Anda di halaman 1dari 3

INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN DAN

ALKOHOL

Disusun Oleh :

Putri Thiya Nuraini

NIM : 20170511064052

PROGRAM STUDI FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2020
INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN
1. Antibiotik(Siprofloksasin, Tetrasiklin, Azitromisin) tidak boleh diminum bersama
susu maupun produk susu karena menyebabkan terbentuknya senyawa khealat yang
membuat Antibiotik sulit diserap dalam tubuh sehingga dapat terjadi gagal terapi.
2. Reaksi antara zat besi (misalnya dalam daging / bayam) dengan Antibiotik golongan
Fluorokuinolon akan menurunkan kinerja Antibiotik.
3. Meminum kopi bersamaan dengan obat pemacu Susunan Syaraf Pusat misalnya
Metilfenidat akan meningkatkan denyut jantung, menimbulkan rasa cemas dan
gangguan tidur.
4. Konsumsi obat lambung Antasida bersamaan dengan makanan yang mengandung
vitamin A dan B akan menurunkan penyerapan vitamin.
5. Kandungan zat tanin dalam teh akan menghambat penyerapan obat yang mengandung
zat besi maupun senyawa aktif lainnya.
6. Kandungan zat tanin dalam teh akan menghambat penyerapan obat yang mengandung
zat besi maupun senyawa aktif lainnya.
7. Konsumsi bawang dan makanan bervitamin E bersamaan dengan obat Warfarin dapat
menimbulkan efek pengenceran darah yang berlebihan.
8. Makanan atau minuman yang mengandung tiramin seperti alkohol, keju dan daging
olahan tidak boleh dikonsumsi bersama-sama dengan obat antidepresan, karena dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9. Jeruk bali merah dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Salah satunya adalah
dengan statin (obat penurun kolesterol). Jeruk bali merah dapat meningkatkan jumlah
obat statin dalam darah, sehingga dapat menyebabkan efek samping yang lebih besar.
Jeruk bali merah juga dapat berinteraksi dengan obat golongan calcium
channel blockers (obat untuk tekanan darah tinggi), seperti felodipine, nicardipine,
nisoldipine, amlodipine, diltiazem, dan nifedipine. Jeruk ini dapat mengganggu
pemecahan obat-obat tersebut, sehingga malah dapat menyebabkan tekanan darah
menjadi lebih tinggi.
Beberapa jenis obat lain juga dapat berinteraksi dengan jeruk bali merah ini.
Di antaranya adalah antihistamin, obat pengganti tiroid, obat kontrasepsi, obat
penghambat asam lambung, dan obat penekan batuk dekstrometorfan. Anda
disarankan untuk menghindari jeruk bali merah saat mengonsumsi obat-obatan ini.
10. Warfarin adalah obat pengencer darah yang dapat membantu mencegah pembekuan
darah. Obat ini bekerja dengan cara mengganggu vitamin K-faktor pembekuan darah
dependen. Sehingga, mengonsumsi sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi
dapat menurunkan kinerja obat warfarin ini.
11. Makanan atau minuman yang mengandung tiramin seperti alkohol, keju dan daging
olahan tidak boleh di konsumsi bersama-sama dengan obat antidepresan, karena dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
12. Beberapa sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi adalah bayam, kale, sawi,
brokoli, asparagus, lobak hijau, dan kol brussel. Namun, bukan berarti Anda harus
benar-benar menghindari sayuran ini. Justru, Anda harus secara konsisten
mengonsumsi sayuran ini sesuai kebiasaan makan Anda sehari-hari. Pengurangan atau
peningkatan asupan sayuran hijau ini secara tiba-tiba di luar kebiasaan makan Anda
malah dapat menyebabkan masalah.
13. Cokelat dengan monoamine oxidase inhibitor (MAOI)
MAOI adalah obat untuk mengobati depresi dan penyakit Parkinson. Obat ini
bekerja dengan cara menghambat pemecahan asam amino tyramine dalam darah.
Karena asam amino tyramine yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Sehingga, mengonsumsi makanan yang mengandung
kadar tyramine tinggi, seperti cokelat, dapat mengganggu kerja obat ini. Selain
cokelat, makanan lain yang tinggi tyramine adalah daging fermentasi, seperti
pepperoni, sosis, dan ham.

INTERAKSI OBAT DENGAN ALKOHOL


1. Makanan atau minuman yang mengandung tiramin seperti alkohol, keju dan daging
olahan tidak boleh di konsumsi bersama-sama dengan obat antidepresan, karena dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
2. Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dengan alkohol dapat meningkatkan resiko
gangguan ginjal.
3. Analgesik apioid dengan alkohol dapat meningkatkan efek depresi sistem saraf pusat
(SSP) dan analgesik opioid, sehingga dapat mengganggu kerja otak saat mengambil
keputusan, berpikir, serta kemampuan psikomotorik.

Anda mungkin juga menyukai