Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR PROGNOSTIK KESEMBUHAN PENGOBATAN MEDIKAMENTOSA

RINOSINUSITIS KRONIS DI POLI THT


RSUD A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017

Yesi Nurmalasari1, Dera Nuryanti2

ABSTRAK

Latar Belakang: Rinosinusitis kronis merupakan peradangan pada mukosa hidung dan
sinus paranasalis yang berlangsung lebih dari 8 minggu yang dapat ditandai oleh discharge
mukopurulen, hidung berbau, hidung tersumbat, nyeri wajah dan lain-lain. Pengobatan untuk
rinosinusitis kronis tanpa komplikasi adalah dengan terapi medikamentosa. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan medikamentosa antara lain faktor alergi,
kebiasaan merokok, usia dan jenis kelamin.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor prognostik yang berhubungan dengan
kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi
Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah jenis peneltian kuantitatif dengan
pendekatan retrospetive, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung sebanyak 45 orang.
Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan program SPSS versi 16.
Hasil Penelitian: Ada hubungan yang bermakna antara alergi (p-value = 0,011 dan OR =
5,000), kebiasaan merokok (p-value = 0,001 dan OR = 11,375), umur (p-value = 0,026 dan
OR = 4,000) dan jenis kelamin (p-value = 0,019 dan OR = 4,480) dengan kesembuhan
pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar
Lampung tahun 2017
Kesimpulan: Ada hubungan alergi, kebiasaan merokok, umur dan jenis kelamin dengan
kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi
Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017

Kata Kunci: Pengobatan medikamentosa, Rinosinusitis kronik

1. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati


2. Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 188
Latar Belakang setiap tahunnya dan kira-kira sejumlah
Rinosinusitis telah dikenal luas oleh 200.000 orang dewasa Amerika
masyarakat awam dan merupakan salah menjalankan operasi rinosinusitis per tiap
satu penyakit yang sering dikeluhkan tahunnya juga 6.
dengan berbagai tingkatan gejala klinik. Data dari Kemenkes RI tahun 2013
Hidung dan sinus paranasal merupakan menyebutkan bahwa penyakit hidung dan
bagian dari sistem pernafasan sehingga sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola
infeksi yang menyerang bronkus, paru penyakit peringkat utama atau sekitar
dapat juga menyerang hidung dan sinus 102.817 penderita rawat jalan di rumah
paranasal 1. sakit. Survei Kesehatan Indera Penglihatan
Rinosinusitis adalah penyakit dan Pendengaran yang diadakan oleh
peradangan mukosa yang melapisi hidung Binkesmas bekerja sama dengan PERHATI
dan sinus paranasalis (Perhati, 2010). dan Bagian THT RSCM mendapatkan data
Rinosinusitis ini merupakan inflamasi yang penyakit hidung dari 7 propinsi. Data dari
sering ditemukan dan akan terus meningkat Divisi Rinologi Departemen THT RSCM
prevalensinya. Rinosinusitis dapat Januari-Agustus 2016 menyebutkan jumlah
mengakibatkan gangguan kualitas hidup, pasien rinologi pada kurun waktu tersebut
sehingga penting bagi dokter umum atau adalah 435 pasien, 69%nya adalah sinusitis.
dokter spesialis lain untuk memiliki Dari jumlah tersebut 30% mempunyai
pengetahuan yang baik mengenai definisi, indikasi operasi BSEF (Bedah sinus
gejala dan metode diagnosis dari penyakit endoskopik fungsional). Karena berbagai
rinosinusitis ini (Roos, 2010). Rinosinusitis kendala dari jumlah ini hanya 60% nya (53
ini sendiri di klasifikasikan dalam 3 kriteria, kasus) yang dilakukan operasi. Di Bagian
yaitu rinosinusitis akut, rinosinusitis subakut THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar
dan rinosinusitis kronis. Lampung, dilaporkan tindakan BSEF pada
Rinosinusitis kronis adalah peradangan periode Januari-November 2017 adalah 21
pada mukosa hidung dan sinus paranasalis kasus atas indikasi rinosinusitis, 33 kasus
yang berlangsung lebih dari 3 bulan pada polip hidung disertai rinosinusitis dan
(Mangunkusumo dan Rifki, 2012). 30 kasus BSEF disertai dengan tindakan
Rinosinusitis kronis secara nyata akan septum koreksi atas indikasi rinosinusitis
menurunkan kualitas hidup akibat obstruksi dan septum deviasi.
hidung dan iritasi, gangguan penghidu, Propinsi Lampung merupakan daerah
gangguan tidur dan gejala pilek yang pegunungan dengan iklim berupa udara
persisten (Harowi, 2010). Faktor yang dingin dan lembab, sebagian besar
predisposisi timbulnya rinosinusitiskronik masyarakat Lampung merupakan golongan
ialah obstruksi mekanik seperti deviasi menengah kebawah dengan tingkat
septum, hipertropi konka media, benda pendidikan dan pekerjaan yang rendah
asing di hidung, polip serta tumor di dalam sehingga rata-rata memiliki status gizi yang
rongga hidung yang dibiarkan terus kurang dan tingkat higiene yang rendah.
menerus tanpa penanganan pengobatan. Iklim seperti udara dingin dan kering,
Faktor predisposisi lain seperti rangsangan lembab dengan suhu yang berubah-ubah,
yang menahun dari lingkungan berpolusi, alergi, dan keadaan umum yang buruk
udara dingin serta kering, yang dapat (status gizi kurang), merupakan faktor-
mengakibatkan perubahan pada mukosa faktor yang mempermudah terjadinya
serta kerusakan silia. Faktor-faktor fisik, rinosinusitis.
kimia, saraf, hormonal atau emosional Saat ini di RSUD A. Dadi Tjokrodipo
dapat juga mempengaruhi mukosa hidung Bandar Lampung, rinosinusitis kronis
yang selanjutnya dapatmempengaruhi merupakan salah satu penyakit yang sering
mukosa sinus. dijumpai di poli THT RSUD A. Dadi
Insiden rinosinusitis di Amerika Serikat Tjokrodipo Bandar Lampung, sehingga
diperkirakan sebesar 14,1 % dari populasi sangat diperlukan data yang akurat untuk
orang dewasa. Menurut American Academy mengetahui distribusi profil subjek
of Otolaringology, kondisi ini menghabiskan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat
langsung dana kesehatan sebesar 3,4 milyar pendidikan, jenis pekerjaan, keluhan utama
dolar per tahun. Kasus rinosinusitis kronis dan faktor predisposisi dari rinosinusitis
itu sendiri yang sudah masuk data rumah kronis. Tahun 2016 didapatkakan data
sakit berjumlah 18 sampai 22 juta pasien sebanyak 84 orang yang terdiagnosa

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 189
rinosinusitis kronis dan tahun 2017 menggunakan uji Chi-Square dengan
sebanyak 45 orang. program SPSS versi 16

Metode Penelitian 1. Kriteria inklusi


a. Pasien rinosinusitis kronis di Poli THT
Jenis penelitian ini adalah jenis peneltian RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar
kuantitatif dengan pendekatan retrospetive, Lampung.
sampel yang digunakan dalam penelitian ini b. Data di rekam medik tersedia dan
adalah seluruh pasien rinosinusitis kronis di lengkap.
Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar 2. Kriteria eksklusi
Lampung sebanyak 45 orang. Analisis data a. Data rekam medik tidak lengkap
atau hilang
Hasil Penelitian
Analisis Univariat
1. Alergi
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Alergi Pada Pasien di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar
Lampung tahun 2017

Alergi Frekuensi Persentase (%)


Ada 23 51,1
Tidak ada 22 48,9
Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui 2017 mengalami alergi sebanyak 23 orang


sebagian besar pasien di Poli THT RSUD A. (51,1%).
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun

2. Kebiasaan Merokok
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Merokok Pada Pasien di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo
Bandar Lampung tahun 2017

Kebiasaan Merokok Frekuensi Persentase (%)


Merokok 16 35,6
Tidak merokok 29 64,4
Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui 2017 yang mempunyai kebiasaan tidak


sebagian besar pasien di Poli THT RSUD A. merokok sebanyak 29 orang (64.4%).
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun

3. Umur
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Umur Pada Pasien di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung
tahun 2017

Umur Frekuensi Persentase (%)


≥18 thn 22 48,9
<18 thn 23 51,1
Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa 2017 berada pada kelompok umur di
sebagian besar umur pasien yang bawah 18 tahun sebanyak 23 orang
mengalami rinosinusitis di Poli THT RSUD A. (51,1%).
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 190
4. Jenis Kelamin
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Pasien di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar
Lampung tahun 2017

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-laki 26 57,8
Perempuan 19 42,2
Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui 2017 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26


sebagian besar pasien di Poli THT RSUD A. orang (57,8%).
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun

5. Kesembuhan Pengobatan Medikamentosa Rinosinusitis Kronis

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kesembuhan Pengobatan Medikamentosa Rinosinusitis Kronis Pada
Pasien di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo
Bandar Lampung tahun 2017

Kesembuhan Frekuensi Persentase (%)


Tidak sembuh 21 46,7
Sembuh 24 53,3
Jumlah 88 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui 2017 mengalami kesembuhan sebanyak 24


sebagian besar pasien di Poli THT RSUD A. orang (53,3%).
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun

Analisis Bivariat
1. Hubungan alergi dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis
kronis

Tabel 4.6
Hubungan Alergi dengan Kesembuhan Pengobatan Medikamentosa Rinosinusitis Kronis di
Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017

Kesembuhan Total
P-
Tidak OR
Alergi Sembuh valu
sembuh n % 88 % CI
e
n % n %
Ada 15 65,2 8 34,8 23 100 5,00
0,01
Tidak ada 6 27,3 16 72,7 22 100 (1,402-
1
Jumlah 21 46,7 24 53,3 45 100 17,830)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui sebanyak 6 orang (27,3%), sedangkan yang


bahwa dari 23 orang responden yang sembuh sebanyak 16 orang (72,7%).
mengalami alergi dan tidak sembuh Hasil uji Chi Square diperoleh p-value =
sebanyak 15 orang (65,2%), sedangkan 0,011 yang berarti bahwa ada hubungan
yang sembuh sebanyak 8 orang (34,8%). alergi dengan kesembuhan pengobatan
Kemudian dari 22 orang responden yang medikamentosa rinosinusitis kronisdi Poli
mengalami tidak alergi dan tidak sembuh THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar
Lampung tahun 2017. Dari analisis diatas

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 191
didapatkan nilai OR = 5,00 yang berarti medikamentosa rinosinusitis kronis
bahwa responden yang mengalami alergi dibandingkan responden yang tidak
mempunyai risiko sebesar 5,00 kali untuk mengalami alergi.
tidak dapat sembuh dalam pengobatan

2. Hubungan kebiasaan merokok dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa


rinosinusitis kronis.

Tabel 4.7
HubunganKebiasaan Merokok dengan Kesembuhan Pengobatan Medikamentosa Rinosinusitis
Kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017

Kesembuhan Total
Kebiasaan P- OR
Tidak sembuh Sembuh
merokok n % value 88 % CI
n % n %
Merokok 13 81,3 3 18,8 16 100 11,37
Tidak merokok 8 27,6 21 72,4 29 100 0,001 (2,547-
Jumlah 21 46,7 24 53,3 45 100 50,794)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui hubungankebiasaan merokok dengan


bahwa dari 16 orang responden yang kesembuhan pengobatan medikamentosa
mempunyai kebiasaan merokok dan tidak rinosinusitis kronisdi Poli THT RSUD A. Dadi
sembuh sebanyak 13 orang (81,3%), Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017.
sedangkan yang sembuh sebanyak 3 orang Dari analisis diatas didapatkan nilai OR =
(18,8%). Kemudian dari 29 orang 11,37 yang berarti bahwa responden yang
responden yang tidak merokok dan tidak mempunyai kebiasaan merokok berisiko
sembuh sebanyak 8 orang (27,6%), sebesar 11,37 kali untuk dapat sembuh
sedangkan yang sembuh sebanyak 21 orang dalam pengobatan medikamentosa
(72,4%). rinosinusitis kronis dibandingkan responden
Hasil uji Chi Square diperoleh p-value = yang tidak merokok
0,001 yang berarti bahwa ada

3. Hubungan umur dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis


kronis.

Tabel 4.8
HubunganUmur dengan Kesembuhan Pengobatan Medikamentosa Rinosinusitis Kronis di Poli
THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017

Kesembuhan Total
P-
Tidak OR
Umur Sembuh valu
sembuh n % 88 % CI
e
n % n %
≥18 thn 14 63,6 8 36,4 22 100 4,00
0,02
<18 thn 7 30,4 16 69,6 23 100 (1,155-
6
Jumlah 21 46,7 24 53,3 45 100 13,855)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui sedangkan yang sembuh sebanyak 16 orang


bahwa dari 22 orang responden yang (69,6%).
umurnya di atas 18 tahun dan tidak sembuh Hasil uji Chi Square diperoleh p-value =
sebanyak 14 orang (63,6%), sedangkan 0,026 yang berarti bahwa ada hubungan
yang sembuh sebanyak 8 orang (36,4%). umur dengan kesembuhan pengobatan
Kemudian dari 23 orang responden yang medikamentosa rinosinusitis kronisdi Poli
umurnya di bawah 18 tahun dan tidak THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar
sembuh sebanyak 7 orang (30,4%), Lampung tahun 2017. Dari analisis diatas
didapatkan nilai OR = 4,00 yang berarti

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 192
bahwa responden yang umurnya di atas 18 medikamentosa rinosinusitis kronis
tahun mempunyai risiko sebesar 4,00 kali dibandingkan responden yang umurnya di
untuk dapat sembuh dalam pengobatan bawah 18 tahun.

4. Hubungan jenis kelamin dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa


rinosinusitis kronis.

Tabel 4.10
HubunganJenis Kelamin dengan Kesembuhan Pengobatan Medikamentosa Rinosinusitis
Kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017

Kesembuhan Total
P-
Jenis Tidak OR
Sembuh valu
Kelamin sembuh n % 88 % CI
e
n % n %
Laki-laki 16 61,5 10 38,5 26 100 4,48
0,01
Perempuan 5 26,3 14 73,7 19 100 (1,232-
9
Jumlah 21 46,7 24 53,3 45 100 16,293)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui pengobatan medikamentosa rinosinusitis


bahwa dari 26 orang responden yang kronisdi Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo
berjenis kelamin laki-laki dan tidak sembuh Bandar Lampung tahun 2017. Dari analisis
sebanyak 16 orang (61,5%), sedangkan diatas didapatkan nilai OR = 5,00 yang
yang sembuh sebanyak 10 orang (38,5%). berarti bahwa responden yang mengalami
Kemudian dari 19 orang responden berjenis alergi mempunyai risiko sebesar 5,00 kali
kelamin perempuandan tidak sembuh untuk dapat sembuh dalam pengobatan
sebanyak 5 orang (26,3%), sedangkan yang medikamentosa rinosinusitis kronis
sembuh sebanyak 14 orang (73,7%). dibandingkan responden yang tidak
Hasil uji Chi Square diperoleh p-value = mengalami alergi.
0,019 yang berarti bahwa ada Hasil penelitian ini sejalan dengan
hubunganjenis kelamin dengan kesembuhan hasil penelitian Hamsu (2004) tentang
pengobatan medikamentosa rinosinusitis Faktor-faktor prognosis kesembuhan
kronisdi Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo rinosinusitis kronis dengan terapi
Bandar Lampung tahun 2017. Dari analisis medikamentosa. Hasil penelitian
diatas didapatkan nilai OR = 4,48 yang menunjukkan alergi berhubungan dengan
berarti bahwa responden laki-laki dengan terapi medikamentosa dengan p-
mempunyai risiko sebesar 4,48 kali untuk value = 0,001.
dapat sembuh dalam pengobatan Rinitis alergi dan rinosinusitis kronik
medikamentosa rinosinusitis kronis merupakan dua kondisi yang saling
dibandingkan responden perempuan. terkait.Terdapat prevalensi pasien alergi
dengan sinusitis sebesar 15-80%. Meskipun
Pembahasan penyebabnya bukan radang, kadang-kadang
Hubungan alergi dengan kesembuhan rinitis alergi dimasukkan juga dalam rinitis
pengobatan medikamentosa kronis. Aliran udara hidung dapat terganggu
rinosinusitis kronis oleh kongesti hidung dan rinore yang terjadi
Berdasarkan hasil penelitian, pada rinitis alergi. Penyebab yang paling
diketahui bahwa dari 23 orang responden sering adalah alergen inhalan, terutama
yang mengalami alergi dan tidak sembuh pada orang dewasa, yang masuk bersama
sebanyak 15 orang (65,2%), sedangkan dengan udara pernafasan, baik yang
yang sembuh sebanyak 8 orang (34,8%). didapatkan dari dalam rumah maupun diluar
Dari 22 orang responden yang tidak alergi rumah seperti debu rumah, bulu binatang,
dan tidak sembuh sebanyak 6 orang kain yang terlalu sering dipakai serta polen
(27,3%), sedangkan yang sembuh dan jamur, dan juga alergen ingestan yang
sebanyak 16 orang (72,7%). sering merupakan penyebab pada anak-
Hasil uji Chi Square diperoleh p- anak yang masuk ke saluran cerna berupa
value = 0,011 yang berarti bahwa ada makanan seperti susu, telur, coklat ikan,
hubungan alergi dengan kesembuhan udang. Seorang perokok mungkin alergi

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 193
terhadap tembakau serta juga mengalami epitel pernafasan bila tidak diintervensi
iritasi kimia oleh asap rokok. dapat berlanjut menjadi rinosinusitis 10.
Berdasarkan uraian di atas, maka Paparan asap rokok berpengaruh
menurut peneliti semakin berat derajat terhadap penyembuhan pengobatan
alergi yang diderita pasien, maka proses medikamentosa rinosinusitis kronis pada
kesembuhan pengobatan medikamentosa penderita. Asap rokok yang dihisap. baik
rinosinusitis kronis akansemakin lama. oleh perokok aktif maupun perokok pasif
akan menyebabkan fungsi cilia terganggu,
Hubungan kebiasaan merokok dengan humoral terhadap antigen diubah, serta
kesembuhan pengobatan kuantitatif dan kualitatis perubahan
medikamentosa rinosinusitis kronis. komponen selular terjadi. Beberapa
Berdasarkan hasil penelitian, perubahan dalam mekanisme pertahanan
diketahui bahwa dari 16 orang responden tidak akan kembali normal sebelum
yang mempunyai kebiasaan merokok dan terbebas dari paparan asap rokok, proses
tidak sembuh sebanyak 13 orang (81,3%), pertahanan tubuh terhadap infeksi tetap
sedangkan yang sembuh sebanyak 3 orang akan terganggu dan akan memperlama
(18,8%). Kemudian dari 29 orang waktu yang dibutuhkan untuk
responden yang tidak merokok dan tidak penyembuhan 11.
sembuh sebanyak 8 orang (27,6%), Berdasarkan uraian di atas, maka
sedangkan yang sembuh sebanyak 21 orang menurut peneliti semakin buruk kebiasaan
(72,4%). merokok pada pasien, maka proses
Hasil uji Chi Square diperoleh p- kesembuhan pengobatan medikamentosa
value = 0,001 yang berarti bahwa ada rinosinusitis kronis akansemakin lama.
hubungan kebiasaan merokok dengan Hubungan umur dengan kesembuhan
kesembuhan pengobatan medikamentosa pengobatan medikamentosa
rinosinusitis kronisdi Poli THT RSUD A. Dadi rinosinusitis kronis.
Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitian,
Dari analisis diatas didapatkan nilai OR = diketahui bahwa dari 22 orang responden
11,37 yang berarti responden yang yang umurnya di atas 18 tahun dan tidak
mempunyai kebiasaan merokok berisiko sembuh sebanyak 14 orang (63,6%),
sebesar 11,37 kali untuk dapat sembuh sedangkan yang sembuh sebanyak 8 orang
dalam pengobatan medikamentosa (36,4%). Kemudian dari 23 orang
rinosinusitis kronis dibandingkan responden responden yang umurnya di bawah 18
yang tidak merokok. tahun dan tidak sembuh sebanyak 7 orang
Hasil penelitian ini sejalan dengan (30,4%), sedangkan yang sembuh
hasil penelitian Hamsu (2004) tentang sebanyak 16 orang (69,6%).
Faktor-faktor prognosis kesembuhan Hasil uji Chi Square diperoleh p-
rinosinusitis kronis dengan terapi value = 0,026 yang berarti bahwa ada
medikamentosa. Hasil penelitian hubungan umur dengan kesembuhan
menunjukkan kebiasaan merokok pengobatan medikamentosa rinosinusitis
berhubungan dengan dengan terapi kronisdi Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo
medikamentosa dengan p-value = 0,032. Bandar Lampung tahun 2017. Dari analisis
Saluran pernafasan selama hidup diatas didapatkan nilai OR = 4,00 yang
selalu terpapar dengan dunia luar sehingga berarti bahwa responden yang umurnya di
untuk mengatasinya dibutuhkan suatu atas 18 tahun mempunyai risiko sebesar
system pertahanan yang efektif dan efisien. 4,00 kali untuk dapat sembuh dalam
Ketahanan saluran pernafasan terhadap pengobatan medikamentosa rinosinusitis
infeksi maupun partikel dan gas yang ada di kronis dibandingkan responden yang
udara amat tergantung pada tiga unsur umurnya di bawah 18 tahun.
alami yang selalu terdapat pada orang sehat Hasil penelitian ini sejalan dengan
yaitu bagaimana keutuhan epitel mukosa dn Penelitian Munir (2006) terhadap 35
gerak mukosilia, makrofag alveoli dan penderita rinosinusitis kronik yang
antibodi9. menjalani operasi tahun 2002-2003 di RSUP
Merokok merupakan faktor yang H. Adam Malik, Medan mendapatkan
mempusisnyai rasio prevalensi yang tinggi kelompok umur terbanyak adalah 35-44
terhadap rinosinusitis kronik. Selain itu tahun sebanyak 34,3%, sedangkan jumlah
polutan di udara juga berefek terhadap penderita perempuan sebanyak 20

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 194
penderita (57%) dan laki-laki sebanyak 15 rinosinusitis kronik lebih banyak laki-laki
penderita (43%). dibandingkan perempuan, seperti dikutip
Tingginya kasus rinosinusitis kronis dalam Falagas ME (2007) menyatakan
pada usia dewasa 16-45 tahun atau usia bahwa wanita biasanya lebih banyak
berisiko terjadi akibat aktivitas sosial yang terkena infeksi saluran nafas atas yaitu
lebih banyak dilakukan diluar rumah dengan sinusitis, tonsilitis dan otitis eksterna dan
polutan atmosfer termasuk asap rokok dan laki-laki sebagian besar menderita otitis
kendaraan bermotor, sehingga resiko untuk media, batuk dan beberapa infeksi saluran
tertular dengan virus dan bakteri pembawa nafas bawah. Ryan, Matthew (2006) juga
penyakit rinosinusitis ini sangat besar dan melaporkan bahwa penyakit pernafasan
umumnya mereka memiliki keterbatasan pada anak perempuan lebih sering
merawat kebugaran tubuh sehingga mereka berkembang pada saat dewasa
rentan terhadap penyakit terutama ISPA. dibandingkan dengan anak laki-laki,
Dan juga faktor perilaku kaum dewasa ini mungkin pengaruh hormonal. Namun dalam
yang mempunyai kebiasaan merokok yang hal ini tidak dapat dipungkiri juga bahwa
dapat meningkatkan resiko terjadinya struktur anatomi, gaya hidup, kebiasaan
rinosinusitis kronis. dan perbedaan sosial ekonomi antara wanita
Berdasarkan uraian di atas, maka dan laki-laki sangat berperan penting.
menurut peneliti semakin tua umur pada Lebih banyaknya laki-laki yang
pasien, maka proses kesembuhan menderita rinosinusitis kronis yang
pengobatan medikamentosa rinosinusitis melakukan pemeriksaan mungkin
kronis akansemakin lama. dipengaruhi oleh gaya hidup dan kebiasaan
Hubungan jenis kelamin dengan masyarakat. Pada umumnya laki-laki lebih
kesembuhan pengobatan banyak melakukan aktivitas sosial dibanding
medikamentosa rinosinusitis kronis. wanita yang lebih banyak melakukan
Berdasarkan hasil penelitian, aktivitasnya dirumah, maka orang-orang
diketahui bahwa dari 26 orang responden yang banyak melakukan aktivitas sosial
yang berjenis kelamin laki-laki dan tidak diluar akan lebih beresiko. Selain itu,
sembuh sebanyak 16 orang (61,5%), kebiasaan merokok sebagian besar
sedangkan yang sembuh sebanyak 10 orang dilakukan oleh laki-laki, dimana asap rokok
(38,5%). Kemudian dari 19 orang akan menyebabkan iritasi saluran
responden berjenis kelamin perempuan dan pernafasan yang cukup berat, dan
tidak sembuh sebanyak 5 orang (26,3%), merupakan salah satu faktor yang berperan
sedangkan yang sembuh sebanyak 14 orang penting dalam mencetuskan penyakit
(73,7%). rinosinusitis kronis. Kaum wanita pada
Hasil uji Chi Square diperoleh p- umumnya lebih memilih usaha perawatan
value = 0,019 yang berarti bahwa ada preventif terhadap kesehatan sehingga
hubungan jenis kelamin dengan mereka cenderung akan berusaha lebih
kesembuhan pengobatan medikamentosa waspada dan bergerak cepat untuk
rinosinusitis kronisdi Poli THT RSUD A. Dadi mengatasi penyakit yang timbul sehingga
Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017. tidak berlanjut ke kondisi yang semakin
Dari analisis diatas didapatkan nilai OR = parah.
4,48 yang berarti bahwa responden laki-laki Berdasarkan uraian di atas, maka
mempunyai risiko sebesar 4,480 kali untuk menurut peneliti pada pasien laki-lali,
dapat sembuh dalam pengobatan proses kesembuhan pengobatan
medikamentosa rinosinusitis kronis medikamentosa rinosinusitis kronis pada
dibandingkan responden perempuan. laki-laki lebih lama jika dibandingkan
Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan pasien perempuan.
hasil penelitian Hamsu (2004) tentang
faktor-faktor prognosis kesembuhan Kesimpulan
rinosinusitis kronis dengan terapi 1. Ada hubungan yang bermakna alergi
medikamentosa. Hasil penelitian dengan kesembuhan pengobatan
menunjukkan jenis kelamin berhubungan medikamentosa rinosinusitis kronis di
dengan dengan terapi medikamentosa Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo
dengan p-value = 0,040. Bandar Lampung tahun 2017 dengan
Jika disesuaikan dengan teori hasil diperoleh nilai p-value = 0.011
ini sangat bertentangan dimana penderita

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 195
2. Ada hubungan yang bermakna Kedokteran Klinis Universitas Gadjah
kebiasaan merokok dengan kesembuhan Mada, Yogyakarta, Available from:
pengobatan medikamentosa rinosinusitis http://puspasca.ugm.ac.id/files/Abst_(
kronis di Poli THT RSUD A. Dadi 2781-H-2007).pdf.
Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017 6. Ryan, Matthew. 2012. Management of
dengan diperoleh nilai p-value = 0.001. Chronic Rhinosinusistis.Grand Rounds
3. Ada hubungan yang bermakna umur Presentation, UTMB, Dept. of
dengan kesembuhan pengobatan Otolaryngology.
medikamentosa rinosinusitis kronis di 7. Depkes RI. 2012. Functional Endoscopic
Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Sinus Surgery di Indonesia,_hlm /52,
Bandar Lampung tahun 2017 dengan HTA Indonesia, Available from: Error!
diperoleh nilai p-value = 0.026. Hyperlink reference not valid..
4. Ada hubungan yang bermakna jenis 8. Hamsu . 2004. Faktor-Faktor Prognosis
kelamin dengan kesembuhan Kesembuhan Rinosinusitis Kronis
pengobatan medikamentosa rinosinusitis dengan Terapi Medikamentosa, Jurnal
kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Penelitian Tesis UGM, Jogjakarta.
Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017 9. Piccirillo. 2004. Faktor-Faktor Prognosis
dengan diperoleh nilai p-value = 0.019. Kesembuhan Rinosinusitis Kronis Yang
Dengan Terapi Medikamentosa,
DAFTARPUSTAKA Available from: Error! Hyperlink
1. Purnaman dan Rifki, Nusyirwan. 2011. reference not
Sinusitis, dalam Nurbaiti Iskandar, valid..pdf+rhinosinusitis&hl=id&ct=cln
Efiaty AS, eds. Buku Ajar Ilmu k&cd=3&gl=id&client=firefox-a
Penyakit Telinga, Hidung Tenggorok, (Acessed: 2008, July 31).
edisi pertama, FKUI, Jakarta, Available 10. Multazar . 2011. Kesembuhan Penderita
from: Rinosinusitis Kronik di Poliklinik THT-
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/ KL RS. H. Adam Malik Medan periode
files/cdk_155_THT.pdf. Januari 2008 sampai dengan
2. PIT, PERHATI. 2010. Penatalaksanaan Desember 2008,J urnalPenelitian.
Baku Rinosinusitis, dipresentasikan di 11. Falagas ME dkk. 2007. Sex differences
Palembang, Available from: in the incidence and severity of
http://www.yanmedik-depkes.net/ respiratory tract infections,
hta/ Hasil% 20 Respiratory medicine, 10 (9): 1845-
Kajian%20HTA/2012/Functional%20En 63.
doscopic%20Sinus%20Surgery % 12. Hazenfield,Hugh N., M.D., F.A.C.S.
20di%20Indonesia.doc. 2009. Endoscopic Sinus
3. Roos, K. 2010. The Pathogenesis of Surgeryby the American Board of
Infective Rhinosinusitis, In Otolaryngology, Available from:
Rhinosinusitis: Current Issues in www.dochazenfield.com/sinus_surger
Diagnosis and Management. Lund V. y.htm
Corey J (Eds). The Royal Society of 13. Cody, D.T.R,. Taylor. 2011.
Medicine Press Limited, London, UK, Pemeriksaan Hidungdan Sinus-Sinus,
Round Table Series 67: 3-9, Available PenyakitTelinga Hidung
from: http://www.yanmedik- danTenggorokan (Diseases of the
depkes.net/ hta/ Hasil% 20 Kajian% ears, nose, and throath), alih bahasa
20HTA/ 2012/ Functional% 20 oleh Samsudin, Sonny, EGC, Jakarta.
Endoscopic% 20 Sinus% 20 Surgery 14. Mcbreder, Petter (2011), Sinusitis,
% 20 di % 20Indonesia.doc. Penyakit Telinga Hidung dan
4. Mangunkusumo, Endang. 2010. Sinusitis, Tenggorokan (Diseases of the ears,
dalam Kumpulan MakalahSimposium nose, and throath), alih bahasa oleh
Sinusitis, Jakarta, Available from: Samsudin, Sonny, EGC, Jakarta.
Error! Hyperlink reference not 15. Dewi . 2013. Penatalaksanan Penderita
valid.. Rinosinusitis Kronik dengan Tindakan
5. Harowi, M. Roikhan. 2007. Kualitas Hidup Bedah Sinus Endoskopik Fungsional di
Penderita Rinosinusitis Kronis Pasca RSUP H. Adam Malik Medan tahun
Terapi Bedah, Thesis Sekolah 2008-2011, Jurnal Penelitian,
Pascasarjana Program Studi Ilmu

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 196
16. Dorland, W.A. Newman. 2002. Dorland’s depkes.net/hta/Hasil%20Kajian%
Illustrated Medical Dictionary, alih 20HTA/2012/Functional%20Endos
bahasa oleh Setiawan, Andy dkk copic%20Sinus%20Surgery %
dalam Kamus Kedokteran DORLAND, 20di%20Indonesia.doc.
EGC, Jakarta. 25. Samsudin, Sony. 2011. Sinusitis,
17. Hilger, Peter. A. 2007. Anatomi dan PenyakitTelinga Hidung dan
Fisiologi Terapan Hidung dan Sinus Tenggorokan, EGC, Jakarta.
Paranasalis,Buku Ajar Penyakit THT, 27. Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2010.
BOIES, alih bahasa oleh Wijaya, Dasar-Dasar Metodolog iPenelitian
Caroline, edisi 6, EGC, Jakarta. Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta.
18. Hilger, Peter. A. 2007 Penyakit Sinus 28. Stammberger, H. dan Jareoncharsri.
Paranasalis,Buku Ajar Penyakit THT, 2007. Examination and Endoscopy
BOIES, alih bahasa oleh Wijaya, of The Nose and Paranasal
Caroline, edisi 6, Penerbit Buku Sinuses. In: Mygind N, Lildholdt T.
Kedokteran EGC, Jakarta. Nasal Polyposis: An Inflammatory
19. Kapita Selekta Kedokteran. 2002. Disease and Its Treatment.
Sinusitis Kronis, Ilmu penyakit Copenhagen: Munksgaard; 120-
Telinga Hidung dan Tenggorok, 36, Available from:
edisi ketiga, Media Aesculapius, http://www.yanmedik-
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. depkes.net/hta/Hasil%20
20. Kennedy, DW. 2010. International Kajian%20HTA/2012/Functional%
Conference On Sinus Disease, 20Endoscopic%20Sinus% 20
Terminology, Staging, Therapy, Surgery% 0 di %20
Ann OtolRhinol Laryngol; (Suppl. Indonesia.doc.
167):7-30, dalamHTA Indonesia 29. Taufik, M., Kusno.,danS uprihati. 2006.
2012 Functional Endoscopic Sinus Faktor Alergi Pada Sinusitis Kronis.
Surgery di Indonesia hlm /52; Lab/UPF THT/FK UNDIP, RS
104, Available from: Error! Kariadi Semarang Dalam
Hyperlink reference not valid.. Kumpulan NaskahIlmiahKonas
21. Mangunkusumo, Endang danRifki, VIII Perhati Ujung Pandang, 927-
Nusjirwan. 2011. Sinusitis, Buku 31.
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga 30. USU digital library. 2011. Profil Sinusitis
Hidung Tenggorok Kepala Leher, MaksilaKronis di Poliklinik THT
edisi kelima, FKUI. Jakarta. RSUP H. Adam Malik Medan
22. Munir, Delfitri dan Kurnia, Beny. periodeJuni 2000 – Februari 2010.
2007.Pola Kuman Aerob Penyebab 31. Wiadyana, I.G.P. et al. 2008. Pedoman
Sinusitis Maksila Kronis, Cermin Upaya kesehatan Telinga dan
Dunia Kedokteran, No. 155, Pencegahan Gangguan
Poliklinik THT-KL Fakultas pendengaran untuk Puskesmas,
Kedokteran Universitas Sumatera Departemen Kesehatan RI,
Utara/ Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta.
H. Adam Malik Medan, Sumatera 32. Yuniandri, Tiara Paraswati. 2007.
Utara, Indonesia, Available from: Sinusitis, November, Friday 30
Error! Hyperlink reference not [04:48:53 UTC] - last
valid..(Accessed: 2008, July 31). modification, FK Universitas
23. Nizar, Nuty W. danMangunkusumo, Islam Indonesia.
Endang. 2011. Polip Hidung, Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher,
edisikelima, FKUI. Jakarta.
24. Pawankar R. 2000. Nasal Polyposis: A
Multifactorial Disease. In:
Proceeding of World Allergy Forum
Symposia: Non Allergic Rhinitis
and Polyposis. Sydney Australia:
Oct. 17, Available from:
http://www.yanmedik-

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume3, Nomor 4, Oktober 2017 197

Anda mungkin juga menyukai