Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesaisampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas
(puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsungselama kira-kira enam minggu. Wanita yang melalui periode
puerperium disebut puerpura. Puerperium (nifas) berlangsung selama enam
minggu/42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal.
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas
adalahmemberikan asuhan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan
pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat
persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya.
Dalam proses penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan
kompetensi, ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan
setiap ibu dankeluarga.
Oleh karena itu perlu adanya Teknologi Tepat Guna (TTG)
kesehatanyang dapat membantu bidan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan ibu dan bayinya.
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain
denganmempertimbangkan aspek lingkungan, etik budaya, sosial, dan ekonomi
bagi komunitas. Ciri-ciri teknologi adalah (1) mudah diterapkan (2) mudah
dimodifikasi (3) untuk kegiatan skala kecil (4) padat karya (5) sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat (6) bersumber dari nilai tradisional
(7)adaptif terhadap perubahan lingkungan. Adanya Teknologi Tepat Guna
Kesehatan diharapkan dapat menjembatani bidan dengan ibu dan keluarganya
dalam meningkatkan dan memenuhi kebutuhan akan hidup sehat. Maka, perlu
kiranya melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna, khususnya bidang

1
kesehatan yang berkembang di masyarakat dan melihat sejauh mana teknologi
tersebut berhasil mewujudkan kondisi ibu dan bayi yang sehat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi terapan dalam masa nifas?
2. Apa saja obat obat yang diberikan pada masa nifas?
3. Apa saja alat-alat yang membantu dalam pelayanan nifas?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas adalah,
adapunn tujuan penulisan masalah ini adalah untuk mengetahui teknologi
terapan dalam pelayanan nifas.

2
BAB II
PEMBAHASAHAN

A. Pengertian Teknologi Terapan dalam Masa Nifas


Pengertian Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran
bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu. (Saleha, 2009).
Tahapan Dalam Masa Nifas Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post
partum/puerperium) adalah: Puerperium dini yaitu masa kepulihan, yakni
saat-saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Puerperium
intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-
kira antara 6-8 minggu. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau
persalinan mempunyai komplikasi.
Teknologi terapan adalah teknologi yang fungsinya untuk
menjembatani teknologi teknologi hasil riset yang telah dibuat oleh para
peneliti sehingga bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

B. Obat Pada Masa Nifas


1. Vitamin A

Vitamin A merupakan suplementasi yang diberikan pada ibu


menyusui selama masa nifas yang memiliki manfaat penting bagi ibu dan
bayi yang disusuinya. Vitamin A berfungsi dalam sistem penglihatan, fungsi

3
pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi. Pemberian kapsul vitamin A
bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI,
sehingga pemberian kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas
sangatlah penting

Manfaat Vitamin A

1) Meningkatkan daya kesehatan ibu terhadap penyakit dan infeksi seperti


campak dan diare.
2) Membantu proses penglihatan dan adaptasi dari tempat yang terang ke
tempat yang gelap.
3) Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir mata
4) Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga kelerjer
tidak memproduksi cairan yang menyebabkan terjadinya kekeringan
pada mata di sebut xerosis konjungtiva
5) Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi
bercak bitot (bitots sport) bahkan kebutuhan.
6) Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI)
7) Kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan.

Ada pun sumber vitamin A :


1) Bahan makanan hewani seperti hati, kuning telur, ikan, daging, ayam
dan bebek.
2) Buah- buahan yang berwarna kuning, dan jingga seperti: pepaya,
mangga masak, alpokat, jambu biji merah, pisang.
3) Sayuran yang berwarna hijau tua dan berwarna jingga seperti: bayam,
daun singkong, kangkung, daun katuk, daun mangkokan, daun kelor,
daun bluntas, kecipir, labu kuning, daun ubi jalar, tomat, wartel.
4) Bahan makanan yang difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin A
seperti:margarine,
5) susu, dan beberapa mie instant.(Depkes RI 2009)
Akibat Kelebihan Vitamin A
Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakai vitamin A
sebagai suplemen dalam tekanan tinggi yang berlebihan gejala pada orang

4
dewasa antara lain: sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit
mengering, tidak ada nafsu makan

Akibat Kekurangan Vitamin A


Akibat kekurangan vitamin A bagi ibu nifas akan mendampak pada
bayinya dapat menyebabkan berbagai penykit infeksi jika terserang diare,
maka penyakit tersebut semakin parah, menghambat kemampuan tubuh
untuk menyerap zat zat gizi, mengakibatkan gangguan mata.

Waktu Pemberian Vitamin A pada Masa Nifas


Waktu pemberian vitamin A pada masa nifas untuk pemberian yang
pertama diberikan segera setelah melahirkan, sedangkan pemberian kedua
jarak 24 jam setelah yang pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.
Ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A karena:

1) Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.


2) kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan
peningkatan daya tahan tubuh.
3) Pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu nifas
hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI
selama 60 hari
4) Pemberian 2 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah di harapkan
dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6
bulan.

Penatalaksanaan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas

1) Bersamaan dengan pemberian imunisasi hepatitis B kepada bayi umur 0


7 hari pada kunjungan neonatal (KN1)
2) Apabila kapsul vitamin A tidak diberikan pada KN1, maka dapat
diberikan pada kunjungan KN2 (8 28 hari)
3) Sweeping dalam bentuk kunjungan rumah
Sweeping adalah suatu upaya untuk menjaring ibu nifas dalam
meningkatkan pemberian kapsul vitamin A. Hal ini di lakukan bila
masih terdapat ibu nifas yang belum mendapatkan kapsul vitamin A

5
pada hari pemberian yang telah di tentukan dalam bentuk kunjungan
rumah.Untuk menghindari duplikasi pemberian kapsul vitamin A oleh
petugas kepada ibu nifas, setiap petugas yang akan memberikan kapsul
harus memberitahukan dan menanyakan kepada ibu nifas tentang
pemberian kapsul vitamin A
Ibu dapat memperoleh kapsul vitamin A di: Posyandu, Polindes
Bidan Desa), Puskesma Pembantu, Puskesmas, Praktek Swasta(Bidan,
Rumah Bersalin, Klinik Bersalin dll), kelompok KIA.

2. Tablet Fe

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel


darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai
komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen
ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan
jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem
pertahanan tubuh.

Tujuan dari Pemberian Tablet FE

Untuk meningkatkan sirkulasi darah dan serta menambah sel darah


merah (HB) untuk daya angkut O2 mencukupi kebutuhan. Serta untuk
mencegah terjadinya anemia pasca persalinan.

Manfaat Pemberian Tablet FE

Sebagai suplemen merupakan upaya untuk meningkatkan kadar


besi (Fe) dalam jangka waktu singkat, hal ini dilakukan untuk mencegah

6
terjadinya defisiensi Fe pada rutama ibu hamil yang diakibatkan karena
kurangnya zat besi yang diabsorbsi tubuh melalui makanan yang
mengandung besi. Karena pada masa nifas kebutuhan Fe meningkat pada
saat melahirkan perlu tambahan Fe 300 350 Mg, akibatnya kehilangan
darah

Akibat Kekurangan Zat Besi


Dapat terjadi perdarahan akibat cacingan atau luka dan akibat
penyakit penyakit yang mengganggu absorpsi Kekurangan besi pada
umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu
makan, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka,
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada ibu nifas kekurangan zat
besi dapat menimbulkan anemia

Akibat Kelebihan Zat Besi


Kelebihan zat besi jarang terjadi karena makanan dapat disebabkan
oleh suplemen besi, gejalanya: rasa enek, muntah, diare, denyut jantung
meningkat, sakit kepala, mengigau dan pingsan.
Dosis
Dosis minum tablet FE pada ibu post partum sehari 1 tablet ( 60
mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) selama masa nifas ( 40 hari ).
Tablet besi baik dikonsumsi jika bersamaan dengan vitamin C untuk
membantu penyerapan dari zat besi ini dan di minum pada malam hari
sebelum tidur. Tablet besi sebaiknya tidak dikonsumsi dengan teh atau
kopi karena dapat menghambat penyerapannya

Efek Samping
Tablet besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri
lambung, muntah, kadang diare dan sulit buang air besar atau sembelit.
Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan untuk minum tablet besi atau
sirup besi pada malam hari setelah makan sebelum tidur. Setelah minum
tablet besi atau sirup zat besi biasanya kotoran (feses) berwarna
kehitaman. Hal ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu
dikhawatirkan.

7
Tablet FE disimpan di tempat tertutup dan kering, jangan terkena
sinar matahari secara langsung atau dekat dengan sumber panas dan
setelah bungkus di buka ditutup kembali

C. Obat Tradisional Pada Masa Nifas


Obat tradisional ini (baik berupa jamu maupun tanaman obat) masih
banyak digunakan oleh masyarakat, terutama dari kalangan menengah
kebawah dalam upaya pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatatn kesehatan
(promotatif), bahkan dari masa ke masa obat tradisional mengalami
perkembangan yang terus meningkat, terlebih dengan munculnya isu kembali
kealam (back to nature)
Sebenarnya sudah sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal
dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya
menanggulangi berbagai masalah kesehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan
formal dengan obat-obatan modern menyentuh masyarakat, selain lebih
ekonomis efek samping ramuan herbal sangat kecil. Karena itu pengguna obat
herbal alami dengan formulasi yang tepat sangat penting dan tentunya lebih
efektif.

1. Daun Sirih

Luka/robekan perineum adalah luka pada daerah perineum yang


disebabkan oleh tindakan episiotomi. Dapat juga terjadi secara alami pada
saat proses persalinan. Pada persalinan normal, dengan ruptur perineum

8
dapat terjadi infeksi perineum karena kebersihan perineum yang kurang
terjaga. Gejalanya cukup mudah untuk dilihat,yaitu berupa rasa panas dan
perih pada tempat yang terinfeksi, perih saat buang air kecil, demam dan
keluar cairan seperti keputihan yang berbau. Hal ini dapat dicegah dengan
merawat luka menggunakan bathseat, yakni berjongkok atau duduk,
kemudian membasuh bekas luka dengan cairan antiseptik.
5 Faktor yang memengaruhi perawatan luka perineum adalah
faktor eksternal (lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi,
penanganan petugas, kondisi ibu dan gizi) dan faktor internal (usia,
penanganan jaringan, hemoragi, hipovolemia, faktor lokal edema, defisit
nutrisi, personal higiene, defisit oksigen, medikasi dan aktivitas berlebih).
Daun sirih (Piper betle L.) secara umum telah dikenal masyarakat
sebagai bahan obat tradisional. Seperti halnya dengan antibiotika, daun
sirih juga mempunyai daya antibakteri. Kemampuan tersebut karena
adanya berbagai zat yang terkandung didalamnya. Daun sirih dapat
digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2% minyak atsiri
yang sebagian besar terdiri dari betephenol yang merupakan isomer
Euganol allypyrocatechine, Cineol methil euganol, Caryophyllen
(siskuiterpen), kavikol, kavibekol, estragol dan terpinen.
Sepertiga dari minyak atsiri terdiri dari fenol dan sebagian besar
adalah kavikol yang memberikan bau khas daun sirih dan memiliki daya
pembunuh bakteri lima kali lipat dari fenol biasa (Moeljanto, 2003 dalam
Celly, 2010). Daun sirih mengandung saponin yang memacu pembentukan
kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan
luka
Chavicol adalah salah satu komponen yang terkandung dalam daun
sirih yang dapat berfungsi sebagai antiseptik. Kandungan daun sirih hijau
adalah minyak atsiri yang mengandung antara lain chavicol dan
chavibetol, yaitu senyawa yang mempunyai khasiat antiseptik. Khasiat
antiseptik itu diduga erat berkaitan dengan pemakaiannya sebagai
penghambat pertumbuhan bakteri pada luka (Arifin, 2008 dalam Celly,
2010

9
Cara kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan
cara mendenaturasi protein sel. Dengan terdenaturasinya protein sel, maka
semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim yang merupakan
suatu protein.
Studi yang dilakukan oleh Susilo Damarini dkk (2013) pada
kelompok intervensi rata-rata lama penyembuhan rata-rata 3,37 hari. Pada
kelompok kontrol rata-rata lama penyembuhan 5,43 hari. Kondisi
kesehatan responden seluruhnya adalah baik. Pada variabel pemberian
antibiotik, kelompok intervensi dan kontrol adalah setara hal ini
ditunjukkan dengan nilai p = 0,198 (a > 0,05). Rata-rata hari perawatan
luka perineum menggunakan sirih merah lebih rendah dibandingkan rata-
rata hari perawatan luka perineum menggunakan obat antiseptik.1
Hasil penelitian oleh Ari Kurniarum (2015) antara responden yang
menggunakan daun sirih dan tidak menggunakan daun sirih terlihat
perbedaan yang nyata, dimana dari 30 responden yang menggunakan daun
sirih setelah 7 hari post partum, terdapat 22 responden (73,3%) yang luka
perineumnya kering dan 8 responden (26,7%) yang masih basah
sedangkan pada 30 responden yang tidak menggunakan daun sirih, setelah
7 hari post partum sebanyak 18 responden (60%) luka perineum masih
basah dan 12 responden (40%) luka perineum kering. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa kesembuhan luka perineum pada
responden yang menggunakan daun sirih cenderung lebih cepat
dibandingkan responden yang tidak menggunakan daun sirih, hal ini
dikarenakan kandungan kimia dari daun sirih yang dapat mempercepat
proses penyembuhan luka. Hasil penelitian ini didukung oleh Nurita
(2012), bahwa daun sirih terbukti efektif secara bermakna signifikan untuk
mempercepat pemulihan luka perineum (episiotomi) setelah melahirkan.
Hasil ini didukung juga dengan penelitian Celly (2010), bahwa ada
pengaruh Penggunaan Daun Sirih Terhadap Percepatan Luka Perineum
Ibu Nifas di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto, Kabupaten
Jombang, Tahun 2010. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Valentine (2013), bahwa ada Hubungan Perawatan Genetalia pada Luka

10
Perineum dengan Kejadian Infeksi di Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesembuhan
luka perineum pada responden yang menggunakan daun sirih cenderung
lebih cepat dibandingkan responden yang tidak menggunakan daun sirih,
hal ini dikarenakan kandungan kimia dari daun sirih yang dapat
mempercepat proses penyembuhan luka.

2. Daun Katuk

Katuk (Sauropus androginus (L) Merr.) memiliki nama daerah


beragam, antara lain memata, mata-mata, cekop manis, simani (
Sumatera), katu, babing, katukan (Jawa), dan karekur (Madura). Jenis
sayur ini enak bila ditumis atau disayur bening. Daun dan akarnya
mengandung saponin, falvonoida, dan tanin yang baik untuk kesehatan.
Tanaman ini merupakan sejenis tanaman perdu yang tumbuh
menahun. Sosoknya ramping sehingga sering ditanam sebagai tanaman
pagar. Dan bercabang jarang. Batangnya berwarna hijau saat masih muda
dan menjadi kelabu keputihan saat sudah tua. Daun katuk merupakan daun
majemuk genap. Bunganya berbentuk unik dengan kelopak yang keras
berwarna putih semu kemerahan. Buahnya berbentuk bulat, berukuran
kecil kecil seperti kancing, dan berwarna putih. Katuk banyak tumbuh di
dataran rendah hingga ketinggian 1.200 m dpl dan menyukai tempat

11
terbuka atau sedikit terlindung. Penanamannya dapat dilakukan di ladang
atau pekarangan sebagai pagar hidup pada tanah yang berstruktur ringan.
Daun Katuk mengandung polifenol dan steroid yang berperan
dalam reflex prolaktin atau merangsang alveoli untuk memproduksi ASI,
serta merangsang hormon oksitosin untuk memacu pengeluaran dan
pengaliran ASI. Daun katuk juga mengandung beberapa senyawa alifatik.
Khasiat daun katuk sebagai peningkat produksi ASI, berasal dari efek
hormonal senyawa sterol yang bersifat estrogenik. Daun katuk juga
mengandung beberapa senyawa alifatik. Khasiat daun katuk sebagai
peningkat produksi ASI, diduga berasal dari efek hormonal senyawa kimia
sterol yang bersifat estrogenik.
Kini daun katuk dapat dikonsumsi dengan mudah. Daun katuk
dibuat dalam bentuk kapsul siap minum yang mengandung 100% ekstrak
daun hijau yang diproses secara alami dan higienis tanpa tambahan bahan
apapun tetap menjaga khasiat daun katuk. Tanpa efek samping apapun
sehingga kapsul daun katuk aman dikonsumsi untuk ibu dalam masa
menyusui dan penyembuhan beberapa penyakit.

3. Temulawak

Tanaman temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh


merumpun dengan batang semu dan tingginya dapat mencapai 2-2,5 meter
(Mahendra 2005). Tiap rumpun tanaman ini terdiri atas beberapa anakan
dan tiap anakan memiliki 2-9 helai daun. Daun tanaman temulawak

12
bentuknya panjang dan agak lebar, berwarna hijau tua dengan garis-garis
coklat (Mangan 2008). Panjang daun sekitar 5055 cm dan lebar 18 cm
(Rukmana 1995). Bunga temulawak biasanya muncul dari batang semunya
setelah tanaman cukup dewasa. Bunga berukuran pendek dan lebar,
berwarna putih kekuningan bercampur merah. Temulawak menghasilkan
rimpang temulawak (umbi akar) yang bentuknya bulat seperti telur (silinder
dengan pusatnya berwarna kuning tua dan kulitnya berwarna kuning
muda). Jika rimpang dibelah akan beraroma khas dan jika dimakan akan
terasa pahit (Mangan 2008). Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat
adalah umbi akar atau rimpangnya.
Komposisi kandungan kimia pada rimpang temulawak dan khasiat
untuk kesehatan salah satunya untuk memperlancar ASI. Kandungan
kamfer pada temulawak berkhasiat untuk meningkatkan produksi ASI dan
nafsu makan

D. Penggunaan Teknologi Tepat Guna Dalam Pelayanan Nifas


1. Scort Menyusui
Scort menyusui merupakan perlengkapan ibu menyusui berupa kain
celemek yang didesain untuk menutupi ibu dan bayi pada saat menyusui
maupun saat memerah ASI.
Fungsi scort menyusui:
1) Bayi bisa tetap menyusu pada payudara
2) Bayi belajar menyusu dengan menyusu langsung ke payudara
3) Ibu belajar menyusui dengan menyusui langsung dari payudara
4) Bayi terus menyusu dan terus mendapatkan ASI dari payudara dan
sehingga bisa membantu meningkatkan produksi ASI ibu
5) Berguna untuk ibu menyusui ketika berada di luar ruangan atau tempat
umum

13
2. Breast Pump

Breastpump atau Pompa ASI adalah alat bantu yang digunakan


ketika bayi tidak bisa menyusu langsung ke Ibu karena berbagai alasan.

Berikut beberapa fungsi breast pump:

1) Untuk memerah ASI.


2) Untuk menstimulasi peningkatan jumlah produksi ASI bagi ibu yang
memiliki jumlah produksi ASI sedikit.
3) Untuk menghilangkan rasa sakit pada payudara yang terasa penuh
dengan mengosongkannya. Hal ini terjadi bila si bayi belum mau
menyusui. Ataupun bayi mempunyai masalah saat menyusui, misalnya
bayi susah menempel (latch) pada payudara. Ibu dapat memerah,
menyimpan ASI dalam botol lalu memberikannya ASI bayi.
4) Untuk menjaga produksi ASI. Contohnya Ibu harus meminum obat-
obatan dari dokter. Karena khawatir akan mempengaruhi ASI Ibu tidak

14
memberikannya tetapi ibu dapat memerah dan membuangnya ( pump
and dump) hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan produksi ASI
(dengan tetap memompanya) sehingga bila pengobatan selesai, ibu dapat
melanjutkan pemberian ASI tanpa menemui masalah produksi ASI yang
berkurang.
5) Untuk membantu menormalkan bentuk putting.

Kelebihan Breast Pump


1) Menggunakan pompa manual maupun elektrik bisa menghemat tenaga
2) Bisa melakukan aktivitas lain sembari memerah ASI
3) Dapat memompa ASI sambil menyusui bayi sekaligus
4) Mudah dan hemat waktu
5) Menstimulasi payudara untuk menghasilkan ASI yang melimpah

Kekurangan Breast Pump


1) Kurang nyaman, bahkan beberapa ibu merasa sakit di masa awal
menggunakan pompa ASI. Anda harus perhatikan dengan cermat
instruksi penggunaan pompa ASI sehingga bisa menempatkan payudara
dengan tepat, agar tidak sakit saat dipompa. Pompa manual yang
menggunakan tekanan negatif tidak dianjurkan, karena dapat merusak
saluran ASI.
2) Kurang efektif dalam mengosongkan payudara. Saat ASI tinggal sedikit
biasanya ASI tidak bisa keluar bila dipompa dengan alat, namun bila
diperah secara manual sebenarnya masih ada ASI yang keluar.
3) Jadi ketergantungan dengan alat, sehingga bila pompa tertinggal, baterai
habis atau tidak ada tenaga listrik, ibu tidak bisa lagi memerah ASI.
Belum lagi ada banyak alat yang harus dibawa, selain wadah
penampung ASI, membersihkan pompa dll.

Cara Menggunakan Breast Pump

2) Pastikan breast pump dalam keadaan steril. Caranya, cukup dengan


merendam breast pump dalam air panas atau hangat selama 10 menit

15
sebelum digunakan. Selain itu, basuh tangan ibu hingga bersih ketika
menggunakan breast pump.
3) Kemudian, buatlah posisi ibu duduk dengan nyaman, lalu arahkan tubuh
agak condong ke depan. Untuk menstimulasi aliran ASI dalam
payudara, urutlah payudara ibu ketika menggunakan breast pump.
4) Pasang corong atau pompa tepat pada puting payudara. Lakukan
pemompaan dengan perlahan dan teratur.
5) Ibu dapat memompa ASI sebanyak dua kali sehari, atau tergantung dari
kebutuhan
6) ASI pada setiap bayi. Waktu yang dibutuhkan untuk memompa ASI
menggunakan teknik manual sebanyak 45 menit, namun dengan
menggunakan breast pump biasanya hanya membutuhkan waktu 15
menit

Breast Pump terbagi menjadi 2 kategori yaitu manual dan elektrik.:

1) Breast Pump Manual

Sebuah pump payudara yang perlu menggunakan tangan untuk


memompa. Refleks yang berperan dalam memerah ASI secara manual
ini adalah let- down refleks. Let- down refleks sama dengan rangsangan
yang terjadi jika puting dihisap oleh bayi, dan dapat keluar dengan
sendirinya meskipun tidak disusui/ketika diperah. Pompa payudara
manual adalah pilihan yang biasa bagi ibu menyusui yang berkerja.

2) Breast Pump Elektrik

Sebuah pump payudara yang perlu menggunakan elektrik/tenaga


listrik untuk memompa payudara, dibuat dengan bentuk yang praktik
sehingga mudah digunakan terutama pada ibu yang berkerja.

16
Breastpump Manual

Medela Medela Base Pigeon Tommee Tippee Ardo


Harmony Premium Amaryll

Ardo Avent Natural Spectra Menny Avent Manual DrBrowns


Amaryll with Bottle Standard
Start

Ameda
Little Giant Natur Chicco
UniMOM OneHand
Manual
Mezzo ManualBP

Breastpump Elektrik

Medela Mini Medela Swing Medela Swing Medela Pigeon


Electric Maxi Freestyle Silent
Electric

17
LG Mini
Little Giant
Avent Natural Avent Natural Spectra DEW Rechargable
Mini Electric
Double Single 350

Tommee
Tippeee
Unimom Forte Ardo Calypso Unimom Ameda
CTN
Alegro Lactaline

Spectra S9 Spectra S1
Rechargeable
Spectra M1 Spectra S2 Spectra 9S

.
3. Cold Pack U Perineum

Cold pack U perineum Cold pack adalah gel beku yang digunakan
fisioterapi untuk merawat daerah yang nyeri dan peradangan. Cold pack
diletakkan langsung pada daerah yang membutuhkan perawatan. Efek
dingin dari cold pack disalurkan ke kulit, otot dan jaringan tubuh pasien
sehingga mempunyai beberapa manfaat. Suhu yang dingin menyebabkan
vasokonstriksi/penyempitan pembuluh darah vena pada area tersebut

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Nifas Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan
kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih
6 minggu.
Obat yang digunakan pada masa nifas contohnya: tablet Fe dan
Vitamin A. Sedangkan, penggunaan teknologi tepat guna dalam pelayanan
nifas yaitu: scort menyusui, breast pump, cold pack u perineum.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:


Mitra Cendikia

Depkes RI. 2007. Pedoman pemberian tablet besi-folat dan sirup besi bagi
petugas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarakat

Almatsier, Sunnita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Kurniarum A, Kurniawati. 2015. Keefektifan Penyembuhan Luka


Perineum pada Ibu Nifas Menggunakan Daun Sirih Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan Vol.4 NO.2: 162-167: Interest.

20

Anda mungkin juga menyukai