PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesaisampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas
(puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsungselama kira-kira enam minggu. Wanita yang melalui periode
puerperium disebut puerpura. Puerperium (nifas) berlangsung selama enam
minggu/42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal.
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas
adalahmemberikan asuhan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan
pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat
persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya.
Dalam proses penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan
kompetensi, ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan
setiap ibu dankeluarga.
Oleh karena itu perlu adanya Teknologi Tepat Guna (TTG)
kesehatanyang dapat membantu bidan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan ibu dan bayinya.
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain
denganmempertimbangkan aspek lingkungan, etik budaya, sosial, dan ekonomi
bagi komunitas. Ciri-ciri teknologi adalah (1) mudah diterapkan (2) mudah
dimodifikasi (3) untuk kegiatan skala kecil (4) padat karya (5) sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat (6) bersumber dari nilai tradisional
(7)adaptif terhadap perubahan lingkungan. Adanya Teknologi Tepat Guna
Kesehatan diharapkan dapat menjembatani bidan dengan ibu dan keluarganya
dalam meningkatkan dan memenuhi kebutuhan akan hidup sehat. Maka, perlu
kiranya melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna, khususnya bidang
1
kesehatan yang berkembang di masyarakat dan melihat sejauh mana teknologi
tersebut berhasil mewujudkan kondisi ibu dan bayi yang sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknologi terapan dalam masa nifas?
2. Apa saja obat obat yang diberikan pada masa nifas?
3. Apa saja alat-alat yang membantu dalam pelayanan nifas?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas adalah,
adapunn tujuan penulisan masalah ini adalah untuk mengetahui teknologi
terapan dalam pelayanan nifas.
2
BAB II
PEMBAHASAHAN
3
pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi. Pemberian kapsul vitamin A
bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI,
sehingga pemberian kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas
sangatlah penting
Manfaat Vitamin A
4
dewasa antara lain: sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit
mengering, tidak ada nafsu makan
5
pada hari pemberian yang telah di tentukan dalam bentuk kunjungan
rumah.Untuk menghindari duplikasi pemberian kapsul vitamin A oleh
petugas kepada ibu nifas, setiap petugas yang akan memberikan kapsul
harus memberitahukan dan menanyakan kepada ibu nifas tentang
pemberian kapsul vitamin A
Ibu dapat memperoleh kapsul vitamin A di: Posyandu, Polindes
Bidan Desa), Puskesma Pembantu, Puskesmas, Praktek Swasta(Bidan,
Rumah Bersalin, Klinik Bersalin dll), kelompok KIA.
2. Tablet Fe
6
terjadinya defisiensi Fe pada rutama ibu hamil yang diakibatkan karena
kurangnya zat besi yang diabsorbsi tubuh melalui makanan yang
mengandung besi. Karena pada masa nifas kebutuhan Fe meningkat pada
saat melahirkan perlu tambahan Fe 300 350 Mg, akibatnya kehilangan
darah
Efek Samping
Tablet besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri
lambung, muntah, kadang diare dan sulit buang air besar atau sembelit.
Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan untuk minum tablet besi atau
sirup besi pada malam hari setelah makan sebelum tidur. Setelah minum
tablet besi atau sirup zat besi biasanya kotoran (feses) berwarna
kehitaman. Hal ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu
dikhawatirkan.
7
Tablet FE disimpan di tempat tertutup dan kering, jangan terkena
sinar matahari secara langsung atau dekat dengan sumber panas dan
setelah bungkus di buka ditutup kembali
1. Daun Sirih
8
dapat terjadi infeksi perineum karena kebersihan perineum yang kurang
terjaga. Gejalanya cukup mudah untuk dilihat,yaitu berupa rasa panas dan
perih pada tempat yang terinfeksi, perih saat buang air kecil, demam dan
keluar cairan seperti keputihan yang berbau. Hal ini dapat dicegah dengan
merawat luka menggunakan bathseat, yakni berjongkok atau duduk,
kemudian membasuh bekas luka dengan cairan antiseptik.
5 Faktor yang memengaruhi perawatan luka perineum adalah
faktor eksternal (lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial ekonomi,
penanganan petugas, kondisi ibu dan gizi) dan faktor internal (usia,
penanganan jaringan, hemoragi, hipovolemia, faktor lokal edema, defisit
nutrisi, personal higiene, defisit oksigen, medikasi dan aktivitas berlebih).
Daun sirih (Piper betle L.) secara umum telah dikenal masyarakat
sebagai bahan obat tradisional. Seperti halnya dengan antibiotika, daun
sirih juga mempunyai daya antibakteri. Kemampuan tersebut karena
adanya berbagai zat yang terkandung didalamnya. Daun sirih dapat
digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2% minyak atsiri
yang sebagian besar terdiri dari betephenol yang merupakan isomer
Euganol allypyrocatechine, Cineol methil euganol, Caryophyllen
(siskuiterpen), kavikol, kavibekol, estragol dan terpinen.
Sepertiga dari minyak atsiri terdiri dari fenol dan sebagian besar
adalah kavikol yang memberikan bau khas daun sirih dan memiliki daya
pembunuh bakteri lima kali lipat dari fenol biasa (Moeljanto, 2003 dalam
Celly, 2010). Daun sirih mengandung saponin yang memacu pembentukan
kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan
luka
Chavicol adalah salah satu komponen yang terkandung dalam daun
sirih yang dapat berfungsi sebagai antiseptik. Kandungan daun sirih hijau
adalah minyak atsiri yang mengandung antara lain chavicol dan
chavibetol, yaitu senyawa yang mempunyai khasiat antiseptik. Khasiat
antiseptik itu diduga erat berkaitan dengan pemakaiannya sebagai
penghambat pertumbuhan bakteri pada luka (Arifin, 2008 dalam Celly,
2010
9
Cara kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan
cara mendenaturasi protein sel. Dengan terdenaturasinya protein sel, maka
semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim yang merupakan
suatu protein.
Studi yang dilakukan oleh Susilo Damarini dkk (2013) pada
kelompok intervensi rata-rata lama penyembuhan rata-rata 3,37 hari. Pada
kelompok kontrol rata-rata lama penyembuhan 5,43 hari. Kondisi
kesehatan responden seluruhnya adalah baik. Pada variabel pemberian
antibiotik, kelompok intervensi dan kontrol adalah setara hal ini
ditunjukkan dengan nilai p = 0,198 (a > 0,05). Rata-rata hari perawatan
luka perineum menggunakan sirih merah lebih rendah dibandingkan rata-
rata hari perawatan luka perineum menggunakan obat antiseptik.1
Hasil penelitian oleh Ari Kurniarum (2015) antara responden yang
menggunakan daun sirih dan tidak menggunakan daun sirih terlihat
perbedaan yang nyata, dimana dari 30 responden yang menggunakan daun
sirih setelah 7 hari post partum, terdapat 22 responden (73,3%) yang luka
perineumnya kering dan 8 responden (26,7%) yang masih basah
sedangkan pada 30 responden yang tidak menggunakan daun sirih, setelah
7 hari post partum sebanyak 18 responden (60%) luka perineum masih
basah dan 12 responden (40%) luka perineum kering. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa kesembuhan luka perineum pada
responden yang menggunakan daun sirih cenderung lebih cepat
dibandingkan responden yang tidak menggunakan daun sirih, hal ini
dikarenakan kandungan kimia dari daun sirih yang dapat mempercepat
proses penyembuhan luka. Hasil penelitian ini didukung oleh Nurita
(2012), bahwa daun sirih terbukti efektif secara bermakna signifikan untuk
mempercepat pemulihan luka perineum (episiotomi) setelah melahirkan.
Hasil ini didukung juga dengan penelitian Celly (2010), bahwa ada
pengaruh Penggunaan Daun Sirih Terhadap Percepatan Luka Perineum
Ibu Nifas di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto, Kabupaten
Jombang, Tahun 2010. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Valentine (2013), bahwa ada Hubungan Perawatan Genetalia pada Luka
10
Perineum dengan Kejadian Infeksi di Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesembuhan
luka perineum pada responden yang menggunakan daun sirih cenderung
lebih cepat dibandingkan responden yang tidak menggunakan daun sirih,
hal ini dikarenakan kandungan kimia dari daun sirih yang dapat
mempercepat proses penyembuhan luka.
2. Daun Katuk
11
terbuka atau sedikit terlindung. Penanamannya dapat dilakukan di ladang
atau pekarangan sebagai pagar hidup pada tanah yang berstruktur ringan.
Daun Katuk mengandung polifenol dan steroid yang berperan
dalam reflex prolaktin atau merangsang alveoli untuk memproduksi ASI,
serta merangsang hormon oksitosin untuk memacu pengeluaran dan
pengaliran ASI. Daun katuk juga mengandung beberapa senyawa alifatik.
Khasiat daun katuk sebagai peningkat produksi ASI, berasal dari efek
hormonal senyawa sterol yang bersifat estrogenik. Daun katuk juga
mengandung beberapa senyawa alifatik. Khasiat daun katuk sebagai
peningkat produksi ASI, diduga berasal dari efek hormonal senyawa kimia
sterol yang bersifat estrogenik.
Kini daun katuk dapat dikonsumsi dengan mudah. Daun katuk
dibuat dalam bentuk kapsul siap minum yang mengandung 100% ekstrak
daun hijau yang diproses secara alami dan higienis tanpa tambahan bahan
apapun tetap menjaga khasiat daun katuk. Tanpa efek samping apapun
sehingga kapsul daun katuk aman dikonsumsi untuk ibu dalam masa
menyusui dan penyembuhan beberapa penyakit.
3. Temulawak
12
bentuknya panjang dan agak lebar, berwarna hijau tua dengan garis-garis
coklat (Mangan 2008). Panjang daun sekitar 5055 cm dan lebar 18 cm
(Rukmana 1995). Bunga temulawak biasanya muncul dari batang semunya
setelah tanaman cukup dewasa. Bunga berukuran pendek dan lebar,
berwarna putih kekuningan bercampur merah. Temulawak menghasilkan
rimpang temulawak (umbi akar) yang bentuknya bulat seperti telur (silinder
dengan pusatnya berwarna kuning tua dan kulitnya berwarna kuning
muda). Jika rimpang dibelah akan beraroma khas dan jika dimakan akan
terasa pahit (Mangan 2008). Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat
adalah umbi akar atau rimpangnya.
Komposisi kandungan kimia pada rimpang temulawak dan khasiat
untuk kesehatan salah satunya untuk memperlancar ASI. Kandungan
kamfer pada temulawak berkhasiat untuk meningkatkan produksi ASI dan
nafsu makan
13
2. Breast Pump
14
memberikannya tetapi ibu dapat memerah dan membuangnya ( pump
and dump) hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan produksi ASI
(dengan tetap memompanya) sehingga bila pengobatan selesai, ibu dapat
melanjutkan pemberian ASI tanpa menemui masalah produksi ASI yang
berkurang.
5) Untuk membantu menormalkan bentuk putting.
15
sebelum digunakan. Selain itu, basuh tangan ibu hingga bersih ketika
menggunakan breast pump.
3) Kemudian, buatlah posisi ibu duduk dengan nyaman, lalu arahkan tubuh
agak condong ke depan. Untuk menstimulasi aliran ASI dalam
payudara, urutlah payudara ibu ketika menggunakan breast pump.
4) Pasang corong atau pompa tepat pada puting payudara. Lakukan
pemompaan dengan perlahan dan teratur.
5) Ibu dapat memompa ASI sebanyak dua kali sehari, atau tergantung dari
kebutuhan
6) ASI pada setiap bayi. Waktu yang dibutuhkan untuk memompa ASI
menggunakan teknik manual sebanyak 45 menit, namun dengan
menggunakan breast pump biasanya hanya membutuhkan waktu 15
menit
16
Breastpump Manual
Ameda
Little Giant Natur Chicco
UniMOM OneHand
Manual
Mezzo ManualBP
Breastpump Elektrik
17
LG Mini
Little Giant
Avent Natural Avent Natural Spectra DEW Rechargable
Mini Electric
Double Single 350
Tommee
Tippeee
Unimom Forte Ardo Calypso Unimom Ameda
CTN
Alegro Lactaline
Spectra S9 Spectra S1
Rechargeable
Spectra M1 Spectra S2 Spectra 9S
.
3. Cold Pack U Perineum
Cold pack U perineum Cold pack adalah gel beku yang digunakan
fisioterapi untuk merawat daerah yang nyeri dan peradangan. Cold pack
diletakkan langsung pada daerah yang membutuhkan perawatan. Efek
dingin dari cold pack disalurkan ke kulit, otot dan jaringan tubuh pasien
sehingga mempunyai beberapa manfaat. Suhu yang dingin menyebabkan
vasokonstriksi/penyempitan pembuluh darah vena pada area tersebut
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Nifas Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan
kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih
6 minggu.
Obat yang digunakan pada masa nifas contohnya: tablet Fe dan
Vitamin A. Sedangkan, penggunaan teknologi tepat guna dalam pelayanan
nifas yaitu: scort menyusui, breast pump, cold pack u perineum.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Pedoman pemberian tablet besi-folat dan sirup besi bagi
petugas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarakat
20