1. Varietas Gayo 1
Varietas Gayo 1 merupakan salah satu varietas yang telah dilepas oleh
Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai varietas unggul (Keputusan
Menteri Pertanian RI Nomor:3998/Kpts/SR.120/12/2010, tanggal 29 Desembe2010).
2. Varietas Gayo 2
Varietas Gayo 2 juga merupakan varietas yang telah dilepas oleh Kementerian
Pertanian Republik Indonesia sebagai varietas unggul
unggul (Keputusan Menteri Pertanian
Nomor:3999/Kpts/SR.120/12/2010, tanggal 29 Desember 2010).
Dendan ciri sebagai berikut;
3. Varietas P-88
Varietas ini berasal dari Thailand, didatangkan kedaerah dataran tinggi Gayo
pada awal tahun 1993. Varietas P-88 mempunyai mutu seduhan yang sangat baik,
oleh karena itu direncanakan dalam waktu dekat akan dilepas secara nasional. Ciri-
ciri varietas ini adalah sebagai berikut;
4. S795
Tipe pertumbuhan tinggi agak melebar, daun rimbun sehingga batang pokok
tidak tampak dari luar, buah seragam, biji berukuran besar tetapi tidak
seragam,nisbah biji buah15,7%,berbunga pertama umur 15-24 bulan,produktivitas
10-15 kwintal/ha pada populasi 1.600-2.000 pohon.Pada ketinggian lebih dari
1.000mdpl tahan serangan karat daun dan pada ketinggian kurang dari 900mdpl
agak tahan penyakit karat daun,citarasa cukup baik.
5. Andungsari 1
Tipe pertumbuhan katai (dwarf),daun oval bergelombang,lentur dan lebar,
buah masak kurang serempak,biji lonjong,nisbah biji buah 14,9%, berbunga pertama
umur 15-24 bulan, produktivitas 35 kwintal/ha pada populasi 3300 pohon/ha untuk
pola tanam monokultur pada lahan datar. Padaketinggian lebih dari 1.000 mdpl
rentan penyaki tkarat daun, citarasa baik.
6.Sigarar Utang
Produktivitasnya mencapai 1.500kg perhektar. Varietas ini memiliki
keistimewaan bisa berbuah terus menerus mengikuti pola sebaran hujan.Bijiny
aberukuran besar, rentan terhadap hama bubuk buah dan nematoda, namun cukup
tahan penyakit karat daun.Disarankan ditanam pada ketinggian diatas 1.000mdpl.
7. Klon Andungsari 2K
Bentuk pohon semi katai.Perlu penaung dan cocok untuk rehabilitasi
kebun.Rata-rata hasil perpohon tinggi 1,25kg perpohon.Bisa diperbanyak dengan
sambung pucuk,sebaiknya disambung dengan batang bawah Robusta BP308 untuk
menghin dari serangan nematoda.Citarasa sangat bagus. Rakus hara (dosis pupuk
kimia minimal 10,5kg/pohon+pupuk kandang 10 kg).
8. Komasti
Percabangan agak melebar, mendatar, dan kokoh,diameter tajuk terpanjang
mencapai 210cm. Ruas cabang agak lebar (ruas dompolan buah) agak longgar,
berukuran rata-rata 4,3cm, percabangan sekunder tidak terlalu aktif. Daun oval
membula tujung meruncing, helaian tebal dan kaku.Daun tua berwarna hijau tua,
daun muda berwarna hijau kecoklatan, sedangkan tunas daun(flush) berwarna coklat
kehijauan.
Buah muda berwarna hijau agak kusam sedangkan buah masak berwarna merah
tua,masak serempak. Berat 100buah merah rata-rata 230gram.
Biji bentuk membulat berat 100butir biji 18,4gram, rendemen 18% dan persentase
biji normal 89%.
Potensi hasil 2,1 ton untuk populasi 2.000 pohon/buah. Ketahanan HPT tahan
penyakit karat daun,agak tahan nematoda R.similisdan P.Caffeae. Agak tahan
penggerek buahkopi(PBKo oleh Hypothe nemushampei).
PEMANGKASAN KOPI
2. Pemangkasan produksi
Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang telah dewasa telah
menghasilkan). Dikalangan petani banyak terjadi kekeliruan tentang pemangkasan
yang berasumsi bahwa semangkin banyak cabang yang di pelihara semangkin
banyak produksi. Asumsi seperti itu salah, sebab semboyan pemangkasan kopi
adalah : belum tentu banyak cabang banyak buah, tapi mustahil berbuah jika tidak
ada cabang, oleh karena itu misteri ini harus dijawab dengan mentaxasi jumlah
cabang produksi yang di pelihara.
Pangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang telah menghasilkan terdiri dari :
• Pemangkasan Ringan
Pemangkasan ringan terdiri dari wiwilan kasar dan wiwilan halus, wiwilan kasar
yaitu membuang semua wiwilan yang tidak di perlukan dengan tangan ( jangan
denagan gunting ) agar ruang yang pendek dari wiwilan itu ikut terbuang . wiwilan
kasar ini dilakukan pada tiap satu bulan sekali pada musim hujan dan dua bulan
sekali pada musim kemarau. Wiwilan yang halus yaitu memangkas cabang balik ,
cabang liar, cabang cacing, cabang sakit dan cabang produksi yang telah produktif
tiga kali. Wiwilan halus ini harus dilakukan setelah 3 bulan dari pemangkasan berat
dan di ulangi setiap 3 bulan kemudian.
• Pemangkasan Berat
Pemangkasan berat dtujukan terhadap tanaman kopi yang telah dewasa serta
kurang pemeliharaan.Pemangkasan berat dilakukan 5 tahun sekali setelah panen
kopi selesai jika tanaman kopi dilakukan pemangkasan maka butuh waktu 24 bulan
sehingga dapat berproduksi kemabali seperti tumbuhan menghasilkan.
Jika telah dilakukan pemangkasan berat, apabila sudah panen dan akhir masa
panen dilakukan pemangkasan produksi yang di kenal denagan istilah PANGLEPAN
(pangkas lewat panen) adapun pemangkasan produksi (PANGLEPAN) adalah
sebagai berikut:
a. Wiwilan kasar
b. Memangkas cabang adventif ( cabang yang tidak berguna )
c. Memangkas cabang-cabang tua yang sudah berbuah 2 kali
d. Memangkas cabnag yang tumpang tindih
Jika kita ingin mentaxasi produksi kopi maka harus di ketahui berapa cabang
primer, cabang sekunder dan cabang produktif yang di pelihara dalam satu batang (
pohon kopi ).
Dengan system pemangkasan ala MERCI ( Berselang seling ) cabang lateral
yang dipelihara maka taxasi produksi sebagai berikut:
- Cabang Primer ( lateral ) yang di pelihara =4
- Cabang sekunder yang di pelihara dalam 1 cabang primer =3
- Cabang sekunder dipelihara cabang produksi =3
- Jumlah dompolan pada cabang produksi =8
- Jumlah buah kopi per dompolan =9
- Jumlah biji kopi per buah kopi merah =2
= 1,72 Kg / batang
3. Pemangkasan rejuvinasi
Rejuvinasi tanaman kopi adalah usaha untuk memperbaiki pertanaman kopi
yang kondisinya rusak agar menjadi baik kembali sehingga produktivitas menjadi
tinggi.
Factor-faktor penyebab tanamann kopi banyak yang rusak dan produktifitasnya
rendah adalah :
a. Umur tanaman telah tua
b. Kerapatan/populasi tanaman per Hektar kurang dari semestinya (banyak
tanaman yang mati)
c. Jarak tanam yang tidak teratur
d. Tanaman diserang hama penyakit
e. Pemangkasan tanaman kopi dilaksanakan secar tidak teratur
f. Naungan tidak teratur
g. Kondusi kebun terlalu lembab
h. Kesuburan tanah telah menurun
i. Dan lain-lain.
PENAUNGAN
Tanaman kopi pada dasarnya merupakan tanaman yang suka terhadap
naungan seperti daerah asalnya di Afrika.Oleh karena itu penanaman kopi dii tingkat
petani harus di sertai dengan penanaman naungan agar dia lebih sesuai dengan
keadaan tumbuhnya.
Apabila tanaman kopi tidak di beri naungan maka akan terjadi penurunan
produksi, akibat perubahan suhu ( kenaikan suhu 2O C setiap tahun).
Ada dua macam penaung yang harus di kelola dalam budidaya kopi arabika,
yaitu penaung sementara berfungsi menaungi tanaman kopi muda sebelum
penaung tetap dapat berfungsi optimal dan penaung tetap yang berpungsi mengatur
stabilitas daya hasil tanaman.kedua macam penaung tersebut ditanam sebelum
penanaman kopi yaitu dilakukan sebelum pembuatan lubang tanam.
Kegunaan naungan:
- Mengurangi bahaya erosi
- Mengurangi intensitas cahaya matahari, karena pohon kopi tidak cocok dengan
terlalu banyak cahaya.
- Penyeimbang suhu pada siang hari dan pada malam hari serta menjaga iklim
tetap stabil.
- Sumber bahan pupuk organik, misalnya pohon pelindung leguminosa , mengikat
nitrogen sehingga menyuburkan tanah .
- Sebagai penahan angina dan erosi
- Mengurangi bahaya embun upas (fros) terutama pada daerah tinggi
- Mencegah over bearing (buah kelewat lebat sehingga mengakibatkan kematian)
- Unsur hara yang meresap jatuh kedalam tanah yang tidak terambil oleh kopi
dapat di ambil oleh akar pohon tanaman naungan, sehingga dapat di kembalikan
lagi ke permukaan tanah melalui daun pohon naungan yang gugur ke tanah.
- Bisa menjadi sumber kayu bakar bagi petani.
1. Naungan Sementara
Pengelolaan naungan sementara
a. Penaung sementara di fungsikan pada saat awal penanaman hingga tanaman
berumur 2 tahun , yaitu pada saat penaungan tetap belum dapat berfungsi
sebagai penaung.
b. Naungan sementara sebaiknya ditanam 6-12 bulan sebelum tanaman kopi di
pindahkan dari polibeg.
c. Naungan sementara harus dipangkas 2-3 kali per tahun untuk mencegah
menjadi gulma.
d. Naungan sementara di potong setelah naungan tetap berfungsi sempurna.
e. Pohon pelindung (penaung) sementara yang umum di gunakan adalah :
Tepkrosia Camdida, Clotaria (orok-orok), lajanus cajan (kacang one).
2. Naungan Tetap
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh naungan tetap
- Perakaran dalam , cabang mudah diatur
- Tajuk tidak terlalu rimbun dan mampu meneruskan cahaya secara di fus
- jenis family Leguminosal
- banyak menghasilkan bahan organic
- tidak menjadi inang dari hama dan penyakit mampu menimbulkan efek
ALELOPATI/ sifat melindungi terhadap tanaman kopi.
- tahan di pangkas ( mampu memulihkan tajuk setelah di pangkas )
- mempunyai nilai kayu bakar yang bagus
- ukuran daun relative kecil, mudah rontok dan meneruskan cahaya ke pohon
kopi.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk memperbanyak tanaman kopi adalah
1. Secara Generatif
2. Secara Vegetatif
Keungulan Kelemahan
• Mudah dilakukan dan lebih cepat • Populasi tanaman kurang seragam
• Dalam waktu yang singkat dapat • Daya hasil lebih rendah di banding
memperoleh bibit yang bayak secara vegetatif dan belum tentu
sama dengan pohon induk
• Tidak perlu keterampilan khusus
Benih kopi tergolong pada jenis benih rekalsitran yaitu benih yang akan
kehilangan daya kecambahnya apa bila kadar air menurun, sehingga kesalahan
perlakuan benih setelah panen akan berpengaruh terhadap perkecambahan benih.
Beberapa tahap yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman secara Generatif
antara lain :
a. Sumber Benih
- Berasal dari pohon induk terpilih (jelas asalnya) atau yang telah di
rekomendasikan dari dinas terkait.
- Pohon induk berasal dari hamparan kebun dengan varietas yang sama
- Bibit Unggul/lokal (genetis dan lingkungan)
- Pohon induk tumbuh pada lahan yang sesuai dan terawat secara optimal
b. Peyemaian Benih
- Tempat penyemaian benih harus berdrainase
baik dan dekat dengan sumber air
- Kondisi lahan datar dan adaya pelindung
- Media semai yang digunakan sebainya
lapisan atas (top soil) dan bahan organik
dengan perbandingan 2 : 1, media sebainya
difumigasi
- Di buat gundukan atau bedengan dengan
ukuran lebar ± 120 Cm dengan panjang
disesuakan an di beri atap menghadap ke
arah Timur.
- Penanaman benih dengan jarak 3 x 5 cm
dengan kedalama 0,5 cm dengan meletakan bagian yang rata pada biji kopi di
bawah,dan bagian atas peyemaian ditutup dengan potongan jerami atau alang-
alang.
c. Pemindahan Kecambah ke polybag
- Kecambah yang dipindahkan ke polybag pada stadia serdadu atau kepelan
(Pegege)
- Kecambah di seleksi yang tumbuh normal ( Tumbuh sehat,memiliki akar tunggal
yang normal,tidak bengkok ataupun bercabang).
- Kemudian kecambah ditanam kedalam polybag dengan melubangi terlebih
dahulu media tanam.
d. Pemeliharaan bibit
Kecambah yang telah tumbuh menjadi bibit selama masa pertumbuhannya
sampai dipindahkan ke kebun harus dipelihara dengan baik. Pemeliharaan bibit
meliputi :
- Melakukan penyiraman, dilakukan sesuai kondisi lingkungan, dengan cara
meyiram pada setiap bibit.
- Penyiangan gulma dilakukan pada media pembibitan maupun lahan tempat
pembibitan, sebaiknya dilakukan secara manual.
- Pemupukan sesuai umur bibit, dengan cara membenamkan atau meyiramkan
larutan pupuk
- Pengendalian hama dan peyakit secara manual ataupun pestisida organik
- Bibit siap dipindahkan ke kebun apa bila telah memiliki 6 (enam) pasang daun.
Keunggulan Kelemahan
• Tanaman seragam dan identik / • Membutuhkan keterampilan dan
serupa dengan tanaman induknya tenaga kerja lebih banyak
• Dapat mempercepat masa prosuksi • Dalam waktu singkat sulit
memperoleh bibit dalam jumlah yang
bayak
• Daya hasil lebih tinggi • Periode peyimpanan bahan tanaman
pendek
• Lebih toleran terhadap kekeringan
• Memperbaiki tanaman yang telah
tumbuh, sehingga jenis varietan yang
tidak diinginkan diubah dengan jenis
yang dikehendaki
Pemeliharaan sambungan
1. Selama dalam proses penyungkupan dilakukan penyiraman pada pagi hari
dengan frekuensi1-2 hari sekali tergantung kondisi. Penyiraman dilakukan
dengan menggunakan knapsackpayer, untuk menghasilkan semburan yang
halus.
2. Dua minggu setelah sambung dilakukan pemeriksaan hasil sambungan.
Sabungan jadi ditandai dengan tidak layunya bibit hasil sambungan.
3. Dilakukan hardening (penguatan) yaitu dengan cara membuka sangkup secara
bertahap.
4. Selanjutnya bibit dipelihara sebagaimana memelihara bibit pada umunya.
B. Stek
Penyetekan adalah sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan bagian
dari tanaman seperti : akar, batang, daun dengan maksud agar bagian-bagian
tersebut membentuk akar. Bagian tanaman kopi yang dapat digunakan untuk bahan
setek adalah cabang atau tunas air yang tumbuh keatas (cabang orthotrop) Atau
cabang yang tumbuh kesamping (cabang plagiotrop). Setek yang berasal dari
cabang orthotrop dapat menghasilkan cabang orthotrop dan plagiotrop, sedangkan
setek yang berasal dari cabang plagiotrop hanya akan menghasilkan cabang
plagiotrop.
Keuntungan : keuntungan utama cara setek adalah dapat menghsilkan tanaman
yang sempurna dengan akar, daun dan batang dalam waktu relatif singkat, bersifat
serupa dengan induknya dan produktifitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman kopi hasil biji. Tahapan pelaksanaan penyetekan adalah sebagai berikut :
• Penyiraman dilakukan 1-2 hari sekali dengan cara membuka salah satu sisi
sungkup dan segera ditutup kembali. Penyiraman sebaiknya menggunakan
knapsack sprayer.
• Setelah berumur 2,5-3 bulan dilakukan pembukaan sungkup secara bertahap
• Setek dipindahkan ke polybag setelah berumur 5-6 bulan dan pelihara
sebagaimana memelihara bibit pada umumnya,
• Setek dapat dipindahkan ke lapangan setelah memiliki 5-6 pasang daun.