Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS : PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA PASIEN DBD

Tarisa Amelia Putri1, Wahyu Dwi Suharjono2, Ikna Cahyadi Kurniawan3

STIKes Muhammadiyah Ciamis, Jln KH. Ahmad Dahlan No.20 Ciamis, 46216, Indonesia

ABSTRAK

Pendahuluan : Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit epidemik akut yang disebabkan
oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegpty dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan
memiliki gejala berupa demam ringan sampai tinggi. Penanganan terhadap demam dapat dilakukan
dengan tindakan non farmakologis yaitu tindakan memberikan kompres hangat Kompres hangat adalah
tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu
tubuh. Tujuan : Studi kasus ini bertujuan untuk mempresentasikan implementasi pemberian kompres
hangat pada pasien DBD. Metode Penelitian : Metode yang digunakan yaitu implementasi pada EBN
pada praktik keperawatan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan
observasi pada pasien. Hasil : Tujuan diagnosa keperawatan : Setelah di lakukan tindakan asuhan
keperawatan selama 4 hari pasien diharapkan mengetahui tujuan dari meningkatkan kebutuhan nutrisi dan
cairan. Di antaranya rasa mual hilang, klien dapat menghabiskan makanan yang diberikan, lemas
hilang/pasien tidak nampak lemas lagi dan keadaan umum pasien. Kesimpulan : Implementasi pada
pasien DBD dengan gangguan Hipertermi dengan cara kompres hangat dengan harapan setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 4 hari pasien mampu menurunkan suhu tubuh dan beraktivitas dengan
normal.

Keywords : Demam Berdarah Dengue, demam, kompres hangat

PENDAHULUAN
Menurut Kemenkes Pada tahun 2016 kasus Demam berdarah dengue (DBD) merupakan
DBD mencapai angka 204.171 kasus. Tahun penyakit epidemik akut yang disebabkan oleh
2015 jumlah kasus DBD sebanyak 129.650 virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegpty dan
kasus, yang berarti bahwa pada tahun 2016 Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan
terjadi kenaikan jumlah kasus DBD dari tahun memiliki gejala berupa demam ringan sampai
sebelumnya (KEMENKES, 2016). Beberapa tinggi , disertai dengan sakit kepala, nyeri pada
faktor yang mempengaruhi munculnya DBD mata, otot dan persendian, hingga pendarahan
antara lain rendahnya kekebalan kelompok spontan. (Candra, 2010).
masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk
menular karena banyaknya tempat perindukan
nyamuk yang biasanya terjadi pada musim
penghujan (Belakang, 2012).
Masa inkubasi virus dengue dalam manusia Objective
(inkubasi intrinsik) berkisar antara 3 sampai 14
Studi kasus ini bertujuan untuk
hari sebelum gejala muncul, rata rata gejala
mempresentasikan implementasi Pemberian
klinis muncul pada hari keempat sampai hari
kompres hangat pada pasien DBD
ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di
dalam tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 Metode
hari. Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa
gejala demam, DBD ditandai dengan demam Berdasarkan implementasi EBN pada praktik
tinggi terus menerus selama 2-7 hari. Populasi keperawatan, studi kasus ini menggunakan lima
vector DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dapat tahapan menurut Polit dan Beck (2019), yang
menjadi faktor resiko terjadinya penyakit DBD terdiri dari: (1) mengajukan pertanyaan (PICO),
di suatu daerah. Keberadaan dan kepadatan (2) mencari evidence yang berkaitan, (3)
jentik Aedes aigypti akan meningkat pada saat penilaian terhadap evidence, (4) menerapkan
musim penghujan tiba hingga menjelang akhir evidence (5) evaluasi penerapan EBN.
musim penghujan. Patofisiologi primer DBD Langkah pertama yaitu melakukan pencarian
adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler artikel di media elektronik yaitu google scholar
yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam kemudian hasil tersebut dilskukan penilaian
ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan terhadap artikel dan ditemukan referensi
hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD)
Setelah masuk dalam tubuh manusia, virus
dengue berkembangbiak dalam sel Tahap selanjutnya yaitu penerapan intervensi
retikuloendotelial kemudian diikuti dengan terhadap pasien DBD di RSUD dr.Slamet Garut
viremia yang berlangsung 5-7 hari. Akibatnya selama 4hari pada tanggal 16-19 Desember
infeksi ini muncul respon imun baik humoral 2020. Dilakukan Informed Consent secara verbal
maupun selular, diantaranya anti netralisasi, anti untuk menjelaskan prosedur pelaksanaan dan
hemaglutinin dan anti komplemen (Candra, meminta kepada pasien dan keluarga untuk
2010). melakukan kompres hangat, beritahu keluarga
klien menggunakan selimut tipis dan
Penanganan terhadap demam dapat dilakukan memberitahu keluarga tentang pentingnya suhu
dengan tindakan non farmakologis yaitu tubuh.
tindakan memberikan kompres hangat
(Wardiyah et al., 2016) Kompres hangat adalah Pengumpulan data diambil dari hasil
tindakan dengan menggunakan kain atau handuk pemeriksaan fisik, rekam medik, observasi,
yang telah dicelupkan pada air hangat, yang wawancara, dan sumber jurnal internet yang
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga berhubungan. Kemudian evaluasi dilakukan
dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan tiaphari untuk mengetahui perkembngan pasien.
suhu tubuh. Di RSUP DR Wahidin Hasil
Sudirohusodo Makassar menunjukkan bahwa
pemberian kompres hangat pada daerah aksila Hasil pengkajian pada pasien dengan asuhan
dan dahi mempunyai efek dalam penurunan suhu keperawatan DBD di RSUD dr.Slamet Garut. Tn
tubuh pada klien demam. Penurunan suhu tubuh E Laki-laki berumur 37 tahun alamat Dusun
klien yang di kompres air hangat di daerah Cempaka Ligar RT/RW 02/08 Kec.Cihideung
aksila rata-rata 0,0933oC sedangkan penurunan dibwa ke rumah sakit pada tanggal 16 Desember
suhu tubuh klien yang dikompres air hangat di 2020 dengan keluhan demam selama 4hari.
daerah dahi rata-rata 0,0378oC(Wardiyah et al.,
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember
2016). 2020 di ruang mawar 02 pasien mengeluh
demam,sakit kepala,mual, badan lemas, pada
saat dikaji pasien mengatakan nyeri otot seperti melakukan intervensi sedini mungkin dan
di sayat sayat. Hasil pengkajian ttv T : 100/80 melakukan asuhan keperawatan
P : 94/menit R : 24x/menit S : 38o C
Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Pemeriksaan hidung : lubang hidung simetris,
Pengkajian pada tanggal 16 Desember 2020 di
keadaan hidung tampak bersih, tidak terdapat
dapatkan data subyektif pasien mengeluh
secret, tidak ada polip, tidak terdapat nyeri tekan
demam 4hari yang lalu. Data objektif pasien
dan penciuman baik. Pemeriksaan mulut : mulut
tampak badan klien terasa panas dan mukosa
bersih, bentuk bibir simetris, mukosa bibir
bibir kering. Klien tampak gelisah dan merasa
lembab dan pengecapan baik. Pemeriksaan leher
kurang nyaman sama penyakitnya.
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak
ada nyeri tekan pada leher. Pemeriksaan kulit : Data objektif pasien tampak lemas, porsi makan
warna kulit sawo matang, turgor kulit baik klien habis setengah porsi makan sehingga
kurang dari 1 detik. Hasil labolatorium HB : diperoleh ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
15,0 Lekosit : 7,300 Trombosit 202,000 kebutuhan tubuh berhubungan dengan intel yang
tidak adekuat.
Intervensi Keperawatan
HASIL PEMBERIAN KOMPRES HANGAT Tujuan diagnosa keperawatan : Setelah di
lakukan tindakan asuhan keperawatan selama 4
39
hari pasien diharapkan mengetahui tujuan dari
38.5 meningkatkan kebutuhan nutrisi dan cairan. Di
antaranya rasa mual hilang, klien dapat
38
menghabiskan makanan yang diberikan, lemas
37.5 hilang/pasien tidak nampak lemas lagi dan
SUHU keadaan umum pasien.
37
Implementasi Keperawatan
36.5
Implementasi keperawatan merupakan suatu
36
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan. Upaya mencapai tujuan tersebut
perawat harus memiliki kemampuan hubungan
saling percaya. Pemberian implementasi
keperawatan pada pasien DBD dengan gangguan
Pembahasan Hipertermi dengan cara kompres hangat dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan harapan setelah dilakukan tindakan keperawatan
oleh Sri dan Winarsih (2008) yang melaporkan selama 4 hari suhu tubuh pasien dapat menurun
penelitian tahun (2002) oleh Tri Redjeki dan beraktivitas dengan normal
menyatakan bahwa kmpres hangat lebih banyak Evaluasi
menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan
kompres air dingin. Hasil dari pelaksanaan asuhan keperawatan
selama 4 hari suhu 38,6oC, mukosa mulut
Pengkajian adalah pondasi atau komponen tampak kering. Hari kedua suhu tubuh pasien
utama dari proses keperawatan yang mana masih tetap panas dank lien mengeluh demam,
perawat dapat mengkritik dapat menilai suatu suhu 38,6oC, mukosa mulut masih tampak
perubahn dengan cepat sehingga dapat kering. Hari ketiga suhu tubuh pasien mulai
menurun yaitu 37,5oC, mukosa mulut sudah Candra, A. (2010). Dengue Hemorrhagic Fever
tampak basah. Hari keempat pasien sudah Epidemiology, Pathogenesis, and Its
tampak segar suhu tubuh 37,1 oC, mukosa mulut Transmission Risk Factors. Aspirator:
sudah tampak basah. Journal of Vector Borne Diseases Studies,
2(2), 110–119.
Simpulan https://doi.org/10.22435/aspirator.v2i2.295
1.
Implementasi pada pasien DBD dengan
gangguan Hipertermi dengan cara kompres Wardiyah, A., Setiawati, & Romayati, U.
hangat dengan harapan setelah dilakukan (2016). Perbandingan Efektifitas
tindakan keperawatan selama 4 hari pasien Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid
mampu menurunkan suhu tubuh dan beraktivitas Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
dengan normal. Anak Yang Mengalami Demam Di Ruang
Alamanda Rsud Dr . H . Abdul Moeloek.
Ucapan Terimakasih Jurnal Kesehatan Holistik, 10(1), 36–44.
https://www.e-
Penulis mengucapkan terimakasih kepada journal.unper.ac.id/index.php/PHARMAC
perawat dan manajemen RSUD dr.Slamet Garut OSCRIPT/article/view/105
yang sudah memfasilitasi dalam melaksanakan
studi kasus pada pasien DBD yang di rawat di
RSUD dr.Slamet Garut ruang Mawar 02.
Reference

Belakang, A. L. (2012). tidur dan.

Anda mungkin juga menyukai