Kelas : 1B
Nim : 19038
1. Penekan obat
a. Dextromethorphan
adalah obat untuk meredakan batuk kering yang muncul akibat infeksi tertentu.
Dosis
Dextromethorphan sirop
Anak-anak 4-6 tahun: 3,5 mg tiap 4 jam, atau 7,5 mg tiap 6-8 jam.
Dextromethorphan tablet
Bentuk Sediaan
Indikasi
Kontraindikasi
Hipersensitivitas
Efek Samping
Pusing
Sakit kepala
Sakit perut
Mengantuk
b. Codipront
adalah obat yang digunakan untuk meredakan batuk kering yang mengiritasi
tenggorokan serta meredakan alergi yang jadi pemicu batuk.
Dosis
Dosis dewasa: dalam sediaan kapsul, 1 kapsul 2 kali sehari. Sediaan sirup, 3
sendok takar 5 ml 2 kali sehari. Dosis diberikan pada pagi dan petang hari.
Dosis anak-anak:
Bentuk Sediaan
Indikasi
Kontraindikasi
Ibu hamil atau menyusui dan anak-anak umur kurang dari 2 tahun.
Efek Samping
Depresi pernapasan.
Pruritus.
Konstipasi.
Gangguan penglihatan.
c. Alpara
adalah obat untuk mengatasi gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung
tersumbat, bersin-bersin yang disertai batuk.
Dosis
Dosis anak-anak: umur 6 – 12 tahun dengan sediaan tablet, 1/2 tablet 3 kali
sehari. Dalam bentuk sirup 2 sendok takar 3 kali sehari.
Bentuk Sediaan
Indikasi
Demam.
Pusing.
Hidung tersumbat.
Bersin-bersin.
Batuk kering.
Kontraindikasi
Penderita gangguan fungsi hati, ginjal dan jantung parah serta penderita
diabetes melitus.
Efek Samping
Mengantuk.
Mulut kering.
Retensi urin.
Vertigo.
2. Pengencer Obat
a. Ambroxol
adalah obat golongan mukolitik yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Obat
ini berguna untuk mengatasi penyakit pernapasan akut maupun kronis yang disertai
peningkatan produksi lendir secara berlebih.
Dosis
Dewasa : 60 mg – 120 mg sehari (2-4 tablet), terbagi dalam 2-3 kali minum
sehari.
Anak 2-5 tahun : 7,5 mg (½ sendok teh) sirup, 2-3 kali sehari.
Bentuk Sediaan
Indikasi
Bronkitis akut dan kronis
Bronkits asmatik
Asma bronkial
Emfisema
Bronkiestasi
Pneumoconiosis
Kontraindikasi
Kesulitan bernapas
Kulit kemerahan
Kulit gatal
Efek Samping
Rasa mual
Muntah
Nyeri perut
Diare
Gangguan pencernaan
Reaksi alergi seperti kulit gatal, kemerahan, bengkak pada lidah dan kulit dan
kesulitan bernapas
b. Guaifenesin
adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan dahak dan melegakan saluran
pernapasan dan rongga hidung.
Dosis
Dosis dewasa: dalam bentuk tablet 200 – 400 mg 4 jam sekali atau dalam
bentuk tablet lepas lambat 400 – 1.200 mg tiap 12 jam sekali. Maksimal
penggunaan 2.400 mg per hari.
Dosis anak-anak: Umur 6 – 12 tahun: 100 mg 4 kali sehari. Maksimal
penggunaan 400 mg per hari selama maksimal 5 hari. Umur 12 tahun lebih
dosis sama dengan dewasa.
Bentuk Sediaan
Tablet: 100 mg
Indikasi
Bronkitis.
Flu.
Alergi.
Kontraindikasi
Efek Samping
Diare.
Nyeri perut.
Pusing.
Sakit kepala.
Mengantuk.
Ruam kulit.
Hipourikemia.
c. Acetylcysteine
adalah obat golongan mukolitik untuk mengencerkan dahak yang kental dan tebal
pada saluran pernapasan.
Dosis
Dosis dewasa: dalam bentuk kapsul, granul atau tablet hisap, 600 mg per hari
dalam dosis tunggal atau di bagi menjadi 3 dosis. Dalam bentuk cairan
inhalasi 10%, 6 – 10 ml 3 kali sehari, menggunakan nebulizer. Dosis dapat
ditambahkan 2 – 20 ml setiap 2 – 6 jam sekali sesuai kebutuhan.
Dosis anak-anak:
Bentuk Sediaan
Indikasi
Bronkitis.
Emfisema.
Bronkokiektasis.
Pneumonia.
Bronkitis.
Trakeobronkitis.
Efek Samping
Bronkospasma.
Angiodema.
Ruam.
Pruritus.
Penglihatan kabur.
Kejang.
Untuk sediaan inhalasi efek samping yang kerap muncul berupa haemoptysis,
rinhorea dan stomatitis.
3. Obat TBC
Dosis
Dosis dewasa: pengobatan primer: 15 mg/kg berat badan sekali sehari. Untuk
tuberkulosis paru berulang dosis ditingkatkan menjadi 25 mg/kg berat badan
sekali sehari selama 60 hari. Kemudian diturunkan kembali menjadi 15 mg/kg
BB sekali sehari. Dosis maksimal yang direkomendasikan 1,6 gr per hari
(tergantung dari berat badan). Etambutol juga dikombinasikan dengan obat
antituberkulosis lain seperti isoniazide, pyrazinamide, rifampicin.
Dosis anak-anak: pemberian awal pada anak yang belum pernah terinfeksi
tuberkulosis, 15 mg/kg berat badan sekali sehari. Untuk infeksi berulang
dosis di tingkatkan hingga 25 mg/kg berat badan sekali sehari selama 60 hari.
Kemudian dilanjutkan dengan dosis normal 15 mg/kg berat badan.
Bentuk Sediaan
Indikasi
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
Orang yang pernah mengalami reaksi alergi terhadap penggunaan obat ini
tidak dibolehkan mengkonsumsinya lagi.
Efek Samping
Anoreksia.
Penyakit kuning.
b. Rifampisin
adalah obat jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati beragam penyakit
yang disebabkan infeksi bakteri, terutama tuberkulosis(TBC) dan kusta.
Dosis
Dosis dewasa: dalam bentuk tablet 8 – 12 mg/kg berat badan sekali sehari.
Atau untuk berat kecil dari 50 kg dosisnya 450 mg per hari, untuk berat lebih
dari 50 kg 600 mg per hari. Dalam bentuk cairan infus 10 mg/kg berat badan.
Maksimal penggunaan 600 mg per hari.
Bentuk Sediaan
Indikasi
Tuberkulosis (TBC).
Kontraindikasi
Efek Samping
Sindrom seperti flu, dengan gejala demam, menggigil, sakit kepala, nyeri
tulang, dan napas pendek.
Diare.
Gangguan menstruasi.
Perubahan warna urin, feses, keringat, dahak, air mata dan cairan tubuh
lainnya.
c. Isoniazid
Dosis
Dosis dewasa: pemberian awal 5 mg/kg berat badan, sekali sehari. Maksimal
300 mg per hari. Dikombinasikan dengan rifampisin, pyrazinamid,
streptomisin/etambutol. Masa terapi hingga 8 minggu. Dilanjutkan dosis
perawatan 5 mg/kg berat badan sekali sehari maksimal 300 mg per hari atau
15 mg/kg BB, 2 – 3 kali per minggu. Maksimal penggunaan 900 mg/hari
dikombinasikan dengan rifampisin. Dengan durasi terapi 18 minggu.
Bentuk Sediaan
Indikasi
Pencegahan TB.
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
Pasien dengan penyakit hati akut atau memiliki riwayat gangguan fungsi hati
terkait Isoniazid.
Efek Samping
4. Obat Asma
a. Foramsa
adalah obat untuk meringankan spasme bronkial yang menyebabkan sesak napas
pada penderita gangguan pernapasan kronis seperti asma bronkial, emfisema,
bronkitis atau PPOK.
Dosis
Dosis dewasa: pemberian awal 2,5 mg atau 3 mg, 3 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan 5 mg 3 kali sehari jika dibutuhkan. Dalam sediaan sirup, 2 – 3
sendok takar (10 – 15 ml) 3 kali sehari.
Dosis anak-anak:
Bentuk Sediaan
Indikasi
Forasma digunakan untuk melagakan pernapasan yang sesak akibat spasme
bronkial pada penderita:
Emfisema.
Bronkitis.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
Penderita tirotoksikosis.
Efek Samping
Jantung berdebar-debar.
Berkeringat.
Kram otot.
b. Berotec
adalah obat untuk meredakan sementara serangan asma akut serta pencegahan
asma yang dipicu oleh olaharaga.
Dosis
Bentuk Sediaan
Indikasi
Bronkospasma akut.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:
Efek Samping
Reaksi hipersensitivitas.