ABSTRACT
Salt is a strategic and high economic valued commodity because it is needed in every human
food as a main raw material. The purpose of this research was to analyze marketing channels,
function, structure and marketing institutions of farmer salt commodity and to analyze the
efficiency of farmer salt marketing in any marketing channel using marketing margin, farmer’s
share and benefit cost ratio approach. The research showed that there were main channels, the
formation of which was based on the starting point of the distribution with different institutions,
functions and market structure in each channel. The result of operational efficiency analysis
indicator and qualitative indicator showed that all marketing channels were inefficient. This
was due to the fact that farmers had a role as a price taker and price fixing tended to be unfair
because farmer had a weak bargaining power. Thus, goverment role was hoped to change
farmers‘roles and improve the presence of farmer groups to increase farmer prosperity.
Keyword(s): salt, efficiency, farmer’s share, salt marketing
ABSTRAK
Garam merupakan komoditi strategis dan bernilai ekonomis tinggi. Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah menganalisis saluran pemasaran, fungsi pemasaran, struktur, dan perilaku
pasar oleh lembaga-lembaga pemasaran pada komoditi garam rakyat dan menganalisis efisiensi
saluran pemasaran garam rakyat pada setiap saluran pemasaran dengan pendekatan marjin
pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga
saluran utama yang terbentuk didasarkan pada titik awal penyaluran dengan lembaga, fungsi,
dan struktur pasar yang berbeda pada setiap salurannya. Hasil indikator analisis efisiensi
operasional dan indikator kualitatif menunjukkan bahwa saluran pemasaran yang terbentuk
belum efisien. Hal tersebut diakibatkan karena petani masih berperan sebagai penerima harga
dan kecenderungan pemberian harga yang tidak adil karena posisi tawar petani rendah. Oleh
karena itu, peran pemerintah diharapkan dapat mengubah peran petani dan mendorong adanya
kelompok tani untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Kata Kunci: garam, efisiensi, farmer’s share, pemasaran garam
121
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
122
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …
1
http://finance.detik.com/read/2012/01/09/180613/1810831/1036/harga-garam-di-konsumen-rp-6000-kg-petani-cuma-
dihargai-rp-750-kg [akses 18 Desember 2013]
123
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
124
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …
125
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
126
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …
127
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
128
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …
garam rakyat antara lain petani, petani- Rata-rata petani responden dalam
pengumpul, dan petani-pengumpul- penelitian ini memberikan upah bagi
pemilik UPG. pengumbal sebesar Rp25/kg. Jumlah total
garam dari petani responden yang dijual
Saluran Tataniaga I, II, dan III ke pedagang pengumpul, petani-
Secara keseluruhan pada saluran pengumpul dan petani-pengumpul-
pemasaran yang memiliki titik awal pemilik UPG masing-masing sebanyak
saluran berupa petani terbagi menjadi 3 666.000 kg, 282.240 kg, dan 234.000 kg.
saluran. Berdasarkan total jumlah petani Berdasarkan volume garam yang dijual
responden dalam penelitian ini masing- oleh petani, saluran 1 merupakan saluran
masing sebanyak 11 orang (24.44 persen) dengan volume terbesar yaitu sekitar
menjual ke pedagang pengumpul, 26 46.87 persen.
orang (57.78 persen) ke petani-
pengumpul dan 3 orang (6.67 persen) ke Saluran Tataniaga IV, V, dan VI
petani-pengumpul-pemilik UPG. Saluran Secara umum ketiga saluran ini
pemasaran II merupakan saluran yang dikelompokkan berdasarkan titik awal
paling banyak dilalui oleh petani garam di penyaluran garam rakyat yang dimulai
Desa Lembung. Sedangkan 5 orang dari lembaga petani-pengumpul. Petani-
petani lainnya merupakan petani yang pengumpul yang menjadi responden
merangkap sebagai pengumpul sebanyak dalam penelitian ini sebanyak 4 orang.
4 orang dan 1 orang sebagai pengumpul Individu tersebut melakukan kegiatan
dan pemilik UPG. usahatani garam yang hasilnya disalur-
kan ke beberapa lembaga yaitu bandul
129
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
130
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …
131
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
sendiri oleh lembaga tersebut dengan juga beberapa petani yang melakukan
mempertimbangkan berbagai faktor peminjaman modal usaha pada pedagang
seperti biaya dan marjin yang ingin pengumpul. Kerjasama lainnya juga
didapatkan. Lembaga tersebut akan dilakukan oleh pedagang pengumpul
menjual garamnya langsung ke pedagang dengan perantara pabrik (bandul). Ada-
pengecer, yang kemudian pedagang nya kerjasama-kerjasama yang dilakukan
pengecer akan menjual ke konsumen oleh lembaga-lembaga tersebut juga
akhir. Pedagang pengecer tidak dapat dapat berperan menjaga kontinuitas
melakukan tawar menawar dalam hal ini pasokan garam rakyat dan dapat
karena harga akan ditentukan secara mengurangi biaya transaksi.
langsung oleh lembaga tersebut.
EFISIENSI OPERASIONAL
Sistem Pembayaran Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat
Sistem pambayaran dalam transaksi Kualitas KI
garam rakyat di antara lembaga tataniaga Saluran tataniaga 1, 2, dan 3
yang terlibat pada sistem tataniaga garam memiliki total nilai marjin pemasaran
rakyat dibedakan menjadi 2 yaitu secara yaitu Rp2.850/kg untuk saluran 1,
tunai dan dibayar kemudian. Sistem Rp2.825/kg untuk saluran 2 dan Rp2.850
pembayaran secara bayar kemudian untuk saluran 3. Saluran 2 memiliki nilai
hanya dilakukan oleh pedagang pe- farmer’s share terbesar yaitu 11,72
ngumpul kepada petani garam. Pada persen. Nilai 11,72 persen ini berarti
umumnya petani akan menerima bahwa petani hanya mendapatkan sekitar
pembayaran 2 hari sampai satu minggu 11,72 persen dari total keseluran nilai
tergantung jumlah yang akan dijual oleh yang dibayarkan oleh konsumen akhir.
pedagang pengumpul. Pada mekanisme Selain itu, saluran 1 dan 3 merupakan
pembayaran kemudian, petani akan saluran dengan nilai farmer’s share
sangat dirugikan akibat adanya terkecil yaitu sebesar 10,94 persen.
ketidakpastian selama waktu tunggu Saluran 3 merupakan saluran dengan nilai
tersebut. Sedangkan lembaga-lembaga rasio π/c terkecil yaitu 1,611.
pemasaran lainnya seperti pabrik garam, Berdasarkan kriteria indikator
bandul, agen dan pedagang pengecer efisiensi yang telah dijelaskan di atas
akan melakukan pembayaran secara dapat disimpulkan untuk sementara
tunai. bahwa garam rakyat kualitas KI relatif
lebih efisien pada saluran 2. Hal ini
Kerjasama Antar Lembaga dikarenakan nilai farmer’s share yang
Kerjasama yang dilakukan antara tinggi dibandingkan dengan saluran yang
petani dan pedagang pengumpul yang lain (saluran 1 dan saluran 3) yaitu
terjalin selama bertahun tahun. Petani sebesar 11,72 persen. Selain itu, nilai
yang sama akan melakukan penjualan rasio π/c sebesar 1,619 merupakan nilai
pada pedagang pengumpul yang sama. yang relatif sesuai dengan kegiatan-
Selain itu, menurut informasi terdapat kegiatan produktif yang telah dilakukan
132
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …
oleh lembaga pemasaran yang terlibat perbedaan titik awal penyaluran tersebut.
dalam saluran 2. Nilai rasio π/c yang Lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1.
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
saluran 3 disebabkan total keuntungan Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat
yang lebih tinggi sebesar Rp1.894 dengan Kualitas KII
total biaya pemasaran sebesar Saluran pemasaran yang memiliki
Rp1.169,308. nilai marjin terbesar adalah saluran 3
Saluran 4 memberikan marjin yaitu sebesar Rp2.900 /kg. Saluran pe-
sebesar 3.063.44, nilai farmer’s share masaran 1 dan 2 memiliki nilai marjin
sebesar 13,75 dan nilai rasio π/c sebesar pemasaran yang sama yaitu sebesar Rp
1,62. Ketiga nilai indikator tersebut 2.875/kg, sedangkan saluran 4 memiliki
merupakan yang terbesar dibandingkan nilai marjin sebesar Rp3.063,44/kg.
dengan saluran lainnya. Namun nilai Saluran 7 memiliki nilai marjin sebesar
farmer’s share tersebut memiliki Rp1.963/kg dan nilai marjin tersebut
pengertian yang berbeda jika dibanding- merupakan nilai marjin yang terkecil
kan dengan saluran 1, 2 dan 3. Saluran 4 dibandingkan dengan saluran lainnya.
juga tidak dapat secara langsung Selain itu, masing-masing saluran memi-
dibandingkan dengan saluran 5 dan 6. liki nilai farmer’s share yang berbeda-
Saluran 5 memberikan nilai marjin beda yaitu secara berturut-turut sebesar
sebesar Rp313.44, nilai farmer’s share 10,16 persen untuk saluran 1; 10,94
sebesar 100 persen dan rasio π/c sebesar persen untuk saluran 2; 9,38 persen untuk
0,6. Pada saluran 6 memberikan nilai saluran 3; 12,19 persen untuk saluran 4;
marjin sebesar Rp513,44, nilai farmer’s dan 90,48 persen untuk saluran 7.
share sebesar 100 persen dan nilai rasio Saluran 2 dinilai lebih efisien dari-
π/c sebesar 1,62. Berdasarkan indikator pada marjin tataniaga yang dihasilkan
efisiensi operasional dapat disimpulkan oleh saluran lainnya (1 dan 3). Hal ini
bahwa saluran 6 merupakan saluran yang karena pada saluran 2 terdapat banyak
relatif lebih efisien dibandingkan dengan kegiatan produktif yang tercermin pada
saluran 5 besaran nilai total biaya pemasaran yaitu
Pada saluran 7 memberikan nilai sebesar Rp1.201.88/kg. Selain itu, nilai
marjin pemasaran sebesar Rp1.963, nilai farmer’s share saluran 2 merupakan nilai
farmer’s share sebesar 90,48 persen dan farmer’s share terbesar yaitu 10,94
nilai rasio π/c sebesar 0,4. Nilai dari persen. Total nilai rasio π/c untuk saluran
indikator-indikator efisiensi tersebut me- 2 merupakan juga yang terbesar yaitu
rupakan yang terbesar apabila dibanding- sebesar 1,569. Lebih jelasnya dapat
kan dengan saluran yang melakukan dilihat di lampiran 2.
proses pengolahan garam menjadi garam
beryodium. Namun saluran 7 tidak Efisiensi Pemasaran Garam Rakyat
memungkinkan untuk dibandingkan Kualitas KIII
dengan saluran-saluran yang lain, akibat Saluran 1, saluran 2 dan saluran 3
masing-masing memiliki nilai marjin
133
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
sebesar Rp2.975/kg, Rp2.950/kg dan andil dalam penetapan harga dan mutu
Rp2.925/kg. Saluran 4 memiliki nilai atau sebagai penerima harga
total marjin sebesar 3.063.44 dan sebesar 2. Penetapan kualitas garam yang tidak
Rp1.963/kg untuk saluran 7. Masing- transparan sangat memberatkan petani
masing saluran tersebut memiliki nilai dan adanya penyimpangan klasifikasi
farmer’s share yang berbeda yaitu secara menjadi subklasifikasi yang ditetap-
berturut-turut sebesar 7,03 untuk saluran kan oleh pabrik garam.
1; 7,81 untuk saluran 2, 8,59 untuk 3. Proses penimbangan karung garam
saluran 3; dan 9,84 untuk saluran 4 dan yang cenderung tidak adil
sebesar 90,48 untuk saluran 7, sehingga 4. Mekanisme pembayaran kemudian
saluran yang memiliki nilai farmer’s oleh pengumpul yang menimbulkan
share terbesar adalah saluran 3. Nilai ketidakpastian dan cenderung me-
farmer’s share yang besar tersebut rugikan petani.
dipengaruhi oleh besarnya harga jual 5. Harga dasar garam yang ditetapkan
yang diterima petani. Selain itu, saluran 3 oleh pemerintah tidak berlaku di
juga mempunyai nilai rasio π/c terbesar lapangan.
yaitu 1,519. Jadi berdasarkan berbagai 6. Besarnya marjin pemasaran dan
indikator efisiensi operasional dapat kecilnya nilai farmer’s share yang
diambil kesimpulan sementara bahwa terbentuk dalam saluran pemasaran.
saluran tataniaga 3 relatif lebih efisien Fakta-fakta di lapangan tersebut
untuk kualitas KIII. Lebih jelasnya dapat merupakan bukti bahwa terjadi ketidak-
dilihat di lampiran 3 adilan yang dialami oleh petani garam.
Oleh karena itu, peran para stakeholder
IMPLIKASI EFISIENSI terutama pemerintah sangat dibutuhkan
PEMASARAN GARAM RAKYAT untuk melakukan kontrol dan melakukan
Penetapan kriteria efisien pemasaran inisisasi untuk memberdayakan petani
dengan mempertimbangkan variabel khususnya untuk meningkatkan kekuatan
kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian posisi tawar. Hal ini didasarkan pada
ini hanya didasarkan pada saluran yang fakta bahwa permasalahan utama dalam
dilalui oleh petani murni (saluran 1, 2 dan proses pemasaran garam rakyat terletak
3). Hal ini dikarenakan hampir 95 persen pada rendahnya posisi tawar yang
petani responden menggunakan ketiga dimiliki petani.
saluran tersebut. Oleh karena itu, Adanya peran kelompok tani yang
berdasarkan kedua analisis tersebut aktif diharapkan dapat meningkatkan
(kuantitatif dan kualitatif) dapat di- posisi tawar petani terutama dalam
simpulkan bahwa pemasaran garam mengakses pasar yang menguntungkan
rakyat di Desa Lembung belum efisien. petani, sehingga meningkatkan harga jual
Beberapa alasan yang mendasarinya garam. Alternatif pembentukan kelom-
adalah sebgai berikut: pok tani ini berdasarkan Nasution (1999)
1. Lemahnya posisi tawar petani yang menyatakan bahwa kemampuan
menyebabkan petani tidak memiliki usaha kecil dapat diberdayakan melalui
134
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …
135
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
136
Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus …
137
Ahmad Syariful Jamil, dan Netti Tinaprilla
138