Oleh:
Arif Bima Al Birru 1840312219
Yolanda Wulandari 1840312213
Preseptor :
Dr. dr. Bestari J Budiman, Sp. THT-KL (K) FICS
Oleh:
Arif Bima Al Birru 1840312219
Yolanda Wulandari 1840312213
Preseptor :
Dr. dr. Bestari J Budiman, Sp. THT-KL (K) FICS
Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND fungsi penciuman (72%), rinorea (47%), dan nyeri
(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas); wajah (17%).
Kavum nasi kanan dan kiri memiliki 4 buah septum atau lekuk-lekuk dinding sinus pada foto
dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan rontgen menunjukkan adanya infeksi sinus. Sinus
superior. Dinding medial hidung ialah septum nasi frontal dipisahkan oleh tulang dari orbita dan fosa
yang dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Dinding serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal
13
lateral rongga hidung memiliki tiga buah penonjolan mudah menjalar ke daerah ini. Infeksi pada sinus
bilateral dinding hidung yang disebut konka, kadang- frontal sering dikaitkan dengan infeksi sinus maksilaris
7 karena pintu masuk kedua sinus tersebut sangat dekat
kadang berjumlah empat.
11
Konka yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah satu sama lain.
konka inferior, kemudian yang lebih kecil adalah konka Sinus Etmoid
media, konka superior, sedangkan yang terkecil
disebut konka suprema. Konka suprema ini biasanya Sinus etmoid berisi sel etmoid, yang berperan
8
rudimenter. Meatus merupakan rongga sempit yang penting dalam sensasi penciuman, humidifikasi,
terletak diantara konka dan dinding lateral hidung. ventilasi, dan fonasi. Sinus etmoid berongga-rongga
Meatus terdiri dari meatus supe rior, media,dan dan berbentuk seperti piramid, dibagi menjadi sinus
inferior.
11 etmoid anterior yang bermuara di meatus medius dan
sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus
Sebuah kompartemen kecil terletak di antara posterior. Ukurannya dari anterior ke posterior 4-5 cm,
konka media dan dinding lateral rongga hidung dan tinggi 2,4 cm, lebarnya 0,5 cm di bagian anterior dan
disebut kompleks ostiomeatal (KOM). Kompleks 1,5 cm di bagian posterior. Bagian terdepan sinus
osteomeatal merupakan unit fungsional pada etmoid ethmoid anterior berhubungan dengan sinus frontal
anterior dan jalur akhir drainase sinus etmoid anterior, dan bagian belakang sinus etmoid posterior
maksila, dan sinus frontalis. Obstruksi KOM berbatasan dengan sinus sfenoid.
13
menyebabkan lingkaran peristiwa yang
mengakibatkan sinusitis, dimana terjadi stagnasi Sinus Sfenoid
mukosa yang menurunkan aliran udara dan
12 Sinus sfenoid terletak di dasar tengkorak
menyebabkan obstruksi lebih lanjut.
pada persimpangan fossa serebri media dan anterior.
Anatomi Sinus Paranasal Bagian superior sinus sfenoid berbatasan dengan
fossa serebri media dan kelenjar hipofisa, bagian
Sinus paranasal terdiri dari empat pasang inferior berbatasan dengan atap nasofaring, sebelah
sinus, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan arteri
sinus frontal, sinus etmoid, dan sinus sfenoid kanan karotis interna, dan sebelah posteriornya berbatasan
dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil dengan fossa serebri posterior di daerah pons.
13
pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk
rongga di dalam hidung dan terisi udara yang tersedot
13
dari kavitas nasi.
Sinus Maksila
kontak antara arus udara dan lapisan mukosa gerakan silia sama pentingnya dengan sifat biokimia,
bertambah. fisik dan kimia dari lender.
7
Lamina propria konka memiliki banyak Palut lendir terdiri dari lapisan mukosa yang
pleksus venosus yang dikenal sebagai badan-badan terletak superfisial dan lapisan serosa yang terletak
bergelembung. Setiap 20-30 menit, badan-badan lebih dalam. Sekret mukosa dan serosa tersebut
bergelembung pada salah satu fossa nasalis penuh dihasilkan oleh sel goblet dan kelenjar pada mukosa
dengan darah sehingga mukosa konka teregang dan hidung. Lembaran palut lendir tersebar pada mukosa
aliran udara menurun. Selama waktu ini, sebagian normal dan mengambang di atas silia yang
besar darah berjalan melalui fossa nasalis lainnya. membawanya menuju nasofaring. Cairan mukus lebih
Oklusi yang terjadi secara periodik ini mengurangi elastik dan banyak mengandung protein plasma
aliran udara, sehingga epitel respirasi dapat seperti albumin, IgG, IgM, dan faktor komplemen,
memperbaiki diri dari keausan. Reaksi-reaksi alergi sedangkan cairan serosa mengandung laktoferin,
dapat menyebabkan pembesaran abnormal badan lisozim, inhibitor lektoprotease sekretorik, dan IgA
bergelembung pada kedua fossa nasalis dan sekretorik. Ketinggian lapisan serosa sangat
12 11
mengakibatkan gangguan aliran udara yang berat. mempengaruhi efisiensi gerakan silia.
Sinus paranasal dilapisi epitel respirasi Glikoprotein pada mukus berperan dalam
bagian bawah yang mengandung sedikit sel goblet. pertahanan lokal yang bersifat antimikrobial. IgA
Lamina propria hanya mengandung sedikit kelenjar- berfungsi untuk mengeluarkan mikroorganisme dari
kelenjar kecil dan kontinyu dengan periosteum yang jaringan dengan mengikat antigen tersebut pada
berdekatan. Mukus yang dihasilkan dalam rongga ini lumen saluran napas, sedangkan IgG beraksi di dalam
dialirkan ke dalam rongga hidung dengan bantuan sel- mukosa dengan memicu reaksi inflamasi jika terpajan
11 13
sel bersilia. dengan antigen bakteri.
Transportasi mukosiliar normal penting untuk
pemeliharaan hidung dan sinus yang sehat. Bersihan
Fisiologi Hidung dan Sinus Paranasal mukosiliar yang baik akan mencegah terjadinya infeksi
di dalam hidung dan sinus paranasal. Hal ini jelas
Hidung merupakan saluran respirasi yang terlihat pada rinosinusitis kronik. Adanya suatu
pertama kali dilewati udara. Hidung berfungsi sebagai inflamasi dan infeksi yang menyebabkan dilepasnya
‘air-conditioner’ bagi paru-paru dengan menyaring, mediator seperti vasoaktif amin, protease, asam
memurnikan udara inspirasi, menyesuaikan suhu dan arakidonat metabolit, lipolisakarida, dan lain-lain
kelembaban sebelum masuk ke dalam paru-paru. mengakibatkan kerusakan mukosa hidung dan terjadi
Hidung berperan dalam proteksi saluran respirasi disfungsi mukosiliar. Disfungsi mukosiliar
11 menyebabkan terjadinya stagnasi mukus, akibatnya
bawah dengan berbagai mekanisme.
bakteri akan semakin mudah untuk berkolonisasi dan
Bakteri, virus, dan partikel debu yang infeksi akan kembali terjadi. Pasien dengan
terinspirasi akan terperangkap oleh mukus hidung dan rinosinusitis kronis telah ditemukan memiliki gangguan
dibawa ke nasofaring untuk ditelan. Sekret hidung 14
mengandung immunoglobulin A, E, dan interferon, pembersihan mukosiliar.
juga enzim lisozim yang dapat menghancurkan bakteri
dan virus. Refleks bersin pada hidung mencegah
masuknya partikel asing yang mengiritasi mukosa Rinosinusitis Kronis dengan Polip Hidung
hidung masuk ke dalam saluran respirasi bawah.
Peran hidung lainnya adalah sebagai indera Definisi Rinosinusitis Kronis dengan Polip Hidung
11
penciuman dan resonansi suara.
Rinosinusitis kronis (RSK) didefinisikan sebagai
Sinus paranasal dikaitkan dengan berbagai inflamasi hidung dan sinus paranasal selama ≥12 minggu
fungsi, yaitu sebagai pengatur kondisi udara, penahan yang ditandai dengan adanya dua atau lebih gejala dan
suhu, dan membantu resonansi suara namun teori salah satu dari temuan nasoendoskopi (polip hidung
tersebut dianggap tidak bermakna karena tidak terdapat dan/atau sekret mukopurulen dari meatus medius
bukti yang mendukung. Fungsi lain sinus paranasal dan/atau edema/obstruksi mukosa di meatus medius)
adalah memproduksi mukus dalam jumlah kecil, namun serta/atau gambaran tomografi komputer berupa
efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk perubahan mukosa di kompleks osteomeatal dan/atau
dengan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari sinus. Salah satu gejala termasuk hidung tersumbat atau
meatus medius, tempat yang paling strategis. Selain itu, pilek (sekret hidung anterior/ posterior). Gejala lainnya
umumnya diyakini bahwa sinus paranasal membentuk adalah nyeri wajah/rasa tertekan di wajah dan/atau
struktur kerangka untuk membantu melindungi otak dari penurunan/hilangnya penghidu.
2
13
trauma tumpul frontal.
Rinosinusitis kronis dibagi menjadi RSK
Sistem Transpor Mukosiliar dengan polip hidung dan RSK tanpa polip hidung.
Rinosinusitis kronis dengan polip hidung adalah
Sistem transpor mukosiliar merupakan sistem rinosinusitis kronis seperti dijelaskan pada kriteria di
pertahanan aktif rongga hidung terhadap virus, bakteri, atas dan terdapat polip bilateral yang divisualisasikan
jamur, atau partikel berbahaya lain yang terhirup bersama 2
dengan endoskopi dalam meatus tengah. tersebut
udara. Transpor mukosiliar atau bersihan mukosiliar terdiri berbeda dengan polip antrokoanal yang ditandai
dari gerakan silia dan palut lendir yang bekerja secara dengan polip soliter dan polip pada sindroma fibrosis
simultan. Jumlah, struktur dan dan kistik, dimana keduanya didominasi oleh infiltrat
cairan interseluler, sehingga mukosa yang sembab dan nasofaring), polip etmoid, polip antrokoanal. Post
akan menjadi polipoid. Bila proses terus berlanjut, nasal drip merupakan salah satu kriteria diagnostik pada
mukosa yang sembab makin membesar dan kemudian RSK. Namun, rinoskopi posterior pada beberapa kasus
akan turun kedalam rongga hidung sambil membentuk tidak dapat dilakukan terutama pada anak-anak.
5
11
tangkai, sehingga terbentuk polip
Nasoendoskopi
hidung tersumbat/obstruksi/kongesti/discharge (sekret yang terjadi pada RSK dengan polip hidung lebih
hidung anterior/posterior): ± nyeri wajah /rasa tertekan 2
parah daripada RSK tanpa polip hidung.
di wajah dan ± penurunan/ hilangnya penghidu serta
pada hasil pemeriksaan nasoendoskopi didapatkan
2
polip bilateral yang terlihat dari meatus media.
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Penatalaksanaan Rinosinusitis Kronis dengan
Polip Hidung Nama : Ny. Y
Unur : 53 tahun
Terapi RSK dengan polip hidung terbagi atas Jenis Kelamin : Perempuan
terapi medikamentosa dan bedah. Terapi awal untuk Pekerjaan : Guru
RSK dengan polip hidung derajat 1 adalah No. MR : 01039422
kortikosteroid intranasal. Kortikosteroid intranasal telah Tanggal Pemeriksaan: 22 Januari 2019
terbukti mengecilkan polip hidung dan mengurangi Alamat : Padang, Sumatera Barat
gejala. Kortikosteroid sistemik diberikan pada pasien Status : Sudah Menikah
derajat 2 dan 3 sebelum dilakukan terapi operatif, Nageri Asal : Indonesia
namun pemberian harus dengan dosis dan durasi Nama Ibu Kandung : Rusyidah
pengobatan yang minimum untuk meminimalisir efek Agama : Islam
2,8
samping Suku : Minangkabau
Nomor HP : 082229292****
Tatalaksana operatif diindikasikan pada
pasien yang tidak memberikan respon yang adekuat
terhadap pengobatan medikamentosa sebab pada
sebagian besar kasus, pengobatan medikamentosa ANAMNESIS
yang adekuat sama efektifnya dengan operasi Bedah
Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) merupakan Seorang pasien perempuan, Ny.Y berusia 53
prosedur invasif minimal yang dilakukan untuk tahun datang ke RSUP.Dr.M.Djamil Padang pada
memulihkan aliran mukosiliar dengan cara tanggal 22 Januari 2019, dengan:
mengangkat jaringan-jaringan yang mengobstruksi
kompleks ostiomeatal (KOM). Pasien yang menjalani Keluhan Utama :
14
BSEF memerlukan perawatan pasca operasi.
Lubang hidung kiri dan kanan rasa tersumbat yang
semakin memberat sejak 3 tahun sebelum masuk
rumah sakit
Rekurensi Rinosinusitis Kronis dengan Polip
Hidung Riwayat Penyakit Sekarang :
Rinosinusitis kronis dengan polip hidung - Lubang hidung kiri dan kanan rasa tersumbat
20
sering mengalami kekambuhan. Penelitian Philpott yang semakin memberat sejak 3 tahun
et al. (2014) menunjukkan 57% pasien RSK dengan sebelum masuk rumah sakit
polip hidung memiliki riwayat operasi polip dan 46% - Keluhan sudah dirasakan sejak tahun 1983
dari pasien tersebut telah menjalani lebih dari satu kali (36 tahun sebelum masuk rumah sakit)
10
operasi. Hasil penelitian Akhtar et al. (2010) - Pada awalnya hidung yang tersumbat adalah
menunjukkan 36 pasien (19%) dari 192 pasien yang hidung sebelah kiri kemudian diikuti hidung
menjalani operasi polip hidung mengalami rekurensi. sebelah kanan
Adanya penyakit penyerta seperti asma, riwayat alergi, - Keluhan hidung tersumbat dikeluhkan secara
dan intoleransi terhadap aspirin meningkatkan bergantian
kejadian rekurensi penyakit RSK dengan polip hidung. - Terdapat riwayat bersin-bersin di pagi hari
Faktor lainnya adalah teknik bedah, riwayat operasi lebih dari 5 kali serangan dan disertai rasa
11
polip sebelumnya, dan derajat polip. Fokkens et al. gatal pada hidung dan mata semenjak kecil
(2012) merekomendasikan kortikosteroid intranasal - Keluhan keluar cairan dari hidung ada, hilang
2
pasca bedah untuk mencegah rekurensi. Hasil studi timbul, berwarna bening, encer, dan hijau
Wright and Agrawal (2007) menunjukkan bahwa - Terdapat keluhan penurunan penciuman
pemberian kortikosteroid setelah operasi dapat semenjak 5 tahun sebelum masuk rumah
mengurangi insiden rekurensi polip dan meningkatkan sakit, makin lama makin menghilang
19
efikasi terapi bedah. - Keluhan rasa ingus yang tertelan ada
- Sakit kepala hilang timbul semenjak 10 tahun
sebelum masuk rumah sakit
- Nyeri pada wajah kiri dan kanan ada
Komplikasi Rinosinusitis Kronis dengan Polip
- Keluhan nyeri tekan pada hidung tidak ada
Hidung - Keluhan penurunan pendengaran tidak ada
- Nyeri pada telinga tidak ada
Komplikasi RSK dengan polip hidung jarang dan
- Terasa penuh pada telinga ada sejak 3 tahun
sebagian besar disebabkan efek pada tulang sekitarnya.
yang lalu
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu erosi dan ekspansi - Riwayat demam, batuk, pilek hilang timbul ada
tulang akibat polip, osteitis, pembentukan tulang sejak 5 tahun sebelum masuk rumah sakit
metaplastik, dan neuropati optik. Erosi tulang - Riwayat telinga berdenging tidak ada
- Mual muntah tidak ada
Nyeri tekan - -
Pemeriksaan Kelainan
Cukup Cukup Cukup Deformitas -
lapang (N) lapang lapang Kelainan -
DindingLiang Hidung luar congenital
Sempit - - Trauma -
Telinga Radang -
Hiperemi - - Massa -
Edema - -
RESUME (DASAR DIAGNOSIS) Pada pasien ini terjadi inflamasi pada hidung
dan sinus paranasal selama ≥12 minggu dan
Anamnesis: ditemukannya polip hidung pada pemeriksaan
rinoskopi anterior serta postnasal drip pada
Seorang pasien perempuan usia 53 tahun dengan pemeriksaan rinoskopi posterior. Selain itu, pada
nomor MR 01039422 datang ke poliklinik THT RSUP pasien ini ditemukan hidung tersumbat atau pilek dan
Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 22 April 2019 terdapat sekret yang mukoid. Gejala lainnya pada
dengan keluhan utama lubang hidung kiri dan kanan pasien ini adalah nyeri wajah/rasa tertekan di wajah
rasa tersumbat yang semakin memberat sejak 3 tahun dan/atau penurunan/hilangnya penghidu. Gejala-
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan sudah dirasakan gejala ini sesuai dengan kriteria diagnosis pada
sejak tahun 1983 (36 tahun sebelum masuk rumah rhinosinusitis kronik dengan polip.
sakit). Pada awalnya hidung yang tersumbat adalah
hidung sebelah kiri kemudian diikuti hidung sebelah Pemeriksaan penunjang seperti
kanan. Keluhan hidung tersumbat dikeluhkan secara nasoendoskopi dan CT Scan sinus paranasal juga
bergantian. Terdapat riwayat bersin-bersin di pagi hari dibutuhkan untuk melakukan evaluasi terhadap
lebih dari 5 kali serangan dan disertai rasa gatal pada penyakit pasien ini, dengan pemeriksaan ini kita dapat
hidung dan mata semenjak kecil. Keluhan keluar menentukan asal tumbuhnya polip dan mengetahui
cairan dari hidung ada, hilang timbul, berwarna apakah telah ada komplikasi-komplikasi yang dapat
bening, encer, dan hijau. Terdapat keluhan penurunan mempersulit tindakan nanti. Selain itu kita juga dapat
penciuman semenjak 5 tahun sebelum masuk rumah melakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk
sakit, makin lama makin menghilang. Keluhan rasa menentukan jenis polip pasien, apakah jenis polip
ingus yang tertelan ada. Sakit kepala hilang timbul eosinofilik atau jenis polik netrofilik.
semenjak 10 tahun sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
Terapi polip dapat berupa medikamentosa dan
pada wajah kiri dan kanan ada. Terasa penuh pada
operatif, namun berdasarkan beberapa kepustakaan
telinga ada sejak 3 tahun yang lalu . Riwayat demam,
tindakan operatif dilakukan jika gagal dengan terapi
batuk, pilek hilang timbul ada sejak 5 tahun sebelum
medikamentosa yaitu terapi kortikosteroid lokal atau
masuk rumah sakit. Pasien alergi cuaca dingin, debu,
dan makanan laut. Ibu kandung pasie juga menderita topikal. Pada pasien ini kemungkinan akan terjadi
keluhan yang sama dengan pasien rekurensi karena diperkirakan disebabkan oleh alergi,
sehingga perlu edukasi pada pasien agar menghindari