Anda di halaman 1dari 9

RAHASIA

LAPORAN PRAKTIKUM WAWANCARA


“Regulasi Diri Mahasiswa Penghafal Al-Qur’an”

DOSEN PEMBIMBING :
FITRIA RAHMI, M.PSI., PSI

DISUSUN OLEH :

NABILA TRIPUTRI ALDELYA


1710321006
Psikodiagnostik III : Wawancara B

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
RAHASIA

I. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang yang memeluk agama Islam, pegangan agama yang harus kita jadikan
pedoman dalam hidup ini adalah kitab suci Al-Qur’an. Dalam sebuah hadist dikatakan
bahwa sebaik-baiknya umat muslim adalah mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an.
Individu yang mempelajari Al-Qur’an akan diberikan banyak keistimewaan dan memiliki
tanggung jawab untuk menyebarkan apa yang dipelajarinya kepada orang lain. Adapun
keutamaan seseorang yang membaca dan menghafal Al-Qur’an yaitu akan menjadi sebaik-
baiknya orang, akan mendapatkan syafaat bagi yang membacanya, dinaikkan derajatnya oleh
Allah dan Allah menjanjikan akan memeberikan mahkota yang bersinar bagi orang tua yang
anaknya penghafal Al-Qur’an.
Proses yang dijalani seeorang untuk menjadi penghafal Al-Qur’an memerlukan waktu
yang tidak sedikit dan melalui proses yang panjang , karena harus menghafalkan isi Al-
Qur’an dengan kuantitas yang sangat banyak yang terdiri dari 114 urat, 6.236 ayat, 77.439
kata dan 323.015 huruf. menghafal Al-Qur’an tidak hanya mengandalkan kekuatan memori
saja, akan tetapi penghafal Al-Qur’an juga harus mempunyai regulasi diri yang baik agar bisa
mencapai tujuan dalam menyelesaikan hafalannya.
Regulasi diri merupakan proses seseorang dalam berpikir, mengatur, dan bertindak sesuai
dengan tujuan yang telah di rencanakan, sehingga seseorang dapat memberikan nilai pada
keberhasilan atas pencapaian dan memberikan suatu penghargaan pada diri sendiri yang telah
mencapai target tersebut. Regulasi diri mahasiswa penghafal Al-Qur’an merupakan cara
mahasiswa mengatur diri agar terjadinya keseimbangan disetiap perannya dan mencapai
target yang diinginkan dalam menghafalkan Al-Qur’an.
Sebagai penghafal Al-Qur’an tentu ada kesulitan yang akan dialami. Adapun kesulitan
yang sering ditemui dalam menghafal Al-Qur’an adalah membagi waktu antara menghafal
Al-Qur’an dengan berbagai kegiatan /aktivitas lain yang membuat seseorang kesulitan untuk
membagi waktunya.
Penelitian yang dilakukan oleh Jati Ariati (2014) mengatakan bahwa proes regulasi diri
melibatkan beragam aspek dalam kehidupan mahasiswa. Dalam proses regulasi diri terdapat
kesesuaian, kesinambungan, dan fokus antara tindakan dan target yang ingin dicapai,. Seperti
halnya mahasiswa penghafal Al-Qur’an, regulasi diri menjadi penting untuk mencapai tujuan
mereka dalam menghafal Al-Qur’an.
RAHASIA

Penelitian lain yang dilakukan oleh Zariah (2013) mengatakan bahwasanya santri yang
kurang mampu mengatur diri dengan baik akan merasakan kerugian seperti menyesal,
kecewa, memiliki pekerjaan yang tertunda, waktu luang yang sia-sia dan penurunan prestasi.
Berdasarkan urian diatas, maka perlu bagi seorang penghafal AlQur’an untuk meregulasi
diri dengan baik, agar dapat mengimbangi antara kegiatan dikampus, organisasi, dirumah
serta kegiatan menghafalkan Al-Qur’an sehingga dapat mencapai target yang diinginkan.

II. TUJUAN
Untuk mengetahui regulasi diri mahasiswa penghafal Al-Qur’an

III. MANFAAT
a. Manfaat Praktis
Hasil wawancara ini dapat dijadikan bahan/pengetahuan mahasiswa meregulasi
diri pada saat menghafal Al-Qur’an.
b. Manfaat Teoritis
Manfaat wawancara ini secara teoritis adalah untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam bidang psikologi khususnya tentang regulasi diri.

IV. LANDASAN TEORI


a. Definisi Konseptual
Horward & Miriam mengungkapkan bahwa regulasi diri adalah proses di mana
seseorang dapat mengatur pencapaian dan aksi mereka sendiri. Menentukan
target untuk diri mereka, mengevaluasi kesuksesan mereka saat mencapai target
tersebut dan memberikan penghargaan pada diri mereka sendiri karena telah
mencapai tujuan tersebut (Horward S. Friedman & Miriam W. Schustack,
2008).
b. Definisi Operasional
Regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol, mengatur,
merencanakan, mengarahkan dan memonitor perilaku dalam melakukan
kegiatan untuk dapat mencapai tujuan dengan menggunakan trategi tertentu
meliputi metakognitif, motivasi dan perilaku agar apa yang dilakukan sesuai
dengan tujuannya.
RAHASIA

V. ASPEK/DIMENSI VARIABEL
Menurut Zimmerman sebagaimana dikutup M. Nur Ghufron dan Rini, regulasi diri
mencakup tiga aspek yang diaplikasikan dalam belajar, yaitu metakognitif, motivasi, dan
perilaku.
1. Metakognisi
Matlin mengatakan metakognisi adalah pemahaman dan kesadaran tentang proses
kognitif atau pikiran tentang berpikir, ia mengatakan bahwa metakognisi merupakan
suatu proses penting. Hal ini dikarenakan pengetahuan seseorang tentang kognisinya
dapat membimbing dirinya mengatur atau menata peristiwa yang akan dihadapi dan
memilih strategi yang sesuai agar dapat meningkatkan kinerja kognitifnya ke depan.
Flavell mengatakan bahwa metakognisi mengacu pada pengetahuan seseorang
terhadap kognisi yang dimilikinya dan pengaturan dalam kognisi tersebut. Schank
menambahkan bahwa pengetahuan tentang kognisi meliputi perencanaan,
pemonitoran (pemantauan), dan perbaikan dari performansi atau perilakunya.
Zimmerman dan Pons menambahkan bahwa poin metakognitif bagi individu yang
melakukan regulasi diri adalah individu yang merencanakan, mengorganisasi,
mengukur diri, dan mengintruksikan diri sebagai kebutuhan selama proses
perilakunya, misalnya dalam hal belajar.
2. Motivasi
Motivasi adalah fungsi dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan
kemampuan yang ada pada setiap diri individu. Zimmerman dan Pons mengatakan
bahwa keuntungan motivasi ini adalah individu memiliki motivasi intrinsik, otonomi,
dan kepercayaan diri tinggi terhadap kemampuan dalam melakukan sesuatu
3. Perilaku
Perilaku menurut Zimmerman dan Schank merupakan upaya individu untuk mengatur
diri, menyeleksi dan memanfaatkan maupun menciptakan lingkungan yang
mendukung aktivitasnya. Pada perilaku ini Zimmerman dan Pons mengatakan bahwa
individu memilih, menyusun dan menciptakan lingkungan sosial dan fisik seimbang
untuk mengoptimalkan pencapaian atas aktivitas yang dilakukan.
Ketiga aspek di atas bila digunakan individu secara tepat sesuai kebutuhan dan kondisi akan
menunjang kemampuan pengelolaan diri yang optimal
RAHASIA

4. SKEMA

membuat
perencanaan

Metakognisi mengorganisasi diri

mengukur diri

Regulasi Diri

motivasi intrinsik
Motivasi

kepercayaan diri
akan kemampaun
Perilaku
Motivasi

mengatur diri

menciptakan
lingkungan yang
mendukung aktivitas
RAHASIA

5. PEDOMAN WAWANCARA
a. Opening Interview
No Aspek Pertanyaan
1. Mengucapkan salam Assalamualaikum, selamat siang kak, bagaimana
kabarnya hari ini?
2. Memperkenalkan diri, Perkenalkan kak, saya Nabila dari Program Studi
Psikologi Universitas Andalas
3. Menyampaikan tujuan Saya ingin mewawancarai kakak tentang regulasi
wawancara diri saat menghafal Al-Qur’an.

4. Menanyakan kesediaan Apakah kakak bersedia menjadi subjek dalam


subjek (terkait waktu wawancara saya hari ini?
maupun Apakah kakak bersedia jika wawancara kita kali
pernyataan/informed ini direkam?
consent untuk direkam
pembicaraan,dll)
5. Mulai dengan pertanyaan  Baiklah kak, kita mulai dari perkenalan ya kak,
ringan (Rapport) bisa perkenalan diri kakak terlebih dahulu ?
 Sejak kapan kakak mulai menghafal Al-Qur’an?
 Sekarang kegiatannya apa saja kak ?

b. Body Interview
No Aspek Indikator Pertanyaan
1. Metakognisi  Mampu membuat 1. Bagaimana cara anda
perencanaan untuk menghafal Al-
 Mampu Qur’an?
mengorganisasikan 2. Bagaimana cara anda
dirinya sendiri mengorganisasikan diri
 Mampu mengukur anda dalam mengahafal
kemampuan diri Al-Qur’an?
3. Berapa target anda dalam
menghjafal Al-Qur’an?
RAHASIA

Baik itu target harian,


mngguan, bulanan atau
tahunan ?
4. Bagaimana strategi anda
untuk menghafal Al-
Qur’an?
2. Motivasi  Motivasi intrinsik 1. Apa yang menjadi
 Pengetahuan akan motivasi anda dalam
kemampuan diri menghafal Al-Qur’an?
2. Apa tujuan anda untuk
menghafal Al-Qur’an?
3. Apakah anda merasa
kalau anda mampu
menghafal Al-Qur’an?
4. Perilaku  Mengatur diri 1. Bagaimana cara anda
 Menciptakan untuk mengatur diri anda
lingkungan yang sendiri ?
mendukung 2. Bagaimana cara anda
untuk mengatur waktu
menghafal Al-Qur’an
dengan
kegiatan/kewajiban anda
sebagai mahasiswa?
3. Kapan saja waktu anda
untuk menghafal Al-
Qur’an
4. Bagaimana cara anda
untuk menciptakan
lingkungan yang
mendukung agar anda
tidak terganggu dalam
menghafal Al-Qur’an?
5. Apa saja hambatan atau
RAHASIA

kesulitan yang anda


rasakan saat menghafal
Al-Qur’an?
6. Bagaimana cara anda
agar tetap istiqomah
untuk menghafal Al-
Qur’an?

c. Closing Interview
No Aspek Pertanyaan
1. Menyimpulkan Jadi, cara anda untuk menghafal Al-Qur’an yaitu
wawanacara dengan cara ..... begitu ?
2. Mengucapan terimakasih Baiklah, mungkin sekian wawancara kita saat ini,
terimakasih atas kesedian waktu “subjek” untuk
wawancara ini. Saya mohon maaf apabila ada
perkataan yang menyinggung “subjek” selama
wawancara berlangsung.
RAHASIA

DAFTAR PUSTKA

Anis Fajar Utami. 2017. REGULASI DIRI REMAJA PENGHAFAL AL-QUR’AN.


Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S. 2010. Teori-teori Psikologi, Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media
Muhlisin. 2016. Regulasi diri santri penghafal Al-Qur’an yang bekerja. Skripsi. UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang

Anda mungkin juga menyukai