang berperan sebagai perantara oleh petani berupa kegiatan penjualan ke
antara petani dan perantara pabrik. pedagang pengumpul, petani-pengumpul
c. Petani sekaligus pedagang merupakan dan petani-pengumpul-UPG. Fungsi fisik
individu yang mempunyai peran yang dilakukan oleh petani dalam me-
ganda. Lembaga tersebut selain masarkan garam yaitu kegiatan penyim-
melakukan fungsi seperti pedagang panan, pengangkutan dan pengemasan.
pengumpul juga memiliki lahan Kegiatan pengangkutan tidak dilakukan
tambak yang memproduksi garam oleh petani tetapi dilakukan oleh buruh
sehingga bertindak sebagai petani. angkut (pengumbal), tetapi yang mem-
bayar adalah petani. Pengumbal tersebut

125
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

dikoordinir oleh seorang juragan yang Kegiatan penanggungan risiko yang


umumnya adalah pedagang pengumpul. dilakukan petani adalah harga garam
Petani garam rakyat juga melakukan yang rendah atau dibawah harga dasar
kegiatan pengemasan, dengan karung pembelian garam yang disepakati dalam
yang digunakan untuk mengemas garam peraturan pemerintah. Petani garam juga
rakyat. Dimana karung tersebut diberikan harus menanggung risiko akibat pem-
oleh pengumpul dengan konsekuensi bayaran di belakang setelah garam yang
biaya yang juga dibebankan kepada dijual pedagang pengumpul dibeli oleh
petani. pabrik garam, dengan berbagai konse-
Karung-karung yang telah berisi kuensi yang merugikan petani.
garam tersebut akan ditimbang. Terdapat Beberapa konsekuensi yang di-
dua proses penimbangan yang unik di bebankan adalah adanya klasifikasi
tingkat petani yaitu sistem tebas dan garam yang tidak jelas, dimana pabrik
berdasarkan karung. Sistem tebas garam tidak menerapkan penentuan
dilakukan dengan masing-masing petani kualitas berdasarkan Peraturan Dirjen
dan pengumpul akan menimbang satu Perdagangan LN mengenai penetapan
karung berukuran paling berat dan ringan kualitas. Pabrik garam melakukan
kemudian dirata-ratakan. Nilai rata-rata pengklasifikasian kualitas garam men-
tersebut yang akan dijadikan acuan bagi jadi subkualitas yaitu kualitas KP1
karung-karung lainnya. Sedangkan meka- menjadi KP1a, KP1b dan KP3. Kondisi
nisme berdasarkan karung ditetapkan tersebut yang menyebabkan pengumpul
berdasarkan berat karung yang di- menetapkan kualitas garam petani umum-
informasikan kepada petani oleh nya dibawah kualitas yang sebenarnya.
pengumpul. Umumnya pengumpul akan Selain itu, petani juga menanggung biaya
menginformasikan bahwa karung ter- penyusutan yang dibebankan sebesar 5
sebut berukuran 50 kg, yang pada persen dari setiap karung. Oleh karena
kenyataanya berat dari garam di karung itu, petani mengalami kondisi ketidak-
tersebut mencapai 60 kg. pastian atas garam yang dijualnya ke
Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pengumpul akibat adanya pembayaran di
petani responden meliputi kegiatan belakang.
penanggungan risiko, pembiayaan, dan Fungsi pembiayaan yang dilakukan
informasi pasar. Kegiatan sortasi dan oleh petani adalah pembiayaan atas biaya
grading tidak dilakukan oleh petani, produksi, biaya panen dan biaya pasca
karena petani hanya mampu men- panen. Sedangkan fungsi informasi pasar
diferensiasi kualitas garam berdasarkan yaitu memperoleh informasi mengenai
cara konvensional yaitu dengan melihat harga garam dari sesama petani dan
dengan mata telanjang dan meraba mengamati perkembangan harga garam
butiran garam. rakyat yang dipantau oleh asosiasi garam
rakyat.

126
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …

Fungsi Pemasaran di Tingkat fasilitas yaitu peminjaman nama sebagai


Pedagang Pengumpul syarat untuk dapat memasukkan garam
Fungsi pertukaran yang dilakukan pedagang ke pabrik garam. Peminjaman
oleh lembaga tersebut adalah kegiatan nama oleh pedagang pengumpul tersebut
pembelian dan penjualan. memberikan konsekuensi biaya yang
Fungsi fisik yang dilakukan oleh akan diberikan kepada pengumpul. Biaya
pedagang pengumpul tersebut adalah yang dibebankan tersebut sekitar
kegiatan penyimpanan, pengangkutan Rp10.000 – Rp20.000/ton.
dan pengemasan. Fungsi pengemasan
dilakukan oleh pedagang pengumpul saat Fungsi Pemasaran di Tingkat Pabrik
pedagang pengumpul melakukan pem- Garam
belian kepada petani. Fungsi peng- Secara Secara umum pabrik garam
angkutan yang dilakukan oleh pedagang tersebut melakukan 3 fungsi tataniaga
pengumpul tersebut adalah mengangkut utama yaitu fungsi pertukaran, fungsi
garam rakyat dari titik pengumpul fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi per-
(collecting point) ke pabrik. tukaran yang dilakukan oleh pabrik
Fungsi fasilitas yang digunakan oleh garam adalah kegiatan pembelian dan
pedagang pengumpul tersebut yaitu penjualan. Pabrik garam membeli garam
kegiatan grading, penanggungan risiko, bahan baku (krosok) kepada pedagang
pembiayaan dan informasi pasar. pengumpul yang melalui perantara
Kegiatan grading dilakukan oleh pabrik.
pedagang pengumpul apabila membeli Fungsi fisik yang dilakukan oleh
garamnya langsung kepada petani. Fungsi pabrik garam meliputi kegiatan pe-
penanggungan risiko yang ditanggung nyimpanan, manufaktur, pengangkutan
oleh pedagang pengumpul adalah dan pengemasan. Pabrik garam akan
fluktuasi harga. Fungsi pembiayaan yang menyimpan garam rakyat yang dibelinya
dilakukan oleh pedagang pengumpul sebagian di dalam gudang garam yang
yaitu sebagian pedagang pengumpul dimiliki pabrik. Setelah itu garam yang
membiayai karung dan biaya-biaya yang telah disimpan tersebut kemudian lang-
digunakan dalam penanganan garam sung menuju proses pengolahan yang
rakyat. Fungsi informasi pasar yaitu dimiliki perusahaan. Kegiatan peng-
pencarian informasi harga dari sesama angkutan yang dilakukan oleh pabrik
rekan pedagang, petani ataupun ke pabrik garam terdiri dari kegiatan pengangkutan
garam. garam konsumsi ke lembaga pemasaran
agen dan pedagang pengecer.
Fungsi Pemasaran di Tingkat Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh
Perantara Pabrik (Bandul) lembaga tersebut meliputi penanggungan
Pada umumnya setiap pabrik garam risiko, pembiayaan dan informasi pasar.
di Kabupaten pamekasan memiliki 1 Penanggungan risiko yang dilakukan
orang perantara pabrik. Lembaga ini lembaga tersebut adalah ketidakpastian
umumnya hanya melakukan fungsi pemasaran. Kegiatan pembiayaan yang

127
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

dilakukan oleh lembaga tersebut adalah melakukan pencarian informasi mengenai


dengan menyediakan kebutuhan modal perkembangan harga jual garam kon-
awal baik investasi maupun variabel dan sumsi di tingkat konsumen.
biaya-biaya yang dikeluarkan selama
proses pemasaran berlangsung. Fungsi IDENTIFIKASI SALURAN
fasilitas lain yang dilakukan lembaga PEMASARAN
tersebut adalah mencari informasi pasar Berdasarkan penelusuran di
dengan mengamati informasi per- lapangan memperlihatkan bahwa pada
kembangan harga baik di tingkat petani proses penyaluran tersebut didapatkan 7
ataupun di tingkat konsumen. pola saluran pemasaran garam rakyat di
Desa Lembung. Pola saluran pemasaran
Fungsi Pemasaran di Tingkat Agen garam rakyat yang terbentuk adalah
Fungsi pertukaran yang dilakukan sebagai berikut:
meliputi kegiatan pembelian dan pen- 1. Saluran I: Petani –– Pedagang
jualan. Fungsi fisik yang dilakukan oleh Pengumpul –– Bandul –– Pabrik
lembaga ini adalah kegiatan pengang- Garam –– Agen –– Pedagang
kutan. Selain itu, agen juga melakukan Pengecer – Konsumen
fungsi fasilitas berupa informasi pasar 2. Saluran II: Petani –– Petani-
dan pembiayaan. Kegiatan pembiayaan pengumpul –– Bandul –– Pabrik
yaitu berupa kegiatan menanggung biaya- Garam –– Agen –– Pedagang
biaya dalam memasarkan produk Pengecer –– Konsumen
tersebut. Sedangkan fungsi informasi 3. Saluran III: Petani –– Petani-
pasar dilakukan agen dengan mencari pengumpul-pemilik UPG –– Bandul –
informasi mengenai perkembangan harga – Pabrik Garam –– Agen –– Pedagang
garam beriodium di pasar. pengecer –– Konsumen
4. Saluran IV: Petani-pengumpul ––
Fungsi Pemasaran di Tingkat Bandul –– Pabrik Garam –– Agen ––
Pedagang Pengecer Pedagang Pengecer –– Konsumen
Fungsi yang dilakukan oleh 5. Saluran V: Petani-pengumpul ––
pedagang pengecer meliputi fungsi Peternak Ubur
pertukaran dan fasilitas. Fungsi 6. Saluran VI: Petani-pengumpul ––
pertukaran yang dilakukan adalah Pabrik Kecap
kegiatan pembelian dan penjualan. 7. Saluran VII: Petani-pengumpul-
Pembelian dari agen umumnya dalam pemilik UPG –– Pedagang Pengecer –
bentuk bal dengan satu bal mempunyai –Konsumen
berat sebesar 4 kg dan 8 kg. Setiap balnya Secara keseluruhan, saluran yang
masing-masing berisi sekitar 16 buah dan terbentuk pada sistem pemasaran garam
32 buah kemasan garam beriodium rakyat di Desa Lembung terbagi dalam 3
dengan berat bersih 250 gram. Fungsi saluran utama. Saluran tersebut
fasilitas yang dilakukan adalah fungsi didasarkan pada titik awal penyaluran
informasi pasar. Pedagang pengecer akan

128
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …

Tabel 1. Sebaran Volume dan Harga Pembelian Garam Rakyat Berdasarkan


Lembaga Pemasaran Pembeli
Volume Persentase Harga
Pembeli
(Kg) (%) KI KII KIII
Pedagang Pengumpul 666.000 46.87 350 300 225
Petani-pengumpul 282.400 19.87 350 325 250
Petani-pengumpul-pemilik
234.000 16.47 350 300 225
UPG

garam rakyat antara lain petani, petani- Rata-rata petani responden dalam
pengumpul, dan petani-pengumpul- penelitian ini memberikan upah bagi
pemilik UPG. pengumbal sebesar Rp25/kg. Jumlah total
garam dari petani responden yang dijual
Saluran Tataniaga I, II, dan III ke pedagang pengumpul, petani-
Secara keseluruhan pada saluran pengumpul dan petani-pengumpul-
pemasaran yang memiliki titik awal pemilik UPG masing-masing sebanyak
saluran berupa petani terbagi menjadi 3 666.000 kg, 282.240 kg, dan 234.000 kg.
saluran. Berdasarkan total jumlah petani Berdasarkan volume garam yang dijual
responden dalam penelitian ini masing- oleh petani, saluran 1 merupakan saluran
masing sebanyak 11 orang (24.44 persen) dengan volume terbesar yaitu sekitar
menjual ke pedagang pengumpul, 26 46.87 persen.
orang (57.78 persen) ke petani-
pengumpul dan 3 orang (6.67 persen) ke Saluran Tataniaga IV, V, dan VI
petani-pengumpul-pemilik UPG. Saluran Secara umum ketiga saluran ini
pemasaran II merupakan saluran yang dikelompokkan berdasarkan titik awal
paling banyak dilalui oleh petani garam di penyaluran garam rakyat yang dimulai
Desa Lembung. Sedangkan 5 orang dari lembaga petani-pengumpul. Petani-
petani lainnya merupakan petani yang pengumpul yang menjadi responden
merangkap sebagai pengumpul sebanyak dalam penelitian ini sebanyak 4 orang.
4 orang dan 1 orang sebagai pengumpul Individu tersebut melakukan kegiatan
dan pemilik UPG. usahatani garam yang hasilnya disalur-
kan ke beberapa lembaga yaitu bandul

Tabel 2. Sebaran Volume dan Persentase Garam Rakyat Berdasarkan


Lembaga Pemasaran Pembeli Pada Saluran Tataniaga IV, V, dan VI
Pembeli Volume (Kg) Persentase (%)
Bandul 18.000 1,26
Peternak Ubur-ubur 18.000 1,26
Pabrik kecap 22.500 1,58
Total 58.500 4,1

129
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

(saluran IV), peternak ubur-ubur (saluran memberikan konsekuensi yaitu petani


V) dan pabrik kecap (saluran VI). akan bertindak sebagai penerima harga
Petani-pengumpul yang melalui (price taker). Harga yang diterima oleh
saluran 4 berjumlah 2 orang. Lembaga petani tersebut sudah ditentukan oleh
pemasaran yang terlibat pada saluran ini pengumpul yang mempunyai kekuatan
terdiri dari bandul, pabrik garam, agen dalam menentukan harga beli garam.
dan pedagang pengecer. Dengak kata lain petani tidak dapat
Terdapat 2 orang petani-pengumpul melakukan tawar-menawar harga
yang menjual garamnya kepada lembaga terhadap garam yang dijualnya.
pemasaran yang tidak menggunakan Hambatan di tingkat petani relatif cukup
garam rakyat sebagai bahan baku mudah yaitu hanya terdapat pada lahan.
utamanya. Kedua petani-pengumpul ter- Dimana petani baru yang akan masuk ke
sebut menjual garam hasil panen dari industri pergaraman dapat memilih
lahan tambaknya ke peternak ubur-ubur alternatif penguasaan lahan yaitu menjadi
(saluran 5) dan pabrik kecap (saluran 6). petani pemilik, bagi hasil dan sewa.
Saluran 5 digunakan hanya oleh 1 orang Selain itu, dilihat dari sisi produk
petani-pengumpul responden. Saluran 6 hasil panen garam yang dijual petani
juga digunakan oleh 1 orang petani- merupakan suatu komoditas yang relatif
pengumpul responden. bersifat homogen. Informasi harga yang
dimiliki oleh petani relatif cukup baik.
Saluran Tataniaga VII Petani dapat saling bertukar informasi
Titik awal penyaluran garam adalah dengan sesama petani atau pedagang
lembaga petani-pengumpul dan pemilik pengumpul yang tidak memerlukan biaya
unit pengolahan garam. Lembaga ini untuk mendapatkan informasi tersebut.
mempunyai 3 peran sekaligus yaitu Namun, informasi harga yang diperoleh
mengusahakan garam, menjadi pedagang oleh petani tersebut tidak mempengaruhi
pengumpul dan memiliki unit pengolah- posisi tawarnya. Sehingga ada akhirnya
an garam. petani tetap hanya akan bertindak sebagai
penerima harga.
IDENTIFIKASI STRUKTUR PASAR
Struktur Pasar di Tingkat Petani Struktur Pasar di Tingkat Pedagang
Struktur pasar yang dihadapi oleh Pengumpul
petani garam yaitu pasar oligopsoni Struktur pasar di tingkat pedagang
apabila dilihat dari sisi pembeli pengumpul cenderung bersifat pasar
sedangkan dilihat dari sisi pembeli persaingan tidak sempurna (oligopsoni
mendekati pasar sempurna. Hal ini dilihat dari sisi pabrik garam sebagai
didasarkan oleh beberapa kondisi seperti pembeli). Hal ini disebabkan oleh adanya
hanya terdapat beberapa pedagang hambatan masuk pasar bagi para
pengumpul sebagai pembeli dan banyak pedagang pengumpul baru. Beberapa
penjual yaitu para petani garam. Kondisi hambatan masuk seperti adanya
jumlah petani yang lebih banyak tersebut hubungan yang telah lama terjalin dengan

130
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …

petani baik melalui kekerabatan ataupun juga menyebabkan tingginya hambatan


karena faktor lain. Kondisi bahwa hanya masuk pada tingkat pabrik garam.
pedagang pengumpul yang telah
dipercaya dalam waktu yang cukup lama Sistem Penentuan Harga dalam
yang dapat memungkinkan untuk Transaksi
mengakses pasar dan bekerja sama Sistem penentuan harga garam
dengaan bandul juga menjadi hambatan rakyat di Desa Lembung dilakukan
masuk. Selain itu, dibutuhkan modal yang dengan proses tawar menawar dan tentu
cukup besar untuk dapat menjadi harga tersebut juga didasarkan pada
pengumpul seperti untuk pembangunan musim yang terjadi pada saat transaksi.
gudang penyimpanan juga menjadi suatu Namun demikian, keputusan akhir
hambatan masuk. ditentukan oleh lembaga pemasaran yang
Selain dari sisi hambatan masuk, memiliki posisi tawar lebih ntinggi.
struktur pasar di tingkat pengumpul juga Dalam kasus sistem pemasaram garam
tercermin dari produk dan kesempurnaan rakyat yang memiliki posisi tawar tinggi
informasi yang dimiliki oleh lembaga yaitu pabrik garam dan pedagang
pemasaran. Produk yang diperdagangkan pengumpul. Keduanya dapat mengontrol
cenderung bersifat homogen meskipun harga di tingkat petani, sedangkan pabrik
garam rakyat dibedakan ke dalam garam dapat mengontrol harga secara
beberapa grade. Selain itu pengumpul tidak langsung ke petani melalui
mendapatkan informasi mengenai pedagang pengumpul. Penentuan harga di
perkembangan harga bahan baku dapat tingkat pabrik garam ditentukan oleh
melalui sesama pedagang, maupun dari berbagai faktor seperti harga garam
pabrik garam impor, jenis klasifikasi yang diterapkan
pabrik tersebut dan kondisi permintaan
Struktur Pasar di Tingkat pabrik garam di pasar.
garam Pedagang pengumpul menetapkan
Struktur pasar yang dihadapi pabrik harga garam yang dibelinya dari petani
garam mengarah pada struktur oligopoli berdasarkan sebagian informasi yang
dan oligopsoni. Hal ini didasarkan pada diperolehnya dari pabrik garam. Pada
jumlah pabrik garam yang lebih sedikit tingkat agen atau pedagang pengecer
dibandingkan agen atau pedagang harga jual pabrik ditentukan oleh pabrik
pengecer. Hambatan masuk pasar juga garam. Pabrik garam akan menentukan
relatif besar yaitu dari sisi skala ekonomi harga jualnya yang kemudian agen dan
usaha, dimana sebagian besar pemain pedagang pengecer tersebut menyesuai-
atau pabrik garam merupakan perusahaan kan harga jualnya ke konsumen akhir
yang bermodal besar. Selain itu, sesuai dengan biaya dan marjin yang
hambatan tersebut juga tercermin dari ingin didapatkan.
pangsa pasar, kekuatan merek, adanya Selain itu, pada lembaga petani-
lisensi sertakuatnya jaringan dengan para pengumpul-pemilik UPG harga jual
stakeholder garam di daerah sentra garam garam produksinya akan ditentukan

131
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

sendiri oleh lembaga tersebut dengan juga beberapa petani yang melakukan
mempertimbangkan berbagai faktor peminjaman modal usaha pada pedagang
seperti biaya dan marjin yang ingin pengumpul. Kerjasama lainnya juga
didapatkan. Lembaga tersebut akan dilakukan oleh pedagang pengumpul
menjual garamnya langsung ke pedagang dengan perantara pabrik (bandul). Ada-
pengecer, yang kemudian pedagang nya kerjasama-kerjasama yang dilakukan
pengecer akan menjual ke konsumen oleh lembaga-lembaga tersebut juga
akhir. Pedagang pengecer tidak dapat dapat berperan menjaga kontinuitas
melakukan tawar menawar dalam hal ini pasokan garam rakyat dan dapat
karena harga akan ditentukan secara mengurangi biaya transaksi.
langsung oleh lembaga tersebut.
EFISIENSI OPERASIONAL
Sistem Pembayaran Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat
Sistem pambayaran dalam transaksi Kualitas KI
garam rakyat di antara lembaga tataniaga Saluran tataniaga 1, 2, dan 3
yang terlibat pada sistem tataniaga garam memiliki total nilai marjin pemasaran
rakyat dibedakan menjadi 2 yaitu secara yaitu Rp2.850/kg untuk saluran 1,
tunai dan dibayar kemudian. Sistem Rp2.825/kg untuk saluran 2 dan Rp2.850
pembayaran secara bayar kemudian untuk saluran 3. Saluran 2 memiliki nilai
hanya dilakukan oleh pedagang pe- farmer’s share terbesar yaitu 11,72
ngumpul kepada petani garam. Pada persen. Nilai 11,72 persen ini berarti
umumnya petani akan menerima bahwa petani hanya mendapatkan sekitar
pembayaran 2 hari sampai satu minggu 11,72 persen dari total keseluran nilai
tergantung jumlah yang akan dijual oleh yang dibayarkan oleh konsumen akhir.
pedagang pengumpul. Pada mekanisme Selain itu, saluran 1 dan 3 merupakan
pembayaran kemudian, petani akan saluran dengan nilai farmer’s share
sangat dirugikan akibat adanya terkecil yaitu sebesar 10,94 persen.
ketidakpastian selama waktu tunggu Saluran 3 merupakan saluran dengan nilai
tersebut. Sedangkan lembaga-lembaga rasio π/c terkecil yaitu 1,611.
pemasaran lainnya seperti pabrik garam, Berdasarkan kriteria indikator
bandul, agen dan pedagang pengecer efisiensi yang telah dijelaskan di atas
akan melakukan pembayaran secara dapat disimpulkan untuk sementara
tunai. bahwa garam rakyat kualitas KI relatif
lebih efisien pada saluran 2. Hal ini
Kerjasama Antar Lembaga dikarenakan nilai farmer’s share yang
Kerjasama yang dilakukan antara tinggi dibandingkan dengan saluran yang
petani dan pedagang pengumpul yang lain (saluran 1 dan saluran 3) yaitu
terjalin selama bertahun tahun. Petani sebesar 11,72 persen. Selain itu, nilai
yang sama akan melakukan penjualan rasio π/c sebesar 1,619 merupakan nilai
pada pedagang pengumpul yang sama. yang relatif sesuai dengan kegiatan-
Selain itu, menurut informasi terdapat kegiatan produktif yang telah dilakukan

132
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …

oleh lembaga pemasaran yang terlibat perbedaan titik awal penyaluran tersebut.
dalam saluran 2. Nilai rasio π/c yang Lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1.
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
saluran 3 disebabkan total keuntungan Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat
yang lebih tinggi sebesar Rp1.894 dengan Kualitas KII
total biaya pemasaran sebesar Saluran pemasaran yang memiliki
Rp1.169,308. nilai marjin terbesar adalah saluran 3
Saluran 4 memberikan marjin yaitu sebesar Rp2.900 /kg. Saluran pe-
sebesar 3.063.44, nilai farmer’s share masaran 1 dan 2 memiliki nilai marjin
sebesar 13,75 dan nilai rasio π/c sebesar pemasaran yang sama yaitu sebesar Rp
1,62. Ketiga nilai indikator tersebut 2.875/kg, sedangkan saluran 4 memiliki
merupakan yang terbesar dibandingkan nilai marjin sebesar Rp3.063,44/kg.
dengan saluran lainnya. Namun nilai Saluran 7 memiliki nilai marjin sebesar
farmer’s share tersebut memiliki Rp1.963/kg dan nilai marjin tersebut
pengertian yang berbeda jika dibanding- merupakan nilai marjin yang terkecil
kan dengan saluran 1, 2 dan 3. Saluran 4 dibandingkan dengan saluran lainnya.
juga tidak dapat secara langsung Selain itu, masing-masing saluran memi-
dibandingkan dengan saluran 5 dan 6. liki nilai farmer’s share yang berbeda-
Saluran 5 memberikan nilai marjin beda yaitu secara berturut-turut sebesar
sebesar Rp313.44, nilai farmer’s share 10,16 persen untuk saluran 1; 10,94
sebesar 100 persen dan rasio π/c sebesar persen untuk saluran 2; 9,38 persen untuk
0,6. Pada saluran 6 memberikan nilai saluran 3; 12,19 persen untuk saluran 4;
marjin sebesar Rp513,44, nilai farmer’s dan 90,48 persen untuk saluran 7.
share sebesar 100 persen dan nilai rasio Saluran 2 dinilai lebih efisien dari-
π/c sebesar 1,62. Berdasarkan indikator pada marjin tataniaga yang dihasilkan
efisiensi operasional dapat disimpulkan oleh saluran lainnya (1 dan 3). Hal ini
bahwa saluran 6 merupakan saluran yang karena pada saluran 2 terdapat banyak
relatif lebih efisien dibandingkan dengan kegiatan produktif yang tercermin pada
saluran 5 besaran nilai total biaya pemasaran yaitu
Pada saluran 7 memberikan nilai sebesar Rp1.201.88/kg. Selain itu, nilai
marjin pemasaran sebesar Rp1.963, nilai farmer’s share saluran 2 merupakan nilai
farmer’s share sebesar 90,48 persen dan farmer’s share terbesar yaitu 10,94
nilai rasio π/c sebesar 0,4. Nilai dari persen. Total nilai rasio π/c untuk saluran
indikator-indikator efisiensi tersebut me- 2 merupakan juga yang terbesar yaitu
rupakan yang terbesar apabila dibanding- sebesar 1,569. Lebih jelasnya dapat
kan dengan saluran yang melakukan dilihat di lampiran 2.
proses pengolahan garam menjadi garam
beryodium. Namun saluran 7 tidak Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat
memungkinkan untuk dibandingkan Kualitas KIII
dengan saluran-saluran yang lain, akibat Saluran 1, saluran 2 dan saluran 3
masing-masing memiliki nilai marjin

133
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

sebesar Rp2.975/kg, Rp2.950/kg dan andil dalam penetapan harga dan mutu
Rp2.925/kg. Saluran 4 memiliki nilai atau sebagai penerima harga
total marjin sebesar 3.063.44 dan sebesar 2. Penetapan kualitas garam yang tidak
Rp1.963/kg untuk saluran 7. Masing- transparan sangat memberatkan petani
masing saluran tersebut memiliki nilai dan adanya penyimpangan klasifikasi
farmer’s share yang berbeda yaitu secara menjadi subklasifikasi yang ditetap-
berturut-turut sebesar 7,03 untuk saluran kan oleh pabrik garam.
1; 7,81 untuk saluran 2, 8,59 untuk 3. Proses penimbangan karung garam
saluran 3; dan 9,84 untuk saluran 4 dan yang cenderung tidak adil
sebesar 90,48 untuk saluran 7, sehingga 4. Mekanisme pembayaran kemudian
saluran yang memiliki nilai farmer’s oleh pengumpul yang menimbulkan
share terbesar adalah saluran 3. Nilai ketidakpastian dan cenderung me-
farmer’s share yang besar tersebut rugikan petani.
dipengaruhi oleh besarnya harga jual 5. Harga dasar garam yang ditetapkan
yang diterima petani. Selain itu, saluran 3 oleh pemerintah tidak berlaku di
juga mempunyai nilai rasio π/c terbesar lapangan.
yaitu 1,519. Jadi berdasarkan berbagai 6. Besarnya marjin pemasaran dan
indikator efisiensi operasional dapat kecilnya nilai farmer’s share yang
diambil kesimpulan sementara bahwa terbentuk dalam saluran pemasaran.
saluran tataniaga 3 relatif lebih efisien Fakta-fakta di lapangan tersebut
untuk kualitas KIII. Lebih jelasnya dapat merupakan bukti bahwa terjadi ketidak-
dilihat di lampiran 3 adilan yang dialami oleh petani garam.
Oleh karena itu, peran para stakeholder
IMPLIKASI EFISIENSI terutama pemerintah sangat dibutuhkan
PEMASARAN GARAM RAKYAT untuk melakukan kontrol dan melakukan
Penetapan kriteria efisien pemasaran inisisasi untuk memberdayakan petani
dengan mempertimbangkan variabel khususnya untuk meningkatkan kekuatan
kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian posisi tawar. Hal ini didasarkan pada
ini hanya didasarkan pada saluran yang fakta bahwa permasalahan utama dalam
dilalui oleh petani murni (saluran 1, 2 dan proses pemasaran garam rakyat terletak
3). Hal ini dikarenakan hampir 95 persen pada rendahnya posisi tawar yang
petani responden menggunakan ketiga dimiliki petani.
saluran tersebut. Oleh karena itu, Adanya peran kelompok tani yang
berdasarkan kedua analisis tersebut aktif diharapkan dapat meningkatkan
(kuantitatif dan kualitatif) dapat di- posisi tawar petani terutama dalam
simpulkan bahwa pemasaran garam mengakses pasar yang menguntungkan
rakyat di Desa Lembung belum efisien. petani, sehingga meningkatkan harga jual
Beberapa alasan yang mendasarinya garam. Alternatif pembentukan kelom-
adalah sebgai berikut: pok tani ini berdasarkan Nasution (1999)
1. Lemahnya posisi tawar petani yang menyatakan bahwa kemampuan
menyebabkan petani tidak memiliki usaha kecil dapat diberdayakan melalui

134
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …

kegiatan lembaga kelompk tani/ koperasi Oktober–November 2013 dapat diperoleh


untuk penguatan kemampuan bersaing simpulan sebagai berikut:
melalui kerjasama. Dengan kebersamaan 1. Penyaluran garam rakyat di Desa
seperti itu akan dapat diwujudkan Lembung dibagi kedalam 3 saluran
”economic of scale” serta ”economic of utama yang didasarkan pada titik awal
scope” yang menekan besarnya kom- penyaluran. Saluran 1, 2, dan 3
ponen biaya. merupakan saluran yang titik awal
Terbentuknya kelompok tani mini- penyaluran dimulai pada tingkat
mal diharapkan dapat mengadopsi fungsi petani. Saluran 4, 5, dan 6 merupakan
yang dilakukan oleh pengumpul. Namun saluran yang titik awalnya dimulai
untuk meminimalisir adanya konflik, tingkat petani-pengumpul. Saluran 7
kelompok tani yang terbentuk diharapkan merupakan saluran yang titik awalnya
juga memasukkan petani-pengumpul dan dimulai pada tingkat petani-
pedagang pengumpul menjadi anggota pengumpul-pemilik UPG. Lembaga
kelompok tani. Bahkan dengan mening- pemasaran yang terlibat pada
katkan jumlah anggota kelompok tani pemasaran garam rakyat di Desa
yang aktif dapat sekaligus meningkatkan Lembung terdiri dari pedagang
posisi tawarnya terhadap pabrik garam. pengumpul, perantara pabrik, pabrik
Pada penelitian ini, saluran 4, 5, 6 garam, agen dan pedagang pengecer.
dan 7 hanya dijadikan sebagai pem- Lembaga-lembaga tersebut melaku-
banding untuk skenario saluran kan fungsi pemasaran yang berbeda-
pemasaran bagi petani. Kondisi tersebut beda.
dimungkinkan apabila petani telah 2. Struktur pasar yang dihadapi pada
membentuk kelompok tani dan meng- masing-masing lembaga pemasaran
adopsi peran pengumpul. Dengan kata berbeda-beda. Pada tingkat petani
lain, kelompok tani yang telah terbentuk garam cenderung mengarah pada
diharapkan dapat mengumpulkan hasil pasar oligopsoni. Sturktur pasar yang
garam petani kemudian menjualnya ke dihadapi oleh pedagang pengumpul
lembaga pabrik atau perantara pabrik. dan petani-pengumpul cenderung
Oleh karena itu, dengan asumsi struktur bersifat oligopsoni. Struktur pasar
biaya pada saluran skenario tersebut yang cenderung oligopsoni juga
tetap, maka petani juga diharapkan akan dihadapi oleh pabrik garam, perantara
mendapatkan keuntungan dengan pabrik, agen dan pedagang pengecer.
mengambil alih nilai tambah dari proses Berdasarkan struktur pasar yang
pada saluran pemasaran tersebut. terbentuk tersebut akan membentuk
pola prilaku pasar yang menyesuaikan
SIMPULAN dengan struktur pasar yang dihadapi.
Berdasarkan hasil penelitian sistem 3. Berdasarkan indikator analisis efi-
pemasaran garam rakyat di Desa siensi operasional dan indikator
Lembung, Kecamatan Galis Kabupaten kualitatif menunjukkan bahwa sistem
Pamekasan, Jawa Timur pada Bulan pemasaran (saluran 1, 2, dan 3) yang

135
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

terbentuk belum efisien. Hal tersebut mengawasi jalannya peraturan peme-


terjadi karena petani masih memiliki rintah pusat mengenai penetapan
posisi tawar yang rendah sehingga harga jual garam.
hanya berperan sebagai penerima 2. Pemerintah sebaiknya dapat melaku-
harga. Adanya ketidakadilan yang kan pemberdayaan peran kelompok
dialami petani pada pemasaran garam tani. Selain itu adanya kelompok tani
rakyat juga menjadi alasan mengapa diharapkan dapat memanfaatkan pe-
saluran tersebut tidak efisien. Akan luang yang ada dalam sistem pemasar-
tetapi diantara 3 saluran tataniaga an garam rakyat untuk mencari
dengan titik awal petani, saluran 2 alternatif penjualan yang lebih meng-
rata-rata untuk semua kualitas untungkan. Kelompok tani juga di-
merupakan saluran yang relatif lebih harapkan mampu bekerja secara
efisien dibandingkan dengan saluran optimal dan melakukan pemasaran
lainnya. Sedangkan saluran 4, 5, 6, terhadap lembaga pemasaran yang
dan 7 tidak dilakukan pembandingan lebih menguntungkan. Selain itu,
efisiensi karena keempat saluran diharapkan pemerintah melakukan
tersebut digunakan sebagai pem- pendampingan bagi kelompok tani
banding rekomendasi skenario saluran yang baru terbentuk tersebut dalam hal
tataniaga yang efisien. Hal ini permodalan, pengawasan pemberian
disebabkan bahwa pada keempat hibah dan lain-lain.
saluran tersebut titik awal penyaluran 3. Untuk penelitian selanjutnya, diharap-
tidak dimulai pada tingkat petani. kan dapat menganalisis pendapatan
usahatani untuk memberikan gam-
SARAN baran yang lebih riil mengenai pen-
1. Pemerintah sebaiknya mulai lebih dapatan petani garam dan perlu juga
memperhatikan kondisi petani garam dilakukan pengkajian efisiensi harga
rakyat khususnya pendapatannya yang untuk mengetahui keterpaduan (inte-
rendah melalui fungsi pengawasan grasi) harga garam rakyat atau melalui
yang ditujukan terhadap sistem pe- pendekatan analisis market channel
masaran garam rakyat. Karena selama choice.
ini pemerintah hanya memusatkan
perhatiannya pada level usahatani DAFTAR PUSTAKA
yaitu dengan melaksanakan pember-
Asmarantaka, R W. 2012. Pemasaran
dayaan petani garam rakyat melalui
Agribisnis (Agrimarketing). Bogor
bantuan hibahnya (PUGAR). Namun
(ID): Institut Pertanian Bogor.
dilapangan permasalahan pelik pada
bidang penggaraman terpusat pada Dahl, D. C and J. W. Hammond. 1977.
sistem pemasaran yaitu adanya Market and price Analysis The
Agricultural Industries, Mc Graw,.
ketidakadilan pasar yang dihadapi
Hill Book Company. Newyork.
petani garam rakyat. Selian itu,
pemerintah diharapkan dapat mampu

136
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …

Kementerian Kelautan dan Perikanan Widiarto. 2012. Kajian Efektivitas


(KKP). 2010. Kelautan dan Implementasi Program
Perikanan Dalam Angka 2010. Pemberdayaan Usaha Garam
Pusat Data Statistik dan Informasi Rakyat di Desa Losarang,
(Pusdatin), Kementerian Kelautan Kabupaten Indramayu. Thesis.
dan Perikanan. Jakarta. Program Magister Profesional
Industri Kecil Menengah. Sekolah
KKP. 2011. Industrialisasi Usaha Garam
Pascasarjana. IPB. Bogor.
Rakyat. Jakarta (ID):KKP
KKP. 2013. Neraca Garam Nasional
2011. Jakarta: Direktorat KP3K.
Kementerian Kelautan dan
Perikanan RI.
Limbong, W.M dan P. Sitorus. 1987.
Pengantar Tataniaga Pertanian.
Bahan Kuliah. Jurusan Ilmu-ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Mukhtar. 2009. Garis Pantai Indonesia
Terpanjang Keempat di Dunia
(terhubung berkala).
http://www.kkp.go.id/index.php/ar
sip/c/1048/Garis-Pantai-
Indonesia-Terpanjang-Keempat-
di-Dunia/. [28 Februari 2013]
Nasution, M.1999. Koperasi: Konsepsi,
Pemikiran dan Peluang
Pembangunan Masa Depan
Bangsa. Departemen Kehutanan
dan Perkebunan RI. Jakarta.
Rochwulaningsih Y. 2013. Tata Niaga
Garam Rakyat dalam Kajian
Struktural. Jurnal Sejarah CITRA
LEKHA. Vol.18 p.59-66
Suherman T, Fauziah E dan Hasan F.
2011. Analisis Pemasaran Garam
Rakyat (Studi Kasus Desa
Kertasada, Kecamatan Kalianget,
Kabupaten Sumenep). Jurnal
EMBRYO. Vol 8. No 2

137
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla

Lampiran 1. Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat Kualitas KI di Desa Lembung


Saluran Marjin
Farmer’s Share Rasio π/c
Pemasaran Pemasaran
Saluran 1 2850 10.94 1.632
Saluran 2 2825 11.72 1.619
Saluran 3 2850 10.94 1.611
Saluran 4 3 063.44 13.75 1.620
Saluran 5 313.44 100.00 0.600
Saluran 6 513.44 100.00 1.080
Saluran 7 1 963.00 90.48 0.400

Lampiran 2. Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat Kualitas KII di Desa Lembung


Saluran Marjin
Farmer’s Share Rasio π/c
Tataniaga Tataniaga
Saluran 1 2875 10.16 1.549
Saluran 2 2875 10.94 1.569
Saluran 3 2900 9.38 1.528
Saluran 4 3 063.44 12.19 1.549
Saluran 7 1 963.00 90.48 0.400

Lampiran 3. Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat Kualitas KIII di Desa Lembung


Saluran Marjin
Farmer’s Share Rasio π/c
Pemasaran Pemasaran
Saluran 1 2975 7.03 1.475
Saluran 2 2950 7.81 1.499
Saluran 3 2925 8.59 1.519
Saluran 4 3 063.44 9.84 1.499
Saluran 7 1 963.00 90.48 0.400

138

Anda mungkin juga menyukai