Anda di halaman 1dari 10

PEMUPUKAN

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan


tanah. Menurut Pudji Raharjo(2012) pemupukan merupakan kegiatan penambahan
bahan organik dan anorganik kedalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman kopi.

Kekurangan salah satu unsur atau lebih didalam tanah dapat mengganggu
pertumbuhantanaman, selanjutnya akan mengganggu produktivitas tanaman
kopi. Kekurangan didalam tanah perlu dipenuhi melalui pemupukan agar
ketersediaannya didalam tanah tidak menjadi faktor pembatas terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tanaman kopi .

Pemupukan pada tanaman bertujuan untuk:


A. Mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman.
B. Memperbaiki kondisi tanah sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan
baik dan dapat menyerap unsur hara dengan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan.
C. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan OPT.

Sedangkan manfaat pemupukan adalah:


A. Memperbaiki kondisi dan daya tahan tanaman terhadap perubahan lingkungan
yang ekstrem, seperti kekeringan dan pembuahan terlalu lebat.
B. Meningkatkan produksi dan mutu hasil.
C. Memperhatikan stabilitas produksi yang tinggi.
D. Tanaman terhindar dari serangan OPT (hama dan penyakit).

Prinsip pelaksanaan pemupukan menganut prinsip lima Tepat


yaitu:
1. Tepat waktu
2. Tepat jenis
3. Tepat dosis
4. Tepat cara
5. Tepat alat

Kebutuhan pupuk dapat berbeda beda antar-lokasi, stadium


pertumbuhan tanaman, umur dan varietas. Sedangkan jenis pupuk
yang sering digunakan untuk tanaman kopi ditinjau dari asal bahannya
ada dua macam yaitu:

1. Pupuk buatan, ada dua yaitu: pupuk kimia buatan seperti:a)


pupuk tunggal (Urea,SP36,KCL)dan pupuk majemuk ;b)
pupuk organik buatan seperti: pupuk organik cair (POC);
pupuk organik padat (Granula ir).
2. Pupuk organik diperoleh dari: a) sisa tanaman atau limbah hewan
seperti pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos; b) mikroba seperti
EM, Mikoriza, Rhizobium sp., Azotobacter, Trichoderma, spp,dan lain- lain.

A. Pemberian Pupuk Kimia Buatan

Waktu dan dosis pemberian pupuk harus disesuaikan dengan


kebutuhan tanaman dan keadaan iklim. Pupuk diberikan setahun dua
kali,yaitu pada awal musim hujan setengah dosis dan akhi rmusim hujan
setengah dosis. Pada daerah basah (curah hujan tinggi) pemupukan
sebaiknya dilakukan lebih dari dua kali untuk memperkecil risiko hilangnya
pupuk karena tercuci air hujan .

Tabel. Dosis Pemupukan Tanaman Kopi/Pohon/Tahun.

Umur Awal musim hujan (gr/th) Akhir musim hujan (gr/th)


tanaman
(th) Urea SP36 KCl Dolomit Urea SP36 KCl Dolomit

1 20 25 15 15 20 25 15 15
2 50 40 40 25 50 40 40 25
3 75 50 50 40 75 50 50 40
4 100 50 70 55 100 50 70 55
5-10 150 80 100 75 150 80 100 75
>10 200 100 125 100 200 100 125 100

Sumber:Puslitkoka2013

Rekomendasi pada tabel diatas bersifat sementara. Apabila disuatu daerah telah
dilakukan analisis tanah,dosis pupuk diberikan sesuai kekurangan kebutuhan
pupuk setempat (spesifikl okasi dan spesifik tanaman).

Cara pemberian pupuk pada tanaman kopi:


1. Pupuk diberikan pada lingkar piringan pohon, setelah terlebih dahuludi
bersihkan dari rerumputan dan dicangkul ringan serta dibuat parit atau selokan 30-
50cm dari batang pokok atau ¾ lebar tajuk dengan kedalaman.

2.Sebagai dasar dapat dipakai pedoman adalah bagian lembar daun ujung yang
telah berkembang normal berumur paling muda. Proyeksi kebawah dari letak daun
tersebut adalah tempat pemberian pupuk yang terbaik karena pada bagian tersebut
akar serabut yang tumbuh paling efektif.
3. Pupuk dibenamkan kedalam tanah untuk mencegah hilangnya pupuk karena
penguapan.

B.PemberianPupukOrganik

Pupuk organik yang diberikan pada tanaman kopi biasanya berupa mulsa
dari daun atau serasah,rumput hasil penyiangan,daun hasil pemangkasan dan kulit
kopi yang kering.

Mulsa selain untuk menambah beberapa unsur hara juga berfungs iuntuk
memperbaiki struktur tanah, mengurangi penguapan.

Pada tanah liat pupuk kandang atau kompos juga sering diberikan pada
tanaman kopi. Jumlah pupuk yang diberikan sekitar 1-2 kaleng/tanaman (20-40
liter) tergantung dari umur tanaman.Pupuk organik diberikan1-2 tahun sekali pada
awal musim penghujan bersamaan dengan pemberian pupuk buatan.

C. Pemberian Pupuk Hayati

Kandungan pupuk hayati adalah mikroba yang memiliki peranan positif


bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering diaplikasikan adalah yang
mampu menambat N dari udara baik yang bersimbiosis (Rhizobium sp.) atau
yang bersimbiosis (Azospirillum sp. Dan Azotobacter sp.), mikroba yang
melarutkan unsur hara (P dan K) dan yang merangsang pertumbuhan
tanaman. Mikroba juga ada yang membantu tanaman dalam memperoleh
air, mengindus ketahanan terhadap patogen, menjadi antagonis dan
memproduksi enzim untuk memacu pertumbuhan tanaman.

PENGENDALIAN OPT

HAMA

1.1 Nematoda Parasit


Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan nematoda
endoparasit yang berpindah-pindah. Daur hidup P.coffeae sekitar 45 hari dan
R.similis sekitar 1 bulan.

Gejala: Tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun menguning dan
gugur. Pertumbuhan cabang-cabang primer terhambat sehingga hanya
menghasilkan sedikit bunga, bunga premature dan banyak yang kosong. Bagian
akar akar serabut membusuk, berwarna coklat atau hitam. Pada serangan berat
tanaman akhirnya mati.

Pengendalian di pembibitan: Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan


fumigasi media bibit menggunakan fumigan pra tanam, misalnya Basamid G dan
Vapam L. Untuk nematisida sistemik dan kontak a.l.: Curaterr 3G, Vydate 100 AS,
Rhocap 10G dan Rugby 10G.Vydate diaplikasikan dengan cara disiramkan pada
bibit dengan konsentrasi 1,0% dan dengan dosis 250 ml/bibit.

Pengendalian di pertanaman: Penggunaan jenis kopi tahan nematoda parasit.


Digunakan sebagai batang bawah misalnya kopi ekselsa (Coffeae exelsa), klon Bgn
121.09 dan kopi robusta klon BP 961. Cara kultur teknis: pembukaan lubang tanam,
rotasi tanaman dan pembuatan parit barier.
Pengendalian hayati: Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh
alami berupa bakteri, jamur dan nematoda predator.

Pengendalian kimiawi: Beberapa nematisida sistemik maupun kontak yang


disarankan a.l. karbofuran (Curaterr 3G–35 g / tanaman), oksamil (Vydate 100 AS
1,0% 1 – 2.5 l / tanaman) dan etoprofos (Rhocap 10G - 25 g / tanaman). Aplikasi
diulang tiap tiga bulan.

Beberapa cara pengendalian nematoda parasit:

1.Menggunakan batang bawah tahan nematoda yang disambung dengan varietas


yang dikehendaki. Batang bawah tahan nematoda tersebut adalah kopi Robusta
klon BP308.

2.Pemberian pupuk kandang 12kg/pohon/th. Kadang-kadang pupuk


kandang mengandung eksudat yang mampu
menghambat pertumbuhan nematoda parasit, selain itu dilaporkan dalam
pupuk kandang mengandung predator Dorylaimus spp.

3.Membongkar pohon kopi yang terserang berat. Untuk mencegah


penularannya perlu dibuat parit isolasi disekeliling tanaman sakit (dalam
40cm dan lebar 30cm) pada jarak 60cm dari pangkal akar.

4.Dianjurkan menggunakan nematisida yang dianjurkan dengan cara


ditaburkan dan dibenamkan disekitar tanaman.
1.2. Hama Penggerek Buah Kopi (Hiypothenemus hampei )

Serangga dewasa penggerek buah kopi atau


bubuk buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei
(Coleoptera, Scolytidae) berwarna hitam kecoklatan,
panjang yang betina sekitar 2 mm dan yang jantan 1,3
mm. Telur diletakkan dalam buah kopi yang bijinya mulai
mengeras, umur stadium telur 5 – 9 hari. Lama stadium
larva 10 – 26 hari, prapupa 2 hari dan stadium pupa 4 – 9
hari. Masa perkembangan dari telur sampai dewasa 25 –
35 hari. Lama hidup serangga betina rata-rata 156 hari
dan serangga jantan maksimum 103 hari.

Gejala:Serangga PBK0 masuk ke dalam buah kopi dengan cara membuat lubang di
sekitar diskus. Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah, serangan
pada buah yang cukup tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang-lubang dan
bermutu rendah.

Pengendalian:Pengendalian secara kultur teknis: Memutus daur hidup PBKo,


meliputi tindakan : Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua
buak masak yang terserang bubuk 15 –30 hari menjelang panen besar. Lelesan,
yaitu pemungutan buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah terserang
maupun buah tidak terserang, selanjutnya buah juga direndam dalam air panas.
Racutan / rampasan, yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon pada akhir
panen. Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam air panas 5
menit. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu gelap
yang sesuai bagi perkembangan PBK.

Pengendalian secara biologi: Menggunakan parasitoid Cephalonomia


stephanoderis dan jamur patogen (Beauveria bassiana). Aplikasi B.bassiana
dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan padat per hektar selama tiga kali aplikasi per
musim panen. Penggunaan tanaman yang masak serentak : Varietas USDA
230731 dan USDA 230762.

PengendalianPenggerekBuahKopi(PBKo)

1. Pengendalian PBKo dengan cara memutus daur hidup serangga penggerek


dengan cara petik bubuk (memetik semua buah yang berlubang), lelesan
(mengambil semua buah yang jatuh dibawah pohon) dan racutan (buah kecil
masih hijau dipetik habis tanpa sisa ada buah dipohon).
2. Pengendalian secara hayati: menggunakan jamur entomo patogen Beauveria
bassiana(Bb) dan parasitoid Cephalonomia stephano deris. Caranya dengan
penyemprotan formulasi bb konsentrasi 0,05–0,2%.
3. Pengendalian menggunakan perangkap, contohnya attractant dengan nama
dagang Hypotan. Senyawa atraktan ini hanya menarik serangga betina PBKo
dewasa sehingga aman bagi musuh alami serta serangga berguna lainnya.
Kepadatan perangkap 24buah per hektar dan dipasang pada ketinggian 1,6 m
diatas tanah,menyebar ditengah kebun kopi.
PENYAKIT TANAMAN KOPI

2.1. Penyakit Karat Daun (Hemileia vastatrix)

Penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix B. et.
Br. merupakan penyakit utama pada tanaman kopi arabika.

Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak-bercak berwarna kuning muda


pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini
terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah
uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai
hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman
menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam
akar-akar dan ranting rantingnya, akhirnya tanaman mati.

Dalam pembiakan dan penyebarannya, H vastatrix menggunakan uredospora


yang mula-mula berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi memanjang dan
bentuknya mirip dengan juring buah jeruk. Uredospora yang telah masak berwarna
jingga, pada sisi luarnya dibagian yang cembung mempunyai duri-duri. Penyebaran
oredospora dari pohon ke pohon terjadi karena benturan bantuan percikan air
menyebabkan uredospora sampai pada sisi bawah daun. Infeksi jamur terjadi lewat
mulut-mulut daun yang terdapat pada sisis bawah daun. Dalam proses infeksinya
uredospora mula-mula membentuk buluh kecambah, kemudian membentuk
apresorium di depan mulut kulit, selanjutnya jamur mengadakan penetrasi kedalam
jaringan jamur. Disamping bantuan air, beberapa agensia lain yang berpotensi
membantu menyebarkan uredosspora adalah angin, spesies trips tertentu, burung
dan manusia.

Pada kopi robusta, penyakit ini tidak menjadi masalah, sedangkan pada kopi
arabika penyakit ini menjadi masalah utama. Cara pengendalian penyakit sementara
ini dilakukan dengan dua cara, yaitu menanam jenis-jenis kopi arabika yang tahan
sepertio S 333, S 288 dan S 795, dan pengendalian dengan Fungisida Dithane M-45
dengan dosis 2 gr/liter air.

2.2. Penyakit Bercak Daun ( Cercospora )

Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora coffeicola B.et Cke.


C.coffeicola mempunyai konidium berbentuk gada, ukurannya ada yang pendek dan
ada juga yang panjang. Konidia dibentuk pad permukaan bercak, berbentuk seperti
tepung berwarna abu-abu.

Gejala: Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada buah. Pada daun yang
sakit timbul bercak, mula-mula berwarna kuning tapi bercak dikelilingi halo berwarna
kuning. Pada buah yang terserang timbul bercak berwarna coklat, biasanya pada
sisi yang lebih banyak menerima cahaya matahari. Pembusukan pada bagian yang
berbecak dapat sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas.
Pengendalian:Secara kultur teknis, dengan memberi naungan yang cukup,
pemupukan berimbang dan pengurangan kelembaban kebun melalui pemangkasan
dan pengendalian gulma. Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan Bavistin 50
WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX 200 0,2%
formulasi.

2.3. Penyakit Jamur Upas (Corticium salmoni calor B et Br)

Gejala: Cabang atau ranting yang terserang mati mendadak,serangan terjadi pada
bagian seluruh batang dan cabang dari ujung dampai cabang bawah berlangsung
dalam 4 satadium yaitu Stadium sarang laba-laba,berupa lapisan hipa (benang-
benang)tipis,berbentuk seperti jala berwarna putih perak. Stadium bongkol berupa
hamparan hipa berwarna putih biasanya di bentuk pada lentisel atau pada celah-
celah. Stadium Kartisium berupa lapisan kerak berwarna merah jambu, biasanya
terbentuk pada sisi bawah cabang atau sisicabang yang agak ternaung. Stadium
Nekator berupa bintil-bintil kecil berupa oranye kemerahan.biassanya terbentuk
pada cabang yang tidak terlindung.

Pengendalian : Pengendalian dilakukan dengan pemangkasan cabang yang


terinfeksi kemudia di bakar,mengurang kelembaban kebun dengan dengan
pengaturan pemangkasan pohon pelindung. Juga dapat dilakukan dengan
mpenggunaan fusida yang terdaftar seperti Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4 %
formulasi.

2.4. Penyakit jamur akar coklat (Phellinus noxius)

Terdapat tiga jenis penyakit akar yang menyerang tanaman kopi Arabika di
daerah Aceh Tengah yaitu akar coklat yang di sebabkan oleh jamur formes
noxius,jamur akar putih yang disebabkan oleh Fomes lignosus,dan jamur akar hitam
yang disebabkan oleh jamur Rosellina bunodes. namun yang sering kita jumpai
adalah jamur akar hitam yang paling sering menyerang tanaman kopi arabika di
Gayo.

Gejala penyakit: ada beberapa gejala dari jamur ini yaitu daun yang sakit mula-
mula menguning kemudian rontok secara bergiliran, namun ada yang mula-mula
menguning kemudian layu secara mendadak dan serempak kemudian mengering
tetapi daun tetap melekat pada cabang tidak tidak langsung gugur (rontok),dan yang
paling khas lagi adalah akar-akar yang terserang, terutama akar tunggang tertutup
oleh kerang yang terdiri atas butiran-butiran tanah yang melekat kuat sehingga tidak
mudah lepas walau di cuci. Diantara butiran-butiran tanah tampak adanya benang-
benang jamur yang berlendir coklat sampai kehitaman.

Pengendalian: Membongkar tanaman yang sakit, kemudian seluruh bagian


tanaman kemudian dibakar, untuk tujuan pengendalian refentif dan tanaman yang
terserang ringan, bisa dilakukan aplikasi kapur dan pupuk urea. Kapur dengan dosis
200 gr perpohon dan urea sebanyak 60 gr dilarutkan dalam 2 liter air dan disiramkan
pada bahan kapur yang telah ditabur.untuk pencegahan dapat diaplikasikan jamur
antagonis seperti Trichordema spp. (Coningii dan harzium) dengan dosis 200 gr
pertanaman.
PENYAKIT TANAMAN KOPI

2.1. Penyakit Karat Daun (Hemileia vastatrix)

Penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix B. et.
Br. merupakan penyakit utama pada tanaman kopi arabika.

Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak-bercak berwarna kuning muda


pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini
terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah
uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai
hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman
menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam
akar-akar dan ranting rantingnya, akhirnya tanaman mati.

Dalam pembiakan dan penyebarannya, H vastatrix menggunakan uredospora


yang mula-mula berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi memanjang dan
bentuknya mirip dengan juring buah jeruk. Uredospora yang telah masak berwarna
jingga, pada sisi luarnya dibagian yang cembung mempunyai duri-duri. Penyebaran
oredospora dari pohon ke pohon terjadi karena benturan bantuan percikan air
menyebabkan uredospora sampai pada sisi bawah daun. Infeksi jamur terjadi lewat
mulut-mulut daun yang terdapat pada sisis bawah daun. Dalam proses infeksinya
uredospora mula-mula membentuk buluh kecambah, kemudian membentuk
apresorium di depan mulut kulit, selanjutnya jamur mengadakan penetrasi kedalam
jaringan jamur. Disamping bantuan air, beberapa agensia lain yang berpotensi
membantu menyebarkan uredosspora adalah angin, spesies trips tertentu, burung
dan manusia.

Pada kopi robusta, penyakit ini tidak menjadi masalah, sedangkan pada kopi
arabika penyakit ini menjadi masalah utama. Cara pengendalian penyakit sementara
ini dilakukan dengan dua cara, yaitu menanam jenis-jenis kopi arabika yang tahan
sepertio S 333, S 288 dan S 795, dan pengendalian dengan Fungisida Dithane M-45
dengan dosis 2 gr/liter air.

Mengendalikan Penyakit Karat Daun Kopi


1. Pengendalian penyakit dengan memperkuat kebugaran tanaman melalui
pemupukan berimbang, pemangkasan dan pengaturan naungan untuk mengurangi
kelembapan kebun dan memberikan sinar matahari yang cukup pada tanaman.
2. Penanaman varietas kopi Arabika yang tahan atau agak tahan merupakan cara
yang perlu diperhatikan,seperti: Andungsari 2K dan Komasti.
3.Pengendalian secara biologis dengan menggunakan jamur Verticillium lecanii atau
Trichoderma spp.
4.Pemupukan berimbang dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
serangan penyakit ini.
5.Pengendalian dengan fungisida kontak berbahan aktif Cu atau sistemik
yang maksimal dilakukan setahun dua kali.
2.2. Penyakit Bercak Daun ( Cercospora )

Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora coffeicola B.et Cke.


C.coffeicola mempunyai konidium berbentuk gada, ukurannya ada yang pendek dan
ada juga yang panjang. Konidia dibentuk pad permukaan bercak, berbentuk seperti
tepung berwarna abu-abu.

Gejala: Serangan dapat terjadi pada daun maupun pada buah. Pada daun yang
sakit timbul bercak, mula-mula berwarna kuning tapi bercak dikelilingi halo berwarna
kuning. Pada buah yang terserang timbul bercak berwarna coklat, biasanya pada
sisi yang lebih banyak menerima cahaya matahari. Pembusukan pada bagian yang
berbecak dapat sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas.

Pengendalian:Secara kultur teknis, dengan memberi naungan yang cukup,


pemupukan berimbang dan pengurangan kelembaban kebun melalui pemangkasan
dan pengendalian gulma. Secara kimiawi, melalui penyemprotan dengan Bavistin 50
WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%, Dithane M 45 80 WP 0,2%, Delsene MX 200 0,2%
formulasi.

2.3. Penyakit Jamur Upas (Corticium salmoni calor B et Br)

Gejala: Cabang atau ranting yang terserang mati mendadak,serangan terjadi pada
bagian seluruh batang dan cabang dari ujung dampai cabang bawah berlangsung
dalam 4 satadium yaitu Stadium sarang laba-laba,berupa lapisan hipa (benang-
benang)tipis,berbentuk seperti jala berwarna putih perak. Stadium bongkol berupa
hamparan hipa berwarna putih biasanya di bentuk pada lentisel atau pada celah-
celah. Stadium Kartisium berupa lapisan kerak berwarna merah jambu, biasanya
terbentuk pada sisi bawah cabang atau sisicabang yang agak ternaung. Stadium
Nekator berupa bintil-bintil kecil berupa oranye kemerahan.biassanya terbentuk
pada cabang yang tidak terlindung.

Pengendalian : Pengendalian dilakukan dengan pemangkasan cabang yang


terinfeksi kemudia di bakar,mengurang kelembaban kebun dengan dengan
pengaturan pemangkasan pohon pelindung. Juga dapat dilakukan dengan
mpenggunaan fusida yang terdaftar seperti Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4 %
formulasi.

2.4. Penyakit jamur akar coklat (Phellinus noxius)

Terdapat tiga jenis penyakit akar yang menyerang tanaman kopi Arabika di
daerah Aceh Tengah yaitu akar coklat yang di sebabkan oleh jamur formes
noxius,jamur akar putih yang disebabkan oleh Fomes lignosus,dan jamur akar hitam
yang disebabkan oleh jamur Rosellina bunodes. namun yang sering kita jumpai
adalah jamur akar hitam yang paling sering menyerang tanaman kopi arabika di
Gayo.

Gejala penyakit: ada beberapa gejala dari jamur ini yaitu daun yang sakit mula-
mula menguning kemudian rontok secara bergiliran, namun ada yang mula-mula
menguning kemudian layu secara mendadak dan serempak kemudian mengering
tetapi daun tetap melekat pada cabang tidak tidak langsung gugur (rontok),dan yang
paling khas lagi adalah akar-akar yang terserang, terutama akar tunggang tertutup
oleh kerang yang terdiri atas butiran-butiran tanah yang melekat kuat sehingga tidak
mudah lepas walau di cuci. Diantara butiran-butiran tanah tampak adanya benang-
benang jamur yang berlendir coklat sampai kehitaman.

Pengendalian: Membongkar tanaman yang sakit, kemudian seluruh bagian


tanaman kemudian dibakar, untuk tujuan pengendalian refentif dan tanaman yang
terserang ringan, bisa dilakukan aplikasi kapur dan pupuk urea. Kapur dengan dosis
200 gr perpohon dan urea sebanyak 60 gr dilarutkan dalam 2 liter air dan disiramkan
pada bahan kapur yang telah ditabur.untuk pencegahan dapat diaplikasikan jamur
antagonis seperti Trichordema spp. (Coningii dan harzium) dengan dosis 200 gr
pertanaman.

Klasifikasi Gulma

1. Gulma Berdaun Sempit atau Rumput. Contohnya alang-alang,paitan,rumput


belulang dan suket grinting.
2. Gulma Berdaun Lebar. Contohnya wedusan,sembung rambat,kirinyuh,katumpang
dan jotang kuda.
3. Teki-tekian. Contohnya teki udelan dan teki biasa.
4. Lumut dan paku-pakuan.Contohnya lumut dan paku picisan.

Pengendalian Gulma

1. Pengendalian Preventif.
2. Pengendalian Mekanis.
- Pengolahan tanah.
- Penyiangan.
- Pencabutan.
- Pembabatan.
3. Pengendalian Kultur Teknis.
- Pengaturan Jarak Tanam.
- Pemberian Mulsa.
- Penanaman Tanaman Penutup Tanah
4. Pengendalian Hayati.
- Musuh Alami Gulma.
5. Pengendalian Kimiawi.
- Herbisida Kontak.
- Herbisida Sistemik.

Anda mungkin juga menyukai