2
Antipsikotik Generasi I
3
Continue..
Antipsikotik Generasi I
4
Antipsikotik Generasi I
B. Tioxantine C. Butirofenon
Flupentixol Haloperidol
Klorprotixine Trifluperidol
Penfluridol
5
Continue..
Antipsikotik Generasi I
D. Dibenzoxazepine E. Dihidronidol
Loxapine Molindone
Pimozide
6
Antipsikotik Generasi I
7
Antipsikotik
Generasi II
8
“
APG II yang dikenal saat ini adalah
clozapine, risperidone, olanzapine,
quetiapine, ziprasidone, aripiprazole.
9
Clozapine
10
Efek Samping
▧ Ngantuk, lesu, lemah, tidur, sakit
kepala, bingung, gelisah , agitasi,
delirium.
▧ Mulut kering atau hipersaliva,
penglihatan kabur, takikardi, postural
hipotensi , hipertensi.
11
Risperidone
12
Olanzapine
13
Quetiapine
Gejala positif,
negatif, kognitif,
dan mood
Pasien yang
resisten dengan
antipsikotik
generasi pertama
14
Ziprasidone
15
Aripiprazole
Dopamin
Waktu
sistem Metabolisme
paruh
stabilizer
16
Laporan Kasus
17
Identitas Pasien
▧ Nama : Ny.D
▧ Jenis kelamin : Perempuan
▧ Umur : 42 tahun
▧ Agama : Islam
▧ Pendidikaan Terakhir : SMA
▧ Pekerjaan : Pegawai salon
▧ Status Perkawinan : Bercerai
▧ Alamat : KTK
▧ Suku bangsa : Minang
▧ Tanggal Masuk : 3 Januari 2019
18
Keluhan Utama
19
RPS
20
RPS
21
RPD
Riwayat Psikiatri
22
RPD
23
Riwayat Hidup
Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai perawat di rumah
sakit kota Medan pada tahun 1995.
Pasien pernah bekerja sebagai pegawai salon sejak
tahun 2015
Riwayat Perkawinan
▧ Pasien menikah pada tahun 2002 dan melahirkan 1
orang anak perempuan pada tahun 2003.
▧ Pasien bercerai pada saat anaknya berumur 3
bulan.
Riwayat keluarga
▧ Terdapat riwayat gangguan jiwa pada keluarga
pasien (kakak kandung).
24
Status Generalisata
▧ Tanda-tanda vital
○ Tekanan Darah : 110/80 mmHg
○ Frekuensi Nadi : 92 x/menit
○ Frekuensi nafas :20 x/menit
○ Suhu :36,2ºC
25
Pemeriksaan Status Mental
Pembicaraan
Deskripsi Umum Mood dan Afek Pembicaraan :
Penampilan : sesuai Mood : disforik spontan
usia. Afek : Volume : cukup
Perilaku motorik : menyempit Artikulasi : Jelas
tenang. Keserasaian :
Sikap : kooperatif. Serasi
Fungsi Intektual
Kesadaran : Komposmentis
Orientasi :- Waktu : tidak terganggu
Gangguan Pikiran
- Tempat : tidak terganggu
Persepsi Proses pikir: Koheren
- Orang : tidak terganggu
Derealisasi: Tidak ada Isi pikiran : Waham
Daya ingat :- Jangka Panjang: tidak
kejar dan waham
Depersonalisasi : terganggu
kebesaran
Tidak ada - Jangka sedang : tidak
terganggu
Ilusi : Tidak ada
- Jangka pendek: tidak
Halusinasi : riwayat terganggu
halusinasi auditorik 26
Pemeriksaan Status Mental
Daya Nilai dan Tilikan Diagnosis Multiaksial
Daya nilai sosial : tidak Axis I : Skizofrenia Paranoid
Terganggu
Axis II : Belum ada diagnosa
Daya nilai realita: Terganggu
Axis III : Tidak ada
Tilikan : derajat 1
Axis IV : Masalah Keluarga
Prognosis
Axis V : GAF 60-51
▧ Quo ad vitam : Dubia ad
Bonam Tatalaksana - Trihexipenidil
▧ Quo ad fungsionam: Dubia ad
- 2x2mg
Bonam
Chlorpromazine - Injeksi
▧ Quo ad sanationam: Dubia ad 1x100 mg Lodomer 2x2
Malam
Baik Buruk - Risperidon 2x3 ampul
mg
Familly Support bagus Remisi (-), sering
Pencetus jelas berulang
Onset usia 27 tahun Perceraian
27
Riw. Keluarga dengan
gangguan jiwa
Analisa Kasus
28
Pasien merasa dia tidak memiliki gangguan
jiwa, namun keluarganya selalu mengatakan
bahwadia memiliki gangguan jiwa. Sehingga
pasien mengatakan bahwa merekalah yang
sebenarnya memiliki gangguan jiwa.
29
Berdasarkan PPDGJ-III, gejala klinis yang
ditemukan pada pasien ini mengarah ke
Skizofrenia Paranoid, dikarenakan terdapat
gejala negatif seperti adanya bicara yang
jarang dan datang ke IGD dengan kondisi
gaduh gelisah serta memiliki riwayat halusinasi
auditorik, waham kejar, dan waham kebesaran
yang telah lebih dari 1 bulan. Axis II belum ada
diagnosa, dan Axis III tidak ada diagnosa, Axis
IV masalah keluarga dan Axis V didapatkan
GAF 60-51 yaitu gejala sedang (moderate),
disabilitas sedang.
30
Pasien di rawat di bangsal psikiatri RSUD
M.Natsir dan diberikan terapi farmakologi
berupa Chlorpromazine 1x100 mg,
Risperidon 2x3 mg, Trihexipenidil 2x2mg,
Lodomer Inj 2x2 ampul.
31
Kesimpulan
32
Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindroma
dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui)
dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah
Kesimpulan
akibat yang tergantung pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Terapi
pada skizofrenia dapat berupa pskiofarmaka dan
non-psikofarmaka. Salah satu bentuk dari non-
psikofarmaka adalah dengan pendekatan
psikoterapi dan psikososial.
33
Kedua hal ini merupakan hal yang fundamental
yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Rehabilitasi ini memiliki rentang yang luas
Kesimpulan
yang di desain untuk membantu pasien skizofrenia
untuk dapat mengatasi gejala yang dialaminya dan
juga memperbaiki fungsi serta meningkatkan
kualitas hidup pasien.
34