ANAK
SAKIT
POLIO
MAK-MIN
TIDAK CUCI TERKONTAMINA
TANGAN DENGAN SI
BAIK SETELAH
BAB
Faktor Risiko terhadap Kelumpuhan
• Tidak ada yang tahu mengapa hanya sebagian kecil infeksi
menyebabkan kelumpuhan.
• Beberapa faktor risiko utama yang diidentifikasi yang
meningkatkan kemungkinan kelumpuhan pada seseorang
yang terinfeksi polio, seperti diantaranya defisiensi imun,
kehamilan, pengangkatan amandel (tonsilektomi), suntikan
intramuscular misalnya obat-obatan, olahraga berat dan
cedera.
Informasi Laboratorium
Specimen AFP (Acute Flaccid Paralysis) berupa tinja yang diambil pada
kasus AFP yang lama lumpuhnya belum lebih dari 2 bulan
Specimen adekuat adalah 2 spesimen dapat dikumpulkan dengan
tenggang waktu minimal 24 jam
Waktu pengumpulan ke 2 spesimen tidak lebih dari 14 hari sejak terjadi
kelumpuhan
Masing-masing spsimen minimal 8 gram (sebesar satu ruas ibu jari orang
dewasa), atau 1 sendok makan bila penderita diare.
Specimen pada saat diterima di laboratorium dalam keadaan :
2 spesimen tidak bocor
2 spesimen volumenya cukup
Suhu dalam speseimen karier 2-8⁰C
2 spesimen tidak rusak (kering,dll)
Treatment/penatalaksanaan
Tidak ada obat untuk polio, yang ada hanya perawatan
untuk meringankan gejala.
Terapi fisik digunakan untuk merangsang otot dan obat
antispasmodic diberikan untuk mengendurkan otot-otot
dan meningkatkan mobilitas tapi tidak dapat mengobati
kelumpuhan polio permanen.
1. Oral Polio Vaccine (OPV), untuk jenis vaksin ini aman, efektif
dan memberikan perlindungan jangka panjang sehingga
sangat efektif dalam menghentikan penularan virus. Vaksin
ini diberikan secara oral.
Pencegahan dengan Vaksin Polio
2. Monovalent Oral Polio Vaccines (mOPV1 and mOPV3),
Vaksin polio ini memberikan kekebalan hanya pada satu jenis
dari tiga serotipe OPV, namun tidak memberikan
perlindungan terhadap dua jenis lainnya. OPV Monovalen
untuk virus Polio tipe 1 (mopV1) dan tipe 3 (mOPV3)
dilisensikan lagi pada tahun 2005 dan akhirnya mendapatkan
respon imun melawan serotipe yang lain.
Pencegahan dengan Vaksin Polio
3. Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV), setelah April 2016, vaksin
virus Polio Oral Trivalen diganti dengan vaksin virus Polio
Oral Bivalen (bOPV). Bivalen OPV hanya mengandung virus
serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang sama
seperti pada vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan
respons imun yang lebih baik terhadap jenis virus Polio tipe 1
dan 3 dibandingkan dengan OPV trivalen, namun tidak
memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.
Pencegahan dengan Vaksin Polio
4. Inactivated Polio Vaccine (IPV), sebelum bulan April 2016,
vaksin virus Polio Oral Trival (topV) adalah vaksin utama
yang digunakan untuk imunisasi rutin terhadap virus Polio.
tOPV terdiri dari campuran virus polio hidup dan dilemahkan
dari ketiga serotipe tersebut. tOPV tidak mahal, efektif dan
memberikan perlindungan jangka panjang untuk ketiga
serotipe virus Polio. Vaksin Trivalen ditarik pada bulan April
2016 dan diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen
(bOPV), yang hanya mengandung virus dilemahkan vaksin
tipe 1 dan 3.
SUMBER
• Najmah. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular.
Penerbit:TIM:Jakarta
https://www.slideshare.net/najmahusman/bab-4-polio
• Media Informasi Resmi Terkini Penyakit Infeksi.
2019.Poliomyelitis (Penyakit Virus Polio)
Emerginghttps://covid19.kemkes.go.id/penyakit-virus/poli
omyelitis-penyakit-virus-polio/#.XxUhXigzbIV