Anda di halaman 1dari 4

FARMAKOLOGI DALAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUGAS FARMAKOLOGI

OLEH :
Nama : Made Dian Astiari
Nim : P07125020026
Kelas : IIB

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KESEHATAN GIGI
TAHUN 2021
A. Interaksi obat dengan obat
 Interaksi ini terjadi ketika Anda mengonsumsi dua obat atau lebih secara bersamaan. Semakin
banyak obat yang Anda konsumsi, maka kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar
pula. Interaksi obat dengan obat bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas obat atau munculnya
efek samping yang tak terduga. Misal, mengonsumsi warfarin bersama dengan flukonazol dapat
menyebabkan peningkatan pendarahan yang berpotensi bahaya. 

1. Obat-Obat Sulfa - Obat Antiseptic


 karena obat sulfa bekerja dalam suasana kemih basis, sedangkan dalam suasana air kemih asam,
(bila makan Hexamin), obat sulfa akan mengkristal.

2. Tablet Codein – Obat Minum Yang Juga Ada Codeinnya


 karena bila kandungan codein dari obat tersebut melebihi dosis, maka obat-obat tersebut tak
boleh diminum bersamaan.

3. Obat Norit – Brooklax


 Karena kedua-duanya berkihasiat berlawanan, yang satu menghentikan buang air besar, yang
lainnya menguras isi perut.

B. Interaksi obat dengan makanan


 Terkadang, seseorang perlu menelan pisang atau mengunyah kacang setelah minum obat.
Tujuannya untuk menghilangkan rasa pahit dari obat. Namun, makan makanan tertentu saat Anda
mengonsumsi obat-obatan tertentu ternyata dapat menyebabkan efek samping berbahaya atau
membuat obat-obatan Anda kurang efektif. Berikut beberapa jenis makanan yang tidak boleh
dikonsumsi bersamaan dengan obat.

1. Antibiotik dan Produk Susu


 Antibiotik dalam keluarga kuinolon, seperti Cipro dan Levaquin, berikatan dengan kalsium dan
zat besi, jadi hindari susu dan suplemen yang mengandung zat besi, ketika menggunakan obat-
obatan ini. Dengan menghalangi penyerapan obat-obatan, produk-produk ini dapat membuat
antibiotik tidak efektif, membuat infeksi Anda tidak terobati.

2. Pengencer Darah dan Selada


 Vitamin K, yang ditemukan dalam jumlah tinggi dalam makanan seperti kangkung, selada,
brokoli, dan buncis, bisa menjadi ancaman bagi mereka yang menggunakan warfarin pengencer
darah.  Fluktuasi kadar vitamin K Anda dapat menonaktifkan warfarin. Cobalah mengonsumsi
makanan yang mengandung vitamin K dalam jumlah yang konsisten setiap minggu, tetapi selalu
periksa dengan dokter.
3. Obat Tekanan Darah dan Licorice
 Licorice mengandung glycyrrhizian, yang meningkatkan tekanan darah. Mengkonsumsinya
dengan obat-obatan yang dimaksudkan untuk menurunkan tekanan darah dapat mengurangi
efektivitas obat-obatan dan membuat tekanan darah yang sangat tinggi. Makanan lain yang
mungkin mengganggu, orang yang menggunakan inhibitor ACE mungkin mempertimbangkan
pengganti garam untuk mengurangi asupan natrium mereka. Dipasangkan dengan efek
peningkatan kalium inhibitor ACE, Anda dapat memiliki tingkat mineral yang terlalu tinggi, yang
mungkin bahkan dapat menyebabkan serangan jantung.

4. Statin dan Jus jeruk bali merah (grapefruit)


 Jus jeruk bali merah dapat menghambat sistem enzim yang digunakan tubuh Anda untuk
memetabolisme obat penurun kolesterol ini, yang berarti mereka mungkin tidak bekerja dengan
baik.  Penting untuk menghindari jus, tidak hanya pada saat Anda minum obat.

5. Inhibitor MAO dan Keju tua


 Kelas antidepresan ini memblokir enzim kunci yang membantu memecah tyramine, asam amino
yang ditemukan dalam keju tua serta pisang yang sangat matang, bir, alpukat, daging curing dan
bayam. Tyramine dapat meningkatkan tekanan darah jika tidak rusak, jadi ketika orang yang
menggunakan inhibitor MAO mengkonsumsi makanan ini, mereka dapat mengalami peningkatan
tekanan darah yang berpotensi fatal yang dapat menyebabkan nyeri dada yang parah, kekakuan,
dan berkeringat.

C. Waktu paruh obat


 Waktu paruh suatu obat menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk suatu level aktifitas obat
menjadi separuh dari level aslinya atau level yang dikehendaki. Batasan tersebut bisa juga
digunakan untuk menggambarkan waktu yang dibutuhkan bagi tubuh untuk mengeliminasi
dengan metabolism atau eksresi atau keduanya, separuh dari dosis suatu obat yang diberikan.

1. Asetaminofen ( TYLENOL, McNEIL)


 Paruh waktu (2 jam)

2. Amoksisillin (POLYMOX, BRISTOL)


 Paruh waktu (1 jam)

3. Cimetidin (TAGAMET, SMITH, KLINE, FRENCH)


 Paruh waktu (2 jam)

4. Ibuprofen ( MOTRIN, UPJOHN)


 Paruh waktu (1,8-2jam)

5. Indometasin ( INDOCIN, MERCK, SHARP & DOHME)


 Paruh waktu (4,5 jam)

Anda mungkin juga menyukai