Anda di halaman 1dari 26

FARMAKOLOGI DAN

TOKSIKOLOGI
ANTITUSIF DAN EKSPEKTORAN

By Mila Karmelia Nabila & Nurul


Nadhilah
SISTEM PERNAPASAN
• Pada tubuh manusia terdapat 2 saluran
pernapasan yaitu :
Pernapasan atas

Pernapasan bawah
• Pernapasan atas terdiri dari hidung,
tenggorokan, faring, dan laring
– Jenis infeksinya : batuk pilek, faringitis, sinusitis,
dan toksilitis

• Pernapasan bawah terdiri atas trachea,


bronchi, bronchioles, alveoli, dan membran
alveoular-kapiler
– Jenis infeksinya : asma, bronchitis kronik,
emfizema, dan bronkioklialis
VENTILASI DAN RESPIRASI

• Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara dari
atmosfer melalui saluran pernapasan atas dan
bawah menuju alveoli

• Respirasi
Respirasi adalah prose dimana terjadinya
pertukaran gas pada membran alveolar
kapiler.
ANTITUSIF
• Pengertian : Antitusif merupakan obat yang
digunakan untuk mengurangi gejala batuk
akibat berbagai sebab termasuk infeksi virus
pada saluran pernapasan atas.
• Cara kerja obat : Antitusif menghambat atau
menekan batuk dengan cara menekan pusat
batuk serta meningkatkan ambang rangsang
sehingga mengurangi iritasi.
Golongan Antitusif
Golongan Narkotika Golongan Non-Narkotika

Golongan Narkotika
• Antitusifnya mempunyai potensi untuk mendatangkan
adiksi/ketergantungan, dan mempunyai potensi untuk
disalah gunakan.
• Opiat dan derivatnya mempunyai bebrapa macam efek
farmakologik, sehingga digunakan sebagai anlgetik,
antitusif, dan seadatif.
• Contohnya : kodein dan morfin
• Manfaat lain narkotik yaitu dapat mengurangi Efek
pembersihan mukosilier dengan menghambat sekresi
kelenjar mukosa bronkus dan dan aktivitas silia
kodein
• Kodein atau Metilmorfin masih merupakan
antitusif dengan uji klinik terkontrol dalam
batuk eksperimen dan batuk patologik akut
dan kronis.
• Dosis antitusif biasa kodein memiliki efek
analgesic ringan dan sedative.
• Efek Analgetik Kodein ini dapat dimanfaatkan
untuk batuk yang disertai dengan nyeri dan
ansietas.
Indikasi Umum : untuk batuk iritatif
(batuk kering/non produktif) yang Codipront
disebabkan alergi.
Komposisi : Codeine 11.11 mg,
phenyltoloxamine 3.67 mg.
Dosis : Dewasa & anak >14 thn 3 sdm (15
ml), anak 6-14 thn 2 sdm (10 ml), 4-6 thn
1 sdm (5 ml), 2-4 thn 1/2 sdm (2,5 ml).
Semua dosis diberikan 2 x/hari (pagi &
sore hr).
Aturan Pakai : Diberikan bersama
makanan
Kemasan : Botol, 60 ml
Efek Samping : kantuk, Pusing, Sesak
napas, mual, Muntah, Berkeringat,
Sembelit.
Kontra Indikasi : Insufisiensi pernapasan, asma
akut, koma, hipertrofi prostat dg pembentukan urin
residu, glaukoma sudut sempit, ggn GI, hamil &
laktasi. Anak <2 thn.
Perhatian : Pasien dg depresi SSP, depresi
pernapasan, alkoholisme akut, penyakit paru akut,
gangguan konvulsi, disfungsi hati & ginjal, demam,
hipotiroid, peny Addison, kolitis ulseratif, hipertrofi
prostat, pasca op GI atau sal kemih, memperberat
konstipasi, pasien dg hipovolemia, lanjut usia. Dpt
tjd ketergantungan. Dpt mengganggu kemampuan
mengemudi atau menjalankan mesin.
Manufaktur : Kimia Farma
Golongan non-narkotik
• Antitusif non-narkotika merupakan antitusif
yang tidak mengandung adiksi dan potensinya
untuk disalah gunakan kecil sekali
• Contohnya :
DEKTROMETORF
DEKTROMETORFAN Dekstrometorfan adalah
derifat morfinan sintetik yang bekerja sentral
dengan meningkatkan ambang rangsang
reflex batuk secara sentral dan potensi
antitusifnya lebih kurang sama dengan
kodein.
- Dekstrometorfan tidak memiliki efek analgesik, efek
sedasi, efek pada saluran cerna dan tidak mendatangkan
adiksi atau ketergantungan.
- Dekstrometorfan efektif untuk mengontrol batuk
eksperimen maupun batuk patologik akut maupun kronis.
- Efek samping dan toksisitas : efek penekanan aktifitas silia
bronkhus hanya terjadi pada dosis tinggi. Toksisitas
rendah sekali.
- Dosis berlebihan menimbulkan pusing, diplopia, sakit
kepala, mual, dan muntah. Dalam dosis sangat besar di
temukan depresi pernafasan yang dapat menimbulkan
kematian.
 Golongan: Obat bebas
 Kemasan: Tablet, sirop, permen
pelega tenggorokan
 Kandungan: Obat antitusif atau
penekan batuk
 Dosis Dextromethorphan untuk
Dewasa
Dosis awal: 10 – 20 mg
diminum empat kali sehari,
atau 30 mg setiap 6-8 jam
sekali.
Dosis lanjutan: 60 mg setiap 12
jam sekali, maksimum
penggunaannya sehari adalah
120 mg.
• Dosis Dextromethorphan untuk Anak-anak
– Dosis awal
• Umur 4 – 6 tahun: 2,5 – 5 mg 4 jam sekali atau 7,5 mg 6 – 8
jam sekali. Maksimum penggunaan 30 mg per hari.
• Umur 6 – 12 tahun: 5 – 10 mg setiap 4 jam sekali atau 15 mg
setiap 6 – 8 jam sekali. Maksimum 60 mg per hari.
• Umur > 12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
– Dosis lanjutan: 4 – 6 tahun: 15 mg setiap 12 jam sekali. Maksimum
30 mg per hari. 6 -12 tahun: 30 mg setiap 12 jam sekali.
Maksimum 60 mg perhari.
• Efek samping : Sakit kepala yang parah
• Gejala gangguan mental seperti kebingungan dan berhalusinasi,
kecemasan, perasaan gelisah, atau gugup
• Gejala gagal napas yang ditandai dengan napas yang lambat dan
dangkal.
Macam-macam antitusif

Antitusif perifer Antitusif sentral


obat sentral berkerja pada
Obat perifer berkerja pusat batuk yang berlokasi
dengan menurunkan dimedula. Obat ini
sensitifitas reseptor batuk menghilangkan batuk
diparu. Bentuk yang paling dengan menurunkan
umum pada golongan ini stimulus batuk, seperi
adalah antihistamin. kodein dan
dekstrometropan
EKSPEKTORAN
• Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang
pengeluaran dahak dari saluran napas
(ekspetorasi).
• Penggunaan ekspektoran didasarkan pengalaman
empiris.
• Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan
stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara
reflex merangsang sekresi kelenjar saluran napas
lewat N.vagus, sehingga menurunkan viskositas
dan mempermudah pengeluaran dahak.
Golongan ekspektoran

Gliseril guaiakolat
Ammonium klorida (GG, atau
Guaifenesin)

Bromheksin Ambroxol
Ammonium klorida

- Biasanya digunakan dalam bentuk campuran


dengan ekspektoran lain atau antitusif.
- Ammonium klorida dosis besar dapat
menimbulkan asidosis metabolik, dan harus
digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
insufisiensi hati, ginjal, dan paru.
- Dosis ammonium klorida sebagai ekspektoran
padaorang dewasa ialah 300 mg (5 mL) tiap 2-4
jam.
• Indikasi : Batuk berdahak dan penyumbatan
pada saluran tenggorokan.
• Komposisi : Dipenhidramin HCl 12.5 mg.
Amonium Klorida 100 mg. Kalium
Sulfaguaiakolat 30 mg. Natrium Sitrat 50 mg.
Menthol 1 mg
• Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap
komponen obat ini dan bu hamil dan
menyusui.
• Efek Samping : Mengantuk, pusing, mulut
kering, dosis besar, kejang atau epilepsi.
• Dosis & Cara Mengonsumsi : Dewasa, 2
sendok teh sebanyak 3-4 kali dalam sehari.
• Anak usia 6-12 tahun, dosis yang dianjurkan
adalah 1 sendok teh sebanyak 3-4 kali dalam
sehari.
• Interaksi Obat : Bisa mempotensiasi depresan
susunan saraf pusat lainnya. Aksi diperpanjang
oleh MAOI.
Gliseril guaiakolat (GG, atau Guaifenesin)

- Digunakan sebagai ekspektoran pd batuk berdahak.


- mekanisme kerjanya dg cara meningkatkan volume dan
menurunkan viskositas dahak di trakea dan bronki,
kemudian merangsang pengeluaran dahak menuju
faring.
- Penggunaan obat ini hanya didasarkan pada tradisi dan
kesan subyektif pasien dan dokter.
- Efek samping yang mungkin timbul dengan dosis besar,
berupa kantuk, mual, dan muntah. Obat ini tersedia
dalam bentuk sirop 100mg/5mL. Dosis dewasa yang
dianjurkan 2-4 kali 200-400 mg sehari.
• Indikasi Umum : Untuk meringankan batuk berdahak
dan pilek
• Komposisi : Prekusor, gliserilguaiakolat 50 mg, Na-sitrat
180 mg, Difenhidramin HCI 12,5 mg, Pseudoefedrin 15
mg
• Dosis : Dewasa : 3 kali sehari 10 mL; Anak 6-12 tahun : 3
kali sehari 5 mL; Anak 2-6 tahun : 3 kali sehari 2,5 mL
• Aturan Pakai : Sesudah makan
• Kemasan : Sirup 60 ml X 1
• Kontra Indikasi : hipersensitif
• Perhatian : Peny jantung, DM, glaukoma,
hamil. Jangan mengendarai kendaraan
bermotor&mengoperasikan mesin.
• Manufaktur : Medifarma
Bromheksin

- Bromheksin memiliki manfaat obat mukoloitik dan


ekspektoran.
- Mekanisme kerjanya yaitu dengan pengurangan
viskositas dahak, stimulasi pada sekresi, gerakan siliar,
pembentukan surfaktan, perbaikan penangkal
imunologis setempat.
- Indikasi : sekretolitik pada infeksi jalan pernapasan
yang akut dan kronis serta pada penyakit paru dengan
pembentukan mucus berlebih.
- Kontraindikasi : hipersensitivitas, wanita hamil, dan
wanita menyusui. Efek samping yaitu reaksi alergi,
gangguan gastrointestinal ringan. Dosis dewasa 8
mg/hari diberikan 3 kali sehari.
• Komposisi : Bromheksin HCl 10 mg,
Guaifenesin 50 mg.
• Dosis : Dewasa dan anak di atas 10 tahun:
sehari 3 x 1 sdtk. Anak 5-10 tahun sehari 3
x _ sdtk
• Aturan Pakai : Sesudah makan
• Kemasan : Botol 30 ml
• Efek Samping : mual, muntah, diare, rasa
penuh di perut, dan nyeri pada ulu hati.
• Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap
Bromhexine HCl, Guaifenesin atau
komponen lain dalam obat ini
• Perhatian : Hipersensitif terhadap
bromhexin HCl, guaifenesin
• Manufaktur : Konimex
Ambroxol

- Ambroxol yang berefek mukokinetik dan sekretolitik, dapat mengeluarkan


lendir yang kental dan lengket dari saluran pernafasan dan mengurangi
staknasi cairan sekresi. Pengeluaran lendir dipermudah sehingga
melegakan pernafasan.
- Dengan demikian cairan sekresi yang berupa selaput pada permukaan
mukosa saluran pernafasan dapat melaksanakan fungsi proteksi secara
normal kembali. Penggunaan jangka panjang dimungkinkan karena
preparat ini mempunyai toleransi yang baik.
- Indikasi : gangguan saluran pernafasan sehubungan dengan sekresi
bronchial yang abnormal baik akut maupun kronis, khususnya pada
kadaan-keadaan eksaserbasi dari penyakit-penyakit bronchitis kronis,
bronchitis asmatis, asma bronchial.
- pemakaian : bila tidak dianjurkan lain oleh dokter, anjuran pemakaian
untuk anak berdasarkan jumlah dosis perhari yaitu 1,2-1,6 mg ambroxol
HCL per kgBB.
- Efek samping : Ambrixol umumnya mempunyai toleransi yang baik. Efek
samping ringan pada saluran pencernaan pernah dilaporkan walaupun
jarang. Reaksi alergi jarang terjadi, beberapa pasien yang alergi tersebut
juga mnunjukkan reaksi alergi terhadap preparat lain.
- Kontraindikasi: Tidak diketahui adanya kontraindikasi.
• Komposisi : Ambroxol 30 mg
• Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS
SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
Dewasa : 1 tablet, 2-3 x per hari. Anak 6-12
tahun : 0.5 tablet, 2-3 x per hari.
• Aturan Pakai ; Sesudah makan
• Kemasan : Dus, 10 Strip @ 10 tablet
• Efek Samping : Gangguan pencernaan
ringan, Mual dan muntah, Sakit ulu hati,
Dyspepsia.
• Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap
ambroxol.
• Perhatian : HARUS DENGAN RESEP
DOKTER. Disfungsi hati dan ginjal,
Kehamilan.
• Manufaktur : Kimia Farma
Cara Kerja Ekspektoran

Bereaksi secara langsung dengan


1 merangsang sekresi mucus sehingga sputum
lebih encer dan mudah dikeluarkan.

Bereaksi secara tidak langsung dengan cara


2 mengiritasi sakuran gastro intestinal yang
berimbah kesistem pernafasan sehingga
meningkatkan sekresi mucus.
KESIMPULAN

Antitusif adalah obat yang digunakan


untuk mengurangi gejala batuk akibat
berbagai sebab termasuk infeksi virus
pada saluran nafas atas.
Ekspektoran ialah obat yang dapat
merangsang pengeluaran dahak dari
saluran napas (ekspetorasi).

Anda mungkin juga menyukai