Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

1.2.1 Pengertian Polio


Polio atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebebkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit iini, sebuah virus yang dinamakan polivirus (PV), masuk ke
tubuh melalui mulut , menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumouhan
(paralisis).
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan
menyerang sistem saraf, khususnya pada balita yang belum melakukan vaksinasi polio. Pada
kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, atau dan
kematian.
Sejak awal tahun 2014, WHO (World Health Organization) telah menyatakan
Indonesia sebagai salah satu negara yang bebas dari penyakit ini berkat program vaksinasi
polio yang luas, bersama dengan negara lainnya di Asia Tenggara, Pasifik Barat, Eropa, dan
Amerika. Namun, penyakit ini masih rentan di negara seperti Afganistan dan Pakistan, dan
Nigeria.

1.2.2 Etiologi
Virus polio termasuk famili Picornavirus dan genus Enterovirus merupakan virus
kecil dengan diameter 20-32 nm, berbentuk sferis dengan ukuran utamanya RNA yang terdiri
dari 7.433 nukleotida, tahan pada pH 3-10, sehingga dapat tahan terhadap asam lambung dan
empedu.
Virus tidak rusak beberapa hari dalam temperatur 2C-8C, tahan terhadap gliserol,
eter, fenol l%o dan bermacam-macam deterjen tetapi mati pada suhu 50o-55oc selama 30
menit, bahan oksidatcr, formalin kiorin dan sinar ultraviolet. secara serologi maka virus polio
dibagi 3 tipe yaitu:
a. Tipe I Brunhilde
b. Tipe II Lansing dan
c. Tipe III Leon

Page 1
Tipe I yang sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas, tipe ll kadang-kadang
menyebabkan kasus yang sporadik dan tipe III menyebabkan epidemi ringan. Di Negara
tropis dan subtropis kebanyakan disebabkan oleh tipe II dan III dan virus ini tidak
menimbulkan imunitas silang.

1.2.3 Cara penularan


Virus ditularkan oleh infeksi droplet dari oro-faring (mulut dan tenggorok) atau dari
tinja penderita yang infeksius. Penularan terutama terjadi penularan angsung dari manusia ke
manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang lainnya melalui oral-
oral (dari mulut ke mulut).
Fekal-oral artinya minuman atau makanan yang tercmar virus polio yang berasal dari
tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sedangkan dari oral-oral adalah
penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut air liur penderita yang masuk ke
mulut.
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, narnun peka terhadap
formaldehide dan larutan klor. Suhu yang tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan
beku dapat bertahun-tahun. Ketahanan virus di Tanah Air sangat tergantung kelembaban suhu
dan adanya mikroba lainnya.
Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat
sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan. Meskipun penularan terutama akibat
tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, namun virus ini hidup
di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau makhluk hidup perantara yang dapat dibuktikan
sampai kini adalah manusia.

1.2.4 Pengobatan
Belum ada pengobatan antivirus yang spesifik untuk penyakit polio sampai saat ini.
Pleconalir, satu antivirus yang aktif secara invitro terhadap picornavirus telah dicoba di
beberapa pusat penelitian di dunia. Untuk mengurangi jumlah virus serta meningkatkan daya
tahan tubuh pasien, dapat diberikan zat imunoglobuline.
Pada prinsipnya ditujukan pada pencegahan terjadinya cacat agar anak dapat
Tumbuh senormal mungkin :
a. Poliomielitris abortif
- Cukup diberikan analgetika dan sedatifa
- Diet adekuat

Page 2
-Isirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari, sebaliknya Dicegah akivitas
yang berlebihan selama 2 bulan dan 2 bulan kemudian diperiksa neuroskletal
secara teliti.
b. Poliomielitis non paralitik:
- sama seperti tipe abortif
-selain diberi analgetika dan sedatif dapat dikombinasi denganj kompers hangat
selama 15 - 30 menit,setiap 2-4 jam.
c. Poliomielitis paralitik
- Membutuhkan perawatan di rumah sakit
- Istirahat total minimal 7 hari atau sedikitnya fase akut dilampaui
- Selam fase akut kebersihan mulut dijaga
- Perubahan posisi penderita dilakukan dengan penyangga persewndian
tanpa menyentuh otot dan hindari gerakan memeluk punggung
- Fisioterapi, dilakukan sedini mingkin sesuCah fase akut, mulai dengan
latihan pasif dengan maksud untuk mencegah terjadinya deformitas
- Akupuntur dilakukan sedini mungkin
-lnterferon dilakukan sedini mungkin, untuk mencegah terjadinya paralitik
progresif
d. Poliomielitis bentuk bulbar
- Perawatan khusus terhadap paralisis palaum, seperti pemberian makanan
dalam bentuk padat atau semisolid
- Selama fase akut dan berat, dilakukan drainasepostural dengan posisi kaki
lebilr tinggi (20 -25 )8, muka pada satu posisi untuk mencegah terjadinya
aspirasi, pengisapan lendirdilakukan secara teratur dan hati - hat, kalau
perlu trakeostomi.

1.2.5 Pencegahan
Adapun langkah - langkah yang harus dilakukan dalam pencegahan dini
terhadap polio yaitu :
1. Jangan masuk ke daerah wabah
2. Di daerah wabah sebaiknya dihindari faktor - fakror predisposisi seperfi
tonsileklomi, suntik dan lain lain
3. mengurangi aktivitas jasmani yang berlebihan

Page 3
4. Pemberian imunisasi aktif seperti : Formarin Inactivated virus (salk) yang diberikan
melalui suntikan dan Live Attenusted virus vaccine (sabin) yang diberikan melalui
oral
Adapun keuntungan dan kerugian dari imunisasi tersebut :
1. Imunisasi dengan rtenggunakan vaksin sabin
Keuntungan :
a. Lebih efektif dari vaksin salk
b. Memberikan imunitas lokar dan humorar poada dinding usus
c. Pemberiannya mudah dan harganya murah
d. Imunitas cukup lama yakni 8 tahun
e. Timbul zatanti sangat cepat
f. Dapat dipakai di lapangan dan tidak memerlukan persyaratan suhu baku
g. Waktu epidemi pembentukan zat anti tidak saja cepat tapi juga merangsang usus dan
mencegah penyebaran virus
h. Dapat dibuat dalam sel manusia dan tidak tergantung dari binatang

Kerugian:
a. Karena virus hidup, suatu saat mungkin menjadi ganas
b. Virus vaksin dapat mencapai semua penghuni rumah
c. Derah panas vaksin memerlukan rantai dingin yang baik
d. Adanya kontradikasi bagi penderita dengan defisisensi imun dan penderita yang
sedang diberi kortikosteroid/ imunosupresif.

Jenis vaksin ini digunakan di indonesia. Vaksin ini penting sebab mempunyai dua
fungsi penting : pertama, menimbulakan kenaiakan antobodi humoral yang dapat
menghambat masuknya virus polo ke otak kedua,merangsang timbulnya antibodi lokal uisus
yang dapat mencegah trerjadinya penempelan virus polio pada dinding usul. Sementara
vaksin salak hanya merniliki kenaiakan antibodi humoral.
Imunisasi dasar diberikan ketika anak berusia 2 bulan, diberiakan sebanvaka 2 - 3 kali
dengan interval pemberian 4 -6 minggu, booster diberikan pada usia 1,5- 2 tahun dan
menjelang usia 5 tahun dan 10 tahun.Vaksin ini mempunyai daya imunologi yang tinggi.

Page 4
2. Imunisasi dengan vaksin salk
Vaksinasi dasar dimulai pada usia 3 bulan , diberikan 3 kali dengan interval 4-6 minggu.
Suntikan ulangan diberikan setipa 1-2 tahu.

Keuntungan :
a. Dengan dosis yang cukup, dapat memberikan imunitas humoral yang baik
b. Kareana tidak ada virus yang hidup, kemungklinan virus ganas tidak ada
c. Dapat diberikan kepada anak anak
d. Yang sedang mendapatkan kortikosteroid atau kelainan imunitas
e. Sangat berfaedah di daerah tropis. dimana vaksin yang mengandung virus
hidup/ lemah mudah rusak

Kerugian:
a. Pembentukan zat anti kurang baik
b. Memerlukan beberapa ualangan suntikan
c. Tidak menimbulakan imunitas lokaldi usus
d. Mahal
e. Pembuatan sulit
f. Dapat terjadi kecelakaan terkontaminasi dengan virus hidup yang masih ganas

1.2.6 Transmisi Polio


Respons pertama terhadap infeksi poliovirus biasanya bersifat infeksi asimptomatik,
yakni tidak menunjukkan gejala sakit apa pun. Sekitar 4 sampai 8 persen infeksi poliovirus
tidak menimbulkan gejala serius.
Infeksi itu hanya menimbulkan penyakit minor (abortive poliomyelitis) berupa
demam, lemah, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, sembelit dan sakit tenggorokan.
Setelah itu, pasien dapat sembuh dalam beberapa hari. Namun, bila poliovirus menginfeksi
sel yang menjadi sasaran utamanya, yaitu susunan sel syaraf pusat di otak, terjadilah
poliomyelitis nonparalitik (1 sampai 2 persen) dan poliomyelitis paralitik (0,1 sampai 1
persen).
Pada kasus poliomyelitis nonparalitik, yang berarti poliovirus telah mencapai selaput
otak (meningitis aseptik), penderita mengalami kejang otot, sakit punggung dan leher

Page 5
1.2.7 Riwayat Alamiah Penyakit
1. Masa inkubasi & periode klinis\
Masa inkubasi polio biasanya 7-14 hari dengan rentang 3-35 hari. Manusia
merupakan satu-satunya reservoir dan merupakan sumber penularan. Virus ditularkan antar
manusia melalui rute oro-fekal. Penularan melalui secret faring dapat terjadi bila keadaan
higine sanitasinya baik sehingga tidak memungkinkan terjadinya penularan oro-fekal.
Makanan dan bahan lain yang tercemar dapat menularkan virus, walaupun jarang terjadi. [4]

2. Masa Laten & periode infeksi


Pada akhir inkubasi dan masa awal gejala, para penderita polio sangat poten untuk
menularkan penyakit. Setelah terpakjan dari penderita, virus polio dapat ditemukan pada
secret tenggorokan 36 jam kemudia dan masih bisa ditemukan sampai satu minggu, serta
pada tinja dalam waktu 72 jam sampai 3-6 minggu.
Gejala awal biasanya terjadi selama 1-4 hari, yang kemudian menghilang. Gejala lain
yang bisa muncul adalah nyeri tenggorokan, rasa tidak enak di perut, demam ringan, lemas,
dan nyeri kepala ringan. Gejala klinis yang mengarahkan pada kecurigaan serangan virus
polio adalah adanya demam dan kelumpuhan akut. Kaki biasanya lemas tanpa gangguan saraf
perasa. Kelumpuhan biasanya terjadi pada tungkai bawah, asimetris, dan dapat menetap
selamanya yang bisa disertai gejala nyeri kepala dan muntah. Biasanya terdapat kekakuan
pada leher dan punggung setelah 24 jam.
Kelumpuhan sifatnya mendadak dan layuh, sehingga sering dihubungkan dengan
lumpuh layuh akut (AFP, acute flaccid paralysis), biasanya menyerang satu tungkai, lemas
sampai tidak ada gerakan. Otot bisa mengecil, reflex fisiologi dan reflex patologis negative.

1.2.8 Gejala Penyakit Polio

Kebanyakan penderita polio tidak menyadari bahwa diri mereka terinfeksi karena
virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali.
Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu polio non-paralisis, polio paralisis, dan
sindrom pasca-polio.
Polio non-paralisis
Polio non-paralisis adalah tipe polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejalanya
tergolong ringan. Berikut ini adalah gejala polio non-paralisis yang umumnya berlangsung
antara satu hingga sepuluh hari.

Page 6
Muntah
Lemah otot
Demam
Meningitis
Merasa letih
Sakit tenggorokan
Sakit kepala
Kaki, tangan, leher, dan punggung terasa kaku dan sakit
Polio paralisis
Polio paralisis adalah tipe polio yang paling parah dan dapat menyebabkan
kelumpuhan. Polio paralisis bisa dibagi berdasarkan bagian tubuh yang terjangkit, seperti
batang otak, saraf tulang belakang, atau keduanya.
Gejala awal polio paralisis sering kali sama dengan polio non-paralisis, seperti sakit kepala
dan demam. Gejala polio paralisis biasanya terjadi dalam jangka waktu sepekan, di antaranya
adalah sakit atau lemah otot yang serius, kaki dan lengan terasa terkulai atau lemah, dan
kehilangan refleks tubuh.
Beberapa penderita polio paralisis bisa mengalami kelumpuhan dengan sangat cepat atau
bahkan dalam hitungan jam saja setelah terinfeksi dan kadang-kadang kelumpuhan hanya
terjadi pada salah satu sisi tubuh. Saluran pernapasan mungkin bisa terhambat atau tidak
berfungsi, sehingga membutuhkan penanganan medis darurat.

Sindrom pasca-polio
Sindrom pasca-polio biasanya menimpa orang-orang yang rata-rata 30-40 tahun
sebelumnya pernah menderita penyakit polio. Gejala yang sering terjadi di antaranya:
Sulit bernapas atau menelan.
Sulit berkonsentrasi atau mengingat.
Persendian atau otot makin lemah dan terasa sakit.
Kelainan bentuk kaki atau pergelangan.
Depresi atau mudah berubah suasana hati.
Gangguan tidur dengan disertai kesulitan bernapas.
Mudah lelah.
Massa otot tubuh menurun (atrophia).
Tidak kuat menahan suhu dingin.

Page 7
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1) Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat
mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio
Non-Paralisis, Polio Paralisis Spinal,Polio Bulbar.
2) Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar,
nyeri pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan
merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
3) Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan
menyeluruh, Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995,
1996, dan 1997, Survailance Acute Flaccid Paralysis, melakukan Mopping Up.

Saran
1. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kesehatan
mereka.
2. Meningkatkan kemauan kesadaran pemerintah mengatasi masalah kesehatan lebih
sungguh-sungguh lagi. Sejauh ini kesehatan belum menjadi prioritas penting dalam
pembangunan nasional

Page 8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.unicef.org/indonesia/id/health_nutrition_3136.html di akses tanggal 29


Maret 2017 pukul 23:41
http://www.imunisasi.net/Polio.html di akses pada tanggal 29 Maret 2017 pukul 23:41

http://medicastore.com/penyakit/40/Polio.html di akses pada tanggal 29 Maret 2017 pukul 23:41

http://digilib.litbang.depkes.go.id/search.php?q=polio&start=21&PHPSESSID=b37da4e031c119a
6a7493d1735b343a di akses pada tanggal 29 Maret 2017 pukul 23:41

Page 9

Anda mungkin juga menyukai