Anda di halaman 1dari 27

FARMASETIKA DASAR

VAKSIN DAN
IMUNOSERUM

apt. Sitti Raodah Nurul Jannah, S.Farm., M.S.Farm.


Capaian Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan pengertian vaksin
2. Mampu menjelaskan keguaan sediaan vaksin
3. Mampu membedakan macam-macam vaksin
4. Mampu menjelaskan pengertian imunoserum
5. Mampu menjelaskan kegunaan imunoserum
6. Mampu membedakan sediaan vaksin dan imunoserum
SEDIAAN VAKSIN
Vaksin
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang
sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh
atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid,
protein rekombinan yang bila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.

(Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 Tahun 2013)


Vaksin
Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat
antigenik yang mampu menimbulkan kekebalan aktif
dan khas pada manusia. Vaksin dibuat dari bakteria,
riketsia atau virus dan dapat berupa suspensi
organisme hidup atau fraksi-fraksinya atau toksoid.

(Farmakope Indonesia Edisi VI : 64)


Vaksin
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen
berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih
hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya,
atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah
menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang
ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

(Kementerian Kesehatan RI, 2021)


Vaksin
Vaksin merupakan antigen (mikroorganisme) yang
diinaktivasi atau dilemahkan yang bila diberikan
kepada orang yang sehat untuk menimbulkan antibodi
spesifik terhadap mikroorganisma tersebut, sehingga
bila kemudian terpapar, akan kebal dan tidak
terserang penyakit.
Macam-macam Vaksin
1. Vaksin Bakteri
2. Vaksin Virus dan Riketsia
3. Vaksin Campuran
Vaksin Bakteri

◎ Dibuat dari biakan galur bakteri hidup atau inaktif


atau komponen imunogenik, yg sesuai dlm media
cair atau padat
◎ Sediaan berupa suspensi dengan berbagai tingkat
opasitas dalam cairan tidak berwarna
◎ Dapat berupa sediaan beku kering
Vaksin Virus dan Riketsia

◎ Adalah suspensi virus atau riketsia yang ditumbuhkan


dalam telur berembrio, dalam biakan sel atau dalam
jaringan yang sesuai
◎ Mengandung virus atau riketsia hidup atau inaktif atau
komponen imunogeniknya
◎ Umumnya tersedia dlm bentuk sediaan beku kering
◎ Berwarna jika mengandung indicator pH seperti merah
fenol
Penggolongan Vaksin
◎ Asal antigen (Immunization Essential)
◎ Bibit penyakit yang dimatikan (Inactivated)
◎ Sensitivitas suhu
Penggolongan Vaksin
◎ Asal antigen (Immunization Essential)

 Virus, contoh : Oral Polio Vaccine (OPV), campak,


yellow fever, MR
 Bakteri, contoh : Bacillus Calmette Guerin (BCG)
Penggolongan Vaksin
◎ Bibit penyakit yang dimatikan (Inactivated)

 Seluruh partikel diambil, cth : IPV, Rabies, Pertusis


 Sebagian partikel diambil, cth : Hepatitis B,
Haemophilus influenza type B
Penggolongan Vaksin
◎ Sensitivitas suhu

 Vaksin sensitif beku = rusak terhadap suhu dingin


di bawah 0C (suhu beku), cth : Hepatitis B, DPT
(Difteri, Pertusis, dan Tetanus), IPV (Polio Suntik),
DT (Difteria tetanus), TT (tetanus murni)
 Vaksin sensitif panas = rusak terhadap paparan
panas berlebih, cth : BCG (tuberculosis), OPV (vaksin
polio oral), Campak, MR (Rubella)
Rekonstitusi Vaksin
FENOL = sbg pengawet tidak > 0,25%.
FORMALDEHID BEBAS =tidak > 0,02%
ALUMINIUM = tidak > 1,25 mg per dosis
KALSIUM = tidak > 1,3 mg per dosis
Wadah dan Penyimpanan Vaksin

 Vaksin disimpan pada suhu 2 C sampai 8 C


 Terlindung dari Cahaya
 Tidak boleh dibekukan
SEDIAAN
IMUNOSERUM
IMUNOSERUM
 Imunoserum adalah sediaan mengandung
immunoglobulin khas yang diperoleh dari serum
hewan dengan pemurnian.

 Diperoleh dari hewan sehat yang telah diimunisasi


dengan penyuntikan toksin atau taksoid, venin
suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang
sesuai.
IMUNOSERUM
 Imunoserum Cair
Hampir tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, tidak keruh
dan hampir tidak berbau kecuali bau pengawet anti mikroba yang
ditambahkan

 Imunoserum Kering Beku


Padatan atau serbuk putih kuning pucat, mudah larut dalam air
membentuk larutan tidak berwarna atau warna kuning pucat
Macam-macam Imunoserum
1. Imunoserum Antidifteri
2. Imunoserum Antirabies
3. Imunoserum Antitetanus
4. Imunoserum Antibisa olivalen
Macam-macam Imunoserum
1. Imunoserum Antidifteri
Persyaratan Kadar :
Imunoserium antidifteri mengandung globulin dengan antitoksin khas yang
dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtherioe potensi kurang dari 1000
UI per mL
Identifikasi :
Mempunyai aktivitas khas menetralkan toksin Corynebacterium diphtherioe dan
tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka.

Khasiat :
Untuk pengebalan pasif
Macam-macam Imunoserum
2. Imunoserum Antirabies

Persyaratan Kadar :
Imunoserum antirabies mengandung globulin anti khas rabies yang dapat
menetralkan virus rabies
Identifikasi :
Mempunyai aktivitas khas menetralkan virus rabies dan tetap tidak berbahaya
bagi hewan yang peka.
.
Macam-macam Imunoserum
3. Imunoserum Antitetanus

Persyaratan Kadar :
Imunoserum antitetanus mengandung globulin anti khas rabies yang dapat
menetralkan toksin Clostridium tetani.
Identifikasi :
Mempunyai aktivitas khas menetralkan toksin Clostridium tetani dan tetap tidak
berbahaya bagi hewan yang peka.
.
Macam-macam Imunoserum
4. Imunoserum Antibisa Polivalen
Persyaratan Kadar :
Imunoserum antibisa polivalen adalah antibisa ular, merupakan larutan steril
yang mengandung terutama globulin dengan antizat khusus yang dapat
menetralkan bisa Ankystrodon rhodostoma, Bungarus fasciatus, dan Naja
sputatrix.

Khasiat :
Untuk pengebalan pasif
Bentuk Sediaan Imunoserum

Ampul ◎Vial

Wadah dosis tunggal berbentuk


◎Umumnya wadah dosis ganda
silindris yang terbuat dari gelas
dan memiliki kapasitas atau
dengan ujung yang runcing
volume 0,5 – 100 mL. Vial dapat
(leher dan bidang dasar datar).
berupa takaran tunggal atau
Ukuran 1 mL, 2 mL, 5 mL, 10 mL,
ganda.
20 mL, 25 mL, dan 30 mL
Syarat Sediaan Imunoserum
1. Kondisi pH antara 6,0 – 7,0
2. Protein total tidak lebih dari 17 %
3. Imunoserum menunjukkan tidak lebih dari sesepora protein yang mempunyai
mobilitas albumin.
4. Protein asing, jika ditetapkan dengan uji pengendapan menggunakan
immunoserum khas, hanya mengandung protein galur hewan yang digunakan.
5. Fenol tidak lebih dari 0,25%
6. Toksisitas abnormal memenuhi syarat
7. Memenuhi syarat uji sterilitas
8. Hasil dinyatakan dalam unit per mL
Tugas Individu :
Buat Ilustrasi Poster Sejarah Pembuatan Vaksin
(filetype: pdf)
Dikumpulkan paling lambat tanggal 30 April 2024
pukul 21.00 WITA, submit pada googledrive tiap
kelas
Dengan format nama file : NIM_Nama Lengkap

Anda mungkin juga menyukai