Anda di halaman 1dari 17

FARMAKOTERAPI

GANGGUAN IMUNOLOGI
DAN ONKOLOGIS

Dosen Pengampu :
Dr. apt. Hariyanto IH, M.Si.
Nip. 198501062009121009
Kelompok / Kelas : 2 /
Amanda Rosidatul Mufida (I1021201019) A1
Fanny Fannysha (I1021201034)
Nurul Irwani Putri (I1021201085)
1
Risa Nuraini (I1021201103)
1 Materi/Antigen yang digunakan dalam
vaksin polio !

2
Vaksin Polio
Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus polio yang berasal dari genus
Enterovirus dan family Picorna viridae). Penyakit ini ditandai dengan gejala nyeri tenggorokan, rasa tidak enak
diperut disertai demam ringan, nyeri kepala ringan,dan kelumpuhan akut, kaki biasanya lemas tanpa gangguan
saraf perasa.(2)
Penyakit polio (Poliomyelitis) tersebut dinilai berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi,
kerusakan otak yang menyebabkan kelumpuhan pada organ dalam, kelumpuhan pada kaki, otot-otot dan bahkan
kematian (polio bulbar). individu yang terjangkit polio jenis paralisis spinal tidak akan sembuh disebabkan
vaksinasi hanya dapat dilakukan sebelum tertular. Strain poliovirus jenis ini menyerang saraf tulang belakang
yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki secara permanen. Akan tetapi polio jenis ini tidak mematikan
karena tidak menyerang organ vital.(3)
Berdasarkan data dari WHO (2008), penyebaran penyakit polio dapat ditekan dengan program vaksinasi.
Sampai saat ini, program vaksinasi masih dipercaya sebagai cara yang paling efektif dalam menekan penyebaran
penyakit polio. Oleh karena itu, vaksinasi perlu diperhatikan dalam model sebagai upaya untuk mencegah
meluasnya penyakit.(2)
 

3
2 Formulasi dalam pembuatan vaksin polio !

4
Vaksin Poliomyelitis Oral bivalen (bOPV) (3)

Komposisi (tiap dosis 0,1 mL)

Virus Poliomyelitis strain Sabin :


tipe 1 ≥ 10⁶⁰ CCID50
tipe 3 ≥ 10⁵⁸ CCID50
Eritromisin ≤ 2 mcg
Kanamisin ≤ 10 mcg
Penyimpanan : -20⁰C, 24 bulan
Sukrosa 35%
Pencegahan polio untuk bayi 0-
1.2.3.4 bulan
Kemasan :
- Dus: 10 vial @ 1 mL (10 dosis) Cara pemberian :
- Dus: 10 vial @ 2 mL (20 dosis) 2 tetes (0,1 mL) diberikan
- Dus: 50 vial @ 2 mL (20 dosis) secara oral 5
Vaksin Poliomyelitis Inaktif (IPV) (3)

Komposisi (tiap dosis 0,5 mL)

Kemasan :
- Dus: 10 vial @ 2,5 mL (5
dosis)

Pencegahan polio (diberikan bersamaan


Penyimpanan : 2-8⁰ C dengan DTP-3 dan OPV-4

Virus Poliomyelitis strain Inaktif : Cara pemberian :


tipe 1 (Mahoney strain) 40 DU 0,5 mL vaksin diinjeksikan
tipe 2 (MEF-1 strain) 8 DU melalui rute intramuskular
tipe 3 (Saukett) strain 32 DU atau subkutan
6
3 Fungsi dari masing-masing komponen dalam
formulasi !

7
Bahan Fungsi
Virus polio yang tidak aktif, strain Zat Aktif
sabin yang dilemahkan dari tipe
1,2,3
dengan kandungan antigen D
Polisorbat 80 Pelarut
Residu formaldehida Pengawet
Medium 99 (mengandung Mempertahankan
asam amino tertentu, garam keseimbangan nitrogen
mineral, vitamin, glukosa dan
air untuk
injeksi)
Larutan penyangga (natrium Mempertahankan pH
hidrofosfat, natrium
dihidrofosfat, natrium klorida,
air untuk injeksi)

8
4 Mekanisme respon imun yang terjadi dari
sejak vaksin di berikan hingga aktifnya
sistem imun adaptif !

9
Vaksin virus polio adalah agen imunisasi aktif yang digunakan untuk mencegah penyakit
poliomielitis (polio). Ia bekerja dengan menyebabkan tubuh memproduksi perlindungannya
sendiri (antibodi) terhadap virus yang menyebabkan polio. (5) Mekanisme sistem imun tubuh yang
dapat bereaksi seolah terjadi infeksi oleh virus polio, tanpa gangguan ke sistem saraf pusat.
Terdapat dua tipe vaksin polio: vaksin hidup oral dan vaksin yang diinaktivasi (oral polio
vaccine/OPV dan inactivated polio vaccine/IPV). Vaksin polio oral mengandung gabungan dari
strain virus polio tipe 1, 2, dan 3 yang sudah dilemahkan sedangkan vaksin IPV mengandung
strain wild-type poliovirus tipe 1-3 yang diinaktivasi menggunakan formalin. (6)
Vaksin yang tidak aktif memberikan kekebalan dengan memasok sistem kekebalan tubuh
dengan dosis antigen yang tidak aktif. Karena antigen ini tidak hidup, ia tidak dapat bereplikasi
di inang. Vaksin yang tidak aktif tidak dapat menyebabkan penyakit; dengan demikian, mereka
dapat diberikan ke host immunocompromised. Namun, ketidakmampuan mereka untuk
bereplikasi juga memberikan tingkat kekebalan yang lebih rendah, yang memerlukan beberapa
dosis vaksin. Seperti semua vaksin inaktif lainnya, vaksin polio inaktif diberikan secara seri. (7)

10
Sebaliknya, vaksin virus polio oral yang digunakan di wilayah lain di dunia adalah virus hidup
yang dilemahkan. Tiga galur virus tipe liar dilemahkan dalam pengaturan laboratorium sebelum
dimasukkan ke dalam vaksin oral. Formulasi ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk
menghadapi virus dengan cara yang tidak terlalu mengancam dan untuk meningkatkan respons
imun humoral untuk melindungi penerima dari bahaya dengan potensi paparan di masa depan. (7)
Polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar,
virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Ini kemudian dibuang ke
lingkungan melalui feses. (5) Pada vaksin polio oral, virus berada di faring selama satu hingga dua
minggu dan dikeluarkan melalui feses selama beberapa minggu setelah pemberian vaksin. Vaksin
polio oral mengurangi sirkulasi virus polio liar karena meningkatkan imunitas di saluran cerna dan
imunitas yang dihasilkan lebih lama dibandingkan vaksin yang diinaktivasi, seringkali imunitas
terbentuk untuk seumur hidup. (6)
Sedangkan, vaksin Inactivated poliovirus vaccine (IPV) merupakan vaksin inaktif/mati yang
berisi 3 tipe virus polio liar. Vaksin yang disuntikkan akan memunculkan imunitas yang dimediasi
IgG dan mencegah terjadinya viremia serta melindungi motor neuron. Vaksin IPV mampu
mencegah kelumpuhan karena menghasilkan antibodi netralisasi yang tinggi. (8)
11
5 Dosis pemberian (single dose / Booster ?)

12
Berikut dosis pemberian vaksin polio secara
umum :

 Anak-anak

Sebagai imunisasi primer, dosisnya adalah 0,5 ml. Dosis


pertama diberikan kepada bayi sesaat setelah lahir dalam bentuk
tetes mulut (OPV). Vaksin selanjutnya diberikan saat usia 2
bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Vaksin booster diberikan saat anak
berusia 18 bulan.

 Dewasa

Umumnya vaksin polio sudah diberikan pada anak-anak.


Namun, pada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan
vaksin, bisa diberikan 3 dosis, 0,5 ml disuntikkan melalui otot
(intramuskular/IM) atau di bawah kulit (subkutan/SC). Dua
dosis pertama diberikan dengan jarak 1–2 bulan, dan dosis
ketiga berjarak 6–12 bulan setelah dosis kedua.
13
Vaksin Poliomyelitis Inaktif (IPV)

Dosis :
Diberikan dalam 3 dosis awal: saat usia
6 minggu atau biasanya pada usia 2
bulan, suia 4 bulan, dan pada usia antara
6-18 bulan. Dosis keempat diberikan
pada usia 4 tahun.

14
Vaksin Poliomyelitis Oral bivalen (bOPV)

Dosis :
Pemberian sama denga dosis IPV.

15
Daftar Pustaka
1. Umam Y.C, dkk. 2016. Model Epidemi Seiv Penyebaran Penyakit Polio Pada Populasi tak Konstan.
UNNES Journal of Mathematics. 5(2): 101-107.
2. Satari H.I. 2016. Eradikasi Polio. Sari Pediatri. 18(3) : 245-250.
3. Noviandari R. 2018. Seputar Produk Vaksin. Biofarma: Jakarta.
4. Anastasia Piniaeva,Georgy Ignatyev,dkk. Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Polio Strain Sabin Inaktif
“PoliovacSin”: Uji Klinis Tahap I dan II. 2021. Vol 9: 565.
5. Infeksi Emerging [internet]. 2021. Poliomyelitis. [Dicitasi pada tanggal 6 maret 2022]. Tersedia dari:
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio/
6. Alomedika [internet]. 2021. Vaksin Polio. [Dicitasi pada tanggal 6 maret 2022]. Tersedia dari:
https://www.alomedika.com/obat/vaksin-serum-danimunoglobulin/vaksin/vaksin-polio/farmakologi
7. NCBI [internet]. 2021. Polio Vaccine. [Dicitasi pada tanggal 6 maret 2022]. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526039/
8. Irawan, Hindra S. 2016. Eradikasi Polio. Jurnal Sari Pediatri. Vol 18(3): 245-250.
16
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

17

Anda mungkin juga menyukai