TOKSIKOLOGI
ANTITUSIF DAN EKSPEKTORAN
Pernapasan bawah
• Pernapasan atas terdiri dari hidung,
tenggorokan, faring, dan laring
– Jenis infeksinya : batuk pilek, faringitis, sinusitis,
dan toksilitis
• Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara dari
atmosfer melalui saluran pernapasan atas dan
bawah menuju alveoli
• Respirasi
Respirasi adalah prose dimana terjadinya
pertukaran gas pada membran alveolar
kapiler.
ANTITUSIF
• Pengertian : Antitusif merupakan obat yang
digunakan untuk mengurangi gejala batuk
akibat berbagai sebab termasuk infeksi virus
pada saluran pernapasan atas.
• Cara kerja obat : Antitusif menghambat atau
menekan batuk dengan cara menekan pusat
batuk serta meningkatkan ambang rangsang
sehingga mengurangi iritasi.
Golongan Antitusif
Golongan Narkotika Golongan Non-Narkotika
Golongan Narkotika
• Antitusifnya mempunyai potensi untuk mendatangkan
adiksi/ketergantungan, dan mempunyai potensi untuk
disalah gunakan.
• Opiat dan derivatnya mempunyai bebrapa macam efek
farmakologik, sehingga digunakan sebagai anlgetik,
antitusif, dan seadatif.
• Contohnya : kodein dan morfin
• Manfaat lain narkotik yaitu dapat mengurangi Efek
pembersihan mukosilier dengan menghambat sekresi
kelenjar mukosa bronkus dan dan aktivitas silia
kodein
• Kodein atau Metilmorfin masih merupakan
antitusif dengan uji klinik terkontrol dalam
batuk eksperimen dan batuk patologik akut
dan kronis.
• Dosis antitusif biasa kodein memiliki efek
analgesic ringan dan sedative.
• Efek Analgetik Kodein ini dapat dimanfaatkan
untuk batuk yang disertai dengan nyeri dan
ansietas.
Indikasi Umum : untuk batuk iritatif
(batuk kering/non produktif) yang Codipront
disebabkan alergi.
Komposisi : Codeine 11.11 mg,
phenyltoloxamine 3.67 mg.
Dosis : Dewasa & anak >14 thn 3 sdm (15
ml), anak 6-14 thn 2 sdm (10 ml), 4-6 thn
1 sdm (5 ml), 2-4 thn 1/2 sdm (2,5 ml).
Semua dosis diberikan 2 x/hari (pagi &
sore hr).
Aturan Pakai : Diberikan bersama
makanan
Kemasan : Botol, 60 ml
Efek Samping : kantuk, Pusing, Sesak
napas, mual, Muntah, Berkeringat,
Sembelit.
Kontra Indikasi : Insufisiensi pernapasan, asma
akut, koma, hipertrofi prostat dg pembentukan urin
residu, glaukoma sudut sempit, ggn GI, hamil &
laktasi. Anak <2 thn.
Perhatian : Pasien dg depresi SSP, depresi
pernapasan, alkoholisme akut, penyakit paru akut,
gangguan konvulsi, disfungsi hati & ginjal, demam,
hipotiroid, peny Addison, kolitis ulseratif, hipertrofi
prostat, pasca op GI atau sal kemih, memperberat
konstipasi, pasien dg hipovolemia, lanjut usia. Dpt
tjd ketergantungan. Dpt mengganggu kemampuan
mengemudi atau menjalankan mesin.
Manufaktur : Kimia Farma
Golongan non-narkotik
• Antitusif non-narkotika merupakan antitusif
yang tidak mengandung adiksi dan potensinya
untuk disalah gunakan kecil sekali
• Contohnya :
DEKTROMETORF
DEKTROMETORFAN Dekstrometorfan adalah
derifat morfinan sintetik yang bekerja sentral
dengan meningkatkan ambang rangsang
reflex batuk secara sentral dan potensi
antitusifnya lebih kurang sama dengan
kodein.
- Dekstrometorfan tidak memiliki efek analgesik, efek
sedasi, efek pada saluran cerna dan tidak mendatangkan
adiksi atau ketergantungan.
- Dekstrometorfan efektif untuk mengontrol batuk
eksperimen maupun batuk patologik akut maupun kronis.
- Efek samping dan toksisitas : efek penekanan aktifitas silia
bronkhus hanya terjadi pada dosis tinggi. Toksisitas
rendah sekali.
- Dosis berlebihan menimbulkan pusing, diplopia, sakit
kepala, mual, dan muntah. Dalam dosis sangat besar di
temukan depresi pernafasan yang dapat menimbulkan
kematian.
Golongan: Obat bebas
Kemasan: Tablet, sirop, permen
pelega tenggorokan
Kandungan: Obat antitusif atau
penekan batuk
Dosis Dextromethorphan untuk
Dewasa
Dosis awal: 10 – 20 mg
diminum empat kali sehari,
atau 30 mg setiap 6-8 jam
sekali.
Dosis lanjutan: 60 mg setiap 12
jam sekali, maksimum
penggunaannya sehari adalah
120 mg.
• Dosis Dextromethorphan untuk Anak-anak
– Dosis awal
• Umur 4 – 6 tahun: 2,5 – 5 mg 4 jam sekali atau 7,5 mg 6 – 8
jam sekali. Maksimum penggunaan 30 mg per hari.
• Umur 6 – 12 tahun: 5 – 10 mg setiap 4 jam sekali atau 15 mg
setiap 6 – 8 jam sekali. Maksimum 60 mg per hari.
• Umur > 12 tahun: sama dengan dosis dewasa.
– Dosis lanjutan: 4 – 6 tahun: 15 mg setiap 12 jam sekali. Maksimum
30 mg per hari. 6 -12 tahun: 30 mg setiap 12 jam sekali.
Maksimum 60 mg perhari.
• Efek samping : Sakit kepala yang parah
• Gejala gangguan mental seperti kebingungan dan berhalusinasi,
kecemasan, perasaan gelisah, atau gugup
• Gejala gagal napas yang ditandai dengan napas yang lambat dan
dangkal.
Macam-macam antitusif
Gliseril guaiakolat
Ammonium klorida (GG, atau
Guaifenesin)
Bromheksin Ambroxol
Ammonium klorida