Anxiety :
▪ Kecemasan adalah perasaan takut, takut, dan gelisah.
▪ Gejala :
– berkeringat, merasa gelisah dan tegang, dan memiliki detak jantung yang cepat
▪ Merupakan reaksi normal terhadap stress seperti :
– merasa cemas saat menghadapi masalah sulit di tempat kerja,
– sebelum mengikuti ujian, atau
– sebelum membuat keputusan penting.
▪ Kecemasan dapat memberi dorongan energi atau membantu lebih fokus.
▪ Namun bagi penderita gangguan kecemasan, rasa takut itu tidak bersifat sementara
dan bisa membuat kewalahan
Anxiety Disorder :
▪ Gangguan kecemasan adalah kondisi dimana kecemasan yang tidak kunjung hilang dan
dapat memburuk seiring berjalannya waktu.
▪ Gejalanya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti performa kerja, tugas
sekolah, dan hubungan antar manusia
Berbagai jenis gangguan kecemasan dapat memiliki gejala yang berbeda tetapi dapat
merupakan kombinasi dari:
▪ Pikiran atau keyakinan cemas yang sulit dikendalikan → merasa gelisah dan tegang
yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Gejalanya menetap dan dapat
menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
▪ Gejala fisik, seperti detak jantung yang berdebar atau cepat, sakit dan nyeri yang
tidak dapat dijelaskan, pusing, dan sesak napas
▪ Perubahan perilaku, seperti menghindari aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan
ANTIANSIETAS
▪ Beberapa obat lain juga digunakan untuk antiansietas selain benzodiazepin seperti
beberapa antidepresan (escitalopram, sertraline, venlafaxine), pregabalin, buspirone dan
lainnya yang efek ketergantungannya minimal.
▪ Antiansietas yang terutama adalah golongan benzodiazepin
Benzodiazepin
USUAL
▪ The dosage of a benzodiazepine will vary depending on the patient and his or her history of sedative
use.
▪ Although similar in many ways, the choice of an agent is often based on its pharmacokinetic properties,
especially onset of action, half-life, and metabolic pathway.
▪ Oral dose equivalences of benzodiazepines
✓ Anti konvulsan :
– Contohnya : klonazepam dan klobazam, karena aksi antikonvulsan yang spesifik
digunakan pada penanganan epilepsi
✓ Insomnia :
– Digunakan untuk terapi jangka pendek dan menggunakan dosis efektif yang
terendah.
– Pilihan utamanya adalah zat short-acting yang resorpsi dan mulai kerjanya cepat,
antara 20 menit dan 1 jam. Contoh obatnya : estazolam, triazolam, & temazepam
– Obat untuk memperpanjang dan memperdalam masa tidur digunakan oksazepam
dan lorazepam → lebih lambat resorpsinya
✓ Status epilepticus :
– Diazepam dan lorazepam diberikan secara intra vena pada penanganan status
epilepticus.
– Penggunaan jangka panjang harus dicegah → berpotensi resiko ketergantungan
dan menimbulkan efek rebound.
Mekanisme kerja Benzodiazepin
▪ GABA atau asam gamma-aminobutirat adalah asam amino yang bertindak sebagai
neurotransmitter
▪ Sebagai neurotransmitter, GABA berperan dalam penyampaian sinyal antar sel saraf.
▪ GABA dikategorikan sebagai neurotransmitter inhibisi (penghambat) karena bekerja
dengan menghambat sinyal otak tertentu dan mengurangi aktivitas di sistem saraf.
▪ GABA banyak tersebar di dalam neuron korteks.
▪ Neurotransmiter ini dapat menempel pada protein yang disebut reseptor GABA.
▪ Aktivitas penempelan GABA tersebut akan memberikan efek menenangkan sehingga
membantu meredakan kondisi-kondisi berikut ini:
– Rasa cemas
– Stres
– Rasa takut
– Mencegah kejang
Mekanisme kerja Benzodiazepin
Zat long-acting
▪ Long acting benzodiazepin dirombak dengan jalan demetilasi dan hidroksilasi menjadi
metabolit aktif (sehingga memperpanjang waktu kerja) yang kemudian dirombak kembali
menjadi oksazepam yang akhirnya dikonjugasi menjadi glukuronida tak aktif.
▪ Zat ini mudah melarut dan diekskresikan lewat urin
▪ Contoh : klordiazepoksid, diazepam, nitrazepam, dan flurazepam
Zat short-acting :
▪ Short acting benzodiazepin di metabolisme tanpa menghasilkan zat aktif, sehingga
waktu kerjanya tidak diperpanjang.
▪ Obat-obatan ini layak digunakan sebagai obat tidur karena tidak terakumulasi pada
penggunaan berulang dan jarang menimbulkan efek sisa (hang-over)
▪ Contoh : oksazepam, lorazepam, temazepam
▪ Pada permulaan terapi dapat terjadi efek samping, tetapi biasanya hilang dengan
sendirinya setelah beberapa waktu.
▪ Efek samping yang sering terjadi adalah :
– Rasa kantuk
– Ataksia (gangguan koordinasi pergerakan otot volunter)
– Letih-lesu
– Reaksi psikis (pikiran kacau, daya reaksi diperlambat)
– Pusing
– Nyeri kepala
– Mulut kering
– Rasa pahit di mulut
– Gangguan lambung-usus
– Penglihatan berganda karena otot mata mengendur
Efek samping penting benzodiazepin lain berupa :
a. Hangover :
– Reaksi akibat sisa-sisa metabolit di dalam darah dengan kerja panjang
– Gejalanya adalah termangu-mangu dan berkurangnya daya konsentrasi, daya
reaksi, kewaspadaan serta koordinasi antara mata dan tangan.
b. Amnesia retrograde
– Hilangnya ingatan (sementara) pada hal-hal yang terjadi, berkurangnya fungsi
belajar dan daya memahami sesuatu
– Dapat timbul pada obat long-acting (diazepam & flunitrazepam), triazolam,
midazolam dan lorazepam
c. Gejala paradoksal
– Eksitasi, gelisah, marah-marah, mudah terangsang dan kejang-kejang
– Dapat timbul pada nitrazepam, dan flurazepam
d. Toleransi dan ketergantungan
– Toleransi untuk efek hipnotis sudah timbul setelah 1-2 minggu
– Toleransi untuk efek ansiolitiknya baru terjadi setelah beberapa bulan dan bersifat lebih
ringan
e. Sindrom abstinensi (gejala penarikan)
– Pada penggunaan benzodiazepin, produksi senyawa endogen dari zat-zat yang mirip
benzodiazepin yang biasanya menempati reseptor di otak akan tertekan.
– Bila penggunaannya dihentikan mendadak, maka produksi endogen tidak dapat memenuhi
dengan sekaligus kekurangan yang terjadi sampai tingkat semula.
– Pada derivat short-acting, kadar plasma menurun lebih cepat dibandingkan senyawa efek
panjang, yang metabolit aktifnya masih bersirkulasi selama 3-5 hari. Akibatnya adalah timbul
efek penarikan (withdrawal effects) 1-5 hari setelah penghentian obat, tergantung pada besar
nya dosis dan jangka waktu penggunaan.
– Inilah sebabnya gejala abstinensi lebih mudah timbul pada obat short-acting
Gejala abstinensi :
▪ Berupa keluhan yang mirip sebelum obat diberikan, tetapi bersifat lebih kuat,
misalnya sukar tidur dengan bermimpi buruk, perasaan takut, cemas dan ketegangan
hebat
▪ Disamping rebound insomnia dapat juga terjadi gejala somatik ringan misalnya
berkeringat, gemetar, dan jantung berdebar
▪ Karena efek inilah pasien cenderung meneruskan medikasi tanpa bisa menghentikan
nya sehingga timbul ketergantungan
▪ Ada beberapa indikasi bahwa gejala abstinensi bersifat lebih hebat pada triazolam,
midazolam, lorazepam, dan flunitrazepam
Antagonis Benzodiazepin
▪ Buspirone memiliki fungsi sebagai obat penenang dengan bertindak sebagai agonis
penuh pada reseptor 5-HT1a. Reseptor ini memiliki peran penting dalam mengatur
rasa cemas dan takut pada otak
▪ Mekanisme kerja buspirone tersebut dapat memengaruhi kadar senyawa tertentu,
terutama serotonin yang mungkin tidak seimbang dalam otak.
▪ Buspiron memperlihatkan farmakodinamik yang berbeda dengan benzodiazepin, yaitu
tidak memperlihatkan aktivitas GABA-ergik dan antikonvulsi, interaksi dengan obat
depresan SSP minimal.
▪ Buspirone digunakan sebagai pengobatan untuk gangguan kecemasan (ansietas dan
neurosis fobia).
▪ Obat ini juga digunakan sebagai pengobatan untuk gejala ansietas, seperti rasa takut,
tegang, mudah tersinggung, pusing, detak jantung berdebar kencang, dan gejala fisik
lainnya.
▪ Khasiat buspirone umumnya sebanding dengan golongan obat benzodiazepine,
seperti alprazolam, clorazepate, diazepam, dan lorazepam.
▪ Buspirone merupakan antiansietas efektif yang efek sedatifnya relatif ringan
▪ Resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga kecil
▪ Obat ini tidak efektif pada panic disorder
▪ Buspirone diketahui tidak memiliki efek ansiolitik secara langsung.
▪ Efek obat biasanya dapat terlihat setelah 2 - 4 pekan pengobatan (10 – 15 hari). Hal
ini disebabkan karena onset kerja obat yang tertunda sehingga cocok diberikan
sebagai terapi perawatan dan bukan antiansietas untuk penggunaan akut.
▪ Buspirone perlu digunakan berulang selama beberapa hari bahkan minggu untuk
menghasilkan efek antiansietas.
Efek samping Buspirone
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dengan komposisi buspirone hydrochloride atau
buspirone HCl 10 mg (Xiety)
Berikut dosisnya :
Anxiety disorder
✓ Dewasa dan lansia :
• Dosis awal: 5 mg diminum dua atau tiga kali sehari. Dosis secara bertahap dapat
ditingkatkan dengan peningkatan 5 mg pada interval 2-3 hari sampai efek
terapeutik optimal diperoleh
• Dosis pemeliharaan: 15 mg hingga 30 mg per hari diminum dosis terbagi.
• Dosis maksimal: 60 mg per hari.