Anda di halaman 1dari 16

B.

VIRUS

Virus Polio adalah Virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang

bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-1

(Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae. Penyakit

ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari

sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.

Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-

anak di bawah usia lima tahun. Pada awal abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit yang
paling ditakuti di negara-negara industri, melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun. Pada

tahun 1950an dan 1960an polio telah terkendali dan praktis dihilangkan sebagai masalah

kesehatan masyarakat di negara-negara industry. Hal ini setelah pengenalan vaksin yang

efektif.

Adapun gejala Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Polio non-paralisis dapat mnyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih,

sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan

sakit

2. Polio paralisis menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa

lemah, dan kehilangan refleks tubuh.

3. Sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi,

lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa

otot tubuh menurun.

Polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus

polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Ini

kemudian dibuang ke lingkungan melalui faeces di mana ia dapat menyebar dengan cepat

melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk. Virus tidak
akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap

polio. Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses. Ada

juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak

pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi. Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus

dalam usus mereka dan dapat “diam-diam” menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.

Tidak ada obat untuk polio, yang ada hanya perawatan untuk meringankan gejala.

terapi fisik digunakan untuk merangsang otot dan obat antispasmodic diberikan untuk
mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas. Meskipun ini dapat meningkatkan

mobilitas, tapi tidak dapat mengobati kelumpuhan polio permanen.

Apabila sudah terkena Polio, tindakan yang dilakukan yaitu tatalaksana kasus lebih

ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak

diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin dan penderita dirawat inap selama minimal

7 hari atau sampai penderita melampaui masa akut.

Penemuan dini dan perawatan dini untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah

bertambah beratnya cacat. Kasus polio dengan gejala klinis ringan di rumah, bila gejala klinis

berat diruju ke RS.

Imunisasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio.

Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup.

Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya pemberian imunisasi polio pada anak-anak.

Pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dengan

menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat. Selain itu mencegah pencemaran

lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di

jamban dan mengalirkannya ke septic tank.


Pencegahan dengan Vaksin Polio. Ada 4 jenis vaksin Polio, yaitu :

1. Oral Polio Vaccine (OPV), untuk jenis vaksin ini aman, efektif dan memberikan

perlindungan jangka panjang sehingga sangat efektif dalam menghentikan penularan

virus. Vaksin ini diberikan secara oral. Setelah vaksin ini bereplikasi di usus dan

diekskresikan, dapat menyebar ke orang lain dalam kontak dekat.

2. Monovalent Oral Polio Vaccines (mOPV1 and mOPV3), sebelum pengembangan

tOPV, OPV Monovalen (mopVs) dikembangkan pada awal tahun 1950an. Vaksin

polio ini memberikan kekebalan hanya pada satu jenis dari tiga serotipe OPV, namun
tidak memberikan perlindungan terhadap dua jenis lainnya. OPV Monovalen untuk

virus Polio tipe 1 (mopV1) dan tipe 3 (mOPV3) dilisensikan lagi pada tahun 2005 dan

akhirnya mendapatkan respon imun melawan serotipe yang lain.

3. Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV), setelah April 2016, vaksin virus Polio Oral

Trivalen diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV). Bivalen OPV hanya

mengandung virus serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang sama seperti

pada vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan respons imun yang lebih baik

terhadap jenis virus Polio tipe 1 dan 3 dibandingkan dengan OPV trivalen, namun

tidak memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.

4. Inactivated Polio Vaccine (IPV), sebelum bulan April 2016, vaksin virus Polio Oral

Trival (topV) adalah vaksin utama yang digunakan untuk imunisasi rutin terhadap

virus Polio. Dikembangkan pada tahun 1950 oleh Albert Sabin, tOPV terdiri dari

campuran virus polio hidup dan dilemahkan dari ketiga serotipe tersebut. tOPV tidak

mahal, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang untuk ketiga serotipe

virus Polio. Vaksin Trivalen ditarik pada bulan April 2016 dan diganti dengan vaksin

virus Polio Oral Bivalen (bOPV), yang hanya mengandung virus dilemahkan vaksin

tipe 1 dan 3.

C. JAMUR.
Jamur kuping memilki nama ilmiah "Auricularia auricular". Jamur ini dikenal

dengan nama jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga

manusia. Karakteristik unik dari jamur ini yaitu memiliki tubuh buah yang kenyal jika

dalam keadaan segar. Namun pada keadaan kering, tubuh buahnya akan menjadi keras

seperti tulang. Tubuh jamur ini bertangkai pendek dan tumbuh menempel pada substrat

dengan membuat lubang pada permukaannya. Permukaan atas tubuh buahnya seperti

beludru dengan bagian bawahnya licin mengkilat. Kulitnya berlendir selama musim hujan

dan tampak mengkerut pada musim kemarau. Jamur kuping adalah salah satu jenis jamur
liar yang dapat dengan mudah dijumpai di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC)

terutama pada waktu musim penghujan dan di tempat yang lembab.

Jamur Kuping terdiri dari tiga jenis yaitu Jamur Kuping Putih (Tremella fuciformis),

Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytricha) dan Jamur Kuping Merah (Auricularia

auricular-judae). Dari ketiga jenis itu yang paling sering dikonsumsi adalah Jamur Kuping

Hitam. Jamur ini mengandung serat yang tinggi serta kalori yang rendah. Selain itu juga

mengandung protein alami (asam amino) yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia yang

tentunya semua itu sangat berguna bagi kesehatan kita.

Bagi yang sedang mencoba menurunkan berat badan. Jamur ini bisa menjadi salah

satu pilihan yang tepat karena memiliki kandungan kalori yang rendah namun protein

alami dan seratnya tinggi. Jamur ini juga berkhasiat untuk pengobatan sakit ringan seperti

mengurangi panas dalam dan mengurangi rasa sakit akibat luka bakar. Selain mengandung

banyak manfaat, ternyata Jamur Kuping mengandung racun apabila diolah dengan cara

yang kurang tepat.

Manfaat jamur kuping


1. Manfaat Jamur kuping hitam mampu meningkatkan kesehatan usus. Hal ini karena jamur

kuping hitam mengandung sumber prebiotik yang sangat baik. Jamur ini kaya akan serat

yang mampu memberi makan bakteri baik dalam usus. Dengan begitu, usus akan terbantu

menghasilkan nutrisi untuk meningkatkan kesehatan sistem pencernaan serta menjaga

usus agar tetap dalam kondisi yang sehat

2. Jamur kuping hitam mengandung antioksidan yang kuat dan jumlah yang sangat tinggi.

Hal tersebut dapat berperan sebagai anticoagulansia yang ampuh untuk membantu

menurunkan kadar kolesterol serta trigliserida. Menurut sebuah penelitian yang


diterbitkan International Journal of Medicinal Mushrooms menunjukkan bahwa

antioksidan tersebut berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL dalam

tubuh dalam jumlah yang signifikan.

3. Jamur kuping hitam dapat melindungi hati dari zat berbahaya tertentu. Misalnya dengan

mencampurkan bubuk jamur kuping hitam dengan air dapat membantu mengembalikan

dan melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh overdosis acetaminophen.

Biasanya, zat kimia tersebut terkandung dalam obat penurun deman atau nyeri.

4. Kandungan serat yang tinggi pada jamur kuping hitam dapat membantu meringankan

gejala wasir. Hal ini tentu dapat mengatasi masalah sembelit atau susah buang air besar.

Penderita wasir memang harus mengonsumsi banyak serat, tetapi juga tak boleh

berlebihan. Selain itu, jamur kuping hitam juga dapat melancarkan sirkulasi darah yang

berguna untuk penderita wasir. Pasalnya, penyakit wasir menyebabkan peradangan dan

pembengkakan pada vena di anus dan rektum.

5. Jamur kuping hitam mengandung sifat antimikroba yang dapat menangkal peregangan

bakteri tertentu. Studi yang dilakukan pada tahun 2015 menunjukkan bahwa jamur

kuping hitam memiliki kemampuan memblokir pertumbuhan bakteri Staphylococcus

aureus dan bakteri E. coli yang dapat menyebabkan infeksi.


2. Organel Se1.

A. Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma (RE) tersusun dari selapis membran yang berlekuk-

lekuk dan posisinya di dekat atau menempel dengan inti sel. Ada dua jenis retikulum

endoplasma, yaitu RE kasar dan RE halus. Bedanya apa? Pertama, dari permukaannya.

Permukaan RE kasar ditempeli ribosom. Jadi kalo dilihat, banyak bintik-bintik di

permukaannya. Kalau RE halus, permukaannya lebih halus soalnya nggak ditempeli oleh

ribosom.

Perbedaan kedua, yaitu fungsinya. RE kasar kan ditempeli ribosom, maka

fungsinya berkaitan untuk sintesis protein. Sedangkan RE halus berfungsi untuk

sintesis lemak, metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi racun.


B. Ribosom

Suatu sel ada butiran kecil dan padat yang menempel di RE kasar dan menyebar di

sitoplasma disebut ribosom. Ribosom itu butiran nukleoprotein yang ukurannya hanya 15-20 nm,

paling kecil dari organel lainnya. Ada dua komponen utama ribosom, yaitu subunit besar dan

subunit kecil.

Saat melakukan kerjanya, kedua subunit ini bergabung dan membentuk struktur yang

mirip dengan burger. Ditengah-tengah tumpukan kedua subunit yang mirip burger itu, ada

mRNA. Fungsi mRNA itu sebagai cetakan resep untuk bikin protein tertentu. Makanya, peran

utama ribosom adalah sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.


3. Badan Golgi atau Diktiosom

Sebutan untuk badan golgi bermacam-macam. Bisa aparatus golgi atau khusus

untuk tumbuhan disebutnya diktiosom. Letak badan golgi biasanya ada di pinggir sel

deket membran sel. Kalau di sel hewan, badan golgi bisa membentuk lisosom. Makanya,

di sekitar badan golgi sel hewan juga bisa ditemukan di lisosom.

Badan golgi bentuknya kayak kantung (lumen) atau cakram pipih yang disebut

sisterna. Kantung badan golgi ini bisa lepas dan nantinya akan membentuk kantung-

kantung kecil yang disebut vesikel. Vesikel ini ada dua macam, yaitu vesikel transfer

(untuk mentransfer protein dari badan golgi ke lisosom) dan vesikel sekretoris (untuk

melepaskan protein atau molekul lain). Fungsi badan golgi ini bisa dianalogikan kayak

kantor pos karena dia bakal memodifikasi, mengemas, dan menyortir molekul yang ada
di dalam sel. Setelah itu, akan ditransportasikan di dalam sel maupun dikeluarkan ke luar

sel. Molekul yang bakal ditransportasikan badan golgi itu, terbungkus di dalam vesikula.

Pada sel tumbuhan, badan golginya punya fungsi tambahan yaitu memproduksi

selulosa yang menyusun dinding sel.

3. Membran plasma disebut Bilayer lipid atau bilayer fosfolipid karena di membran

plasma terdapat membran polar tipis yang terbuat dari dua lapisan molekul lipid.

Fosfolipid Bilayer adalah komponen universal dari semua membran sel. Struktur ini

disebut “lipid dwilapis” karena terdiri dari dua lapisan asam lemak yang tersusun dalam
dua lembar.

Fosfolipid Bilayer biasanya sekitar lima nanometer hingga sepuluh nanometer dan

mengelilingi semua sel yang menyediakan struktur membran sel. Dengan ekor hidrofobik

dari masing-masing lembar berinteraksi satu sama lain, interior hidrofobik terbentuk dan

ini bertindak sebagai penghalang permeabilitas. Kelompok-kelompok kepala hidrofilik

berinteraksi dengan media berair di kedua sisi bilayer. Dua lembar yang berlawanan juga

dikenal sebagai selebaran.

Membran plasma terutama terdiri dari fosfolipid, yang terdiri dari asam lemak dan

alkohol. Fosfolipid dalam membran plasma disusun dalam dua lapisan, yang disebut

Fosfolipid Bilayer. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah, setiap molekul

fosfolipid memiliki kepala dan dua ekor. Kepala “mencintai” air (hidrofilik) dan ekor

“membenci” air (hidrofobik). Ekor yang membenci air ada di bagian dalam membran,

sedangkan kepala yang suka air menunjuk ke luar, menuju sitoplasma atau cairan yang

mengelilingi sel.

Molekul yang hidrofobik dapat dengan mudah melewati membran plasma, jika

mereka cukup kecil, karena mereka membenci air seperti bagian dalam membran. Molekul

yang hidrofilik, di sisi lain, tidak dapat melewati membran plasma — setidaknya bukan

tanpa bantuan — karena mereka mencintai air seperti bagian luar membran, dan karenanya

dikeluarkan dari bagian dalam membran.


Fosfolipid Bilayer memiliki sifat unik. Mereka terbentuk dalam struktur seperti

lembaran yang mengandung bagian hidrofilik dan hidrofobik. Membran terdiri dari lipid

dan protein dan kadang-kadang bahkan karbohidrat.

Ada dua protein membran yang berbeda dalam lapisan ganda lipid. Protein membran

integral melintasi lipid bilayer dan berdekatan dengan cairan ekstraseluler dan sitoplasma

sel.

Protein membran perifer hanya mengikat ke permukaan protein integral dan hanya di

kedua sisi membran, luar atau dalam. Protein spesifik pada permukaan membran
memediasi fungsi yang berbeda. Sebagai contoh, pompa natrium-kalium memainkan peran

utama dalam menyeimbangkan gradien konsentrasi antara cairan ekstraseluler dan di

dalam sel.

Fosfolipid Bilayer juga memiliki sifat listrik yang, sebagaimana dibahas dengan

pompa natrium-kalium, memungkinkan transfer ion melalui dan keluar dari bilayer lipid.

Struktur: Struktur Fosfolipid Bilayer menjelaskan fungsinya sebagai penghalang.

Lipid adalah lemak, seperti minyak, yang tidak larut dalam air karena ekor hidrofobiknya

yang panjang. Interaksi hidrofobik di antara beberapa fosfolipid dan glikolipid, suatu

struktur tertentu yang disebut lipid bilayer atau lembar bimolekuler lebih disukai.

Fosfolipid dan glikolipid memiliki gugus hidrofilik dan hidrofobik (amphiphilic atau

amphipathic). Jadi, ketika beberapa fosfolipid atau glikolipid datang bersama dalam larutan

air, ekor hidrofob berinteraksi satu sama lain untuk membentuk pusat hidrofobik,

sedangkan kepala hidrofilik berinteraksi satu sama lain dengan membentuk lapisan

hidrofilik pada setiap sisi dari titik bilayer secara radikal menuju arah pelarut polar.

Pembentukan fosfolipid bilayer ini bersifat spontan karena interaksi hidrofobik

sangat menguntungkan struktur.Fosfolipid Bilayer adalah rakitan nonkovalen. Protein dan

molekul lipid disatukan oleh interaksi nonkovalen seperti gaya Van der Waals (yang

menyatukan ekor hidrofob) dan ikatan hidrogen (yang mengikat kepala hidrofilik dengan

air), yang membantu menstabilkan struktur lapisan ganda lipid.


Rasio massa molekul lipid dan protein yang tertanam di dalamnya berkisar dari 1: 4

hingga 4: 1. Dua jenis protein ada dalam lipid bilayer : protein membran integral dan

perifer. Protein membran integral melintasi lipid bilayer. Artinya, mereka berinteraksi

secara luas dengan daerah hidrofobik (wilayah hidrokarbon) dari lapisan ganda lipid.

Protein membran integral berinteraksi oleh interaksi nonpolar. Protein membran

perifer biasanya melekat pada permukaan protein integral; Oleh karena itu, mereka berada

di kedua wajah lipid bilayer.

Protein membran perifer berinteraksi dengan gugus kepala hidrofilik dari molekul
lipid. Protein perifer berikatan melalui ikatan elektrostatik dan hidrogen dengan kelompok

kepala lipid. Mereka biasanya mengikat protein integral pada sisi sitoplasma atau

ekstraseluler. Namun, mereka juga dapat secara kovalen menempel pada lapisan ganda

oleh rantai hidrofobik.

Sifat: Karena interaksi ini, fosfolipid bilayer mewarisi sifat unik. Lapisan ganda lipid

memiliki sifat “luas” – mereka dapat melampirkan dan membentuk kompartemen.

Terakhir, mereka juga dapat pulih dengan cepat jika ada lubang di lipid bilayer karena

alasan energetik. Namun, fosfolipid dan glikolipid tidak membentuk misel seperti halnya

asam lemak karena fosfolipid dan glikolipid memiliki dua rantai hidrokarbon dan mereka

terlalu besar untuk mengorientasikan diri ke dalam bola seperti misel. Sifat tambahan dari

membran fosfolipid bilayer termasuk mereka adalah: seperti lembaran, dibentuk oleh lipid

dan protein (kadang-kadang karbohidrat), bersifat amfifatik, memiliki beberapa bagian

nonkovalen, asimetris, fluida, dan dipolarisasi secara elektrik. Menggunakan model mosaik

fluida, dapat dilihat bahwa bilayer mengalami difusi lateral yang cepat, tetapi flip-flop atau

difusi transversal berlangsung sangat lambat. Ada juga transmembran alpha helix

hidrofobik yang melewati membran, dengan komponen amina di sisi ekstraseluler dan

gugus karboksi di sisi sitoplasma. Sifat Membran:

1. Bentuk struktur seperti lembaran

2. Dibentuk oleh lipid dan protein (terkadang karbohidrat)


3. Membran lipid bersifat amphipatik (memiliki sifat yang polar dan nonpolar)

4. Protein spesifik memediasi fungsi membran (protein dapat meningkatkan permeabilitas

membran)

5. Ikatan non-kovalen (gaya hidrofobik membuat membran bersama

6. Asimetris (biasanya karena protein)

7. Struktur Cairan – fosfolipid terus bergerak

8. Listrik terpolarisasi – memiliki kemampuan untuk mengisolasi / memisahkan muatan

(EX: digunakan untuk menghasilkan ATP atau mentransfer sinyal saraf)


Fungsi: Sifat paling penting dari fosfolipid bilayer adalah ia merupakan struktur yang

sangat kedap air. Impermeable berarti bahwa itu tidak memungkinkan molekul untuk

melewatinya dengan bebas. Hanya air dan gas yang dapat dengan mudah melewati lapisan

ganda. Sifat ini berarti bahwa molekul besar dan molekul polar kecil tidak dapat melewati

lapisan ganda, dan dengan demikian membran sel, tanpa bantuan struktur lain. Properti ini

dari air lipid bilayer menyeimbangkan dan molekul organik lainnya dari masuknya /

terkelupas melalui sel dan lingkungan. Sifat penting lainnya dari lipid bilayer adalah

fluiditasnya. Fosfolipid bilayer mengandung molekul lipid, dan juga mengandung protein.

Fluiditas bilayer memungkinkan mobilitas struktur ini dalam bilayer lipid. Fluiditas ini

penting secara biologis, memengaruhi transportasi membran.

Fungsi membran bilayer lipid dimediasi oleh protein spesifik yang tertanam di

dalamnya. Protein lipid bilayer berfungsi sebagai pompa, saluran, transduser energi,

reseptor, dan enzim.

Pengaruh Lipid Bilayers pada Lingkungan Berair Lokal: Ketika mayoritas lipid

dalam lapisan ganda adalah anionik, mereka menarik kation dan mengusir anion. Ini akan

menghasilkan larutan lapisan ganda khusus yang dihabiskan dalam anion dan diperkaya

dalam kation yang mengelilingi bilayer. Lapisan ini memiliki kemampuan untuk mengubah

struktur dan fungsi protein membran. Sebuah pompa natrium / kalium yang digerakkan

oleh ATP dalam bilayer memompa kalium ke dalam sel dan natrium keluar dari sel.
Peranan: Fakta dari lipid bilayer, itu membentuk dasar untuk membran sel yang

sangat signifikan dalam biologi seluler. Jika tidak ada membran, tidak akan ada perbedaan

antara kompartemen intra dan ekstraseluler. Jika tidak ada sel, tidak akan ada cara untuk

memahami berapa banyak fenomena biologis dan kimia terjadi karena sel adalah blok

bangunan dasar kehidupan. Menggunakan perbedaan antara hidrofilitas dan hidrofobisitas,

walaupun sederhana, memiliki signifikansi dan konsekuensi yang sangat besar dalam

bidang studi biokimia, jika bukan kehidupan itu sendiri. Ini juga merupakan contoh betapa

rumit dan kompleksnya sel-sel dibuat untuk beroperasi untuk menghidupkan kehidupan.

4.TAHAP KOMUNIKASI SEL

a. Tahap penerimaan (reception)

Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luarsel.

Sinyal kimiawi terdeteksiketika molekul sinyal berikatan dengan proteinreseptor yang

terletak dipermukaan atau didalam sel.

b. Tahap pengikatan molekul (transduction)

Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang komplamenter dengansitus

reseptor yang melekat disitu seperti anak kunci dalam gembok atausubstrat dalam situs

katalitik suatu enzim. Molekul sinyal berprilaku sepertiligan, istilah molekul yang

berikatan secara spesifik dengan molekul lain,seringkali yang berukurakanbesar.

Pengikatanligan menyebabkan protein reseptor mengalami perubahan bentuk. Umumnya

efek pengikatan liganmenjadi agregasi kedua atau lebih mengaktivasi reseptor lain

berinteraksidengan molekul lainnya.

c. Tahap responsif (response)

Pada tahapan ini sinyal yang ditrandusikan menyebabkan aktivitas selularseperti

glikogen fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton ataupun aktivasigen-gen spesifik

dalam nukleus.
5. Perbedaan profase, metafase, anafase, telofase

a. Profase I
Pada tahap ini benang kromatin akan memendek dan menebal sehingga

membentuk kromosom. Setiap kromosom yang terdiri atas dua kromatid akan bergabung

dengan homolognya.

Proses ini dinamakan dengan sinapsis. Pasangan-pasangan kromosom homolog

ini tampak memiliki empat kromatid sehingga dinamakan tetrad.

Pada saat pembentukan tetrad, pertukaran bagian dari kromatid dapat terjadi. Hal

ini dinamakan dengan pindah silang atau crossing over.

Inti kemudian akan menghilang dan benang spindel dibentuk. Benang spindel

akan membawa tetrad menuju bidang pembelahan.

Peristiwa pindah silang pada profase I merupakan penyebab terjadinya perbedaan

sifat pada sel-sel hasil meiosis. Hal tersebut menyebabkan tidak ada kromosom yang

benar-benar mirip. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap sifat sel-sel keturunannya.
b. Metafase I

Metafase I dimulai dengan berjajarnya tetrad di bidang pembelahan dengan posisi

saling berhadapan menuju kutub masing-masing. Namun, posisi kromatid masih tetap

tertahan di sentromernya.

c. Anafase I

Pada tahap anafase I, tetrad (2 kromosom homolog) ini kemudian akan terpisah,

namun kromatid masih melekat pada benang spindel di sentromer.

Setiap anak kromosom akan bergerak menuju kutub yang belawanan. Pada tahap

ini terjadi pengurangan atau reduksi jumlah kromosom akibat pemisahan kromosom

homolog.

d. Telofase I

Kromosom telah menuju kutub masing-masing pada tahap telofase I. Setiap kutub

kini memiliki kromosom haploid dengan dua kromatid.

Nukleolus tampak kembali dan dalam satu sel terbentuk 2 inti yang lengkap.

Setelah itu, terjadi sitokinesis, yaitu pembentukan plasma membran untuk memisahkan

sitoplasma sehingga terbentuk 2 sel anak yang haploid.

Setelah telefase I, pada beberapa organisme, kromosom terurai dan membran inti

terbentuk kembali. Selanjutnya, terdapat interfase sebelum meiosis II dimulai.

Pada beberapa spesies lainnya, sel-sel yang dihasilkan dari meiosis I segera melakukan

persiapan untuk pembelahan meiosis II.

Pada kedua cara tersebut tidak terjadi duplikasi kromosom pada proses antara telofase I

dan awal meiosis II


a. Profase II

Profase II diawali dengan pembelahan dua buah sentriol menjadi 2 pasang sentriol

baru. Setiap pasang sentriol akan bergerak menuju kutub yang berlawanan.

Benang spindel dan membran inti dibentuk, sementara nukleus lenyap. Pada tahap

ini kromosom berubah menjadi kromatid.

b. Metafase II

Pasangan kromatid dari kromosom haploid berada di bidang pembelahan.

Kinetokor dari setiap kromatid ini akan menghadap kutub yang berlawanan. Benang
spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelah.

c. Anafase II

Sentromer akan membelah sehingga kromatid bergerak menuju kutub yang

berlawanan.

d. Telofase II

Pada tahap ini, masing-masing kutub telah memiliki sebuah kromosom haploid.

Benang spindel akan menghilang dan diikuti dengan sitokinesis menghasilkan 4 sel anak

yang haploid.

Anda mungkin juga menyukai