Anda di halaman 1dari 16

BAHAN TANAM

Salah satu faktor p e nentu keberhasilan pengembangan ko p i adalah adanya


dukungan ketersediaan b a han tanam unggul dan bermutu.Bebera pa varietas kopi
yang dianjurkan dan sifat- s ifat agronominya adalah:

1. Varietas Gayo 1

Varietas Gayo 1 merupakan salah satu varietas yang telah dilepas oleh
Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai varietas unggul (Keputusan
Menteri Pertanian RI Nomor:3998/Kpts/SR.120/12/2010, tanggal 29 Desembe2010).

Dengan ciri sebagai berikut;

• Pertumbuhan tinggi dan kokoh,


• Warna daun hijau tua, pupus berwarna coklat muda,
• Buah muda berwarna hijau bersih, buah masak berwarna merah cerah,
bentuk buah agak memanjang, ujung agak tumpul dan masak buah kurang
serempak,
• (Hemeleia vastatrix, B et Br),
Lebih toleran terhadap penyakit Karat Daun (Hemeleia
• Mutu fisik dan seduhan sangat baik.

2. Varietas Gayo 2

Varietas Gayo 2 juga merupakan varietas yang telah dilepas oleh Kementerian
Pertanian Republik Indonesia sebagai varietas unggul
unggul (Keputusan Menteri Pertanian
Nomor:3999/Kpts/SR.120/12/2010, tanggal 29 Desember 2010).
Dendan ciri sebagai berikut;

• Tipe pertumbuhan tinggi, melebar dengan perdu kokoh,


• Daun tua berwarna hijau tua, pupus berwarna coklat kemerahan,
• Buah merah agak bulat dan berwarna merah muda,
• (Hemeleia vastatrix, B et Br),
Agak tahan penyakit Karat Daun (Hemeleia
• Mutu fisik dan seduhan sangat baik.

3. Varietas P-88

Varietas ini berasal dari Thailand, didatangkan kedaerah dataran tinggi Gayo
pada awal tahun 1993. Varietas P-88 mempunyai mutu seduhan yang sangat baik,
oleh karena itu direncanakan dalam waktu dekat akan dilepas secara nasional. Ciri-
ciri varietas ini adalah sebagai berikut;

• Type pertumbuhan sedang,


• Percabangan agak lentur, ruas pendek,
• Warna daun tua hijau muda, pupus berwarna coklat,
• Buah merah berwarna merah kusam dan tertutup daun,
• (Hemeleia vastatrix B et Br),
Lebih toleran terhadap penyakit karat daun (Hemeleia
Hasil penelitian menunjukan, bahwa hubungan ketinggian tempat dengan
mutu seduhan (citarasa) yang terbaik adalah untuk varietas Gayo 1 1000-1250 m
dpl, P-88 1250-1400 m dpl dan Gayo 2 di atas 1400 m dpl (Surip Mawardi,
dkk,2009)

4. S795
Tipe pertumbuhan tinggi agak melebar, daun rimbun sehingga batang pokok
tidak tampak dari luar, buah seragam, biji berukuran besar tetapi tidak
seragam,nisbah biji buah15,7%,berbunga pertama umur 15-24 bulan,produktivitas
10-15 kwintal/ha pada populasi 1.600-2.000 pohon.Pada ketinggian lebih dari
1.000mdpl tahan serangan karat daun dan pada ketinggian kurang dari 900mdpl
agak tahan penyakit karat daun,citarasa cukup baik.

5. Andungsari 1
Tipe pertumbuhan katai (dwarf),daun oval bergelombang,lentur dan lebar,
buah masak kurang serempak,biji lonjong,nisbah biji buah 14,9%, berbunga pertama
umur 15-24 bulan, produktivitas 35 kwintal/ha pada populasi 3300 pohon/ha untuk
pola tanam monokultur pada lahan datar. Padaketinggian lebih dari 1.000 mdpl
rentan penyaki tkarat daun, citarasa baik.

6.Sigarar Utang
Produktivitasnya mencapai 1.500kg perhektar. Varietas ini memiliki
keistimewaan bisa berbuah terus menerus mengikuti pola sebaran hujan.Bijiny
aberukuran besar, rentan terhadap hama bubuk buah dan nematoda, namun cukup
tahan penyakit karat daun.Disarankan ditanam pada ketinggian diatas 1.000mdpl.

7. Klon Andungsari 2K
Bentuk pohon semi katai.Perlu penaung dan cocok untuk rehabilitasi
kebun.Rata-rata hasil perpohon tinggi 1,25kg perpohon.Bisa diperbanyak dengan
sambung pucuk,sebaiknya disambung dengan batang bawah Robusta BP308 untuk
menghin dari serangan nematoda.Citarasa sangat bagus. Rakus hara (dosis pupuk
kimia minimal 10,5kg/pohon+pupuk kandang 10 kg).

8. Komasti
Percabangan agak melebar, mendatar, dan kokoh,diameter tajuk terpanjang
mencapai 210cm. Ruas cabang agak lebar (ruas dompolan buah) agak longgar,
berukuran rata-rata 4,3cm, percabangan sekunder tidak terlalu aktif. Daun oval
membula tujung meruncing, helaian tebal dan kaku.Daun tua berwarna hijau tua,
daun muda berwarna hijau kecoklatan, sedangkan tunas daun(flush) berwarna coklat
kehijauan.

Buah muda berwarna hijau agak kusam sedangkan buah masak berwarna merah
tua,masak serempak. Berat 100buah merah rata-rata 230gram.
Biji bentuk membulat berat 100butir biji 18,4gram, rendemen 18% dan persentase
biji normal 89%.

Potensi hasil 2,1 ton untuk populasi 2.000 pohon/buah. Ketahanan HPT tahan
penyakit karat daun,agak tahan nematoda R.similisdan P.Caffeae. Agak tahan
penggerek buahkopi(PBKo oleh Hypothe nemushampei).

Daerah adaptasi ketinggian >1.000mdpl, tipe iklim A,B,C,D (Schmidt dan


Ferguson).

Setiap varietas mempunyai adaptabilitas serta keunggulan tertentu.Oleh karena


itu pemilihan varietas untuk kebun benih selain tergantung keperluan akan benih
dilokasi sekitar kebun,juga harus memenuhi persyaratan klimatolog islokasi,

PEMANGKASAN KOPI

BAGIAN PADA TANAMAN KOPI

Dalam mengenal bagian-bagian kopi mengunakan istilah yang beraneka ragam.


Agar tidak membingungkan dalam pemangkasan kopi, maka di pakai suatu
keterangan istilah yang digunakan sebagai berikut :

Bagian-bagian pohon kopi terdiri dari;

1. Batang , pokok (kayu batang) Ortotrop


2. Wiwilan (Tunas Air)
3. Cabang primer ( kayu primer)
4. Cabang cambuk
5. Cabang kipas
6. Cabang cacing
7. Cabang balik
8. Cabang liar ortotrop
9. Cabang sekunder (kayu sekunder)
10. Cabang tersier ( kayu tersier)

Keterangan : 1,2,8 = bersifat Ortotrop ( tegak keatas )


3,4,5,6,7,9,10 = bersifat plagiotrop (arah kesamping)

Secara umum pemangkasan kopi dilakukan dengan membuang cabang-cabang


adventif (cabang yang tidak di inginkan) diantaranya adalah : memotong cabang
cambuk, cabang kipas , cabang cacing, cabang balik, cabang liar ortotrop , cabang
yang terlalu tumpang tindih, cabang kering serta cabang produksi yang telah
berbuah 2-3 kali ( tua)
TUJUAN PEMANGKASAN KOPI

Pemangkasan tanaman kopi apakah robusta maupun arabika di Indonesia


umumnya menggunakan system batang tunggal.
Tindakan teknis budidaya (pemangkasan kopi) terutama bertujuan untuk
mendapatkan keseimbanagan pertumbuhan vegetative dengan petumbuhan
generative sehingga produksi lebih optimal dan continiu sepanjang tahun.

Para ahli mengaturkan manfaat pemangkasan kopi sebagai berikut:


1. Agar tanaman kopi tetap rendah sehingga lebih mudah panen
2. Untuk mendapatkan cabang-cabang produktif baru secara continiu dan optimal
3. Memudahkan pemasukan cahaya kedalam tubuh tanaman kopi untuk
merangsang pembungaan
4. Memperlancar peredaran udara didalam kebun sehingga dapat memperlancar
penyerbukan dan mengurangi pelembapan kebun
5. Mengatur letak, umur dan bentuk cabang produktif sesuai dengan pola yang
dikehendaki
6. Untuk membuang cabang-cabang yang tidak di kehendaki, misalnya cabang
yang telah tua dan tidak produktif lagi, cabang kering yang terserang hama
penyakit dan cabang-cabang yang tidak di perlukan.
7. Membantu mencegah tersebarnya penyakit pada tanaman kopi
8. Untuk mengurangi biennial bearing produksi tetap merata pada tiap tahun.

MACAM-MACAM PEMANGKASAN TANAMAN KOPI


Berdasarkan atas pertumbuhan tanaman kopi yang bersifat dimorfisme (turun
temurun) maka pemangkasan dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu:

1. Pemangkasan batang tunggal


2. Pemangkasan batang ganda

1. Pemangkasan batang tunggal


a. Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman muda umur 1-2 tahun yang
belum menghasilkan atau tanaman muda hasil rejuvinasi. Kegiatan dilakukan adalah
pemenggalan batang secara sekaligus yang disunat, dapat tumbuh beberapa
cabang reproduksi, cabang primer sehingga akan membentuk mahkota pohon
terhadap tanaman kopi yang tumbuhnya subur dan sehat, pemangkasan bentuk
dilakukan sebagai berikut:

Pemangkasan batang secara sekaligus pada ketinggian 180 cm dari permukaan


tanah.
• Penyunatan tiga cabang primer pada tunas ketiga (ditinggalkan dua buku)
cabang primer yang disunat letaknya tersebar ketiga arah dan ketinggian
pertama 70-80 cm, kedua 120 cm dan ketiga 180 cm.
• Cabang primer yang tidak disunat dibiarkan berbunga , berbuah dan setelah dua
kali berbuah cabang tersebut harus di potong.
Tanaman kopi yang tumbuhnya lemah, kurang subur, pemangkasan bentuk
dilakukan sebagai berikut
• Setelah batang mencapai ketinggian 100 cm satu cabang primer pada
ketinggian 70-80 cm disunat ditinggalkan 2 buku.
• Setelah batang mencapai ketinggian diatas 120 cm, dilakukan pemangkasan
batangpada ketinggian 120 cm dan di ikuti pemangkasan cabang primer kedua
• Kemudian tanaman dibiarkan tumbuh kuat selama 1-2 tahun, tunas-tunas air (
wiwilan) yang tumbuh selalu di buang
• Setelah tanaman tumbuh kuat, sebuah wiwilan yang tumbuh kuat dibagian atas
di pelihara sebagai bionet
• Bionet setelah mencapai ketinggian diatas 180 cm dilakukan pemenggalan pada
ketinggian 180 cm dari permukaan tanah diikuti penyunatan cabang primer yang
ketiga.

2. Pemangkasan produksi
Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang telah dewasa telah
menghasilkan). Dikalangan petani banyak terjadi kekeliruan tentang pemangkasan
yang berasumsi bahwa semangkin banyak cabang yang di pelihara semangkin
banyak produksi. Asumsi seperti itu salah, sebab semboyan pemangkasan kopi
adalah : belum tentu banyak cabang banyak buah, tapi mustahil berbuah jika tidak
ada cabang, oleh karena itu misteri ini harus dijawab dengan mentaxasi jumlah
cabang produksi yang di pelihara.

Pangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang telah menghasilkan terdiri dari :

• Pemangkasan Ringan
Pemangkasan ringan terdiri dari wiwilan kasar dan wiwilan halus, wiwilan kasar
yaitu membuang semua wiwilan yang tidak di perlukan dengan tangan ( jangan
denagan gunting ) agar ruang yang pendek dari wiwilan itu ikut terbuang . wiwilan
kasar ini dilakukan pada tiap satu bulan sekali pada musim hujan dan dua bulan
sekali pada musim kemarau. Wiwilan yang halus yaitu memangkas cabang balik ,
cabang liar, cabang cacing, cabang sakit dan cabang produksi yang telah produktif
tiga kali. Wiwilan halus ini harus dilakukan setelah 3 bulan dari pemangkasan berat
dan di ulangi setiap 3 bulan kemudian.

• Pemangkasan Berat
Pemangkasan berat dtujukan terhadap tanaman kopi yang telah dewasa serta
kurang pemeliharaan.Pemangkasan berat dilakukan 5 tahun sekali setelah panen
kopi selesai jika tanaman kopi dilakukan pemangkasan maka butuh waktu 24 bulan
sehingga dapat berproduksi kemabali seperti tumbuhan menghasilkan.

Jika telah dilakukan pemangkasan berat, apabila sudah panen dan akhir masa
panen dilakukan pemangkasan produksi yang di kenal denagan istilah PANGLEPAN
(pangkas lewat panen) adapun pemangkasan produksi (PANGLEPAN) adalah
sebagai berikut:
a. Wiwilan kasar
b. Memangkas cabang adventif ( cabang yang tidak berguna )
c. Memangkas cabang-cabang tua yang sudah berbuah 2 kali
d. Memangkas cabnag yang tumpang tindih
Jika kita ingin mentaxasi produksi kopi maka harus di ketahui berapa cabang
primer, cabang sekunder dan cabang produktif yang di pelihara dalam satu batang (
pohon kopi ).
Dengan system pemangkasan ala MERCI ( Berselang seling ) cabang lateral
yang dipelihara maka taxasi produksi sebagai berikut:
- Cabang Primer ( lateral ) yang di pelihara =4
- Cabang sekunder yang di pelihara dalam 1 cabang primer =3
- Cabang sekunder dipelihara cabang produksi =3
- Jumlah dompolan pada cabang produksi =8
- Jumlah buah kopi per dompolan =9
- Jumlah biji kopi per buah kopi merah =2

Maka taxsasi produksi = 4 x 3 x 3 x 8 x 9 x 2 biji


= 5.184 biji
Jumlah biji per kg berat kopi = 3000 butir
.
Maka taxasi produksi per batang kopi = 1 kg

= 1,72 Kg / batang

3. Pemangkasan rejuvinasi
Rejuvinasi tanaman kopi adalah usaha untuk memperbaiki pertanaman kopi
yang kondisinya rusak agar menjadi baik kembali sehingga produktivitas menjadi
tinggi.
Factor-faktor penyebab tanamann kopi banyak yang rusak dan produktifitasnya
rendah adalah :
a. Umur tanaman telah tua
b. Kerapatan/populasi tanaman per Hektar kurang dari semestinya (banyak
tanaman yang mati)
c. Jarak tanam yang tidak teratur
d. Tanaman diserang hama penyakit
e. Pemangkasan tanaman kopi dilaksanakan secar tidak teratur
f. Naungan tidak teratur
g. Kondusi kebun terlalu lembab
h. Kesuburan tanah telah menurun
i. Dan lain-lain.

Kondisi tanaman seperti diatas sebaiknya di rejuvinasi.

Macam-macam cara rejuvinasi sebagai berikut :


a. Didasarkan sebagai tanaman yang di rejuvinasi , ini di bedakan 2 cara :
1. Rejuvinasi batang yaitu batang kopi digergaji miring ke timur , tinggi 50 cm
diatas tanah kemudian di tumbuhkan wiwilan ( tunas air ) dan dipilih 1-2 wiwilan
yang baik untuk di pelihara, wiwilan yang lain di buang atau di potong.
2. Berdasarkan jumlah pohon yang di rejuvinasi dalam suatu areal ini di bedakan
menjadi tata cara sebagai berikut:
- Rejuvinasi total yaitu seluruh pohon kopi dari suatu areal direjuvinasi serentak
- Rejuvinasi selektif dipilih pohon-pohon yang tua/ rusak dari suatu areal untuk di
rejuvinasi
- Rejuvinasi sistematis / bertahap yaitu pohon-pohon dari suatu area dilakukan
rejuvinasi secara bertahap, misalnya tahun pertama 50 % dari jumlah pohon yang
ada.

Tindakan penunjang untuk melaksanakan rejuvinasi adalah


a. Pengolahan / pencakulan tanah disekitar pohon
b. Perbaikan teras bagi lahan kopi yang miring untuk mencegah erosi
c. Penyulaman tanaman yang mati
d. Perbaikan naungan dan penyulaman bagi naungan yang mati

PENAUNGAN
Tanaman kopi pada dasarnya merupakan tanaman yang suka terhadap
naungan seperti daerah asalnya di Afrika.Oleh karena itu penanaman kopi dii tingkat
petani harus di sertai dengan penanaman naungan agar dia lebih sesuai dengan
keadaan tumbuhnya.
Apabila tanaman kopi tidak di beri naungan maka akan terjadi penurunan
produksi, akibat perubahan suhu ( kenaikan suhu 2O C setiap tahun).
Ada dua macam penaung yang harus di kelola dalam budidaya kopi arabika,
yaitu penaung sementara berfungsi menaungi tanaman kopi muda sebelum
penaung tetap dapat berfungsi optimal dan penaung tetap yang berpungsi mengatur
stabilitas daya hasil tanaman.kedua macam penaung tersebut ditanam sebelum
penanaman kopi yaitu dilakukan sebelum pembuatan lubang tanam.

Kegunaan naungan:
- Mengurangi bahaya erosi
- Mengurangi intensitas cahaya matahari, karena pohon kopi tidak cocok dengan
terlalu banyak cahaya.
- Penyeimbang suhu pada siang hari dan pada malam hari serta menjaga iklim
tetap stabil.
- Sumber bahan pupuk organik, misalnya pohon pelindung leguminosa , mengikat
nitrogen sehingga menyuburkan tanah .
- Sebagai penahan angina dan erosi
- Mengurangi bahaya embun upas (fros) terutama pada daerah tinggi
- Mencegah over bearing (buah kelewat lebat sehingga mengakibatkan kematian)
- Unsur hara yang meresap jatuh kedalam tanah yang tidak terambil oleh kopi
dapat di ambil oleh akar pohon tanaman naungan, sehingga dapat di kembalikan
lagi ke permukaan tanah melalui daun pohon naungan yang gugur ke tanah.
- Bisa menjadi sumber kayu bakar bagi petani.

1. Naungan Sementara
Pengelolaan naungan sementara
a. Penaung sementara di fungsikan pada saat awal penanaman hingga tanaman
berumur 2 tahun , yaitu pada saat penaungan tetap belum dapat berfungsi
sebagai penaung.
b. Naungan sementara sebaiknya ditanam 6-12 bulan sebelum tanaman kopi di
pindahkan dari polibeg.
c. Naungan sementara harus dipangkas 2-3 kali per tahun untuk mencegah
menjadi gulma.
d. Naungan sementara di potong setelah naungan tetap berfungsi sempurna.
e. Pohon pelindung (penaung) sementara yang umum di gunakan adalah :
Tepkrosia Camdida, Clotaria (orok-orok), lajanus cajan (kacang one).

Ciri-ciri naungan sementara dan sifat yang di kehendaki :


1. Mudah tumbuh
2. Mudah di bentuk
3. Biji mudah di kumpukan dan tidak menggangu
4. Dari jenis leguminosa
5. Tahan terhadap hama dan penyakit
6. Mudah dimatikan jika perlu
7. Tahan terhadap angin

2. Naungan Tetap
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh naungan tetap
- Perakaran dalam , cabang mudah diatur
- Tajuk tidak terlalu rimbun dan mampu meneruskan cahaya secara di fus
- jenis family Leguminosal
- banyak menghasilkan bahan organic
- tidak menjadi inang dari hama dan penyakit mampu menimbulkan efek
ALELOPATI/ sifat melindungi terhadap tanaman kopi.
- tahan di pangkas ( mampu memulihkan tajuk setelah di pangkas )
- mempunyai nilai kayu bakar yang bagus
- ukuran daun relative kecil, mudah rontok dan meneruskan cahaya ke pohon
kopi.

Pegaturan Pohon Pelindung


- Tinggi percabangan 2 kali tinggi pohon kopi
- Labuahan pemangkasan pada musim hujan
- Jarangkan pohon pelindung dengan perbandinagan 1:6 atau 1 pohon
perlindunagan untuk 6 pohon kopi
- Atur barisan naungan sesuai konfur lahan.
- Dianjurkan mengunakan penaung lamtoro tipe PG 69, 79 lamtoro klosn L2, L19
yang tahan kutu loncat , tajuk tidak terlalu banyak , biji yang dihasilkan busuk
pohon sehingga tidak berkecambah ketika jatuh ketanah.

PENGELOLAHAN POHON PENAUNG (Pemangkasan Naungan)


- Naungan permanen (tetap) ditanam 12 bulan sebelum kopi ditanam
- Pada tanaman naunagan yang masih muda, cabang-cabang primernya harus
tetap di pangkas sampai ketinggian 3,5 m ( kurang lebih 2 kali tinggi pohon kopi)
- Penaung tetap digunakan pada masa kini produktif dan umum digunakan
Lamtoro (LEACAENA SP) , dadap (EURYTHRINA SP ) , Gamal (GLIRICIDIA
SP) , serta tanaman buah-buahan ( mis: jeruk keprok gayo)
- Pemangkasan penaung meliputi pangkas pemeliharaan dan pemenggalan
- Pangkas pemeliharaan dilakukan pada percabangan paling bawah , 1-2 m
diatas pohon kopi cabang penaung di bersihkan
- Penjarangan penaung dilakukan secara sistematik yaitu apabila pohon kopi
telah saling menutupi dan tambah baik untuk kondisi siklim di dataran tinggi
gayo populasi akhir di pertahankan 300-500 pohon / Ha
- Pemenggalan penaung jenis lamtoro pada awal musim hujan dilakukan
sebanyak 50-75 % dari populasi lamtoro , yaitu pada ketinggian 3 m bergantian
tahun secara larik atau selang seling.
- Selama musim hujan cabang-cabang dan ranting lamtoro yang terlalu lebat di
kurangi salah satu tajuknya .hal ini untuk memacu terbentuknya primordia bunga
untuk pembuahan setahun yang akan datang.

Pangkas Produksi Pangkas Berat

Pangkas Produksi Pangkas Penaung


Rejuvinasi

PERBANYAKAN TANAMAN KOPI

Ada beberapa cara yang digunakan untuk memperbanyak tanaman kopi adalah
1. Secara Generatif
2. Secara Vegetatif

1. Perbayakan tanaman kopi secara Generatif.


Perbayakan tanaman kopi secara Generatif adalah Perbayakan tanaman yang
dilakukan dengan mengunakan benih (Biji). Perbayakan tanaman dengan cara
Generatif memiliki kelebihan dan kelemahan seperti di bawah ini.

Keungulan Kelemahan
• Mudah dilakukan dan lebih cepat • Populasi tanaman kurang seragam
• Dalam waktu yang singkat dapat • Daya hasil lebih rendah di banding
memperoleh bibit yang bayak secara vegetatif dan belum tentu
sama dengan pohon induk
• Tidak perlu keterampilan khusus

Benih kopi tergolong pada jenis benih rekalsitran yaitu benih yang akan
kehilangan daya kecambahnya apa bila kadar air menurun, sehingga kesalahan
perlakuan benih setelah panen akan berpengaruh terhadap perkecambahan benih.
Beberapa tahap yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman secara Generatif
antara lain :
a. Sumber Benih
- Berasal dari pohon induk terpilih (jelas asalnya) atau yang telah di
rekomendasikan dari dinas terkait.
- Pohon induk berasal dari hamparan kebun dengan varietas yang sama
- Bibit Unggul/lokal (genetis dan lingkungan)
- Pohon induk tumbuh pada lahan yang sesuai dan terawat secara optimal

b. Peyemaian Benih
- Tempat penyemaian benih harus berdrainase
baik dan dekat dengan sumber air
- Kondisi lahan datar dan adaya pelindung
- Media semai yang digunakan sebainya
lapisan atas (top soil) dan bahan organik
dengan perbandingan 2 : 1, media sebainya
difumigasi
- Di buat gundukan atau bedengan dengan
ukuran lebar ± 120 Cm dengan panjang
disesuakan an di beri atap menghadap ke
arah Timur.
- Penanaman benih dengan jarak 3 x 5 cm
dengan kedalama 0,5 cm dengan meletakan bagian yang rata pada biji kopi di
bawah,dan bagian atas peyemaian ditutup dengan potongan jerami atau alang-
alang.
c. Pemindahan Kecambah ke polybag
- Kecambah yang dipindahkan ke polybag pada stadia serdadu atau kepelan
(Pegege)
- Kecambah di seleksi yang tumbuh normal ( Tumbuh sehat,memiliki akar tunggal
yang normal,tidak bengkok ataupun bercabang).
- Kemudian kecambah ditanam kedalam polybag dengan melubangi terlebih
dahulu media tanam.

d. Pemeliharaan bibit
Kecambah yang telah tumbuh menjadi bibit selama masa pertumbuhannya
sampai dipindahkan ke kebun harus dipelihara dengan baik. Pemeliharaan bibit
meliputi :
- Melakukan penyiraman, dilakukan sesuai kondisi lingkungan, dengan cara
meyiram pada setiap bibit.
- Penyiangan gulma dilakukan pada media pembibitan maupun lahan tempat
pembibitan, sebaiknya dilakukan secara manual.
- Pemupukan sesuai umur bibit, dengan cara membenamkan atau meyiramkan
larutan pupuk
- Pengendalian hama dan peyakit secara manual ataupun pestisida organik
- Bibit siap dipindahkan ke kebun apa bila telah memiliki 6 (enam) pasang daun.

2. Perbanyakan tanaman kopi secara Vegetatif


Perbanyakan tanaman kopi secara Vegetatif adalah Perbanyakan atau
Penggandaan jenis yang diwujudkan pada terciptanya generasi baru dengan
mengunakan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti batang,cabang,daun dan
akara tanaman. Beberapa cara pembiakan pada vegetatif pada tanaman kopi
seperti; sambung, stek, kultur jaringan dan somatik embrioganetik (SE).
Keunggugulan dan kelemahan perbanyakan secara vegetatif ini adalah

Keunggulan Kelemahan
• Tanaman seragam dan identik / • Membutuhkan keterampilan dan
serupa dengan tanaman induknya tenaga kerja lebih banyak
• Dapat mempercepat masa prosuksi • Dalam waktu singkat sulit
memperoleh bibit dalam jumlah yang
bayak
• Daya hasil lebih tinggi • Periode peyimpanan bahan tanaman
pendek
• Lebih toleran terhadap kekeringan
• Memperbaiki tanaman yang telah
tumbuh, sehingga jenis varietan yang
tidak diinginkan diubah dengan jenis
yang dikehendaki

A. Penyambungan Tanaman Kopi


Penyambungan tanaman adalah menempatkan bagian dari suatu tanaman ke
tanaman lain sedemikian rupa sehingga tercapai perseyawaan dan kombinasi yang
tumbuh membentuk tanaman baru. Pelaksanaan peyambungan pada tanaman kopi
dapat dilaksanakan pada beberapa fase pertumbuhan tanaman antara lain ; pada
fase serdadu, fase bibit, dan pada fase tanaman dewasa.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan
penyambungan ;
- Faktor lingkungan (Penyambungan sebaiknya dilakukan pada musim
kemarau,pada suhu antara 27-32oC,pada kelembaban tinggi dan dilakukan pada
pagi atau sere hari.
- Faktor Tanaman (Kompatibilitas & inkompatibilitas/ Kesesuaian dan
ketidaksesuaian sambungan)dapat terjadi terutama; perbedaan umur anatara
batang bawah dengan batang atas yanga terlalu jauh/tinggi, bentuk potongan
yang tidak sesuai, persentuhan kambium kurang merata, perbedaan kecambah
tumbuh atara batang atas dan batang bawah atau kondisi akar batang bawah
tidak baik.
- Faktor Pelaksanaan (cara sambung,keterampilan peyambungan kebersihan
dan ketajaman peralatan serta pemeliharaan tanaman sambungan).

A.1. Peyambungan Tanaman Kopi Fase Serdadu


Persiapan batang atas dan batang bawah dilakukan bersamaan yaitu dengan
cara menyemaikan terlebih dahulu benih kopi Nangka (ekselsa) atau kopi Robusta
sebagai bakal batang bawah dan jenis kopi Arabika batang atas. Tahapan
pelaksanaan penyambungan sebagai berikut:

• Penyambungan dilakukan pada fase serdadu


• Penyambungan dilaksanakan dengan metoda celah
• Batang bawah dipersiapkan dengan maemotong serdadu ± 5 cm dari leher akar
dan dibuat celah pada bagian atasnya sedalam ± 1 cm.
• Batang atas dipersiapakan dengan memotong serdadu ± 4 cm dari daun
kepelan atau endosperm dan disayat miring membentuk V pada bagian
bawahnya.
• Btang atas disisipkan pada celah yang telah dibuat pada batang bawah.
• Pengikatan menggunakan parafilm/niscofilm pada pertautan sambungan
sehingga tertutup rapat.
• Sebelum penanaman, akar bibit yang terlalu panjang dipotong.
• Sambungan langsung ditanam ke polybag.
• Setelah penanaman, dilakukan penyungkupan secara kolektif.

Pemeliharaan sambungan
1. Selama dalam proses penyungkupan dilakukan penyiraman pada pagi hari
dengan frekuensi1-2 hari sekali tergantung kondisi. Penyiraman dilakukan
dengan menggunakan knapsackpayer, untuk menghasilkan semburan yang
halus.
2. Dua minggu setelah sambung dilakukan pemeriksaan hasil sambungan.
Sabungan jadi ditandai dengan tidak layunya bibit hasil sambungan.
3. Dilakukan hardening (penguatan) yaitu dengan cara membuka sangkup secara
bertahap.
4. Selanjutnya bibit dipelihara sebagaimana memelihara bibit pada umunya.

A.2. Penyambungan Tanaman Kopi Fase Bibit


Bibit kopi baik asal benih maupun stek yang berumur ± 6-7 bulan dengan
diametr batang ± 1 cm dipersiapkan sebagai batang bawah. Sedangkan entres
batang atas dapat disiapkan dari kebun entres atau dari cabang orthotrop (wiwilan)
tanaman induk kopi dewasa. Tahapan pelaksanaan penyambunga sebagi berikut ;
• Persiapan bibit batang bawah dan entres batang atas.
• Ukuran batang bawah dan batang atas diusahakan sama besar yaitu maksimal
berdiameter ± 1 cm atau sebesar pensil kayu.
• Penyambungan dilakukan dengan system celah
• Daun batang bawah disisakan 1 pasang sedangkan daun batang aatas dikupir
setengah.
• Sambungan diikat dengan menggunakan kantung plastic yang dipotong
membujur atau dengan tai rapia.
• Sambungan disungkup kantung plastik,
• Hasil sambungan dapat diamati 2 minggu setelah sambung, apabiala warna
batang atas tetap hijau berati sambungan berhasil, sebaliknya bila berwarna
hitam,
• Sungkup dibuka apabila tunas yang tumbuh cukup besar,
• Tali pengikat dibuka apabila pertautan telah kokoh dan tali ikatan mulai
mengganggu pertumbuhan batang,
• Sebaliknya bibit dipelihara sebagaimana memelihara bibit pada umumnya.

A.3. Penyambungan pada Fase Tanaman Dewasa


Penyambungan fase ini biasanya dilakukan guna memperbaiki tanaman kopiy
yang telah tumbuh, sehingga jenis/varietas yang dikehendaki. Tahapan pelakanaan
penyambungan adalah sebagai berikut;
• Penyiwingan (membuang setengah tajuk tanaman batang bawah) khususnya
yang menghadap ketimur guna merangsang tumbuhnya cabang
orthotrop/wiwilan, selanjutnya dilakukan penakikan setengah meter batang
setinggi 50 cm dari pangkal batang
• Penyiwingan dilakukan pada awal musim hujan
• Batang bawah dipersiapkan dari wiwilan/cabang orthotrop yang tumbuh dari
tanaman dewasa.
• Entres batang atas berasal dari kebun entres atau cabang orthotrop (wiwilan)
tanaman induk kopi dewasa.
• Entres minimal terdiri dari 1 ruas dan maksimal 2 ruas.
• Penyambungan dilakukan dengan system celah.
• Daun batang bawah disisakan 1 pasang sedangkan daun batang atas dikupir
setengah.
• Sambungan diikat dengan menggunakan kantung plastic yang dipotong
membujur atau dengan tali rapia.
• Sambungan disungkup kantung plastic.
• Hasil sambungan dapat diamati 2 minggu setelah sambung, apabila warna
batang atas tetap hijau berate sambungan berasil, sebaliknya berwarna hitam.
• Sungkup dibuka apabila tunas telah tumbuh sempurna.
• Tali pengikat dibuka apabila pertautan telah kokoh dan tali ikatan mulai
mengganggu pertumbuhan batang.
Pemeliharaan Tanaman Sambungan
1. Pemeliharaan tanaman dilakukan sebagaimana pemeliharaan tanaman kopi
pada umumnya
2. Tajuk batang bawah secara bertahap dikurangi seiring dengan semakin
besarnya tanaman sambungan.

Keserasian sambungan dapat diamati dengan membandingkan besarnya


diameter batang atas dengan diameter batang bawah pada daerah penyambungan.
Sambungan yang serasi adalah apabila ukuran diameter batang atas denagn batang
bawah pada daerah penyambungan sama besar. sebaliknya sambungan tidak
serasi apabila ukuran salh satu diameter batang jauh lebih besar.

B. Stek
Penyetekan adalah sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan bagian
dari tanaman seperti : akar, batang, daun dengan maksud agar bagian-bagian
tersebut membentuk akar. Bagian tanaman kopi yang dapat digunakan untuk bahan
setek adalah cabang atau tunas air yang tumbuh keatas (cabang orthotrop) Atau
cabang yang tumbuh kesamping (cabang plagiotrop). Setek yang berasal dari
cabang orthotrop dapat menghasilkan cabang orthotrop dan plagiotrop, sedangkan
setek yang berasal dari cabang plagiotrop hanya akan menghasilkan cabang
plagiotrop.
Keuntungan : keuntungan utama cara setek adalah dapat menghsilkan tanaman
yang sempurna dengan akar, daun dan batang dalam waktu relatif singkat, bersifat
serupa dengan induknya dan produktifitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman kopi hasil biji. Tahapan pelaksanaan penyetekan adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Bahan Setek


• Bahan setek (entres) dapat berasal dari kebun entres atau dari wiwilan/tunas air
(ceding) tanaman induk dewasa,
• Bahan setek sebaiknya tidak terlalu tua atau terlalu muda, lebih kurang berumur
3–6 bulan,
• Tempat tumbuh bahan setek berasal dari tempat yang terlindung atau tidak
terkena matahari langsung.
• Pemotongan entres satu ruas 8–10 cm dengan sepasang daun dikupir, pangkal
setek dipotong miring (45o) agar penampang dasar setek menjadi lebih luas
sehingga jumlah akar yang tumbuh akan lebih banyak.

b. Persiapan Bedngan Setek


• Ukuran bedengan setek maksimal 1,2–1,5 m dengan panjang disesuaikan
dengan kebutuhan.
• Lapisan bawah berupa hamparan batu bata setebal 25 cm dan bagian atas
berupa lapian campuran pasir dengan pupuk kadang yang telah diayak dengan
perbandingan 1:1
• Kerangka sungkup dibuat lebih setinggi ± 65 cm dari permukaan media dan
ditutup rapat dengan plastik transparan.
• Kondisi langsung tempat setek diakarkan harus memiliki kelembapan 90 %. Untuk
kondisi dataran tinggi Gayo sungkup masih harus diberi penaung berupa sarlon
warna gelap atau naungan alami berupa daun serule atau aren setinggi 2 m

c. Pelaksanaan Penyemaian Setek


• Musim terbaik melakukan penyetekan adalah pada saat kelembaban cukup tinggi
dan tidak pada masa pertumbuhan aktif, karena pada saat itu tanaman banyak
mengandung Karbohidrat
• Pelaksanaan penyemaian setek dpat dilakukan dengan 2 cara. Cara 1
disemaikan langsung pada bedengan persemaian, sedangkan cara 2 penyemaian
dilakukan langsung kedalam polybag
• Setek ditanam tegak lurus dalam bedengan persemaian dengan jarak 10 x 10 cm
atau 10 x 5 cm, kemudian disungkup dengan plastic transparan

• Penyiraman dilakukan 1-2 hari sekali dengan cara membuka salah satu sisi
sungkup dan segera ditutup kembali. Penyiraman sebaiknya menggunakan
knapsack sprayer.
• Setelah berumur 2,5-3 bulan dilakukan pembukaan sungkup secara bertahap
• Setek dipindahkan ke polybag setelah berumur 5-6 bulan dan pelihara
sebagaimana memelihara bibit pada umumnya,
• Setek dapat dipindahkan ke lapangan setelah memiliki 5-6 pasang daun.

Anda mungkin juga menyukai