Anda di halaman 1dari 20

380 Farmakologi dan Terapi

VII. OBAT YANG MEMPENGARUHI METABOLISME


ELEKTROLIT DAN KONSERVASI AIR

25. DIURETIK DAN ANTIDIURETIK


Sunaryo

1. Diuretik 1.7. Pengobatan dengan diuretik


1.1. Diuretik osmotik
1.2. Penghambat karbonik anhidrase
1.3. Benzotiadiazid 2. Obat yang mempengaruhi konservasi air
1.4. Diuretik hemat kalium 2.1. ADH
1.5. Diuretik kuat 2.2. Benzotiadiazid
1.6. Xantin 2.3. Penghambat sintesis prostaglandin

1. DIURETIK 1.1. DIURETIK OSMOTIK

Diuretik ialah obat yang dapat menambah ke- lstilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk
cepatan pembentukan urin. lstilah diuresis mem- zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat dieks-
punyai dua pengertian, pertama menunjukkan ada- kresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai
nya penambahan volume urin yang diproduksi dan diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat : (1 )
yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (ke- difiltrasi secara bebas oleh glomerulus; (2) tidak
hilangan) zal-zal terlarut dan air. Fungsi utama diu- atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal; (3)
retik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang secara larmakologis merupakan zat yang inert; dan
berarti mengubah keseimbangan cairan sedemi- (4) umumnya resisten terhadap perubahan-peru-
kian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali bahan metabolik. Dengan sifat-sifat ini, maka diure-
menjadi normal. tik osmotik dapat diberikan dalam jumlah cukup
Pengaruh diuretik terhadap ekskresi zat ter- besar sehingga turut menentukan derajat osmola-
larut penting artinya untuk menentukan tempat kerja ritas plasma, liltrat glomerulus dan cairan tubuli.
diuretik dan sekaligus untuk meramalkan akibat Contoh golongan obat ini adalah manitol, urea,
penggunaan suatu diuretik, Secara umum diuretik gliserin, isosorbid. Adanya zat tersebut dalam cair-
dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu : an tubuli, meningkatkan tekanan osmotik, sehingga
(1) diuretik osmotik; (2) penghambat mekanisme jumlah air dan elektrolit yang diekskresi bertambah
transport elektrolit di,.dalam tubuli ginjal. besar. Tetapi untuk menimbulkan diuresis yang
Obat yang dapat menghambat transport elek- cukup besar, diperlukan dosis diuretik osmotik yang
trolit di tubuli ginjal ialah : (1) penghambat karbonik tinggi.
anhidrase; (2) benzotiadiazid; (3) diuretik hemat Manitol paling sering digunakan diantara obat
kalium; dan (4) diuretik kuat. Xantin yang juga ber- ini, karena manitol tidak mengalami metabolisme
efek diuretik tidak dibahas di sini karena kegunaan- dalam badan dan hanya sedikit sekali direabsorpsi
nya sebagai diuretik telah terdesak oleh diuretik tubuli bahkan praktis dianggap tidak direabsorpsi.
yang lebih kuat. Uraian mengenai xantin dapat di- Manitol harus diberikan secara lV, jadi obat ini tidak
lihat pada Bab 16. Tempat dan cara kerja diuretik praktis untuk pengobatan udem kronik. Pada pen-
dapat dilihat pada Gambar 25-1 dan Tabel 25-1. derita payah jantung pemberian manitol berbahaya,
381
Diuretik dan Antidiuretik

Tabel 25-1. TEMPAT DAN CARA KERJA DIURETIK

Obat' Tempat kerja utama Cara keria

Diuretik osmotik (1) Tubuli proksimal Penghambatan reabsorpsi natrium dan alr
melalui daya osmotiknYa.
(2) Ansa Henle Penghambatan reabsorpsi natrium dan air
oleh karena hipertonisitas daerah medula
menurun.
(3)Duktus Koligentes Penghambatan reabsorpsi natrium dan air
akibat adanya papillary wash out, kecepatan
aliran filtrat yang tinggi, atau adanya laktor
lain.

Penghambat enztm Tubuli Proksimal Penghambatan terhadap reabsorpsi bikarbonat.


karbonik anhidrase
Tiazid Hulu tubuli distal Penghambatan terhadap reabsorpsi natrium
klorida.

Diuretik hemat Hilir tubuli distal dan duktus Penghambatan reabsorpsi natrium dan sekresi
kalium koligentes daerah korteks kalium dengan ialan antagonisme kompetitit
(spironolakton) atau secara langsung (triamteren
dan amilorid).

Diuretik kuat Ansa Henle bagian asenden Penghambatan terhadap transport elektrolit
pada bagian dengan ePitel tebal Natrium, Kalium, Klorida.

karena volume darah yang beredar menlngkat se- cairan ekstrasel, sehingga secara tidak diharapkan
hingga memperberat kerja jantung yang telah akan terjadi penambahan jumlah cairan ekstrasel.
gagal. Hal ini tentu berbahaya bagi penderita payah jan-
Diuretik osmotik terutama bermanfaat pada tung. Kadang-kadang manitol juga dapat menim-
pasien oliguria akut akibat syok hipovolemik yang bulkan reaksi hiPersensitif.
telah dikoreksi, reaksi transfusi atau sebab lain Urea lebih bersifat iritatif terhadap jaringan
yang menimbulkan nekrosis tubuli, karena dalam dan dapat menimbulkan trombosis atau nyeri bila
keadaan ini obat yang kerjanya mempengaruhi terjadi ekstravasasi.
fungsi tubuli tidak efektif. Gliserin dimetabolisme dalam tubuh dan da-
Manitol digunakan misalnya untuk : ) profi- (1 pat menyebabkan hiperglikemia dan glukosuria.
laksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat Pemberian diuretik osmotik sering menimbulkan
timbul akibat operasi jantung, luka traumatik berat, sakit kepala, mual dan muntah.
atau tindakan operatif dengan penderita yang juga
menderita ikterus berat; (2) menurunkan lekanan
SEDIAAN DAN POSOLOGI
maupun volume cairan intraokuler atau cairan sere-
brospinal. Dengan meninggikan tekanan osmotik
Manitol. Untuk suntikan intravena digunakan larut-
plasma, maka air dari kedua macam cairan di atas
an5-25% dengan volume antara 50-1 .000 ml. Dosis
akan berdifusi kembali ke plasma dan ke dalam untuk menimbulkan diuresis ialah 50-200 g yang
ruangan ekstrasel. diberikan dalam cairan infus selama 24iam dengan
kecepatan infus sedemikian, sehingga diperoleh
EFEK NONTERAPI diuresis sebanyak 30-50 ml per jam' Untuk pende-
rita dengan oliguria hebat diberikan dosis percoba-
Manitol didistribusi ke cairan ekstrasel, oleh an yaitu 200 mg/kgBB yang diberikan melalui infus
karena itu pemberian larutan manitol hipertonis selama 3-5 menit, Bila dengan 1-2 kali dosis per'
yang bedebihan akan meningkatkan osmolaritas cobaan diuresis masih kurang dari 30 ml per jam
382 Farmakologi dan Terapi

Medula
- Luar

1. Asetazolamid ADH - Hormon antidiuretik


2. Diuretik osmotik PTH - Hormon paratiroid
3. Diuretik kuat
4. Tiazid
5. Diuretik hemat K
6. Antagonis ADH.

Gambar 2$'1. Tempat keria diuretik pada tubulus ginlal


Diuretik dan Antidiu reti k
383

dalam 2- 3 jam, maka status pasien harus di eva- pankreas, mukosa lambung, mata, eritrosit dan
luasi kembali sebelum pengobatan dilanjutkan. SSP, tetapi tidak terdapat dalam plasma.
Untuk mencegah gagal ginjal akut pada tin- Dalam tubuh, H2CO3 berada dalam keseim-
dakan operasi atau untuk mengatasi oliguria, dosis bangan dengan ion H+ dan HCO3- yang sangat
total manitol untuk orang dewasa ialah 50-100 g. penting dalam sistem bufer darah. lon ini juga pen-
Untuk menurunkan tekanan intrakranial yang ting pada proses reabsorpsi ion tetap dalam tubuli
meninggi, menurunkan tekanan intraokuler pada ginjal, sekresi asam lambung dan beberapa proses
serangan akut glaukoma kongestif atau sebelum lain dalam tubuh. Sebenarnya, tanpa enzim lerse-
operasi mata, digunakan manitol 'l ,5-2 g/kgBB se- but reaksi di atas dapat berjalan, tetapi sangat lam-
bagai larutan 15-2O%, yang diberikan melalui infus bat.
selama 30-60 menit. Karbonik anhidrase merupakan protein de-
Manitol dikontraindikasikan pada penyakit gin- ngan berat molekul kira- kira 30.000 dan mengan-
jal dengan anuria; kongesti atau udem paru yang dung satu atom Zn dalam setiap molekul. Enzim ini
berat, dehidrasi hebat dan perdarahan intrakranial dapat dihambat aktivitasnya oleh sianida, azida,
kecuali bila akan dilakukan kraniotomi. lnfus manitol dan sulfida. Derivat sulfonamid yang juga dapat
harus segera dihentikan bila terdapat tanda{anda menghambat kerja enzim ini adalah asetazolamid
gangguan fungsi ginjal yang progresit, payah jan- dan diklorofenamid. Yang akan dibicarakan di sini
lung atau kongesti paru. hanyalah asetazolamid, karena banyak digunakan
Urea. Suatu kristal putih dengan rasa agak pahit dalam klinik.
dan mudah larut dalam air. Sediaan intravena me- FARMAKODINAMIK. Efek farmakodinamik yang
ngandung urea sampai 30% dalam dekstrose 5% utama dari asetazolamid adalah penghambatan
(iso-osmotik) sebab larutan urea murni dapat me- karbonik anhidrase secara nonkompetitif. Akibat-
nimbulkan hemolisis. Pada tindakan bedah saraf, nya terjadi perubahan sistemik dan perubahan ter-
urea diberikan intravena dengan dosis 1-1 ,5 g/ batas pada organ tempat enzim tersebut berada.
kgBB. Sebagai diuretik, urea potensinya lebih le-
mah dibandingkan dengan manitol, karena hampir Ginjal. Untuk menimbulkan penghambatan efek
50% senyawa urea ini akan direabsorpsi oleh tubuli fisiologis yang nyata, lebih dari 99% aktivitas enzim
ginjal. tersebut harus dihambat. Sekresi H* oleh sel tubuli
berkurang karena pembentukan H* dan HCO3-
Gliserin. Diberikan per oral sebelum suatu tindakan yang berkurang dalam sel tubuli, sehingga pertu-
optalmologi dengan tujuan menurunkan tekanan karan Na* oleh H* terhambat. Hal ini mengakibat-
intraokuler. Efek maksimal terlihat 1 jam sesudah kan meningkatnya ekskresi bikarbonat, natrium dan
pemberian obat dan menghilang sesudah 5 jam. kalium melalui urin sehingga urin menjadi alkalis.
Dosis untuk orang dewasa yaitu 1-1,5 g/kgBB da- Bertambahnya ekskresi kalium disebabkan oleh
lam larutan 50 atau 75%. Gliserin ini cepat dimeta- pertukaran Na* dengan K* menjadi lebih aktif,
bolisme, sehingga efek diuresisnya relatif kecil. menggantikan pertukaran dengan H+. Meningkat-
lsosorbid. Diberikan secara oral untuk indikasi nya ekskresi elektrolit menyebabkan bertambahnya
yang sama dengan gliserin. Efeknya juga sama, ekskresi air.
hanya isosorbid menimbulkan diuresis yang lebih Susunan cairan plasma. Dengan bertambahnya
besar daripada gliserin, tanpa menimbulkan hiper- ekskresi bikarbonat dan ion tetap (fixed ian) dalam
glikemia. Dosis berkisar antara 1-3 g/kgBB, dan urin, terutama Na+, maka kadar ion-ion ini dalam
dapat diberikan 2-4 kali sehari. cairan ekstrasel menurun, sehingga terjadi asidosis
metabolik. Karena kerjanya melalui peningkatan
ekskresi bikarbonat dan kation, maka besarnya efek
1.2. PENGHAMBAT KARBONIK diuresis tergantung dari kadar ion tersebul dalam
plasma. Pada alkalosis metabolik, kadar ion bikar-
ANHIDRASE
bonat dalam plasma meninggi dan ion klorida me-
nurun (karena adanya chloride sh/t), dalam keada-
Karbonik anhidrase adalah enzim yang meng- an ini efek diuresis asetazolamid makin kuat. Hal
katalisis reaksi COz + H2O yang sebaliknya terjadi dalam keadaan asidosis
=- HzCOg. Enzim
ini terdapat antara lain dalam sel korteks renalis, metabolik,
384 Farmakologi dan Terapi

Bila pada penderita dengan udem diberikan tubuh ditentukan oleh ada tidaknya enzim karbonik
asetazolamid jangka lama, maka dapat terjadi asi- anhidrase dalam sel yang bersangkutan dan dapat
dosis metabolik sehingga efek asetazolamid makin tidaknya obat itu masuk ke dalam sel. Asetazolamid
lemah; Selain ion bikarbonat agaknya kadar kalium tidak dimetabolisme dan diekskresi dalam bentuk
juga penting dalam menentukan efek diuresis aset- utuh melalui urin.
azolamid, karena pada alkalosis ekstrasel yang su-
dah disertai hipokalemia, efek diuresis obat ini juga EFEK NONTERAPI DAN KONTRAINDIKASI. ln-
kurang. toksikasi asetazolamid jarang terjadi. Pada dosis
Asetazolamid memperbesar ekskresi K*, te- tinggi dapat timbul parestesia dan kantuk yang te-
tapi efek ini hanya nyata pada permulaan terapi rus-menerus. Asetazolamid mempermudah pem-
saja, sehingga pengaruhnya terhadap keseimbang- bentukan batu ginjal karena berkurangnya ekskresi
an kalium tidak sebesar pengaruh tiazid. sitrat; kadar kalsium dalam urin tidak berubah atau
meningkat.
Mata. Dalam cairan bola mata banyak sekali terda- Reaksi alergi yang jarang terjadi berupa de-
pat enzim karbonik anhidrase dan bikarbonat. Pem- mam, reaksi kulit, depresi sumsum tulang dan lesi
berian asetazolamid baik secara oral maupun pa- renal mirip reaksi terhadap sulfonamid.
renteral, mengurangi pembentukan cairan bola Seperti tiazid, obat ini dapat menyebabkan
mata disertai penurunan tekanan intraokuler se- disorientasi mental pada penderita sirosis hepatis.
hingga asetazolamid berguna dalam pengobatan Hal ini mungkin disebabkan oleh amoniak yang
glaukoma. Efek ini mungkin disebabkan oleh peng- biasanya disekresi ke dalam urin masuk ke darah
hambatan terhadap karbonik anhidrase. karena tidak adanya H* yang terbentuk dalam sel
Susunan saraf pusat. Telah lama diketahui bahwa tubuli. Biasanya H+ tersebut bergabung dengan
keadaan asidosis dapat mengurangi timbulnya se- NH3 membentuk NH++ yang berguna untuk menu-
rangan epilepsi, dalam klinik keadaan ini dicapai kar ion tetap dalam cairan tubuli. Hati tidak mampu
dengan memberikan diet ketogenik pada penderita. mengubah amoniak yang terlalu banyak menjadi
Karena asetazolamid dapat menimbulkan asidosis urea dan amoniak inilah yang menyebabkan dis-
dan SSP banyak mengandung karbonik anhidrase, orientasi mental. Karena itu asetazolamid dikontra-
maka diduga bahwa obat ini dapat dipakai meng- indikasikan pada sirosis hepatis.
obati penyakit epilepsi. Dugaan ini ternyata benar, Asetazolamid sebaiknya tidak diberikan se-
tetapi rupanya elek pengurangan serangan epilepsi lama kehamilan, karena pada hewan coba obat ini
tersebut bukan hanya disebabkan penghambatan dapat menimbulkan efek teratogenik.
karbonik anhidrase tetapl juga oleh adanya efek INDIKASI. Penggunaan asetazolamid yang utama
langsung pada SSP. Gejala susunan saraf pusat ialah untuk menurunkan tekanan intraokulei pada
yang sering timbul pada penggunaan asetazolamid penyakit glaukoma. Asetazolamid berguna meng-
adalah somnolen dan parestesia. atasi paralisis periodik bahkan yang disertai hipo-
Pernapasan. Asetazolamid kurang mempe- kalemia. Diduga asidosis yang timbul setelah pem-
ngaruhi aktivitas karbonik anhidrase di eritrosit se- berian asetazolamid, akan meningkatkan kadar K+
hingga pengaruh langsung terhadap pernapasan ekstrasel setempat pada mikrosirkulasi otot. Aseta-
tidak ada. zolamid juga efektif untuk mengurangi gejala acute
FARMAKOKINETIK. Asetazolamid mudah diserap mountain sickness.
melalui saluran cerna, kadar maksimal dalam darah Asetazolamid jarang digunakan sebagai diu-
dicapai dalam 2 jam dan ekskresi melalui ginjal retik, tetapi dapat bermanfaat untuk alkalinisasi urin
sudah sempurna dalam 24 jam. Obat ini mengalami sehingga mempermudah ekskresi zat organik yang
proses sekresi aktif oleh tubuli dan sebagian direab- bersifat asam lemah. Walaupun asam salisilat me-
sorpsi secara pasif. Asetazolamid terikat kuat pada rupakan zat organik yang bersifat asam lemah, ase-
karbonik anhidrase, sehingga terakumulasi dalam tazolamid tidak dianjurkan untuk mengatasi intoksi-
sel yang banyak mengandung enzim ini, terutama kasi asam salisilat, sebab kedua obat ini menyebab-
sel eritrosit dan korteks ginjal. Obat penghambat kan asidosis. Sedangkan obat gangliolitik yang ber-
karbonik anhidrase tidak dapat masuk ke dalam eri-
sifat basa lemah organik akan dihambat ekskresi-
nya, sehingga akan terjadi potensiasi bila diberikan
trosit, jadi efeknya hanya terbatas pada ginjal saja.
bersama dengan asetazolamid pada penderita
Distribusi penghambat karbonik anhidrase dalam
hipertensi.
Diuretik dan Antidiuretik 385

SEDiAAN DAN POSOLOGI. Asetazolamid terse- sida. Golongan ini biasa disebut sebagai benzo-
dia dalam bentuk tablet 125 mg dan 250 mg untuk tiadiazid atau tiazid saja, dengan rumus kimia
pemberian oral. Dosis antara 250-500 mg per kali, sebagai tertera pada Gambar 25-2. Perubahan
dosis untuk chronic simple glaucoma yaitu 250- pada R2, Rs dan Ro akan membentuk berbagai
1.000 mgj per hari. Natrium asetazolamid untuk senyawa tiazid. Hubungan antara struktur dan ak-
pemberian parenteral hendaknya diberikan satu kali tivitasnya ternyata amat kompleks dan dipengaruhi
sehari, kecuali bila dimaksudkan untuk menimbul- berbagai faktor fisiologik maupun farmakokinetik.
kan asidosis metabolik maka obat ini diberikan se- Beberapa senyawa ternyata dapat menimbulkan
tiap 8 jam. Tetapi sediaan ini tidak terdapat di lndo- hiperglikemia dan efek ini ditentukan oleh struktur
nesia, demikian juga sediaan yang berbentuk sirup. yang berbeda dari struktur yang menentukan daya
Dosis dewasa untuk acute mountain stckness diuresisnya.
yailu2 kali sehari 250 mg, dimulai 3-4 hari sebelum
mencapai ketinggian 3.000 m atau lebih, dan dilan-
jutkan untuk beberapa waktu sesudah dicapai ke-
tinggian tersebut. H
Dosis untuk paralisis periodik yang bersifat
familier (familial periodic paralysis) yaitu 250-750
mg sehari dibagi dalam 2 atau 3 dosis; sedangkan
untuk anak-anak 2 atau 3 kali sehari 125 mg.
Diklorolenamid dalam tablet 50 mg, efek opti-
",,.*:ry;,'(
mal dapat dicapai dengan dosis awal 200 mg sehari,
serta metazolamid dalam tablet 25 mg dan 50 mg
dan dosis 100-300 mg sehari, tidak terdapat
dipasaran. G a m ba r 25-2. Be nzoli adiazid

1.3. BENZOTIADIAZID Senyawa tiazid menunjukkan kurva dosis-


efek yang sejajar dan daya kloruretik maksimal
yang sebanding. lni menunjukkan bahwa cara ker-
SEJARAH janya sama. Jadi perbedaan hanya dalam dosis dan
bukan dalam efek diuretik maksimalnya. Beberapa
Sintesis golongan ini merupakan hasil dari diuretik sulfonamid yang strukturnya sama sekali
penelitian zat penghambat enzim karbonik an- berbeda dengan tiazid, menunjukkan efek farmako-
hidrase. Komposisi yang terbentuk setelah pem- logi yang sama dengan tiazid. Senyawa-senyawa
berian obat ini ternyata mengandung banyak ion tersebut ialah klortalidon, kuinetazon dan indapa-
klorida, efek sangat berbeda dengan senyawa in- mid.
duknya yaitu benzen disulfonamid. Penelitian lebih
lanjut menunjukkan bahwa benzotiadiazid ber-efek FARMAKODINAMIK
langsung terhadap transport Na* dan Cl' di tubuli
ginjal, lepas dari efek penghambatannya terhadap Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah
enzim karbonik anhidrase. meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejum-
Prototipe golongan benzotiadiazid ialah kloro- lah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebab-
tiazid, yang merupakan obat tandingan pertama go- kan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi
longan Hg-organik, yang telah mendominasi diure- elektrolit pada hulu tubuli distal (eaily distaltubule).
tik selama lebih dari 30 tahun. Farmakologi diuretik Berbeda dengan diuretik penghambat karbonik an-
golongan Hg organik ini dapat dilihat pada edisi 2. hidrase, perubahan keseimbangan asam-basa
dalam tubuh tidak mempengaruhi efek diuretik
KIMIA DAN HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR tiazid.
DAN AKTIVITAS Derivat tiazid memperlihatkan efek pengham-
batan karbonik anhidrase dengan potensi yang ber-
Sebagian besar senyawa benzotiadiazid me- beda-beda. Zal yang aktif sebagai penghambat
rupakan analog dari 1 ,2,4-benzo-tiadiazin-1 ,1-diok- karbonik anhidrase, dalam dosis yang mencukupi,
Farmakologi dan Terapi

memperlihatkan efek sama seperti aselazolamid tubuli proksimal; (2) tiazid mungkin sekali meng-
dalam ekskresi bikarbonat (lihat efek asetazola- hambat ekskresi asam urat oleh tubuli. peninggian
mid). Agaknya elek penghambatan karbonik an- kadar asam urat ini kurang begitu berarti karena
hidrase ini tidak berarti secara klinis. Elek peng- insidens serangan akut gout terutama berhubungan
hambatan enzim karbonik anhidrase di luar ginjal dengan kadar asam urat dalam plasma sebelum
praktis tidak terlihat karena tiazid tidak ditimbun di pengobatan dengan tiaz.id.
sel lain. Ekskresi yodida dan bromida secara kualitatif
Pada penderita hipertensi, tiazid menurunkan sama dengan ekskresi klorida. Diuretik yang me-
tekanan darah bukan saja karena efek diuretiknya, nyebabkan kloruresis juga akan meningkatkan eks-
tetapi juga karena efek langsung terhadap arteriol kresi kedua ion halogen yang lain. Dengan demikian
sehin g ga terjadi vasodilatasi. semua obat yang bersifat kloruresis dapat diguna-
Pada penderita diabetes insipidus, tiazid jus- kan untuk menanggulangi keracunan bromida. Se-
tru mengurangi diuresis. Mekanisme antidiuretiknya lain itu, penggunaan diuretik yang berkepanjangan
belum diketahui dengan jelas dan efek ini kita jum- dapat meningkatkan ekskresi yodida dengan akibat
pai baik pada diabetes insipidus nefrogen, maupun dapat terjadinya deplesi yodida yang ringan. Berbe-
yang disebabkan oleh kerusakan hipofisis posterior. da dengan natriuretik lain, tiazid menurunkan eks-
FUNGSI GINJAL. Tiazid dapat mengurangi kece- kresi kalsium sampai 40o/o,karenatiazid tidak dapat
patan filtrasi glomerulus, terutama bila diberikan menghambat reabsorpsi kalsium oleh sel tubuli dis-
secara intravena. Efek ini mungkin disebabkan oleh tal. Ekskresi Mg** meningkat, sehingga dapat me-
pengurangan aliran darah ginjal. Namun berkurang_ nyebabkan hipomagnesemia.
nya filtrasi ini sedikit sekali pengaruhnya terhadap CAIRAN EKSTRASEL. Tiazid dapat meninggikan
efek diuretik tiazid, dan hanya mempunyai arti klinis ekskresi ion K+ terutama pada pemberian jangka
bila lungsi ginjal memang sudah kurang. Seperti ke- pendek, dan mungkin efek ini menjadi kecll bila
banyakan asam organik lain, tiazid disekresi secara penggunaannya berlangsung dalam jangka pan-
aktif oleh tubuli ginjal bagian proksimal. Sekresi ini jang. Ekskresi natrium yang berlebihan tanpa diser-
dapat berkurang dengan adanya antagonis kom- tai jumlah air yang sebanding, dapat menyebabkan
petitil misalnya probenesid. Dalam keadaan terten- hiponatremia dan hipokloremia, terutama bila pen-
tu, probenesid dapat menghambat efek diuresis derita tersebut mendapat diet rendah garam. Na-
tiazid; hal ini menandakan bahwa untuk menimbul- mun demikian secara keseluruhan golongan tiazid
kan efek diuresis tiazid harus ada di dalam cairan cenderung menimbulkan gangguan komposisi cair-
tubuli. an ekstrasel yang lebih ringan dibandingkan de-
Tempat kerja utama tiazid adalah dibagian ngan diuretik kuat, karena intensitas diuresis yang
hulu tubuli (early distal tubules) distal. Seperti dike- ditimbulkannya relatil lebih rendah.
tahui mekanlsme reabsorpsi Na* di tubuli distal
masih belum jelas benar, maka demikian pula cara
kerja tiazid. Laju ekskresi Na* maksimal yang ditim- FARMAKOKINETIK
bulkan oleh tiazid relatif lebih rendah dibandingkan
dengan apa yang dicapai oleh beberapa diuretik Absorpsi tiazid melalui saluran cerna baik se-
lain, hal ini disebabkan g0% Na* dalam cairan filtrat kali. Umumnya efek obat tampak setelah satu jam.
telah direabsorpsi lebih dahulu sebelum ia men- Klorotiazid didistribusi ke seluruh ruang ekstrasel
capai tempat kerja tiazid. dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya
Elek kaliuresis disebabkan oleh bertambah- ditimbun dalam jaringan ginjal saja. Dengan suatu
nya natriuresis sehingga pertukaran antara Na+ dan proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli prok-
K* yang menjadi lebih aktil pada tubuli distal. Harus simal ke dalam cairan tubuli. Jadi bersihan ginjal
diingat bahwa pada penderita dengan udem per- obat ini besar sekali, biasanya dalam 3-6 jam sudah
tukaran Na* dengan K+ menjadi lebih aktif karena diekskresi dari badan. Bendrollumetiazid, politiazid,
sekresi aldosteron bertambah. dan klortalidon mempunyai masa kerja yang lebih
Pada manusia tiazid menghambat ekskresi panjang karena ekskresinya lebih lambat.
asam urat sehingga kadarnya dalam darah me- Klorotiazid dalam badan tidak mengalami
ningkat. Ada 2 mekanisme yang terlibat dalam hal perubahan metabolik, sedang politiazid sebagian
ini : (1 ) tiazid meninggikan reabsorpsi asam urat di dimetabolisme dalam badan.
Diu retik d an Antid iu retik

EFEK SAMPING retik hemat kalium pada penderita yang juga men-
dapat pengobatan digitalis untuk mencegah timbul-
lntoksikasi dalam klinik jarang terjadi, biasa- nya hipokalemia yang memudahkan terjadinya
nya reaksiyang timbul disebabkan oleh reaksi alergi intoksikasi digitalis. Hasil yang baik juga didapat
atau karena penyakitnya sendiri. Telah dibuktikan pada pengobatan tiazid untuk udem akibat penyakit
pada hewan coba bahwa besarnya dosis toksik hati dan ginjal kronis.
beberapa kali dosis terapi. Reaksi yang telah dila- Tiazid merupakan salah satu obat penting
porkan adalah berupa kelainan kulit, purpura, der- pada pengobatan hipertensi, baik sebagai obat
matitis disertai fotosensitivitas dan kelainan darah. tunggal atau dalam kombinasi dengan obat hiper-
Pada penggunaan lama dapat timbul hiper- tensi lain (lihat Bab 22).
glikemia, terutama pada penderita diabetes yang Pemberian tiazid pada penderita gagal jan-
laten. Ada 3 faktor yang menyebabkan hal ini dan tung atau hipertensi yang disertai gangguan
telah dapat dibuktikan pada tikus yaitu berkurang- fungsi ginjal harus dilakukan dengan hati- hati
nya sekresi insulin terhadap peninggian kadar glu- sekali, karena obat ini dapat memperhebat ganggu-
kosa plasma, meningkatnya glikogenolisis, dan ber- an tersebut akibat penurunan kecepatan filtrasi glo-
merulus dan hilangnya natrium, klorida dan kalium
kurangnya glikogenesis.
yang terlalu banyak. Pengobatan lama udem kronik
Tiazid dapat menyebabkan peningkatan ka-
dengan obat ini, hendaknya diberikan dalam dosis
dar kolesterol dan trigliserid plasma dengan meka-
yang cukup untuk mempertahankan berat badan
nisme yang tidak diketahui, tetapi tidak jelas apakah
tanpa udem. Penderita jangan terlalu dibatasi
ini meninggikan risiko terjadinya aterosklerosis. makan garam.
Kadar natrium, kalium, klorida dan bikarbonat Penderita yang tidak responsif terhadap suatu
plasma sebaiknya diperiksa secara berkala pada jenis tiazid, kadang-kadang dapat diobati dengan
penggunaan tiazid jangka lama walaupun perubah- jenis tiazid lain. Hal ini umumnya disebabkan ka-
annya tidak menonjol. Kehilangan kalium lebih rena potensi antar jenis tiazid berbeda- beda. Ada
lanjut misalnya pada keadaan diare, muntah-mun- baiknya sesekali pengobatan diseling dengan diu-
tah atau anoreksia harus segera diatasi karena retik lain, misalnya diuretik antagonis aldosteron.
dapat memperbesar bahaya intoksikasi digitalis, Golongan tiazid juga digunakan untuk peng-
memungkinkan terjadinya koma hepatikum pada obatan diabetes insipidus terutama yang bersifat
penderita sirosis hepatis dan parese atau paralisis nefrogen dan hiperkalsiuria pada penderita de-
otot skelet. Kombinasi tetap tiazid dengan KCI tidak ngan batu kalsium pada saluran kemih.
digunakan lagi karena menimbulkan iritasi lokal di
usus halus. Suplemen KCI sebagai sediaan ter-
POSOLOGI
pisah atau pemberian tiazid bersama diuretik hemat
kalium dapat mencegah hipokalemia.
Sediaan dan dosis golongan tiazid dapat di-
Gejala insufisiensi ginjal dapat diperberat oleh lihat pada Tabel 25-2.
tiazid, mungkin karena tiazid langsung mengurangi
aliran darah ginjal. Gangguan pembentukan H+ me-
nyebabkan amoniak tidak dapat diubah menjadi ion 1.4. DIURETIK HEMAT KALIUM
amonium dan memasuki darah, ini merupakan
salah satu faktor penyebab terjadinya depresi men- Yang tergolong dalam kelompok ini ialah anta-
tal dan koma pada penderita sirosis hepatis. Suatu gonis aldosteron, triamteren dan amilorid. Elek
reaksi idiosinkrasi yang jarang sekali timbul seperti diuretiknya tidak sekuat golongan diuretik kuat.
hepatitis kolestatik, telah dilaporkan.
ANTAGONIS ALDOSTERON

INOIKASI Aldosteron adalah mineralokortikoid endo-


gen yang paling kuat. Peranan utama aldosteron
Tiazid merupakan diuretik terpilih untuk peng- ialah memperbesar reabsorpsi natrium dan klorida
obatan udem akibat payah jantung ringan sampai di tubuli serta memperbesar ekskresi kalium. Jadi
sedang, Ada baiknya bila dikombinasi dengan diu- pada hiperaldosteronisme, akan terjadi penurunan
Diu retik dan Antidiu rctik

Tabel 25-2. SEDIAAN DAN DOSIS TIAZID OAN SENYAWA SEJENIS

Sediaan Dosis Lama kerja


(mg/hari) 0am)

Klorotiazid tablet 250 dan 500 mg 500 - 2000 6-12


H idroklorotiazid tablet 25 dan 50 mg 25 - 't00 6-12
H idroflum etiazid tablet 50 mg 25- 200 6-12
Bendrollu metiazid tablet 2,5; 5 dan 10 mg 5- 20 6-12
Politiazid tablet 1, 2 dan 4 mg 1- 4 24-48
Benztiazid tablet 50 mg 50 - 200 6-12
Siklotiazid tablet 2 mg 1- 2 18-24
Metiklotiazid tablet 2,5 dan 5 mg 2,5 - 10 24
Klortalidon tablet 25, 50 dan 100 mg 25 - 100 24-72
Kuinetazon tablet 50 mg 50 - 200 18-24
lndapamid tablet 2,5 mg 2,5- 5 24-36

kadar kalium dan alkalosis metabolik karena reab- sirkulasi enterohepatik dan metabolisme lintas per-
sorpsi HCO3- dan sekresi H* yang bertambah. tama. lkatan dengan protein cukup tinggi. Metabolit
Keadaan dan tindakan yang dapat menyebab- utamanya, kanrenon, memperlihatkan aktivitas an-
kan bertambahnya sekresi aldosteron oleh korteks tagonis aldosteron dan turut berperan dailam ak-
adrenal adalah sekresi glukokortikoid yang me- tivitas biologik spironolakton. Kanrenon mengalami
ninggi misalnya pembedahan, rasa takut, trauma interkonversi enzimatik menjadi kanrenoat yang
fisik dan perdarahan, asupan kalium yang tinggi, tidak aktif.
asupan natrium yang rendah, bendungan pada
vena kava inferior, sirosis hepatis, nefrosis dan EFEK SAMPING. Elek toksik yang utama dari spi-
payah jantung akan meningkatkan sekresi aldoste- ronolakton adalah hiperkalemia yang sering terjadi
bila obat ini diberikan bersama- sama dengan asup-
ron tanpa peningkatan sekresi glukokortikoid. Ke-
adaan tersebut di atas sering disertai adanya udem,
an kalium yang berlebihan. Tetapi elek toksik ini
sehingga pemberian antagonis aldosteron yaitu spi-
dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan
ronolakton sebagai diuretik sangat bermanfaat.
bersama dengan tiazid pada penderita dengan
gangguan fungsi ginjal yang berat.
Mekanisme kerja antagonis aldosteron adalah
penghambatan kompetitif terhadap aldosteron. lni Efek samping lain yang ringan dan reversibel
terbukti dari kenyataan bahwa obat ini hanya efektif diantaranya ginekomastia, efek samping mirip
bila terdapat aldosteron baik endogen ataupun ek- androgen dan gejala saluran cerna.
sogen dalam tubuh dan eleknya dapat dihilangkan lNDlKASl. Antagonis aldosteron digunakan secara
dengan meninggikan kadar aldosteron. Jadi de- luas untuk pengobatan hipertensi dan udem yang
ngan pemberian antagonis aldosteron, reabsorpsi refrakter. Biasanya obat ini dipakai bersama diuretik
Na* di hilir tubuli distal dan duktus koligentes lain dengan maksud mengurangi ekskresi kalium, di
dikurangi, dengan demikian ekskresi K* luga samping memperbesar diuresis.
berkurang.
Hasilnya ,pada pengobatan payah jantung,
FARMAKOKINETIK. Tujuh puluh persen spirono- sirosis hepatis dan sindrom nelrotik sukar diperki-
lakton oral diserap di saluran cerna, mengalami rakan karena interaksi yang terlalu kompleks dari
389
Diuretik dan Antidiu retik

penyakit primernya, hiperaldosteronisme sekunder Azotemia yang ringan sampai sedang sering
dan efek diuretik lain yang diberikan bersamaan. terjadi dan bersifat reversibel. Pada penderita de-
ngan sirosis hati akibat alkohol yang mendapat
SEDIAAN DAN DOSIS. Spironolakton terdapat triamteren pernah dilaporkan terjadi anemia mega-
dalam bentuk tablet 25, 50 dan 100 mg. Dosis loblastik, tetapi hubungan sebab-akibat belum
dewasa berkisar anlara 25-200 mg, tetapi dosis pasti. Hal ini mungkin akibat terjadinya pengham-
efektif sehari rata-rata 100 mg dalam dosis tunggal batan terhadap enzim dihidrofolat reduktase, ter-
atau terbagi. Terdapat pula sediaan kombinasi utama pada penderita dengan penurunan cadang-
tetap antara spironolakton 25 mg dan hidrokloro- an dan masukan asam folat.
liazid 25 mg, serta antara spironolakton 25 mg dan Efek samping amilorid yang paling sering se-
tiabutazid 2,5 mg. lain hiperkalemia yaitu mual, muntah, diare dan
sakit kepala.
TRIAMTEREN DAN AMILORID

Kedua obat initerutama memperbesar ekskre- INDIKASI


si natrium dan klorida, sedangkan ekskresi kalium
berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalami Diuretik hemat kalium ternyata bermanfaat un-
perubahan. Efek penghambatan reabsorpsi natrium tuk pengobatan beberapa pasien dengan udem.
dan klorida oleh triamteren agaknya suatu efek Tetapi obat golongan ini akan lebih bermanfaat bila
langsung, tidak melalui penghambatan aldosteron, diberikan bersama dengan diuretik golongan lain,
karena obat ini memperlihatkan efek yang sama misalnya dari golongan tiazid. Mengingat kemung-
baik pada keadaan normal, maupun setelah adre- kinan dapat terjadinya efek samping hiperkalemia
nalektomi. Triamteren menurunkan ekskresi K+ de- yang membahayakan, maka pasien-pasien yang
ngan menghambat sekresi kalium disel tubulidistal. sedang mendapat pengobatan dengan diuretik
Berkurangnya reabsorpsi hatrium di tempat terse- hematk* sekali-kali langan diberikan suplemen K*.
but mengakibatkan turunnya perbedaan potensial Juga harus waspada bila memberikan diuretik ini
listrik transtubular, sedangkan adanya perbedaan bersama dengan obat penghambat ACE, karena
potensial listrik transtubular ini diperlukan untuk ber- obat ini mengurangi sekresi aldosteron, sehingga
langsungnya proses sekresi K* oleh sel tubulidistal. bahaya terjadinya hipovolemia dan hiperkalemia
Secara eksperimental, obat ini efektif dalam keada- menjadi lebih besar. Selain itu perlu diingat pula
an asidosis maupun alkalosis. bahwa triamteren atau amilorid sekali-kali jangan
Beberapa pengalaman klinik menunjukkan diberikan bersama spironolakton mengingat bahaya
bahwa kedua obat ini terutama bermanfaat bila terjadinya hiPerkalemia.
diberikan bersama diuretik lain, misalnya hidrok-
SEDIAAN DAN POSOLOGI. Triamteren tersedia
lorotiazid. Dengan kombinasi ini efek natriuresisnya
sebagai kapsul dari 100 mg. Dosisnya 100-300 mg
lebih besar dan ekskresi kalium oleh tiazid dikurangi'
sehari. Untuk tiap penderita harus ditetapkan dosis
Dibandingkan dengan triamteren, amilorid penunjang tersendiri.
jauh lebih mudah larut dalam air sehingga lebih
Amilorid terdapat dalam bentuk tablel 5 mg.
banyak diteliti. Pengalaman klinik dengan triam-
Dosis sehari sebesar 5-10 mg.
teren pun masih sangat kurang sehingga masih Sediaan kombinasi tetap antara amilorid 5 mg
banyak hal-hal yang belum diketahui mengenai dan hidroklorotiazid 50 mg terdapat dalam bentuk
tablet dengan dosis sehari antara 'l - 2 tablet.
obat ini.
Absorpsi triamteren melalui saluran cerna baik
sekali, obat ini hanya diberikan oral. Efek diuresis-
nya biasanya mulai tampak setelah 1 jam. Amilorid
1.5. DIURETIK KUAT
dan triamteren per oral diserap kira-kira 50% dan
efek diuresisnya terlihat dalam 6 jam dan berakhir
Diuretik kual (High-ceiling diuretics) menca-
sesudah 24jam.
kup sekelompok diuretik yang efeknya sangat kuat
EFEK SAMPING. Efek toksik yang paling berba- dibandingkan dengan diuretik lain. Tempat kerja
haya dari kedua obat ini yaitu hiperkalemia. Triam- utamanya di bagian epitel tebal ansa Henle bagian
teren juga dapat menimbulkan efek samping yang asenden, karena itu kelompok ini disebut juga se-
berupa mual, muntah, kejang kaki dan pusing. bagai /oop diuretics. Termasuk dalam kelompok ini
390 Farmakologi dan Terapi

adalah asam etakrinat, turosemid dan bume- bahan hemodinamik ginjal ini mengakibatkan me-
tanid. nurunnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli
Asam etakrinat termasuk diuretik yang dapat proksimal serta meningkatnya efek awal diuresis.
diberikan secara oral maupun parenteral dengan Peningkatan aliran darah ginjal ini relatif hanya ber-
hasil'yang memuaskan. Furosemid, atau asam 4- langsung sebentar. Dengan berkurangnya cairan
kloro-N-furfuril-5-sulfamoil antranilat masih tergo- ekstrasel akibat diuresis, maka aliran darah ginjal
long derivat sulfonamid. Bumetanid merupakan menurun dan hal ini akan mengakibatkan mening-
derivat asam 3- aminobenzoat yang lebih poten katnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli prok-
daripada furosemid, tetapi dalam hal lain kedua simal. Hal yang terakhir ini agaknya merupakan
senyawa ini mirip satu dengan yang lain. Struktur suatu mekanisme kompensasi yang membatasi
kimia ketiga obat ini terlihat di Gambar 25-3. jumlah zat lerlarut yang mencapai bagian epitel
tebal Henle asendens, dengan demikian akan me-
ct ct ngurangi diuresls.
Masih dipertentangkan apakah diuretik kuat
CHs-CHz-C-C- juga bekerja di tubuli proksimal. Furosemid dan
il bumetanid mempunyai daya hambat enzim kar-
CHz bonik anhidrase karena keduanya merupakan
Asam etakrinat derivat sulfonamid, seperti juga tiazid dan aseta-
zolamid, tetapi aktivitasnya terlalu lemah untuk
menyebabkan diuresis di tubuli proksimal. Asam
etakrinat tidak menghambat enzim karbonik an-
hidrase. Efek diuretik kuat terhadap segmen yang
,.,-,;g"";""u lebih distal dari ansa Henle asendens epitel tebal,
belum dapat dipastikan, tetapi dari besarnya
diuresis yang terjadi, diduga obat ini bekerja juga di
Furosemid
segmen tubuli lain.
Ketiga obat inijuga menyebabkan meningkat-
NH CHzCHzCHzCHs nya ekskresi K* dan kadar asam urat plasma, meka-
-
(O>"YA nismenya kemungkinan besar sama dengan tiazid.
Ekskresi Ca** dan Mg** iuga ditingkatkan seban-
,..,rr"o1\4"oo, ding dengan peninggian ekskresi Na+. Berbeda de-
ngan tiazid, golongan ini tidak meningkatkan
Bumetanid re-absorpsi Ca** di tubuli distal. Berdasarkan atas
efek kalsiuria ini, golongan diuretik kuat digunakan
Gambar 25-3. Struktur kimia asam etakrinat, furo- untuk pengobatan simptomatik hiperkalsemia.
semid dan bumelanid Diuretik kuat meningkatkan ekskresi asam
yang dapat dititrasi (titratable acid) dan amonia.
Fenomena yang diduga tdrjadi karena eleknya di
nefron distal ini merupakan salah satu faktor penye-
CARA KERJA bab terjadinya alkalosis metabolik.
Eila mobilisasi cairan udem terlalu cepat, alka-
Secara umum dapat dikatakan bahwa diuretik
losis metabolik oleh diuretik kuat ini terutama terjadi
kuat mempunyai mula kerja dan lama kerja yang
akibat penyusutan volume cairan ekstrasel. Seba-
lebih pendek dari tiazid. Hal ini sebagian besar
liknya pada penggunaan yang kronik, faktor utama
ditentukan oleh faktor farmakokinetik dan adanya penyebab alkalosis ialah besarnya asupan daram
mekanisme kompensasi.
dan ekskresi H* dan K*. Alkalosis ini seringkali di-
Diuretik kuat lerutama bekerja dengan cara
sertai dengan hiponatremia, tetapi masing-masing
menghambat reabsorpsi elektrolit di ansa Henle disebabkan oleh mekanisme yang berbeda.
asendens bagian epitel tebal; tempat kerjanya di
permukaan sel epitel bagian luminal (yang meng-
hadap ke lumen tubuli). Pada pemberian secara lV FARMAKOKINETIK
obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal Ketiga obat mudah diserap melalui saluran
tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus. Peru- cerna, dengan derajat yang agak berbeda-beda.
Diuretik dan Antidiu retik 391

Bioavailabilitas furosemid 65% sedangkan bume- sebabkan oleh perubahan komposisi elektrolit cair-
tanid hampir 100%. Diuretik kuat terikat pada pro- an endolimfe. Ototoksisitas merupakan suatu efek
tein plasma secara ekstensif, sehingga tidak difil- samping unik kelompok obat ini. Bila karena suatu
trasi di glomerulus tetapi cepat sekali disekresi me- hal diperlukan pemberian obat yang juga bersifat
lalui sistem transport asam organik di tubuli prok- ototoksik, misalnya aminoglikosid, maka sebaiknya
simal. Dengan cara ini obat terakumulasi di cairan dipilih diuretik yang lain, misalnya tiazid.
tubuli dan mungkin sekali di tempat kerja di daerah Diuretik kuat dapat berinteraksi dengan war-
yang lebih distal lagi. Probenesid dapat mengham- farin dan klofibrat melalui penggeseran ikatannya
bat sekresi furosemid, dan interaksi antara kedua- dengan protein. Pada penggunaan kronis, diuretik
nya ini hanya terbatas pada tingkat sekresi tubuli, kuat ini dapat menurunkan bersihan litium. Penggu-
dan tidak pada tempat kerja diuretik. naan bersama dengan sefalosporin dapat mening-
Kira-kira 213 dari asam etakrinat yang diberi- katkan nefrotoksisitas sefalosporin. Antiinflamasi
kan secara lV diekskresi melalui gin.ial dalam bentuk nonsteroid terutama indometasin dan kortikosteroid
utuh dan dalam konjugasi dengan senyawa sulf- melawan kerja furosemid.
hidril terutama sistein dan N-asetilsistein. Sebagian
lagi diekskresi melalui hati. Sebagian besar furose- PENGGUNAAN KLINIK
mid diekskresi dengan cara yang sama, hanya se-
bagian kecildalam bentuk glukuronid. Kira-kira 50% Furosemid lebih banyak digunakan daripada
bumetanid diekskresi dalam bentuk asal, selebih- asam etakrinat, karena gangguan saluran cerna
nya sebagai metabolit. yang lebih ringan dan kurva dosis responsnya
kurang curam. Diuretik kuat merupakan obat efektif
untuk pengobatan udem akibat gangguan jantung,
EFEK SAMPING hati atau ginjal. Sebaiknya diberikan secara oral,
kecuali bila diperlukan diuresis yang segera, maka
Efek samping asam etakrinat dan furosemid dapat diberikan secara lV atau lM. Pemberian
dapat dibedakan atas: (1) reaksi toksik berupa parenteral ini diperlukan untuk mengatasi udem
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang paru akut. Pada keadaan ini perbaikan klinik dicapai
sering terjadi, dan (2) efek samping yang tidak ber- karena terjadi perubahan hemodinamik dan penu-
hubungan dengan kerja utamanya jarang terjadi. runan volume cairan ekstrasel dengan cepat, se-
Hiperurisemia relatif sering terjadi, namun pada hingga alir balik vena dan curah ventrikel kanan ber-
kebanyakan penderita hal ini hanya merupakan kurang. Untuk mengatasi udem refrakter, diuretik
kelainan biokimia, Dapat pula terjadi reaksi berupa kuat biasanya diberikan bersama diuretik lain,
gangguan saluran cerna, depresi elemen darah, misalnya tiazid atau diuretik hemat K+. Pemakaian
rash kulit, parestesia dan disfungsi hati. Gangguan dua macam obat diuretik kuat secara bersamaan
saluran cerna lebih sering terjadi dengan asam eta- merupakan tindakan yang tidak rasional.
krinat daripada furosemid. Sensitivitas silang Bila ada nefrosis atau gagal ginjal kronik,
mungkin terjadi antara furosemid dan sulfonamid maka diperlukan dosis furosemid jauh lebih besar
yang lain. Furosemid dan tiazid diduga dapat me- daripada dosis biasa. Diduga hal ini disebabkan
nyebabkan nelritis interstisialis alergik yang oleh banyaknya protein dalam cairan tubuli yang
menyebabkan gagal ginjal reversibel. Juga terjadi akan mengikat lurosemid sehingga menghambat
penurunan toleransi karbohidrat, tetapi lebih ringan diuresis. Pada penderita dengan uremia, sekresi
daripada tiazid. Pada dosis yang berlebihan, pernah furosemid melalui tubuli menurun. Diuretik kuat juga
dilaporkan terjadinya hipoglikemia akut dengan digunakan pada penderita gagal ginjal akut yang
mekanisme yang tidak diketahui. Berdasarkan efek- masih awal (baru terjadi), namun hasilnya tidak
nya pada janin hewan coba, maka diuretik kuat ini konsisten. Diuretik kuat dikontraindikasikan pada
tidak dianjurkan pada wanita hamil, kecuali bila keadaan gagal ginjal yang disertai anuria. Diuretik
mutlak dipedukan. kuat dapat menurunkan kadar kalsium plasma pada
Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian penderita hiperkalsemia simtomatik dengan cara
sementara maupun menetap, dan hal ini merupa- meningkatkan ekskresi kalsium melalui urin. Bila di-
kan elek samping yang serius. Ketulian sementara gunakan untuk tujuan ini, maka perlu pula diberikan
juga dapat terjadi pada furosemid dan lebih jarang suplemen Na* dan Cl- untuk menggantikan kehila-
pada bumetanid. Ketulian ini mungkin sekali di- ngan Na* dan Cl- melalui urin.
392 Farmakologi dan Terapi

SEDIAAN DAN POSOLOGI natrium lebih banyak daripada jumlah natrium yang
masuk dan makanan. Tetapi pada penggunaan
Asam etakrinat. Tablet 25 dan 50 mg digunakan kronis akan dicapai keseimbangan, sehingga
dengan dosis 50-200 mg per hari. Sediaan lV natrium yang keluar sama dengan natrium yang
berupa Na-etakrinat, dosisnya 50 mg, atau 0,5-1 masuk. Diuretik dapat menurunkan jumlah natrium
mg/kgBB. dalam tubuh, dan harus diingat bahwa efek ini pun
Furosemid. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dapat dicapai dengan diet rendah garam. Beberapa
20, 40, 80 mg dan preparat suntikan. Umumnya keadaan klinik yang memerlukan penggunaan
pasien membutuhkan kurang dari 600 mg/hari. diuretik dapat dilihat pada Tabel 25-3.
Dosis anak 2 mg/kgBB, bila perlu dapat ditingkatkan KEADAAN YANG MEMERLUKAN DIURESIS
menjadi6 mg/kgBB. CEPAT. Pada udem paru, pemberian furosemid
Bumetanid. Tablet 0,5 dan 1 mg digunakan dengan atau asam etakrinat lV dapat menyebabkan diuresis
dosis dewasa 0,5- 2 mg sehari. Dosis maksimal per cepat. Perbaikan yang terjadi sebagian mungkin di-
hari 10 mg. Obat ini tersedia juga dalam bentuk sebabkan oleh adanya perubahan hemodinamik
bubuk injeksi dengan dosis lV atau lM dosis awal yaitu perubahan pada daya tampung vena (venous
antara 0,5-1 mg; dosis diulang 2-3 jam maksimum capacitance); tetapi efek diuresisnya tetap diperlu-
10 mg/hari. kan untuk mempertahankan hasil tersebut.
UDEM. Semua diuretik dapat digunakan untuk ke-
adaan udem. Seringkali udem ini disertai hiperaldo-
1.6. XANTIN steronisme dan karena itu penggunaan diuretik cen-
derung disertai kehilangan kalium. Penyebab
Xantin ternyata juga mempunyai efek diuresis. utama udem ialah payah jantung; penyebab lainnya
Efek stimulasinya pada fungsi jantung, menimbul- antara lain penyakit hati dan sindrom nefrotik. Pada
kan dugaan bahwa diuresis sebagian disebabkan semua keadaan ini harus diusahakan meningkat-
oleh meningkatnya aliran darah ginjal dan laju fil- kan kadar kalium dalam serum dengan pemberian
trasi glomerulus. Namun, semua derivat xantin ini suplemen kalium atau dengan penggunaan ber-
rupanya juga beretek langsung pada tubuli ginjal, sama diuretik hemat kalium. Pada penderita sirosis
yaitu menyebabkan peningkatan ekskresi Na* dan hati yang disertai asites dan udem, sebaiknya digu-
Cl'tanpa disertai perubahan yang nyata pada peng- nakan dahulu diuretik hemat kalium, kemudian dis-
asaman urin. Efek diuresis ini hanya sedikit dipe- usul dengan diuretik yang lebih kuat.
ngaruhi oleh keseimbangan asam basa, tetapi Pada udem yang disertai gagal ginjal, penggu-
mengalami potensiasi bila diberikan bersama peng- naan tiazid kurang bermanfaat, sebaliknya diuretik
hambat karbonik anhidrase. kuat sangat bermanfaat. Dalam hal ini perlu dosis
Di antara kelompok xantin, teolilin memper- besar untuk mendapatkan efek pada tubuli proksi-
lihatkan efek diuresis yang paling kuat. Xantin mal; furosemid lebih disukai dibandingkan dengan
sangat jarang digunakan sebagai diuretik utama, asam etakrinat karena asam etakrinat lebih besar
namun bila digunakan unluk tujuan lain terutama ototoksisitasnya. Diuretik hemat kalium sama se-
sebagai bronkodilator, adanya efek diuresis harus kali tidak boleh diberikan pada gagal ginjal, ka-
tetap diingat. Uraian lebih lengkap tentang xantin rena ada bahaya terjadi hiperkalemia yang fatal.
dapat dilihat pada Bab 16.

HIPERTENSI. Dasar penggunaan diuretik pada


hipertensi terutama karena efeknya terhadap.ke-
1.7. PENGOBATAN DENGAN DIURETIK
seimbangan natrium dan terhadap resistensi perifer.
Furosemid dan asam etakrinat mempunyai
INDIKASI natriuresis lebih kuat dibandingkan dengan tiazid;
tetapi keduanya tidak mempunyaiqtrek vasodilatasi
Diuretik digunakan untuk menurunkan volume arteriol langsung seperti tiazid. Oleh karena itu
darah dan cairan interstisial dengan cara mening- tiazid terpilih untuk pengobatan hipertensi berda-
katkan ekskresi natrium klorida dan air. Bila diuretik sarkan pertimbangan efektivitas maupun besarnya
diberikan secara akut, akan terjadi kehilangan biaya.
393
Diuretik dan Antid iuretik

Tabel 25-3. PENGGUNAAN KLINIK DIURETIK

Penyakit Obat Komenta r/keteranga n

Hipertensi Tiazid Merupakan pilihan utama step 1, pada sebagian besar


penderita.
Diuretik kuat Digunakan bila terdapat gangguan fungsi ginial atau bila
(biasanya Furosemid) diperlukan elek diuretik yang segera.
Diuretik hemat kalium Digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat, bila ada
bahaya hipokalemia.

Payah jantung Tiazid Digunakan bila fungsi gin,ial normal.


kronik kongestif Diuretik kuat Terutama bermanfaat pada penderita dengan gangguan
(Furosemid) fungsi ginjal.
Diuretik hemat kalium Digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat bila ada
bahaya hipokalemia.

Udem paru akut Diuretik kuat (Furosemid)

Sindrom nefrotik Tiazid atau diuretik kuat


bersama dengan
spironolakton

Payah ginjal akut Manitol dan/atau Bila diuresis berhasil, volume cairan tubuh yang hilang
lurosemid harus diganti dengan hati-hati.

Penyakit hati kronik Spironolakton (sendiri Diuretik kuat harus digunakan dengan hati-hati.
atau bersama tiazid Bila ada gangguan fungsi ginjal, jangan menggunakan
atau diuretik kuat) spironolakton.

Udem otak Diuretik osmotik

Hiperkalsemia Furosemid Diberikan bersama infus NaCl hipertonis.

Batu ginjal Tiazid

Diabetes insipidus Tiazid Disertai diet rendah garam

Open Angle Glaucoma Asetazolamid Peng gunaan,jangka Panjang

Acute Angle Closure Diuretik osmotik atau Prabedah


Glaucoma asetazolamid

DIABETES INSIPIDUS. Diuretik tiazid dapat me- atau akibat adanya penghambatan langsung sek-
ngurangi ekskresi air pada penderita diabetes insi' resi kalsium.
pidus mungkin sekali melalui mekanisme kompen-
sasi intrarenal. HIPERKALSEMIA. Furosemid dosis tinggi yang
BATU GINJAL. Tiazid menurunkan ekskresi kal- diberikan secara lV (1 00 mg) dalam infus larutan
sium dalam urin. Hal ini mungkin sebagai akibat garam laal dapat menghambat reabsorpsi natrium
adanya kompensasi intrarenal yang menyebabkan klorida, air dan kalsium di tubuli proksimal sehingga
reabsorpsi kalsium di tubuli proksimal bertambah digunakan untuk pengobatan hiperkalsemia.
394 Farmakologi dan Terapi

EFEK SAMPING berkurangnya sekresi insulin dari pankreas,


meningkatnya glikogenolisis dan berkurangnya gli-
Hipokalemia. Diuretik dengan tempat kerja di
segmen dilusi distal, ansa Henle bagian asendens kogenesis. Bila keadaan ini terjadi maka penggu-
dan tubuli proksimal dapat menyebabkan kehilang- naan diuretik harus dihentikan.
an kalium. Rasio kehilangan kalium dan natrium Hiperkalsemia. Tiazid dapat mengakibatkan pe-
lebih besar pada penggunaan tiazid daripada furo- ninggian kadar kalsium serum.
semid, mungkin karena furosemid tidak mempunyai
aktivitas penghambat karbonik anhidrase. Tetapi Hiperkalemia. Diuretik hemat kalium dapat meng-
furosemid mempunyai efek natriuresis lebih kuat, akibatkan hiperkalemia yang dapat merupakan
sehingga biasanya akan diikuti deplesi kalium. komplikasi yang fatal. Oleh karena itu obat golong-
Penggunaan tiazid dosis kecil pada hipertensi, an initidak boleh diberikan dengan dosis berlebihan
misalnya dengan klorotiazid 500 mg/hari atau klor- dan juga tidak boleh diberikan pada penderita gagal
talidon 25 mg/hari tidak akan banyak mempenga- ginjal.
ruhi kadar kalium atau asam urat plasma. Tetapi Sindrom udem idiopatik. Penggunaan diuretik
dengan dosis lebih besar pada pengobatan udem, kuat pada keadaan ini kadang-kadang justru me-
perlu diadakan pemantauan kadar kalium dalam nyebabkan retensi garam dan air. Dengan meng-
serum. hentikan pemberian diuretik, biasanya dalam waktu
Hiperurisemia. Hampir semua diuretik menyebab- 5-10 hari akan timbul diuresis.
kan peningkatan kadar asam urat dalam serum Volume depletion. Pemberian diuretik kuat pada
melalui pengaruh langsung terhadap sekresi asam penderita gagal jantung berat dapat mengakibatkan
urat, dan efek ini berbanding lurus dengan dosis berkurangnya volume darah yang beredar secara
diuretik yang digunakan. Pada penggunaan diuretik akut. Dan hal ini ditandai dengan turunnya tekanan
dapat terjadi penyakit pirai, baik pada orang normal darah, rasa lelah dan lemah. Biasanya diuresis
maupun mereka yang rentan terhadap gout. Hiper- justru akan terjadi setelah pemberian diuretik dihen-
urisemia ini dapat diperbaiki dengan pemberian tikan.
alopurinol atau probenesid.
Hiponatremia. Hiponatremia ringan yang sering-
Gangguan toleransi glukosa dan diabetes. Tia- kali terjadi tidak menimbulkan masalah. Hipona-
zid dan furosemid dapat menyebabkan gangguan tremia mudah terjadi pada penggunaan furosemid
toleransi glukosa terutama pada penderita diabetes dosis besar bersama diuretik lain yang bekerja di
laten, sehingga terjadi manifestasi diabetes. Meka- tubuli distal; keadaan ini akan lebih berat bila pen-
nisme pasti penyebab keadaan ini belum jelas kare- derita juga dianjurkan pantang garam tetapl bebas
na menyangkut berbagai macam faktor, antara lain minum air (Lihat Tabet 25- 4).

Tabel 25-4. PERUBAHAN BtOKtMtA SEBAGA| EFEK SAMptNG OtURETtK

Efek samping Tiazid Furosemid Asam elakrinat Bumetanid Spironolakton Triamteren Amilorid

Hipokalemia dan + + + 0 0
Alkalosis hipokloremik
Hiperkalemia 0 0 0 0 + + +
Hiperglikemia + jarang jarang jarang 0 jarang jarang
Azotemia + + + + + + +
Hiperurisemia + + + + + + +
Hiponatremia + jarang jarang jarang jarang jarang ?
Hiperkalsemia + 0 0 0 0 0 0
Hiperlrigliseridemia + ? ? ? ? ? ?
Diuretik dan Antidiuretik 395

Tabel 25-5. INTERAKSI KLINIS YANG PENTING PADA PENGGUNAAN DIURETIK

Obat Diuretik Efek

Kortikosteroid Tiazid Meningkatkan hipokalemia


Diuretik kuat
Aminoglikosid Diuretik kuat Menambah ototoksisitas
Aminoglikosid sefalosporin Diuretik kuat Menambah nef rotoksisitas?
Antikonvulsan Furosemid Menurunkan ef ek natriuretik
Diazoksid Tiazid Hiperglikemia
Furosemid
Digitalis Tiazid Meningkatkan intoksikasi digitalis, bila terjadi
Diuretik kuat hipokalemia
lndometasin Triamteren, Amilorid Payah ginjal akut
lndometasin dan penghambat Tiazid Menurunkan efek natriuretik dan atau efek
prostaglandin yang lain Diuretik kuat antih ip e rtensiny a.
Litium fiazid Meningkatkan kadar litium dalam serum.
Antikoagulan oral Tiazid Menurunkan efek antikoagulan akibat
(kemungkinan diuretik konsentrasi faktor-faktor pembekuan.
yang lain)
Suplemen Kalium Diuretik hemat kalium Hiperkalemia
Suksinilkolin Diuretik kuat Efek blokade saraf-otot meningkat.
Tetrasiklin Kemungkinan Meningkatkan azotemia pada penderita
semua diuretik gagal ginjal
Tubokurarin Tiazid Blokade di lempeng saraf meningkat
Diuretik kuat
Vitamin D dan produk-produk Tiazid Hiperkalsemia
kalsium

INTEFAKSI produksi oleh sel saraf dalam nukleus supraoptikus


dan paraventrikularis di hipotalamus. Melalui
Pada penggunaan diuretik bersama obat-obat serabut saraf, ADH ditransport ke sel-sel pituisit
lain, harus selalu dipikirkan adanya interaksi yang hipolisis posterior. Di hipofisis posterior, vasopresin
mungkin terjadi. Beberapa contoh penting lertera ini terikat pada suatu protein spesifik yang disebut
dalam Tabel25-5. neurofisin; ikatan ini dapat dilepaskan dengan
perangsangan listrik atau pemberian asetilkolin.
Di alam, dikenal dua macam ADH yaitu 8-Argi-
2. OBAT.OBAT YANG MEMPENGA. nin vasopresin yang terdapat pada mamalia, kecuali
RUHI KONSERVASI AIR babi dan 8-Lisin vasopresin yang terdapat pada
babi. ln vivo, kedua polipeptida ini mudah sekali
mengalami degradasi enzimatik sehingga eleknya
2.1. ADH singkat. Kemudian dibuat suatu polipeptid sintetik
yang lebih tahan terhadap degradasi enzimatik
KlMlA. ADH (hormon anti diuretik) disebut juga yaitu desmopresin (1-deamino 8-D-arginin
vasopresin merupakan suatu oktapeptid yang di- vasopresin - dDAVP). Desmopresin ini merupakan
396 Farmakologi dan Terapi

obat yang terpilih untuk pengobatan penyakit akibat stres emosional atau fisik, atau obat seperti
diabetes insipidus yang sensitil terhadap ADH. nikotin, klofibrat, siklofosfamid, antidepresan trisik-
Rumus kimia dan kekuatan relatif ketiga polipeptid lik, karbamazepin, dan diuretik. Sebaliknya sekresi
tersebut.terlihat pada Tabel 25-6. ADH dihambat oleh alkohol dan fenitoin.
Kekurangan atau tidak adanya ADH akan me-
PENGATURAN. Sekresi vasopresin diatur oleh
nyebabkan diabetes insipidus, suatu kelainan yang
beberapa mekanisme, yaitu: (1) Konsep osmore-
septor yang diduga terletak di daerah nukleus hipo- ditandai dengan adanya poliuria yang hebat. Se-
talamus; bila osmolalitas plasma bertambah akibat dangkan kelebihan ADH menyebabkan retensi air
dehidrasi, maka sekresi ADH bertambah. Sebalik- dan hiponatremia dilusional. Kelainan ini dapat
nya pada keadaan hidrasi, sekresi ADH akan berku- terjadi oleh berbagai sebab diantaranya penyakit
rang sehingga kadarnya dalam plasma maupun paru, meningitis atau ensefalitis dan lain-lain.
dalam urin tidak dapat diukur. (2) Konsep reseptor
EFEK ADH PADA GINJAL. Serelah dilepas
volume, yang terletak di atrium kiri dan vena pulmo-
(elease) oleh kelenjar hipofisis posterior ADH akan
nalis. Bila terjadi penurunan volume darah yang
disirkulasi dalam pembuluh darah dan pada individu
beredar, misalnya akibat perdarahan hebat akan
dewasa ADH mempunyai waktu paruh sekitar 17-35
terjadi perangsangan sekresi ADH; sebaliknya bila
menit. Ada beberapa faktor yang terlibat dalam eli-
volume darah yang beredar bertambah banyak
minasi hormon dan darah yang paling penting yaitu
maka sekresi ADH ditekan. (3) Selain kedua macam
pemutusan rantai peptida oleh enzm peptidase.
mekanisme di atas, sekresi vasopresin meningkat

Tabel 25-6. STRUKTUR KIMIA DAN AKTIVITAS RELATIF SEDIAAN ADH

aktivitas relatil')
Jenis peptid
antidiuretik presor

I
Cys
- Tyr- Phe- Glu - Asp-Cys - Pro
- Arg
-Gly(Nh2)
100 100
123456789
8-Arginin vasopresin (ADH, AVP)

LYS-
8-Lisin vasopresin (Lypressin, LVP). 80 60

S
I

H_C_H
H_C-H
I

orc D.Arg. 1.200 0,39

1 -deamino-8-D-Arginine vasopresin -
(desmopressin, d DAVP)

' Aktivitas relatif dibandingkan dengan aktivitas 8-arginin vasopr€sin.


Diuretik dan Antidiu retik 397

Efek seluler ADH terjadi melalui adanya inter- Dengan demikian akan terjadi proses penghematan
aksi.antara ADH dengan reseptor V1 dan Vz. Besep- pengeluaran air bersama urin.
tor Vr letaknya di dalam sel otot polos vaskular, Peningkatan permeabilitas sel duktus koligen-
hepatosit, trombosit dan beberapa sel di ginial. Re- tes ini terhadap air terjadi akibat terikatnya ADH
septor ini bergabung (coupled) dengan fosfolipase pada reseptor V2 yang terletak dipermukaan baso-
C yang menghidrolisis losfatidilinositol-4-5-bifosfat lateral sel duktus koligentes.
menjadi inositol 1,4,5 triloslat dan diasil-gliserol' Selain itu di dalam ginjal masih ada modulator
Beseptor V2, yang terletak di dalam sel duktus koli' endogen yang ikut berperan pada efek ADH di
gentes dan sel ansa Henle asendens yang berepitel ginjal. Misalnya, melalui reseptor Vr, ADH merang-
tebal, beralinitas besar terhadap ADH. Perangsa- sang biosintesis prostaglandin E (PgE) di dalam sel
ngan reseptor Vz oleh ADH akan merangsang akti- interstisial medula, dan ini akan menghambat efek
vitas enzim adenilat siklase, mengakibatkan aku- ADH. Stimulator reseptor Vt oleh ADH juga akan
mulasi siklik AMP didalam kedua jenis sel tersebut mengaktifkan protein kinase C, yang juga akan me-
di atas. Selanjutnya siklik AMP ini akan memicu nambah penghambatan terhadap efek ADH. Selain
serangkaian kejadian dan akhirnya membran itu, suatu peptida yang berelek natriuretik yang di-
luminal menjadi permeabel terhadap air. hasilkan atrium menurunkan efek ADH baik di
ADH mempunyai beberapa tempat kerja di daerah kortikal maupun daerah medula ginjal.
ginjal, dan kedua reseptor Vt dan V2 berpartisipasi
dalam terjadinya respons renal. Reseptor Vr yang
terdapat di dalam sel mesangial glomerulus, vasa OBAT-OBAT YANG DAPAT MEMODIFIKAS]
rekta dan sel-sel interslisial di medula ginjal, ber- EFEK ADH
turut{urut terlibat dalam pengaturan filtrasi glome-
rulus aliran darah di medula ginjal dan sintesis Klorpromazin, parasetamol, dan indometasin
prostaglandin. Beseptor Vr mungkin juga berperan meningkatkan kerja ADH, artlnya obat-obat ini men-
dalam pengaturan vasokonstriksi pembuluh darah 'sensitisasi" ginjal terhadap ADH yang sebenarnya
arteriol eferen glomerulus. Tetapi efek ADH yang terlalu rendah untuk merangsang reabsorpsi air' Hal
paling menonjol yaitu di duktus koligentes, dan ini sebagian mungkin dapat diterangkan melalui
seperti telah disebutkan di atas, diperantarai oleh adanya penghambatan biosintesis PG di ginjal.
reseptor Vz. Sebaliknya ada pula obat misalnya litium, obat
Duktus koligentes. Bagian ini berperan amat manik depresif, yang dapat menghambat efek anti-
penting dalam konservasi air di dalam tubuh. diuretik ADH sedemikian rupa sehingga dapat me-
Pada saat cairan tubuli mencapai daerah seg- nimbulkan poliuria akibat ginjal resisten terhadap
men kortikal duktus koligentes, cairan ini cenderung ADH. Keadaan ini disebut diabetes insipidus nefro-
menjadi hipotonik sebagai akibat efek pompa klo- gen. Saat ADH kadarnya sebenarnya tidak cukup
rida yang bekerja di daerah ansa Henle asendens untuk menimbulkan efek obat, Poliuria disini biasa-
epitel tebal. Dalam keadaan normal dimana kadar nya bersifat reversibel dengan menghentikan pem-
ADH juga rendah, seluruh sel duktus koligentes berian Li+. Dalam hal ini Li+ menghambat kerja
relatil impermeabel terhadap air, sehingga urin enzim adenilat siklase yang sensitil terhadap ADH'
yang terbentuk tetap encer. Sebaliknya dalam ke-
sehingga tidak terjadi penumpukan siklik AMP.
adaan dehidrasi atau adanya deplesi volume cairan
Pasien-pasien yang. mendapat pengobatan Li*
tubuh, kadar ADH akan meningkat secara ber-
yang kemudian mengalami diabetes insipidus
makna, akibatnya sel-sel duktus koligentes baik
nelrogen mungkin dapat diobati dengan pemberian
segmen kortikal maupun segmen medular menjadi
permeabel terhadap air. Ada perbedaan osmotik amilorid yang akan memblok masuknya Li* dari
antara urin yang encer di dalam tubuli dengan cair- cairan tubuli ke dalam sel epitel duktus koligentes.
an interstisial daerah peritubular dan perbedaan ini lndometasin mungkin juga dapat mengurangi poli'
semakin meningkat di daerah medula dan di daerah uria. Demeklosiklin dapat mengganggu kemampu-
(segmen) papila ginjal. Air akan bergerak secara an ginjal untuk memproduksi urin yang pekat pada
pasil sepanjang daerah yang berbeda osmotiknya sebagian besar pasien, dan menyebabkan poliuria
ini dan akan direabsorpsi dari tubuli, dan hal ini akan dan polidipsia.
mengakibatkan osmolaritas urin makin meningkat, Atas dasar mekanisme tersebut demeklosiklin
dapat mencapai 1.200 mOsm/kg pada manusia. dimanlaatkan pada pasien yang menderita kera-
398 Farmakologi dan Terapi

cunan air akibat produksi ADH yang berlebihan, dan EFEK SAMPING
hasilnya ternyata sangat memuaskan.
Suntikan ADH dosis besar menyebabkan
vasokonstriksi, tekanan darah naik dan kulit jadi
EFEKADH DILUAR GINJAL pucat. Peristalsis usus meningkat, menyebabkan
rasa mual dan kolik usus. Pada wanita ADH menye-
SISTEM KARDIOVASKULAR. Efek presor ADH babkan spasme uterus.
hanya akan terjadi pada dosis jauh lebih tinggi Pembuluh darah koroner menyempit sehingga
daripada dosis yang diperlukan untuk menimbulkan pada pasien dengan insufisiensi koroner, ADH da-
antidiuresis maksimal. Vasokonstriksi terjadi ham- lam dosis kecil, yang dapat mengendalikan diabe-
pir pada semua pembuluh darah. Sirkulasi di kulit,
tes insipidus, ternyata dapat menimbulkan serang-
saluran cerna akan sangat berkurang, juga sirkulasi an angina. lskemia miokard akibat ADH dapat ber-
koroner. Tekanan arteri di paru akan meningkat. akibat fatal. Hal ini perlu dipertimbangkan pada
ADH juga berperan amat penting dalam memper- penggunaan ADH untuk mengontrol perdarahan di
tahankan tonus vaskular. Efek vasokonstriksi ini saluran cerna. Gejala efek samping di atas hampir-
rupanya melalui reseptor V1 , sebaliknya ADH juga hampir tidak ditemukan dengan desmopresin, ke-
berefek vasodilatasi melalui reseptor Vz di dalam cuali pada dosis besar (40 mg). Pada penggunaan
pembuluh darah.
sediaan antidiuretik juga ada kemungkinan terjadi-
Efek ADH terhadap jantung merupakan efek nya efek samping keracunan air.
tidak langsung, yaitu akibat adanya vasokonstriksi
pembuluh darah koroner, penurunan aliran darah
koroner dan adanya perubahan tonus vagal dan PENGGUNAAN KLINIK
tonus simpatis secara refleks.
Terhadap otot polos saluran cerna, efek Vasopresin lerutama digunakan untuk peng-
ADH baru terjadi pada dosis yang besar. Dalam obatan diabetes insipidus akibat kekyrangan hor-
dosis besar, ADH dapat merangsang kontraksi mon tersebut. Untuk penggunaan kronis, digunakan
uterus pada semua fase siklus menstruasi ataupun sediaan suntikan vasopresin tanat dengan dosis
semua fase kehamilan. 0,25-1 unit atau lebih per hari. Diabetes insipidus
yang disebabkan oleh defek anomali fungsi sel
FARMAKOKINETIK. Pemberian ADH, lipresin, tubuli distal tidak dapat diobati dengan ADH. Pem-
alau kongenernya secara oral tidak efektif karena berian vasopresin secara inhalasi tidak dianjurkan
segera akan mengalami inaktivasi oleh tripsin yang karena sangat iritatif dan absorpsinya tidak teratur.
memutuskan rantai peptida pada ikatan 8-9. Untuk orang yang alergi terhadap vasopresin
Sediaan ADH dalam larutan diberikan lV, lM hewan yaitu arginin vasotosin, dapat diberikan
atau SK dan dalam bentuk bubuk untuk insuflasi senyawa sintetiknya yaitu lisin vasopresin yang
nasal atau juga sebagai semprotan. Pada pem- dapat diberikan dalam bentuk semprotan hidung
berian lV efeknya hanya berlangsung sebentar aki- tanpa menimbulkan efek samping.
bat ADH cepat mengalami inaktivasi, kecuali bila Vasopresin dosis tinggi sebesar 10-20 unit
sediaan tersebut diberikan sebagai infus. bersama dengan tindakan lain, digunakan untuk
Desmopresin dapat bertahan lama dalam mengatasi perdarahan varises esofagus; dalam hal
sirkulasi setelah diabsorpsi dari mukosa hidung. ini vasopresin menyebabkan penurunan tekanan
Sediaan kerja panjang, misalnya vasopresin tanat darah dan aliran darah portal. Dengan dosis besar
dalam minyak, yang disuntikkan secara lM efeknya ini dapat terjadi peninggian tekanan darah sistemik.
dapat bertahan lebih lama, sekitar 48 sampai 96 Desmopresin intranasal merupakan obat ter-
jam. pilih untuk sebagian terbesar pasien-pasien dengan
diabetes insipidus.
MASA PARUH. ADH di dalam sirkulasi hanya 17-
35 menit, terutama akibat inaktivasi oleh peptidase SEDIAAN
di dalam berbagai jaringan. ADH akan cepat meng-
hilang dari sirkulasi setelah mengalami metabo- ADH tersedia dalam bentuk injeksi dan untuk
lisme di dalam ginjal dan hati, namun pada manusia pemberian intranasal, yaitu vasopresin (Pitresin)
bersihan melalui urin hanya sedikit. suntikan 20 Ulml terdapat dalam ampul 0,5 dan 1
Diuretik dan Antidiuretik 399

ml untuk penggunaan subkutan atau lM. Vasopre- PENGGUNAAN KLlNlK. Untuk pengobalan Pitui-
sin tanat 5 U/ml untuk suntikan lM. Bubuk hipo- tary diabetes insipidus, klorotiazid dan kelompok-
fisis posterior untuk insuflasi hidung. nya kurang efektif dibandingkan dengan ADH;
Lipresin (Lisine-vasopresin) semprot hidung: namun tiazid bermanfaat untuk penderita diabetes
50 UniVml dalam botol semprot hidung; setiap sem- insipidus nefrogen dan yang tidak tahan atau alergi
protan mengandung 2 unit. terhadap ADH. Karena efek antidiuretiknya sejajar
Desmopresin asetat (dDAVP), dalam bentuk dengan efek natriuresis, maka besarnya dosis yang
larutan bening yang berisi 0,1 mg/ml desmopresin diberikan sama dengan dosis yang digunakan untuk
dalam botol yang berisi 2,5 ml untuk penggunaan tujuan mobilisasi cairan udem. Yang biasa diguna-
intranasal. Terdapat juga sediaan larutan untuk kan yaitu klorotiazid 1-1,5 g/hari atau hidrokloro-
suntikan. tiazid 50-1 50 mg/hari dalam dosis terbagi. Penurun-
an volume urin sampai 50% sudah dianggap seba-
gai hasil yang memuaskan. Dengan membatasi ma-
2.2. BENZOTIADIAZID sukan NaCl, efek antidiuretiknya meningkat. Efek
samping yang biasa terjadi ialah deplesi kalium.
Klorotiazid dan tiazid yang lain ternyata juga
dapat menyebabkan berkurangnya poliuria pada
penderita diabetes insipidus, dan sekarang telah 2.3. PENGHAMBAT SINTESIS
mantap digunakan untuk pengobatan diabetes insi-
pidus terutama yang resisten terhadap ADH atau PROSTAGLANDIN
yang disebut sebagai diabetes insipidus nefrogen.
Dengan tiazid, poliuria yang hebat akan berkurang, lndometasin ternyata juga efektif untuk pengobat-
volume urin lebih sedikit, sehingga kegiatan pende- an kasus diabetes insipidus nefrogen yang here-
rita sehari-hari tidak terganggu. Pada bayi dan anak diter, sedangkan penghambat sintesis Pg yang lain
dengan diabetes insipidus yang resisten terhadap misalnya ibuprofen kurang efektif dibandingkan in-
ADH, efek antidiuretik ini menjadi sangat penting dometasin. Cara kerjanya belum jelas, mungkin se-
sebab poliuria yang tidak terkendali karena kemam- kali menyangkut beberapa cara, misalnya adanya
puan pasien untuk minum maupun mengabsorpsi penurunan filtrasi glomerulus, peninggian kadar zat
cairan mengakibatkan dehidrasi. terlarut di daerah medula ginjal, atau adanya pe-
Mekanisme antidiuretik tiazid belum dime- ningkatan reabsorpsi cairan di tubuli proksimal.
ngerti secara.tuntas. Sebagian besar peneliti se- Bersihan kreatinin sebaiknya diperiksa secara
pendapat bahwa efek natriuretik tiazid memegang teratur mengingat indometasin dapat menurunkan
peranan yang sangat penting, dan adanya deplesi filtrasi glomerulus. Suatu laporan kasus mengemu-
natrium merupakan hal yang esensial untuk efek kakan bahwa indometasin memperbaiki poliuria
antidiuretik. Dalam keadaan ini akan terjadi reab- oleh litium. Hal ini mempunyai arti yang penting,
sorpsi NaCl yang berlebihan di tubuli proksimal, karena dengan demikian indometasin mungkin ber-
sehingga volume f iltrat yang rnengalir ke tubuli distal manfaat untuk pengobatan poliuria fase akut yang
menurun. Sebagai akibatnya yaitu berkurangnya timbul pada pasien yang sedang diobati dengan
pembentukan air dan keadaan poliuria berkurang. litium.

Anda mungkin juga menyukai