Anda di halaman 1dari 5

PROBLEM SOLVING

DEFISIENSI VITAMIN D PADA IBU HAMIL

Dirangkum dan disusun oleh:

Titania Yuliska

1610311088

Kelompok 7A
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

Defisiensi Vitamin D Pada Ibu Hamil

Pemecahan Masalah Kesehatan


1. Analisis Situasi
Indonesia adalah negara tropis yang sepanjang tahun disinari matahari. Dari
beberapa penelitian yang ada di Indonesia, pada 504 wanita hamil usia 18-40 tahun
ditemukan rata-rata konsentrasi serum 25(OH)D adalah 48 nmol/L dengan prevalensi
defisiensi vitamin D > 60% (Green, et al, 2008). Halini tentunya menggambarkan wahwa
saat ini di Indonesia masih banyak ibu hamil yang mengalami defisiensi vitamin D.

2. Analisis Masalah
Hasil penelitian telah menemukan kekurangan vitamin D pada ibu hamil dapat
menimbulkan berbagai kerugian bagi ibu dan janin mulai dari pre eklampsia, diabetes
gestasional, persalinan prematur, hambatan pertumbuhan janin, aborsi spontan dan
meningkatnya bedah sesar. Defisiensi vitamin D pada ibu hamil jga meningkatkan resiko
bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Dimana kondisi BBLR ini adalah salah
satu faktor penyebab kematian pada bayi.

Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKB di


Indonesia 32 per 1.000 kelahiran hidup. Di Sumatera Barat pada tahun 2013, AKB 27 per
1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2013). Kota Padang
pada tahun 2013 bayi lahir hidup berjumlah 17.767 jiwa, naik dibanding tahun 2012
sebesar 16.805 jiwa. Kasus bayi lahir mati adalah 64 bayi, kasus ini naik jika dibanding
tahun 2012 yaitu sebanyak 35 bayi (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013).
Menurut American Journal of Obstetrics and Gynecology ada beberapa hal yang
menyebabkan seorang ibu hamil mengalami defisiensi vitamin D, yaitu:

A. Kurangnya asupan vitamin D

Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang tidak mengandung
vitamin D sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Dimana ibu hamil membutuhkan
asupan vitamin D sekitar 600 IU (international units) atau 15 mikrogram tiap hari.
Kekurangan vitamin D juga bisa akibat kondisi ibu hamil yang sering mual dan
muntah, sehingga makanan yang sudah termakan keluar kembali dari tubuh.
Kurangnya asupan vitamin D pada ibu hamiljuga bisa diakibatkan karena kemampuan
finansial keluarga yang rendah sehingga sulit unutk membeli makanan dengan
kebutuhan gizi yang cukup.

B. Kurangnya kontak ibu hamil dengan sinar matahari

Hal ini bisa diakibatkan karena aktvivitas sehari-hari yang lebih sering di dalam
ruangan sehingga tubuh sedikit terkena paparan sinar matahari. Dimana sinar matahari
ini sendiri adalah faktor pencetus pembentukan vitamin D.

C. Gaya Hidup

Hal ini dapat berupa beberapahal yang sengaja diberikan seperti pemberian tabir
surya pada kulit juga mempengaruhi penyerapan sinar UV dan sintesis vitamin D.
Merokok dan tingginya asupan serat juga merupakan faktor yang dapat menurunkan
kadar vitamin D dalam tubuh.

3. Menetapkan Prioritas Masalah


Melihatpaparan diatas , kita dapat menyimpulkan bahwa asupan vitamin D yang
cukup sangat berperan penting dalam mencegah defisiensi vitamin D pada Ibu hamil.
Asupan vitamin D ini dapat diperoleh dari makanan kaya vitamin D maupun dari
suplementasi .Kebiasaan beraktivitas di dalam ruangan juga berpengaruh dalam hal ini.
4. Mencari Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah dapat digambarkan dalam kerangka fish bone berikut:

Money Lingkungan Manusia

Kurangnya aktivitas di
Kemampuan finansial luar ruangan
yg rendah untuk Penggunaan tabir surya
membeli makanan karena cuaca yang panas Kurang mengkonsumsi
kaya gizi makanan tinggi vitamin D
Defisiensi Vitamin D
Informasi tentang vitamin D
pada Ibu hamil
Tidak adanya suplementasi
yang masih kurang diberikan vitamin D

Metode Material

5. Alternatif Pemecahan Masalah

Mencukupi asupan vitamin D harian dapat menjaga tulang agar kuat dan sehat, serta
mencegah berbagai penyakit akibat kekurangan vitamin ini. Caranya adalah dengan:

A. Mengonsumi makanan yang kaya akan vitamin D, seperti susu sapi, susu kedelai,
yogurt, telur, dan minyak ikan. Makanan laut, seperti ikan sarden dan tuna, juga
merupakan sumber vitamin D yang baik untuk dikonsumsi.
B. Berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 20-30 menit, setidaknya 2 kali
seminggu.
C. Mengonsumsi suplemen vitamin D

Mengonsumsi vitamin selama kehamilan penting dilakukan ibu hamil agar


kesehatan kehamilan tetap terjaga. Konsumsi harian yang dianjurkan yaitu minimal
600 IU dan maksimal 4000 IU.Konsumsi vitamin D perlu dikonsumsi sesuai
kebutuhan. Karena vitamin D adalah jenis vitamin yang larut lemak, kelebihan
vitamin D akan ditumpuk di dalam tubuh. Akibatnya, lama kelamaan dapat terjadi
keracunan vitamin D.

Anda mungkin juga menyukai